Anda di halaman 1dari 3

LEMBAR PEDOMAN PENSKORAN

TUGAS TUTORIAL KE-2


MANAJEMEN OPERASI/EKMA4215
PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Skor
No Tugas Tutorial
Maksimal
1 PT XYZ merupakan perusahaaan yang bergerak dibidang manufaktur.
Permintaan per tahun 2000 unit, dimana permintaan harian delapan unit, dan 30
tingkat produksi perhari enam belas unit. Adapun biaya penyimpanan Rp 2000,
dan biaya simpan Rp 100 per unit per tahun. Berapakah tingkat produksi
optimalnya?

2 Jelaskan prinsip persediaan Just In Time berdasarkan konsep Hernandez! 30

3 Jelaskan tahapan yang harus dilakukan dalam menentukan waktu standar (Russell
dan Taylor)! Kemudian hitunglah waktu standar kasus di bawah ini, apabila 40
waktu kerja yang memiliki 10 siklus dan faktor penundaan 15%!

Elemen ∑t (menit) RF
1 4,92 0,92
2 3,51 1,00
3 2,72 1,05
4 3,89 1,02
5 1,85 0,97

Total 100
Nama : Ega Avianto Dwiputra
NIM : 043572653

1. Tingkat produksi optimalnya :


- Permintaan pertahun = 200 unit
- Permintaan harian = 8 unit
- Tingkat produksi / hari = 16 unit
- Biaya penyimpanan = Rp 2.000,00
- Biaya simpan = Rp 100 / unit / tahun

Q*=√
( )

Q*=√
( )

Q*=√

Q*=√

Q*=√

Q*= 400 unit

2. Just –In-Time adalah usaha untuk meningkatkan produktivitas dengan mengeliminasi


pemborosan dalam segala bentuk (Hernandez, 1993). Sistem Just-In-Time pertama kali
diperkenalkan oleh Taiichi Ohno, Executive Vice President of Toyota Motor Company,
pada awal tahun 1950. Tujuan Ohno saat itu adalah agar Toyota dapat memproduksi
berbagai macam produk agar sesuai dengan permintaan pelanggannya dengan penundaan
yang seminimum mungkin (Modarress & Ansari, 1990). Just-In-Time tidak hanya sebuah
teknik ataupun pendekatan, namun juga merupakan suatu filosofi dan strategi manajemen.
Just-In-Time menganggap kelebihan persediaan sebagai pemborosan. Namun, mengurangi
persediaan bukanlah tujuan utama dari Just-In-Time. Tujuan Just-In-Time adalah untuk
meningkatkan produktivitas dengan cara mengurangi berbagai aktivitas yang tidak
memberikan nilai tambah bagi produk. Just-In-Time juga mengharuskan perusahaan
meningkatkan kualitas barang yang diproduksi, misalnya perusahaan juga harus
memperhatikan jenis dan mutu dari material yang digunakan dalam proses produksi, mutu
peralatan, dan mutu karyawannya (Hernandez, 1993). Just-InTime akan sukses jika
penerapannya juga memperhatikan kualitas. Tanpa kualitas, Just-In-Time akan membawa
perusahaan menjadi kacau. Penerapan Just-In-Time dalam berbagai bidan fungsional
perusahaan, namum paling banyak diterapkan dalam bidang pembelian dan produksi karena
sistem pembelian dan produksi merupakan titik awal penerapan Just-In-Time sebelum
diterapkan pada bidang fungsional lainnya.

3. Waktu standar kasus, apabila waktu kerja yang memiliki 10 siklus dan faktor penundaan
15% :
Elemen ∑t (menit) t RF Nt
1 4,92 0,492 0,92 0,452
2 3,51 0,351 1,00 0,351
3 2,72 0,272 1,05 0,286
4 3,89 0,389 1,02 0,396
5 1,85 0,185 0,97 0,179

 NT = ∑ Nt = 1,664

 ST = NT (1 + AF)
 ST = 1,664 (1+0,15) = 1,2496 =1,250 menit

Sumber :
- BMP EKMA4215/Manajemen Operasi
-https://media.neliti.com/media/publications/167739-ID-penerapan-just-in-time-dalam-sistem
pemb.pdf

Anda mungkin juga menyukai