Anda di halaman 1dari 8

PEMANFAATAN LIDAH BUAYA SEBAGAI CAMILAN MANIS

Adzra althafunnisa1, Aulia Bintani Shaki1, Kafallah Lutfilia Syahidah1, Reza


Rosyida, S. Si2
1
Santri Tholibah kelas VIII SMPI Nurul Fikri Boarding School Serang
2
Guru Fisika SMPI Nurul Fikri Boarding School Serang

ABSTRACT
Aloe vera (Aloe vera) is a species of plant with thick fleshy leaves from genus Aloe.
aloe vera is a plant that is easy to find, aloe vera can be found in the highlands and
lowlands. Aloe vera can be used as medicine or processed food. The benefits of aloe
vera have been known for thousands of years. Historically, this plant, also known as
aloe vera, is considered to be able to cure various skin diseases and is effective as a
laxative. Examples of processed aloe vera as food are candied aloe vera, aloe vera
candy, and smoothies. The vitamins contained in aloe vera are Vitamin A, B1, B2, B3,
B12, C, E, Choline, Inositol, Folic Acid. Minerals, namely Calcium, Magnesium,
Potassium, Sodium, Iron, Zinc, Chromium. Therefore, we can use aloe vera to make
aloe vera candy which is healthy, beneficial and has lots of vitamins.

Keywords: aloe vera, candy, healty food

I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Lidah buaya (Aloe vera) adalah spesies tumbuhan dengan daun berdaging
tebal dari genus Aloe. Menurut Hamman (2008) ciri fisik dari tanaman ini
adalah daunnya berdaging tebal, panjang, mengecil kebagian ujungnya,
berwarna hijau serta berlendir. Tanaman lidah buaya banyak dibudidayakan
untuk pertanian, pengobatan, tanaman hias, dan dapat juga ditanam di dalam pot.
Khasiat lidah buaya telah dikenal sejak ribuan tahun lalu. Tanaman ini dianggap
dapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit dan efektif sebagai obat pencahar.
Seiring perkembangan zaman, lidah buaya makin dipercaya sebagai obat
tradisional yang bisa menangani sejumlah kondisi.
Lidah buaya banyak ditemukan dalam produk seperti minuman, olesan
untuk kulit, kosmetika, atau obat luar untuk luka bakar. Bagian-bagian lidah
buaya yang bisa dimanfaatkan yaitu gel dan lateks. Gel diperoleh dari sel-sel
yang berada di bagian tengah kulit lidah buaya, sementara lateks diperoleh dari
sel-sel yang tepat berada di bawah lapisan kulit lidah buaya. Menurut Hamman
(2008), komponen nutrisi yang terkandung dalam lidah buaya terutama bagian
gelnya adalah asam amino, enzim-enzim, vitamin, diantaranya vitamin C,
mineral, karbohidrat, dan komponen spesifik senyawa antrakinon berupa aloin,
barbaloin, asam aloetat, dan emodin dalam kadar yang sangat kecil.
Menurut Misawa et al (2008) tanaman lidah buaya ini telah lama dikenal
karena kegunaannya sebagai tanaman obat untuk aneka penyakit. Pada masa ini,
pemanfaatan lidah buaya banyak digunakan pada produk kecantikan, baik itu
untuk perawatan wajah maupun perawatan pada rambut. Pemanfaatan tanaman
ini pada bidang makanan masih minim. Salah satu contoh pemanfaatan lidah
buaya pada makanan adalah pembuatan nata de coco dari lidah buaya. Masih
jarang ditemukan pemanfaatan tanaman ini dalam bentuk camilan manis.
Camilan manis adalah sejenis makanan yang banyak mengandung gula.
Pada masa modern, peran gula sebagai pemanis alami pada makanan manis
sering diganti oleh pemanis buatan. Camilan manis memiliki nutrisi yang
rendah, namun memiliki kalori yang tinggi.
Permasalahan ini berhasil menarik perhatian peneliti untuk mencari solusi
camilan manis bernutrisi dan tidak menggunakan pemanis buatan. Camilan
manis yang mengandung nutrisi dari lidah buaya dan tidak menggunakan
pemanis buatan.

I.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang disebutkan diatas. Rumusan masalah yang
diajukan dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimana proses pembuatan lidah buaya menjadi camilam manis?
2. Bagaimana membuat komposisi yang tepat untuk menghasilkan camilan
lidah buaya?
I.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah, tujuan kami melakukan penelitian ini adalah
1. Mengetahui proses pembuatan lidah buaya menjadi camilan manis.
2. Mengetahui cara membuat komposisi yang tepat untuk menghasilkan
camilan lidah buaya.

I.4. Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat memberikan
informasi dan inovasi serta mengoptimalkan pemanfaatan dari lidah buaya untuk
dapat dikonsumsi dalam bentuk camilan manis.

