Anda di halaman 1dari 4

M

A
K
A
L
A
H
DIABETES TIPE 1
Oleh: Yesika Pattyranie

DEFINISI

Pada diabetes tipe 1 ini, tubuh benar-benar berhenti memproduksi insulin karena perusakan sel
pankreas yang memproduksi insulin oleh sistem kekebalan tubuh. Organ Pankreasnya tidak
memproduksi insulin lagi sehingga mereka harus menerima supply insulin dari luar tubuh secara
rutin.

PATOFISIOLOGI

Diabetes mellitus tipe 1 berupa penurunan sekresi insulin akibat autoantibodi yang merusak sel-sel
pulau Langerhans pada pankreas.

Kerusakan Sel Pulau Langerhans Pankreas akibat Mekanisme Autoimun

Kerusakan sel pulau Langerhans pankreas pada diabetes mellitus tipe 1 terjadi akibat terbentuknya
autoantibodi. Mekanisme autoimun ini masih tidak diketahui penyebabnya, tetapi diduga
berhubungan dengan faktor genetik dan paparan faktor lingkungan. Autoantibodi yang terbentuk
akan merusak sel-sel β pankreas di dalam pulau-pulau Langerhans pankreas disertai terjadinya
infiltrasi limfosit. Kerusakan sel β pankreas ini tidak terjadi dalam jangka pendek tetapip dapat
terjadi hingga bertahun-tahun tanpa diketahui karena gejala klinis baru muncul setelah setidaknya
80% sel β pankreas mengalami kerusakan.

DIAGNOSIS

Untuk mendiagnosis diabetes pada pasien, dokter akan menjalankan tes hemoglobin A1c (HbA1c).
Tes HbA1c dilakukan untuk mengukur kadar rata-rata gula darah pasien dalam 2–3 bulan terakhir.
Bila hasil tes HbA1c menunjukkan angka 6,5% atau lebih tinggi, tandanya pasien mengalami
diabetes.

Bila pasien memiliki kondisi yang dapat memengaruhi hasil tes HbA1C, misalnya sedang hamil,
dokter akan menjalankan tes gula darah, seperti:Tes gula darah puasa

Dokter akan meminta pasien berpuasa selama 8 jam, sebelum sampel darah diambil dan diteliti di
laboratorium. Kadar gula pasien dinilai normal bila kurang dari 100 mg/dL. Sedangkan kadar gula
100–125 mg/dL menandakan kondisi prediabetes. Pasien baru didiagnosis menderita diabetes bila
kadar gula darah mencapai 126 mg/dL atau lebih.

Tes gula darah sewaktu

Sampel darah pasien akan diambil kapan saja, tanpa perlu berpuasa. Jika hasil tes darah
menunjukkan 200 mg/dL atau lebih, pasien akan didiagnosis menderita diabetes. Dokter dapat
mengulang tes untuk memastikan hasilnya.

PENATALAKSANAAN

Pengobatan diabetes tipe 1 bertujuan untuk mengembalikan kadar gula darah menjadi normal dan
mencegah komplikasi. Kadar gula darah pasien akan dijaga agar berada pada kisaran 80–130 mg/dL
sebelum makan, dan di bawah 180 mg/dL 2 jam setelah makan.Metode pengobatan yang dapat
dilakukan antara lain:

1. Insulin

Dokter akan menyuntikkan insulin beberapa kali dalam sehari. Pemberian dilakukan melalui
suntikan, karena insulin akan dicerna oleh lambung dan tidak bisa masuk ke aliran darah bila
diberikan dalam bentuk pil.

Dokter akan mengajarkan cara menyuntikkan insulin, agar pasien dapat melakukannya secara
mandiri di rumah. Pasien juga akan diberi tahu cara menyimpan insulin dan cara membuang jarum
dengan benar.

2 . Sistem pankreas buatan

Sistem pankreas buatan adalah serangkaian alat yang dirancang untuk meniru fungsi pankreas dalam
mengatur kadar gula darah. Perangkat ini terdiri dari pompa insulin, continous glucose monitoring
(CGM), dan alat penghubung pompa dan CGM, sebagai kontrol dan pengatur dosis.

Sistem pankreas buatan dapat mengukur kadar glukosa secara rutin dan menyesuaikan kadar insulin
yang disuntikkan, layaknya pankreas asli.

3. Obat-obatan

Selain pemberian insulin, dokter dapat meresepkan beberapa jenis obat berikut ini:

Aspirin, untuk menjaga kesehatan jantung pasien Obat penghambat enzim pengubah angiotensin
(ACE inhibitor) dan angiotensin II receptor blockers (ARB), untuk menjaga kesehatan ginjal pasien
Obat penurun kolesterol, untuk menurunkan risiko terserang penyakit jantung

4. Pola makan sehat


Untuk membantu proses penyembuhan, pasien dapat mengonsumsi makanan tinggi serat dan
rendah lemak, seperti gandum, sayur dan buah-buahan. Pasien juga akan disarankan mengurangi
asupan karbohidrat dan produk makanan hewani. Pola diet ini juga disarankan bagi orang yang tidak
menderita diabetes.

