Anda di halaman 1dari 63

PROTOTYPE MONITORING SUARA, SUHU DAN KELEMBABAN

RUMAH BURUNG WALET BERBASIS INTERNET OF THINGS

PROPOSAL

Oleh:

SAHRUL

2018011025

PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS (ITEB) BINA ADINATA

BULUKUMBA

2022
PROTOTYPE MONITORING SUARA, SUHU DAN KELEMBABAN RUMAH
BURUNG WALET BERBASIS INTERNET OF THINGS

PROPOSAL

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Komputer
Program Studi Sistem Komputer

Disusun dan Diajukan Oleh:

SAHRUL

2018011025

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS (ITEBA) BINA ADINATA


BULUKUMBA
2022

ii
HALAMAN PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL

PROTOTYPE MONITORING SUARA, SUHU DAN KELEMBABAN RUMAH


BURUNG WALET BERBASIS INTERNET OF THINGS

SAHRUL
2018011025

PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER

Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan sebagai salah satu syarat untuk
menempuh ujian proposal guna memperoleh gelar Sarjana Komputer

Bulukumba, Juli 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Adi Candra, S.Kom., M.Kom. Muhammad Awal Nur, S.Pd., M.Pd.


NIDN 0912047602 NIDN 0924108802

Mengetahui:
Ketua Program Studi Sistem Komputer

Adi Candra, S.Kom., M.Kom.


NIDN 0912047602

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat, karunia dan limpahan rahmat-Nya yang telah

memberikan kekuatan kepada penulis sehingga propsal ini dapat diselesaikan.

Dalam penyusunan proposal ini berbagai hambatan dan keterbatasan dihadapi oleh penulis mulai dari tahap persiapan sampai

dengan penyelesaian tulisan, namun berkat bantuan bimbingan dan kerjasama berbagai pihak, hambatan dan kesulitan tersebut dapat teratasi.

Oleh karena itu perkenankanlah penulis dengan segala kerendahan hati menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus dan

penghargaan yang tak terhingga kepada:

1. Kedua orang tua tercintai Kasiruddin dan Halwiyah yang tak bosan-bosannya memberikan nasehat dan dukungan yang tidak dapat

kami nilai dalam bentuk apapun. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kesehatan dan kesejahteraan bagi beliau, Aamiin.

2. Nurwahid Syam, S.Pd., M.Pd selaku Rektor ITEBA Bina Adinata Bulukumba.

3. Bapak Adi Candra, S.Kom., M.Kom selaku Ketua Program Studi Sistem Komputer sekaligus sebagai pembimbing I yang telah banyak

membantu dan memberikan arahan dalam penyusunan proposal ini.

4. Bapak Muhammad Awal Nur, S.Pd., M.Pd selaku pembimbing II yang telah banyak membantu dan memotivasi dalam penyusunan

proposal ini.

5. Staf pengajar beserta seluruh karyawan yang telah memberikan bimbingan kepada penulis selama mengikuti pendidikan di ITEBA Bina

Adinata.

6. Para dosen-dosen ITEBA Bina Adinata Bulukumba yang telah memberikan banyak bantuan baik secara langsung maupun tidak

langsung.

7. Teman-teman yang telah memberikan semangat dan setia mendampingi penulis sehingga memungkinkan untuk menyelesaikan studi

dan penulisan proposal skripsi ini tepat pada waktunya.

8. Harapan penulis, semoga bantuan serta dorongan yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan pahala dari Allah S.W.T,

Aamiin.

iv
Bulukumba, Juni 2022

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i


HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN PROPOSAL .................................... iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 3
D. Batasan Masalah .................................................................. 4
E. Penegasan Konsep ............................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ................................................................... 6
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Prototype ............................................................................. 7
B. Monitoring ........................................................................... 10
C. Suara, Suhu dan Kelembaban .............................................. 11
D. Rumah Burung Walet .......................................................... 15
E. Internet of Things (IoT) ....................................................... 18
F. NodeMCU ESP8266 ........................................................... 23
G. Blynk .................................................................................... 26
H. Real Time Clock (RTC) ....................................................... 27
I. Dfplayer Mini ...................................................................... 28
J. Speaker ................................................................................ 30
K. Sensor Suhu (DHT11) ......................................................... 31
L. Relay .................................................................................... 32
M. Pompa Air ............................................................................ 33
N. Flowchart ............................................................................ 34
O. Diagram Blok Sistem .......................................................... 35
P. Roadmap Penelitian ............................................................. 36
Q. Kerangka Konseptual .......................................................... 37
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Penggambaran Sistem ......................................................... 38
B. Analisis Kebutuhan ............................................................. 46
C. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian .............................. 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Fungsi pin DF Player Mini ............................................................. 29


Tabel 2. 2 Simbol-simbol pada flowchart ........................................................ 34
Tabel 3. 3 Rincian waktu dan jenis kegiatan penelitian..................................... 47

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Flowchart Sistem yang Sedang Berjalan


Gambar 3. 2 Flowchart Sistem yang diusulkan
Gambar 3. 3 Diagram Blok Sistem

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Burung Walet merupakan burung dengan sayap meruncing, berekor

panjang, bewarna hitam dengan bagian bawah tubuhnya bewarna coklat. Burung

walet hidup di daerah pantai, pemukiman dan menghuni gua atau ruang besar

serta hidup diiklim tropis dengan kondisi curah hujan tinggi. Burung walet

mengeluarkan air liur yang digunakan sebagai sarang atau tempat tinggal.

(Ardiansyah, 2022)

Sarang burung walet (air liur) memiliki banyak manfaat bagi kesehatan

tubuh manusia antara lain: melancarkan metabolisme tubuh, menjaga kesehatan

kulit, mempercepat proses regenerasi sel, menjaga sistem pencernaan. Selain itu

sarang burung untuk dijadikan booster dalam sistem tubuh, banyak orang

membudidayakan dan menjadikan sarang burung walet dikarenakan nilai jual

sarang walet yang tinggi. (Arifin, 2021)

Memulai Usaha sarang burung walet tidaklah mudah. Butuh persiapan

yang matang agar kedepannya tidak merugi. Selain itu, modal yang dikeluarkan

untuk Usaha ini pun bukanlah modal sedikit, melainkan bisa mencapai ratusan

juta rupiah. Sehingga sedikit orang yang berani mencoba usaha sarang burung

walet. Akan tetapi hasil yang didapatkan nantinya mungkin bisa dua kali lipat atau

lebih dari modal awal. Sebab jangka waktu yang dibutuhkan untuk panen sarang

walet berkisar antara delapan hingga dua belas minggu saja.


2

Usaha sarang burung walet memiliki prospek yang bagus di Indonesia.

Karena kondisi lingkungan dan letak geografis Indonesia cocok dan sangat sesuai

untuk mendukung kehidupan burung walet, dimana di Negara Indonesia memiliki

iklim tropis, daerah basah dengan musim hujan selama enam bulan dalam setahun,

memiliki kawasan hutan yang luas dan subur, serta aliran sungai. (Utama, 2021)

Dalam membudidayakan sarang burung walet, peternak walet sering

mendapatkan masalah dalam hal mengatur suara, suhu dan kelembaban rumah

sarang burung walet masih dilakukan secara manual. Hal ini jika tidak dilakukan

dengan baik, maka hasil sarang burung walet kurang maksimal dan jumlah burung

walet akan berkurang ditempat atau rumah walet tersebut.

Hal ini sesuai dengan hasil observasi tanggal 26 Desember 2021 rumah

sarang walet milik Bapak A. Haris, diperoleh informasi bahwa beliau sering kali

merasa kesulitan dalam mengontrol suhu, kelembaban dan alat pemutar suara,

dimana bapak A. Haris setiap hari mendatangi rumah sarang burung walet hanya

untuk mengecek suhu, kelembaban dan mengontrol suara. Untuk memecahkan

masalah tersebut diperlukan sebuah alat yang dapat bekerja secara otomatis

mengatur suhu, kelembaban dan suara yang terkoneksi dengan internet sehingga

dapat dikendalikan jarak jauh.

Penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh “Edi Suhardi Rahman dan

Anjas Mara, 2021” yang berjudul “Pengembangan Alat Pengkondisi Suhu

Otomatis Rumah Walet Berbasis Mikrokontroler Arduino Nano” alat ini mengatur

dan memantau suhu dan kelembaban yang ada di dalam rumah budidaya walet,
3

sensor DHT 11berfungsi untuk membaca suhu dan kelembaban. Suhu yang bagus

yaitu 26-290 C dan kelembaban yang bagus 80-90%.

Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Usman, dkk tahun 2019 yang

berjudul “Rancang Bangunan Sistem Pengendali Suhu Kelembaban dan Cahaya

Pada Rumah Walet Berbasis Mikrokontroler” hasil penelitian menghasilkan alat

yang terdiri dari rangkaian minimum mikrokontroler, sensor cahaya, sensor suhu

kelembaban yang berfungsi sebagai pemicu dari mendeteksi jika terjadi perubahan

suhu ruangan dan nilai cahaya yang masuk padaa ruangan. Hasil pengujian alat

menunjukkan sensor LDR bekerja pada intensitas cahaya 0.5 fc dan sensor

DHT11 bekerja pada suhu 26-290C dan kelembaban 65-95 RH.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian

yang berjudul “Prototype Monitoring Suara, Suhu dan Kelembaban Rumah

Burung Walet Berbasis Internet of Things”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana cara membuat Prototype Monitoring Suara, Suhu dan

Kelembaban Rumah Burung Walet Berbasis Internet of Things?

2. Bagaimana menerapkan Prototype Monitoring Suara, Suhu dan Kelembaban

Berbasis Internet of Things pada Rumah Burung Walet?


4

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian antara lain:

1. Untuk membuat prototype alat yang daat memonitoring Suara, Suhu dan

Kelembaban Rumah Burung Walet Berbasis Internet of Things.

2. Untuk menerapkan Prototype Monitoring Suara, Suhu dan Kelembaban

Berbasis Internet of Things pada Rumah Burung Walet.