II. TINJAUAN PUSTAKA


II.1. Lidah Buaya
Menurut Marhaeni lidah buaya (Aloe vera Linn.) merupakan tanaman suku
Liliaceae asli Afrika yang dapat tumbuh dengan mudah di daerah tropis dengan
lahan berpasir dan sedikit air serta memiliki pertumbuhan yang mudah dan
cepat. Diduga tanaman tersebut mulai masuk ke Indonesia sejak abad ke-17.
Tanaman ini memiliki lebih dari 350 jenis lidah buaya yang merupakan hasil
persilangan. Tanaman ini telah lama dikenal sebagai “The Miracle Plant" serta
telah banyak digunakan orang di berbagai negara seperti Cina, Kongo, dan
Amerika sebagai obat luka, rambut rontok, tumor, wasir, dan laksansia. Unsur-
unsur yang terkandung dalam suatu tanaman lidah buaya seperti aloin, emodin,
resin gum dan minyak atsiri dapat memberikan banyak manfaat bagi kehidupan
manusia. (Fit, 1983; Wijayakusumah, 1990).

II.2. Manfaat Lidah Buaya


Gel (daging daun) Aloe verra Linn. mengandung nilai nutrien yang kaya,
diantaranya adalah delapan belas jenis asam amino terutama leusin, lisin, valin,
dan histidin; enzim-enzim seperti enzim proteolitik, karboksipeptidase, katalase,
dan oksidase; vitamin-vitamin berupa vitamin C, vitamin B12, vitamin B6,
vitamin A, niacin, dan kholin; mineral-mineral berupa kalsium, besi, belerang,
pospor, mangan, alumunium, silika, boron, dan barium; karbohidrat poli dan
monosakarida berupa glukomanan, arabinan, galaktan, D-glukosa, D-manosa,
arabinosa, galaktosa, dan xylosa; dan komponen spesifik senyawa glikosida
antrakinon berupa aloin, barbaloin, asam aloetat, dan emodin dalam kadar yang
sangat kecil. Bahkan beberapa peneliti lain meyakini bahwa gel ini mengandung
stimulator biogenik untuk epitelisasi berupa heteroauksin, asam fenilindoasetat,
glioksidiuresida, dan alantoin. Khasiat dan penggunaan Aloe vera Linn sangat
bervariasi yaitu sebagai laksatif, biogenic stimulator yang mempercepat proses
reepitelisasi jaringan, penyubur rambut, antibakteri, antiviral, dan antifungi,
arthritis dan rematik, tukak lambung dan gangguan pencernaan, hepatoprotektor,
menurunkan kadar lemak dalam darah dan imunomodulator (Marshall, 1990;
Sidik 1996, Fit 1983).

II.3. Pemanis
Pemanis merupakan bahan yang ditambahkan pada makanan dan minuman
untuk membarikan rasa manis atau dapat membantu mempertajam penerimaan
terhadap rasa manis pada makanan dan minuman. Fungsi dari bahan pemanis
antara lain meningkatkan cita rasa dan aroma, memperbaiki sifat-sifat fisik,
sebagai pengawet, memperbaiki sifat-sifat kimia, sekaligus sebagai sumber
kalori bagi tubuh. Pemanis ada 2 jenis yaitu pemanis alami dan pemanis
buatan/sintetis. Pemanis alami merupakan pemanis yang terbuat dari tumbuh dan
hasil hewan. Contoh dari pemanis alami antara lain sukrosa, glukosa, dan
fruktosa, sedangkan glukosa dan sukrosa dapat diperoleh baik dalam bentuk gula
pasir, gula jawa atau gula kelapa (Ika kurniawati, 2009:11). Dan pada fruktosa
dapat ditemukan di tanaman, terutama pada madu, pohon buah, bunga, beri dan
sayuran.

III. METODE PENELITIAN


III.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah thalibah Nurul Fikri Boarding School Serang
dari Sabtu, 3 September 2022 sampai dengan Jumat, 11 November 2022.

III.2. Metode dan Desain Penelitian


Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metoda penelitian eksperimen.
Metode penelitian eksperimen adalah menguji pengaruh suatu variabel terhadap
variabel lain atau menguji bagaimana hubungan sebab akibat antara variabel
yang satu dengan variabel yang lainnya. Pada penelitian ini, peneliti berfokus
pada kualitas dari komposisi lidah buaya untuk camilan manis dan dalam
pembuatan karya tulis ini dilakukan studi literatur dengan menghimpun berbagai
informasi terkait kandungan lidah buaya (Aloe Vera).