5. Olahraga

Pasien disarankan untuk melakukan olahraga, misalnya dengan berjalan kaki atau berenang. Lakukan
sedikitnya 30 menit setiap hari dengan intensitas ringan–sedang. Pada anak-anak, olahraga dapat
dilakukan 1 jam setiap hari.

Selain melakukan olahraga secara rutin, disarankan untuk memeriksa gula darah lebih sering. Hal ini
agar asupan nutrisi dan dosis insulin yang diberikan sesuai dengan yang dibutuhkan tubuh, serta
untuk menghindari terjadinya hipoglikemia ketika sedang berolahraga.

DIABETES TIPE 2

DEFINISI

Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang di tandai oleh kenaikan gula
darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas dan atau ganguan fungsi insulin
(resistensi insulin).

PATOFISIOLOGI

Patofisiologi Diabetes Melitus Tipe-2 (DMT2) terjadi sebagai akibat kombinasi beberapa aspek yang
berlangsung lama, dapat bertahun-tahun secara subklinis. Aspek-aspek tersebut adalah penurunan
sekresi insulin, resistensi insulin, dan ominous octet.

Penurunan Sekresi Insulin

Penurunan sekresi insulin terjadi akibat disfungsi sel-sel β pankreas. Suatu penelitian menemukan
bahwa gangguan fungsi sel pankreas ini terjadi secara dini bahkan sebelum adanya resistensi insulin.
[2]

Resistensi Insulin

Resistensi insulin akan terjadi bila alur penyimpanan nutrisi yang bertugas memaksimalkan efisiensi
penggunaan energi terpapar terus menerus dengan surplus energi. Surplus energi ini akan
menurunkan sensitifitas insulin. Paparan surplus energi dalam jangka panjang akan menyebabkan
sensitifitas insulin semakin menurun hingga terjadi resistensi insulin, terutama pada jaringan otot,
hepar, dan lemak.

Resistensi insulin akan menyebabkan penurunan asupan glukosa perifer diiringi dengan peningkatan
endogen produksi glukosa oleh hepar melalui proses glukoneogenesis. Selain itu, jaringan tubuh
yang tidak mendapat energi juga akan memecah lipid dalam jaringan sel lemak sehingga terjadi
katabolisme lemak tubuh atau lipolisis.[1,3-5]

Ominous Octet

Resistensi insulin dan penurunan sekresi insulin akan menyebabkan terjadinya ominous octet yang
menyebabkan terjadinya hiperglikemia. Ominous octet adalah gabungan dari kondisi berikut:

1. Penurunan sekresi insulin pankreas


2. Penurunan efek inkretin
3. Peningkatan lipolisis
4. Peningkatan reabsorpsi glukosa
5. Penurunan uptake glukosa perifer
6. Disfungsi neurotransmitter
7. Peningkatan produksi glukosa oleh hepar

Peningkatan sekresi glukagon dari sel-sel alfa pulau Langerhans[1]

Keadaan hiperglikemia yang terjadi karena ominous octet ini dapat berlangsung selama bertahun-
tahun secara subklinis sebelum gejala klinis penyakit muncul.

DIAGNOSIS

Untuk mendiagnosis diabetes tipe 2, dokter akan melakukan serangkaian tes gula darah, antara lain:

HbA1c

Tes HbA1c bertujuan untuk memeriksa kadar gula darah dalam 2–3 bulan terakhir. Kadar normal tes
HbA1c tidak lebih dari 5,7%.

Tes gula darah puasa

Tes ini bertujuan untuk memeriksa kadar gula darah saat keadaan puasa. Sebelum menjalani tes ini,
pasien akan diminta untuk berpuasa terlebih dahulu selama 8 jam.

Tes toleransi gula darah

Setelah pasien menjalani tes gula darah puasa, pasien akan diminta untuk meminum minuman gula
khusus dan kembali melakukan pemeriksaan gula darah secara berkala dalam 2 jam.

Tes gula darah sewaktu

Tes ini bertujuan untuk memeriksa kadar gula dalam darah di waktu yang tidak ditentukan.

Untuk memastikan hasilnya, dokter akan melakukan setidaknya dua jenis tes darah. Jika diperlukan,
dokter akan menggunakan tes lain guna memastikan jenis diabetes yang dialami, seperti tes
antibodi.

PENATALAKSANAAN

Anda mungkin juga menyukai