Anda di halaman 1dari 140

KURIKULUM OPERASIONAL

SMA NEGERI 1 TAMBUSAI


T.A 2022/2023

SMA NEGERI 1 TAMBUSAI


JALAN TRANSMIGRASI NOMOR 58 DALU-DALU
KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Setelah memperhatikan, mempertimbangkan persetujuan komite sekolah dan


diketahui Dinas Pendidikan Provinsi Riau, dengan ini Kurikulum Operasional
SMA Negeri 1 Tambusai ditetapkan untuk diberlakukan pada tahun pelajaran
2022-2023.

Ditetapkan di : Dalu-dalu
Pada Tanggal : 22 Juni 2022
Menyetujui,
Komite Sekolah Kepala Sekolah

H. AHMAD DARWIS BAKHTAR YAMIN, MM.Pd.


NIP. 19720714 200502 1 001

Mengetahui,
An. Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi Riau
KEPALA BIDANG PEMBINAAN SMA

Drs. ARISTO, M.Pd.


PEMBINA TK.I.IV. b
NIP 196802201993031003
in

INSTRUMEN VALIDASI/VERIFIKASI
DOKUMEN
KURIKULUM OPERASIONAL DI
SATUAN PENDIDIKAN
(KURIKULUM MERDEKA)
SMA

NAMA SEKOLAH : SMA Negeri 1 Tambusai


NAMA KEPALA SEKOLAH : Bakhtar Yamin, MM.Pd.
ALAMAT : Jl. Transmigrasi No. 58 Dalu-dalu

PEMERINTAH PROVINSI RIAU


DINAS PENDIDIKAN
2022
INSTRUMEN VERIFIKASI/VALIDASI
DOKUMEN KURIKULUM OPERASIONAL SMA

a. Cara Pengisian Instrumen:

Beri tanda checklist (V) pada;

1) 1 apabila tidak ada


2) 2 apabila Ada/Kurang atau tidak lengkap
3) 3 apabila Ada/Cukup /Cukup Lengkap
4) 4 apabila Ada Baik / Lengkap
5) 5 apabila Ada/Sangat Baik/Sangat Lengkap

b. Pedoman Penilaian :

c. Penyusunan Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan bersifat fleksibel dan memuat kekhasan
satuan pendidikan, serta tidak mutlak mengikuti struktur/sistematika instrumen validasi/verifikasi.
INSTRUMEN VALIDASI/VERIFIKASI
DOKUMEN KURIKULUM OPERASIONAL DI SATUAN PENDIDIKAN
SMA
PROVINSI RIAU TAHUN 2022

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Tambusai


Nama Kepala Sekolah : Bakhtar Yamin, MM.Pd.
Alamat Sekolah : Jalan Transmigrasi Nomor 58 Dalu-dalu
Kabupaten/Kota : Rokan Hulu
DOKUMEN : KURIKULUM MERDEKA

ASPEK YANG SKOR SARAN


NO. DITELAAH INDIKATOR/DESKRIPSI
1 2 3 4 5 PERBAIKAN
1 SAMPUL / 1. Logo :
HALAMAN JUDUL Terdapat Logo Daerah untuk
SMA Negeri dan Logo
Sekolah/Yayasan untuk SMA
Swasta
2. Judul :
Memuat Judul seperti contoh :
KURIKULUM OPERASIONAL
SMA NEGERI 3
PEKANBARU
3. Tahun Pelajaran :
Memuat tahun pelajaran
2022/2023
4. Nama dan Alamat Sekolah :
Memuat nama SMA dan
alamatnya
LEMBAR 1. Memuat pernyataan dari
PERNYATAAN DAN Pengawas Sekolah yang
VALIDASI KOS menyatakan bahwa
pelaksanaan
penyusunan/peninjauan
kurikulum telah melalui
koordinasi dan supervisI

LEMBAR 1. Terdapat rumusan kalimat


PENETAPAN/ penetapan yang baik dan
PENGESAHAN benar
2. Tanda tangan kepala sekolah
dan stempel/cap sekolah
3. Tanda tangan ketua komite
sekolah dan stempel/cap
Komite Sekolah
4. Tempat untuk tanda tangan
Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi
KATA PENGANTAR 1. Kata Pengantar Oleh Kepala
Sekolah
DAFTAR ISI 1. Memuat daftar dari seluruh
komponen isi yang tersaji
dalam dokumen kurikulum
operasional
Skor Maksimal = 25 Skor =
BAB I. PENDAHULUAN
2 a. Latar Belakang 1. Latar Belakang memuat :
 esensi pendidikan yang
memerdekakan
 merdeka belajar
 perubahan kurikulum
satuan pendidikan
mengembangkan
kurikulum operasional
berdasarkan kerangka dan
struktur kurikulum, sesuai
karakteristik satuan
pendidikan
b. Landasan 1. Memuat seluruh peraturan
Hukum dan ketentuan yang berlaku
dalam pelaksanaan kurikulum
merdeka
c. Prinsip 1. Memuat 5 prinsip
Pengembangan pengembangan kurikulum
Kurikulum operasional di satuan
Operasional di pendidikan
Satuan
Pendidikan
Skor Maksimal = 15 Skor =
BAB II. KARAKTERISTIK
3 1. Karakteristik Memuat hasil analisis
Satuan karakteristik satuan pendidikan
Pendidikan meliputi :

1. Gambaran keadaan
lingkungan sekolah yang
bersifat umum yang
diperoleh dari hasil
analisis, misalnya
menggunakan analisis
SWOT (analisis internal
dan eksternal sekolah)

2. Menggambarkan
karakteristik/kekhasan
sekolah misalnya
kekhasan sekolah negeri
atau swasta

Skor Maksimal = 10 Skor =


BAB III. VISI, MISI DAN TUJUAN
4 a. Visi 1. Menggambarkan visi sekolah
yang memuat nilai-nilai yang
mendasari penyelenggaraan
pembelajaran agar siswa
dapat mencapai Profil Pelajar
Pancasila
b. Misi 1. Misi menjawab bagaimana
sekolah mencapai visi
sekolah
2. Memuat nilai-nilai yang
penting untuk dipegang
selama menjalankan misi
c. Tujuan Sekolah 1. Kompetensi/karakteristik
yang menjadi kekhasan
lulusan sekolah tersebut dan
selaras dengan profil Pelajar
Pancasila
2. Tujuan akhir dari kurikulum
yang berdampak kepada
peserta didik
3. Tujuan menggambarkan
tahapan-tahapan (milestone)
penting dan selaras dengan
misi
4. Strategi sekolah untuk
mencapai tujuan
pendidikannya

Skor Maksimal = 20 Skor =


BAB IV. PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN
5 a. Intra Kurikuler 1. Struktur Kurikulum
Memuat struktur kurikulum
Program Keahlian yang akan
dilaksanakan sekolah
meliputi : mata pelajaran dan
alokasi waktu, muatan
tambahan lainnya/mulok,
pengaturan beban belajar,
pembelajaran paradigma
baru, asesmen, pengolahan
nilai rapor, kriteria kenaikan
kelas dan kelulusan,dll
2. Capaian Pembelajaran
Memuat Capaian
Pembelajaran (CP) semua
mata pelajaran
b. Projek Menjelaskan kegiatan Proyek
Penguatan Penguatan Profil Pelajar
Profil Pelajar Pancasila yang dilaksanakan
Pancasila sekolah pada program keahlian
tersebut secara jelas (dapat
berbentuk matriks/table) meliputi
:
Perencanaan Proyek meliputi :
1) Dimensi PPP, elemen,
sub-elemen alokasi waktu
2) Tim Fasilitasi Proyek
3) Kesiapan satuan
pendidikan
4) Tema Yang Dipilih
5) Topik/Judul Proyek
6) Modul Proyek
7) Alur Proyek
8) Asesmen
Pengelolaan Proyek
Dokumentasi dan Rapor P5
Evaluasi dan Tindak Lanjut
c. Ekstra KurikulerMemuat gambaran kegiatan
ekstrakurikuler yang
dilaksanakan (dapat berbentuk
tabel) meliputi : jenis-jenis
kegiatan ekstrakurikuler, layanan
BK dan Budaya Sekolah
Skor Maksimal = 20 Skor =
BAB V. RENCANA PEMBELAJARAN UNTUK LINGKUP SEKOLAH
6 a. Rencana Rencana pembelajaran untuk
Pembelajaran ruang lingkup sekolah
Untuk Ruang menggambarkan rencana
Lingkup pembelajaran selama setahun
Sekolah ajaran.
Memuat :
 alur pembelajaran/unit
mapping
 program prioritas
satuan pendidikan
 program
tahunan/program
semester yang
diperoleh dari hasil
analisis diagram
pencapaian
kompetensi, serta
 kalender pendidikan
Skor Maksimal = 5 Skor =
BAB VI. PENDAMPINGAN, EVALUASI DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL
7 a. Kegiatan Bentuk pendampingan yang
Pendampingan dilakukan oleh para pemimpin
sekolah untuk peningkatan
kualitas pembelajaran, yang
dilaksanakan secara internal
berkelanjutan dan bertahap
sesuai dengan kemampuan
satuan pendidikan
b. Kegiatan Bentuk evaluasi yang dilakukan
Evaluasi oleh para pemimpin sekolah
untuk peningkatan kualitas
pembelajaran, yang
dilaksanakan secara internal
berkelanjutan dan bertahap
sesuai dengan kemampuan
satuan pendidikan
c. Kegiatan Bentuk pengembangan
Pengembangan profesional yang dilakukan oleh
Profesional para pemimpin sekolah untuk
peningkatan kualitas
pembelajaran, yang
dilaksanakan secara internal
berkelanjutan dan bertahap
sesuai dengan kemampuan
satuan pendidikan
Skor Maksimal = 15 Skor =
LAMPIRAN
8 Lampiran Dokumen  Contoh-contoh rencana
Kurikulum pembelajaran ruang lingkup
Operasional di kelas: menggambarkan rencana
Satuan Pendidikan pembelajaran per tujuan
pembelajaran dan/atau per tema
(untuk sekolah-sekolah yang
sudah menjalankan
pembelajaran secara integrasi)
 Contoh penguatan Profil Pelajar
Pancasila berbasis projek
sebagai. Penjabaran pilihan
tema dan isu spesifik yang
menjadi projek pada tahun
ajaran tersebut (deskripsi
singkat tentang projek yang
sudah dikontekstualisasikan
dengan kondisi lingkungan
sekolah dan kebutuhan siswa,
tidak perlu sampai rincian
pembelajarannya)
 Referensi landasan hukum atau
landasan lain yang kontekstual
Skor Maksimal = 15 Skor =
JUMLAH SKOR
YANG
JUMLAH SKOR SKOR MAKSIMAL = 125 DIPEROLEH :

NILAI = ………………%

Divalidasi/Verifikasi Pada Tanggal : 5 September 2022

Petugas Validasi/Verifikasi : H. Drs. Yuni Syafrin, MM

CATATAN/ REKOMENDASI :

_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________

Petugas Validasi/Verifikasi

Drs. H. YUNI SYAFRIN, MM.


NIP 196406241991031003

Catatan :

Dokumen Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan (KOSP) dianggap sudah layak jika mencapai
nilai minimal 80%. Jika belum layak dikembalikan ke sekolah untuk diperbaiki, dan jika telah layak
diajukan untuk disahkan oleh Kepala Dinas/Pejabat Dinas Pendidikan Provinsi Riau
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt, atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, SMA Negeri 1 Tambusai dapat menyusun Kurikulum Operasional
(KOSP). Penyusunan Kurikulum Operasional (KOSP). Penyempurnaan dilakukan
untuk menjadi acuan kegiatan pembelajaran sehingga Kurikulum Operasional
(KOSP) siap dilaksanakan di sekolah sesuai dengan karakterisrik daerah dan
berorientasi pada kebutuhan peserta didik.
Kurikulum Kurikulum Operasional (KOSP) SMA Negeri 1 Tambusai
disusun dengan mengacu pada panduan Kurikulum Operasional (KOSP) tahun
2022. Namun demikian, kami menyadari bahwa kurikulum ini masih belum
sempurna. Penyempurnaan secara berkelanjutan akan terus dilakukan seiring
dengan terbitnya standar-standar lainnya yaitu, standar proses, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan yang merupakan sumber
acuan lainnya dalam menyusun kurikulum.
Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh staf
sekolah dan Tim Jaringan Kurikulum Pusat yang telah meluangkan waktu serta
tenaganya untuk menyusun kurikulum ini. Semoga Allah swt. senantiasa
memberikan petunjuk terhadap upaya yang kita lakukan untuk peningkatan mutu
pendidikan di Indonesia dan Provinsi Riau umumnya, khususnya Kabupaten
Rokan Hulu.

Dalu-dalu, 22 Juni 2022


Kepala SMA Negeri 1 Tambusai

BAKHTAR YAMIN, MM.Pd.


NIP 19720714 200502 1 001

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN DAN VALIDASI KOS


LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1


B. Landasan Hukum .................................................................................... 3
1. PP Nomor 57 Tahun 2021 ................................................................. 3
2. PP No. 4 tahun 2022.......................................................................... 4
3. Permendikbudristek No. 5 tahun 2022 (SKL)................................... 5
4. Permendikbudristek No. 7 tahun 2022 (SI)....................................... 5
5. Permendikbudristek No. 371 tahun 2021 (PSP) ............................... 6
6. Permendikbudristek No. 56 tahun 2022 ............................................ 8
7. Keputusan Kepala Badan Penelitian, Pengembangan dan
Perbukuan No. 028/H/KU/2021 ........................................................ 8
8. Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, Asesmen
Pendidikan, Kermendikbudristek No. 009/H/KR/2022 ................... 9
9. Permendikbudristek No. 16 tahun 2022 ............................................ 10
10. Permendikbudristek No. 21 tahun 2022 ............................................ 10
C. Prinsip Pengembangan KOSP ................................................................. 10

BAB II KARAKTERISTIK ............................................................................. 13

A. Karakteristik Satuan Pendidikan ............................................................. 13


1. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Tambusai ..................................... 13
2. Gambaran Khusus SMA Negeri 1 Tambusai .................................... 25

BAB III VISI, MISI DAN TUJUAN ................................................................ 26

A. Visi .......................................................................................................... 26
B. Misi ......................................................................................................... 26
C. Tujuan Sekolah........................................................................................ 26
1. Karakteristik Lulusan SMA Negeri 1 Tambusai ............................... 27
2. Tujuan Akhir Kurikulum SMA Negeri 1 Tambusai ......................... 28
3. Sasaran Sekolah ................................................................................ 29
4. Identifikasi Fungsi-fungsi Yang Diperlukan Setiap Sasaran ............ 29
5. Strategi untuk Mencapai Tujuan Sekolah ......................................... 30

ii
BAB IV PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN ................................. 31
A. Intrakurikuler........................................................................................... 31
1. Struktur Kurikulum ........................................................................... 31
a. Mata Pelajaran dan Alokasi Waktu ............................................. 32
b. Muatan Lokal .............................................................................. 34
c. Pengaturan Beban Belajar ........................................................... 38
d. Pembelajaran Paradigma Baru .................................................... 39
e. Asesmen ...................................................................................... 42
1) Asesmen Formatif ................................................................. 44
2) Asesmen Sumatif .................................................................. 46
3) Merencanakan ....................................................................... 46
f. Pengolahan Nilai Rapor .............................................................. 48
g. Kriteria Kenaikan Kelas .............................................................. 48
h. Mekanisme Kelulusan ................................................................. 51
2. Capaian Pembelajaran ....................................................................... 52
B. Projek Pengutan Profil Pelajar Pancasila ................................................ 64
1. Dimensi, Elemen, Sub Elemen Profil Pelajar Pancasila
Kewirausahaan Fase E ...................................................................... 65
2. Tim Fasilitasi Proyek ........................................................................ 67
3. Kesiapan Satuan Pendidikan ............................................................. 68
4. Tema dan Topik yang Dipilih ........................................................... 70
5. Modul Proyek Kewirausahaan .......................................................... 71
C. Ekstrakurikuler ........................................................................................ 80
1. Jenis-jenis Ekstrakurikuler ................................................................ 80
a. Jenis Pengembangan Bakat, Minat dan Prestasi Peserta didik ... 80
2. Layanan BK dan Budaya Sekolah..................................................... 94
a. Tahap Awal Konseling ................................................................ 96
b. Tahap Pertengahan (tahap kerja) ................................................. 97
c. Tahap Akhir Konseling ............................................................... 98
d. Evaluasi Kegiatan....................................................................... 100
e. Analisis dan tindak lanjut ........................................................... 100

BAB V RENCANA PEMBELAJARAN UNTUK LINGKUP SEKOLAH 105


A. Rencana Pembelajaran untuk Ruang Lingkup Sekoah .......................... 105
B. Alur Pembelajaran/Unit Mapping .......................................................... 105
1. Koordinasi Persiapan Pembelajaran ................................................. 106
2. Prosedur............................................................................................ 106
3. Model Pembelajaran......................................................................... 106
4. Media Pembelajaran ......................................................................... 107
5. Penilaian Hasil Belajar ..................................................................... 107
a. Jenis dan Format Penilaian......................................................... 107
b. Format Penilaian ........................................................................ 108
6. Program Prioritas Satuan Pendidikan............................................... 108
7. Kalender Pendidikan ........................................................................ 109
a. Permulaan Tahun Pelajaran........................................................ 109

iii
b. Jumlah Minggu Efektif Pembelajaran ........................................ 109
c. Waktu Pembelajaran Efektif ...................................................... 109
d. Jadwal Waktu Libur ................................................................... 110
BAB VI PENDAMPINGAN, EVALUASI DAN PENGEMBANGAN
PROFESIONAL ................................................................................................ 112
A. Kegiatan Pendampingan......................................................................... 113
B. Kegiatan Evaluasi................................................................................... 114
C. Kegiatan Pengembangan Profesional ..................................................... 115

LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kondisi Nyata, Kondisi Yang Diharapkan dan Tantangan Nyata ........ 15
Tabel 2. Analisis Swot ........................................................................................ 20
Tabel 3. Alokasi Waktu Mata Pelajaran Kelas X ............................................... 33
Tabel 4. Beban Belajar ........................................................................................ 39
Tabel 5. Beban Belajar Kelas X Per Minggu ...................................................... 39
Tabel 6. Capaian Pembelaran Kelas X ................................................................ 52
Tabel 7. Dimensi, Elemen, Sub Elemen ............................................................. 66
Tabel 8. Materi ESkul Bahasa Inggris ................................................................ 84
Tabel 9. Materi Ekskul Matematika .................................................................... 84
Tabel 10. Materi Ekskul Fisika ........................................................................... 84
Tabel 11. Materi Ekskul Kimia ........................................................................... 84
Tabel 12. Materi Ekskul Biologi ......................................................................... 85
Tabel 13. Materi Ekskul Ekonomi ...................................................................... 85
Tabel 14. Materi Ekskul Astronomi .................................................................... 85
Tabel 15. Materi Ekskul Geografi ....................................................................... 85
Tabel 16. Materi Ekskul Kebumian .................................................................... 86
Tabel 17. Materi Ekskul Pilihan Pramuka .......................................................... 86
Tabel 18. Materi Ekskul Pilihan PMR ................................................................ 87
Tabel 19. Materi Ekskul Pilihan Pencinta Alam (sispala) .................................. 87
Tabel 20. Materi Ekskul Pilihan Rohani Islam ................................................... 88
Tabel 21. Materi Ekskul Pilihan Pasukan Khusus (Pasus) ................................. 88
Tabel 22. Materi Ekskul Pilihan PIK-R .............................................................. 88
Tabel 23. Materi Ekskul Pilihan Drum Band ...................................................... 89
Tabel 24. Materi Ekskul Pilihan Musik Tradisional ........................................... 89
Tabel 25. Materi Ekskul Pilihan Seni Tari .......................................................... 89
Tabel 26. Materi Ekskul Pilihan Seni Rebana .................................................... 90
Tabel 27. Materi Ekskul Pilihan Seni Teater ...................................................... 90
Tabel 28. Materi Ekskul Pilihan Pencak Silat ..................................................... 91
Tabel 29. Materi Ekskul Pilihan Volly Ball ........................................................ 92
Tabel 30. Materi Ekskul Pilihan Bola Kaki/ Futsal ............................................ 92
Tabel 31. Materi Ekskul Pilihan Takraw ............................................................ 92
Tabel 32. Materi Ekskul Pilihan Tenis Meja ...................................................... 93
Tabel 33. Materi Ekskul Pilihan Karate .............................................................. 93
Tabel 34. Komponen Minimal ........................................................................... 106
Tabel 35. Standar Media Pembelajaran ............................................................. 107
Tabel 36. Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP) ........................ 108
Tabel 37. Rincian Waktu Pembelajaran Efektif................................................. 110
Tabel 38. Libur Jeda Antar Semester ................................................................. 110
Tabel 39. Libur Akhir Tahun Pelajaran ............................................................. 110

v
Tabel 40. Libur Keagamaan ............................................................................... 110
Tabel 41. Hari Libur Umum............................................................................... 111
Tabel 42. Kegiatan Pendampingan .................................................................... 114
Tabel 43. Evaluasi Pembelajaran ....................................................................... 115
Tabel 44. Kegiatan Penegembangan .................................................................. 116

vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap anak itu beda. Setiap anak itu unik. Perbedaan dan keunikan itulah
yang akan menjadi keunggulan mereka kini dan kelak. Pendidikan adalah
„menuntun‟. Menuntun Peserta didik sesuai dengan kodrat alam dan kodrat
zamannya. Menuntun Peserta didik agar dapat mewujudkan keselamatan dan
kebahagiaan di dalam hidupnya. Sesungguhnya Peserta didik yang datang
kesekolah, bukan seperti kertas kosong. Sejatinya mereka seperti kertas yang telah
memiliki coretan-coretan, namun coretan tersebut masih buram dan samar.
Coretan yang buram tersebut terdiri dari coretan positif dan negatif. Coretan-
coretan yang dimaksud adalah ilustrasi dari sikap, ucapan dan tingkah laku
Peserta didik.
Setidaknya ada 3 (tiga) makna merdeka yang harus kita pahami bersama,
yang pertama tidak hidup terperintah, yang kedua berdiri tegak karena kekuatan
sendiri dan yang ketiga cakap mengatur hidupnya dengan tertib. Ketiga makna
merdeka tersebut adalah salah satu esensi kuat dalam merdeka belajar. Pendidikan
yang memerdekakan adalah ikhtiar menuntun Peserta didik menemukan jati
dirinya sesuai dengan kodratnya. Dalam menempuh pendidikan, tugas pendidik
adalah menghubungkan Peserta didik dengan dunia nyata yakni lingkungan
masyarakat. Konsep ini sejatinya harus dipahami bahwa semakin tinggi anak
mengenyam pendidikan, akan semakin tinggi tingkat pengabdiannya kepada
lingkungan masyarakatnya.
Jika konsep sekolah sebagai penghubung antara Peserta didik dengan
dunia nyata benar-benar dipahami dan dijalankan oleh pendidik, Peserta didik
akan memiliki orientasi kebutuhan terhadap pendidikan yang sedang dijalaninya.
Selama Peserta didik tidak paham dan sadar kebermaknaan dan kebermanfaatan
dari pendidikan yang ditempuhnya, maka selama itu juga Peserta didik akan
belajar dalam keterpaksaan. Belajar dalam keterpaksaan tentu saja sangat
kontrdiktif dengan konsep pendidikan yang memerdekakan.
Pendidikan yang memerdekakan harusnya dipahami bahwa guru tidak
boleh merasa benar dan hebat sendiri. Guru harus memahami bahwa Peserta didik

1
pun berhak atas kebenaran tersebut. Konsep ini kemudian menjadi sebuah
motivasi kuat untuk senantiasa melibatkan anak dalam membuat kesepakatan
kelas. Kesepakatan kelas yang dibuat oleh guru dan Peserta didik dalam suasana
demokrasi dan gotong royong akan membuat Peserta didik merasa memiliki dan
tentu saja bertanggung jawab atas kesepakatan kelas tersebut. Mengajak Peserta
didik berefleksi bersama di setiap akhir pembelajaran adalah sebuah keniscayaan.
Refleksi ini bukan caci maki, namun ia adalah energi untuk guru senantiasa
mengembangkan diri memperbaiki kualitas pembelajaran ke depannya.
Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum dengan pembelajaran
intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar Peserta didik
memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
Dalam proses pembelajaran guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai
perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar
dan minat Peserta didik. Di dalam kurikulum ini terdapat projek untuk
menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila. Projek tersebut dikembangkan
berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek ini tidak
bertujuan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak
terikat pada konten mata pelajaran.
Kegiatan utama kurikulum merdeka berbeda dengan kurikulum
sebelumnya, terutama di struktur kurikulum. Kurikulum merdeka hanya tersedia
mata pelajaran dan alokasi waktu. Pada Struktur Kurikulum Merdeka, setiap mata
pelajaran terbagi manjadi dua yaitu alokasi waktu pembelajaran reguler dan
aloaksi waktu kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Kedua kegiatan utama kurikulum merdeka memiliki sistem pelaksanaan
yang berbeda. Alokasi waktu kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila
digunakan secara akumulatif atau total, tidak berdasarkan mata pelajaran.
sehingga pelaksanaannya lintas mata pelajaran. Kegiatan pembelajaran
intrakurikuler dirancang agar anak dapat mencapai kemampuan yang tertuang di
dalam capaian pembelajaran. Capaian Pembelajaran ditetapkan oleh SK BSKAP
No. 8 Tahun 2022 tentang Capaian Pembelajaran SMA, Dikdasmen pada
Kurikulum Merdeka.

