KOMPLIKASI CKD
Orang dengan CKD rentan untuk mengembangkan berbagai komplikasi yang
mencerminkan hilangnya fungsi endokrin atau eksokrin ginjal. Insiden dan prevalensi
komplikasi ini meningkat dengan keparahan CKD seperti yang didefinisikan terutama oleh
kategori GFR.
PREVENSI CKD
Kontrol glukosa dan tekanan darah yang agresif pada pasien diabetes dan/atau hipertensi
mengurangi risiko berkembangnya CKD.
Skrining individu yang berisiko tinggi untuk CKD, terutama mereka yang menderita
diabetes, hipertensi, atau riwayat keluarga diabetes, hipertensi, atau penyakit ginjal,
memungkinkan deteksi dini dan implementasi intervensi yang mencegah atau
memperlambat perkembangan CKD.
Tes skrining yang tepat termasuk urinalisis, pagi pertama atau sampel urin "spot" acak
untuk rasio albumin atau protein terhadap kreatinin, tingkat kreatinin serum untuk
estimasi GFR menggunakan persamaan prediksi yang diterima, dan pengukuran tekanan
darah.
PROGNOSIS CKD
CKD dikaitkan dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi.
Dibandingkan dengan populasi umum, jumlah rawat inap dan hari yang dihabiskan di
rumah sakit per tahun tiga kali lebih tinggi pada pasien dengan CKD tahap 2-4, dan enam
sampai tujuh kali lebih tinggi pada pasien dengan ESRD yang menerima dialisis.
Kelangsungan hidup satu, dua, dan lima tahun untuk pasien dialisis masing-masing
adalah 80, 65, dan 38%. Harapan hidup yang tersisa dari pasien dialisis kulit putih hanya
seperempat hingga seperenam dari populasi umum.
Terakhir, mortalitas kardiovaskular 10-30 kali lebih tinggi pada pasien ESRD yang
diobati dengan dialisis dibandingkan dengan populasi umum. Hasil yang buruk ini
menggarisbawahi pentingnya deteksi dini dan manajemen CKD yang tepat jauh sebelum
dialisis diperlukan.
Prognosis CKD bervariasi tergantung pada penyebab yang mendasari, tingkat
keparahannya pada presentasi, dan respon terhadap terapi. Namun, penting untuk
mengetahui bahwa CKD secara umum merupakan faktor risiko yang signifikan untuk
penyakit kardiovaskular dan kematian.