Anda di halaman 1dari 5

Metode gerber

Metode gerber adalah metode untuk menentukan nilai kandungan lemak

susu dalam satuan gram lemak per 100 ml susu. Metode gerber mirip dengan

metode babcock hanya saja analisis kadar lemak pada metode gerber lebih cepat

dan sederhana (Wiluyo, 2020).

Prinsip uji kadar lemak susu dengan metode Gerber adalah memisahkan

lemak dengan cara menambahkan asam sulfat ke dalam susu dan kemudian diikuti

pemusingan (sentrifus). Lemak yang terpisah tersebut ditentukan jumlahnya

berdasarkan skala yang ada pada alat karena asam sulfat pekat merombak dan

melarutkan kasein dan protein lainnya, lemak menjadi cair oleh panas amyl

alcohol (Widyawati dkk., 2020).

Metode gerber merupakan salah satu metode pengujian lemak yang

memiliki prinsip kerja dengan mencampurkan susu dengan H2SO4 di dalam

butirometer Gerber. Setelah itu ditambahkan isoamil alkohol. Selanjutnya,

campuran larutan tersebut dikocok dengan tujuan untuk menghancurkan lapisan

pelindung pada globula lemak, sehingga lemak yang terkandung di dalam susu

tersebut dapat dipisahkan. Lemak yang terpisahkan akan diisolasi dengan proses

sentrifugasi. Setelah itu diukur kadar lemak dengan skala butirometer Gerber

(Agusriani, 2018).

Beberapa contoh prosedur analisis pengujian menggunakan Metode

Gerber diantaranya yaitu:

1. Langkah awal pengujian kadar lemak susu segar menggunakan metode gerber

adalah, sebanyak 10 ml asam sulfat (H2SO4) 91% dimasukan ke dalam

butirometer. Selanjutnya, susu segar diambil dengan pipet gondok, dan


dimasukan melalui dinding tabung butirometer yang telah diisi dengan H2SO4.

Setelah itu, sebanyak 1 ml alkohol ditambahkan ke dalam butirometer.

Selanjutnya, butirometer ditutup dan dikocok hingga merata. Kemudian,

butirometer dimasukkan ke dalam sentrifuge dan disentrifugasi selama 5 menit.

Setelah disentrifugasi, skala pada butirometer yang menunjukan kadar lemak

dicatat (Agusriani, 2018).

2. Masing-masing butyrometer diisi 10 ml H2SO4 dari pipet (mulut pipet

diletakkan ke dinding butyrometer), kemudian 11 ml sampel dialirkan pelan-

pelan sedemikian rupa sehingga kedua cairan tersebut tetap terpisah.

Selanjutnya, 1 ml amyl alcohol ditambahkan ke dalam butyrometer dan

disumbat dengan penyumbat karet yang diputar sedalam-dalamnya, dibungkus

dengan kain lap dan dikocok dengan sempurna sehingga tidak terdapat bagian-

bagian yang padat dan warnanya menjadi keunguan. Setelah itu butyrometer

dimasukkan ke dalam penangas air selama 5 menit dengan suhu 65 oC (bagian

skala harus selalu di atas). Butyrometer dimasukkan ke dalam sentrifus (skala

di pusat) dan disentrifus selama 3 menit dengan kecepatan 1200 rpm.

Penyumbat diatur sedemikian rupa sehingga lemak berada di bagian yang

berskala. Butyrometer dimasukkan ke dalam alat penangas lagi selama 5 menit

pada suhu 65oC, kemudian dibersihkan dengan kain lap lalu dibaca skalanya

(Maitimu dkk., 2012).