3.3. Pengumpulan dan Analisa Data


a) Tahap Persiapan
Pada tahap ini, peneliti mempersiapkan bahan yang ingin diteliti. Peneliti
menyiapkan lidah buaya, cetakan, madu, gula, pewarna, tepung maizena,
air, perasan lemon dan bahan lainnya untuk memanfaatkan lidah buaya
sebagai camilan manis.
b) Tahap Pelaksanaan
Bahan A:
- gula pasir 150gr
- Madu 50 gr
- air 90 ml
- perasan lemon 1 sdm
Bahan B:
- 150 ml lidah buaya yang sudah di blender
- maizena 30gr
- air 50 ml
- perasan lemon 1 sdm
- pewarna sesuai selera
Taburan:
- 5 sdm maizena sangrai sekitar 5 menit
Cara Membuat
1. Masukkan Bahan A ke dalam panci.
2. Masak hingga berbuih (tekstur seperti sirup yang agk kental.
Kemudian sisihkan.
3. Masukkan bahan B ke dalam panci.
4. Masak hingga mengental dan warna tampak bening.
5. Masukkan sirup gula kedalam adonan tepung maizena secara bertahap
lalu masak dengan api kecil selama 30 sampai 40 menit hingga
mengental seperti lem, sesekali diaduk.
6. Beri pewarna sesuai selera, dan aduk
7. Tuang ke wadah dan diamkan hingga 1 sampai 2 jam
8. Siapkan bahan untuk taburan.
9. Camilan dari lidah buaya siap disajikan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam pembuatan lidah buaya sebagai camilan manis ini menggunakan
pemanis alami dari campuran gula dan madu dengan rasio 3:1. Menurut Marhaeni,
lidah buaya ketika dikonsumsi memiliki beberapa manfaat antara lain: menurunkan
kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes, mengontrol tekanan darah, dan
menstimulasi kekebalan tubuh terhadap kanker, melegakan tenggorokan,
mengurangi batuk, dan melonggarkan tenggorokan.
Pembuatan camilan manis dari lidah buaya diawali dengan memasak
campuran 200 gr pemanis (gula dan madu), 90 ml air dan 1 sdm air perasan lemon
hingga berbuih. Pemanis yang digunakan merupakan pemanis alami sebagai
penambah energi. Selain bermanfaat sebagai pemanis alami, madu juga
mengandung zat antiinflamasi, antioksidan dan antibakteri. Langkah selanjutnya
adalah memasak campuran larutan lidah buaya (150 ml hasil blender lidah buaya
dan 50 ml air), 30 gram tepung maizena, 1 sdm perasan lemon hingga mengental.
Tepung maizena menghasilkan tekstur yang lebih lembut dan kenyal sehingga
bermanfaat bagi orang dengan kesulitan menelan atau disfagia.
Langkah selanjutnya yaitu mencampurkan larutan gula ke dalam larutan
tepung maizena secara bertahap lalu masak dengan api kecil selama 30 sampai 40
menit hingga mengental seperti lem. Kemudian adonan yang terbentuk dimasukkan
ke dalam cetakan dan siap disajikan.
Kami mengumpulkan 8 responden untuk mencoba camilan manis dari lidah
buaya yang telah kami buat. Empat responden tidak menyukai camilan manis
tersebut karena rasa yang lemon dan madu yang terlalu menyengat dan empat
responden lainnya menyukai camilan manis tersebut karena tekstur yang enak dan
rasa manis yang pas.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


V.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan melalui eksperimen, dapat
diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Camilan manis lidah buaya dibuat dengan mencampurkan larutan lidah
buaya dengan larutan tepung maizena yang ditambahkan dengan pemanis
alami dari gula dan madu.
2. Camilan manis lidah buaya terbuat dari larutan 150 ml lidah buaya dan 50
ml air yang dihaluskan, kemudian dicampurkan dengan 30 gr maizena dan
1 sdm perasan lemon. Adonan tersebut ditambahkan dengan pemanis alami
dari 150 gr gula dan 50 gr madu.

V.2. Saran Peneliti


Saran peneliti untuk peneliti selanjutnya adalah untuk mempertimbangkan bahan
bahan yang dipakai dan lebih banyak menggunakan bahan alami untuk olahan
permen lidah buaya sehingga vitamin yang terkandung dalam lidah buaya tidak
berkurang.

DAFTAR PUSTAKA
Fit (editor). 1983. Aloe vera : The Miracle Plant. Anderson Worlds Books Inc.,
Mountain View, p. 63.
Hamman JH. 2008. Compotition and Application of Aloevera Leaf Gel. Molecules
13:1599-1616.
Ika Kurniawati Y. 2009. Mengenal Zat Adiktif Makanan. Jakarta : Sinar Cemerlang
Marhaeni, Luluk Sutji. POTENSI LIDAH BUAYA (Aloe vera Linn) SEBAGAI OBAT
DAN SUMBER PANGAN. Jakarta
Marshall, J. M. 1990. Aloe vera Gel : What is the Evidence?. The Pharmaceutical
Journal 244. New York. p. 360 -362.
Misawaa E, Tanakaa M, Nomaguchia K, Yamadaa M, Toidaa T, Takaseb M, Iwatsukia
K and Kawadac T. 2008. Administration of phytosterols isolated from Aloe vera
gel reduce visceral fat mass and improve hyperglycemia in Zucker diabetic fatty
(ZDF) rats. Obesity Research & Clinical Practice 2: 239—245.
Wijayakusumah, H.M.H. 1990. Lidah Buava Tanaman Obat. Murah dan Mudah
Didapat. Jakarta: Sinar Tani.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai