ATLETIK
A. Lompat Jangkit
1. Pengertian
Apa itu lompat jangkit? Lompat jangkit
juga kerap disebut dengan istilah triple
jump merupakan salah satu cabang
olahraga atletik untuk nomor lompat
dimana dalam praktekknya, sang atlet
melakukan tiga buah tahapan
lompatan dengan tujuan mendapatkan
jarak terjauh ketika mendarat di bak
pasir.
Lompat jangkit memang tidak se-
familiar lompat jauh. Namun pada
dasarnya secara teknis hampir sama. Hanya saja dalam lompat jauh, sang stlet hanya
melakukan satu kali tolakan, melayang dan mendarat. Dalam lompat jangkit, atlet melakukan
tolakan, melayang, dan mendarat masing-masing sebanyak tiga kali.
Fase pertama lompatan disebut Hop. Dalam praktekknya, atlet menggunakan kaki terkuatnya
untuk melakukan tolakan. Fase kedua disebut Step. Pada fase ini, kaki yang digunakan sama
seperti pada fase hop.
Sementara fase ketiga disebut dengan Jump dimana atlet tetap harus melakukan tolakan
sekuat-kuatnya.
2. Teknik dasar/Langkah – Langkah
Sikap atau gerakan badan di udara dapat berupa menggantung, berjongkok, dan berjalan di
udara. Pemain harus berusaha untuk dapat membawa titik berat badannya selama mungkin di
udara agar dapat mencapai jarak lompatan yang sejauh-jauhnya.
e. Sikap Mendarat
Sikap mendarat pada lompat jangkit memiliki sejumlah kesamaan dengan olahraga atletik
lainnya, yakni pada lompat jauh. Sikap mendarat dapat dilakukan dengan berbagai macam
teknik, baik untuk gaya jongkok, gaya menggantung, maupun gaya jalan di udara.
3. Peraturan dalam permainan
Sama halnya dengan cabang olahraga lain, lapangan lompat jangkit juga memiliki sejumlah
ketentuan. Berikut gambaran lengkap lapangan lompat jangkit:
Bak pasir berukuran panjang 7-9 meter dengan lebar 2,75 meter. Isi bak pasir haruslah berisi
pasir dengan tekstur halus.
Papan tolakan letaknya 11-13 meter dari tepi depan bak pasir. Papan tolakan tersebut memiliki
panjang 1,22 meter, tinggi 0,20 meter, dan tinggi 0,05 meter. Warna papan tolakan harus dicat
putih. Panjang lintasan untuk awalan lari 40-45 meter. Lebarnya sendiri 1,22 meter dengan
bentuk lurus dan memiliki garis tepi putih sebagai pembatas.
Namun kebanyakan lapangan lompat jangkit, lintasan awal tidak memiliki batas tepi. Tanpa
adanya batas tepi sebenarnya tidak masalah. Sebab para atlet sudah dianggap tahu akan lari
dengan track lurus sampai papan tolakan
B. Lempar Cakram
1. Pengertian
Secara umum, lempar cakram
diartikan sebagai salah satu
nomor atau jenis olahraga dari
cabang olahraga atletik yang
pelaksanaannya menggunakan
alat bantu berupa kayu dengan
bentuk seperti piring dilengkapi
dengan sabuk besi, atau juga bisa
terbentuk dari bahan dasar lain yang memiliki bentuk pipih dan bundar untuk dilemparkan.
Lempar cakram dalam Bahasa Inggris dikenal dengan sebutan Discus Throw.
Secara bahasa, lempar cakram dapat diartikan secara terpisah dan lebih rinci. Untuk kata
pertama, yakni adalah kata lempar memiliki arti atau definisi sebagai salah satu jenis olahraga
yang dilakukan dengan cara melempar, lebih tepatnya kurang lebih seperti lempar peluru,
lembing, martil, serta cakram.
Lalu untuk kata yang kedua, yakni kata cakram sendiri adalah sebuah benda yang menjadi alat
bantu untuk melakukan olahraga lempar cakram. Cakram ini memiliki bentuk seperti piring
yang dikelilingi oleh bingkai yang terbuat dari bahan dasar sabuk besi.