2
Intisari kegiatan pembelajaran intrakurikuler adalah bermain bermakna
sebagai perwujudan “Merdeka Belajar, Merdeka Bermain”. Kegiatan yang dipilih
harus memberikan pengalaman yang menyenangkan dan bermakna bagi anak.
Kegiatan perlu didukung oleh penggunaan sumber-sumber belajar yang nyata dan
ada di lingkungan sekitar anak. Sumber belajar yang tidak tersedia secara nyata
dapat dihadirkan dengan dukungan teknologi dan buku bacaan anak. Oleh karena
itu SMA Negeri 1 Tambusai melakukan perubahan kurikulum satuan pendidikan
menjadi kurikulum merdeka belajar.

B. Landasan Hukum
Pendidikan sebagai usaha sadar yang selalu bertolak dari sejumlah dasar
hukum tertentu. Dasar hukum tersebut sangat penting karena pendidikan
merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat. Secara
umum, pendidikan merupakan segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam
segala lingkungan dan sepanjang hidup. Tiap-tiap negara memiliki peraturan
perundang-undangan sendiri. Dasar hukum pendidikan Indonesia juga mempunyai
seperangkat peraturan perundang-undangan yang menjadi titik tolak sistem
pendidikan di Indonesia.

1. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021


Pendidikan nasional berfungsi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
melalui pengembangan potensi setiap warga negara tanpa kecuali. Pendidikan
nasional yang bermutu merupakan fondasi pembangunan sumber daya manusia
yang unggul dan mampu secara proaktif menjawab tantangan zaman yang terus
berubah. Untuk mewujudkan sistem Pendidikan nasional yang bermutu,
diperlukan Standar Nasional Pendidikan yang menjadi pedoman dasar bagi
penyelenggaraan pendidikan.
Standar Nasional Pendidikan meliputi kriteria minimal tentang berbagai
aspek Pendidikan yang harus dipenuhi oleh penyelenggara dan Satuan
Pendidikan. Sebagai pedoman dasar, Standar Nasional Pendidikan perlu secara
berkala ditinjau kesesuaiannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan,

3
teknologi, serta tantangan zarnan yang berubah, melalui penyempurnaan substansi
pengaturan. Penyempurnaan tersebut dimaksudkan agar Standar Nasional
Pendidikan tetap mutakhir dan relevan, sehingga dapat mendukung akselerasi
peningkatan mutu sistem Pendidikan dan pembangunan sumber daya manusia
Indonesia. Beberapa hal yang menjadi pokok penyempurnaan pengaturan
dilakukan terhadap susunan Standar Nasional Pendidikan, kurikulum, evaluasi
hasil belajar Peserta didik, dan evaluasi sistem Pendidikan oleh Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, dan lembaga mandiri.
2. PP No. 4 Tahun 2022
Dalam penyelenggaraan Pendidikan, Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyebutkan bahwa pendidikan
nasional berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka
Tunggal lka. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi Peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak
diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai
kultural, dan kemajemukan bangsa. Ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tersebut memandatkan bahwa
Pancasila tidak hanya menjadi salah satu landasan dalam penyelenggaraan
Pendidikan, tetapi secara konkrit juga perlu terintegrasi dalam komponen
penyelenggaraan Pendidikan yaitu kurikulum.
Muatan kurikulum dan standar Pendidikan bagi Jenjang Pendidikan tinggi
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2O2l tentang
Standar Nasional Pendidikan perlu diselaraskan dan dilaksanakan sesuai dengan
undang-undang yang mengatur mengenai pendidikan tinggi. Agar tercapai cita-
cita pendidikan nasional secara berkesinambungan serta menjamin kepastian

4
hukum, perlu upaya pengembangan, pemantauan, dan pelaporan pencapaian
standar nasional pendidikan secara nasional, yang dilaksanakan oleh suatu badan
standardisasi, penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan, serta keselarasan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan lain terkait dengan bidang
pendidikan. Mempertimbangkan hal tersebut maka Peraturan Pemerintah Nomor
57 Tahun 2027 tentangStandar Nasional Pendidikan dirasakan penting untuk
disempurnakan dalam Peraturan Pemerintah tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 57 Tahun 2O2l lentang Standar Nasional Pendidikan.

3. Permendikbudristek No. 5 Tahun 2022 (SKL)


Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria minimal tentang kesatuan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang menunjukkan capaian kemampuan
peserta didik dari hasil pembelajarannya pada akhir jenjang pendidikan. Standar
Kompetensi Lulusan dirumuskan berdasarkan tujuan pendidikan nasional, tingkat
perkembangan peserta didik, kerangka kualifikasi nasional Indonesia dan jalur,
jenjang, serta jenis pendidikan. Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai
pedoman dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Standar
Kompetensi Lulusan pada satuan pendidikan jenjang pendidikan menengah
difokuskan pada persiapan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia,
penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila, pengetahuan untuk
meningkatkan kompetensi peserta didik agar dapat hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.

4. Permendikbudristek Nomor 7 Tahun 2022 (SI)


Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang
Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan, Standar Isi
dikembangkan untuk menentukan kriteria ruang lingkup materi yang sesuai
dengan kompetensi lulusan yang telah dirumuskan pada standar kompetensi
lulusan. Penyusunan Standar Isi dilakukan dengan merumuskan ruang lingkup

5
materi pembelajaran yang sesuai untuk mengembangkan kompetensi peserta didik
sesuai standar kompetensi lulusan, melakukan penyesuaian dengan kemajuan
pembelajaran (learning progression) peserta didik pada setiap jenjang,
merumuskan ruang lingkup materi pembelajaran yang memberikan fleksibilitas
kepada pendidik untuk memfasilitasi peserta didik mengembangkan
kompetensinya, serta mengadopsi prinsip diferensiasi dalam mengembangkan
ruang lingkup materi pembelajaran. Pengembangan Standar Isi mengacu pada
standar kompetensi lulusan pada satuan Jenjang Pendidikan Menengah umum
difokuskan pada persiapan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia,
penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila dan pengetahuan
untuk meningkatkan kompetensi peserta didik agar dapat hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut.

5. Kepmendikristek Nomor 371 Tahun 2021 (PSP)


Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
1945 menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan yang
berkualitas. Melalui berbagai kebijakan, pemerintah telah berhasil memperluas
akses pendidikan dasar dan menengah secara signifikan. Angka partisipasi
sekolah dan angka rata-rata lama sekolah (RLS) meningkat. Pada 1950, RLS
penduduk Indonesia kurang dari 2 (dua) tahun, kemudian meningkat menjadi 4
(empat) tahun pada tahun 1990, dan berlipat ganda menjadi 8 (delapan) tahun saat
ini.
Namun, meluasnya akses pendidikan tersebut belum sepenuhnya
berbanding lurus dengan peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan. Hasil
survei PISA tahun 2018 menunjukkan 60% (enam puluh persen) sampai dengan
70% (tujuh puluh persen) peserta didik di Indonesia masih berada di bawah
standar kemampuan minimum dalam sains, matematika, dan membaca.
Kesenjangan kualitas pendidikan antar-wilayah juga masih menjadi isu. Hasil
Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yang terakhir pada tahun 2019
menunjukkan skor rata-rata dari 2 (dua) provinsi di pulau Jawa mengalahkan rata-

6
rata skor kelompok 10% (sepuluh persen) tertinggi di 10 (sepuluh) provinsi lain di
luar pulau Jawa.
Di antara hal yang berkontribusi terhadap kendala peningkatan dan
pemerataan mutu pendidikan adalah kompetensi dan kinerja guru. Rata-rata skor
uji kompetensi guru di Indonesia yaitu 57 (lima puluh tujuh) dari skala 0 (nol)-
100 (seratus). Selain itu, kreatifitas guru dalam mengajar juga menjadi isu
penting. Studi The Trends in International Mathematics and Science Study
(TIMSS) pada tahun 2015 menunjukkan interaksi guru dan siswa dalam
pembelajaran tidak merangsang adanya kemampuan analitis dan berpikir aras
tinggi (higher order thinking skills). Sebagai upaya untuk melanjutkan dan
mengembangkan kebijakan peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)
menginisiasi Program Sekolah Penggerak. Program Sekolah Penggerak berupaya
mendorong satuan pendidikan melakukan transformasi diri untuk meningkatkan
mutu pembelajaran di sekolah, kemudian melakukan pengimbasan ke sekolah lain
untuk melakukan peningkatan mutu serupa.
Secara umum, Program Sekolah Penggerak bertujuan untuk mendorong
proses transformasi satuan pendidikan agar dapat meningkatkan capaian hasil
belajar peserta didik secara holistik baik dari aspek kompetensi kognitif maupun
non-kognitif (karakter) dalam rangka mewujudkan profil pelajar Pancasila.
Transformasi yang diharapkan tidak hanya terbatas pada satuan pendidikan,
melainkan dapat memicu terciptanya ekosistem perubahan dan gotong royong di
tingkat daerah dan nasional sehingga perubahan yang terjadi dapat meluas dan
terlembaga. Untuk mendukung dan menjamin tercapainya tujuan Program
Sekolah Penggerak, perlu disusun mekanisme penyelenggaraan Program Sekolah
Penggerak, yang nantinya akan digunakan sebagai panduan dalam melaksanakan
Program Sekolah Penggerak.

7
6. Kepmendikristek Nomor 56 Tahun 2022 (Pedoman Penerapan
Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran)
Dalam rangka pemulihan ketertinggalan pembelajaran (learning loss) yang
terjadi dalam kondisi khusus, satuan pendidikan atau kelompok satuan pendidikan
perlu mengembangkan kurikulum dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan
kondisi satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Bagi satuan
pendidikan yang ditetapkan sebagai pelaksana Program Sekolah Penggerak dan
Program Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan, kurikulum yang
digunakan mengacu pada Kurikulum Merdeka dan pemenuhan beban kerja guru
serta linieritas yang sesuai.
Pelaksanaan Kurikulum Merdeka diberlakukan secara bertahap dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. tahun pertama dilaksanakan bagi peserta didik dengan usia 5 (lima) sampai
dengan 6 (enam) tahun pada pendidikan anak usia dini, serta peserta didik
kelas I, kelas IV, kelas VII, dan kelas X pada jenjang pendidikan dasar dan
pendidikan menengah;
b. tahun kedua dilaksanakan bagi peserta didik dengan usia 4 (empat) sampai
dengan 6 (enam) tahun pada pendidikan anak usia dini, serta peserta didik
kelas I, kelas II, kelas IV, kelas V, kelas VII, kelas VIII, kelas X, dan kelas
XI pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah;
c. tahun ketiga dilaksanakan bagi peserta didik dengan usia 3 (tiga) sampai
dengan 6 (enam) tahun tahun pada pendidikan anak usia dini, serta peserta
didik kelas I, kelas II, kelas III, kelas IV, kelas V, kelas VI, kelas VII,
kelas VIII, kelas IX, kelas X, kelas XI, dan kelas XII pada jenjang
pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
7. Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan
Nomor 028/H/KU/2021
Dalam kegiatan pembelajaran, pasti terdapat capaian pembelajaran yang
harus dipenuhi oleh siswa, guru, maupun sekolah. Capaian pembelajaran siswa
merupakan kompetensi minimum yang harus dilewati oleh siswa dalam setiap
mata pelajaran. Capaian pembelajaran ini disusun mengacu pada Standar

8
Kompetensi Kelulusan atau SKL serta Standar Isi seperti Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar (KI-KD) dalam Kurikulum 2013. Capaian pembelajaran dalam
Kurikulum merdeka merupakan pembaruan dari kompetensi inti dan kompetensi
dasar yang dirancang untuk menguatkan fokus pembelajaran terhadap
pengembangan kompetensi. Kurikulum 2013 dan kurikulum nasional yang
terdahulu lainnya ditujukan untuk kompetensi sehingga kurikulum ini pun
meneruskan upaya tersebut. Dalam Kurikulum Merdeka capaian pembelajaran
berisikan kompetensi serta lingkup materi yang disusun secara komprehensif
berbentuk narasi.

8. Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, Asesmen Pendidikan


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset danTeknologi Nomor
009/H/KR/2022
Profil pelajar Pancasila merupakan bentuk penerjemahan tujuan
pendidikan nasional. Profil pelajar Pancasila berperan sebagai referensi utama
yang mengarahkan kebijakan-kebijakan pendidikan termasuk menjadi acuan
untuk para pendidik dalam membangun karakter serta kompetensi peserta didik.
Profil pelajar Pancasila harus dapat dipahami oleh seluruh pemangku kepentingan
karena perannya yang penting. Profil ini perlu sederhana dan mudah diingat dan
dijalankan baik oleh pendidik maupun oleh pelajar agar dapat dihidupkan dalam
kegiatan sehari-hari. Berdasarkan pertimbangan tersebut, profil pelajar Pancasila
terdiri dari enam dimensi, yaitu: 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, dan berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bergotong-royong, 4) berkebinekaan
global, 5) bernalar kritis, dan 6) kreatif. Keenam dimensi profil pelajar Pancasila
perlu dilihat secara utuh sebagai satu kesatuan agar setiap individu dapat menjadi
pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-
nilai Pancasila. Pendidik perlu mengembangkan keenam dimensi tersebut secara
menyeluruh sejak pendidikan anak usia dini. Selain itu, untuk membantu
pemahaman yang lebih menyeluruh tentang dimensi-dimensi profil pelajar
Pancasila, maka setiap dimensi dijelaskan maknanya dan diurutkan
perkembangannya sesuai dengan tahap perkembangan psikologis dan kognitif
anak dan remaja usia sekolah. Selanjutnya, setiap dimensi profil pelajar Pancasila

9
terdiri dari beberapa elemen dan sebagian elemen dijelaskan lebih konkrit menjadi
subelemen.

9. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2022
Standar proses adalah kriteria minimal proses pembelajaran berdasarkan
jalur, jenjang, dan jenis pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
Standar Proses digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan proses
pembelajaran yang efektif dan efisien untuk mengembangkan potensi, prakarsa,
kemampuan, dan kemandirian peserta didik secara optimal. Standar Proses
meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian
proses pembelajaran.

10. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2022
Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria minimal mengenai
mekanisme penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian adalah proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar dan
capaian perkembangan atau hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar
peserta didik dilakukan sesuai dengan tujuan penilaian secara berkeadilan,
objektif, dan edukatif. Penilaian hasil belajar secara berkeadilan merupakan
penilaian yang tidak bias oleh latar belakang, identitas, atau kebutuhan khusus
peserta didik. Penilaian hasil belajar secara objektif merupakan penilaian yang
didasarkan pada informasi faktual atas pencapaian perkembangan atau hasil
belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar secara edukatif merupakan penilaian
yang hasilnya digunakan sebagai umpan balik bagi pendidik, peserta didik, dan
orang tua untuk meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar.

C. Prinsip Pengembangan KOSP


Kurikulum operasional di satuan pendidikan memuat seluruh rencana
proses belajar yang diselenggarakan di satuan pendidikan. Kurikulum operasional
di satuan pendidikan dijadikan sebagai pedoman seluruh penyelenggaraan
pembelajaran. Untuk menjadikannya bermakna, kurikulum operasional satuan

10
pendidikan dikembangkan sesuai dengan konteks dan kebutuhan peserta didik dan
satuan pendidikan.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Pemerintah pusat menetapkan kerangka dasar dan struktur kurikulum
yang menjadi acuan untuk pengembangan kurikulum operasional satuan
pendidikan. Komponen dalam kurikulum operasional ini disusun untuk
membantu proses berpikir dan mengembangkan satuan pendidikan. Dalam
pengembangannya, dokumen ini juga merupakan hasil refleksi semua unsur
pendidik di satuan pendidikan yang kemudian ditinjau secara berkala guna
disesuaikan dengan dinamika perubahan dan kebutuhan peserta didik.
Dalam penyusunannya kurikulum operasional di satuan pendidikan
memiliki lima prinsip diantaranya:
1. Berpusat pada Peserta Didik
Pembelajaran harus memenuhi potensi, kebutuhan perkembangan dan
tahapan belajar, serta kepentingan peserta didik. Profil Pelajar Pancasila
selalu menjadi rujukan pada semua tahapan dalam penyusunan kurikulum
operasional sekolah.
2. Kontekstual
Menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan,
konteks sosial budaya dan lingkungan, serta dunia kerja dan industry
3. Esensial
Semua unsur informasi penting/utama yang dibutuhkan oleh para
pemegang kepentingan tentang kurikulum yang digunakan di satuan
pendidikan dapat diperoleh di dokumen tersebut. Bahasanya lugas dan
mudah dipahami, tidak mengulang naskah/kutipan yang sudah ada di
naskah lain. Dokumen tidak perlu memuat kembali misalnya lampiran
Kepmendikbud seperti CP, struktur, dll., dalam dokumen kurikulum
operasional

11
4. Akuntabel
Dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis data dan aktual
5. Melibatkan berbagai pemangku kepentingan
Pengembangan kurikulum satuan pendidikan melibatkan komite satuan
pendidikan dan berbagai pemangku kepentingan antara lain orang tua,
organisasi, berbagai sentra, serta industri dan dunia kerja untuk SMK, di
bawah koordinasi dan supervisi dinas Pendidikan atau kantor kementerian
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama sesuai
dengan kewenangannya.
Prinsip-prinsip ini bertujuan untuk membantu satuan pendidikan dalam
mengembangkan kurikulum operasional yang kontekstual dan relevan bagi satuan
pendidikan dan terutama peserta didik dalam mencapai profil Pelajar Pancasila
dan Capaian Pembelajaran. Satuan pendidikan memiliki kebebasan untuk
mengembangkan dengan cara lain selama selaras dengan tujuan utama dari
kurikulum operasional sekolah.

12
BAB II
KARAKTERISTIK

A. Karakteristik Satuan Pendidikan


Kurikulum adalah perangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan ini
meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kelulusan, kondisi
dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu,
kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian
program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem
pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Standar nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bermartabat. Oleh karena itu SMA
Negeri 1 Tambusai memiliki karakteristik tersendiri. Karakteristik itu menjadi
kekuatan untuk mewujudkan tujuan pendidikan sesuai kurikulum dan standar
pendidikan nasional.

1. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Tambusai


Pada tahun 1980 di atas tanah hibah dari masyarakat Dalu-dalu yang
luasnya 13.610 m2 berdirilah Sekolah Menengah Atas (SMA) di Dalu-dalu yang
bernama SMA Swasta Dalu-dalu, Kabupaten Kampar dengan bentuk bangunan
kelas semi permanen. Setelah berjalan selama sebelas tahun, SMA Swasta Dalu-
Dalu berhasil menjadi Sekolah Negeri tepatnya pada tanggal 30 Mei 1991 yang
bernama Sekolah Menengah Atas SMA Negeri 1 Tambusai Kabupaten Kampar.
Pada tahun 1999 karena pemekaran Kabupaten/Kota, SMA Negeri 1 Tambusai
Kabupaten Kampar berubah menjadi SMA Negeri 1 Tambusai Kabupaten Rokan
Hulu.
SMA Negeri 1 Tambusai berdiri atas inisiatif warga kecamatan Tambusai
untuk melanjutkan pendidikan dari tingkat SLTP ke tingkat SMA. Saat itu, satu-
satunya SMA yang terdekat dengan Dalu-dalu Tambusai adalah SMA Negeri 1

13
Pasir Pengaraian Dati 1 Riau, yaitu SMA Negeri 1 Rambah sekarang ini.
Mengingat jarak tempuh dari Tambusai ke Pasir Pengaraian cukup jauh (lebih
kurang 30 km) yang menjadi alasan berdirinya SMA Negeri 1 Tambusai. Kuota
untuk penerimaan siswa SMA Negeri 1 Pasir Pengaraian saat itu juga terbatas.
Lulusan tingkat SLTP yang berasal dari Tandun, Kepenuhan dan Bangun
Purba juga melanjutkan pendidikan ke SMAN 1 Pasir Pengaraian sehingga
banyak anak Dalu-dalu yang tidak melanjutkan sekolah ke tingkat SMA. Untuk
mengatasi masalah tersebut, pemuka masyarakat, cerdik pandai, mengadakan
musyawarah untuk membuka sebuah sekolah tingkat SMA di Dalu-dalu
Tambusai. Untuk mengetahui kondisi nyata, kondisi yang diharapkan dan
tantangan nyata dapat dilihat di tabel 1 dan analisis SWOT tabel 2.

14
Tabel. 1
Tabel Kondisi Nyata, Kondisi Yang Diharapkan dan Tantangan Nyata

Standar dan Komponen Kondisi yang diharapkan (1


NO Kondisi saat ini Besarnya Tantangan Nyata
Standar tahun kedepan)
A Pengelolaan
Tidak Ada Test Kemampuan ICT, Test Adanya Test Kemampuan ICT, test Pembiayaan dari sekolah tidak ada,
1 PPDB kesehatan, phsiko tes (belum) wawancara kesehatan, phsiko tes, wawancara Besarnya biaya test di tanggung
orang tua. (belum) orang tua orang tua Peserta didik
Rombel dan jumlah Kurangnya minat masyarakat karena
2 1 kelas 32 orang (belum) 1 kelas 36 orang
siswa sistem zonasi
3 Keadaan gender Tidak diperhatikan Tidak diperhatikan
Banyaknya administrasi yang harus
4 Akreditasi Nilai A Nilai A
dipenuhi sebagai bukti fisiknya
RPS, RKAS, RAB, RKM lengkap Banyaknya aturan yang belum
5 Perencanaan Keuangan RPS, RKAS, RAB, RKM lengkap (belum)
(sedang dikerjakan) dipahami
6 Struktur Organisasi Shcool Board lengkap, Wakasek Shcool Board lengkap, Wakasek
Kurikulum, Kesiswaan Kurikulum,
Bidang Sarpras, Humas, Komite, Konsultan Sarpras, Humas, Kesiswaan, Komite,
(lengkap) Konsultan (lengkap)
Lingkungan sekolah Clean and
7 Kultur sekolah Lingkungan sekolah Clean & Green (Belum)
Green (diusahakan)
Bebas rokok, narkoba, kekerasan,
Bebas rokok, narkoba, kekerasan, pornografi, pornografi, pornoaksi. Budaya
pornoaksi. Budaya disiplin, baca, tulis, malu, disiplin, baca, tulis, malu, Tenaga Pengawas terbatas
berprestasi, bersaing sehat (belum) berprestasi, bersaing sehat
(diusahakan)
Memiliki sistem komputerisasi
8 Administrasi Memiliki sistem komputerisasi (belum) Pendanaan tidak ada
(usahakan)
Diutamakan siswa yang miskin (belum Diutamakan siswa yang miskin Sulit mencari yang miskin dan
9 Siswa Berprestasi
maksimal) (sedang diusahakan) berprestasi
10 Tidak dauoble Shifts. Jumlah rombel sesuai dengan jumlah ruangan Jumlah rombel sesuai dengan Jumlah Peserta didik kurang sehingga

15
(sudah) jumlah ruangan (sudah) kelas berlebih
Tercapainya visi dan misi secara maksimal. Tercapainya visi dan misi secara Banyaknya aturan yang belum
11 Visi dan Misi
(belum) maksimal. (belum) dipahami dalam pendanaan
Kekurangan keterlibatan masyarakat
peduli pendidikan
Guru kekurangan masa kerja.
1 orang guru berhasil lolos dalam
1 orang guru berhasil lolos dalam kegiatan
12 Kaderisasi Kasek kegiatan guru berprestasi dan Guru tidak berminat menjadi Kepsek.
guru berprestasi dan Cakep (belum)
Cakep (diusahakan)
13 Daya Serap 50% (belum) 80% (ush) Motivasi belajar siswa kurang
14 Prosentase Kelulusan 97% (sudah) 100% Minat belajar siswa kurang
Prestasi Akademik dan
15 Juara di semua bidang (belum) Juara di semua bidang (diusahakan) Kesulitan dana dan pembinaan
Non Akademik
B Kurikulum 1. Kurikulum 2013 (Sudah) 1. Kurikulum 2013 (Sudah)
2. Silabus dan RPP (belum Lengkap) 2. Silabus dan RPP (Dilengkapi)
3. Beban belajar 36 jam per
3. Beban belajar 36 jam per minggu (sudah)
minggu (dimaksimalkan)
1. Kreatif, produktif, menyenangkan. (belum) 1. Kreatif, produktif, 1. Ruang kelas, sarana, kurang
2. PBM peran guru 35%, siswa 65% (belum) menyenangkan. diusahakan 2. Guru kurang inovatif
3. Supervisi Kepsek kpd semua guru (sdh) 2. PBM peran guru 25%, siswa 3. Kemampuan manejemen guru
4. Supervisi Dinas Kab, profensi (blm) 75% (ush) 4. Kemampuan manejemen guru
5. Kegiatan siswa. Tatap muka, terstrukur, 3. Supervisi Kepsek kpd semua
outing, mandiri (blm mak) guru (dlj)
6. Waktu pembelajaran 45 menit, Isirahat 30 4. Supervisi Dinas Kab, profensi
menit. (sudah) Nilai rata-rata UAS 80. (kords)
5. Kegiatan siswa. Tatap muka,
terstrukur, outing, mandiri
(ush)
6. Waktu pembelajaran 45 menit,
isirahat 30 menit. (dilanjutkan)
Nilai rata-rata UAS 80
KKM Mapel 80 KKM Mapel 80 (diusahakan)

