Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH DASAR TEKNIK LEVELLING I

Dosen Pengampu:
Zulfia Maharani,ST,Msi
Syarifuddin,SKM.,M.Kes

Catur Puspawati,ST.,MKM

Agus Dwi Pramono,AMKL (Pr.)

Disusun oleh:
Kelompok 3

Abidah Ardelia Ramadhani (P21345122001)

Annisa Nur Septiani (P21345122015)

Aura Pernata Dina (P21345122021)

Azizah Hannani Listyani (P21345122022)

Daniel Luis Christian (P21345122026)

KELAS 1D3A

PRODI D-III SANITASI

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II


DAFTAR ISI
MAKALAH DASAR TEKNIK LEVELLING I...........................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................3
A. Latar Belakang..............................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................5
C. Tujuan.............................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................6
A. Pengertian Levelling......................................................................................................6
B. Tujuan dan Persyaratan Levelling..............................................................................7
C. Perlengkapan Levelling.................................................................................................8
BAB II PENUTUP..........................................................................................................................9
A. Kesimpulan.....................................................................................................................9
B. Saran...............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu ukur tanah merupakan ilmu terapan yang mempelajari dan menganalisis
bentuk topografi permukaan bumi beserta obyek-obyek di atasnya untuk keperluan
pekerjaan-pekerjaan konstruksi. Ilmu ini memiliki dua maksud yang pertama
maksud ilmiah menentukan bentuk permukaan bumi, dan yang kedua maksud
praktis membuat bayangan yang di namakan peta dari sebagian besar atau sebagian
kecil permukaan bumi. Dalam pembuatan peta yang dikenal dengan istilah
pemetaan, dapat dicapai dengan melakukan pengukuran-pengukuran di atas
permukaan bumi yang mempunyai bentuk tidak beraturan.

Ilmu ukur Tanah merupakan bagian dari geodesi yang mempelajari cara-cara
pengukuran dibawah dan di permukaan bumi untuk menentukan posisi relative atau
absolute titik-titik pada permukaan tanah dalam memenuhi kebutuhan pemetaan dan
penentuan posisi relative untuk Perencanaan pembangunan dalam pengukuran.
(Sosrodarsono, 1983)

Pengukuran beda tinggi antara dua titik di atas permukaan tanah merupakan salah
satu bagian terpenting dalam ilmu ukur tanah, beda tinggi ini biasa ditentukan
dengan berbagai macam sifat datar, Sifat datar (levelling) adalah suatu operasi untuk
menentukan beda tinggi antara dua titik dipermukaan tanah, sebuah bidang datar
acuan atau datum ditetapkan dan elevasi diukur terhadap bidang tersebut. (Nurjati,
2004)

Di era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan dalam segala bidang


mempengaruhi pesatnya teknologi terutama dalam penggambaran profil memanjang
dan melintang. Penggambaran profil memanjang dan melintang ini memerlukan
software yang mendukung seperti Autodesk Land Dekstop 2004.

Pengukuran beda tinggi antara dua titik di atas permukaan tanah merupakan bagian
yang sangat penting dalam Ilmu Ukur Tanah. Beda tinggi ini biasa ditentukan
dengan berbagai macam sipat datar. Waterpas (Levelling) adalah suatu alat untuk
mengukur dalam menentukan beda tinggi dari sejumlah titik atau pengukuran
perbedaan elevasi. Perbedaan Yang di maksud adalah perbedaan tinggi di atas air
laut kesuatu titik tertentu sepanjang garisvertikal.Metode sipat datar prinsipnya
adalah mengukur tinggi bidik alat sipat datar optis di lapangan menggunakan rambu
ukur. Hingga saat ini, pengukuran beda tinggi dengan menggunakan metode sipat
datar optis masih merupakan cara pengukuran beda tinggi yangpaling teliti.
Sehingga ketelitian kerangka dasar vertikal (KDV) dinyatakan sebagai batas harga
terbesar perbedaan tinggi hasil pengukuran sipat datar pergi dan pulang