Jadi, lempar cakram adalah olahraga yang berupa melempar cakram dengan lapangan yang
sudah ditentukan. Pemenang dari olahraga ini ditentukan melalui siapa yang melempar cakram
paling jauh, maka dialah yang menjadi pemenangnya.
1. Teknik Memegang CakramLetakkan tepi cakram pada lekuk pertama pada tangan kalian.
Usahakan untuk sedikit merenggangkan jari dengan jarak yang sama antar jarinya pada tangan
kalian. Perlu diketahui, makin panjang jari yang kalian miliki, maka akan semakin mudah pula
kalian memegang cakram. Jangan lupa untuk memegang cakram dengan erat.
Tangan kanan digunakan untuk membawa cakram tepat di samping badan dengan lengan yang
lurus serta lemas, untuk tangan kiri dan siku cukup dibengkokkan. Taruh tangan kiri dan siku
tadi di depan badan kalian yang sudah dilemaskan. Hal tersebut bertujuan untuk menjaga
keseimbangan.
Untuk kaki kiri diangkat lurus ke arah belakang dan dilepaskan, disertai dengan
membungkukkan badan ke depan. Semua itu bertujuan untuk menjaga keseimbangan tubuh
kalian agar tidak terjatuh ke depan, sehingga masih berdiri dengan baik ketika cakram sudah
dilepaskan.
5. Langkah Akhir
Untuk langkah akhir dalam olahraga lempar cakram adalah gerakan lanjut yang akan dilakukan
oleh para atlet guna memulihkan stabilitas tubuh serta berguna untuk menghindari adanya
kesalahan. Gerakan langkah akhir ini dilakukan dengan alasan untuk mengerem, dimana sangat
berguna untuk menjaga dan menghindarkan atlet dari pelanggaran dan agar atlet tetap didalam
lingkaran.
Gerakan kelima ini dilakukan dengan cara mengganti tungkai kaki dengan cara sangat cepat
setelah cakram dilepaskan dari tangan. Tungkai kaki kanan ditekuk dan tungkai kaki kiri
diayunkan ke arah belakang dan melayang dengan tujuan memulihkan stabilitas tubuh.
3. Peraturan
Seorang atlet atau peserta lomba olahraga lempar cakram diperbolehkan melakukan lemparan
cakram, apabila atlet tersebut berdiri pada lintasan atau arena lempar cakram. Arena lempar
cakram ini berbentuk lingkaran yang mempunyai diameter sekitar 2,5 meter.
Bingkai berbentuk lingkaran penuh dan tepat di tengah-tengah cakram, maka ada beban yang
dapat dilepas dan pindahkan. Ukuran cakram untuk putra dan putri adalah sebagai berikut:
Berat cakram untuk putra: 2 kg garis tengah (219-221 mm). Berat cakram untuk putri: 1 kg garis
tengah (180-182 mm).
5. Lapangan
Bentuk lapangan lempar cakram adalah lingkaran. Dari titik tengah lingkaran ditarik dua garis
keluar ke arah depan dengan sudut 40 derajat. Permukaan lantai tempat melempar harus
benar-benar datar dan tidak licin.
Bisa terbuat dari semen, aspal, atau material datar lainnya. Lingkaran lemparan harus dikelilingi
sangkar/pagar kawat agar keselamatan petugas, peserta serta penonton terjamin.
Untuk garis tengahnya sepanjang 2,5 meter. Lingkaran untuk melempar di perlombaan
resmi terbuat dari baja atau metal.
Perpanjangan garis tengah sekitar 0,75 meter.
Sudut lemparan 40 derajat
Garis batas lempar atau lebar garis lima sebesar 5 cm
Untuk berat cakramnya sendiri berbeda antara atlet putra dan putri. Untuk atlet putra berat
cakramnya 2 kg dengan garis tengah 219-221 mm. Sementara berat cakram untuk atlet putri
sebesar 1 kg dengan garis tengah 180-182 mm.