16
D SKL Remidi dibawah 7,0 Remidi dibawah 7,0
Pendidik dan Tenaga
E A. Tendik Guru A. Tendik Guru
Kependidikan
Pendidik (Guru Mapel) S1, D.3 Pendidik (Guru Mapel) S1 Kesulitan dalam bahasa inggris
Guru terampil ICT (belum) Guru terampil ICT (ush) Dana pengembangan guru kurang
Ijasah Linearitas rumpun pendidikan dengan Ijasah Linearitas rumpun pendidikan
Mapel (sudah) dengan Mapel
Memiliki prestasi akademik dan nonakademik Memiliki prestasi akademik dan Motivasi dan dana pengembangan
(blm) nonakademik (ush) guru kurang
Kepribadian, sikap, prilaku yang baik (blm Kepribadian, sikap, prilaku yang baik
mak) (diusahakan)
5.5 % guru S2 10% guru S2 Sulit mencari guru S2
B. Tendik Kepsek B. Tendik Kepsek
Tendik Kepsek S2, Linear S1 Tendik Kepsek S2, Linear S1
Gol IV.a Gol IV.b
Kepribadian dan sikap baik Kepribadian dan sikap baik
C. Tendik Pustakawan C. Tendik Pustakawan
SI, memiliki sertifikat pelatihan kepribadian,
Tamatan khusus belum ada
sikap, dan prilaku baik
D. Tendik Administrasi D. Tendik Administrasi
SI, memiliki sertifikat pelatihan (Belum) SI, memiliki sertifikat pelatihan
kepribadian, sikap, dan prilaku baik (diusahakan)
Motivasi dan dana pengembangan
kepribadian, sikap, dan prilaku baik
guru kurang
E. Satpam, Tukang Kebun E. Satpam, Tukang Kebun
1 orang 1 orang
F Prasarana, Sarana dan Media Luas lahan 13.610 m2 Luas lahan (mencukupi)
gedung Kepsek sesuai standard
Ruang Kepsek (ada)
(diusahakan)
Ruang belajar 18 ruang Ruang belajar 21 ruang diusahakan
Ruang guru (ada) gedung guru sesuai standard Dana pembangunan kurang

17
(diusahakan)
Ruang bermain (ada) Ruang bermain (ada) Dana pembangunan kurang
Tempat tunggu (belum) Tempat tunggu (diusahakan) Dana pembangunan kurang
Aula (belum) Aula (diusahakan) Dana pembangunan kurang
Ruang tamu (belum) Ruang tamu (diusahakan) Dana pembangunan kurang
Ruang perpustakaan referensi cetak dan Ruang perpustakaan referensi cetak Dana pembangunan kurang
elektro (belum) dan elektro (diusahakan)
Lab MIPA sesuai standar Dana pembangunan kurang
Lab MIPA (belum lengkap)
(diusahakan)
Ruang multi media sesuai standard Dana pembangunan kurang
Ruang multi media, (ada)
(diusahakan)
Ruang Lab Komputer sesuai standar Dana pembangunan kurang
Ruang Lab Komputer (ada)
(diusahakan)
Lab Bahasa (belum) Lab Bahasa (diusahakan) Dana pembangunan kurang
Media akademik (belum) Media akademik (diusahakan) Dana pembangunan kurang
Media non akademik (belum) Media nonakademik (diusahakan) Dana pembangunan kurang
Tempat upacara/ Ibadah sesuai Dana pembangunan kurang
Tempat upacara/ Ibadah (1 buah) / (ada)
standar (diusahakan)
Parkir (ada) Parkir sesuai standar (ushk) Dana pembangunan kurang
Kantin kejujuran (beum) Kantin kejujuran (diusahakan) Dana pembangunan kurang
Toilet (ada) Toilet sesuai standar (diajukan) Dana pembangunan kurang
Cuci tangan sesuai standar Dana pembangunan kurang
Cuci tangan (ada)
(diusahakan)
Dapur (ada) Dapur sesuai standar (diusahakan) Dana pembangunan kurang
Ruang penghubung (belum) Ruang penghubung (ush) Dana pembangunan kurang
UKS (ada) UKS sesuai standar (ush) Dana pembangunan kurang
Ruang koperasi (belum) Ruang koperasi (ush) Dana pembangunan kurang
Gudang (ada) Gudang sesuai standar (ush) Dana pembangunan kurang
Sumber belajar ( hotspot, e-mail, internet, dll Sumber belajar sesuai standar Dana pembangunan kurang
(ada) (hotspot, e-mail, internet, dll
Alat peraga (belum memadai) Alat peraga sesuai standar Dana pembangunan kurang

18
(diusahakan)
Buku paket (lengkap) Buku paket (lengkap)
G Penilaian proses (outentik assessmen, Penilaian proses (outentik Motivasi guru kurang
Penilaian portofolio, performance test dll) assessmen, portofolio, performance
test dll) (dimak)
Penilaian produk Penilaian produk (dimak) Motivasi guru kurang
Jenis test (Formatif, UTS, Sumatif, UASBN, Jenis test (Formatif, UTS, Sumatif, Motivasi guru kurang
UAS US dan UAS (dimak)
Pelaksanaan test Pelaksanaan test (dimak) Motivasi guru kurang
Analisis penilaian Analisis penilaian (dimak) Motivasi guru kurang
Perbaikan, pengayaan, dan remidi Motivasi guru kurang
Perbaikan, pengayaan, dan remidi
(dimak)
H Pembiayaan (dana dan
PPDB Rp. 15.728.000 PPDB (min Rp. 12.143.000)
sumber dana)
Sukarela (Rp. 0,00) Sukarela (min Rp. 0,00) Kemampuan Komite mengelola
Alat dan Pengembangan Rp. Banyaknya aturan yang belum
Alat dan Pengembangan Rp. 286.169.000
108.423.000 dipahami
Banyaknya aturan yang belum
BOS Pusat Rp. 795.000.000 BOS Pusat Rp. 809.000.000
dipahami
Banyaknya aturan yang belum
BOSDA Rp. 726.000.000 BOSDA Rp. 750.000.000
dipahami

19
Tabel. 2
Tabel Analisis Swot
Tingkat
Kreteria Kesiapan
No Urusan dan Faktornya Kesiapan Kondisi Nyata Faktor
(Kondisi Ideal) Tidak
Siap
Siap
A Pengelolaan
1 PPDB Lulus test praktek Bahasa Inggris, Lulus nilai baik Belum mampu √
ICT, test kesehatan, phsiko tes, wawancara orang tua. Lulus nilai baik Belum mampu √
2 Rombel dan jumlah siswa 1 kelas 36 orang 36 orang 32 orang √
3 Keadaan gender Tidak diperhatikan
4 Akreditasi Nilai A 9.8 9.4 √
5 Perencanaan Keuangan RKAS dan RKJM lengkap Lengkap mampu √
Shcool Board lengkap, Wakasek Kurikulum, Sarpras, Humas,
6 Struktur Organisasi Lengkap Lengkap √
Kesiswaan, Komite, Konsultan
A. Seragam siswa Senin-Selasa, Rabu batik, Kamis pramuka, Jumat
7 Pakaian Lengkap Lengkap √
melayu, Sabtu olahraga
B. Seragam Guru lengkap Lengkap Lengkap √

C. Seragam Karyawan lengkap Lengkap Lengkap √


Lingkungan sekolah Clean and Green Bebas rokok, narkoba, √
11 Kultur sekolah kekerasan, pornografi, pornoaksi. Budaya disiplin, baca, tulis, malu, Terpenuhi Belum terpenuhi
berprestasi, bersaing Sehat
12 Administrasi Memiliki sistem komputerisasi Lengkap Belum lengkap √
13 Siswa Berprestasi Diutamakan siswa yang miskin Juara Belum mampu √
14 Tidak dauoble Shifts. Jumlah rombel sesuai dengan jumlah Ruangan Lengkap Kurang 2 ruang √
15 Visi dan Misi Tercapainya visi dan misi secara maksimal. Tercapai Belum Tercapai √

20
16 Kaderisasi Kepsek 1 orang guru berhasil lolos dalam kegiatan guru berprestasi dan Cakep 1 orang Belum mampu √
18 Daya Serap 80 % 100% 50% √
19 Prosentase Kelulusan 100% 100% 97% √
Prestasi akademik dan
20 Juara di semua bidang 100% 25% √
nonakademik
B Kurikulum Kurikulum 2013 Ada ada √
Silabus dan RPP Ada ada √
Beban belajar 36 jam 36-40 jam √
C Proses Pembelajaran Kelas/Lab : Siap 50% √
Kreatif, produktif, menyenangkan.
Tidak
Metode CTL, SCL, Pakem, Siap 50%
siap
Humanitis, KL, PBL
Full Inggris, Mapel Sains Matik Siap Belum mampu √
PBM peran guru 35%, siswa 65% Siap Belum mampu √
Supervisi Kepsek kepada smua guru Siap Sudah √
Supervisi Dinas Kab, propinsi Siap Belum √
Kegiatan siswa tatap muka, terstrukur, outing, mandiri Siap Siap √
Waktu pembelajaran 45 menit 45 menit √
isirahat 30 menit 30 menit √
D SKL KKM Mapel 80 80 √
Remidi dibawah 80 80 √
Pendidik dan Tenaga
E A. Tendik Guru
Kependidikan
Pendidik (Guru Mapel) S1 Lengkap Belum √
Guru terampil ICT Terampil Belum √
Ijasah Linearitas rumpun pendidikan dengan Mapel Sesuai Sesuai √

21
Memiliki prestasi akademik dan nonakademik ada Belum √
Kepribadian, sikap, prilaku yang baik Baik Baik √
10% guru S2 10 % 5.5% √

B. Tendik Kepsek
Tendik Kepsek S2, Linear S1, Topel 500, ICT memiliki standar
Sesuai sesuai √
kompetensi
2. Gol IV.a Sesuai sesuai √
3. Kepribadian dan sikap baik Sesuai sesuai √
C. Tendik Wakasek
1. Kualifikasi S1, Topel 500, ICT Gol III.c, kepribadian sikap, prilaku
Sesuai sesuai √
Baik
D. Tendik Pustakawan
SI, memiliki sertifikat pelatihan perpustakaan, ICT, kepribadian, sikap,
Sesuai Tidak sesuai √
dan prilaku baik
G. Tendik Administrasi
SI, memiliki sertifikat pelatihan
administrasi, topel 300, ICT,
kepribadian, sikap, dan prilaku baik Sesuai Tidak sesuai √
H. Satpam, Tukang Kebun
1 orang Ada ada √
F Prasarana, Sarana dan Media 1. Luas lahan 13.610 m² 13.610 m² √
2. Gedung Kepsek 1 ruangan Belum ada √
3. Gedung Wakasek 1 ruangan Belum ada √
4. Ruang belajar 21 ruangan 18 ruangan √
5. Gedung guru 1 ruangan Ada √
6. Lapangan bermain ada ada √

22
7. Tempat tunggu 1 ruangan Belum ada √
8. Aula 1 ruangan Belum ada √
9. Ruang tamu 1 ruangan Belum ada √
10. Ruang perpustakaan referensi cetak 1 ruangan Belum ada √
11. Lab MIPA 1 ruangan Belum ada √
12. Ruang multi media, 1 ruangan Belum ada √
13. Ruang Lab Kumpoter 1 ruangan Belum ada √
14. Lab Bahasa 1 ruangan Belum ada √
15. Media akademik 1 ruangan Belum ada √
16. Media non akademik 1 ruangan Belum ada √
17. Tempat upacara/ Ibadah 1 tempat 1 tempat √
18. Parkir 1 tempat Belum ada √
19. Kantin kejujuran 1 ruangan Belum ada √
20. Toilet 16 ruang 22 Ruang √
21. Cuci tangan 1 set ada √
22. Dapur 1 ruangan ada √
23. Ruang penghubung 1 ruangan Belum ada √
24. UKS 1 ruangan Belum ada √
25. Ruang koperasi 1 ruangan Belum ada √
26. Gudang 1 ruangan ada √
27. Sumber belajar ( hotspot, e-mail, 1 ruangan Belum ada √
internet, dll
28. Alat peraga Lengkap Belum lengkap √
29. Buku paket Lengkap lengkap √
G Penilaian 1. Penilaian proses (outentik assessmen, Ada Ada √

23
portofolio, performance test dll)
2. Penilaian produk Ada Ada √
3. Jenis test (Formatif, US, Sumatif, UAS Ada Ada √
4. Pelaksanaan test Ada Ada √
5. Analisis penilaian Ada Ada √
6. Perbaikan, pengayaan, dan remidi Ada Ada √
Pembiayaan (dana dan
H 1. PPDB Ada Ada √
sumber dana)
2. Sukarela Ada Tidak ada √
4. Alat dan Pengembangan Ada Ada √
6. BOS Pusat Ada Ada √
7. BOS Propinsi Ada Ada √

24
2. Gambaran Khusus SMA Negeri 1 Tambusai

Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di SMA Negeri 1 Tambusai


mampu menjawab amanat yang tertuang dalam undang-undang tentang sistem
pendidikan nasional. Diharapkan pelaksanaan proses belajar mengajar mampu
membentuk pola tingkah laku peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan serta
dapat dievaluasi melalui penyaluran dengan menggunakan tes dan nontes. Selain
itu, proses pembelajaran akan efektif apabila dilakukan melalui persiapan yang
cukup dan terencana dengan baik.
Sekolah dapat melaksanakan program pendidikannya sesuai dengan
karakteristik, potensi dan kebutuhan peserta didik. Untuk itu, dalam
pengembangannya melibatkan seluruh warga sekolah dengan berkoordinasi
kepada pemangku kepentingan di lingkungan sekitar sekolah. Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional (Ditjen
Dikdasmen Depdikmen) menetapkan bahwa penyampaian mata pelajaran tentang
kependidikan dan lingkungan hidup dimasukkan dalam kurikulum.
Dengan demikian, SMA Negeri 1 Tambusai merupakan sekolah yang
menerapkan program adiwiyata demi terciptanya warga sekolah yang peduli dan
berbudaya lingkungan. Selain itu SMAN 1 Tambusai mendukung dan
mewujudkan sumber daya manusia yang memiliki karakter bangsa terhadap
perkembangan ekonomi, sosial dan lingkungan dalam mencapai sekolah yang
berwawasan lingkungan. Berdasarkan paparan tersebut SMA Negeri 1 Tambusai
memasukan materi tentang lingkungan hidup pada semua mata pelajaran.

25
BAB III
VISI, MISI DAN TUJUAN

A. VISI
“Terwujudnya Peserta didik unggul, sehat, cerdas dan berkarya.”

B. MISI
1. Mewujudkan pengamalan agama dan menciptakan keharmonisan
antaragama di sekolah
2. Menanamkan kebiasaan disiplin di sekolah, di rumah dan di masyarakat.
3. Menanamkan kebiasaan untuk rajin belajar di sekolah dan di rumah
4. Menanamkan kebiasaan literasi baca tulis, numerasi, sains, digital,
finansial, budaya dan kewargaan
5. Menanamkan kebiasaan berbahasa inggris di sekolah
6. Menanamkan kesadaran pentingnya hidup sehat dan lingkungan sehat
7. Melaksanakan program akademik yang konsisten sesuai dengan IPTEK
8. Melaksanakan program ekstrakurikuler yang unggul dan bermanfaat
9. Mewujudkan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan yang professional.
10. Mewujudkan program sekolah riset
11. Mewujudkan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan

C. TUJUAN SEKOLAH

Tujuan sekolah sebagai bagian dari tujuan pendidikan nasional adalah


meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Tujuan
sekolah saat ini berorientasi dan selaras dengan profil pelajar pancasila. Oleh
karena itu tujuan SMA Negeri 1 Tambusai mengalami perubahan menyesuaikan
kurikulum saat ini.

Profil pelajar pancasila sesuai visi dan misi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan sebagaimana tertuang dalam dengan Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian

26
Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024. Pelajar Pancasila adalah
perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki
kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan
enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia,
berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

1. Karakteristik Lulusan SMA Negeri 1 Tambusai


Seiring berjalannya waktu, teknlogi yang dibuat oleh manusia semakin
berkembang. Salah satunya ialah Society 5.0 yang digagas oleh negara Jepang.
Konsep ini memungkinkan kita menggunakan ilmu pengetahuan yang berbasis
modern (AI, Robot, Iot) untuk kebutuhan manusia dengan tujuan agar manusia
dapat hidup dengan nyaman. Society 5.0 sendiri baru saja diresmikan 3 tahun yang
lalu, pada 21 Januari 2019 dan dibuat sebagai resolusi atas resolusi industri 4.0.
Konsep resolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 sebenarnya tidak memiliki perbedaan
yang jauh, akan tetapi konsep Society lebih focus pada konteks terhadap manusia.
Jika revolusi industri menggunakan AI, dan kecerdasan buatan sebagai komponen
utamanya sedangkan Society 5.0 menggunakan teknologi modern hanya saja
mengandalkan manusia sebagai komponen utamanya.
Konsep Society 5.0 merupakan penyempurnaan dari konsep-konsep yang
ada sebelumnya. Seperti yang diketahui, Society 1.0 adalah pada saat manusia
masih berada di era berburu dan mengenal tulisan, Society 2.0 adalah era
pertanian dimana manusia sudah mengenal bercocok tanam, Society 3.0 : sudah
memasuki era industry yaitu Ketika manusia sudah mulai menggunakan mesin
untuk membantu aktivitas sehari-hari, Society 4.0: manusia sudah mengenal
computer hingga internet dan Society 5.0 era dimana semua teknologi adalah
bagian dari manusia itu sendiri, internet bukan hanya digunakan untuk sekedar
berbagi informasi melainkan untuk menjalani kehidupan. Dalam Society 5.0 dimana
komponen utamanya adalah manusia yang mampu menciptakan nilai baru melalui
perkembangan teknologi dapat meminimalisir adanya kesenjangan pada manusia dan
masalah ekonomi dikemudian hari. Memang rasanya sulit dilakukan di negara
berkembang seperti Indonesia, namun bukan berarti tidak bisa dilakukan karena saat ini

27
Negara Jepang sudah membuktikannya sebagai Negara dengan teknologi yang paling
maju.
SMA Negeri 1 Tambusai sebagai salah satu sekolah tertua di Rokan Hulu
selalu merefleksi dan memperbaiki di semua bidang. Tak terkecuali saat ini
dengan adanya kurikurlum baru yaitu kurikulum merdeka, SMA Negeri 1
Tambusai memiliki tujuan yang jelas bagi setiap lulusan. Salah satunya adalah
program pembiasaan berbahasa Inggris di sekolah. Hal ini bertujuan untuk
mempersiapkan setiap lulusan SMA Negeri 1 Tambusai dalam mengahadapi
resolusi industri 4.0 dan Society 5.0. Karakteristik lulusan SMA Negeri 1
Tambusai selaras dengan profil pelajar pancasila yang sedang diterapkan pada
kurikulum merdeka.
2. Tujuan Akhir Kurikulum SMA Negeri 1 Tambusai
Berdasarkan karakteristik lulusan SMA Negeri 1 Tambusai, maka tujuan
akhir kurikulum SMA Negeri 1 Tambusai sebagai berikut:
1. Memiliki standar kurikulum merdeka
2. Mengintensifkan MGMP Guru mata pelajaran dan kelompok belajar siswa
3. Mencapai standar proses pendekatan belajar tuntas secara individual
4. Terpenuhinya standar fasilitas pendidikan yang memadai
5. Tercapainya standar ketuntasan kompetensi, prestasi yang memenuhi
standar kelulusan dengan nilai tertinggi
6. Terwujudnya manajemen kelembagaan berdasarkan manajemen berbasis
sekolah.
7. Terpenuhinya standar pembiayaan yang menganut pemberdayaan
partisipatif dengan pengeluaran yang efektif dan efisien.
8. Sekolah mencapai atau memiliki standar penilaian yang autentik.
9. Terwujudnya pengamalan nilai ibadah dan moral dalam kehidupan sehari-
hari.
10. Terwujudnya kebiasaan peserta didik menggunakan bahasa Inggris di
sekolah.
11. Terwujudnya manajemen sekolah berbasis digital.

28
3. Sasaran Sekolah
Dalam rangka memenuhi tujuan pendidikan maka perlu dipilah sasaran
yang tepat agar pencapaian tujuan tercapai efektif. Berikut Sasaran Sekolah :
1. Memberikan pembinaan secara rutin kepada guru-guru dan tenaga
kependidikan sehingga dapat melaksanakan program-program yang telah
dirancang serta dapat melaksanakan pembelajaran dan bimbingan yang
efektif, mantap dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan
2. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut serta
budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak
3. Mengadakan supervisi kepada guru-guru dan tenaga kependidikan secara
rutin dalam bentuk administrasi kelas maupun kegiatan pembelajaran
4. Memberikan rasa tanggung jawab kepada guru-guru dalam mengatur kelas
maupun pengelolaan kelas
5. Memberikan pembinaan kepada semua warga sekolah untuk selalu disiplin
dalam segala hal termasuk tata krama
6. Mengadakan kerjasama yang harmonis dan transparan di dalam
pengelolaan sekolah terhadap komite, tokoh masyarakat, warga negara,
dan pemerintah
7. Mengadakan kerjasama yang baik dengan instansi pemerintah dan swasta
dalam rangka peningkatan mutu pendidikan dan penguasaan bahasa
Inggris secara aktif di sekolah.
8. Melengkapi sarana dan prasarana digital sebagai bentuk SMA Negeri 1
Tambusai sekolah berbasis digital.

4. Identifikasi Fungsi-Fungsi yang Diperlukan Setiap Sasaran


Fungsi-fungsi yang berlaku dalam setiap sasaran adalah :
1. Untuk melakukan pembinaan terhadap guru secara rutin diperlukan fungsi
supervisi kepala sekolah yang dilaksanakan secara konsisten
2. Untuk memastikan segenap komponen sekolah telah melakukan
penghayatan terhadap ajaran agama maka melalui kegiatan keaagaman
berupa acara dan upacara agama secara rutin

29
3. Untuk memastikan guru melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan administrasi.
4. Untuk menyukseskan kerja sama dengan berbagai pihak perlu ada
pendekatan secara intensif agar bisa mewujudkan visi dan misi sekolah.
5. Untuk menjadikan sekolah berbasis digital dan pembiasaan berbahasa
Inggris perlu ada rancangan pendanaan prioritas pada RKAS.

5. Strategi untuk Mencapai Tujuan Sekolah


Untuk mencapai tujuan dan mewujudkan visi, misi sekolah perlu ada strategi yang
tepat. Strategi untuk mencapai tujuan sekolah sebagai berikut:
1. Pengajuan proposal Bansos, DAK, DECON kepada instansi yang terkait
sehubungan dengan peningkatan mutu sarana dan prasarana sekolah
2. Pengiriman pelatihan kepada guru tentang ICT
3. Mengikuti sekolah kampung Inggris kepada seluruh staff dewan guru dan
peserta didik.
4. Merencanakan RKAS secara tepat untuk rancangan pendanaan prioritas
baik sekolah berbasis digitial dan pembiasaan bahasa Ingrris.
5. pemantapan mapel US
6. Mengadakan pembinaan olimpiade MIPA
7. Mengadakan pembinaan khusus siswa berprestasi
8. Mengadakan pembinaan khusus Mata Pelajaran Bahasa Inggris
9. Mengaktifkan kegiatan ekstrakurikuler

30
BAB IV
PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN

A. Intrakurikuler
Kegiatan Intrakuriluler adalah kegiatan utama persekolah yang dilakukan
dengan menggunakan alokasi waktu yang telah ditentukan dalam struktur
program. Kegiatan ini dilakukan guru dan peserta didik dalam jam-jam pelajaran
setiap hari. Intrakurikuler dilengkapi dengan kokurikuler dan ekstrakurikuler
menjadi bagian program PPK di sekolah. PPK adalah program Penguatan
Pendidikan Karakter yang difokuskan pada nilai-nilai utama yang terdiri dari
nasionalis, religius, kemandirian, gotong royong dan integritas.
Aktivitas belajar mengajar yang dilakukan di dalam kelas merupakan
contoh dari kegiatan intrakurikuler di sekolah. Kegiatan intrakurikuler tersebut
umumnya dilaksanakan selama 6 hari dalam seminggu yaitu Senin sampai Sabtu.
Meskipun begitu terdapat beberapa sekolah yang menerapkan lima hari belajar
bagi siswa-siswanya.
Jadi pengertian dari intrakurikuler adalah kegiatan belajar mengajar
sebagaimana yang sudah dilakukan selama ini sesuai jam pelajaran yang
terjadwal. Mata pelajaran yang diberikan dalam kegiatan intrakurikuler tersebut
sifatnya wajib diikuti oleh seluruh siswa. Pelaksanaan belajar mengajar dilakukan
sesuai jadwal yang telah ada dan terstruktur sesuai dengan kurikulum yang ada.