D. Batasan Masalah

Dalam perancangan dan pembuatan alat ini diberikan beberapa batasan

masalah sebagai berikut:

1. Sistem hanya membahas tentang Prototype Monitoring Suara, Suhu dan

Kelembaban Rumah Burung Walet Berbasis Internet of Things dimana alat

akan memutar suara pada pukul 05.00 WITA sampai dengan Pukul 20.00

WITA.

2. Program mikrokontroler dibuat dengan bahasa pemrograman C IDE dan

tampilan dibuat menggunakan blynk.

3. Sistem dihubungkan menggunakan jaringan internet (wifi).

4. Menggunakan sensor DHT 11 sebagai pendeteksi suhu dan kelembaban

5. Menggunakan ESP8266 sebagai pemroses data.

6. Menggunakan RTC DS3231 sebagai sebagai input.

7. Menggunakan aplikasi blynk sebagai tampilan (interface), water pump

(sebagai pendingin) dan Dfplayer mini sebagai output.

8. Menggunakan relay sebagai saklar.

9. Suhu yang diterapkan antara 26-29o C dan kelembaban dikisaran 80-90%.


5

10. Sensor akan mendeteksi jika suhu dan kelembaban diatas batas maksimum.

11. Menggunakan smartphone android versi 4 keatas.

E. Penegasan Konsep

Penegasan konsep memudahkan dalam memahami judul tugas akhir

tentang “Prototype Monitoring Suara, Suhu dan Kelembaban Rumah Burung

Walet berbasis Internet of Things”. Maka penulis memandang perlu untuk

memberikan penegasan konsep sebagai berikut:

1. Prototype adalah sebuah bentuk pertama atau contoh dari sebuah produk atau

alat yang akan dibuat sebelum dipasarkan atau sebelum produksi besar-

besaran.

2. Monitoring adalah suatu kegiatan memantau jalannya sebuah sistem apakah

berjalan sesuai rencana yang berfokus pada proses dan keluaran.

3. Suhu adalah ukuran derajat atau tingkat ukuran panas atau dingin suatu

benda.

4. Kelembaban adalah tingkat kebasahan udara atau jumlah uap air yang

terkandung di udara yang dapat berubah tergantung temperatur.

5. Suara adalah bunyi yang dapat didengar yang memiliki gelombang tertentu

yang dihasilkan oleh sebuah getaran.

6. Rumah burung walet adalah sebuah bangunan yang dijadikan sebagai tempat

tinggal burung walet untuk melakukan perlindungan dan reproduksi baik itu

buatan manusia maupun secara alami.

7. Internet of Things merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk

mengirimkan data atau informasi melalui jaringan.


6

F. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat yang ada pada alat ini:

1. Manfaat terhadap Kampus

a. Diharapkan dengan adanya penelitian ini, kampus mampu meningkatkan

kualitas proses dan hasil pembelajaran pada bidang teknologi.

b. Sebagai media bantu ajar yang dapat diamati secara langsung.

c. Diharapkan penelitian yang dilaksanakan dapat menjadi alternatif media

pembelajaran yang inovatif dalam mata kuliah robotika.

2. Bagi Mahasiswa

a. Dapat membantu dan mempermudah penalaran mengenai penggambaran

suatu alat prototype pada mata kuliah robotika.

b. Dapat meningkatkan motivasi belajar dalam membuat sebuah alat.

c. Diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa untuk

mengembangkan pengetahuan dan wawasan dalam model belajar yang

inovatif.

3. Bagi Pembudidaya Sarang Burung Walet

a. Dengan adanya alat ini, peternak burung walet tidak kesulitan lagi dalam

mengontrol suhu, kelembaban dan Suara rumah burung walet.

b. Peternak burung walet dapat memantau rumah burung walet dari jarak

jauh.

c. Kondisi suhu, kelembaban rumah burung walet menjadi lebih stabil.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Prototype

1. Pengertian Prototype

Prototype merupakan model dari suatu sistem dalam membangun

proses perancangan atau bentuk awal dari suatu objek yang akan

dirancang. (Kala'lembang & Islamiyah, 2018)

Prototype adalah bentuk awal (contoh) atau standar ukuran dari

sebuah entitas. Prototype dibuat sebelum dikembangkan atau untuk

pengembangan sebelum diproduksi massal. (Haryanto & Kurniawan,

2021)

Prototype adalah versi simulasi dari produk akhir yang digunakan

dalam pengujian sebelum akhirnya dilakukan peluncuran. Bisa juga

dikatakan sebuah tahap mengubah konsep menjadi wujud yang nyata.

(Wahyudi, dkk, 2021)

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis dapat menyimpulkan

bahwa prototype adalah sebuah bentuk pertama atau contoh dari sebuah

produk atau alat yang akan dibuat sebelum dipasarkan atau sebelum

produksi besar-besaran.

2. Tujuan Prototype

Prototype bertujuan untuk contoh atau model awal yang dibangun

untuk menguji sebuah konsep atau proses atau aksi sebagai sesuatu yang
8

digandakan atau dipelajarinya. Pengertian prototype tidak selalu merujuk

pada ukuran, artinya prototype tidak selalu harus berukuran sama dengan

produk yang akan dibuat. Prototype bisa berukuran lebih kecil atau lebih

besar dibanding dengan produk yang akan dibuat asalkan aksi atau proses

yang akan terjadi sebenarnya.

Prototype dapat memberikan ide bagi pembuat dan pemakai

potensial tentang cara sistem berfungsi dalam bentuk lengkapnya.

Tujuannya adalah mengembangkan model menjadi sistem final. Artinya

sistem akan dikembangkan lebih cepat dari pada metode tradisional dan

biayanya menjadi lebih murah. Selain hal tersebut pembuatan prototype

untuk perbaikan atau penyempurnaan rancangan. (Adiputri, 2020)

3. Kelebihan Prototype

Adapun kelebihan prototype menurut Rianto (2021) diantaranya:

a. Memberikan model yang dapat digunakan kepada pengguna di awal

proses, memungkinkan penilaian awal dan meningkatkan

kepercayaan pengguna.

b. Pengembang mendapatkan pengalaman dan wawasan dengan

mengembangkan prototype di sana dengan menghasilkan

implementasi persyaratan yang lebih baik.

c. Model prototyping berfungsi untuk memperjelas persyaratan, yang

tidak jelas, sehingga mengurangi ambiguitas dan meningkatkan

komunikasi antara pengembang dan pengguna.


9

d. Ada keterlibatan besar pengguna dalam pengembangan perangkat

lunak. Oleh karena itu, persyaratan pengguna dipenuhi sejauh

mungkin.

e. Membantu mengurangi risiko yang terkait dengan perangkat lunak.

4. Kekurangan Prototype

a. Jika pengguna tidak puas dengan prototipe yang dikembangkan,

maka prototipe yang baru dapat dikembangkan. Proses ini

berlangsung hingga prototipe sempurna dikembangkan. Dengan

demikian, model ini memakan waktu dan mahal.

b. Pengembang kehilangan fokus tujuan prototype yang sesungguhnya

dan karenanya, dapat berkompromi dengan kualitas perangkat lunak.

Misalnya, pengembang dapat menggunakan beberapa algoritma yang

tidak efisien atau bahasa pemrograman yang tidak tepat saat

mengembangkan prototype.

c. Prototype dapat menyebabkan harapan yang salah bagi pengguna.

Misalnya, sebuah situasi yang dibuat di mana pengguna percaya

bahwa pengembangan sistem telah selesai padahal sesungguhnya

belum.

d. Tujuan utama dari prototyping adalah pengembangan cepat,

sehingga desain sistem dapat menyulitkan karena dikembangkan

secara seri tanpa mempertimbangkan integrasi semua komponen

lainnya.

(Rianto, 2021)
10

B. Monitoring

Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran

kemajuan atas objektif program memantau perubahan yang berfokus pada

proses dan keluaran. Proses monitoring umumnya dilakukan untuk tujuan

tertentu, untuk memeriksa terhadap proses suatu objek atau untuk

mengevaluasi kondisi atau kemajuan menuju tujuan hasil manajemen atas

efek tindakan dari beberapa jenis tindakan untuk mempertahankan

manajemen yang sedang berjalan. (Gunawan, dkk, 2020)

Monitoring adalah sebuah kegiatan untuk menjamin akan tercapainya

semua tujuan organisasi dan manajemen. Monitoring merupakan langkah

untuk mengkaji apakah kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan

rencana, mengidentifikasi masalah yang timbul agar agar langsung dapat

diatasi, melakukan penilaian apakah pola kerja dan manajemen yang

digunakan sudah tepat untuk mencapai tujuan. (Sari & Indra, 2020)

Monitoring adalah proses pengumpulan data dan analisis informasi

berdasarkan indikator yang ditetapkan secara sistematis dan kontinu tentang

suatu kegiatan atau program sehingga mampu dilaksanakan tindakan koreksi

untuk penyempurnaan kegiatan itu selanjutnya. (Megawaty & Putra, 2020)

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan

untuk mengkaji apakah kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan

rencana.
11

C. Suara, Suhu dan Kelembaban

1. Suara

Suara adalah fenomena fisik yang dihasilkan oleh getaran benda

atau getaran suatu benda yang berupa sinyal analog dengan amplitudo

yang berubah secara kontinyu terhadap waktu, suara berhubungan erat

dengan rasa “mendengar”. Suara atau bunyi biasanya merambat melalui

udara. Suara atau bunyi tidak bisa merambat melalui ruang hampa.