Cakram terbuat dari kayu hingga karet hitam padat. Bingkai cakram sendiri berasal dari material
besi. Namun untuk perlombaan biasanya menggunakan cakram dari kayu. Sedangkan untuk
latihan umumnya menggunakan cakram dari bahan karet hitam.
C. Tolak Peluru
1. Pengertian
Tolak peluru atau shot put bisa dikatakan sebagai salah satu olahraga yang bertujuan untuk
melemparkan bola logam sejauh mungkin. Hanya saja, olahraga tolak peluru tidak benar-benar
melakukan gerakan melempar. Maka dari itu, tolak peluru sangat berbeda dengan cabang
olahraga atletik lempar lainnya.
Tolak peluru merupakan suatu cabang olahraga yang melakukan suatu tolakan dengan
menggunakan tenaga semaksimal mungkin untuk mendapatkan jarak tolakan yang jauh.
Dengan mengandalkan gerakan tolakan atau dorongan terhadap bola logam dengan bobot
tertentu. Selain itu, gerakan tolak peluru hanya boleh menggunakan kekuatan dari salah satu
tangan saja.
Penilaian pada tolak peluru berdasarkan jarak antara pelempar dengan bola atau pelurunya.
Semakin jauh peluru atau bola logam yang dilempar, maka poin yang diperoleh semakin besar.
Dalam sebuah perlombaan resmi, cabang olahraga tolak peluru dikenal dua macam gaya yang
paling banyak digunakan oleh para peserta, yakni gaya O’brien dan gaya spin. Namun, ada satu
jenis gaya yang sangat cocok bagi para pemula, yaitu gaya ortodoks. Gaya ortodoks biasanya
digunakan pada pelatihan atau tujuan pendidikan seperti di sekolah. Berikut adalah tiga gaya
dalam olahraga shot put yang perlu Grameds ketahui, antara lain yaitu:
A. Gaya Ortodoks
Gaya melempar dalam cabang olahraga shot put yang biasa digunakan untuk seorang pemula
adalah gaya ortodoks. Hal ini dikarenakan gaya ortodoks tidak terlalu membutuhkan banyak
gerakan. Sebagai gaya yang paling sederhana dan paling mudah, gaya ortodoks sangat cocok
untuk seseorang yang ingin belajar atau berkenalan dengan olahraga tolak peluru.
Oleh sebab itu, tak heran apabila para atlet profesional jarang menggunakan gaya ortodoks.
Pelempar dapat melakukan tolakan peluru dengan cara memosisikan tubuh menyamping dari
area pendaratan. Selanjutnya, pelempar dapat meletakkan bola logam antara kepala dan bahu
untuk kemudian dilakukan tolakan.
B. Gaya O’Brien
Apabila gaya ortodoks biasa digunakan pemula, maka gaya O’brien merupakan gaya melempar
shot put yang paling sering digunakan atlet profesional. Gaya O’brien sendiri digunakan
pertama kali oleh seorang atlet yang berasal dari negara Amerika Serikat bernama Parry
O’brien.
Gaya ini sendiri biasa dikenal juga dengan gaya glide atau meluncur, tetapi sekarang lebih
populer sebagai gaya O’brien. Dalam cabang olahraga shot put, gaya O’Brien dilakukan dengan
cara membelakangi arah tolakan
Pada saat menggunakan gaya O’brien, seorang atlet atau pelempar harus memiliki posisi
membelakangi area pendaratan. Kemudian, atlet tersebut akan melakukan gerakan setengah
putaran atau 180 derajat terlebih dahulu sebelum melakukan tolakan terhadap bola logam. Hal
ini menjadikan pada saat persiapan, pelempar akan menghadap ke belakang sebelum kemudian
berbalik ke depan.
Setelah Grameds sudah terbiasa dengan gaya ortodoks, gaya O’brien sangat cocok untuk
menunjang keterampilan melakukan tolakan peluru. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa
dilakukan untuk menciptakan tolakan peluru dengan gaya o’brien:
1.Posisi tubuh berdiri membelakangi arah tolakan dengan badan membungkuk dan bertumpu
pada kaki kanan sekaligus lutut ditekuk. Sementara itu, kaki kiri diangkat lurus menuju arah
tolakan.
