Anda di halaman 1dari 5

PANGKALAN TNI AU ATANG SENDJAJA

RSAU dr. M. HASSAN TOTO

LAPORAN
KEGIATAN MONITORING EVALUASI TB-HIV
DI LAYANAN HIV DAN POLIKLINIK PARU
RSAU dr. M. HASSAN TOTO

TAHUN 2022
PANGKALAN TNI AU ATANG SENDJAJA
RSAU dr. M. HASSAN TOTO

LAPORAN
KEGIATAN MONITORING EVALUASI TB-HIV DI LAYANAN HIV DAN POLI KLINIK PARU
RSAU dr. M. HASSAN TOTO

PENDAHULUAN

1. Umum

a. RSAU dr. M. Hassan Toto sebagai salah satu badan pelayanan kesehatan
angkatan udara yang memiliki tugas pokok menyelenggarakan dan
melakasanakan kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dan
sebagai rujukan di jajaran kesehatan angkatan udara, dituntut untuk selalu
meningkatkan kemampuan sesuai dinamika perkembangan yang ada, baik
dari aspek spektum maupun kemajuan teknologi.
b. HIV-AIDS merupakan gejala/sindrom yang timbul akibat rusaknya sistem
kekebalan tubuh manusia yang disebabkkan virus hal ini masih merupakan
penyakit yang menakutkan juga memiliki stigma negatif bagi masyarakat
umum.
c. TB merupakan Infeksi oportunis (IO) yang paling banyak terjadi pada pasien
HIV dan penyumbang kematian terbanyak bagi penderita HIV. Di Indonesia TB
merupakan tantangan bagi pengendalian AIDS karena merupakan infeksi
penyerta yang sering terjadi pada ODHA (31,8%)
d. TB merupakan infeksi oportunistik terbanyak dan penyebab utama kematian
pada orang dengan HIV dan AIDS (ODHA). Kolaborasi TB-HIV adalah upaya
pengendalian kedua penyakit dengan mengintegrasikan kegiatan kedua
program secara fungsional, baik pada aspek menajemen kegiatan program
maupun penyediaan pelayanan bagi pasien. Kegiatan Kolaborasi TB-HIV
dimulai pada tahun 2007 dan telah disosialisasikan ke seluruh provinsi mulai
tahun 2008. Selanjutnya diperkuat melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI
No. 1278 tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan kolaborasi pengendalian
Penyakit TB dan HIV. Pada tahun 2013 telah diterbitkan Permenkes No. 21
tahun 2013 tentang Penanggulangan HIV AIDS di Indonesia, di mana pasien
TB merupakan salah satu kriteria pasien yang perlu mendapat perhatian untuk
dilakukan penawaran tes HIV dan perlu dilakukan percepatan pemberian ARV
bagi pasien ko-infeksi TB-HIV.
e. Tujuan kolaborasi ini untuk mengurangi beban kedua penyakit tersebut secara
efektif dan efisien melalui pembentukan mekanisme kolaborasi program TB
dan HIV/AIDS, menurunkan beban TB pada ODHA (IPT, intensifikasi
penemuan kasus TB dan pengobatan, PPI TB di layanan kesehatan), dan
menurunkan beban HIV pada pasien TB (menyediakan tes HIV; pencegahan
HIV; pengobatan preventif dengan kotrimoksasol; dan Perawatan, dukungan
dan pengobatan HIV).

2. Dasar Pelaksanaan

a. Peraturan panglima TNI Nomor Perpang/64/IX/2010 tentang Buku Petunjuk


Pelaksanaan Penanggulangan HIV-AIDS di lingkungan TNI.
b. Buku Petunjuk Pelaksanaan TNI AU tentang pencegahan dan penanggulangan
terpadu HIV-AIDS.
c. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : HK.02.02./MENKES/482/2014 tentang
Rumah Sakit Rujukan bagi Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA).
d. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1278 tahun 2009 tentang Pedoman
Pelaksanaan kolaborasi pengendalian Penyakit TB dan HIV.

