Anda di halaman 1dari 3

Penempatan Pasien Infeksius

No. Dokumen : sop/pkmcp/pkm/193


No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 13 April 2020
SOP

PEMERINTAH Halaman : 1/4


PROVINSI DKI
JAKARTA

PUSAT Dr. Dicky Alsadik, M.M


KESEHATAN NIP.19770621 2006041021
MASYARAKAT
KECAMATAN
CEMPAKA PUTIH

1. Pengertian Penempatan Pasien Infeksius adalah penempatan pasien


berdasarkan penyakit menular atau suspek, dalam satu ruangan
tersendiri (Isolasi) untuk mencegah terjadinya kontaminasi dengan
pasien yang lain.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menempatkan
pasien infeksius untuk mencegah terjadi infeksi ke pasien yang
lain

3. Kebijakan Keputusan Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan


Cempaka Putih Nomor 53 Tahun 2020 Tentang Pedoman
Panduan Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27


Tahun 2017 Tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian
Infeksi Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
5. Alat dan Bahan 1. Ruangan Isolasi

6. Prosedur / I. Tenaga Kesehatan menempatkan pasien yang sudah


langkah- discreening baik itu pasien HIV, HBSAg, dan sifilis serta Tb
langkah Paru di tempatkan pada suatu ruangan yang terpisah
( Ruangan Isolasi ) atau untuk pasien Tb terdpat Ruangan
sendiri yang terpisah dengan pasien umum
II. Petugas Kesehatan melakukan screening awal dari IGD
atau cek rekam medis pasien untuk HIV dan Sifilis dapat
menggunakan Rapid test, dan tes Antigen dari Hepatitis B
III. Khusus untuk pasien bersalin, apabila pasien tersebut
datang untuk bersalin berikut ketentuan pasien yang dapat
dilahirkan di Puskesmas
1. Pasien terinfeksi HIV
a. Pasien Ibu hamil HIV dapat bersalin secara
pervaginam bila ibu telah minum ARV teratur > 6
bulan atau diketahui kadar viral load < 1000
kopi/mm3 pada minggu ke-36,
b. Semua bayi lahir dari ibu HIV harus diberi ARV
Profilaksis (Zidovudin) sejak hari pertama (umur 12
jam) selama 6 minggu
c. Pemberian kotrimoksasol profilaksis bagi bayi yang
lahir dari ibu dengan HIV dimulai pada usia enam
minggu, dilanjutkan hingga diagnosis HIV dapat
disingkirkan atau hingga usia 12 bulan.
d. Semua bayi lahir dari ibu HIV harus dirujuk ke rumah
sakit terdekat untuk pemantauan dan mendapatkan
perawatan lanjutan
e. Pemberian imunisasi tetap dilakukan mengikuti
standar pemberian imunisasi pada anak. Semua
vaksinasi tetap diberikan seperti pada bayi lainnya,
termasuk vaksin hidup (BCG, Polio oral, campak),
kecuali bila terdapat gejala klinis infeksi HIV
f. Konseling menyusui diberikan secara khusus sejak
perawatan antenatal pertama dengan menyampaikan
pilihan yang ada , yaitu ASI eksklusif atau susu
formula eksklusif. Pilihan yang diambil haruslah ASI
saja atau susu formula saja (bukan mixed feeding).
Tidak dianjurkan untuk mencampur ASI dengan susu
formula.
2. Pasien terinfeksi SIFILIS
a. Pada ibu hamil, bila tidak tersedia RPR, pemeriksaan
sifilis dapat dilakukan dengan tes cepat TPHA /TP-
Rapid
b. Sifilis pada kehamilan merupakan indikasi untuk
pengobatan. Setiap ibu hamil dengan tes serologi
positif (dengan metode apapun) minimal diobati
dengan suntikan 2,4 juta UI Benzatin benzyl Penicilin
IM. Bila memungkinkan diberikan 3 dosis dengan
selang 1 minggu, sehingga total 7,2 juta unit.
c. Terapi dengan Benzatin benzyl Penicillin didahului
dengan skin test. Diberikan dengan dua dosis terbagi
di bokong kanan dan bokong kiri
d. Sehingga pasien yang tidak diobati dengan adekuat

No. Dokumen : sop/pkmcp/pkm/193


No. Revisi : 00
Halaman : 2/4
tidak disarankan untuk bersallin dipuskesmas
3. Pasien Hepatitis
a. Pasien yang sudah didiagnosis atau terscreening
Hepatitis, ditempatkan pada ruangan isolasi
b. 100% anak dari ibu Hepatitis B mendapat pelayanan
standar vitamin K dan imunisasi HB0, dilanjutkan
dengan imunisasi HB1, 2, dan 3, dan 4 (vaksin
DPTHB-Hib) sesuai dengan program imunisasi
nasional; pemeriksaan serologis HBsAg saat bayi
usia 9-12 bulan.
7. Diagram Alir
Pasien datang
(Jika
dibutuhkan)
Screening

Pasien positif
infeksi

Ruangan Isolasi

Tatalaksana
sesuai penyakit

8. Dokumen 1. SOP Universal Precaution


Terkait 2. SOP Kewaspadaan transmisi

9. Unit Terkait Ruang Bersalin, Pelayanan 24 Jam, Ruangan Paru

10. Rekaman Historis Perubahan


No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.Terbit

No. Dokumen : sop/pkmcp/pkm/193


No. Revisi : 00
Halaman : 3/4

Anda mungkin juga menyukai