2.Peluru atau bola diletakkan di bagian antara leher, dekat dengan dagu.
3.Peluru dipegang pada bagian pangkal jari, bukan telapak tangan. Kemudian, posisikan ibu jari
di bawah peluru.
5.Pada saat meluncur, kaki kiri dapat diluruskan sembari memutarkan pinggul.
6.Kaki kanan diangkat pendek ke depan dengan kaki kiri diayun ke belakang untuk tetap
menjaga keseimbangan.
C. Gaya Spin
Selain gaya ortodoks dan gaya O’brien, gaya yang juga sering digunakan dalam cabang olahraga
tolak peluru adalah gaya spin atau gaya berputar. Gaya ini kali pertama diperkenalkan oleh
Aleksandr Baryshnikov, seorang atlet shot put yang berasal dari Rusia.
Meskipun tidak sepopuler gaya O’brien, tetapi teknik ini juga sering digunakan atlet profesional
pada saat berlomba resmi olahraga shot put. Perlu diketahui, gaya spin membutuhkan
keterampilan tinggi.
Hal ini dikarenakan seorang atlet harus melakukan putaran hingga 360 derajat dalam kecepatan
tinggi terlebih dahulu sebelum melempar bola logam ke depan. Maka dari itu, gerakan ini
memiliki tujuan untuk menghasilkan momentum sehingga dapat membuahkan jarak tolakan
terjauh.
Dalam suatu olahraga tidak pernah bisa dilepaskan dari yang namanya peran pelatih. Dengan
pelatih, maka atlet mendapatkan arahan dan bimbingan, sehingga bisa memenangkan
perlombaan olahraga. Buku Kepelatihan Olahraga membahas tentang pentingnya peran pelatih
bagi seorang atlet. Buku ini sangat cocok untuk dibaca bagi seseorang yang ingin menjadi
pelatih atau menjadi atlet.
Nah, bagi kamu yang hendak berkenalan dengan olahraga tolak peluru. Berikut ini adalah
beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk melakukan tolakan peluru:
2. Kedua kaki dibuka dengan kaki kiri lurus ke depan dan kaki kanan ditekuk agak ke depan
hingga serong ke samping kanan
3. Posisikan berat badan di bagian kaki kanan dan bentuk badan supaya lebih condong ke
samping kanan
4. Tangan kanan memegang dan menyangga peluru pada bahu atau pundak
5. Siku pada tangan kiri dengan ditekuk taruh di depan hingga membentuk posisi sedikit serong
ke atas dan melemas
6. Tangan kiri sendiri memiliki fungsi untuk membantu dan menjaga keseimbangan
8. Dorong tangan kiri ke depan kekuatan penuh sehingga memunculkan tolakan pada peluru
yang dipegang
9. Pada saat melakukan tolakkan peluru, kaki kanan yang berposisi di belakang dapat diangkat
untuk memperbesar kekuatan tolakan
Dalam olahraga tolak peluru, prinsip utama yang harus dipahami oleh para pelempar adalah
melakukan tolakan atau dorongan terhadap bola logam dengan hanya mengandalkan kekuatan
satu tangan. Salah satu cabang olahraga atletik ini bertujuan untuk menghasilkan tolakan atau
dorongan bola logam dengan jarak sejauh mungkin dari posisi awal atau garis start.
Supaya Grameds dapat melakukan shot put dengan baik dan benar. Berikut ini adalah beberapa
teknik dasar yang harus dipahami, antara lain yakni:
1. Bola logam dapat ditempatkan pada bagian pangkal jari, bukan telapak tangan.
2.Lebarkan jari-jari tangan sedikit, selanjutnya gunakan ibu jari untuk menahan bola logam agar
tidak terjatuh.
3.Berikutnya, posisikan bola logam antara kepala dan bahu, tepat pada bagian bawah rahang.
4. Sembari menahan bola logam, pelempar dapat memastikan untuk menjaga kondisi siku
lengan tetap tinggi dan tampak lurus dengan bahu.
5. Posisikan tubuh menyamping dengan posisi bahu tangan yang bebas dari bola logam
mengarah ke area pendaratan.