3. Maksud dan Tujuan

a. Maksud. Maksud dari penyusunan laporan ini sebagai gambaran mengenai


tahap-tahap kegiatan yang telah dilaksanakan dalam penyelenggaraan
Pendampingan terhadap pasien di Klinik Cempaka dan Klinik TB

b. Tujuan. Tujuan dari penyusunan naskah ini untuk dijadikan sebagi pedoman
bagi pimpinan dalam pengambilan kebijakan terhadap pelayanan di Klinik
Cempaka dan klinik TB dalam menangani pasien dengan HIV dan TB
PELAKSANAAN KEGIATAN

4. Perencanaan. Koordinasi kegiatan Monev TB-HIV oleh Dinas Kesehatan


Kabupaten Bogor dengan pihak RSAU dr M. Hassan Toto yang diwakili oleh Poli
Cempaka (HIV) dan Poli Paru (TB)

5. Pelaksanaan dilaksanakan melalui Zoom online yang dihadiri oleh Dinas


Kesehatan Kabupaten Bogor dengan RSAU dr. M. Hassan Toto.

1. Waktu : Kamis, 21 November 2022


2. Tempat : Poliklinik Cempaka dan Poliklinik Paru
3. Acara : Monitoring dan Evaluasi pelayanan di Poli HIV dan TB

6. Kendala. Koneksi internet tidak stabil

HASIL YANG DICAPAI.

No Temuan Keterangan
1 Semua Pasien HIV sudah Diperiksakan TB
2 Belum Semua Pasien TB diperiksakan HIV
3 Terbatasnya dukungan Rapid Test HIV dari Dinas
Kesehatan Bogor.
4 Laporan Screening Pasien sudah terlapor ke SIHA 2.1
5 Laporan Pasien TB Sudah terlapor ke dalam SITB
6 RSAU dr. M. Hassan Toto sudah melaporkan pasien
sebanyak 60 % dari kasus Terduga TB di wilayah
sekitar RSAU dr. M. Hassan Toto.

KESIMPULAN DAN SARAN

7. Kesimpulan. Dari rangkaian kegiatan dampingan pasien dan keluarga


sebagai berikut:

a. RSAU dr. M. Hassan Toto memperbaiki alur atau SOP terkait


pemeriksaan HIV pada pasien TB. Pemeriksaan HIV pada pasien TB diminta
oleh Poli Paru (TB) dan dilakukan di Poli Paru (TB)
b. Pemeriksaan HIV dan dahak dilakukan di hari yang sama
c. Pasien TB harus mengetahui status untuk HIV nya
d. Pihak RR HIV menginput pasien rujukan dari poli ke SIHA offline form
TIPK dari bulan Januari-November 2022.
e. RR Poli TB menginput hasil tes HIV bagi pasien TB ke SITB.
f. RR HIV dan RR TB melakukan validasi TB-HIV menggunakan tools
validasi TB-HIV.
g. Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor mengusulkan RR Poli
Cempaka RSAU dr. M. Hassan Toto untuk mendapatkan OJT/pelatihan
pencatatan dan pelaporan
h. RSAU dr. M. Hassan Toto melakukan pertemuan rutin untuk membahas
program kolaborasi TB-HIV

8. Saran.

Kegiatan kolaborasi dan kordinasi antara Poli TB dan Poli HIV di RSAU dr. M.
Hassan Toto ditingkatkan dengan mengadakan pertemuan rutin.

PENUTUP

9. Penutup. Demikian laporan kegiatan klinik Cempaka RSAU dr. M. Hassan


Toto pada acara monitoring dan evaluasi TB-HIV di layanan Poliklinik HIV dan Poliklinik
Paru

Mengetahui Bogor , 1 Desember 2022


Ka. Poliklinik Cempaka

dr. Arnold Sianipar


Pembina IV A NIP.199006012019031002

Anda mungkin juga menyukai