Anda di halaman 1dari 4

BAB 2.

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Manajemen Keperawatan

2.1.2. Prinsip-Prinsip Manajemen Keperawatan

Swanburg (2000) menyatakan bahwa prinsip-prinsip manajemen keperawatan sebagai berikut:


(1) Manajemen keperawatan adalah perencanaan,(2) Manajemen keperawatan adalah
penggunaan waktu yang efektif, (3) Manajemen keperawatan adalah pembuatan keputusan, (4)
Pemenuhan kebutuhan asuhan keperawatan pasien adalah urusan manajer perawat, (5)
Manajemen keperawatan adalah suatu perumusan dan pencapaian tujuan sosial, (6) Manajemen
keperawatan adalah pengorganisasian, (7) Manajemen keperawatan merupakan suatu fungsi,
posisi atau tingkat sosial, disiplin, dan bidang studi, (8) Manajemen keperawatan bagian aktif
dari divisi keperawatan, dari lembaga, dan lembaga dimana organisasi itu berfungsi, (9) Budaya
organisasi mencerminkan nilai-nilai kepercayaan, (10)

Manajemen keperawatan mengarahkan dan pemimpin, (11) Manajemen keperawatan


memotivasi, (12). Manajemen keperawatan merupakan komunikasi efektif,dan (13) Manajemen
keperawatan adalah pengendalian atau pengevaluasian. 2.1.3. Proses Manajemen Keperawatan

Proses manajemen keperawatan adalah rangkaian pelaksanaan kegiatan yang saling


berhubungan, mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan. Setiap sistem terdiri atas lima
unsur, yaitu input, prosces, output, control dan mekanisme umpan balik (feedback).Input dalam
proses manajemen keperawatan berupa informasi, personel, peralatan dan fasilitas. Prosespada
umumnya melibatkan kelompok manajer dari tingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai
pada perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang dalam melakukann perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan
(Parmin, 2010).

Prosesmerupakan kegiatan yang sangat penting dalam suatu sistem sehingga dapat
mempengaruhi hasil yang diharapkan oleh suatu tatanan organisasi. Output atau keluaran dari
proses manajemen keperawatan merupakan hasil atau kualitas pemberian asuhan keperawatan,
pengembangan staf, serta kegiatan penelitian untuk menindaklanjuti hasil atau keluaran.Control
dalam proses manajemen keperawatan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hasil. Kontrol
dapat dilakukan melalui penyusunan anggaran yang proporsional, evaluasi penampilan kerja
perawat, pembuatan prosedur yang sesuai standar dan akreditasi. Mekanisme umpan balik
(feedback) diperlukan untuk menyelaraskan hasil dan perbaikan kegiatan yang akan datang.
Mekanisme umpan balik dapat dilakukan melalui laporan keuangan, audit

keperawatan, dan survei kendali mutu, serta penampilan kerja perawat (Gillies,2000).

Proses manajemen keperawatan sebenarnya sudah tergambar pada proses asuhan keperawatan
yaitu pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang dilakukan secara sistematis oleh
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien (Parmin, 2010)

2.1.4. Fungsi Manajemen Keperawatan


Manajemen memerlukan peran orang yang terlibat di dalamnya untuk menyikapi posisi masing-
masing sehingga diperlukan fungsi-fungsi yang jelas mengenai manajemen (Suarli & Bahtiar,
2009).Fungsi manajemen pertama sekali diidentifikasi oleh Fayol (1925) yaitu perencaanaan,
organisasi, perintah, koordinasi, dan pengendalian.Gulick (1937) memperluas fungsi manajemen
Fayol menjadi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), personalia (staffing),
pengarahan (directing), pengkoordinasian (coordinating), pelaporan (reporting), dan
pembiayaan (budgeting).

Akhirnya, fungsi manajemen ini merujuk pada fungsi sebagai proses manajemen yang terdiri
dari perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan, pengawasan (Marquis dan Huston,
2010). Fungsi manajemen menurut Terry (2000) adalah planning, organizing, actuating, dan
controlling.

2.1.4.1. Perencanaan

Perencanaan adalah suatu bentuk pembuatan keputusan manajemen yang meliputi penelitian
lingkungan, penggambaran sistem organisasi secara keseluruhan, memperjelas visi, misi dan
filosofi organisasi, memperkirakan sumber daya organisasi, mengidentifikasi dan memilih
langkah-langkah tindakan, memperkirakan efektifitas tindakan serta menyiapkan karyawan
dalam melaksanakan (Gillies, 2000). Dari pengertian perencanaan tersebut diatas dapat
dirumuskan pengertian tentang perencanaan dalam lingkup manajemen keperawatan yaitu proses
pengambilan keputusan manajer tentang upaya pencapaian tujuan keperawatan melalui analisa
situasi, perkiraan sumber daya alternatif, tindakan dan pelaksana tindakan untuk mencapai
tujuan. Perencanaan memusatkan perhatian pada masa yang akan datang.

Manajemen keperawatan harus mempersiapkan ruang keperawatan dan perawat dalam


menghadapi tantangan yang akan datang, baik yang dapat diramalkan maupun yang tidak
terduga. Perencanaan menspesifikasikan pada apa yang akan dilakukan dimasa akan datang,
serta bagaimana hal itu dilakukan dan apa yang kita butuhkan untuk mencapai tujuan (Parmin,
2010).