6. Buka kedua kaki membentuk kuda-kuda lurus dan tekuk kaki yang berada jauh dari area
pendaratan, hal itu akan secara otomatis membuat tubuh condong ke belakang.
Putar pinggul sehingga berhadapan dengan arah yang berlawan dari area pendaratan.
7.Pada saat bersiap melakukan tolakan, pelempar dapat mendorong dengan kaki belakang dan
putar pinggul sehingga tubuh menghadap ke area pendaratan.
8. Buka agak lebar lengan yang memegang bola logam menghadap ke depan dengan sudut 45
derajat sembari berusaha melakukan dorongan bola logam dengan sekuat tenaga.
9. Pada saat melakukan tolakan atau lemparan, tambahkan juga dengan dorongan pergelangan
tangan mirip seperti gerakan menembak bola basket.
Beberapa peralatan maupun aturan olahraga tolak peluru yang perlu diketahui, antara lain:
a. Bola logam
IAAF telah memutuskan bahwa berat bola logam yang digunakan dalam cabang olahraga tolak
peluru yakni 7,26 kg untuk putra dan 4 kg untuk putri. Bahan atau material yang harus
digunakan pada bola logam biasanya terdiri dari unsur besi padat atau kuningan. Namun, tidak
menutup kemungkinan juga beberapa jenis logam lain yang tidak lebih lembut dari kuningan
bisa digunakan.
b. Bentuk lapangan
Untuk ukuran lapangan yang digunakan dalam cabang olahraga tolak peluru harus berbentuk
lingkaran, dengan diameter 2,135 meter pada lapangan beton dan sektor pendaratan yang
ditandai busur pada lapangan rumput dengan sudut 34,92 derajat. Selain itu, lingkaran yang
terdapat dalam lapangan tolak peluru memiliki papan penghenti setinggi 10 cm pada bagian
depan sebelum memasuki sektor pendaratan.
Penentuan pemenang dalam cabang olahraga tolak peluru ditentukan berdasarkan jarak
tolakan yang mampu dicapai. Seorang atlet yang berhasil mendapatkan jarak tolakan peluru
terjauh berhak menjadi pemenang pertandingan atau perlombaan.
Dalam sebuah kompetisi resmi tolak peluru, atlet umumnya akan mendapatkan kesempatan
melakukan tolakan sebanyak empat hingga enam kali. Apabila terdapat hasil imbang atau seri,
maka para atlet akan diberikan kesempatan sekali lagi untuk menentukan pemenangnya.
Selain peraturan permainan dalam menentukan pemenang cabang olahraga tolak peluru, ada
juga beberapa peraturan lain yang perlu diperhatikan pada saat mengikuti kompetisi tolak
peluru, antara lain:
1.Seorang atlet atau pelempar harus bersiap setelah namanya diumumkan. Para atlet hanya
diberikan waktu 60 detik untuk memulai gerakan.
2.Agar memenuhi tujuan keamanan, atlet harus memakai taping pada jari tangan tetapi tidak
diperbolehkan mengenakan sarung tangan.
3.Bola logam dapat diletakan di dekat leher sepanjang gerakan. Apabila bola logam terlepas
dan tidak menempel dekat leher selama melakukan gerakan, maka hasil tolakan dapat dianggap
tidak sah.
4.Gerakan tolak peluru hanya boleh menggunakan satu tangan dan tembakan harus berada di
atas ketinggian bahu.
5.Seorang atlet bisa memakai seluruh lingkaran, tetapi bagian kaki tidak diperbolehkan
melakukan gerakan keluar lingkaran atau menapak pada papan penghenti di daerah depan
lingkaran.
6.Tolakan dianggap sah apabila bola logam mendarat pada sektor pendaratan dengan sudut
34,92 derajat. Wasit atau juri akan melakukan penghitungan titik pendaratan pertama bola
logam.
7Seorang atlet tidak bolehkan meninggalkan lingkaran sebelum bola logam atau lemparan
mendarat di sektor pendaratan, serta hanya boleh meninggalkan lingkaran dari belakang.