Jalan sadapan merupakan akses bagi para penyadap getah, untuk mempermudah
para pekerja, dibutuhkan sarana transportasi yang memadai. Jalan sadapan di KPH
Sukabumi BKPH Lengkong RPH Hanjuang Barat kurang memadai, oleh karena itu
dibutuhkan perencanaan jalan sadapan getah yang memadai. Dalam perencanaan ini
metode yang akan dilakukan adalah pengukuran profil memanjang dan melintang,
untuk menggambarkan penampang jalan sadapan di KPH Sukabumi BKPH
Lengkong RPH Hanjuang.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, judul Tugas Akhir ini adalah
“Pengukuran dan pembuatan profil memanjang dan melintang untuk perencanaan
jalan sadapan menggunakan Autodesk Land Dekstop 2004”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian levelling?
2. Apa pengertian alat ukur?
3. Apa pengertian pengukuran profil memanjang?
4. Apa tujuan dan persyaratan levelling?
5. Apa saja perlengkapan levelling?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian levelling
2. Untuk mengetahui pengertian alat ukur
3. Untuk mengetahui pengertian pengukuran profil memanjang
4. Untuk mengetahui tujuan dan persyaratan levelling
5. Untuk mengetahui perlengkapan levelling
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Levelling
kata “leveling” ini diartikan sebagai “penyamarataan” dalam bahasa
Indonesia yang merupakan proses dimana mesin leveling meratakan strip
logam, koil, atau lembaran dengan menekuknya naik dan turun atas busur
interupsi set atas dan menurunkan gulungan kerja yang panjang dan
ramping. Mesin umumnya mempekerjakan 17, 19, atau 21 gulungan
diameter yang relatif kecil yang defleksinya di bawah beban dikendalikan
oleh rol cadangan tambahan dan bingkai kaku.
Leveling (kadang disebut dengan waterpasing) juga dapat diartikan sebagai
proses mengukur beda ketinggian antara satu titik relatif terhadap titik
yang lain. Lengkungan Bumi dan refraksi atmosfer akan mempengaruhi
hasil dari leveling. Ada beberapa teknik dan rumus yang dapat digunakan
untuk memperbaiki kesalahan pengukuran akibat adanya lengkungan Bumi
dan refraksi atmosfer.
Pada pengerjaan leveling, ahli survey biasanya meletakkan alat sipat datar
(leveling device) di tengah-tengah kedua titik yang akan diukur perbedaan
tingginya. Kemudian mereka akan membaca hasil ukur ke belakang
(backsight), dan membaca hasil ukur ke depan (foresight). Dari kedua
angka itu dapat dihitung perbedaan tinggi antara kedua titik tersebut.
Prosedur tersebut dilakukan agar efek-efek dari lengkungan Bumi dan
refraksi atmosfer saling menghilangkan. Jika alat diletakkan di satu titik
untuk kemudian membaca hasil ukur di titik yang lain, hasilnya tidak akan
akurat akibat pengaruh kedua faktor.
Pada pengerjaan proyek, biasanya dilakukan pengukuran secara berantai.
Mereka mengukur tinggi B relatif terhadap A, C relatif terhadap B, D
relatif terhadap C, dan seterusnya. Tanpa menggunakan prosedur ini,
kesalahan akibat lengkungan Bumi akan terakumulasi dan selalu
bertambah
Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal
2005) Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi
lingkungan, merupakan sumber informasi bagi para perencana dan
pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan.

a) Pengertian Alat Ukur


Alat Ukur ialah alat yang diperuntukkan atau dipakai bagi pengukuran kuantitas
dan atau kualitas.

b) Pengertian Pengukuran Profil Memanjang


Profil memanjang adalah profil yang digunakan untuk melakukan pengukuran
yang jaraknya jauh, sehingga dikerjakan secara bertahap beberapa kali. Karena
panjangnya sangat besar, skala vertikal yang digunakan dibuat berbeda dengan
skala horisontalnya. Cara pengukuran penampang memanjang sama dengan cara
pengukuran secara berantai.

