Anda di halaman 1dari 4

Nama : Wita Dwiyanti

NIM : 2224210005
Jurusan : Pendidikan Biologi
Kelompok Peminatan : Reptil

LEOPARD GECKO (Eublepharis macularius)

Leopard Gecko (Eublepharis Macularius) merupakan hewan reptil yang hidupnya di


permukaan tanah dan kebanyakan hidup pada malam hari. Leopard Gecko sering ditemukan
di padang gurun kawasan Pakistan, India, Afghanistan dan Iran atau kawasan dengan
dataran-dataran yang kering dan berbatuan.

Nama ilmiah : Eublepharis macularius


Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Famili : Gekkonidae
Genus : Eublepharis
Spesies : Eublepharis macularius

Habitat Leopard Gecko adalah di daerah semi-gurun, padang rumput kering, dan daerah
berbatu di wilayah selatan Asia seperti Iran, Irak, Afghanistan, Pakistan dan India. Leopard
Gecko hidup dapat ditemukan pada lantai dasar hutan yang meliputi bagian bawah kayu,
bongkahan batu besar, tumpukan daun kering dan lubang dalam tanah.

Leopard Gecko memiliki warna kuning dengan bintik-bintik coklat. Makanan utamanya
berupa serangga, seperti jangkrik dan belalang. Leopard Gecko akan mencari makanan pada
malam hari, sedangkan pada siang hari hanya akan bersembunyi dan diam di dalam tempat
yang gelap atau seperti di bebatuan. Leopard Gecko akan beraktifitas pada malam hari karena
merupakan hewan nokturnal. [3]

Hewan tersebut akan menghabiskan waktu siangnya di dalam gua atau bebatuan untuk
menghindari panas matahari yang terik dan pada sore hingga malam hari akan keluar dari
persembunyiannya untuk mencari makanan. Leopard Gecko memiliki panjang maksimal 24-
26 cm dan biasa disebut hewan saku. Leopard Gecko akan terus mengalami pergantian
kulit dan perubahan warna, proses tersebut akan dialami pada masa pertumbuhan hingga
dewasa. [1]

Meskipun memiliki bentuk tubuh yang hampir sama dengan tokek lokal, Leopard Gecko ini
memiliki beberapa perbedaan dengan tokek lokal pada umumnya. Seperti tidak memiliki
selaput pada kakinya sehingga tidak bisa menempel pada dinding seperti tokek lokal. Dari
segi warna yang dimiliki pun menjadi sebuah pembeda yang sangat terlihat dari hewan ini.
Keindahan warna yang didominasi dengan warna cerah dan berwarna-warni, serta motif yang
berbeda-beda, hal tersebut menjadi daya tarik utama dari Leopard Gecko untuk dipelihara.
Tidak jarang Leopard Gecko menjadi salah satu hewan yang dipilih untuk menambah koleksi
reptil hias di rumah bagi para pecinta hewan reptil karena termasuk jinak.[1]

Tidak mengeluarkan suara menjadi ciri lain yang membedakan Leopard Gecko dengan tokek
lokal, terkecuali saat Leopard Gecko merasa terancam oleh sesuatu maka akan bersuara
seperti mendesis. Jika merasa terancam, beberapa Gecko memutuskan ekornya. Walaupun
ekornya sudah putus, tetapi dapat tumbuh kembali sama seperti cicak yang memiliki sifat
autotomi. Tetapi pada Leopard Gecko, ekor yang tumbuh kembali tidak akan sebagus ekor
yang sebelumnya dimiliki karena akan berubah menjadi lebih pendek, lebih gemuk, dan
permukaannya akan lebih halus. [3]

Leopard Gecko memiliki pori-pori femoral, pori-pori tersebut terdapat pada bagian bawah
tubuhnya yang dekat dengan lubang duburnya. Kegunaan dari pori-pori femoral adalah untuk
mengetahui jenis kelaminnya. Pada Leopard Gecko Betina pori femoral tidak terlalu jelas
sedangkan pada jantan akan lebih terlihat cukup jelas titik-titiknya. Ciri fisik agar dapat
mengetahui kelamin Leopard Gecko yaitu pada jantan akan terlihat dua bentuk tonjolan pada
pangkal ekornya sedangkan untuk kelamin betina tidak akan terlihat benjolan pada pangkal
ekornya. Pada Leopard Gecko betina ekor yang dimiliki cenderung lebih gemuk daripada
ekor yang dimiliki oleh jantan. [1]

Leopard Gecko mencapai kematangan seksualnya pada usia 1,5 hingga 2 tahun. Musim
kawin dari Leopard Gecko berlangsung pada saat musim panas yaitu Januari hingga
September. Leopard Gecko betina dapat menyimpan spermatozoa di saluran telur mereka
selama musim kawin. Setelah perkawinan, betina akan membutuhkan banyak kalsium untuk
kesehatan dan produksi telur. Dalam satu musim bertelur, seekor betina dapat bertelur 4
hingga 8 kali, masing- masing dengan selang waktu 1 sampai 4 minggu. Pada satu kali
bertelur, betina menghasilkan dua butir telur. Betina memulai masa kehamilan sekitar 21-28
hari. Telur akan menetas setelah 45-105 hari inkubasi.[2]
Penentuan jenis kelamin pada Leopard Gecko bergantung pada suhu inkubasi. Penentuan
jenis kelamin diyakini terjadi selama 2 minggu pertama proses inkubasi telur. Penelitian
menunjukkan bahwa telur yang menetas menjadi Leopard Gecko jantan diinkubasi dalam
suhu lebih tinggi sekitar 30-32,5 °C sedangkan telur yang akan menetas menjadi Leopard
Gecko betina pada suhu lebih rendah sekitar 26- 28 °C. Rata- rata suhu inkubasi untuk
Leopard Gecko jantan berlangsung sekitar 35 hari dan Leopard Gecko betina selama 69 hari.
Leopard Gecko jantan pada umumnya akan menetas lebih cepat dikarenakan proses inkubasi
berlangsung dengan suhu yang lebih tinggi sedangkan proses inkubasi Leopard Gecko betina
akan membutuhkan waktu yang lebih lama karena suhu yang lebih rendah.[2]
Daftar Pustaka
1. Rahmali, SL. 2019. Pemeliharaan tokek hias leopard. Jurnal Unikom. 10-16.
2. Castellanos, 2011.
3. Hamper, 2012.

Anda mungkin juga menyukai