1. Struktur kurikulum
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum
dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten mata pelajaran dalam kurikulum,
distribusi konten mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk
mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap siswa. Struktur
kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam
sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran.
Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan adalah sistem
semester sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran
berdasarkan jam pelajaran per semester. Struktur kurikulum juga gambaran

31
mengenai penerapan prinsip kurikulum mengenai posisi seorang siswa dalam
menyelesaikan pembelajaran di suatu satuan atau jenjang pendidikan. Lebih
lanjut, struktur kurikulum menggambarkan posisi belajar seorang siswa yaitu
apakah mereka harus menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang terncantum
dalam struktur ataukah kurikulum memberi kesempatan kepada siswa untuk
menentukan berbagai pilihan. Dalam surat keputusan Mendikbudristek yang telah
disebutkan di atas, struktur kurikulum SMA terdiri atas 2 (dua) Fase yaitu fase E
untuk kelas X, dan Fase F untuk kelas XI dan kelas XII. Saat ini SMA Negeri 1
Tambusai masih di fase E pada kurikulum merdeka.

a. Mata Pelajaran dan Alokasi Waktu


Dalam struktur kurikulum merdeka SMA Negeri 1 Tambusai, kegiatan
pembelajaran intrakurikuler untuk setiap mata pelajaran mengacu pada capaian
pembelajaran. Pemerintah mengatur beban belajar untuk setiap muatan atau mata
pelajaran dalam Jam Pelajaran (JP) per tahun. Satuan pendidikan mengatur alokasi
waktu setiap minggunya secara fleksibel dalam 1 (satu) tahun ajaran. Satuan
pendidikan menambahkan muatan lokal yang ditetapkan oleh pemerintah daerah
sesuai dengan karakteristik daerah. Satuan pendidikan dapat menambahkan
muatan tambahan sesuai karakteristik satuan pendidikan secara fleksibel, melalui
3 (tiga) pilihan sebagai berikut:
1) mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain;
2) mengintegrasikan ke dalam tema projek penguatan profil pelajar
Pancasila; dan/atau
3) mengembangkan mata pelajaran yang berdiri sendiri.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila memiliki alokasi waktu sekitar 30%
(tiga puluh persen) total JP per tahun. Dalam pelaksanaannya, Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel, baik secara muatan maupun
secara waktu pelaksanaan. Secara muatan, projek ini harus mengacu pada capaian
profil pelajar Pancasila sesuai dengan fase E peserta didik dan tidak harus
dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada mata pelajaran. Secara pengelolaan
waktu pelaksanaan, projek ini dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam

32
pelajaran projek dari semua mata pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan
masing-masing projek tidak harus sama. Struktur kurikulum SMA Negeri 1
Tambusai sebagai berikut:
Tabel. 3 Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMA Negeri 1 Tambusai Kelas X
Intrakurikuler P5
No Mata Pelajaran Jml
Kelas X Kelas X
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti*) 2 1 3
2 Pendidikan Pancasila**) 2 0.5 2.5
3 Bahasa Indonesia 3 1 4
4 Matematika 3 1 4
5 Fisika 2 1 3
6 Kimia 2 1 3
7 Biologi 2 1 3
8 Sosiologi 2 1 3
9 Ekonomi 2 1 3
10 Sejarah 2 1 3
11 Geografi 2 1 3
12 Bahasa Inggris**) 2 0.5 2.5
13 Pendidikan Jasmani Olah Raga dan Kesehatan 2 1 3
14 Informatika 2 1 3
15 Seni atau Prakarya***) 2 0.5 2.5
JUMLAH JAM PERMINGGU 32 13.5 45.5

Keterangan:

* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing.


** Pembelajaran reguler tidak penuh 36 (tiga puluh enam) minggu untuk
memenuhi alokasi projek 27 (dua puluh tujuh) minggu untuk Pendidikan
Pancasila, Bahasa Inggris, serta Seni dan Prakarya.
*** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni atau prakarya
(Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari, dan/atau Prakarya dan
Kewirausahaan). Peserta didik memilih 1 (satu) jenis seni atau prakarya (Seni
Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari, atau Prakarya dan
Kewirausahaan).
**** Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP per tahun.

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial di


kelas X SMA/MA tidak dipisahkan menjadi mata pelajaran yang lebih spesifik.
Namun demikian, satuan pendidikan dapat menentukan bagaimana muatan
pelajaran diorganisasi. Pengorganisasian pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
dan Ilmu Pengetahuan Sosial dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan
sebagai berikut:
a. mengajarkan muatan Ilmu Pengetahuan Alam atau Ilmu Pengetahuan
Sosial secara terintegrasi;

33
b. mengajarkan muatan Ilmu Pengetahuan Alam atau Ilmu Pengetahuan
Sosial secara bergantian dalam blok waktu yang terpisah; atau
c. mengajarkan muatan Ilmu Pengetahuan Alam atau Ilmu Pengetahuan
Sosial secara paralel, dengan JP terpisah seperti mata pelajaran yang
berbeda-beda, diikuti dengan unit pembelajaran inkuiri yang
mengintegrasikan muatanmuatan pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
atau Ilmu Pengetahuan Sosial tersebut.

b. Muatan Lokal
Kurikulum 2013 Muatan Lokal Budaya Melayu Riau 2019 dihadirkan
kepada Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor
79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013. Dijelaskan pada pasal 2
bahwa ayat 1 dan 2 Muatan Lokal merupakan bahan kajian atau mata pelajaran
pada satuan pendidikan yang berisi muatan Lokal dan proses pembelajaran
tentang potensi dan keunikan lokal untuk membentuk pemahaman peserta didik
terhadap keunggulan dan kearifan di daerah tempat tinggalnya. Tujuan diajarkan
muatan lokal ini untuk membekali peserta didik dengan sikap, pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk mengenal dan mencintai lingkungan alam,
sosial, budaya dan spiritual di daerahnya; dan melestarikan dan mengembangkan
keunggulan dan kearifan daerah yang berguna bagi diri dan Iingkunganya dalam
rangka menunjang pembangunan nasional. Penyelenggaraan pendidikan muatan
lokal yang berbasis keunggulan local yang bertujuan untuk mengakomodasi
peserta didik dalam upaya mengembangkan potens ekonomi sosial dan bodaya
masyarakat daerah.
Keinginan menyelenggarakan muatan lokal di Provinsi Riau diperkuat
oleh Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 5 Tahun 2018 yang bersifat berdiri
sendiri. Muatan lokal dalam perda itu disebutkan sebagai kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi
budaya Melayu Riau, termasuk keunggulan daerah yang materinya tidak dapat di
kelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Kurikulum Mulok ini sudah
menerima masukan yang dihimpun oleh Lembaga Adat Melayu Riau dari

34
berbagai pertemuan dan diskusi terpumpun (focus group discussion) antara lain
dari Dewan Pendidikan, Lembaga Penjaminan Mutu (LPMP) Provinsi Riau dan
para praktisi, para akademisi, dan budayawan Riau. LAM Riau juga sudah
mengundang pusat kurikulum dan perbukuan kementrian Pendidikan dan
kebudayaan pada 7 februari 2019 untuk mereview kurikulum 2013 Mulok ini.
Kurikulum 2013 Muatan lokal Budaya Melayu Riau 2019 ini
dikembangkan atas prinsip: kesesuain dengan perkembangan peserta didik; dan
kebermanfaatan untuk kepentingan nasional dan menghadapi tantangan global.
Muatan lokal budaya melayu riau terdiri atas nilai-nilai asas jati diri alam dan
ekologis Melayu, Bahasa (lisan dan tulisan) dan kesantunan, adat dan adab
Melayu, sejarah Melayu, pakaian, kesenian Melayu, Melayu, makanan,
permainan rakyat, perubatan melayu, teknologi Melayu dan mata pencaharian.
akhirnya, untuk menjamin keberlangsungan dan adanya pengembangan muatan
lokal dikoordinasikan dan disupervisi oleh dinas Pendidikan atau kantor
Kementerian Agama provinsi dan kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.
Letak dan kedudukan SMA Negeri 1 Tambusai yang berada pada kondisi
Sosial Budaya Melayu memberi warna terhadap proses pembelajaran di kelas.
Oleh karena itu, Program Muatan Lokal yang dipilih adalah yang berkaitan
dengan kondisi masyarakat sekolah, apalagi visi Provinsi Riau telah disepakati
bahwa pada tahun 2020 Provinsi Riau merupakan pusat kebudayaan melayu di
Asia Tenggara, Sudah barang tentu sekolah yang merupakan ujung tombak
pemberdayaan masyarakat muda dan maju, diarahkan untuk dapat
mengembangkan nilai-nilai kebudayaan yang bernuansa melayu.
Pembelajaran budaya melayu Riau di SMA Negeri 1 Tanbusai diarahkan
untuk mendorong peserta didik mencari tahu dari berbagai sumber, mampu
mengembangkan bukan hanya memahami namun dapat mengimplementasikan
dalam kehidupan sehari-hari. Disamping itu, pembelajaran diarahkan untuk
melatih peserta didik memahami, mempraktekan serta bersikap positif dan
merasa memiliki terhadap budaya melayu Riau. Pembelajaran budaya melayu
Riau dilakukan dalam rangka mencapai kompetensi sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan. Pengembangan kompetensi sikap spiritual dan

35
sikap sosial dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran tidak langsung (Indirect
Teaching).
Silabus mata pelajaran Budaya melayu Riau SMA Negeri 1 Tambusai
disusun dengan format dan penyajian/penulisan yang sederhana sehingga mudah
dipahami dan dilaksanakan oleh guru. Penyederhanaan format dimaksudkan agar
penyajiannya lebih efisien, tidak terlalu banyak halaman namun lingkup dan
substansinya tidak berkurang, serta tetap mempertimbangkan tata urutan
(sequence) materi dan kompetensinya. Penyusunan silabus ini dilakukan dengan
prinsip keselarasan antara ide, desain, dan pelaksanaan kurikulum; mudah
diajarkan oleh guru (teachable); mudah dipelajari oleh peserta didik (learnable);
terukur pencapainnya (measurable); dan bermakna untuk dipelajari (worth to
learn) sebagai bekal untuk kehidupan dan kelanjutan pendidikan peserta didik.
Silabus ini bersifat fleksibel, kontekstual, dan memberikan kesempatan
kepada guru untuk mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran, serta
mengakomodasi keungulan-keunggulan lokal. Atas dasar prinsip tersebut,
komponen silabus mencakup kompetensi dasar, materi pembelajaran, dan
kegiatan pembelajaran. Uraian pembelajaran yang terdapat dalam silabus
merupakan alternatif kegiatan yang dirancang berbasis aktivitas. Pembelajaran
tersebut merupakan alternatif dan inspiratif sehingga guru dapat mengembangkan
berbagai model yang sesuai dengan karakteristik masing-masing mata pelajaran.
Dalam melaksanakan silabus ini guru diharapkan kreatif dalam pengembangan
materi, pengelolaan proses pembelajaran, penggunaan metode dan model
pembelajaran, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta
tingkat perkembangan kemampuan peserta didik.
Pendidikan budaya melayu Riau di sekolah diharapkan memberikan
kontribusi dalam mendukung pencapaian kompetensi lulusan pendidikan
menengah melalui pengalaman belajar, agar mampu:
1. memahami konsep dan menerapkan nilai azas-azas jatidiri budaya melayu
Riau dalam kehidupan sehari-hari,
2. melaksanakan azas-azas jadi diri melayu Riau dalam kehidupan sehari-hari,
3. melakukan pelestarian alam di lingkungan wilayah Riau,

36
4. mempraktikkan berbagai seni, antara lain seni music, seni tari dan seni rupa
melayu Riau.
5. mengomunikasikan gagasan melalui tunjuk ajar melayu, seni, pakaian
melayu, atau adat dan adab melayu Riau untuk implementasi budaya melayu
Riau,
6. menumbuhkan sikap positif seperti sikap, cermat, teliti, dan tidak mudah
menyerah dalam implementasi budaya melayu Riau.

Pembelajaran Budaya melayu Riau menggunakan pendekatan saintifik


yang dapat diperkuat dengan model-model pembelajaran, antara lain: Model
Pembelajaran Kooperatif; Pembelajaran Kontekstual; Model Pembelajaran
Penemuan Terbimbing; Project Based Learning; dan Problem Based Learning.
Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun
kelompok yang mengacu pada silabus.
Pada proses pembelajaran langsung, pendekatan saintifik disesuaikan
dengan materi yang ada pada mata pelajaran budaya melayu Riau dimana peserta
didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir, dan keterampilan
psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang
dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam
pembelajaran langsung tersebut peserta didik melakukan kegiatan belajar
mengamati kejadian, peristwa, situasi, pola, fenomena yang terkait dengan budaya
melayu Riau dan mulai dikenalkan pemodelan budaya melayu Riau dalam
berbagai bentuk; menanya atau mempertanyakan mengapa atau bagaimana
fenomena bisa terjadi; mengumpulkan atau menggali informasi melalui mencoba,
percobaan, mengkaji, mendiskusikan untuk mendalami konsep yang terkait
dengan fenomena tersebut; serta melakukan asosiasi atau menganalisis secara
kritis dalam menjelaskan keterkaitan antar konsep dan menggunakan,
memanfaatkan dan memilih prosedur/algoritma yang sesuai, menyusun penalaran
dan generalisasi, dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam
kegiatan analisis.

37
Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan
keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructionaleffect.Pada
pembelajaran tidak langsung yang terjadi selama proses pembelajaran langsung
tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung
berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Berbeda dengan pengetahuan
tentang nilai dan sikap yang dilakukan dalam proses pembelajaran langsung oleh
mata pelajaran tertentu, pengembangan sikap sebagai proses pengembangan moral
dan perilaku dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan
yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat. Kurikulum muatan lokal Budaya
Melayu Riau dapat dilihat pada lampiran…

c. Pengaturan Beban Belajar


Beban belajar merupakan keseluruhan muatan dan pengalaman belajar
yang harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun
pelajaran. Beban belajar di Sekolah Menengah Atas terdiri atas kegiatan tatap
muka, kegiatan terstruktur, dan kegiatan mandiri. Beban belajar kegiatan tatap
muka dinyatakan dalam jumlah jam pelajaran per minggu, dengan durasi setiap
satu jam pelajaran adalah 45 (empat puluh lima) menit.
Beban belajar ditentukan berdasarkan penggunaan sistim pengelolaan
program pendidikan yang berlaku di SMA Negeri 1 Tambusai menggunakan
pendekatan mata pelajaran. Pengorganisasian muatan pembelajaran dengan
pendekatan mata pelajaran bertujuan untuk mencapai capaian pembelajaran
dimasing-masing mata pelajaran. Saat perencanaan pembelajaran pendidik dan
wakil kepala satuan pendidikan bidang kurikulum melihat tujuan pembelajaran
dan merancang asesmen dan kegiatan untuk setiap mata pelajaran. Jadwal disusun
berdasarkan mata pelajaran dengan alokasi mata pelajaran tiap tahunnya.
Beban belajar yang diatur di SMA Negeri 1 Tambusai adalah beban
belajar pendekatan mata pelajaran. Peserta didik diwajibkan mengikuti seluruh
program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas
sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku di sekolah. Beban belajar pada
setiap mata pelajaran dengan pendekatan mata pelajaran dinyatakan dalam satuan

38
jam pembelajaran. Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk SMA
Negeri 1 Tambusai adalah 48 jam pembelajaran. Beban belajar per tatap muka
per minggu di SMA Negeri 1 Tambusai bisa dilihat pada tabel 4.
Tabel. 4 Beban Belajar SMA Negeri 1 Tambusai.
Durasi/ Jumlah Jumlah
Kelas Minggu Waktu
Jam Jam Total
X 45” 48 36 1.808 jam pembelajaran (81.360 menit) 81.360 Menit

Beban belajar kelas X per-minggu di SMA Negeri 1 Tambusai dapat dilihat pada
tabel 5.
Tabel. 5 Beban belajar per-minggu kelas X
No Hari Beban belajar
1 Senin 10 Jam
2 Selasa 11 Jam
3 Rabu 11 Jam
4 Kamis 11 Jam
5 Jumat 5 Jam
Jumlah 48 Jam

d. Pembelajaran Paradigma Baru


Pembelajaran paradigma baru merupakan pembelajaran yang berorientasi
pada penguatan kompetensi dan pengembangan karakter yang sesuai dengan nilai-
nilai Pancasila. Pembelajaran paradigma baru memastikan praktik pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik. Setiap peserta didik belajar sesuai dengan
kebutuhan dan tahap perkembangannya.
Pembelajaran paradigma baru dilakukan melalui kegiatan pembelajaran di
dalam kelas (intrakurikuler) dan di luar kelas (kokurikuler dan ekstrakurikuler).
Pembelajaran intrakurikuler dilakukan secara terdiferensiasi sehingga peserta
didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan
kompetensi. Hal ini juga memberikan keleluasaan bagi guru untuk memilih
perangkat ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta
didiknya. Pembelajaran kokurikuler berprinsip pembelajaran interdisipliner yang
berorientasi pada pengembangan karakter dan kompetensi umum. Pembelajaran
ekstrakurikuler dilaksanakan sesuai dengan minat murid dan sumber daya satuan
pendidik.

39
Kurikulum merdeka dinilai lebih fleksibel. Kurikulum merdeka lebih berfokus
pada materi yang esensial dan tidak terlalu padat materi. Hal ini bertujuan, agar
guru memiliki waktu untuk pengembangan karakter dan kompetensi. Kurikulum
Paradigma Baru sebagai penyempurnaan dari KTSP 2013 ini akan diberlakukan
secara terbatas dan bertahap melalui program sekolah penggerak. Pada akhirnya
akan diterapkan pada setiap satuan pendidikan yang ada di Indonesia.
Wewenang penerapan kurikulum terbaru ini diberikan kepada masing-
masing sekolah. Berdasarkan penuturannya, sekolah tidak akan dipaksa untuk
menerapkan kurikulum tersebut. Implementasi kurikulum baru ini tidak
memaksan sekolah tetap dapat memilih kurikulum baru atau masih ingin memakai
kurikulum sekarang ini.
Sebelum diterapkan pada setiap satuan pendidikan, mari kita mengenal 7
(tujuh) hal yang baru dalam Kurikulum Paradigma Baru, yaitu :
1. struktur kurikulum, Profil Pelajar Pancasila (PPP) menjadi acuan dalam
pengembangan Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian, atau
Struktur Kurikulum, Capaian Pembelajaran (CP), Prinsip Pembelajaran,
dan Asesmen Pembelajaran. Secara umum Struktur Kurikulum Paradigma
Baru terdiri dari kegiatan intrakurikuler berupa pembelajaran tatap muka
bersama guru dan kegiatan proyek. Selain itu, setiap sekolah juga
diberikan keleluasaan untuk mengembangkan program kerja tambahan
yang dapat mengembangkan kompetensi peserta didiknya dan program
tersebut dapat disesuaikan dengan visi misi dan sumber daya yang tersedia
di sekolah tersebut.
2. hal yang menarik dari Kurikulum Paradigma Baru yaitu jika pada KTSP
2013 kita mengenal istilah KI dan KD yaitu kompetensi yang harus
dicapai oleh siswa setelah melalui proses pembelajaran, maka pada
Kurikulum Paradigma Baru kita akan berkenalan dengan istilah baru yaitu
Capaian Pembelajaran (CP) yang merupakan rangkaian pengetahuan,
keterampilan, dan sikap sebagai satu kesatuan proses yang berkelanjutan
sehingga membangun kompetensi yang utuh. Oleh karena itu, setiap

40
asesmen pembelajaran yang akan dikembangkan oleh guru haruslah
mengacu pada capaian pembelajaran yang telah ditetapkan.
3. pelaksanaan proses pembelajaran dengan pendekatan tematik yang selama
ini hanya dilakukan pada jenjang SD saja, pada kurikulum baru
diperbolehkan untuk dilakukan pada jenjang pendidikan lainnya. Dengan
demikian pada jenjang SD kelas IV, V, dan VI tidak harus menggunakan
pendekatan tematik dalam pembelajaran, atau dengan kata lain sekolah
dapat menyelenggarakan pembelajaran berbasis mata pelajaran.
4. jika dilihat dari jumlah jam pelajaran, Kurikulum Paradigma Baru tidak
menetapkan jumlah jam pelajaran perminggu seperti yang selama ini
berlaku pada KTSP 2013, akan tetapi jumlah jam pelajaran pada
Kurikulum Paradigma Baru ditetapkan pertahun. Sehingga setiap sekolah
memiliki kemudahan untuk mengatur pelaksanaan kegiatan
pembelajarannya. Suatu mata pelajaran bisa saja tidak diajarkan pada
semester ganjil namun akan diajarkan pada semester genap atau dapat juga
sebaliknya, misalnya mata pelajaran IPA di kelas VIII hanya diajarkan
pada semester ganjil saja. Sepanjang jam pelajaran pertahunnya terpenuhi
maka tidak menjadi persoalan dan dapat dibenarkan.
5. Sekolah juga diberikan keleluasaan untuk menerapakan model
pembelajaran kolaboratif antar mata pelajaran serta membuat asesmen
lintas mata pelajaran, misalnya berupa asesmen sumatif dalam bentuk
proyek atau penilaian berbasis proyek. Pada Kurikulum Paradigma Baru
siswa SD paling sedikit dapat melakukan dua kali penilaian proyek dalam
satu tahun pelajaran. Sedangkan siswa SMP, SMA/SMK setidaknya dapat
melaksanakan tiga kali penilaian proyek dalam satu tahun pelajaran. Hal
ini bertujuan sebagai penguatan Profil Pelajar Pancasila.
6. untuk mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang
pada KTSP 2013 dihilangkan maka pada Kurikulum Paradigma Baru mata
pelajaran ini akan dikembalikan dengan nama baru yaitu Informatika dan
akan diajarkan mulai dari jenjang SMP. Bagi sekolah yang belum
memiliki sumber daya/guru Informatika maka tidak perlu khawatir untuk

41
menerapkan mata pelajaran ini karena mata pelajaran ini tidak harus
diajarkan oleh guru yang berlatarbelakang TIK/Informatika, namun dapat
diajarkan oleh guru umum. Hal ini disebabkan karena pemerintah melalui
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah
mempersiapkan buku pembelajaran Informatika yang sangat mudah
digunakan dan dipahami oleh pendidik dan peserta didik.
7. untuk mata pelajaran IPA dan IPS jenjang Sekolah Dasar Kelas IV, V,
dan VI yang selama ini berdiri sendiri, dalam Kurikulum Paradigma Baru
kedua mata pelajaran ini akan diajarkan secara bersamaan dengan nama
Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sosial (IPAS). Hal ini bertujuan
agar peserta didik lebih siap dalam mengikuti pembelajaran IPA dan IPS
yang terpisah pada jenjang SMP. Sedangkan pada jenjang SMA peminatan
atau penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa akan kembali dilaksanakan pada
kelas XI dan XII.

e. Asesmen
Pembelajaran dan asesmen merupakan satu kesatuan yang sebaiknya tidak
dipisahkan. Pendidik dan peserta didik perlu memahami kompetensi yang dituju
sehingga keseluruhan proses pembelajaran diupayakan untuk mencapai
kompetensi tersebut. Pembelajaran dapat diawali dengan proses perencanaan
asesmen dan perencanaan pembelajaran.
Pendidik perlu merancang asesmen yang dilaksanakan pada awal
pembelajaran, pada saat pembelajaran, dan pada akhir pembelajaran. Perencanaan
asesmen, terutama pada asesmen awal pembelajaran sangat perlu dilakukan
karena untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik, dan hasilnya
digunakan untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian
peserta didik. Perencanaan pembelajaran meliputi tujuan pembelajaran, langkah-
langkah pembelajaran, dan asesmen pembelajaran yang disusun dalam bentuk
dokumen yang fleksibel, sederhana, dan kontekstual. Tujuan Pembelajaran
disusun dari Capaian Pembelajaran dengan mempertimbangkan kekhasan dan

42
karakteristik Satuan Pendidikan. Pendidik juga harus memastikan tujuan
pembelajaran sudah sesuai dengan tahapan dan kebutuhan peserta didik.
Proses selanjutnya adalah pelaksanaan pembelajaran yang dirancang untuk
memberi pengalaman belajar yang berkualitas, interaktif, dan kontekstual. Pada
siklus ini, pendidik diharapkan dapat menyelenggarakan pembelajaran yang : (1)
interaktif; (2) inspiratif; (3) menyenangkan; (4) menantang; (5) memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif; dan (6) memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan
fisik, serta psikologis peserta didik. Sepanjang proses pembelajaran, pendidik
dapat mengadakan asesmen formatif untuk mengetahui sejauh mana tujuan
pembelajaran sudah dicapai oleh peserta didik. Tahapan selanjutnya adalah proses
asesmen pembelajaran. Asesmen pembelajaran diharapkan dapat mengukur aspek
yang seharusnya diukur dan bersifat holistik. Asesmen dapat berupa formatif dan
sumatif.
Asesmen formatif dapat berupa asesmen pada awal pembelajaran dan
asesmen pada saat pembelajaran. Asesmen pada awal pembelajaran digunakan
mendukung pembelajaran terdiferensiasi sehingga peserta didik dapat
memperoleh pembelajaran sesuai dengan yang mereka butuhkan. Sementara,
asesmen formatif pada saat pembelajaran dapat dijadikan sebagai dasar dalam
melakukan refleksi terhadap keseluruhan proses belajar yang dapat dijadikan
acuan untuk perencanaan pembelajaran dan melakukan revisi apabila diperlukan.
Apabila peserta didik dirasa telah mencapai tujuan pembelajaran, maka pendidik
dapat meneruskan pada tujuan pembelajaran berikutnya. Namun, apabila tujuan
pembelajaran belum tercapai, pendidik perlu melakukan penguatan terlebih
dahulu. Selanjutnya, pendidik perlu mengadakan asesmen sumatif untuk
memastikan ketercapaian dari keseluruhan tujuan pembelajaran.
Ketiga tahapan ini akan terus berlangsung dalam bentuk siklus. Dalam
prosesnya, pendidik dapat melakukan refleksi, baik dilakukan secara pribadi
maupun dengan bantuan kolega pendidik, kepala satuan pendidikan, atau
pengawas sekolah. Oleh karena itu, proses pembelajaran dan asesmen merupakan
satu kesatuan yang bermuara untuk membantu keberhasilan peserta didik di dalam

43
kelas. Pemerintah tidak mengatur pembelajaran dan asesmen secara detail dan
teknis. Namun demikian, untuk memastikan proses pembelajaran dan asesmen
berjalan dengan baik, Pemerintah menetapkan Prinsip Pembelajaran dan
Asesmen. Prinsip pembelajaran dan prinsip asesmen diharapkan dapat memandu
pendidik dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang bermakna
agar peserta didik lebih kreatif, berpikir kritis, dan inovatif.
Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi
pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk
pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali agar dapat memandu mereka dalam
menentukan strategi pembelajaran selanjutnya. Asesmen dirancang dan dilakukan
sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan
teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan
pembelajaran. asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat
dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan
tentang langkah dan sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran yang
sesuai selanjutnya. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik
bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang
karakter dan kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut. Hasil asesmen
digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua/wali
sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

1) Asesmen Formatif
Penilaian atau asesmen formatif bertujuan untuk memantau dan
memperbaiki proses pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian tujuan
pembelajaran. Asesmen ini dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar
peserta didik, hambatan atau kesulitan yang mereka hadapi, dan juga untuk
mendapatkan informasi perkembangan peserta didik. Informasi tersebut
merupakan umpan balik bagi peserta didik dan juga pendidik. Bagi peserta didik,
asesmen formatif berguna untuk berefleksi, dengan memonitor kemajuan
belajarnya, tantangan yang dialaminya, serta langkah-langkah yang perlu ia

44
lakukan untuk meningkatkan terus capaiannya. Hal ini merupakan proses belajar
yang penting untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Bagi pendidik, asesmen formatif berguna untuk merefleksikan strategi
pembelajaran yang digunakannya, serta untuk meningkatkan efektivitasnya dalam
merancang dan melaksanakan pembelajaran. Asesmen ini juga memberikan
informasi tentang kebutuhan belajar individu peserta didik yang diajarnya. Agar
asesmen memberikan manfaat tersebut kepada peserta didik dan pendidik, maka
beberapa hal yang perlu diperhatikan pendidik dalam merancang asesmen
formatif, antara lain sebagai berikut:
1. Asesmen formatif tidak berisiko tinggi (high stake). Asesmen formatif
dirancang untuk tujuan pembelajaran dan tidak seharusnya digunakan
untuk menentukan nilai rapor, keputusan kenaikan kelas, kelulusan, atau
keputusan-keputusan penting lainnya.
2. Asesmen formatif dapat menggunakan berbagai teknik dan/atau instrumen.
Suatu asesmen dikategorikan sebagai asesmen formatif apabila tujuannya
adalah untuk meningkatkan kualitas proses belajar.
3. Asesmen formatif dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran
yang sedang berlangsung sehingga asesmen formatif dan pembelajaran
menjadi suatu kesatuan.
4. Asesmen formatif dapat menggunakan metode yang sederhana, sehingga
umpan balik hasil asesmen tersebut dapat diperoleh dengan cepat.
5. Asesmen formatif yang dilakukan di awal pembelajaran akan memberikan
informasi kepada pendidik tentang kesiapan belajar peserta didik.
Berdasarkan asesmen ini, pendidik perlu menyesuaikan/memodifikasi
rencana pelaksanaan pembelajarannya dan/ atau membuat diferensiasi
pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
6. Instrumen asesmen yang digunakan dapat memberikan informasi tentang
kekuatan, hal-hal yang masih perlu ditingkatkan oleh peserta didik dan
mengungkapkan cara untuk meningkatkan kualitas tulisan, karya atau
performa yang diberi umpan balik. Dengan demikian, hasil asesmen tidak
sekadar sebuah angka.

