BAB II Tes Grafis
BAB II Tes Grafis
PEMBAHASAN
Tes grafis adalah bagian dari tes proyektif di ilmu psikologi. Tes grafis disebut juga
sebagai paper and pencil test karena hanya melibatkan 2 bahan tersebut dan dianggap sebagai tes
yang sederhana dan murah. Sederhana karena tugas yang diberikan tidak rumit, mudah
dimengerti subyek dan waktu pengerjaan tidak lama. Murah karena hanya melibatkan beberapa
Tes grafis yang umum dikenal sebenarnya terdiri dari empat alat tes yang berdiri terpisah.
Mereka adalah BAUM, Draw A Person (DAP), House Tree Person (HTP), dan Drawing
Completion Tes (DCT). Keempat alat tes ini menggunakan media gambar untuk menelaah ciri
kepribadian seseorang. HTP umumnya dipakai dalam ranah klinis karena kedalaman makna yang
dapat digali. Dalam ranah seleksi, yang umum digunakan adalah BAUM, DAP, dan atau DCT.
Keempatnya memiliki norma tersendiri untuk menelaah dan mengartikan hasil gambar. Bahkan
DCT memiliki lembar nilai kuantitatif, yang tergolong unik untuk tes proyektif. Selanjutnya,
Tes grafis bermanfaat sebagai salah sau alat tes psikologi untuk mengungkap kepribadian
b) Kekurangan
Tidak mengikuti prosedur formal untuk standarisasi konstruksi tes administrasi dan petunjuk
o Kurang ada penelitian yang dikaitkan dengan budaya untuk petunjuk interpretasi
Strategi untuk mengatasi keterbatasan dalam tes grafis ini sebaiknya dikombinasikan dengan alat
a. DAP
DAP atau Draw a Person adalah salah satu jenis psikotes menggambar. Tes ini mudah
diinterpretasikan dan banyak digunakan di berbagai negara karena tidak ada hambatan
bahasa, hambatan budaya dan komunikasi antara penguji dan peserta tes. Biasannya,
Di Indonesia, tes ini banyak digunakan untuk perekrutan pegawai swasta, pegawai
pemerintah, dan lembaga lainnya. Dalam pengerjaan tes ini, bisa dilakukan secara
pegawai yang berjumlah banyak (misalnya perekrutan pegawai PNS), sementara, tes
individual digunakan untuk perekrutan pegawai dengan kualifikasi tertentu dan kuantitas
sangat terbatas.
b. BAUM
Tes Psikologi “Baum Test” atau yang lebih dikenal dengan “Tree Test” adalah tes
psikologi yang diciptakan oleh Emil Jucker yang kemudian dikembangkan dan dipublikasikan
pertama kali oleh Karl Koch pada tahun 1959. Alasan pemilihan pohon oleh Jucker sebagai
objek gambar adalah pohon selalu tumbuh dan berkembang, serta hasil penelitian budaya
menunjukkan bahwa pohon memiliki makna penting bagi manusia dan pohon dianggap mewakili
manusia. Instruksi yang WAJIB diikuti dan tidak boleh dilanggar adalah menggambar pohon
berkayu, dan tidak boleh menggambar pohon seperti perdu, pinus/cemara, palma/kelapa, bambu,
beringin, randu, pisang, dan rumput-rumputan. Setelah menggambar pohon, peserta diminta
menulis nama atau jenis pohon yang digambar.
Fungsi dari tes ini adalah untuk menilai karakter dan kepribadian seseorang dengan cara
menganalisa gambar pohon yang dibuat oleh peserta tes. Hal ini dapat diketahui dari bentuk
gambar, kelengkapan gambar, kerapian, cara menggambar, dan dari aspek-aspek lainnya.
c. HTP
HTP merupakan salah satu tes grafis yang berguna untuk melengkapi tes grafis yang
lain.Tes HTP (House tree Person) umumnya memiliki tujuan untuk mengukur keseluruhan
pribadi. Waktu yang dipergunakan dalam tes Psikologi HTP normalnya selama 10 menit.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah HTP digunakan oleh para ahli jiwa untuk
mendapatkan data yang cukup signifikan yang mempunyai sifat diagnosa atau prognosa
mengenai keseluruhan pribadi individu yang bersangkutan, juga dapat mengetahui bagaimana
interaksi pribadi dengan lingkungan baik yang umum ataupun spesifik. Menurut John Duck,
HTP digunakan untuk mendapatkan data tentang kemajuan individu yang dikenai suatu
treatment. Baik HTP ataupun tes grafis lainnya dapat disertai dengan warna dan interpretasinya
mencakup juga sesuai atau tidak sesuainya penggunaan warna terhadap objek. Yang paling
penting di interpretasi adalah orientasi individu (terhadap ruang dan daya abstraksi)
2.1.4 Computerized Graphic Test
Aplikasi ini dibuat untuk memudahkan tester mengambil dan merekam data tes grafis
testee, juga memudahkan pendistribusian data. Menggunakan salah satu alat bernama pen-tab
atau pen-tablet yang mana bisa digunakan untuk menggambar secara digital.
1) Aplikasi dinyalakan, lalu pilih brand dan tipe pen-tab yang digunakan, agar bisa
disesuaikan dengan sensitifitas tablet oleh sistem.
2) Pilih tes mana yang ingin diambil datanya.
3) Masukan identitas subjek yang terdiri dari nama, usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir,
pekerjaan, dan tanggal pelaksanaan tes.
4) Lalu, kerjakan tes sesuai dengan intruksi yang ada menggunakan pen-tab.
5) Seluruh data yang masuk segera disimpan di database. Data yang ada bisa disunting
apabila tester menemukan poin penting yang patut ditambahkan. Misalnya, bagian yang
hilang.
6) Data-data yang tersimpan di database bisa dikirimkan ke psikolog untuk diintepretasikan
lebih jauh