Anda di halaman 1dari 2

NAMA : FARADHILA OLIVIA D.

A
NIM : 048997038
PRODI : ILMU KOMUNIKASI

1. Sanksi pidana bagi pelaku yang merusak fasilitas milik umum sebagaiamana diatur dalam
KUHP Ketentuan Pasal 406 KUHP (1) mengatur bahwa, “Barang siapa dengan sengaja
dan dengan melawan hak membinasakan, merusak, membuat hingga tidak dapat
dipakai lagi atau menghilangkan sesuatu barang yang sama sekali atau sebagiannya
kepunyaan orang lain, dihukum penjara selama-lamanya 2 (dua) tahun 8 (delapan) bulan
atau denda sebanyak-banyaknya Rp4500,- (empat ribu lima ratus rupiah).” Dan pelaku
pengrusakan juga dikenakan sanksi pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 170 Ayat (1)
KUHP. Adapun bunyi pasal itu adalah sebagai berikut, “Barangsiapa terang-terangan dan
dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap orang atau barang, diancam
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun 6 (enam) bulan.”

~ Dijelaskan bahwasanya barang siapa yang merusak atau menghancurkan barang orang
lain atau fasilitas umum dengan terang terangan dan beramai - ramai dengan unsur
kesengajaan bahkan sampai fasilitas tersebut sudah tidak dapat digunakan kembali telah
kita ketahui bahwasanya Tindakan pidana akan selalu mendapatkan hukuman agar
pelaku merasa jera dan menyesal. Walaupun kita ketahui menyampaikan aspirasi atau
masukan dengan cara demonstrasi adalah hak setiap manusia akan tetapi perlu diingat
bahwa segala sesuatu yang kita lakukan ada aturannya dan tidak sewenang – wenangnya
sampai merusak fasilitas umum bahkan sampai fasilitas tersebut tidak bisa digunakan
Kembali. Seperti yang disebutkan Undang-Undang Dasar NRI 1945 Pasal 28:
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan
dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-undang. Pasal 28 E: (2) Setiap orang berhak
atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati
nuraninya.
(3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan
pendapat. Pasal 28F : Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh
informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk
mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi
dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.

2. Urutkan peraturan perUUan Aksi demonstrasi yang merusak fasilitas umum

a. Hukum demonstrasi adalah pasal 28 UUD 1945 dan UU No.9 Tahun 1998.
Sehingga para peserta demonstrans memiliki legalitas dalam aksinya. Namun
di sisi yang lain, hak menyampaikan pendapat di muka umum menjadi
terkendala ketika pelaksananya dapat dijerat pidana pasal 160-161 tentang
penghasutan.
b. Berdasarkan Pasal 15 UU No. 9 Tahun 1998, sanksi terhadap pelanggaran tata
cara di atas adalah pembubaran.
c. Berdasarkan Pasal 16 UU No. 9 Tahun 1998, pelaku atau peserta pelaksanaan
penyampaian pendapat di muka umum yang melakukan perbuatan
melanggar hukum, dapat dikenakan sanksi hukum sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini dikenakan jika misalkan
terjadi perbuatan melanggar hukum seperti penganiayaan, pengeroyokan,
perusakan barang, dan bahkan kematian.
d. Berdasarkan Pasal 17 UU No. 9 Tahun 1998 Penanggung jawab pelaksanaan
penyampaian pendapat di muka umum yang melakukan tindak pidana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dipidana sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan pidana yang berlaku ditambah dengan 1/3
(satu per tiga) dari pidana pokok. Terdapat pemberatan hukuman terhadap
penanggungjawab yang melakukan tindak pidana.
e. Berdasarkan Pasal 18 UU No. 9 Tahun 1998, setiap orang dengan kekerasan
atau ancaman kekerasan menghalang-halangi hak warga negara untuk
menyampaikan pendapat di muka umum yang telah memenuhi ketentuan,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun.

3. Kesimpulan :
Demonstrasi atau unjuk rasa tidak dilarang di Indonesia. Namun, perlu dicatat
bahwa ekspresi publik memiliki aturannya sendiri dan diatur oleh undang-undang.
Walaupun unjuk rasa diperbolehkan oleh undang-undang dan dijamin oleh Pasal 28
UUD 19 5, yang memberikan kebebasan berserikat dan berkumpul, pengungkapan
gagasan secara lisan dan tertulis, dan lain-lain, diatur oleh undang-undang, tetapi
tidak semua demonstrasi diperbolehkan. merusak persatuan. Demonstrasi harus
diorganisir, tetapi tidak dengan risiko keamanan. Jadilah pengunjuk rasa yang
mengerti aturan, jangan hanya ikut protes lalu menimbulkan kerusuhan.

DAFTAR PUSTAKA :
https://dono-ngeyel.blogspot.com/2014/11/undang-undang-demonstrasi_30.html
https://klikhukum.id/curkum-95-sanksi-pidana-merusak-fasilitas-umum/

Anda mungkin juga menyukai