45
2) Asesmen Sumatif
Penilaian atau asesmen sumatif pada jenjang pendidikan menengah
bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran dan/atau CP peserta
didik sebagai dasar penentuan kenaikan kelas dan/atau kelulusan dari satuan
pendidikan. Penilaian pencapaian hasil belajar peserta didik dilakukan dengan
membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria
ketercapaian tujuan pembelajaran. Adapun asesmen sumatif dapat berfungsi
untuk:
1. alat ukur untuk mengetahui pencapaian hasil belajar peserta didik dalam
satu atau lebih tujuan pembelajaran di periode tertentu;
2. mendapatkan nilai capaian hasil belajar untuk dibandingkan dengan
kriteria capaian yang telah ditetapkan; dan
3. menentukan kelanjutan proses belajar siswa di kelas atau jenjang
berikutnya.
Asesmen sumatif dapat dilakukan setelah pembelajaran berakhir, misalnya
pada akhir satu lingkup materi (dapat terdiri atas satu atau lebih tujuan
pembelajaran), pada akhir semester dan pada akhir fase; khusus asesmen pada
akhir semester, asesmen ini bersifat pilihan. Jika pendidik merasa masih
memerlukan konfirmasi atau informasi tambahan untuk mengukur pencapaian
hasil belajar peserta didik, maka dapat melakukan asesmen pada akhir semester.
Sebaliknya, jika pendidik merasa bahwa data hasil asesmen yang diperoleh selama
1 semester telah mencukupi, maka tidak perlu melakukan asesmen pada akhir
semester. Hal yang perlu ditekankan, untuk asesmen sumatif, pendidik dapat
menggunakan teknik dan instrumen yang beragam, tidak hanya berupa tes, namun
dapat menggunakan observasi dan performa (praktik, menghasilkan produk,
melakukan projek, dan membuat portofolio).
3) Merencanakan
Asesmen Apabila pendidik menggunakan modul ajar yang disediakan,
maka ia tidak perlu membuat perencanaan asesmen. Namun, bagi pendidik yang
mengembangkan sendiri rencana pelaksanaan pembelajaran dan/atau modul ajar,
ia perlu merencanakan asesmen formatif yang akan digunakan.

46
1. Rencana asesmen dimulai dengan perumusan tujuan asesmen. Tujuan ini
tentu berkaitan erat dengan tujuan pembelajaran.
2. Setelah tujuan dirumuskan, pendidik memilih dan/atau mengembangkan
instrumen asesmen sesuai tujuan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam memilih/mengembangkan instrumen, antara lain: karakteristik
peserta didik, kesesuaian asesmen dengan rencana/ tujuan pembelajaran
dan tujuan asesmen, kemudahan penggunaan instrumen untuk memberikan
umpan balik kepada peserta didik dan pendidik.
Berikut adalah contoh instrumen penilaian atau asesmen yang dapat
menjadi inspirasi bagi pendidik, yaitu:
Pedoman yang dibuat untuk menilai dan mengevaluasi kualitas capaian
kinerja peserta didik sehingga pendidik dapat menyediakan bantuan yang
diperlukan untuk meningkatkan kinerja. Rubrik juga dapat digunakan oleh
Rubrik
pendidik untuk memusatkan perhatian pada kompetensi yang harus dikuasai.
Capaian kinerja dituangkan dalam bentuk kriteria atau dimensi yang akan
dinilai yang dibuat secara bertingkat dari kurang sampai terbaik.
Ceklis Daftar informasi, data, ciri-ciri, karakteristik, atau elemen yang dituju.
Catatan singkat hasil observasi yang difokuskan pada performa dan perilaku
Catatan Anekdotal yang menonjol, disertai latar belakang kejadian dan hasil analisis atas
observasi yang dilakukan.
Grafik
Perkembangan Grafik atau infografik yang menggambarkan tahap perkembangan belajar
(Kontinum)

Instrumen asesmen dapat dikembangkan berdasarkan teknik penilaian


yang digunakan oleh pendidik. Di bawah ini diuraikan contoh teknik asesmen
yang dapat diadaptasi, yaitu :
Penilaian peserta didik yang dilakukan secara berkesinambungan melalui
pengamatan perilaku yang diamati secara berkala. Observasi dapat
Observasi
difokuskan untuk semua peserta didik atau per individu. Observasi dapat
dilakukan dalam tugas atau aktivitas rutin/harian.
Penilaian yang menuntut peserta didik untuk mendemonstrasikan dan
mengaplikasikan pengetahuannya ke dalam berbagai macam konteks sesuai
Kinerja
dengan kriteria yang diinginkan. Asesmen kinerja dapat berupa praktik,
menghasilkan produk, melakukan projek, atau membuat portofolio.
Kegiatan penilaian terhadap suatu tugas meliputi kegiatan perancangan,
Projek pelaksanaan, dan pelaporan, yang harus diselesaikan dalam periode/waktu
tertentu.
Tes dengan soal dan jawaban disajikan secara tertulis untuk mengukur atau
Tes Tertulis memperoleh informasi tentang kemampuan peserta didik. Tes tertulis dapat
berbentuk esai, pilihan ganda, uraian, atau bentuk-bentuk tes tertulis lainnya.
Pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta didik menjawab secara
Tes Lisan
lisan, dan dapat diberikan secara klasikal ketika pembelajaran
Penugasan Pemberian tugas kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan dan

47
memfasilitasi peserta didik memperoleh atau meningkatkan pengetahuan.
Kumpulan dokumen hasil penilaian, penghargaan, dan karya peserta didik
Portofolio dalam bidang tertentu yang mencerminkan perkembangan (reflektif-
integratif) dalam kurun waktu tertentu.

f. Pengolahan Nilai Rapor


Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan memanfaatkan hasil formatif
dan sumatif. Terdapat 2 jenis data, yaitu data hasil asesmen yang berupa angka
(kuantitatif) serta data hasil asesmen yang berupa narasi (kualitatif). Pengolahan
hasil asesmen dalam bentuk angka (kuantitatif) didasarkan hanya pada hasil
asesmen sumatif, sementara asesmen formatif sebagaimana diuraikan sebelumnya,
berupa data atau informasi yang bersifat kualitatif, digunakan sebagai umpan balik
untuk perbaikan pembelajaran sekaligus sebagai bahan pertimbangan menyusun
deskripsi capaian kompetensi.
Pelaporan hasil penilaian atau asesmen dituangkan dalam bentuk laporan
kemajuan belajar, yang berupa laporan hasil belajar, yang disusun berdasarkan
pengolahan hasil Penilaian. Laporan hasil belajar paling sedikit memberikan
informasi mengenai pencapaian hasil belajar peserta didik. Satuan pendidikan
perlu melaporkan hasil belajar dalam bentuk rapor. Sebagaimana diuraikan pada
prinsip asesmen di atas, laporan hasil belajar hendaknya bersifat sederhana dan
informatif, dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan kompetensi yang
dicapai, serta strategi tindak lanjut bagi pendidik, satuan pendidikan dan orang tua
untuk mendukung capaian pembelajaran.
Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukanmekanisme
dan format pelaporan hasil belajar kepada orang tua/wali. Pelaporan hasil belajar
disampaikan sekurang-kurangnya pada setiap akhir semester. Di samping itu,
satuan pendidikan menyampaikan rapor peserta didik secara berkala melalui e-
rapor/dapodik.

g. Kriteria Kenaikan Kelas


Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan kriteria
kenaikan kelas. Penentuan kenaikan kelas dilakukan dengan mempertimbangkan
laporan kemajuan belajar yang mencerminkan pencapaian peserta didik pada

48
semua mata pelajaran dan ekstrakurikuler serta prestasi lain selama 1 (satu) tahun
ajaran. Untuk menilai pencapaian hasil belajar peserta didik sebagai dasar
penentuan kenaikan kelas dapat berdasarkan penilaian sumatif. Penilaian
pencapaian hasil belajar peserta didik untuk kenaikan kelas dilakukan dengan
membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria
ketercapaian tujuan pembelajaran.
Pembelajaran terdiferensiasi sesuai tahap capaian peserta didik menjadi
salah satu praktik yang dianjurkan dalam Kurikulum Merdeka. Penggunaan fase
dalam Capaian Pembelajaran adalah salah satu alasan mengapa peserta didik
dapat terus naik kelas bersama temanteman sebayanya meskipun ia dinilai belum
sepenuhnya mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam Capaian Pembelajaran
di fase sebelumnya atau tujuan pembelajaran yang ditargetkan untuk dicapai pada
kelas tersebut.
Apabila terdapat tujuan pembelajaran pada mata pelajaran tertentu yang
tidak tercapai sampai saatnya kenaikan kelas, maka pada rapor peserta didik
tersebut dituangkan nilai aktual yang dicapai dan dideskripsikan bahwa peserta
didik tersebut masih memiliki tujuan pembelajaran yang perlu ditindaklanjuti di
kelas berikutnya. Dalam proses penentuan peserta didik tidak naik kelas, perlu
dilakukan musyawarah dan pertimbangan yang matang sehingga opsi tidak naik
kelas menjadi pilihan paling akhir apabila seluruh pertimbangan dan perlakuan
telah dilaksanakan.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa tinggal kelas tidak memberikan
manfaat signifikan untuk peserta didik, bahkan cenderung memberikan dampak
buruk terhadap persepsi diri peserta didik (Jacobs & Mantiri, 2022; OECD, 2020;
Powell, 2010). Di berbagai negara, kebijakan tinggal kelas secara empiris tidak
meningkatkan prestasi akademik peserta didik, terutama yang mengalami
kesulitan belajar. Dalam survei PISA 2018, skor capaian kognitif peserta didik
yang pernah tinggal kelas secara statistik lebih rendah dibandingkan mereka yang
tidak pernah tinggal kelas (OECD, 2021). Hal ini menunjukkan bahwa mengulang
pelajaran yang sama selama satu tahun tidak membuat peserta didik memiliki
kemampuan akademik yang setara dengan teman-temannya, melainkan tetap lebih

49
rendah. Hal ini dimungkinkan karena yang dibutuhkan oleh peserta didik tersebut
adalah pendekatan atau strategi belajar yang berbeda, bantuan belajar yang lebih
intensif, waktu yang sedikit lebih panjang, namun bukan mengulang seluruh
pelajaran selama setahun.
Dalam hal terjadi kasus luar biasa, jika terdapat banyak mata pelajaran
yang tidak tercapai oleh peserta didik dan/atau terkait isu sikap dan karakter
peserta didik, maka satuan pendidikan dapat menetapkan mekanisme untuk
menetapkan peserta didik tidak naik kelas. Namun demikian, keputusan ini
sebaiknya dipertimbangkan dengan sangat hati-hati mengingat dampaknya
terhadap kondisi psikologis peserta didik. Selain itu, tinggal kelas juga
memberatkan secara ekonomi. Hasil tes PISA 2018 menunjukkan bahwa di
berbagai negara, mayoritas siswa yang pernah tidak naik kelas adalah siswa dari
keluarga kelas menengah ke bawah (OECD, 2020). Ketika mereka tinggal kelas,
biaya untuk mengulang satu tahun belajar memberatkan keluarga sehingga mereka
semakin rentan putus sekolah.
Dengan demikian, kebijakan tidak naik kelas adalah kebijakan yang tidak
efisien. Peserta didik harus mengulang semua mata pelajaran untuk jangka waktu
satu tahun penuh, padahal mungkin bukan itu yang menjadi kebutuhan belajar
mereka. Berikut ini adalah contohcontoh isu yang biasanya menjadi faktor
pendorong keputusan tidak naik kelas, serta alternatif solusi yang lebih sesuai
dengan perkembangan dan kesejahteraan (well-being) peserta didik.

Contoh Isu Pertimbangan yang bisa diambil sekolah

Peserta didik mempunyai tujuan pembelajaran Peserta didik dapat dipertimbangkan naik di
yang belum tuntas (ada tujuan-tujuan kelas berikutnya dengan pendampingan
pembelajaran yang hasilnya belum memenuhi tambahan untuk menyelesaikan tujuan
pencapaian minimum). pembelajaran yang belum tercapai/tuntas.

Peserta didik mempunyai masalah Dapat dipertimbangkan dengan mengetahui


absen/ketidakhadiran yang banyak (Banyaknya alasan ketidakhadiran. Jika peserta didik tidak
jumlah ketidakhadiran disepakati oleh satuan hadir karena kondisi keluarga (siswa yang
pendidikan) membantu orang tua bekerja karena alasan
ekonomi) atau masalah kesehatan peserta didik,
maka dapat dipertimbangkan naik dengan catatan
khusus.

Jika alasan ketidakhadiran karena “malas”,


meskipun kecil kemungkinan untuk naik kelas;

50
peserta didik tetap dapat dipertimbangkan naik
dengan catatan di rapor bagian sikap yang perlu
ditindaklanjuti di kelas berikutnya. Misalnya,
permasalahan ketidakhadiran harus diselesaikan
dalam jangka waktu satu tahun dengan cara
konseling atau behavior treatment lain.

Khusus permasalahan ketidakhadiran, wali kelas


harus dapat mendeteksi permasalahan ini sedini
mungkin, sehingga tidak terjadi penumpukan
jumlah ketidakhadiran dari peserta didik di akhir
semester.

Keterlambatan psikologis, perkembangan, Peserta didi bisa dipertimbangkan untuk naik


dan/atau kognitif kelas dengan catatan peserta didik perlu
mendapat bimbingan dalam memahami pelajaran
dan/ atau mendapatkan layanan konseling

h. Mekanisme Kelulusan
Untuk menilai pencapaian hasil belajar peserta didik sebagai dasar
kelulusan dapat berdasarkan penilaian sumatif, yang dapat dialkukan dalam
bentuk tes tulis, tugas untuk performa, portofolio, atau kombinasi. Penilaian
pencapaian hasil belajar peserta didik untuk kelulusan dilakukan dengan
membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria
ketercapaian tujuan pembelajaran. Penilaian sumatif yang diselenggarakan oleh
satuan pendidikan dilaksanakan pada semester ganjil dan/atau semester genap
pada akhir jenjang dengan mempertimbangkan capaian kompetensi lulusan.
Seperti halnya kenaikan kelas, penentuan kelulusan ditentukan oleh satuan
pendidikan. Penentuan kelulusan dari satuan pendidikan dilakukan dengan
mempertimbangkan laporan kemajuan belajar yang mencerminkan pencapaian
peserta didik pada semua mata pelajaran dan ekstrakurikuler serta prestasi lain.
Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan/ program pendidikan setelah:
1) menyelesaikan seluruh program pembelajaran; dan
2) mengikuti penilaian sumatif yang diselenggarakan oleh satuan
pendidikan.
Kelulusan peserta didik ditetapkan oleh satuan/ program pendidikan yang
bersangkutan. Peserta didik yang dinyatakan lulus dari satuan/ program
pendidikan diberikan ijazah. Ijazah diberikan pada akhir semester genap pada

51
setiap akhir jenjang. Ketentuan mengenai ijazah dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Capaian Pembelajaran
Capaian pembelajaran dalam kurikulum merdeka merupakan keterampilan
belajar yang dimiliki oleh siswa dan harus diselesaikan setiap tahap. Kurikulum
Merdeka sendiri merupakan kurikulum yang dicanangkan oleh Mendikbud
Nadiem Makarim untuk mengatur kegiatan pembelajaran di sekolah yang bersifat
student centered learning atau berpusat pada siswa. Kurikulum Merdeka mengatur
pembelajaran sesuai minat dan bakat anak dinilai lebih fleksibel dan
berkonsentrasi untuk mengembangkan kemampuan atau kompetensi siswa.
Isi dari capaian pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka, yaitu kumpulan
kompetensi dan lingkup materi yang disusun komprehensif berbentuk narasi.
Pemetaan capaian pembelajaran Kurikulum Merdeka sesuai perkembangan siswa
dalam fase usia. Strategi untuk mencapai capaian pembelajaran yaitu dengan
mengurangi cakupan materi dan mengubah tata cara penyusunan yang lebih
fleksibel sehingga siswa tidak merasa tertekan untuk mencapai pembelajaran
tersebut. Capaian pembelajaran untuk SMA kelas X dilihat pada tabel 6.
Tabel. 6 Capaian pembelajaran SMA kelas X PAI
Pendidikan Agama Islam
Elemen Capaian pembelajaran
Peserta didik mampu menganalisis ayat Al- Qur‟an dan hadis
tentang perintah untuk berkompetisi dalam kebaikan dan
etos kerja serta larangan pergaulan bebas.
Al-Qur‟an dan Hadis
Peserta didik dapat membaca Al-Qur‟an dengan tartil dan
fasih serta menghafal ayat Al-Qur‟an dan hadist terkait. Pada
aspek akidah,
Peserta didik menganalisis makna syu„ab al- īmān
(cabang-cabang iman), pengertian, dalil, macam dan
manfaatnya; mempresentasikan makna syu„ab al-īmān
Aqidah (cabang-cabang iman), pengertian, dalil, macam dan
manfaatnya; meyakini bahwa dalam iman terdapat banyak
cabang-cabangnya; serta menerapkan beberapa sikap dan
karakter sebagai cerminan cabang iman dalam kehidupan
Peserta didik menganalisis manfaat menghindari akhlak
mażmūmah; membuat karya yang mengandung konten
manfaat menghindari sikap mażmūmah; meyakini bahwa
Akhlak
akhlak mażmūmah adalah larangan dan akhlak maḥmūdah
adalah perintah agama; serta membiasakan diri untuk
menghindari akhlak mażmūmah dan menampilkan akhlak

52
maḥmūdah dalam kehidupan sehari-hari.
Peserta didik mampu menganalisis implementasi fikih
mu„āmalah dan al-kulliyyāt al-khamsah (lima prinsip dasar
hukum Islam; menyajikan paparan tentang fikih mu„āmalah
Fikih dan al-kulliyyāt al-khamsah meyakini bahwa ketentuan fikih
mu„āmalah dan al-kulliyyāt al- khamsah adalah ajaran
agama; serta menumbuhkan jiwa kewirausahaan, kepedulian,
dan kepekaan sosial.
Peserta didik mampu menganalisis sejarah dan peran tokoh
ulama penyebar ajaran Islam di Indonesia; dapat membuat
bagan timeline sejarah tokoh ulama penyebar ajaran Islam di
Indonesia dan memaparkannya; meyakini bahwa
perkembangan peradaban di Indonesia adalah sunatullah dan
Sejarah Peradaban Islam
metode dakwah yang santun, moderat, bi al-ḥikmah wa al-
mau‘iẓat al- ḥasanah adalah perintah Allah Swt.;
membiasakan sikap kesederhanaan dan kesungguhan
mencari ilmu, tekun, damai, serta semangat menghargai
adat istiadat dan perbedaan keyakinan orang lain.
Pendidikan Agama Kristen
Elemen Sub Elemen Capaian Fase E
Menganalisis pertumbuhan diri sebagai
Allah Pencipta pribadi dewasa melalui cara berpikir,
berkata dan bertindak
Memahami bentuk-bentuk pemeliharaan
Allah Pemelihara
Allah dalam kehidupan
Allah Berkarya Memahami nilai-nilai iman Kristen
dalam keluarga serta menjabarkan
Allah Penyelamat
peran keluarga dan orang tua sebagai
pendidik utama
Mengakui bahwa Allah membarui hidup
Allah Pembaru
orang beriman
Menganalisis indikator manusia yang
Hakikat Manusia
bertumbuh menjadi dewasa
Manusia dan Nilai- nilai Kristiani Menerapkan prinsip kesetiaan, kasih dan
Nilai-nilai
keadilan dalam kehidupan sosial yang
Kristiani
lebih luas
Tugas Panggilan Menganalisis issu-issu ras, etnis dan
Gereja gender dalam rangka mewujudkan
Gereja dan Masyarakat Majemuk Keadilan
Masyarakat Memahami sekolah sebagai
Majemuk lembaga pendidik
Alam Ciptaan Memahami berbagai bentuk tindakan
Alam dan Lingkungan Hidup
Allah pencegahan kerusakan alam
Tanggung Jawab Mengkritisi tindakan manusia dalam
Manusia Terhadap tanggungawabnya memelihara alam
Alam ciptaan Allah

Pendidikan Pancasila
Elemen Capaian Pembelajaran
Peserta didik mampu menganalisis cara pandang para pendiri
negara tentang rumusan Pancasila sebagai dasar negara;
Peserta didik mampu menganalisis fungsi dan kedudukan
Pancasila Pancasila sebagai dasar negara, ideologi negara, dan identitas
nasional; peserta didik mengenali dan menggunakan produk
dalam negeri sekaligus mempromosikan budaya lokal dan

53
nasional.
Peserta didik mampu menganalisis hak dankewajiban
warga negara yang diatur dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945; peserta didik
mendemonstrasikan praktik kemerdekaan berpendapat
Undang-Undang warga negara dalam era keterbukaan informasi sesuai
Dasar Negara dengan nilai-nilai Pancasila; peserta didik mampu
Republik menganalisis kasus pelanggaran hak dan pengingkaran
Indonesia Tahun 1945 kewajiban sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan
perumusan solusi secara kreatif, kritis, dan inovatif untuk
memecahkan kasus pelanggaran hak dan pengingkaran
kewajiban.
Peserta didik mampu menginisiasi kegiatan bersama atau
gotong royong dalam praktik hidup sehari-hari untuk
Bhinneka Tunggal Ika
membangun masyarakat sekitar dan masyarakat
Indonesia berdasarkan nilai-nilai Pancasila;
Peserta didik mampu memberi contoh dan memiliki
kesadaran akan hak dan kewajibannya sebagai warga
Negara Kesatuan Republik
sekolah, warga masyarakat dan warga negara; Peserta didik
Indonesia
mampu memahami peran dan kedudukannya sebagai
warga negara Indonesia.
Bahasa Indonesia
Elemen Capaian Pembelajaran
Peserta didik mampu mengevaluasi dan mengkreasi
informasi berupa gagasan, pikiran, perasaan, pandangan,
Menyimak arahan atau pesan yang akurat dari menyimak berbagai jenis
teks (nonfiksi dan fiksi) dalam bentuk monolog, dialog, dan
gelar wicara.
Peserta didik mampu mengevaluasi informasi berupa
gagasan,pikiran, pandangan, arahan atau pesan dari berbagai
jenis teks, misalnya deskripsi, laporan, narasi, rekon,
eksplanasi, eksposisi dan diskusi, dari teks visual dan
audiovisual untuk menemukan makna yang tersurat dan
Membaca dan Memirsa tersirat. Peserta didik menginterpretasi informasi untuk
mengungkapkan gagasan dan perasaan simpati, peduli, empati
dan/atau pendapat pro/kontra dari teks visual dan audiovisual
secara kreatif. Peserta didik menggunakan sumber lain untuk
menilai akurasi dan kualitas data serta membandingkan isi
teks.
Peserta didik mampu mengolah dan menyajikan
gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan untuk tujuan
pengajuan usul, perumusan masalah, dan solusi dalam
bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara secara logis,
runtut, kritis, dan kreatif. Peserta didik mampu
Berbicara dan mengkreasi ungkapan sesuai dengan norma kesopanan
Mempresentasikan dalam berkomunikasi. Peserta didik berkontribusi
lebih aktif dalam diskusi dengan mempersiapkan
materi diskusi, melaksanakan tugas dan fungsi dalam
diskusi. Peserta didik mampu mengungkapkan simpati,
empati, peduli, perasaan, dan penghargaan secara kreatif
dalam bentuk teks fiksi dan nonfiksi multimodal.
Menulis Peserta didik mampu menulis gagasan, pikiran, pandangan,
arahan atau pesan tertulis untuk berbagai tujuan secara logis,