(Herza, dkk, 2019)

Suara merupakan salah satu sumber energi yang tersedia secara

luas yang pada dasarnya merupakan gelombang mekanik yang dihasilkan

dari osilasi tekanan melalui beberapa media. frekuensi suara yang dapat

didengar oleh telinga manusia dari sekitar 20 Hz sampai 20.000 Hz. Pada

suhu dan tekanan standar di udara, panjang gelombang suara berkisar

dari 17 m sampai 17 mm. (Wijanto, dkk, 2018)

Energi suara adalah energi yang dihasilkan oleh getaran suara saat

melakukan perjalanan melalui udara, air, atau ruang lainnya. Frekuensi

dari sumber energi suara yang pertama adalah infrasonik. Infrasonik

adalah suara yang sangat lemah karena jumlah getaran yang dihasilkan

pada gelombang infrasonik kurang dari 20 getaran per detik. Audiosonik

adalah jenis suara yang dapat didengar oleh manusia. Gelombang

Ultrasonik adalah gelombang dengan jumlah getaran suara lebih dari

20.000 getaran per detik. (Wijanto, dkk, 2018)


12

Budidaya burung walet menjadi primadona bagi sebagian

kalangan masyarakat pembudidaya, karena sarang walet dapat menjadi

komoditas baru. Sebagian besar para pembudidaya walet membuat rumah

burung walet (RBW) baik di rumahnya maupun di tempat lain.

Peternak burung walet membunyikan suara lewat tape recorder

yang diputar pada saat pagi dan sore hari. Sehingga harus membuat

peternak datang ke rumah burung walet hanya untuk menghidupkan dan

mematikan tape recorder.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti dapat menyimpulkan

bahwa suara adalah bunyi yang dapat didengar yang memiliki gelombang

tertentu yang dihasilkan oleh getaran benda atau getaran suatu benda

yang berupa sinyal analog dengan amplitudo yang berubah secara

kontinyu terhadap waktu. Suara adalah bunyi yang dapat didengar yang

memiliki gelombang tertentu yang dihasilkan oleh sebuah getaran. Suara

yang dihasilkan dari gelombang magnetik ke digital sehingga suara dapat

dikeluarkan ke speaker.

2. Suhu

Suhu adalah keadaan yang menentukan kemampuan suatu benda

untuk mentransfer panas atau menerima panas dari suatu benda ke benda

lainnya. (Ardiansyah, 2022)

Suhu adalah ukuran derajat panas dan dingin suatu benda tersebut

dinyatakan dengan besaran suhu. Jadi suhu adalah suatu besaran untuk
13

menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda. (Sitinjak,

2022: hal 23)

Kondisi suhu dan kelembaban pada rumah walet sangat

menentukan keberhasilan dalam budidaya walet. Karena apabila tidak

sesuai dengan kebutuhan hidupnya maka walet tidak mau singgah apalagi

berkembang biak. Suhu idela rumah walet berkisar antara 26-29 0C. Suhu

ideal untuk rumah walet ini umumnya diperoleh di daerah dataran rendah

sampai ketinggian 600 mdpl. Semakin tinggi lokasi, suhunya semakin

rendah. Suhu yang tinggi membuat sarang walet cepat kering, mudah

remuk, bentuknya kurang sempurna dan berukuran kecil.

Rumah untuk walet harus memiliki suhu yang mirip dengan gua-

gua alami. Suhu gua alami berkisar antara 24-26 0C. Pengaturan kondisi

suhu dan kelembaban dilakukan dengan:

a. Melapisi plafon dengan sekam setebal 20 cm.

b. Membuata saluran-saluran air atau kolam dalam gedung.

c. Menggunakan ventilasi dari pipa bentuk “L” satu lubang,

berdiameter 4 cm.

d. Menutup rapat pintu, jendela dan lubang yang tidak terpakai.

e. Pada lubang keluar masuk diberi penangkal sinar sehingga keadaan

dalam gedung akan lebih gelap.

(Yahya, 2020)

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis dapat menyimpulkan

bahwa suhu adalah ukuran derajat atau tingkat ukuran panas atau dingin
14

suatu benda untuk mentransfer panas atau menerima panas dari suatu

benda ke benda lainnya.

3. Kelembaban

Kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara, uap air, tingkat

kebasahan udara atau jumlah uap air yang terkandung di udara atau

atmosfer yang dapat berubah menjadi cair atau padat dan akhirnya jatuh

ke bumi yang disebut hujan. (Ardiansyah, 2022)

Kelembaban idela pada rumah walet berkisar kurang lebih 80-

90%. Kelembaban yang terlalu tinggi akan menyebabkan tumbuhnya

jamur pada sirip dan menurunkan kualitas sarang walet, yaitu sarang

menjadi kenyal dan berwarna kusam sampai hitam. Kelembaban yang

terlalu rendah akan menurunkan kualitas sarang dan menyebabkan walet

tidak mau kawin. (Yahya, 2020)

Kelembaban ruangan pada rumah walet karena sangat

berpengaruh pada kualitas sarang yang dihasilkan kedepannya. Air

merupakan hal terpenting untuk menjaga kelembaban sarang walet,

kelembaban tanpa air akan minim bahkan mungkin tidak ada kelembaban

sama sekali, sesuatu dibenci walet untuk bersarang. Semakin banyak air

semakin tinggi kelembaban, hal ini sangat disukai walet karena mereka

membutuhkan kelembaban untuk membuat sarang.

Pada musim kawin, yaitu musim penghujan, walet akan membuat

sarang dari liur sebagai tempat mereka meletakkan telur. Agar hasil yang

didapat lebih baik, kita biasanya memanen sarang walet sebelum musim
15

hujan tiba. Hal ini dimaksudkan agar walet membangun kembali sarang

baru yang lebih tebal dan lebih sempurna dibanding sarang yang

dibangun pada musim sebelumnya seperti musim kemarau.

Tingkat kelembaban yang tepat pada rumah walet berada pada

kisaran antara 80 sampai 90%. Hujan buatan dapat dilakukan dengan

memasang sprayer yang dihubungkan dengan pipa dan dipasang di atas

atap atau pada dinding bagian dalam bangunan. Pada saat matahari terik

sekitar jam 11-12 siang sprayer dapat dihidupkan, sehingga kelembaban

ruang kembali turun. (Turede, 2020)

Berdasarkan pengertian diatas, maka penulis dapat menyimpulkan

bahwa kelembaban adalah tingkat kebasahan udara atau jumlah uap air

yang terkandung di udara yang dapat berubah tergantung temperatur.

D. Rumah Burung Walet

1. Pengertian Rumah Walet

Rumah walet adalah sebuah bangunan yang dibuat oleh manusia

atau alam kemudian digunakan burung walet untuk perlindungan dan

berkembangbiak. Burung walet juga memiliki naluri untuk pulang

(homing instinct), yang membuat mereka tinggal serumah setiap saat

kecuali keselamatannya terancam. (Ardiansyah, 2022)

Terdapat beberapa desain rumah walet yang dapat kita terapkan

ketika membangun. Rumah walet yang bagus tidak wajib besar. Rumah

walet yang kecil saja dapat membuat burung walet bersarang dan betah.

Rumah burung walet memiliki dua pintu yaitu pintu utama untuk
16

pemilik burung walet masuk dan sekat pintu untuk menuju tempat walet

bersarang. (Arifin, 2021)

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis dapat menyimpulkan

bahwa rumah walet adalah sebuah bangunan yang dibuat oleh manusia

atau alam kemudian digunakan burung walet untuk perlindungan dan

berkembangbiak. Rumah burung walet memiliki dua pintu yaitu pintu

utama untuk pemilik burung walet masuk dan sekat pintu untuk menuju

tempat walet bersarang.

2. Persyaratan Lokasi

Dalam merencanakan gedung atau rumah walet perlu

diperhatikan hal-hal seperti bentuk dan konstruksi rumah, bentuk ruangan

dan jalan keluar masuk walet, cat rumah dan pencahayaan, kelembaban

dan suhu ruangan, serta adanya tembok keliling gedung sebagai

pengaman dari gangguan.

Ada beberapa faktor yang sangat penting untuk budidaya sarang

burung walet, yaitu lokasi, iklim, kondisi lingkungan, bentuk bangunan,

faktor makanan serta teknik memancing walet. Semua faktor ini sangat

penting untuk keberhasilan budidaya sarang burung walet. Di samping

itu, gedung burung walet harus seperti gua liar karena itulah habitat asli

burung walet.
17

Persyaratan lingkungan lokasi Rumah Burung Walet (RBW)

adalah:

a. Dataran rendah dengan ketinggian maksimum 1000 mdpl. Pada

umumnya, walet tidak mau menempati rumah atau gedung di atas

ketinggian 1000 mdpl. Tempat yang paling ideal adalah dataran

rendah dengan ketinggian di bawah 1000 mdpl dengan suhu rata-rata

26 0C.

b. Daerah yang jauh dari jangkauan pengaruh kemajuan teknologi dan

perkembangan masyarakat. Pada umumnya, perkembangan tersebut

dapat berdampak bagi kehidupan sriti maupun walet, misalnya

kebisingan suara mesin, suara mobil dan alat-alat pabrik serta

pemakaian insektisida dan sampah beracun dari pabrik yang banyak

mematikan serangga, oleh karena itu daerah yang relatif murni dan

alami paling tepat untuk tempat tinggal walet.

c. Daerah yang jauh dari gangguan burung-burung buas pemakan

daging karena burung tersebut sering membunuh burung-burung

yang masih lemah sebagai makanannya. Jenis burung buas antara

lain burung elang, alap-alap dan burung rajawali.

d. Persawahan, padang rumput, hutan-hutan terbuka, pantai danau,

sungai, rawa-rawa merupakan daerah yang paling tepat untuk

berburu makanan bagi walet.


18

e. Suatu lokasi yang di sekitarnya banyak sriti. Hal itu menandakan

bahwa daerah itu cocok dipakai untuk mengembangkan walet.

(Yahya, 2020)

3. Bentuk dan Konstruksi Rumah

Umumnya, rumah walet seperti era milenial untuk ukuran

minimalis yaitu 4x8 meter dengan tinggi 12 meter, masing-masing lantai

mempunyai tinggi 3 meter. Ada juga luasnya bervariasi dari 10x15 m 2

sampai 10x20 m2. Makin tinggi wuwungan (bubungan) dan semakin

besar jarak antara wuwungan dan plafon, makin baik rumah walet dan

lebih disukai burung walet. Rumah tidak boleh tertutup oleh pepohonan

tinggi.

Tembok rumah dibuat dari dinding berplester sedangkan bagian

luar dari campuran semen. Bagian dalam tembok sebaiknya dibuat dari

campuran pasir, kapur dan semen dengan perbandingan 3: 2: 1 yang

sangat baik untuk mengendalikan suhu dan kelembaban udara. Untuk

mengurangi bau semen dapat disirami dengan aroma/parfum yang sudah

banyak di produksi di era milenial ini.