B. Tujuan dan Persyaratan Levelling


● Tujuan Levelling
Tujuan levelling ini adalah untuk mengisi lokasi bagian permukaan dari suatu
perkerasan yang bergelombang dan untuk membentuk kembali kemiringan
melintang perkerasan dan tujuan lainnya bila perlu adalah untuk memperkuat
konstruksi perkerasan
● Persyaratan Levelling
Persyaratan alat secara umum yang harus dipenuhi oleh semua alat penyipat datar
adalah:
a. Syarat utama: garis bidik teropong ahrus sejajar dengan garis arah nivo.
b. Syarat kedua: garis arah nivo harus tegak lurus pada sumbu ke satu.
c. Syarat ketiga: garis menndatar diafragma harus tegak lurus sumbu ke satu.
d. Untuk mencapai keadaan dua sumbu itu, digunakan suatu aalt yang dinamakan
Nivo.
C. Perlengkapan Levelling
1. Dumpy level (tipe Kekar)
Pada tipe ini sumbu tegak menjadi satu dengan teropong. Semua bagian
pada alat sipat datar tipe kekar adalah tetap. Nivo tabung berada di atas
teropong, teropong hanya dapat digeser dengan sumbu kesatu sebagai
sumbu putar.
2. Reversible Level (tipe wye)
Tipe ini teropongnya dapat diputar pada sumbu mekanis dan disangga oleh
bagian tengah yang mempunyai sumbu tegak. Pada alat ini teropongnya
dapat diputar pada sumbu mekanis dan disangga oleh bagian tengah yang
mempunyai sumbu tegak. Di samping itu teropong dapat diungkit dengan
skrup (no 13) sehingga garis bidik dapat mengarah ke atas, ke bawah,
maupun mendatar. Sumbu mekanis, disamping sebagai sumbu puitar
teropong merupakan garis penolong untuk membuat garis bidik sejajar
dengan dua garis jurusan nivo reversi.
3. Tilting Level (Tipe Jungkit)
Tilting level digunakan dihampir semua pekerjaan yang teliti.
4. Automatic Level.
Automatic Level dari jenis yang digambarkan dalam Gambar 1.13
menggabungkan fitur self - leveling. Sebagian besar instrumen ini memiliki
perataan pada tiga sekrup utama, yang digunakan agar gelembung tepat
terpusat ditengah nivo kotak, Setelah gelembung pada nivo kotak terpusat ,
sebuah kompensator otomatis mengambil alih , tingkat garis pandang , dan
tingkat penyimpanan.
5. Digital level.
alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran beda tinggi yang
instrumen dan metode yang digunakan sudah otomatis.
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan

Leveling (kadang disebut dengan waterpasing) juga dapat diartikan sebagai


proses mengukur beda ketinggian antara satu titik relatif terhadap titik
yang lain. Lengkungan Bumi dan refraksi atmosfer akan mempengaruhi
hasil dari leveling. Ada beberapa teknik dan rumus yang dapat digunakan
untuk memperbaiki kesalahan pengukuran akibat adanya lengkungan Bumi
dan refraksi atmosfer.

B. Saran
Tentunya penulis menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih
banyak terdapat kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Apapun nantinya
penulis akan segera melakukan perbakan susunan makalah itu dengan
menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan keritik yang bisa
membangun dari para pembaca
DAFTAR PUSTAKA

https://eprints.untirta.ac.id/14048/1/Modul%20Ilmu%20Ukur
%20Tanah.pdf http://download.spmabanjarbaru.sch.id/files/Alat
%20Penyipat%20Datar.pdf
https://dewey.petra.ac.id/repository/jiunkpe/jiunkpe/s1/sip4/1991/
jiunkpe-is-s1-1991-14284068-25341-jalan_lentur-chapter3.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/80231-ID-analisis-
pengukuran-penampang-memanjang.pdf

Anda mungkin juga menyukai