54
kritis, dan kreatif dalam bentuk teks informasional dan/atau
fiksi. Peserta didik mampu menulis teks eksposisi hasil
penelitian dan teks fungsional dunia kerja. Peserta didik
mampu mengalihwahanakan satu teks ke teks lainnya untuk
tujuan ekonomi kreatif. Peserta didik mampu menerbitkan
hasil tulisan di media cetak maupun digital.
Matematika
Elemen Capaian Pembelajaran
Di akhir fase E, peserta didik dapat menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan sistem persamaan linear tiga variabel
dan sistem pertidaksamaan linear dua variabel. Mereka dapat
Bilangan Aljabar dan Fungsi menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan persamaan dan
fungsi kuadrat(termasuk akar imajiner), dan
persamaan eksponensial (berbasis sama) dan fungsi
eksponensial.
Di akhir fase E, peserta didik dapat menyelesaikan
Pengukuran Geometri permasalahan segitiga siku-siku yang melibatkan perbandingan
trigonometri dan aplikasinya.
Di akhir fase E, peserta didik dapat merepresentasikan dan
menginterpretasi data dengan cara menentukan jangkauan
kuartil dan interkuartil. Mereka dapat membuat dan
menginterpretasi box plot (box-and- whisker plot) dan
menggunakannya untuk membandingkan himpunan data.
Mereka dapat menggunakan dari box plot, histogram dan
dot plot sesuai dengan natur data dan kebutuhan. Mereka
dapat menggunakan diagram pencar untuk
Analisis Data dan Peluang menyelidiki dan menjelaskan hubungan antara dua variabel
numerik (termasuk salah satunya variabel bebas berupa waktu).
Mereka dapat mengevaluasi laporan statistika di media
berdasarkan tampilan, statistika dan representasi data. Peserta
didik dapat menjelaskan peluang dan menentukan
frekuensi harapan dari kejadian majemuk. Mereka
menyelidiki konsep dari kejadian saling bebas dan saling lepas,
dan menentukan peluangnya.
BAHASA INGGRIS
Elemen Menyimak – Berbicara
Pada akhir Fase E, peserta didik menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi dengan guru,
teman sebaya dan orang lain dalam berbagai macam situasi dan tujuan. Mereka menggunakan dan
merespon pertanyaan dan menggunakan strategi untuk memulai dan mempertahankan percakapan
dan diskusi. Mereka memahami dan mengidentifikasi ide utama dan detail relevan dari diskusi atau
presentasi mengenai topik yang dekat dengan kehidupan pemuda. Mereka menggunakan bahasa
Inggris untuk menyampaikan opini terhadap isu yang dekat dengan kehidupan pemuda dan untuk
membahas minat. Mereka memberikan pendapat dan membuat perbandingan. Mereka menggunakan
elemen non-verbal seperti bahasa tubuh, kecepatan bicara, dan nada suara untuk dapat dipahami
dalam sebagian konteks
By the end of Phase E, students use English to communicate with teachers, peers and others in a range
of settings and for a range of purposes. They use and respond to questions and use strategies to
initiate and sustain conversations and discussion. They understand and identify the main ideas and
relevant details of discussions or presentations on youth-related topics. They use English to express
opinions on youth-related issues and to discuss youth-related interests. They give and make
comparisons. They use non-verbal elements such as gestures, speed and pitch to be understood in
some contexts.
Elemen Membaca – Memirsa
Pada akhir Fase E, peserta didik membaca dan merespon berbagai macam teks seperti

55
narasi, deskripsi, prosedur, eksposisi, recount, dan report. Mereka membaca untuk mempelajari
sesuatu atau untuk mendapatkan informasi. Mereka mencari dan mengevaluasi detil spesifik dan
inti dari berbagai macam jenis teks. Teks ini dapat berbentuk cetak atau digital, termasuk di
antaranya teks visual, multimodal atau interaktif. Pemahaman mereka terhadap ide pokok, isu-isu
atau pengembangan plot dalam berbagai macam teks mulai berkembang. Mereka
mengidentifikasi tujuan penulis dan mengembangkan keterampilannya untuk melakukan
inferensi sederhana dalam memahami informasi tersirat dalam teks.
By the end of Phase E, students read and respond to a variety of texts, such as narratives,
descriptions, procedures, expositions, recount and
Fisika
Elemen Capaian Pembelajaran
Peserta didik mampu mendeskripsikan gejala alam dalam
cakupan keterampilan proses dalam pengukuran, perubahan
Pemahaman Fisika
iklim dan pemanasan global, pencemaran lingkungan, energi
alternatif, dan pemanfaatannya.
1. Mengamati
Peserta didik mampu mengoptimalkan potensi menggunakan
ragam alat bantu untuk melakukan pengukuran dan
pengamatan.
2. Mempertanyakan dan memprediksi.
Peserta didik mampu mempertanyakan dan memprediksi
berdasarkan hasil observasi, mampu merumuskan
permasalahan yang ada dan mampu mengajukan pertanyaan
kunci untuk menyelesaikan masalah.
3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan Peserta didik
mengidentifikasi latar belakang masalah, merumuskan
tujuan, dan menggunakan referensi dalam perencanaan
penyelidikan/penelitian. Peserta didik membedakan variabel,
termasuk yang dikendalikan dan variabel bebas,
menggunakan instrumen yang sesuai dengan tujuan
penyelidikan. Peserta didik menentukan langkah langkah
kerja dan cara pengumpulan data.
4. Memproses, menganalisis data dan informasi Peserta didik
menyiapkan peralatan/ instrumen yang sesuai untuk
penelitian ilmiah, menggunakan alat ukur secara teliti dan
Keterampilan Proses
benar, mengenal keterbatasan dan kelebihan alat ukur yang
dipakai. Peserta didik menerapkan teknis/ proses
pengumpulan data, mengolah data sesuai jenisnya/sesuai
keperluan, menganalisis data dan menyimpulkan hasil
penelitian serta memberikan rekomendasi tindak lanjut/saran
dari hasil penelitian.
5. Mencipta Peserta didik mampu menggunakan hasil analisis
data dan informasi untuk menciptakan ide solusi ataupun
rancang bangun untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
6. Mengevaluasi dan refleksi Peserta didik berani dan santun
dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi,
mengembangkan keingintahuan, dan memiliki kepedulian
terhadap lingkungan. Peserta didik mengajukan argumentasi
ilmiah dan kritis berani mengusulkan perbaikan atas suatu
kondisi dan bertanggungjawab terhadap usulannya. Peserta
didik bersikap jujur terhadap temuan data/fakta.
7. Mengomunikasikan hasil Peserta didik menyusun laporan
tertulis hasil penelitian serta mengomunikasikan hasil
penelitian, prosedur perolehan data, cara mengolah dan cara
menganalisis data serta mengomunikasikan kesimpulan yang

56
sesuai untuk menjawab masalah penelitian /penyelidikan
secara lisan atau tulisan.
Kimia
Elemen Capaian Pembelajaran
Peserta didik mampu mengamati, menyelidiki dan
menjelaskan fenomena sesuai kaidah kerja ilmiah dalam
menjelaskan konsep kimia dalam kehidupan sehari hari;
menerapkan konsep kimia dalam pengelolaan lingkungan
Pemahaman Kimia
termasuk menjelaskan fenomena pemanasan global;
menuliskan reaksi kimia dan menerapkan hukum- hukum dasar
kimia; memahami struktur atom dan aplikasinya dalam
nanoteknologi.
1. Mengamati
Mampu memilih alat bantu yang tepat untuk melakukan
pengukuran dan pengamatan. Memperhatikan detail yang
relevan dari obyek yang diamati.
2. Mempertanyakan dan memprediksi
Mengidentifikasi pertanyaan dan permasalahan yang dapat
diselidiki secara ilmiah. Peserta didik menghubungkan
pengetahuan yang telah dimiliki dengan pengetahuan baru
untuk membuat prediksi.
3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan
Peserta didik merencanakan penyilidikan ilmiah dan
melakukan langkah-langkah operasional berdasarkan referensi
yang benar untuk menjawab pertanyaan. Peserta didik
melakukan pengukuran atau membandingkan variabel terikat
dengan menggunakan alat yang sesuai serta memperhatikan
Keterampilan proses kaidah ilmiah.
4. Memproses, menganalisis data dan informasi Menafsirkan
informasi yang didapatkan dengan jujur dan bertanggung
jawab. Menganalisis menggunakan alat dan metode yang
tepat, menilai relevansi informasi yang ditemukan dengan
mencantumkan referensi rujukan, serta menyimpulkan hasil
penyelidikan. Mengevaluasi dan refleksi Peserta didik berani
dan santun dalam
5. Mengevaluasi kesimpulan melalui perbandingan dengan teori
yang ada. Menunjukkan kelebihan dan kekurangan
6. Mengomunikasikan hasil Mengomunikasikan hasil
penyelidikan secara utuh termasuk di dalamnya
pertimbangan keamanan, lingkungan, dan etika yang
ditunjang dengan argumen, bahasa serta konvensi sains yang
sesuai konteks penyelidikan. Menunjukkan pola berpikir
sistematis sesuai format yang ditentukan.
Biologi
Elemen Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase E, peserta didik memiliki kemampuan
menciptakan solusi atas permasalahan-permasalahan
berdasarkan isu lokal, nasional atau global terkait
Pemahaman Biologi pemahaman keanekaragaman makhluk hidup dan
peranannya, virus dan peranannya, inovasi teknologi biologi,
komponen ekosistem dan interaksi antar komponen serta
perubahan lingkungan.
1. Mengamati
Mampu memilih alat bantu yang tepat untuk melakukan
pengukuran dan pengamatan. Memperhatikan detail yang

57
relevan dari obyek yang diamati.
2. Mempertanyakan dan memprediksi Mengidentifikasi
pertanyaan dan permasalahan yang dapat diselidiki secara
ilmiah. Peserta didik menghubungkan pengetahuan yang
telah dimiliki dengan pengetahuan baru untuk membuat
prediksi. Merencanakan dan melakukan penyelidikan
3. Peserta didik merencanakan penyilidikan
ilmiah dan melakukan langkah-langkah operasional
berdasarkan referensi yang benar untuk menjawab
pertanyaan. Peserta didik melakukan pengukuran atau
membandingkan variabel terikat dengan menggunakan alat
yang sesuai serta memperhatikan kaidah ilmiah.
4. Memproses, menganalisis data dan informasi Menafsirkan
informasi yang didapatkan dengan jujur dan bertanggung
jawab. Menganalisis menggunakan alat dan metode yang
tepat, menilai relevansi informasi yang ditemukan dengan
mencantumkan referensi rujukan, serta menyimpulkan
hasil penyelidikan.
5. Mengevaluasi dan refleksi
Mengevaluasi kesimpulan melalui Mengevaluasi
kesimpulan melalui perbandingan dengan teori yang ada.
Menunjukkan kelebihan dan kekurangan proses
penyelidikan dan efeknya pada data. Menunjukkan
permasalahan pada metodologi dan mengusulkan saran
perbaikan untuk proses penyelidikan selanjutnya.
6. Mengomunikasikan hasil
Mengomunikasikan hasil penyelidikan secara utuh
termasuk di dalamnya pertimbangan keamanan,
lingkungan, dan etika yang ditunjang dengan argumen,
bahasa serta konvensi sains yang sesuai konteks
penyelidikan. Menunjukkan pola berpikir sistematis
sesuai format yang ditentukan.
Informatika
Elemen Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase E, peserta didik mampu menerapkan strategi
algoritmik standar untuk menghasilkan beberapa solusi
BK persoalan dengan data diskrit bervolume tidak kecil pada
kehidupan sehari-hari maupun implementasinya dalam
program komputer.
Pada akhir fase E, peserta didik mampu memanfaatkan
berbagai aplikasi secara bersamaan dan optimal untuk
berkomunikasi, mencari sumber data yang akan diolah
menjadi informasi, baik di dunia nyata maupun di internet,
TIK serta mahir menggunakan fitur lanjut aplikasi perkantoran
(pengolah kata, angka, dan presentasi) beserta otomasinya
untuk mengintegrasikan dan menyajikan konten aplikasi
dalam berbagai representasi yang memudahkan analisis dan
interpretasi konten tersebut.
Pada akhir fase E, peserta didik mampu memahami peran
sistem operasi dan mekanisme internal yang terjadi pada
SK interaksi antara perangkat keras, perangkat lunak, dan
pengguna.
JKI Pada akhir fase E, peserta didik mampu menerapkan

58
konektivitas jaringan lokal, komunikasi data via ponsel,
konektivitas internet melalui jaringan kabel dan nirkabel
(bluetooth, wifi, internet), enkripsi untuk memproteksi data
pada saat melakukan penyambungan perangkat ke jaringan
lokal maupun internet yang tersedia.
Pada akhir fase E, peserta didik mampu memahami aspek
privasi dan keamanan data, mengumpulkan data secara
otomatis dari berbagai sumber data, memodelkan data
berbagai bidang, menerapkan siklus pengolahan data
(pengumpulan, pengolahan, visualisasi, analisis,
AD
interpretasi, dan publikasi) dengan menggunakan perkakas
TIK yang sesuai, serta menerapkan strategi pengelolaan data
yang tepat guna dengan mempertimbangkan volume dan
kompleksitasnya.

Pada akhir fase E, peserta didik mampu menerapkan praktik


baik konsep pemrograman prosedural dalam salah satu bahasa
pemrograman prosedural dan mampu mengembangkan
AP program yang terstruktur dalam notasi
algoritma atau notasi lain, berdasarkan strategi algoritmik
yang tepat.
Pada akhir fase E, peserta didik mampu memahami sejarah
perkembangan komputer dan tokoh-tokohnya, memahami hak
kekayaan intelektual, lisensi, aspek teknis, hukum, ekonomi,
DSI lingkungan, dan sosial dari produk TIK, memahami berbagai
bidang studi dan profesi bidang Informatika serta peran
Informatika pada bidang lain.
Pada akhir fase E, peserta didik mampu bergotong royong
dalam tim inklusif untuk mengerjakan projek bertema
Informatika dengan mengidentifikasi persoalan, merancang,
mengimplementasi, menguji, dan menyempurnakan
PLB
program komputer didasari strategi algoritma yang sesuai
sebagai solusi persoalan masyarakat serta mengomunikasikan
produk, proses pengembangan dan manfaatnya bagi
masyarakat secara lisan maupun tertulis.
Sejarah
Elemen Pemahaman Konsep Sejarah

59
Pada akhir fase ini, peserta didik mampu memahami konsep dasar ilmu sejarah yang dapat
digunakan untuk menjelaskan peristiwa sejarah; memahami konsep dasar ilmu sejarah sebagai bahan
analisis untuk mengkaji peristiwa sejarah; memahami konsep dasar ilmu sejarah sebagai bahan
evaluasi untuk mengkaji peristiwa sejarah; menganalisis serta mengevaluasi manusia sebagai subjek
dan objek sejarah; menganalisis serta mengevaluasi peristiwa sejarah dalam ruang lingkup lokal,
nasional, dan global; menganalisis serta mengevaluasi sejarah dalam dimensi masa lalu, masa kini,
dan masa depan; menganalisis serta mengevaluasi sejarah dari aspek perkembangan, perubahan,
keberlanjutan, dan keberulangan; memahami peristiwa sejarah secara diakronis (kronologi) maupun
sinkronis.
Peserta didik juga dapat memahami konsep dasar asal usul nenek moyang dan jalur rempah;
menganalisis serta mengevaluasi manusia dalam asal usul nenek moyang dan jalur rempah;
menganalisis serta mengevaluasi asal usul nenek moyang dan jalur rempah dalam ruang lingkup
lokal, nasional, serta global; menganalisis serta mengevaluasi asal usul nenek moyang dan jalur
rempah dalam dimensi masa lalu, masa kini, serta masa depan; menganalisis serta
mengevaluasi asal usul nenek moyang dan jalur rempah dari pola perkembangan, perubahan,
keberlanjutan, dan keberulangan; menganalisis serta mengevaluasi asal usul nenek moyang dan
jalur rempah secara diakronis (kronologi) dan/atau sinkronis. Peserta didik memahami konsep dasar
kerajaan Hindu-Buddha; menganalisis serta mengevaluasi manusia dalam kerajaan Hindu-Buddha;
menganalisis serta mengevaluasi kerajaan Hindu-Buddha dalam ruang lingkup lokal, nasional, dan
global; menganalisis serta mengevaluasi kerajaan Hindu-Buddha dalam dimensi masa lalu, masa
kini, dan masa depan; menganalisis serta mengevaluasi kerajaan Hindu-Buddha dari pola
perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan keberulangan; menganalisis serta mengevaluasi
kerajaan Hindu-Buddha secara diakronis (kronologi) dan/atau sinkronis. Peserta didik mampu
memahami konsep dasar kerajaan Islam; menganalisis serta mengevaluasi manusia dalam kerajaan
Islam; menganalisis serta mengevaluasi kerajaan Islam dalam ruang lingkup lokal, nasional,
dan global; menganalisis serta mengevaluasi kerajaan Islam dalam dimensi masa lalu, masa kini, dan
masa depan; menganalisis serta mengevaluasi kerajaan Islam dari pola perkembangan, perubahan,
keberlanjutan, dan keberulangan; menganalisis serta mengevaluasi kerajaan Islam secara diakronis
(kronologi) dan/atau sinkronis.
Elemen Keterampilan Proses Sejarah
Pada akhir fase ini, peserta didik mampu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengorganisasikan informasi, menarik kesimpulan, mengomunikasikan, merefleksikan dan
merencanakan proyek lanjutan secara kolaboratif tentang pengantar dasar ilmu sejarah, jalur rempah
dan asal usul nenek moyang bangsa Indonesia, kerajaan Hindu- Buddha, dan kerajaan Islam
meliputi:
1. Penelitian sejarah lokal dimulai dari lingkungan terdekat (sejarah keluarga, sejarah
sekolah, sejarah jalur rempah di daerah, sejarah kerajaan di daerah, dan lain-lain); mengumpulkan
sumber-sumber primer maupun sekunder melalui sarana lingkungan sekitar, perpustakaan, dan
internet; melakukan seleksi dan kritik terhadap sumber-sumber primer maupun sekunder;
melakukan penafsiran untuk mendeskripsikan makna di balik sumber-sumber primer dan/atau
sekunder; dan menuliskan hasil penelitian dalam bentuk historiografi.
2. Penjelasan peristiwa sejarah secara diakronis (kronologi) yang menitikberatkan pada
proses dan/atau sinkronis yang menitikberatkan pada struktur; Penjelasan peristiwa sejarah
berdasarkan hubungan kausalitas; Mengaitkan peristiwa sejarah dengan kehidupan sehari-hari; dan
menempatkan peristiwa sejarah pada konteks zamannya.
3. Penjelasan peristiwa sejarah dalam perspektif masa lalu, masa kini, dan masa depan; Penjelasan
peristiwa sejarah dari pola perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan keberulangan.
4. Penjelasan peristiwa sejarah dalam ruang lingkup lokal, nasional, dan global; Mengaitkan
hubungan antara peristiwa sejarah lokal, nasional, dan global.
5. Memaknai nilai-nilai dari peristiwa sejarah dan dikontekstualisasikan dalam kehidupan masa
kini.
6. Mengolah informasi sejarah secara non digital maupun digital dalam berbagai bentuk aplikasi
sejarah, rekaman suara, film dokumenter, foto, maket, vlog, timeline, story board, infografis,
videografis, komik, poster, dan lain-lain.

60
Sosiologi
Elemen Capaian
Pemahaman Konsep Pada akhir fase ini, peserta didik mampu memahami fungsi
sosiologi sebagai ilmu yang secara kritis mengkaji
masyarakat. Di samping itu peserta didik mampu mengenal
identitas diri, menjelaskan tindakan sosial, menjelaskan
hubungan sosial, menjelaskan peran lembaga sosial dalam
mewujudkan tertib sosial, dan memahami berbagai ragam
gejala sosial yang ada di masyarakat multikultural melalui
konsep- konsep dasar sosiologi.
Keterampilan Proses Pada akhir fase ini, peserta didik mampu melakukan
penelitian sosial sederhana dengan memilih metode yang tepat
untuk mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengorganisasikan informasi, menarik kesimpulan, dan
mengomunikasikan hasil penelitian tentang berbagai
keragaman gejala sosial dengan konsep dasar sosiologi.
Peserta didik mampu merefleksikan dan merencanakan projek
lanjutan secara kolaboratif.
Seni Musik
Elemen Capaian Pembelajaran
Mengalami(Experiencing Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menyimak,
melibatkan diri secara aktif dalam pengalaman atas kesan
terhadap bunyi-musik, peka dan paham, serta secara sadar
melibatkan konteks sajian musik dan berpartisipasi aktif
dalam sajian musik yang berguna bagi sesama,
lingkungan, dan alam semesta.
Merefleksikan(Reflecting) Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menyimak,
melibatkan diri secara aktif dalam pengalaman atas kesan
terhadap bunyi-musik, peka dan paham, serta secara sadar
melibatkan konteks sajian musik dan berpartisipasi aktif
dalam sajian musik yang berguna bagi perbaikan
hidup baik untuk diri sendiri. sesama, lingkungan, dan
alam semesta.
Berpikir dan Bekerja Secara Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menjalani
Artistik(Thinking and Working kebiasaan baik dan rutin dalam berpraktik musik sejak
Artistically) dari persiapan, saat, maupun usai berpraktik musik
dengan kesadaran untuk perkembangan dan perbaikan
kelancaran serta keluwesan bermusik, serta memilih,
memainkan, menghasilkan, menganalisis, dan
merefleksi karya-karya musik secara aktif, kreatif, artistik,
dan musikal secara bebas dan bertanggung jawab, serta sensitif
terhadap fenomena kehidupan manusia.
Menciptakan(Creating) Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menghasilkan
gagasan dan karya musik yang otentik dalam sebuah sajian
dengan kepekaan akan unsur-unsur bunyi-musik baik
intrinsik maupun ekstrinsik, keragaman konteks,
melibatkan praktik-praktik selain musik(bentuk seni
yang lain) baik secara terencana maupun situasional
yang berguna bagi perbaikan hidup diri sendiri,
sesama, lingkungan, dan alam semesta.
Berdampak (Impacting) bagi Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menjalani kebiasaan
diri sendiri dan orang lain baik dan rutin dalam berpraktik musik dan aktif dalam
kegiatan-kegiatan bermusik lewat bernyanyi, memainkan

61
media bunyi-musik dan memperluas wilayah praktik
musiknya dengan praktik-praktik lain di luar musik serta
terus mengusahakan mendapatkan pengalaman dan kesan
baik dan berharga bagi perbaikan dan kemajuan diri sendiri
secara utuh dan bersama.
Seni Rupa
Elemen Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase E, peserta didik mampu mengamati,
mengenal, merekam dan menuangkan pengalaman dan
pengamatannya terhadap lingkungan, perasaan, empati atau
penilaiannya secara visual dengan menggunakan proporsi,
Mengalami(Experiencing)
gestur, ruang yang rinci. Karya peserta didik
mencerminkan penguasaan terhadap bahan, alat, teknik,
teknologi dan prosedur yang dipilihnya (sesuai minat dan
kemampuannya).
Pada akhir fase E, peserta didik mampu menciptakan
karya seni yang menunjukkan pilihan keterampilan,medium
Menciptakan(Making/Creating) dan pengetahuan elemen seni rupa atau prinsip desain tertentu
yang sesuai dengan tujuan karyanya, dalam konteks ekspresi
pribadi atau sesuai topik tertentu.
Pada akhir fase E, peserta didik mampu secara kritis
Merefleksikan(Reflecting) mengevaluasi dan menganalisa efektivitas pesan dan
penggunaan medium sebuah karya,
pribadi maupun orang lain serta menggunakan informasi
tersebut untuk merencanakan langkah pembelajaran
selanjutnya.
Berpikir dan Bekerja Artistik Pada akhir fase E, peserta didik mampu berkarya
(Thinking and Working dan mengapresiasi berdasarkan perasaan, empati dan
Artistically) penilaian pada karya seni secara ekspresif, produktif, inventif
dan inovatif. Peserta didik mampu menggunakan
kreativitasnya, mengajukan pertanyaan yang bermakna dan
mengembangkan gagasan dan menggunakan berbagai sudut
pandang untuk mendapatkan gagasan, menciptakan peluang,
menjawab tantangan dan menyelesaikan masalah dalam
kehidupan sehari-hari. Peserta didik juga mampu bekerja
secara mandiri, bergotong royong maupun berkolaborasi dengan
bidang keilmuan lain atau masyarakat di lingkungan
sekitar.
Pada akhir fase E, peserta didik mampu membuat karya
Berdampak (Impacting) sendiri atas dasar perasaan, minat, nalar dan sesuai akar
budaya pada masyarakatnya.
Seni Tari
Elemen Capaian Pembelajaran
Berpikir dan bekerja artistic Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menunjukkan hasil
(Thinking and artistically) karya tari kreasi secara individu maupun berkelompok.
working
Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menggali
Mengalami(Experiencing) makna dan simbol pada tari tradisi dan kreasi ke dalam
bentuk karya seni pertunjukkan.
Pada akhir fase ini, peserta didik mampu mencipta karya tari
Menciptakan(Creating) kreasi berdasarkan makna dan simbol dari tari tradisi ke dalam
bentuk karya seni pertunjukkan.

62
Pada akhir fase ini, peserta didik mampu mengevaluasi
hasil penciptaan karya tari dengan mengapresiasi makna
Merefleksikan(Reflecting)
dan simbol tari tradisi dan kreasi saat menciptakan ide-ide baru
ke dalam karyanya.
Pada akhir fase ini, peserta didik mampu mengaktualisasikan
Berdampak(Impacting)
diri melalui pertunjukan tari.
Seni Teater
Elemen Capaian Pembelajaran
Proses dilakukan oleh peserta didik berpikir dan bermain
dengan tata artistik panggung, mulai dari mengeksplorasi,
Berpikir dan Bekerja merancang, dan memproduksi, dan memainkan tata
Secara Artistik(Thinking artistic panggung. Konsep ini dilakukan dengan kerja
Artistically) ansambel untuk melatih peserta didik bertanggung jawab
atas peran masing masing dalam pertunjukan, baik secara
artistik maupun non-artistik, untuk mengusung dan
mensukseskan pertunjukan bersama.
Latihan olah tubuh dan vokal merupakan dasar keaktoran
yang dilakukan untuk penguasaan gerak tubuh agar mampu
memainkan beragam karakter, kemudian penguasaan membaca
dialog atau naskah dengan penekanan kuat pada ekspresi
wajah, artikulasi dan intonasi. Eksplorasi bahasa tubuh,
wajah, dan suara untuk menunjukkan kepekaan terhadap
Mengalami(Experiencing)
persoalan sosial, dan eksplorasi komunikasi non-verbal.
Proses mengalami dilakukan ketika observasi dan mulai
fokus pada konsentrasi dengan mencatat dan merekam:
tokoh dan perwatakannya berdasar analisis fisik, fisiologis dan
sosiologis, hasil investigasi dan riset teknik/ genre teater, serta
mencatat dan merekam proses gladi resik.
Imajinasi adalah proses menciptakan biografi tokoh hasil
analisis peran, sekaligus menyusun kembali cerita dan
alur pertunjukan, dan menciptakan naskah orisinil (alur
Menciptakan permulaan, klimaks dan akhir, tensi, emosi). Proses
(Making/Creating) merancang pertunjukan dimulai dengan membuat
konsep dan menampilkan sebuah pertunjukan sederhana
sesuai dengan panduan. Secara empirik peserta didik terlibat
atau tampil secara mandiri dalam pertunjukan.
Refleksi dalam tahap berikutnya adalah bagaimana
peserta didik mampu menggali ingatan emosi dan latar
belakang tokoh yang diembannya sekaligus memberikan
pembelajaran agar persoalan-persoalan yang ada dalam lakon
menginspirasi dalam kehidupan. Bentuk apresiasi karya
Merefleksikan
seni dilakukan untuk menggali kelebihan dan kekurangan
(Reflecting)
karya sendiri dan karya orang lain, proses ini pun dapat
memberi saran perbaikan menggunakan terminologi teater
sederhana serta memberikan argumentasi dengan
pembuktian, serta mulai mengkritisi produksi seniman
profesional sesuai dengan terminologi teater.
Proses belajar dan produk akhir mencerminkan Profil
Pelajar Pancasila dengan observasi, pengumpulan data
Berdampak serta peristiwa sebagai dasar untuk membuat lakon
(Impacting) (kritis, kreatif), menghadirkan solusi, serta berempati
terhadap sesama dan lingkungan (mandiri
berkebhinekaan global).
Prakarya

63
Elemen Capaian Pembelajaran
Observasi dan Peserta didik mampu mengeksplorasi bahan, alat, teknik,
Eksplorasi prosedur, dan sistem budi daya produk bernilai ekonomis
dari berbagai sumber.
Desain/Perencanaan Peserta didik mampu menyusun rencana pengembangan
kegiatan budi daya berdasarkan analisis kebutuhan dan
kelayakan pasar berdasarkan potensi lingkungan dan hasil
eksplorasi.
Produksi Peserta didik mampu mengembangkan produk budi daya yang
aman berbasis usaha, serta menampilkan dalam bentuk
pengemasan secara kreatif-inovatif dan dipromosikan melalui
media visual maupun virtual berdasarkan perencanaannya.
Refleksi dan Evaluasi Peserta didik mampu memberi penilaian dan saran
pengembangan produk budi daya berdasarkan kajian
mutu, teknologi budi daya dan ekonomi, serta dampak
lingkungan/budaya.

B. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


Profil pelajar Pancasila dirancang untuk menjawab satu pertanyaan besar,
yakni peserta didik dengan profil (kompetensi) seperti apa yang ingin dihasilkan
oleh sistem pendidikan Indonesia. Dalam konteks tersebut, profil pelajar Pancasila
memiliki rumusan kompetensi yang melengkapi fokus di dalam pencapaian
Standar Kompetensi Lulusan di setiap jenjang satuan pendidikan dalam hal
penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Kompetensi profil
pelajar Pancasila memperhatikan faktor internal yang berkaitan dengan jati diri,
ideologi, dan cita-cita bangsa Indonesia, serta faktor eksternal yang berkaitan
dengan konteks kehidupan dan tantangan bangsa Indonesia di Abad ke-21 yang
sedang menghadapi masa revolusi industri 4.0.
Pelajar Indonesia diharapkan memiliki kompetensi untuk menjadi warga
negara yang demokratis serta menjadi manusia unggul dan produktif di Abad ke-
21. Oleh karenanya, Pelajar Indonesia diharapkan dapat berpartisipasi dalam
pembangunan global yang berkelanjutan serta tangguh dalam menghadapi
berbagai tantangan. Selain itu, Pelajar Indonesia juga diharapkan memiliki
kompetensi untuk menjadi warga negara yang demokratis serta menjadi manusia
unggul dan produktif di Abad ke-21. Oleh karenanya, Pelajar Indonesia

64
diharapkan dapat berpartisipasi dalam pembangunan global yang berkelanjutan
serta tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan.
Projek penguatan profil pelajar Pancasila, sebagai salah satu sarana
pencapaian profil pelajar Pancasila, memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk “mengalami pengetahuan” sebagai proses penguatan karakter sekaligus
kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya. Dalam kegiatan projek
profil ini, peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari tema-tema atau
isu penting seperti perubahan iklim, anti radikalisme, kesehatan mental, budaya,
wirausaha, teknologi, dan kehidupan berdemokrasi sehingga peserta didik dapat
melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu tersebut sesuai dengan tahapan
belajar dan kebutuhannya. Projek penguatan profil pelajar Pancasila diharapkan
dapat menginspirasi peserta didik untuk berkontribusi bagi lingkungan sekitarnya.
Bagi pekerja di dunia modern, keberhasilan menjalankan projek akan menjadi
prestasi Dalam skema kurikulum, pelaksanaan projek penguatan profil pelajar
Pancasila terdapat di dalam rumusan Kepmendikbudristek No.56/M/2022 tentang
Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran yang
menyebutkan bahwa Struktur Kurikulum di jenjang PAUD serta Pendidikan
Dasar dan Menengah terdiri atas kegiatan pembelajaran intrakurikuler dan projek
penguatan profil pelajar Pancasila. Sementara pada Pendidikan Kesetaraan terdiri
atas mata pelajaran kelompok umum serta pemberdayaan dan keterampilan
berbasis profil pelajar Pancasila.
Penguatan projek profil pelajar Pancasila diharapkan dapat menjadi sarana
yang optimal dalam mendorong peserta didik menjadi pelajar sepanjang hayat
yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

1. Dimensi, Elemen, Sub Elemen Profil Pelajar Pancasila Kewirausahaan


Fase E

Dimensi Profil Pelajar Pancasila adalah karakter dan kompetensi pondasi


yang perlu dikembangkan satuan pendidikan untuk peserta didik. Dimensi-
dimensi Profil Pelajar Pancasila antara lain:

65
1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak
mulia,
2) Berkebinekaan global,
3) Bergotong-royong,
4) Mandiri,
5) Bernalar kritis, dan
6) Kreatif.
Sebagai contoh, mampu mengelola waktu belajar dan merancang strategi yang
sesuai untuk mencapai tujuan belajar adalah sikap yang terbangun sebagai hasil
dari perkembangan dimensi mandiri.
Profil Pelajar Pancasila berguna sebagai kompas bagi pendidik dan pelajar
Indonesia. Profil Pelajar Pancasila menjabarkan tujuan pendidikan nasional secara
lebih rinci terkait cita-cita, visi misi, dan tujuan pendidikan ke peserta didik dan
seluruh komponen satuan pendidikan. Profil Pelajar Pancasila memberikan
gambaran yang ingin dituju mengenai karakter dan kemampuan pelajar Indonesia.
Segala pembelajaran, program, dan kegiatan di satuan pendidikan bertujuan akhir
ke profil pelajar Pancasila, sehingga pendidik dan pelajar mengetahui apa harapan
negara terhadap hasil pendidikan dan berusaha mewujudkannya bersama.
Dimensi, elemen dan sub elemen SMA Negeri 1 Tambusai dapat dilihat pada
tabel 7.
Tabel. 7 Dimensi, Elemen, Sub Elemen

Target Pencapaian di akhir Fase E (SMA 15‒18


Dimensi Elemen Sub elemen tahun)
Beriman, Bertakwa Berani dan konsisten menyampaikan kebenaran
kepada Tuhan YME, dan Akhlak Pribadi Integritas atau fakta serta memahami konsekuensi-
Berakhlak Mulia konsekuensinya untuk diri sendiri dan orang lain
Menumbuhkan rasa Memahami pentingnya melestarikan dan
menghormati merayakan tradisi budaya untuk mengembangkan
Mengenal dan terhadap identitas pribadi, sosial, dan bangsa Indonesia serta
Berkebinekaan Global
menghargai budaya keanekaragaman mulai berupaya melestarikan budaya dalam
budaya kehidupan sehari-hari.
Menyelaraskan tindakan sendiri dengan tindakan
orang lain untuk melaksanakan kegiatan dan
Gotong royong Kolaborasi Kerja sama mencapai tujuan kelompok di lingkungan sekitar,
serta memberi semangat kepada orang lain untuk
bekerja efektif dan mencapai tujuan bersama.

66
Membagi peran dan menyelaraskan tindakan dalam
Koordinasi Sosial kelompok serta menjaga tindakan agar selaras untuk
mencapai tujuan bersama.
Mengajukan Mengajukan pertanyaan untuk klarifikasi dan
pertanyaan interpretasi informasi, serta mencari tahu penyebab
Memperoleh dan konsekuensi dari informasi tersebut.
danmemproses Mengidentifikasi, Mengidentifikasi, mengklarifikasi, dan menganalisis
Bernalar kritis
informasi dan mengklarifikasi, informasi yang relevan serta memprioritaskan
gagasan dan beberapa gagasan tertentu.
mengolah informasi
dangagasan

2. Tim Fasilitasi Proyek


Tim fasilitator projek profil terdiri dari sejumlah pendidik yang berperan
merencanakan, menjalankan, dan mengevaluasi projek profil. Tim fasilitator
dibentuk dan dikelola oleh kepala satuan pendidikan dan koordinator projek
profil. Jumlah tim fasilitator projek profil dapat disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan satuan pendidikan, dilihat dari:
a. jumlah peserta didik dalam satu satuan pendidikan,
b. banyaknya tema yang dipilih dalam satu tahun ajaran,
c. jumlah jam mengajar pendidik yang belum terpenuhi atau dialihkan untuk
projek profil,
d. atau pertimbangan lain sesuai kebutuhan masing-masing satuan
pendidikan.
Tim Fasilitasi Proyek SMA Negeri 1 Tambusai sebagai berikut:

PELINDUNG
KEPALA SEKOLAH
BAKHTAR YAMIN, MM.Pd.
NIP. 197207142005021001

PENANGGUNG JAWAB
Dra. Nelfitri
NIP. 196912291998022002

KOORDINATOR PROYEK KOORDINATOR PROYEK


Rahmiza, S.Pd. Zelmi, Asnila, S.Pd.

FASILITATOR PROYEK FASILITATOR PROYEK FASILITATOR PROYEK FASILITATOR PROYEK FASILITATOR PROYEK
Arliana, S.Pd. Hotnida, S.PdI. Restu Enilia, S.Pd. Zelmi, Asnila, S.Pd. Febrila, M.Pd.
Diana Angraini, S.Si. Rahmiza, S.Pd. Zurnawati, S.Sos. H. Saifullah Hazra, S.Pd.
Rizka Novariza, S.Pd. Fitri Yana, S.Pd. Heri Rusbi, S.Pd. Ferla Hertila, SE. Laila Dina, S.Pd.
M. Saleh, S.Pd. Andika Lasefa, S.Pd. Syaukani Addari, S.Kom M. Yasir, S.Pd. M. Arsad, S.Pd.

KELAS KELAS KELAS KELAS KELAS

X. 1 X. 2 X. 5 X. 3 X. 4

67
3. Kesiapan Satuan Pendidikan
Budaya satuan pendidikan seperti apa yang perlu dipersiapkan untuk
pelaksanaan projek profil? Apa saja peran anggota komunitas satuan pendidikan?
Pembelajaran yang inovatif seringkali terhambat oleh adanya budaya
kontraproduktif seperti tidak senang menerima masukan atau menutup wawasan
terhadap berbagai bentuk perbedaan. Budaya negatif tersebut tidak akan
mendukung terselenggaranya kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila
yang efektif dan berdampak. Oleh karenanya, satuan pendidikan diharapkan dapat
menghidupkan budaya senang menerima masukan, terbuka terhadap perbedaan,
serta berkomitmen terhadap setiap upaya perbaikan untuk perubahan ke arah yang
lebih baik.
Pada dasarnya perkembangan setiap individu sebagai seorang pembelajar
akan terhenti jika ia tidak lagi senang mempelajari hal baru. Oleh karenanya,
kemampuan memelihara rasa ingin tahu dan menemukan kepuasan saat
menemukan hal baru adalah bagian dari budaya yang perlu dihidupkan di
lingkungan satuan pendidikan. Kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila
akan berjalan secara optimal jika setiap individu memiliki kesenangan untuk
mempelajari hal baru dan mengembangkan diri secara terus menerus. Harapannya,
kegiatan projek profil ini pada akhirnya dapat membantu tercapainya karakter
pelajar sepanjang hayat pada setiap individu yang terlibat di dalamnya.
Kegiatan pembelajaran berbasis projek yang dinamis membutuhkan
lingkar sosial yang mendukung dalam pelaksanaannya. Dalam hal ini budaya
kolaboratif menjadi hal yang penting untuk dibangun dibandingkan dengan
budaya kompetitif. Diharapkan budaya kolaboratif dapat mendorong semangat
senang bekerja sama, saling mengapresiasi, dan saling memberikan dukungan satu
sama lain. Lebih jauh, upaya kolaboratif juga perlu dilakukan antar berbagai
elemen kunci dalam tri sentra pendidikan (keluarga, satuan pendidikan, dan
masyarakat) sehingga pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila akan
berlangsung secara menyeluruh dan optimal.
Satuan pendidikan tidak diwajibkan melakukan seluruh penguatan
kapasitas yang tertera pada halaman ini. Dalam proses belajarnya, satuan

68
pendidikan dapat menyesuaikan topik penguatan dengan kebutuhan dan kesiapan
untuk memberdayakan diri secara bertahap dan berkesinambungan. Sangatlah
penting bagi pendidik yang terlibat dalam kegiatan projek profil untuk memiliki
pemahaman yang optimal mengenai projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Untuk itu, satuan pendidikan dapat memberikan pengembangan kapasitas
untuk memperkuat kemampuan pendidik dalam melaksanakan projek penguatan
profil pelajar Pancasila. Pengembangan kapasitas dapat dilaksanakan secara
mandiri oleh satuan pendidikan atau bekerja sama dengan mitra pendidikan untuk
memberikan penguatan kapasitas secara luring ataupun daring. Pengembangan
kapasitas dapat dibuat secara berseri dan sebaiknya dilaksanakan secara
berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan belajar pendidik. Pengembangan kapasitas
dapat dilakukan melalui pelatihan, berbagi praktik baik di lingkaran komunitas
belajar, diskusi bedah pustaka, dan lain sebagainya.
Identifikasi awal kesiapan satuan pendidikan dalam menjalankan projek
penguatan profil pelajar Pancasila didasarkan pada kemampuan satuan pendidikan
dalam menerapkan pembelajaran berbasis projek (project based learning).
Pembelajaran berbasis projek adalah pendekatan kelas yang dinamis di mana
peserta didik secara aktif mengeksplorasi masalah dan tantangan dunia nyata
untuk memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam. (Edutopia) Pembelajaran
berbasis projek bukan hanya kegiatan membuat produk atau karya, namun
kegiatan yang mendasarkan seluruh rangkaian aktivitasnya pada sebuah persoalan
yang kontekstual. Oleh karenanya, pembelajaran berbasis projek biasanya
mencakup beragam aktivitas yang tidak bisa dilakukan dalam jangka waktu yang
pendek. Dalam hal ini, satuan pendidikan melakukan refleksi awal mengenai
penguasaan terhadap pembelajaran berbasis projek untuk mengidentifikasi
kesiapan awal dalam menjalankan projek penguatan profil pelajar Pancasila.

69
Identifikasi Kesiapan Satuan Pendidikan

4. Tema dan Topik yang Dipilih


Tema utama projek penguatan profil pelajar Pancasila SMA Negeri 1
Tambusai untuk tahun ajaran 2022/2023 adalah Kewirausahaan dengan topik
Proyek Membangun Jiwa Enterpreuner Peserta Didik.

70
C. Ekstrakurikuler
1. Jenis-jenis Ekstrakurikuler

Pengembangan diri yang berlandaskan ahlakul karimah dengan bertujuan


menunjang pendidikan peserta didik dalam mengembangkan bakat, minat,
kreatifitas, kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan, kecakapan sosial,
kecerdasan emosional, kompetensi ilmiah wawasan dan pengembangan teknologi
informasi ( IT ) kemampuan pemecahan masalah dan kemandirian. Peraturan yang
mengatur tentang pelaksanaan ekstrakurikuler ini adalah:
a) Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 62 Tahun 2014 tentang pelaksanaan ekstrakurikuler pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
b) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014
tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib
Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
.
a. Jenis Pengembangan Bakat, Minat dan Prestasi Peserta Didik
1) Ekstrakurikuler Wajib
Pengembangan diri diarahkan untuk pengembangan karakter peserta didik
yang ditujukan untuk mengatasi persoalan dirinya, persoalan masyarakat
dilingkungan sekitarnya, dan persoalan kebangsaan. Sekolah memfasilitasi
kegiatan pengembangan diri sebagai kegiatan ekstrakurikuler baik dibidang
akademik maupun non akademik.
Dalam Kurikulum 2013, pendidikan Kepramukaan ditetapkan sebagai
kegiatan ekstrakurikuler wajib. Hal ini mengandung makna bahwa pendidikan
kepramukaan merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang secara sistemik
merupakan wahana penguatan psikologis-sosial-kultural (reinfocement)
perwujudan sikap dan keterampilan kurikulum 2013 yang secara psikopedagogis
koheren dengan pengembangan sikap dan kecakapan dalam pendidikan
kepramukaan.
Dengan demikian pencapaian Kompetensi Inti Sikap Spiritual (KI 1),
Sikap Sosial (KI 2), dan Keterampilan (KI 4) memperoleh penguatan yang

80
bermakna (meaningfull learning) melalui pendidikan kepramukaan di lingkungan
satuan pendidikan. Pada Permendikbud Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kegiatan
Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib ayat 1 huruf a dan pasal 2 ayat 2
kegiatan ekstrakurikuler wajib diartikan sebagai kegiatan ekstrakurikuler yang
harus diikuti oleh seluruh peserta didik terkecuali peserta didik dengan kondisi
tertentu yang tidak memungkinkan untuk mengikutinya.
Pendidikan Kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib merupakan proses
pembelajaran yang memadukan kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Hal
ini didasarkan pada dua alasan yaitu:
Pertama, Undang-Undang (UU) Nomor 12 Tahun2010 tentang Gerakan
Pramuka. Kedua, pendidikan Kepramukaan mengajarkan banyak nilai-nilai, mulai
dari nilai-nilai Ketuhanan, kebudayaan, kepemimpinan, kebersamaan, sosial,
kecintaan alam, hingga kemandirian. Dari sisi legalitas pendidikan Kepramukaan
merupakan imperatif yang bersifat nasional, sebagaimana tertuang dalam
Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan
Pramuka.
Permendikbud No. 63 Tahun 2014 tentang Kegiatan Kepramukaan sebagai
Ekstrakurikuler Wajib pada pasal 3 menyebutkan bahwa Pendidikan
Kepramukaan dilaksanakan dalam 3 (tiga) model, yang meliputi Model Blok,
Model Reguler, dan Model Aktualisasi.
Ruang Lingkup Ruang lingkup ekstrakurikuler wajib:
a) Konsep kepramukaan sebagai kegiatan ektrakurikuler wajib.
b) Desain induk pendidikan kepramukaan dalam Kurikulum 2013.
c) Identifikasi dan Linierisasi Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
d) Tata cara pelaksanaan kegiatan aktualisasi mata pelajaran dalam kegiatan
kepramukaan.
e) Penilaian kegiatan kepramukaan.
Pelaksanaan Pendidikan Kepramukaan sebagai ekstra kurikuler wajib di
satuan pendidikan, sejalan dan relevan dengan amanat Sistem Pendidikan
Nasional dan secara programatik, pendidikan kepramukan diorganisasikan dalam
3 ( tiga ) model sebagai berikut:

81
1. Model Blok, merupakan kegiatan wajib dalam bentuk perkemahan yang
dilaksanakan setahun sekali dan diberikan penilaian secara umum;
2. Model Reguler, merupakan kegiatan sukarela berbasis minat peserta didik
yang dilaksanakan di Gugus Depan. Berikut gambaran Program Kegiatan
Kepramukaan pada Kurikulum 2013 di satuan pendidikan:
3. Model Aktualisasi, sebagaimana merupakan kegiatan wajib dalam bentuk
penerapan sikap dan keterampilan yang dipelajari di dalam kelas yang
dilaksanakan dalam kegiatan Kepramukaan secara rutin, terjadwal, dan
diberikan penilaian formal;
Pramuka sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler di sekolah sangat
relevan sebagai wadah penanaman nilai karakter. Nilai karakter yang dapat
dikembangkan melalui kegiatan kepramukaan adalah sebagai berikut: religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli
sosial, dan tanggung jawab.
Kegiatan kepramukaan yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Tambusai adalah:

1. Upacara bendera 18. Kompas


2. Berdo’a 19. Memasak
3. Menyanyikan Lagu Wajib/Nasional 20. Tenda
4. Janji Pramuka Scouting Skills 21. PPGD (Pertolongan Pertama Gawat
5. Simpul dan Ikatan (Pioneering) Darurat)
6. Mendaki Gunung, (Mountenering) 22. KIM (suatu jenis permainan yang
7. Peta dan Kompas (Orientering) ditemukan oleh Baden Powell)
8. Berkemah (Camping) 23. Menaksir
9. Wirausaha 24. Halang Rintang
10. Bela Negara 25. TTG (Teknologi Tepat Guna)
11. Teknologi dan Komunikasi 26. Bakti
12. Seni Kegiatan Kepramukaan 27. Lomba
Berbaris 28. Hastakarya Partisipasi Kehadiran
13. Simpul dan ikatan 29. Latihan
14. Tanda jejak 30. Berpendapat
15. Sandi dan isyarat 31. Piket sangga
16. Jelajah 32. Bertanya
17. Peta 33. Keterlibatan diri
34. Bakti sosial

82
Kegiatan di atas disusun untuk mengembangkan nilai-nilai sikap dan
kecakapan atau keterampilan, baik nilai-nilai sikap dan kecakapan dalam
pendidikan kepramukaan maupun nilai-nilai sikap dan keterampilan sesuai
tuntutan Kurikulum 2013. Muatan Nilai Sikap dan Kecakapan yang harus
dikembangkan dalam Pendidikan Kepramukaan adalah sebagai berikut:

1. Keimanan kepada Tuhan YME 11. Bertanggungjawab


2. Ketakwaan kepada Tuhan YME 12. Dapat dipercaya
3. Kecintaan pada alam 13. Jernih dalam berpikir
4. Kecintaan kepada sesama 14. Jernih dalam berkata
manusia 15. Jernih dalam berbuat
5. Kecintaan kepada tanah air 16. Hemat
6. Kecintaan kepada bangsa 17. Cermat
7. Kedisiplinan 18. Bersahaja
8. Keberanian 19. Rajin
9. Kesetiaan 20. Terampil
10. Tolong menolong