E. Internet of Things (IoT)

1. Pengertian Internet of Things (IoT)

Internet of Things, atau dikenal juga dengan singkatan IoT

merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat

dari konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus.

(Ningsih, dkk, 2021)


19

Internet of things (IoT) merupakan suatu konsep dimana objek

tertentu punya kemampuan untuk mentransfer data lewat jaringan tanpa

memerlukan adanya interaksi dari manusia ke manusia ataupun dari

manusia ke perangkat komputer.

Internet of Things adalah suatu konsep dimana sebuah objek

berkemampuan untuk mentransmisikan data melalui jaringan tanpa

bantuan perangkat komputer dan manusia. (Adani, 2020)

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis dapat menyimpulkan

bahwa Internet of Things (IoT) adalah suatu konsep yang memiliki

kemampuan mengirimkan data atau informasi dan sebagai kontrol jarak

jauh melalui jaringan.

2. Unsur-unsur Internet of Things (IoT)

Adapun unsur-unsur internet of things menurut Muhammad

Robith Adani (2020) diantaranya:

a. Artificial Intelligence (AI)

Artificial Intelligence (AI) atau dalam bahasa indonesia

berarti kecerdasan buatan merupakan sebuah penemuan yang dapat

memberikan kemampuan bagi setiap teknologi atau mesin untuk

berpikir (menjadi “smart”). Jadi, AI disini dilakukan dengan

mengumpulkan berbagai data, pemasangan jaringan dan

pengembangan algoritma dari kecerdasan buatan. Sehingga, dari

yang awalnya sebuah mesin hanya dapat melaksanakan perintah dari

pengguna secara langsung, sekarang dapat melakukan berbagai


20

aktivitas sendiri tanpa menunggu instruksi dari pengguna. Misalnya

saja, teknologi AI yang diterapkan pada robot pelayan di sebuah

restoran di Jepang.

b. Konektivitas

Konektivitas atau biasa disebut dengan hubungan koneksi

antar jaringan. Di dalam sebuah sistem IoT yang terdiri dari

perangkat kecil, setiap sistem akan saling terhubung dengan

jaringan. Sehingga dapat menciptakan kinerja yang lebih efektif dan

efisien.

c. Perangkat ukuran kecil

Di dalam perkembangan teknologi masa kini, semakin kecil

sebuah perangkat maka akan menghasilkan biaya yang lebih sedikit,

namun efektifitas dan skalabilitas menjadi tinggi. Sehingga di masa

yang akan datang, manusia dapat lebih mudah menggunakan

perangkat teknologi berbasis IoT dengan nyaman, tepat, dan efisien.

d. Sensor

Sensor merupakan unsur yang menjadi pembeda dari IoT

dengan mesin canggih yang lain. Dengan adanya sensor, mampu

untuk mendefinisikan sebuah instrumen, yang mana dapat mengubah

IoT dari jaringan standar yang cenderung pasif menjadi sistem aktif

yang terintegrasi dengan dunia nyata.


21

e. Keterlibatan aktif

Banyak mesin modern yang masih menggunakan keterlibatan

(engagement) secara pasif. Namun, yang menjadi pembeda dari

mesin yang lain, IoT telah menerapkan metode paradigma aktif

dalam berbagai konten, produk, serta layanan yang tersedia.

(Marlina, et al., 2022)

3. Komponen-komponen Internet of Things (IoT)

a. Sensor

Sensor adalah instrumen yang berfungsi mengambil data

yang dibutuhkan berasal dari suatu objek. Data ini berupa informasi

sederhana seperti temperatur udara sampai yang kompleks seperti

video.

b. Konektivitas

Selesainya data didapatkan maka selanjutnya data akan

dikirimkan ke cloud infrastructure untuk diproses. Pengiriman data

ke cloud memerlukan suatu penghubung atau koneksi. Terdapat

banyak pilihan koneksi yang mampu dipergunakan pada IoT, seperti

jaringan seluler, satelit, Wi-Fi, Wide Area Network (WAN).

c. Pengolahan Data

Setelah data diterima dan dikirimkan ke cloud, semua akan

diproses oleh software. Proses pengolahan data juga bisa

sesederhana membaca suhu udara di area tertentu sampai proses

yang sulit seperti mengenali obyek di video melalui visi komputer.


22

d. User Interface (UI)

Data yang telah diproses memerlukan tampilan agar bisa

dibaca atau dipahami oleh penggunanya. User Interface umumnya

ditampilkan di sebuah device, seperti smartphone, tablet, laptop atau

pc.

(Matador, 2022)

4. Cara kerja Internet of Things (IoT)

Cara kerja internet of things adalah memanfaatkan sebuah

argumentasi dari algoritma bahasa pemrograman yang telah tersusun.

Setiap argumen yang terbentuk akan menghasilkan sebuah interaksi yang

akan membantu perangkat keras atau mesin dalam melakukan fungsi atau

kerja. (Marlina, et al., 2022)

Mesin tersebut tidak memerlukan bantuan dari manusia dan dapat

dikendalikan secara otomatis. Faktor terpenting dari jalannya program

tersebut terletak pada jaringan internet yang menjadi penghubung antar

sistem dan perangkat keras. Tugas utama dari manusia adalah menjadi

pengawas untuk memonitoring setiap tindakan dan perilaku dari mesin.

Kendala terbesar dari pengembangan Internet of things adalah

dari sisi sumber daya yang cukup mahal, serta penyusunan jaringan yang

sangat kompleks. Biaya pengembangan juga masih mahal dan tidak

semua kota atau negara menggunakan IoT sebagai kebutuhan primer

mereka. (Adani, 2020)


23

F. NodeMCU ESP8266

1. Pengertian NodeMCU ESP8266

NodeMCU merupakan sebuah opensource platform IoT dan

pengembangan Kit yang menggunakan bahasa pemrograman Lua untuk

membantu programmer dalam membuat prototype produk IoT atau bisa

dengan memakai sketch dengan arduino IDE.

Pengembangan Kit ini didasarkan pada modul ESP8266, yang

mengintegrasikan GPIO, PWM (Pulse Width Modulation), IIC, 1-Wire

dan ADC (Analog to Digital Converter) semua dalam satu board.

Keunikan dari NodeMCU ini sendiri yaitu board-nya yang berukuran

sangat kecil yaitu panjang 4.83 cm, lebar 2.54 cm, dan dengan berat 7

gram. Tapi walaupun ukurannya yang kecil, board ini sudah dilengkapi

dengan fitur wifi dan firmware-nya yang bersifat opensource.

Penggunaan NodeMCU lebih menguntungkan dari segi biaya

maupun efisiensi tempat, karena NodeMCU yang ukurannya kecil, lebih

praktis dan harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan arduino

uno. Arduino uno sendiri merupakan salah satu jenis mikrokontroler yang

banyak diminati dan memiliki bahasa pemrograman C++ sama seperti

NodeMCU ESP8266. (Suhartono, dkk, 2021)

Modul ESP8266 adalah firmware interaktif berbasis LUA

Espressif ESP8266 wifi SoC. NodeMCU selain dapat diprogramkan

menggunakan bahasa LUA dapat juga diprogram menggunakan bahasa C

menggunakan Arduino IDE. Modul ESP8266 merupakan mikrokontroler


24

yang mempunyai fasilitas koneksi wifi. Karena mikrokontroler modul

ESP8266 ini mempunyai prosessor dan memory yang dapat

diintegrasikan dengan sensor dan actuator melalui pin GPIO. (Nasution,

dkk, 2019)

Beberapa fitur dari NodeMCU diantaranya adalah:

a. 10 Port GPIO dari D0 – D10

b. Fungsionalitas PWM

c. Antarmuka I2C dan SPI

d. Antarmuka 1 Wire

e. ADC

Modul ini membutuhkan daya sekitar 3.3v dengan memiliki tiga

mode wifi yaitu Station, Access Point dan Both (Keduanya). Modul ini

juga dilengkapi dengan prosesor, memori dan GPIO dimana jumlah pin

bergantung dengan jenis ESP8266 yang kita gunakan. Sehingga modul

ini bisa berdiri sendiri tanpa menggunakan mikrokontroler apapun karena

sudah memiliki perlengkapan layaknya mikrokontroler. (Olansyah, 2019)

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis dapat menyimpulkan

bahwa NodeMCU ESP8266 adalah sebuah modul mikrokontroler yang

didesain dengan ESP8266 di dalamnya. ESP8266 berfungsi agar

terkoneksi pada jaringan wifi antara mikrokontroler dengan jaringan wifi.

NodeMCU pada implementasinya menggunakan bahasa pemrograman

Lua dan juga bisa menggunakan Arduino IDE sebagai pemrogramannya.


25

2. Versi NodeMCU

Beberapa pengguna awal masih cukup bingung dengan beberapa

kehadiran board NodeMCU. Karena sifatnya yang open source tentu

akan banyak produsen yang memproduksinya dan mengembangkannya.

Secara umum ada tiga produsen NodeMCU yang produknya kini beredar

di pasaran: Amica, DOIT, dan Lolin/WeMos. Dengan beberapa varian

board yang diproduksi yakni V1, V2 dan V3.

a. Generasi pertama / board v.0.9 (Biasa disebut V1)

Board versi 0.9 sering disebut di pasar sebagai V.1 adalah

versi asli yang berdimensi 47mm x 31mm. Memiliki inti ESP-12

dengan flash memory berukuran 4MB. Berikut adalah pinout dari

board v.0.9. Namun beberapa produk juga ada yang menggunakan

chip ESP-12E sebagai inti dari board v.0.9 dengan tampilan board

berubah menjadi hitam.

b. Generasi kedua / board v 1.0 (biasa disebut V2)

Generasi kedua adalah pengembangan dari versi sebelumnya,

dengan chip yang ditingkatkan dari sebelumnya ESP12 menjadi

ESP12E. Dan IC Serial diubah dari CHG340 menjadi CP2102

c. Generasi ketiga / board v 1.0 ( biasa disebut V3 Lolin)

Sedangkan untuk V3 sebenarnya bukanlah versi resmi yang

dirilis oleh NodeMCU. Setidaknya sampai posting ini dibuat, belum

ada versi resmi untuk V3 NodeMCU. V3 hanyalah versi yang


26

diciptakan oleh produsen LoLin dengan perbaikan minor terhadap

V2. Diklaim memiliki antarmuka USB yang lebih cepat.