3. Metode pengujian :

a. Air susu diaduk hingga sempurna bercampur, dituang dalam beker gelas satu

yang lain

b. Beri tanda sampel pada Butyrometer dengan mulut diatas.


c. Kedalam masing-masing Butyrometer diisi 10 ml H2SO4 dari

pipet (mulut pipet diletakkan ke dinding Butyrometer) dan air susu 11 ml

dialirkan pelan¬pelan. Sedemikian pula sehingga kedua cairan tersebut tetap

terpisah.

d. Isikan masing-masing 1 ml amyl alkohol dari pipet otomatis ke dalam

butyrometer.

e. Butyrometer disumbat dengan penyumbat karet yang diputar sedalam-

dalamnya.

f. Butyrometer satu persatu dibungkus dengan lap dan dikocok dengan

sempurna sehingga tidak terdapat bagian-bagian yang padat, warna menjadi

keunguan.

g. Masukkan Butyrometer ke dalam penangas air selama 5 menit dengan suhu

65°C (bagian skala harus selalu diatas).

h. Aturlah sumbat sehingga seluruh lemak berada dalam skala.

i. Masukkan butyrometer ke dalam sentrifuge/pemusing (skala dipusat).

j. Pusingkan selama 3 menit dengan kecepatan 1200 rpm.

k.Penyumbat diatur sedemikian rupa sehingga lemak berada di bagian yang

berskala.

l. Masukkan ke dalam alat penangas lagi selama 5 menit pada suhu 56°C.

m.Butyrometer di lap dan skala dibaca.

Rata-rata kadar lemak air susu untuk semua kondisi dan jenis sapi perah

adalah: 3,9 % lemak.

4. Prosedur Analisis Lemak Susu Edamame: Prosedur analisis lemak susu

edamame dengan metode Gerber adalah sebagai berikut: Contoh susu


edamame homogenkan. Butyrometer di tegakkan dan diberi stiker label.

Masing-masing butyrometer diberi asam sulfat sebanyak 10 mL. Selanjutnya

susu edamame yang sudah dihomogenkan dimasukkan ke dalam butyrometer

sebanyak 11 mL dengan hatihati agar cairan tetap terpisah. Amyl alkohol

ditambahkan sebanyak 1 mL ke dalam butyrometer yang sudah terisi asam

sulfat dan sampel susu edamame. Butyrometer disumbat menggunakan sumbat

karet lalu di kocok sampai berubah warna menjadi keunguan. Butyrometer

yang sudah dikocok direndam ke dalam water bath selama 5 menit dengan

suhu 65o C. Butyrometer dimasukkan kedalam sentrifus dengan kecepatan 400

rpm selama 5 menit. Setelah disentrifus, butyrometer direndam ke dalam

waterbath lagi selama 5 menit dengan suhu 65 o C. Butyrometer yang telah

direndam di angkat lalu dibaca kadar lemak yang tertera di skala butyrometer

tersebut.
Sumber :

Widyawati, R., Mussa, O. R. P. A., Pratama, M. D. W., Roeswandono., 2020,

Perbandingan Kadar Lemak dan Berat Jenis Susu Sapi Friesian Holstein

(FH) di Bendul Mesiri, Surabaya (Dataran Rendah) dan Nongkojajar,

Pasuruan (Dataran Tinggi), Jurnal Vitek Bidang Kedokteran Hewan, 10(2):

15-19.

Agusriani., 2018, Evaluasi Kud Pemasok Susu Segar dan Proses Produksi Susu

Pasteurisasi di Cv. Cita Nasional Salatiga, Jurnal Teknologi Pertanian, 1(2):

1-11.

Maitimu, C. V., Legowo, A. M., Al-Baarri, A. N., 2012, Parameter Kadar Lemak

dan Kadar Laktosa Susu Pasteurisasi dengan Penambahan Ekstrak Daun

Aileru (Wrighthia calycina) Selama Penyimpanan, Ekosains, 1(1): 28-34.

Wiluyo, T., 2020, Penentuan Kadar Lemak Susu Ultra High Temperature (UHT)

Menggunakan Metode Gerber dan FTIRS-Milkoscan, Jurnal Kimia, 4(2):

11-23.

Sukiran, N. M., Santoso, H., Syauqi, A., 2019, Analisis Lemak Susu Olahan Biji

Edamame (Glycin max L. var edamame), e-Jurnal Ilmiah SAINS ALAMI

(Known Nature), 2(1): 32-36.

Anda mungkin juga menyukai