Perencanaan adalah usaha sadar dan pengambilan keputusan yang diperhitungkan secara matang
tentang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang oleh suatu organisasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Siagian, 1992). Suarli dan Bahtiar (2009) menyatakan
bahwa perencanaan adalah suatu keputusan dimasa yang akan datang tentang apa, siapa, kapan,
dimana, berapa, dan bagaimana yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yang

dapat ditinjau dari proses, fungsi dan keputusan. Perencanaan memberikan informasi untuk
mengkoordinasikan pekerjaan secara akurat dan efektif (Swanburg, 2000).

2.1.4.2.Pengorganisasian

Dalam pelaksanaan fungsi manajemen pengorganisasian, kepala ruangan bertanggung jawab


untuk mengorganisasi kegiatan asuhan keperawatan di unit kerjanya.Fungsi manajemen
keperawatan dalam organisasi adalahmengembangkan seseorang dan merancang organisasi yang
paling sederhana untuk menyelesaikan pekerjaan. Pengorganisasian meliputi proses memutuskan
tingkat organisasi yang diperlukan untuk mencapai objektif divisi keperawatan, departemen atau
pelayanan, dan unit (Swansburg, 2000).

Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai


macam kegiatan, menetapkan tugas pokok dan wewenang serta pendelegasian wewenang oleh
pimpinan kepada staf dalam rangka mencapai tujuan (Muninjaya, 2004). Huber (2000)
menyatakan bahwa pengorganisasian adalah memobilisasi sumber daya manusia dan material
dari lembaga untuk mencapai tujuan organisasi, dapat juga untuk mengidentifikasi antara
hubungan yang satu dengan yang lain. Pengorganisasian dapat dilihat secara statis dan
dinamis.Secara statis merupakan wadah kegiatan sekelompok orang untuk mencapai tujuan,
sedangkan secara dinamis merupakan suatu aktivitas dari tata hubungan kerja yang teratur dan
sistematis untuk mencapai tujuan tertentu (Suarli & Bahtiar, 2009).

2.1.4.3.Pengarahan

Pengarahan adalah elemen tindakan dari manajemen keperawatan.Pengarahan sering disebut


sebagai fungsi memimpin dari manajemen keperawatan. Ini meliputi proses pendelegasian,
pengawasan, koordinasi, dan pengendalian implementasi rencana organisasi (Swansburg,2000).
Iklim kerja yang kondusif diciptakan melalui kemampuan interpersonal manajer pelayanan
keperawatan dalam memotivasi dan membimbing staf sehingga meningkatkan kinerja staf
(Kemenkes RI, 2001).

Pengarahan adalah fase kerja dalam manajemen, dimana manajer berusaha memotivasi,
membina komunikasi, menangani konflik, kerja sama, dan negosiasi (Marquis dan Huston,
2010). Pengarahan adalah fungsi manajemen yang memantau dan menyesuaikan perencanaan,
proses, dan sumber yang efektif dan efisien mencapai tujuan (Huber, 2000). Pengarahan yang
efektif akan meningkatkan dukungan perawat untuk mencapai tujuan manajemen keperawatan
dan tujuan asuhan keperawatan (Swanburg, 2000). Motivasi sering disertakan dengan kegiatan
orang lain mengarahkan, bersamaan dengan komunikasi dan kepemimpinan (Huber, 2006).

Agar pengarahan dapat dilaksanakan dengan mudah, perlu syarat-syarat antara lain; a) adanya
keinginan bekerja sama (sense ofcooperation), b) adanya rasa persaingan (rivalry), c) semangat
tim(team spirit), d) semangat korps, perasaan menghargaikesatuan, korps, atau organisasi
( esprit de corps) (Wijono,1997).

2.1.4.4. Pengawasan atau Pengendalian

Pengawasan menurut Mockler (1972, dalam Handoko,1999) adalah usaha yang sistematis untuk
menetapkan standar pelaksanaan sesuai dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem
informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yangtelah ditetapkan
sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil
tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan
dipergunakan dengan cara paling efektif dan efesien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.
Pengawasan atau pengendalian adalah fungsi yang terus menerus dari manajemen keperawatan
yang terjadi selama perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan (Swanburg,
2000).Huber (2006) menyatakan bahwa fungsi pengawasan atau pengendalian adalah fungsi
yang digunakan untuk memantau dan mengatur perencanaan, proses, dan sumber daya manusia
yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.

Robins & Coulter (2007) menyatakan bahwa fungsi ini adalah fungsi yang terakhir di dalam
manajemen dan fungsi memantau dan mengevaluasi setiap kegiatan yang telah berjalan sesuai
dengan tujuan yang telah direncanakan dan memantau kinerja stafnya, kinerja tersebut kemudian
dibandingkan dengan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Apabila kinerja tersebut
menyimpang maka fungsi manajemen yang lain diperiksa kembali. Selama fase pengendalian,
kinerja diukur menggunakan standar yang telah ditentukan dan tindakan diambil untuk
mengoreksi ketidakcocokan antara standar dan kinerja (Marquis dan Huston, 2010).

Anda mungkin juga menyukai