Jika anda bandingkan dengan versi sebelumnya, dimensi dari

board V3. akan lebih besar dibanding V2. Lolin menggunakan 2 pin

cadangan untuk daya USB dan yang lain untuk GND tambahan.

Tentu 3 jenis versi ini akan berkembang dan bertambah seiring

dengan waktu karena sifatnya yang opensource. Mungkin beberapa

bulan atau beberapa tahun setelah tulisan ini dibuat akan muncul

versi- versi lain yang beredar. (Olansyah, 2019)

G. Blynk

Blynk adalah IoT Cloud Platform untuk aplikasi ios dan android yang

berfungsi untuk mengontrol arduino, raspberry pi dan boar-board sejenisnya

melalui internet. Blynk adalah dashboard digital yang dapat membangun

sebuat tampilan antarmuka untuk alat yang telah dibuat dengan memilih dan

meletakkan sebuah widget. (Gunawan D. , 2018)

Blynk merupakan platform baru yang memungkinkan anda untuk

dengan cepat membangun interface untuk mengendalikan dan memantau

proyek hardware dari ios dan perangkat android. Blynk adalah IoT (Internet

layanan Things) yang dirancang untuk membuat remote control dan data

sensor membaca dari perangkat ESP8266 ataupun arduino dengan sangat

cepat dan mudah. Blynk bukan hanya sebagai “Cloud IoT”, tetapi blynk juga

merupakan solusi end to end yang menghemat waktu dan sumber daya ketika
27

membangun sebuah aplikasi yang berarti bagi produk dan jasa terkoneksi.

(Nasution, dkk, 2019)

Blynk adalah platform untuk ios atau android yang digunakan untuk

mengendalikan module arduino, rasbery pi, wemos dan module sejenisnya

melalui internet. Aplikasi ini sangat mudah digunakan bagi orang yang masih

awam. Aplikasi ini memiliki banyak fitur yang memudahkan pengguna dalam

memakainya. Cara membuat projek di aplikasi ini sangat gampang, tidak

sampai 5 menit yaitu dengan cara drag dan drop. Blynk tidak terkait dengan

module atau papan tertentu. Dari aplikasi inilah kita dapat mengontrol apapun

dari jarak jauh dimana pun kita berada dengan catatan terhubung dengan

internet. Hal inilah yang disebut dengan IoT (Internet of Things). (Artiyasa,

dkk, 2020)

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa

blynk adalah platform untuk ios atau android yang memungkinkan anda

untuk dengan cepat membangun interface dan digunaka untuk mengontrol

arduino, raspberry pi dan boar-board sejenisnya melalui internet.

H. Real Time Clock (RTC)

Real Time Clock (RTC) adalah chip (IC) yang berfungsi menyimpan

waktu dan tanggal yang mampu melakukan proses kerja seperti jam pada

umumnya, seperti melakukan perhitungan detik, menit dan jam. Perhitungan

tersebut dihitung secara akurat dan tersimpan secara real time.

Real Time Clock atau sering disebut juga RTC merupakan salah satu

komponen elektronika aktif yang dapat menyimpan data tanggal dan waktu di
28

dalamnya. Data waktu ini sering kali digunakan untuk membuat sebuah alat

penjadwalan terpadu atau hanya sekedar jam digital. Modul RTC DS13231

merupakan serial modul waktu yang menyediakan informasi detik, menit,

jam, hari, bulan dan tahun. Dapat beroperasi dengan format waktu 24 jam

maupun 12 jam am/pm. (Bramantara, dkk, 2019)

RTC DS3231 merupaka modul yang digunakan untuk mengakses data

informasi kalender dan jam. Format jam dapat diatur dalam 24 jam dan 12

jam dan setiap akhir bulan, tanggal dapat disesuaikan secara otomatis. Untuk

berkomuikasi dengan clock/RAM DS3231 menggunakan 2 saluran SCL

(Serial Clock) saluran SDA (serial I/O data). (Anton, 2020)

Berdasarkan uraian diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa Real

Time Clock (RTC) adalah jam real time (RTC) menggunakan jalur data

pararel, dapat menyimpan data detik, menit, jam, tanggal, bulan, hari dalam

seminggu dan tahun, valid hingga 2100.56 byte, bertenaga baterai, RAM non-

volatile (NV) RAM untuk menyimpan.

I. Dfplayer Mini

MPEG (MovingPicture Expert Group)-1 audio layer III atau yang

lebih dikenal dengan MP3, adalah salah satu dari pengkodean dalam digital

audio dan juga merupakan format kompresi audio yang memiliki sifat

“menghilangkan”. Istilah menghilangkan yang dimaksud adalah kompresi

audio ke dalam format mp3 menghilangkan aspek-aspek yang tidak signifikan

pada pendengaran manusia untuk mengurangi besarnya file audio. (Anton,

2020)
29

DF Player Mini menurut Abdullah Bazergan (2021) merupakan

module pemutar file audio / module sound player music dengan support

format audio seperti file. mp3 yang sudah umum dikenal oleh khalayak

umum. Bentuk fisik dari DFPlayer mini ini berbentuk persegi dengan ukuran

20 x 20 mm yang dimana memiliki 16 kaki pin.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

mp3 dfplayer mini adalah suatu komponen yang dapat mengirim dan

menerima yang outputnya langsung pada speaker.

Adapun fungsi pin DF Player Mini yaitu :

Tabel 2. 1 Fungsi pin DF Player Mini

Nama Deskripsi Catatan


VCC Input Tegangan DC 3,2-5.0V
RX UART input serial
TX UART output serial
DAC_R Output audio saluran kanan Earphone drive dan
DAC_L Output audio saluran kiri amplifier
SPK2 Speaker Speaker power (<3W)
GND Ground Power ground
SPK1 Speaker Speaker power (<3w)
I0 1 Trigger port 1 Tekan sebentar untuk memainkan
lagu berikutnya (tahan lama untuk
mengurangi volume)
GND Ground Power ground
I02 Trigger port 2 Tekan lama untuk memainkan
lagu berikutnya (tahan lama untuk
meningkatkan volume)
ADKEY1 AD port 1 Memicu memainkan segmen
pertama
ADKEY2 AD port 2 Memicu memainkan segmen
kelima
UBS + USB + DP Port USB
USB - USB – DM Port USB
Busy Memainkan status Rendah Memainkan musik
Tinggi tidak memainkan musik
30

J. Speaker

Speaker adalah transduser yang mengubah sinyal elektrik ke frekuensi

audio (suara) dengan cara menggetarkan komponennya yang berbentuk

selaput. Transduser adalah sebuah alat yang mengubah satu bentuk daya

menjadi bentuk daya lainnya untuk berbagai tujuan termasuk pengubahan

ukuran atau informasi (misalnya, sensor tekanan). Transduser bisa berupa

peralatan listrik, elektronik, elektromekanik, elektromagnetik, fotonik, atau

fotovoltaik.

Loudspeaker atau lebih sering disingkat dengan Speaker adalah

Transduser yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi Frekuensi Audio

(sinyal suara) yang dapat didengar oleh telinga manusia dengan cara

mengetarkan komponen membran pada speaker tersebut sehingga terjadilah

gelombang suara. Cone adalah componen utama Speaker yang bergerak. Pada

prinsipnnya, semakin besarnya Cone semakin besar pula permukaan yang

dapat menggerakan udara sehingga suara yang dihasilkan Speaker juga akan

semakin besar.

Suspension yang terdapat dalam Speaker berfungsi untuk menarik

Cone ke posisi semulanya setelah bergerak maju dan mundur. Suspension

juga berfungsi sebagai pemegang cone dan voice coil. Kekakuan (rigidity),

komposisi dan desain Suspension sangat mempengaruhi kualitas suara

Speaker itu sendiri. (Anton, 2020)


31

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

speaker adalah suatu komponen yang dapat mengubah sinyal elektrik menjadi

frekuensi suara (audio) yang dapat didengar oleh telinga manusia.

K. Sensor Suhu (DHT11)

Sensor DHT11 merupakan modul sensor yang bertujuan untuk

memantau objek suhu dan kelembaban, sensor suhu ini memiliki keluaran

tegangan analog yang selanjutnya akan diproses menggunakan alat

mikrokontroler. Sensor ini nantinya akan dipasang di dalam rumah burung

walet untuk membaca kondisi ruangan.

Sensor suhu & kelembaban DHT11 memilki fitur sensor suhu &

kelembaban kompleks dengan output sinyal digital yang dikalibrasi. Dengan

menggunakan akuisisi sinyal digital eksklusif teknik dan teknologi

penginderaan suhu & kelembaban, ini memastikan keandalan yang tinggi dan

stabilitas jangka panjang yang sangat baik. Sensor ini mencakup pengukuran

kelembaban tipe resistif komponen dan komponen pengukuran suhu NTC,

dan terhubung ke mikrokontroler 8-bit berkinerja tinggi, menawarkan kualitas

yang sangat baik, respon cepat, anti-interferensi kemampuan dan efektivitas

biaya. (Budijanto, dkk, 2021)

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

sensor suhu adalah modul sensor yang cocok digunakan dalam sistem akuisisi

data suhu dan kelembaban udara pada sebuah projek karena modul ini

memerlukan konsumsi daya yang rendah dengan catu daya baterai.


32

L. Relay

Relay adalah sebuah komponen atau perangkat yang berfungsi sebagai

saklar otomatis untuk perangkat lainnya. Alat ini akan secara otomatis bekerja

berdasarkan perintah logika yang diberikan. Relay adalah saklar (switch)

elektrik yang bekerja berdasarkan medan magnet.

Relay adalah sebuah saklar yang dikendalikan oleh arus. Saklar

merupakan sebuah perangkat untuk memutus atau menyambung aliran listrik.

Relay memiliki sebuah inti, terdapat sebuah armatur besi yang tertarik

menuju inti apabila arus yang mengalir melewati kumparan. Artmatur ini

terpasang pada sebuah tuas pegas ketika artmatur tertarik menuju inti, kotak

jalur yang bersamaan akan berubah posisinya dari kontak normally close ke

kontak normally open. (Ningsih, dkk, 2021)

Relay adalah suatu peranti yang bekerja berdasarkan elektromagnetik

untuk menggerakkan sejumlah kontaktor yang tersusun atau sebuah saklar

elektronik yang dapat dikendalikan dari rangkaian elektronik lainnya dengan

memanfaatkan tenaga listrik sebagai sumber energinya. Kontaktor akan

tertutup (menyala) atau terbuka (mati) karena efek induksi magnet yang

dihasilkan kumparan (induktor) ketika dialiri arus listrik. Berbeda dengan

saklar, pergerakan kontaktor (on atau off) dilakukan manual tanpa perlu arus

listrik. (Artiyasa, dkk, 2020)

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

relay adalah sebuah komponen atau perangkat yang bekerja berdasarkan

elektromagnetik untuk menggerakkan sejumlah kontaktor yang tersusun atau


33

sebuah saklar elektronik yang dapat dikendalikan dari rangkaian elektronik

lainnya dengan memanfaatkan tenaga listrik sebagai sumber energinya.

M. Pompa Air

Pompa air adalah alat atau komponen yang berguna untuk menaikkan

cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi. Prinsip kerja dari pompa air

mengubah energi mekanik motor menjadi aliran fluida. Energi yang

didapatkan oleh fluida akan digunakan untuk menaikkan tekanan dan

mengatasi tahanan yang terdapat pada saluran yang dilalui.

Pompa merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan suatu

cairan dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan

tersebut. Kenaikan tekanan cairan tersebut digunakan untuk mengatasi

hambatan-hambatan pengaliran. Hambatan-hambatan pengaliran itu dapat

berupa perbedaan tekanan, perbedaan ketinggian atau hambatan gesek.

(Suhartono, dkk, 2021)

Pompa air atau water pump digunakan sebagai motor pompa yang

dapat mengalirkan air, dengan cara menghisap air melalui lubang dibagian

bawah dan mengalirkanya ke samping, sehingga akan dihasilkan suatu aliran

air dengan kecepatan tertentu. (Widodo, dkk, 2020)

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

pompa air atau biasa disebut dengan water pump adalah alat atau komponen

yang berguna untuk memindahkan suatu cairan dari suatu tempat ke tempat

lain dengan cara menghisap air melalui lubang dibagian bawah dan
34

mengalirkanya ke samping, sehingga akan dihasilkan suatu aliran air dengan

kecepatan tertentu.

N. Flowchart

Flowchart adalah bagan (chart) yang menunjukkan alir (flow) didalam

program atau prosedur sistem secara logika. Bagan alir digunakan terutama

untuk alat bantu komunikasi dan dokumentasi. (Rizky, 2019).

Tabel 2. 2 Simbol-simbol pada flowchart

NO Simbol Nama Fungsi


1. Terminator Permulaan/ akhir program
Garis Akur
2. Arah aliran program
(Flow Line)
Proses inisialisasi/pemberian harga
3. Preparation
awal
Proses perhitungan/proses
4. Process
pengolahan data
Input/output Proses input/output data, parameter
5.
Daya informasi
Predefined
Permulaan sub/program/proses
6. process (sub
menjalankansub program
program
Perbandingan pernyataan,
penyelesaian data yang
7. Decision
memeberikan pilihan untuk langkah
selanjutnya
Penghubung bagian-bagian
8. On Page flowchart yang berbeda pada satu
Connection
halaman
Penghubung bagian-bagian
9. Off Fage
flowchart yang berbeda pada
Connection
halaman berbeda
(Sumber: www.dosenpendidikan.co.id/simbol-flowchart/)
35

O. Diagram Blok Sistem

Diagram blok sistem adalah salah satu bentuk diagram proses untuk

sistem yang terspesialisasi di dalam aktivasi rekayasa (engineering). Bentuk

diagram tersusun dalam sudut pandang high level atau tidak menonjolkan

bagian yang terlalu detail pada sistem. Tujuan pembuatannya ialah untuk

menunjukkan bagian utama pada saat pembuatan sistem baru maupun

perbaikan sistem yang sudah ada. (Dita, 2021)

Diagram Blok Sistem adalah jenis diagram yang menggambarkan

keseluruhan proses dan fungsi yang dilakukan oleh tiap komponen dan aliran

sinyal pada suatu sistem rekayasa (enginering) yang bertujuan untuk

merancang sistem baru atau untuk menggambarkan dan meningkatkan suatu

sistem yang sudah ada sebelumnya. (Dani, 2022)

Diagram Blok Sistem adalah sebuah diagram berbentuk kotak (blok)

yang digunakan untuk menjelaskan suatu proses kerja pada ilmu rekayasa

atau engineering. Diagram blok ini paling sering digunakan untuk

menjelaskan proses kerja dari suatu alat yang dibuat pada ilmu engineering

atau tekmik. (AlfStudio, 2021)

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis dapat menyimpulkan

Diagram Blok Sistem adalah jenis diagram yang menggambarkan

keseluruhan proses dan fungsi yang digunakan untuk menjelaskan suatu

proses kerja pada ilmu rekayasa atau engineering.


36

P. Roadmap Penelitian

1. Edi Suhardi Rahman dan Anjas Mara, 2021 yang berjudul

“Pengembangan Alat Pengkondisi Suhu Otomatis Rumah Walet Berbasis

Mikrokontroler Arduino Nano” alat ini mengatur dan memantau suhu

dan kelembaban yang ada di dalam rumah budidaya walet, sensor DHT

11berfungsi untuk membaca suhu dan kelembaban. Suhu yang bagus

yaitu 26-290 C dan kelembaban yang bagus 80-90%.

2. Usman, Sitti Harlina, dan Adhy Rizaldy, 2019 yang berjudul “Rancang

Bangunan Sistem Pengendali Suhu Kelembaban dan Cahaya Pada

Rumah Walet Berbasis Microkontroler” alat ini terdiri dari rangkaian

minimum mikrokontroler, sensor cahaya, sensor suhu kelembaban yang

berfungsi sebagai pemicu dari mendeteksi jika terjadi perubahan suhu

ruangan dan nilai cahaya yang masuk pada ruangan. Hasil pengujian alat

menunjukkan sensor LDR bekerja pada intensitas cahaya 0.5 fc dan

sensor DHT11 bekerja pada suhu 26-29 0C dan kelembaban 65-95 RH.

3. Subandi, dkk, 2019 yang berjudul “Sistem Pengatur Suhu dan

Kelembaban Sarang Burung Walet Menggunakan Arduino Nano”. Studi

ini mencoba merancang sistem untuk mengatur suhu dan

kelembaban sarang burung walet. Dengan menerapkan sistem

pemantauan untuk mengatur ketika suhu tinggi dan ketika

kelembaban tinggi, dengan menggunakan sensor DHT 22 dan Arduino

Nano.
37

Q. Kerangka Konseptual

MASALAH
Berdasarkan hasil observasi di tempat penelitian saya pada rumah sarang

burung walet milik Pak A. Haris, dimana beliau sering kali merasa

kesulitan dalam mengontrol suhu, kelembaban dan alat pemutar suara saat

berada di sawah bahkan Pak A. Haris mendatangi rumah sarang burung

walet hanya untuk mengecek suhu, kelembaban dan mengontrol suara.

SOLUSI
Membuat prototype monitoring suara, suhu dan kelembaban rumah burung walet

berbasis internet of things

METODE
Metode yang digunakan dalam pembuatan alat ini adalah metode bentuk

prototyping. Dengan teknik mengumpulkan informasi, merencanakan sistem dan

mengerjakan purwarupa atau rupa awal, merakit kemudian dilanjutkan dengan

proses uji coba sebelum digunakan.

HASIL
Prototype ini dapat membantu pembudidaya sarang walet dalam mengontrol

secara otomatis suara, suhu dan kelembaban rumah burung walet.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Penggambaran Sistem

1. Sistem yang Sedang Berjalan

Gambar 3. 1 Flowchart Sistem yang Sedang Berjalan


39

Pada flowchart sistem yang sedang berjalan, saat ini

prototype alat monitoring suara, suhu dan kelembaban rumah

burung walet yang digunakan peternak masih menggunakan

metode manual untuk menyalakan atau mematikan alat pemutar

suara dan menjaga kestabilan kondisi ruangan rumah burung walet

dengan cara mendatangi rumah burung walet untuk mengaktifkan

alat pemutar suara dan menyiram dinding agar suhu dan

kelembaban tetap stabil. Selain itu, alat pemutar suara diaktifkan

pada pagi hari dan dimatikan pada malam hari sedangkan dinding

rumah burung walet disiram pada saat siang hari atau kondisi

ruangan kurang stabil atau suhu dan kelembaban kurang ideal.


40

2. Sitem yang Diusulkan

Gambar 3. 2 Flowchart Sistem yang diusulkan


41

Pada flowchart sistem yang diusulkan prototype monitoring

suhu, kelembaban dan suara rumah walet berbasis internet of things

diatas dibuat untuk mengetahui proses pembacaan sensor suhu

terhadap kondisi rumah walet dan sensor waktu terhadap suara

burung walet, dimana jika sensor mendeteksi diatas batas

maksimum yang telah ditentukan maka relay akan memberikan

perintah atau instruksi kepada pompa air (water pump) untuk

melakukan penyemprotan dan dimana jika sensor waktu

menunjukan pukul 05.00 WITA, maka secara otomatis Dfplayer

mini akan memutar suara burung walet sampai pukul 20.00 WITA.

3. Diagram Blok Sistem

Diagram Blok Sistem merupakan representasi dari fungsi

dari komponen di dalam sistem pengendalian dan hubungannya

antara satu komponen dengan komponen lain. Dalam suatu

diagram blok, semua variabel sistem saling dihubungkan dengan

menggunakan blok fungsional.

Diagram Blok suatu sistem adalah tidak unik. Suatu sistem

dapat digambarkan dengan diagram blok yang berbeda bergantung

pada titik pandang analisis. Oleh karena itu, beberapa sistem yang

berbeda dan tidak mempunyai relasi satu sama lain dapat

dinyatakan dalam diagram blok yang sama.


42

Gambar 3. 3 Diagram Blok Sistem

Pada gambar 3.4 diatas menjelaskan bahwa pada blok input

berupa sensor waktu atau RTC (Real Time Clock) DS3231 sebagai

input waktu dan Sensor DHT11 sebagai sensor suhu.

Pada blok proses data yang didapat dari blok sensor akan

diolah oleh mikrokontroler Esp8266 yang berfungsi untuk

mengatur alur kerja alat dengan memasukkan perintah kedalam

mikroprosesor.

Pada blok output terdiri dari tiga bagian, bagian pertama

menyalakan pompa air. Bagian kedua adalah bagian pemutar suara

menggunakan speaker yang berfungsi memutar suara. Bagian

ketiga adalah keluaran yang akan diterima melalui aplikasi blynk.

4. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Research and Development

(R&D). R&D adalah metode penelitian yang digunakan untuk

mengembangkan produk yang diawali dengan riset kebutuhan


43

kemudian dilakukan pengembangan untuk menghasilkan sebuah

produk yang telah teruji.

R&D adalah tahap awal dan tahap eksplorasi dengan

melakukan riset dan pengembangan serta pengujian pada suatu

produk dan layanan untuk mengetahui seberapa efektif bagi

perusahaan, sesuai dengan bidang kerja perusahaan tersebut.

(Zakariah, 2020)

Metode yang digunakan dalam membuat monitoring suara,

suhu dan kelembaban yaitu prototype (prototyping). Prototype

bertujuan untuk mengembangkan model menjadi sistem final.

Adapun tahapan dalam metode prototype menurut Rizky (2019)

adalah sebagai berikut:

a. Pengumpulan Kebutuhan

Mengidentifikasi seluruh perangkat dan permasalahan.

Tahapan metode prototype yang sangat penting adalah analisis

dan identifikasi kebutuhan garis besar sistem. Setelah itu akan

diketahui langkah apa dan permasalahan yang akan dibuat dan

dipecahkan.

b. Membangun Prototype

Membangun prototype yang berfokus pada penyajian

pelanggan. Misalkan membuat input dan output hasil sistem.

Sementara hanya prototype saja dulu selanjutnya akan ada

tindak lanjut yang harus dikerjakan.


44

c. Evaluasi Prototype

Pada tahapan ini bersifat wajib dan penting karena

memeriksa kembali langkah pertama dan tahapan ini penentu

keberhasilan. Sebab, apabila langkah pertama dan kedua salah

maka akan sulit untuk melanjutkan ke tahap berikutnya.

d. Mengkodekan Sistem

Pada tahapan ini perlu kita ketahui terlebih dahulu

pengkodingan menggunakan bahasa pemograman. Proses ini

sangat sulit, karenakan mengaplikasikan kebutuhan dalam

bentuk kode program.

e. Menguji Sistem

Setelah pengkodean atau pengkodingan tentunya akan

ditesting. Cara untuk testing, misalkan menggunakan white

box yang berarti menguji kodingan sedangkan black box

menguji fungsi-fungsi tampilan apakah sudah benar dengan

aplikasinya atau tidak.

f. Evaluasi Sistem

Setelah itu, dilakukan lagi rangkaian evaluasi dengan

mengajak beberapa para pelanggang untuk mencoba alat

tersebut. Apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan atau

belum. Jika belum sesuai, maka melanjutkan kembali kepada

langkah 4 dan 5.
45

g. Menggunakan Sistem

Jika perangkat lunak yang telah diuji tersebut bisa

diterima oleh pelanggan, maka produk bisa dikatakan siap

untuk digunakan.

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Metode Observasi

Metode observasi dilakukan dengan cara pengamatan

secara langsung proses mengaktifkan alat pemutar suara dan

pengontrolan suhu di gedung sarang walet milik Bapak A.

Haris yang berada di Desa Bontoraja Kecamatan Gantarang

Kabupaten Bulukumba.

b. Wawancara

Wawancara atau tanya jawab dilakukan secara

langsung kepada Bapak A. Haris yang merupakan pemilik

gedung sarang walet sekaligus petani yang terkadang lupa

mengaktifkan alat pemutar suara saat berada di sawah.

Sehingga beliau datang ke penangkarang hanya untuk

mengaktifkan dan mematikan alat pemutar suara tersebut.

Selain itu, Bapak A. Haris juga mengontrol suhu dan

kelembaban di dalam ruangan walet agar tetap stabil. Dari

kejadian ini kami mendapatkan ide untuk membuat alat

prototype monitoring suhu, kelembaban dan suara rumah

burung walet berbasis internet of things .


46

c. Studi Pustaka

Mengumpulkan data, teori-teori atau referensi-referensi

baik melalui buku, jurnal, karya tulis ilmiah, perpustakaan dan

situs internet serta bahan bacaan yang berdasarkan ketentuan.

d. Kuesioner/ Angket

Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawab.

B. Analisis Kebutuhan

1. Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware)

a. Smartphone

b. NodeMCU Esp8266

c. RTC (Real Time Clock) DS3231

d. Kabel jumper

e. Dfplayer mini

f. Speaker

g. Sensor Suhu (DHT11)

h. Pompa Air

i. Relay

2. Kebutuhan Perangkat Lunak (software)

a. Sistem operasi berbasis windows

b. Aplikasi blynk
47

c. Software Fritzing

d. Software Arduino IDE

e. Bahasa pemrograman C

C. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di rumah walet milik warga Desa

Bontoraja Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba Provinsi

Sulawesi Selatan. Bapak A. Haris memulai usaha sarang burung

walet sejak tahun 2016 hingga saat ini sekaligus seorang petani.

Bapak A. Haris mengalami kesulitan saat berada di rumah dan lupa

mengecek rumah burung waletnya yang jaraknya jauh dari tempat

tinggalnya.

2. Waktu Penelitian

Berikut ini tabel penelitian waktu dan jenis kegiatan:


Tabel 3. 1 Rincian waktu dan jenis kegiatan penelitian

Tahun

No Kegiatan 2021 2022

Des Juli Agst Okt


1. Persiapan
a. Perencanaan
b. Observasi
c. Pengajuan Judul
d. Penyusunan
Proposal
2. Pelaksanaan
a. Seminar Proposal
b. Penelitian
3. Penyusunan Skripsi
48

4. Ujian Hasil dan Ujian


Tutup
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Bazergan “Alat Peraga Pendidikan Bagi Anak Usia Dini Menggunakan
Radio Frequency Identification (Rfid)” Prosiding Seminar Nasional Teknik
Elektro dan Informatika (SNTEI) 2021.
http://jurnal.poliupg.ac.id/index.php/sntei/article/viewFile/2905/2520
Adani, Muhammad Robith. 2020. “Mengenal Internet of Things, Implementasi
dan Cara Kerja”. Diakses dari Sekawan Media:
https://www.sekawanmedia.co.id/blog/pengertian-internet-of-things/
Adiputri, Lalita Chandiany, dkk. 2020. “Tutorial Pembuatan Prototipe Prediksi
Ketinggian Air (PKA) dan Augmented Reality Berbasis IoT Versi 2”. Kreatif
Industri Nusantara: Bandung.
AlfStudio, A. (2021, Desember 26). Pembahasan Lengkap Diagram Blok. Dipetik
Juli 17, 2022, dari Teknik Elektro:
https://www.teknikelektro.com/2021/12/diagram-blok.html?m=1
Anton, Muhammad, dkk. 2020. “Perancangan Jam Istiwa Otomatis
Menggunakan Running Text dan Speaker Sebagai Alat Bantu Waktu Sholat
Di Masjid Nurul Hidayah Al-Taqwa”. Journal of Electrical Electronic
Control and Automotive Enginnering (JEECAE). Volume 5 Nomor 2
November 2020
Ardiansyah. 2022. “Sistem Informasi Pengontrolan dan Pengendalian Suhu
Rumah Walet Berbasis Teknologi Cerdas (Studi Kasus Rumah Walet Bapak
Arfianto di Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa)”. Skripsi. Google
Cendikia. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas
Hasanuddin: Makassar.
Arifin, Muhammad Taufiq. 2021. “Implementasi Internet of Things pada
Prototype Sistem Pengaman Rumah Burung Walet Berbasis Cloud Storage
dan Android”. Skripsi. Google Cendikia. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Universitas Hasanuddin: Makassar.
Artiyasa, Marina, dkk. 2020. “Aplikasi Smart Home NodeMCU IoT untuk Blynk”.
Jurnal Rekayasa Teknologi Nusa Putra. Volume 7 Nomor 1 September 2020
Halaman 1-7.
Bramantara, dkk. 2019. “Perancangan Sistem Penjadwalan Bel Sekolah
Menggunakan Arduino Uno Atmega328p pada SMK Mandiri Bojonggede”.
Jurnal Abdiku. Volume 2 Nomor 2 Halaman 37-49
Budijanto, Arief, dkk. 2021. “Interfacing ESP32”. Surabaya: Scopindo Media
Pustaka.
Dani, A. (2022, Mei 3). Cara Membuat Diagram Blok Sistem Kontrol. Dipetik
Juli 17, 2022, dari WikiElektronika.com:
https://wikielektronika.com/diagram-blok/#

Dita. (2021, April 10). Diagram Blok : Definisi, Manfaat, dan Cara Membuatnya.
Dipetik Juli 17, 2022, dari ADAMMUIZ.COM:
https://adammuiz.com/diagram-blok/?amp

Gunawan , D. (2018). Sistem Monitoring Distribusi Air Menggunakan Android


Blynk. ITEJ (Inform ation Technology Engineering Journals), 3.

Gunawan, I. W., Nurkholis, A., Sucipto, A., & Afifudin. (2020). Sistem
Monitoring Kelembaban Gabah Padi Berbasis Arduino. JTIKOM, Vol. 1,
No. 1, 1-7.

Haryanto, Budi dan Arif Kurniawan. 2021. “Implementasi Aplikasi Android


menggunakan App Inventor”. Jurnal Ipsikom. Vol. 9 No. 1.
Herza, B., Rizal, R. A., Purba, A. P., Putra, M., & Pratama, D. T. (2019).
Pengenalan Alat Musik Batak Toba Menggunakan Discrete Cosine
Transform (DCT). JITE (Journal of Informatics and Telecommunication
Engineering),
http://www.ojs.uma.ac.id/index.php/jite/article/view/2163/1870.
Kala’lembang, Andriani dan Mufidatul Islamiyah. 2018. “Aplikasi Pengolahan
Presensi Perkuliahan Dengan Metode Low Fidelity Prototype di Stmik Asia
Malang”. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Asia. Vol. 12 No. 2.
Marlina, E., Afroni, M. J., Noerhayati, E., Choirotin, I., Yunior, Y. T., Badri, F.,
et al. (2022). Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia Technopreneurship
Berbasis Internet of Things (IoT). Malang: Unisma Press.
Matador, W. (2022, Januari 14). Komponen-komponen Dasar IoT. Dipetik Juli 15,
2022, dari Widya Matador: https://widyamatador.com/blog/komponen-
komponen-dasar-iot/
Megawaty, D. A., & Putra, M. E. (2020). Aplikasi Monitoring Aktivitas
Akademik Mahasiswa Program Studi Informatika Universitas XYZ
Berbasis Android. Jurnal Informatika dan Rekayasa Perangkat Lunak
(JATIKA), Vol. 1, No. 1, 65-74.

Nasution, Abdul Halim Mukti, dkk. 2019. “Pengontrolan Lampu Jarak Jauh
dengan NodeMCU Menggunakan Blynk”. Jurnal Tekinkom (Teknik
Informasi dan Komputer). Volume 2 Nomor 1.
Ningsih, Tadjuddin dan Indrawan. 2021. “Rancang Bangun Sistem Kontrol Suhu
dan Kelembaban Sarang Burung Walet berbasis Internet of Things”.
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro Dan Informatika (SNTEI) 2021,
September, 251–257
Olansyah, Muhammad Panji. 2019. “Rancang Bangun Pendeteksi Ketinggian
Volume Air Dengan Notifikasi Chat Menggunakan Aplikasi Telegram”.
Other thesis, Politeknik Negeri Sriwijaya. http://eprints.polsri.ac.id/8058/
Rianto, Indra. 2021. “Perancangan dan Pengembangan Penentuan Uang Kuliah
Tunggal Menggunakan Codeigniter”. Penerbit Lakeisha: Klaten.
Rizky, Dimas. 2019. “Jenis Flowchart dan Simbo-simbolnya”. Website. dari
https://medium.com/dot-intern/jenis-flowchart-dan-simbol-simbolnya-
ef6553c53d73
Rizky, D. (2019, Januari 15). Mengenal Prototyping. Diakses Juli 2022, 15, dari
DOT Intern: https://medium.com/dot-intern/sdlc-metode-prototype-
8f50322b14bf
Sari, I. P., & Indra, Z. (2020). Sistem Monitoring Kebakaran Hutan Berbasis
Android. Ponorogo: Gracias Logis Kreatif.

Sitinjak, Erni Kusrini. 2022. “Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi, Apa dan
Bagaimana? (Kajian Empiris pada Materi Suhu dan Kalor, Mata Kuliah
Fisika Umum)”. Tasikmalaya: Perkumpulan Rumah Cemerlang Indonesia.
Suhartono, Totok Chamidy dan Edy Prayoga. 2021. “Desain Prototipe Reaktor
Plasma untuk Plasma Activated Water (PAW) sebagai Pupuk Cair Nitrogen
Menggunakan Dielectric Barrier Discharge (DBD), Internet of Things (IoT)
dan Logika Kabur”. Academia Publication: Malang.
Turede, Yanto. 2020. “Kiat Sukses Menjadi Konsultan Burung Walet”. CV.
Ahamedia: Bandung.
Utama, Muhammad Alief. 2021. “Analisis Kelayakan Usaha dan Saluran
Pemasaran Sarang Burung Walet (collacalia fuciphaga) di Kecamatan Tana
Lia Kabupaten Tana Tidung (Studi Kasus: Usaha Sarang Burung Walet Pak
Agus R.)”. Skripsi. Google Cendikia. Fakultas Pertanian. Universitas Borneo
Tarakan: Tarakan.
Wahyudi, Mochamad, dkk. 2021. “Fullstack Android Developer Aplikasi
Penjualan Tiket Bioskop”. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Widodo, Tri, dkk, 2020. “Sistem Sirkulasi Air Pada Teknik Budidaya Bioflok
menggunakan MikrokontrolerArduino Uno R3”. Jurnal Teknik dan Sistem
Komputer. Vol 1, No 2.
Wijanto, E., Harsono, B., Renandy, R., Septian, A., & Sutanto, K. (2018).
Pengujian Sistem Konversi Energi Suara menjadi Energi Listrik
menggunakan Piezoelektrik . Jurnal Ilmiah Elektroteknika, Vol. 17 No. 01
(2018) .
Yahya, Andi Muhammad. 2020. “Budidaya Walet Milenial”. Deepublish:
Yogyakarta.
Zakariah, M. Askari, Vivi Afriani, dan KH. M. Zakariah. 2020. “Metodologi
Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, Action Research, Research and
Development (R n D)”. Yayasan Pondok Pesantren Al Mawaddah
Warrahmah. Kolaka.
LAMPIRAN

A. HASIL WAWANCARA
Adapun hasil dari wawancara peneliti dengan Bapak A. Haris, dengan
beberapa pertanyaan yang peneliti ajukan sebagai berikut:
1. Sejak kapan Bapak memulai Usaha Sarang Walet?
2. Berapa Modal awal Bapak membangun Rumah Walet?
3. Bagaimana cara agar walet bersarang atau masuk ke penangkarang?
4. Apa saja yang dibutuhkan dalam budidaya walet?
5. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam budidaya walet?
6. Pada saat kapan Bapak menyalakan dan mematikan alat pemutar suara
tersebut?
7. Berapa penghasilan penjualan hasil panen sarang walet bapak?

Hasil wawancara

Kami melakukan wawancara dengan Bapak A. Haris sebagai


Narasumber. Menurut beliau dia memulai bisnis atau usaha sarang walet
sejak tahun 2016 dengan biaya awal atau modal awal sekitar Rp
70.000.000,00. Beliau memancing atau memanggil burung walet dengan
cara menyalakan alat pemutar suara yang layaknya suara walet. Selain itu,
beliau juga tetap memperhatikan kondisi ruangan pada rumah walet agar
suhu dan kelembabanya tetap ideal atau suhu dan kelmbabannya normal.
Beliau sering kali merasa kesulitan mengontrol suara, suhu dan kelembaban
rumah walet miliknya dikarenakan jarak rumah dan penangkarannya cukup
jauh.
Dalam proses menyalakan dan mematikan alat pemutar suaranya,
beliau ke tempat penangkaran sekitar jam 05.00 pagi hanya untuk
menyalakan alat pemutar suara tersebut dan mematikannya sekitar jam
20.00. Beliau juga menyebar baskom atau wadah untuk ditempati air di
dalam ruanga, agar kondisi ruangan menjadi lembab.
Setelah kami mengajukan beberapa pertanyaan serta menjelaskan
tujuan kami untuk melakukan wawancara tersebut maka dari itu peneliti
mencoba untuk membuat alat yang berjudul Prototype Monitoring Suara,
Suhu dan Kelembaban Rumah Burung Walet Berbasis Internet of Thinngs.
B. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Functionality
Instrumen untuk pengujian fungsionalitas menggunakan test

case pada tabel berikut.

Tabel Test Case Pengujian Functionality

No. Judul Deskripsi


1. Speaker Speaker mengeluarkan suara
2. Sensor DHT11 DHT11 berfungsi dengan benar
3. Pompa Air Pompa air mengeluarkan air
Sensor RTC
4. RTC DS3231 berfungsi dengan benar
DS3231
1. Blynk menampilkan speaker aktif
2. Blynk menampilkan speaker tidak
aktif
3. Blynk menampilkan suhu
ruangan rumah walet
5. Blynk 4. Blynk menampilkan kelembaban
suhu ruangan rumah walet
5. Blynk menampilkan pompa air
aktif
6. Blynk menampilkan pompa air
tidak aktif

2. Instrument Usability
Instrumen untuk pengujian usability menggunakan test case pada
tabel berikut.

Keterangan:
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
N = Netral/ Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat Setuju

Petunjuk:
Isilah pernyataan dibawah ini dengan angka pada pilihan jawaban
jika STS (1), TS (2), N (3), S (4) dan SS (5).
Tabel Test Case Pengujian Usability

No Pilihan Jawaban
Soal Pernyataan Angket
. STS TS N S SS
Saya pikir saya akan sering
1.
menggunakan alat ini.
Saya rasa alat ini terlalu rumit
2. padahal dapat dibuat lebih
sederhana.
Saya rasa alat ini memiliki fitur
3.
yang mudah digunakan.
Saya pikir saya membutuhkan
4. bantuan dari teknisi untuk dapat
menggunakan alat ini.
Saya menemukan bahwa terdapat
berbagai macam fitur yang
5.
terintegrasi dengan baik dalam
sistem.
Saya rasa banyak hal yang tidak
6.
konsisten terdapat pada alat ini.
Saya rasa mayoritas pengguna akan
7. dapat mempelajari alat ini dengan
cepat.
Saya menemukan bahwa alat ini
8. sangat tidak praktis ketika
digunakan.
Saya sangat yakin dapat
9.
menggunakan alat ini.
Saya harus belajar banyak hal
10. terlebih dahulu sebelum saya dapat
menggunakan alat ini.

Anda mungkin juga menyukai