Sesuai dengan landasan filosofis dan kerangka dasarnya, Kurikulum 2013


memiliki karakteristik mengandung muatan sikap spiritual, sikap sosial, dan
keterampilan yang sangat signifikan. Muatan sikap dan keterampilan dikemas
secara generik dalam KI-1, KI-2, dan KI-4. Masing-masing Muatan Sikap dan
Keterampilan dalam Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:
1. Beriman 19.Peduli 37. Tekun
2. Kebhinnekatunggalikaan 20.Santun Kritis 38. Hati-hati
3. Toleransi 21.Sopan 39. Terbuka
4. Kebersamaan 22.Cekatan 40. Bijaksana
5. Syukur 23.Peka 41. Bersahaja
6. Disiplin 24.Tanggap 42. Rasa kebangsaan
7. Tanggung-jawab 25.Komunikatif 43. Estetis
8. Percaya diri 26.Mandiri 44. Gotong-royong
9. Berani 27.Cermat 45. Partisipatif
10. Cinta tanah air 28.Taat aturan 46. Imajinatif
11. Pemaaf 29.Rasa ingin tahu 47. Citra diri
12. Jujur 30.Pantang menyerah 48. Sadar bahaya
13. Ksatria 31.Berpikir logis 49. Kerjasama
14. Rela berkorban 32.Kreatif 50. Sadar
15. Teladan 33.Inovatif 51. Berbagi
16. Sadar kewajiban dan hak 34.Produktif 52. Sportif
17. Demokratis 35.Menghargai 53. Cinta Tradisi
18. Cakap 36.Ilmiah

2) Ekstrakurikuler Pilihan

83
Ekstrakurikuler pilihan adalah kegiatan ekstrakurikuler yang dipilih sesuai
dengan karakteristik, potensi, bakat, minat dan prestasi peserta didik serta kondisi
sekolah. Ekstrakurikuler pilihan ini diasuh oleh guru pembina dan beberapa orang
tenaga pengajar, untuk satu jenis ekstrakurikuler. Pelaksanaannya secara reguler
pada sore hari, tertdiri atas ekstrakurikuler bidang akademik dan non akademik.
Bidang akademik terdiri dari 9 mata pelajaran yaitu:

1. Bahasa Inggris
2. Matematika
3. Fisika
4. Kimia
5. Biologi
6. Ekonomi
7. Astronomi
8. Geografi

Setiap mata pelajaran diasuh oleh guru mata pelajaran sesuai bidangnya
masing-masing yang di SK kan oleh kepala sekolah berlaku selama dua semester
(ganjil dan genap) dengan materi yang telah ditetapkan. Materi tersebut dapat
dilihat pada tabel 8 s.d 16.
Tabel 8. Materi Eskul Bahasa Inggris
MATERI SEMESTER GANJIL MATERI SEMESTER GENAP
a. Speech a. Toefl
b. Singing b. Debate
c. Scramble Words
c. Wall News
d. Story Telling

Tabel 9. Materi Eskul Matematika


MATERI SEMESTER GANJIL MATERI SEMESTER GENAP
a. Eksponensial dan logaritma a. Teori bilangan
b. Baris dan deret bilangan b. Geometri
c. Kombinatorik c. Fungsi
d. Trigonometri d. sistem persamaan

Tabel 10. Materi Eskul Fisika


MATERI SEMESTER GANJIL MATERI SEMESTER GENAP
a. Mekanika a. Gelombang
b. Usaha dan energi b. Listrik dan magnet

Tabel 11. Materi Eskul Kimia


MATERI SEMESTER GANJIL MATERI SEMESTER GENAP
a. Atom a. Kinetika kimia

84
b. Ikatan kimia b. Kimia organik
c. Perhitungan kimia c. Polimer
d. Sifat periodik d. Biokimia
e. Kimia anorgani e. Kimia analitik
f. Kimia fisik

Tabel 12. Materi Eskul Biologi


MATERI SEMESTER GANJIL MATERI SEMESTER GENAP
a. Pengenalan alat laboratorium a. Metabolisme
b. Metode Ilmiah b. Hereditas
c. Penelitian sederhana c. Mutasi
d. Sel d. Evolusi
e. Ekosistem dan lingkungan e. Bioteknologi

Tabel 13. Materi Eskul Ekonomi


MATERI SEMESTER GANJIL MATERI SEMESTER GENAP
a. Timbulnya masalah ekonomi dan a. Ketenaga kerjaan.
cara mengatasinya. b. Pasar modal
b. Perilaku konsumen dan produsen c. APBN dan APBD
dalam kegiatan ekonoomi d. Perekonomian terbuka
c. Permintaan, penawaran, harga e. Akuntansi sebagai sistem informasi.
keseimbangan, dan pasar. f. Konsep akuntansi
d. Kebijakan pemerintah dalam bidang g. Siklus akuntansi perusahaan jasa.
ekonomi.
e. Pendapatan nasional
f. Konsumsi tabungan dan investasi.
g. Uang bank dan standar moneter

Tabel 14. Materi Eskul Astronomi


MATERI SEMESTER GANJIL MATERI SEMESTER GENAP
a. Pengantar astronomi a. Fisika planet
b. Tata Koordinator benda langit b. Masalah dua benda
c. Fotometri dan spetoskopi bintang c. Dinamika matahari.

Tabel 15. Materi Eskul Geografi

MATERI SEMESTER GANJIL MATERI SEMESTER GENAP


a. Dinamika atmosfer a. Pemanfaatan sumber daya alam
 meteorologi klimatologi  sumber daya dan manajemen sumber
b. Dinamika hidrosfer daya.
 oceanografi b. Kualitas lingkungan hidup
c. Dinamika litosfer  Geografi lingkungan dan
 geomorfologi pembangunan berkelanjut an.
 geografi pertanian  Keanekaragaman hayati.
 Lingkungan air udara.

85
Tabel 16. Materi Eskul Kebumian
MATERI SEMESTER GANJIL MATERI SEMESTER GENAP
a. Perkembangan jagat raya dan a. Dinamika litosfer
pembentukan bumi  Peta geologi
 konsep ilmu kebumian  Potensi geologi
 mineral dan petrologi  Geomorfologi
 tektonik dan geologi  sedimentologi
 geofisika b. Dinamika atmosfer
 astronomi  Meteorologi klimatologi
c. Dinamika hidrosfer
 Hidrologi dan oceanog rafi.

Peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler bidang akademik ini


merupakan hasil seleksi dari team peningkatan mutu pendidikan di SMA Negeri
1 Tambusai yang bekerja sama dengan guru mata pelajran sesuai dengan bakat,
minat dan cita-cita peserta didik. Kegiatan bidang nonakademik ini terdidiri dari
16 cabang yaitu :
1. Pramuka 11. Rebana
2. PMR 12. Teater
3. Sispala 13. Silat
4. Rohis 14. Volly Ball
5. Pasus 15. Bola kaki / futsal
6. KTI 16. Takraw
7. PIK R 17. Tenis meja / bulu tangkis
8. Drum Band 18. Karate
9. Musik tradisional
10. Tari

Setiap peserta didik wajib memilih satu cabang dari ekstrakurikuler nonakademik
yang telah disediakan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan yang
dimilikinya. Peserta didik yang dinilai berpotensi akan menjadi perwakilan dari
SMA Negeri 1 Tambusai dalam acara lomba yang diadakan baik oleh tingkat
sekolah, kecamatan, kabupaten maupun provinsi. Sementara untuk ekstrakurikuler
pramuka wajib semua peserta didik harus mengikutinya sesuai dengn peraturan
pemerintah No 12 tahun 2010. Materi tersebut dapat dilihat pada tabel 17 s.d 33.
Tabel 17. Materi Ekstrakurikuler Pilihan Pramuka
MATERI SEMESTER GANJIL MATERI SEMESTER GENAP
1. Dasa dharma pramuka 1. Penyusunan program pramuka
2. Baris berbaris 2. Heaking I
3. PBB isyarat 3. PBB
4. Reorganisasi dan heking 4. Tenda darurat
5. Smapore I, Morse dan sandi 5. Masdar
6. Transper 6. Hasta karya

86
7. Kompas I 7. Goro
8. Tali – melali 8. Kepramukaan
9. Yel – yel 9. Perkemahan
10. Masdan 10. Pengisian SKU
11. Hasta karya I 11. Pentas seni
12. Perlombaan antar sangga 12. Kompas II
13. KIR 13. Smaphore II
14. Pembuatan kursi santai 14. Hasta karya II
15. Latihan upacara 15. Pionering
16. Perkemahan

Tabel 18. Materi Ekstrakurikuler Pilihan Palang Merah Remaja (PMR)


MATERI SEMESTER GANJIL MATERI SEMESTER GENAP
1. Kepalang merahan 1. Pemeriksaan fisik dan penilaian
2. Lambang kepalang merahan 2. Pemindahan dan penilaian
3. Tanda kepalang merahan penderitaPemindaian
4. Manajemen PMR 3. Peran ATD dalam pengembangan
5. Pertolongan pertama anatomi dan PALL cipta PMI
dasar 4. Pendidikan remaja sebaya
6. PP cedra dan jaringan lunak 5. Kenakalan remaja dan naza
7. PP luka bakar dan pendarahan 6. Pameran PMR
8. Pp cedera alat gerak 7. Perkenalan kepalang merahan
9. Kedaruratan medis 8. Kepelang merahan internasional
10. Keracunan 9. Manajemen relewan
10. Kebijakan dalam PMR
11. Pertolongan pertama bantuan
hidup dasar dan resusitasi baru
12. Perawatan pasien
13. Heaking

Tabel 19. Materi Ekstrakurikuler Pilihan Pecinta Alam (sispala)


MATERI SEMESTER GANJIL MATERI SEMESTER GENAP
1. Pengenalan organisasi 1. Musyawarah anggota (AD/ART)
2. Perekturan calon anggota 2. Ekspedisi
3. Materi ruangan 3. SAR, P3K, dan PPGDM
4. Diklat SAR 4. Navigasi dan pemetaan
5. Pelantikan 5. Climbing
6. Filosofi pencipta alam 6. Amdal
7. Manajemen organisasi 7. Mountenering dan pionering
8. Manajemen ekspedisi 8. Survival
9. Investigasi dan jurnalistik 9. Sugesti
10. Sosialisasi tentang penghijauan 10. Bivak alam
11. Pengenalan organisasi 11. Caving dan maving
12. Perekturan calon anggota 12. Frusiking dan flying fog
13. Materi ruangan 13. Aksi bersih
14. Diklat SAR 14. Camping evaluasi
15. Pelantikan 15. Penghijauan
16. Filosofi pencipta alam 16. Musyawarah anggota (AD/ART)
17. Manajemen organisasi 17. Ekspedisi
18. Manajemen ekspedisi 18. SAR, P3K, dan PPGDM
19. Investigasi dan jurnalistik 19. Navigasi dan pemetaan
20. Sosialisasi tentang penghijauan 20. Climbing

87
21. Amdal
22. Mountenering dan pionering
23. Survival
24. Sugesti
25. Bivak alam
26. Caving dan maving
27. Frusiking dan flying fog
28. Aksi bersih
29. Camping
30. Penghijauan
31. Evaluasi

Tabel 20. Materi Ekstrakurikuler Pilihan Rohani Islam (Rohis)


MATERI SEMESTER GANJIL MATERI SEMESTER GENAP
1. Perkenalan tentang rohis 1. Zikir akbar
2. Tata cara shalat wajib 2. Ceramah pergaulan islam
3. Tata cara shalat sunat 3. Yassin, tahlil bersama
4. Ceramah agama (puasa) 4. Praktek shalat jenazah
5. Zikir akbar makhorijal huruf tajwid 5. Tadabur alam
6. Tadabur alam 6. Perbaikan baca al – qur’an
7. Makhorijal huruf 7. Perbaikan tata cara shalat
8. Ceramah remaja 8. Nonton film islam
9. Praktek bersuci 9. Zikir akbar
10. Nonton film islami
11. Seni tilawatil qur’an
12. Praktek memandikan jenazah

Tabel 21. Materi Ekstrakurikuler Pilihan Pasukan Khusus (Pasus)


MATERI SEMESTER GANJIL MATERI SEMESTER GENAP
1. Pendafataran 1. Evaluasi semester ganjil
2. Penyeleksian I 2. Latihan fisik I
3. Penyeleksian II 3. Latihan kepribadian I
4. Perkenalan 4. Latihan fisik II
5. Pengenalan gerakan PBB 5. Latihan kepribadian II
6. Aba – aba atau peringatan 6. Latihann fisik III
7. Perintah 7. Latihan kepribadian III
8. Gerakan ditempat 8. Persiapan seleksi tingkat
9. Gerakan berjalan kecamatan
10. Gerakan ke depan 9. Seleksi tingkat kabupaten
11. Gerakan ke samping 10. Persiapan seleksi tingkat
12. Gerakan ke belakang kabupaten
11. Seleksi tingkat kabupaten
12. Pemantapan
13. Persiapan PBB, PSB I
14. Persiapan PBB, PSB

Tabel 22. Materi Ekstrakurikuler Pilihan PIK-R


MATERI SEMESTER GANJIL MATERI SEMESTER GENAP
1. Melakukan promosi dan sosialisasi PIK R 1. Seksualitas
2. Membentuk PIK R 2. NAPZA

88
3. Menyiapkan relawan PIK R 3. HIV dan AIDS
4. Melaksanakan administrasi PIK R 4. Pendewasaan Usia Perkawinan
5. Melaksanakan konsultasi & Fasilitasi (PUP)
PIK- R 5. Reproduksi
6. Senam genre dan Mars PIK R 6. Perencanaan Kehidupan
Berkeluarga Bagi Remaja
(PKBR)
7. Senam genre dan Mars PIK R

Tabel 23. Materi Ekstrakurikuler Pilihan Drum Band


MATERI SEMESTER GANJIL MATERI SEMESTER GENAP
1. Pengenalan alat – alat drum band 1. Mempelajari lagu–lagu
2. Latihan dasar bakat untuk memakai alat a. Lancang Kuning
3. Mempelajari not lagu–lagu wajib b. Sue Ora Jamu
a. Indonesia Raya c. Mars MTQ
b. Mengheningkan Cipta d. Himne guru
c. Andika bhayangkari 2. Memadukan pukulan dengan not
d. Tanda kebesaran lagu yang sudah dipelajari
e. Hari merdeka 3. Mendemonstrasikan semua lagu
f. Bagimu negeri yang sudah dipelajari
g. Halo halo bandung 4. Mempelajari atraksi di dalam drum
4. Memadukan pukulan dengan not lagu band
5. Memperlancar pukulan dengan lagu yang 5. Mepermahir atraksi yang sudah
sudah dipelajari dipelajari
6. Mendemonstrasikan lagu yang dipelajari 6. Menyesuaikan pukulan dengan
dengan alat musik lagkah
7. Memperhalus semua lagu yang
sudah dipelajari
a. Mendemonstrasikan atraksi
yang sudah dipelajari
b. Evaluasi

Tabel 24. Materi Ekstrakurikuler Pilihan Musik Tradisional (musikalisasi puisi)


MATERI SEMESTER GANJIL MATERI SEMESTER GENAP

1. Teknik bermain gitar 1. Interpretasi puisi


2. Teknik bermain biola 2. Musik dan puisi
3. Teknik bermain jimbe 3. Penggabungan musik dan puisi
4. Teknik mencari nada 4. Pembuatan musikalisasi puisi
5. Teknik vokal 5. Pendalaman materi
6. Teknik dasar pemahaman puisi

Tabel 25. Materi Ekstrakurikuler Pilihan Seni Tari


MATERI SEMESTER GANJIL MATERI SEMESTER GENAP
1. Perkenalan tentang seni tari 1. Tari minang
2. Teknik dasar tari 2. Lanjutan tari minang
3. Transper tari persembahan 3. Lanjutan tari minang + musik
4. Tari persembahan 4. Lanjutan tari minang + musik
5. Lanjutan tari persembahan + musik 5. Memperhalus gerak tari minang

89
6. Lanjutan tari persembahan + musik 6. Tari sumatera utara
7. Memperhalus gerak tari persembahan 7. Lanjutan tari sumatera utara + musik
8. Tari melayu 8. Lanjutan tari sumatera utara + musik
9. Lanjutan tari melayu + musik 9. Memperhalus gerak tari sumatera
10. Lanjutan tari melayu + musik utara
11. Memperhalus gerak tari melayu 10. Evaluasi
12. Evaluasi 11. Persiapan tari untuk perpisahan
a. Tari persembahan
b. Tari melayu
c. Tari minang
d. Tari sumatera

Tabel 26. Materi Ekstrakurikuler Pilihan Seni Rebana


MATERI SEMESTER GANJIL MATERI SEMESTER GENAP
1. Memperkenalkan alat rebana 1. Perkenalan materi tentang farmasi
2. Mendatangkan pelatih untuk mempelajari barisan
pukulan 2. Perkenalan materi tentang farmasi
3. Lanjutan latihan pukulan barisan
4. Pemakaian alat rebana (bas, kecipung, ler, 3. Pemantapan farmasi dengan
tamburing, gendang) pukulan
5. Menyesuaikan nyanyian dengan pukulan 4. Pemantapan farmasi dengan
6. Menyesuaikan nyanyian dengan pukulan nyanyian
7. Mendatangkan guru untuk pemantapan 5. Pemantapan farmasi dengan
8. Keserasian pukulan dengan gerak pukulan dan nyanyian
9. Keserasian pukulan, gerakan dan nyanyi 6. Lanjutan pemantapan farmasi
10. Pemantapan dengan pukulan dan nyanyian
11. Penampilan 7. Penamapilan
12. Penilaian 8. Penilaian

Tabel 27. Materi Ekstrakurikuler Pilihan Seni Teater


MATERI SEMESTER GANJIL MATERI SEMESTER GENAP
1. Perkenalan senior dan junior 1. Evaluasi semester ganjil
2. Pengukuhan tata tertib 2. Membuat naskah drama
3. Uji bakat 3. Drama komedi
4. Malam renungan 4. Drama tragedi
5. Penyeleksian 5. Menentukan tema dan judul drama
6. Perkenalan dasar untuk perpisahan
7. Naskah drama 6. Drama untuk perpisahanan
8. Dialog 7. Penentuan pemain untuk drama
9. Ekspresi wajah perpisahan
10. Gerakan 8. Latihan awal drama untuk perpisahan
11. Kostum 9. Latihan akhir drama untuk
12. Pembagian kelompok perpisahan
10. Bloking
11. Tata panggung
12. Pementasan
13. Praktek drama komedi
14. Praktek drama tragedi
15. Pengambilan nilai
16. Evaluasi pementasan

90
Tabel 28. Materi Ekstrakurikuler Pilihan Pencak silat

MATERI SEMESTER GANJIL MATERI SEMESTER GENAP


1. Perkenalan/tata cara latihan 1. Pembentukan fisik
2. Pengenalan jurus dan bentuk kuda- 2. Kelenturan dan reflek tubuh
kuda 3. Pembentukan guntingan
3. Tujuan dari kegiatan pencak silat 4. Teknik dalam penggunaan guntingan
4. zembentukan tangkisan 5. Waktu penggunaan guntingan
5. Penggabungan tangkisan dan pukulan 6. Pemantapan penggunaan guntingan
6. Membentuk pukulan dan tendangan 7. Kecepatan penggunaan guntingan
7. Game 8. Antisipasi serangan balik
8. Pembentukan fisik guntingajPemantapan bantingan
9. Pembentukan otot dasar 9. Kecepatan penggunaan bantingan
10. Penggabungan bentuk dasar gerak 10. Antisipasi dari bantingan
11. Dasar-dasar tangkapan dan bantingan 11. Keseimbangan dalam gerak dan
12. Penyelesaian tangkapan antisipasi
13. Kuda-kuda pertandingan 12. Penyempurnaan bentuk sparing
14. Pengenalan sparing 13. Sparing bayangan
15. Sparing bayangan 14. Teknik sparing menyerang
16. Teknik dasar sparing 15. Teknik sparing menunggu
17. Langkah sparing 16. Pembentukan power
18. Pola langkah 17. Pembentukan mental dan penjiwaan
19. Peembentukan sapuan /ser kel 18. Uji coba sparing antar cabang
20. Bentuk dasar sapuan 19. Pembentukan reflek
21. Kombinasi gerak dasar sapuan 20. Reflek dan penyelesaian
22. Pembentukan kelenturan tubuh 21. Penyempurnaan insting serangan
23. Langkah dasar reflek tubuh 22. Insting serangan dan penyelesaian
24. Cara sparing 23. Perbaikan dari hasil uji coba
25. Sparing 24. Kombinasi gerak-gerak reflek dan
26. Pembentukan sparing insting serangan
27. Game 25. Game
28. Kombinasi seluruh gerakan dasar 26. Materi peserta didik satu dan dua
29. Penjelasan 12 jurus tapak suci 27. Jurus merpati
30. Fungsi 12 jurus tapak suci 28. Jurus rajawali
31. Pemantapan gerakan 29. Jurus naga
32. Penyelesaian jurus pangkat dasar 30. Jurus ikan terbang menggoyang sirip
33. Penyelesaian teknik dasar 31. Jurus mawar mekar
34. Penyelesaian dasar sparing 32. Jurus Harimau
35. Uji coba materi 33. Jurus katak melempar tubuh
36. Uji coba sparing 34. Daya tahan kuda-kuda
37. Ujian kenaikan pangkat 35. Pola langkah kuda-kuda
38. Pemantapan materi ujian 36. Pola langkah sikap balik
39. Persiapan akhir 37. Gabungan jurus dengan sikap balik
40. Ujian kenaikan tingkat hadap
38. Gabungan serangan dengan sikap balik
39. Sparing bayangan
40. Ujian kenaikan tingkat
41. Pemantapan materi ujian
42. Penghafalan jurus
43. Keislaman
44. Sejarah perguruan
45. Perkembangan perguruan
46. Penyempurnaan materi
47. Jurus dan materi lainnya
48. 48. Ujian kenaikan tingkat peserta didik

91
2, 3 dan 4.

Tabel 29. Materi Ekstrakurikuler Pilihan Volly Ball


MATERI SEMESTER GANJIL MATERI SEMESTER GENAP
1. Seleksi (penilaian anggota) 1. Latihan fisik II
2. Perkenalan ekskul volly ball 2. Sistem menyerang
3. Latihan fisik I 3. Sistem bertahan
4. Tata cara service 4. Uji coba
5. Tata cara passing 5. Tekhnik smash lanjutan
6. Strategi bermain I 6. Teknik blok lanjutan
7. Uji coba bermain volly ball 7. Perkembangan peraturan
8. Tata cara smash 8. Latihan fisik otot tertentu
9. Tata cara touser 9. Latihan fisik tungkai atas
10. Tata cara blok 10. Latihan fisik tungkai bawah
11. Tata cara menyisif 11. Uji coba
12. Tata cara bertahan 12. Strategi permaianan 2
13. Uji coba (penilaian) 13. Latihan fisik III
14. Rotasi permaianan
15. Penenangan
16. Penilaian

Tabel 30. Materi Ekstrakurikuler Pilihan Bola kaki/Futsal


MATERI SEMESTER GANJIL MATERI SEMESTER GENAP
1. Pemilihan anggota 1. Latihan fisik II
2. Perkenalan tentang footsal 2. Passing II
3. Pengenalan peraturan footsal 3. Drible II
4. Pengenalan lapangan footsal 4. Strategi permainan
5. Seleksi formasi 5. Kekompakan dalam permainan
6. Latihan fisik I 6. Uji coba
7. Passing I 7. Latihan II
8. Drible I 8. Latihan fisik II
9. Latihan I 9. Uji coba
10. Uji coba 10. Evaluasi

Tabel 31. Materi Ekstrakurikuler Pilihan Takraw


MATERI SEMESTER GANJIL MATERI SEMESTER GENAP
1. Program latihan 1. Pemanasan umum, khusus, inti dan
2. Teknik passing penutup.
3. Teknik service 2. Passing individu
4. Teknik smas 3. Passing berkelompok
5. Teknik pengambilan smas 4. Servis atas dan servis bawah
6. Taktik, teknik dan pembinaan mental 5. Pola penyerangan dan pertahanan
dalam permainan takraw 6. Training
7. Uji coba pertandingan takraw

92
Tabel 32. Materi Ekstrakurikuler Pilihan Tenis Meja
MATERI SEMESTER GANJIL MATERI SEMESTER GENAP

1. Program latihan tenis meja 1. Pemanasan umum, khusus, inti


2. Teknik servis dan penutup.
3. Teknik passing antar lawan 2. Bola putar, bola putar dan
4. Teknik smas memisang
5. Teknik dan taktik bermain 3. Servis bola cepat
4. Teknik pengambilan bola.
5. Teknik smas dan pengambilan
smas
6. Teknik penguasaan mental,
penguasaan bermain dan
penguasaan lapangan dalam
bertanding.

Tabel 33. Materi Ekstrakurikuler Pilihan Karate (Dojo Tako)


SEMESTER GANJIL
Pertemuan Materi Strategi
latihan
1 Pendataan atlet karate,Perkenalan karate ,sejarah karate dojo tako Teori
indonesia,sejarah singkat karate di dunia
,sejarah karate di Indonesia,penghafalan tri cita utama,dan
sumpah karate
2 Pengenalan kuda kuda karate (tachikata) heisoku dachi,heiko Teori dan
dachi,hechi dachi reno dachi,musubi dachi tsuru praktek
achi,kibadachi, zensikudachi,kibadachi,kokotsudachi.
3-4 Pematangan dan penguatan kuda kuda Praktek
zensikudachi,kibadachi
5-6 Pengenalan tekhnik pukulan karate (tsuki) Teori dan
Chucan tsuki, jodan tsuki godan tsuki,oi tsuki chudan dan praktek
jodan,kizami tsuki,gyaku tsuki,ura tsuki.
7 Pematangan tekhnik pukulan dan menguji maksimal Praktek
pukulan atlet.
8-9 Pengenalan tekhnik tangkisan (uke) gedan barai,soto Teori dan
udeuke,age uke dan pengulangan dengan menggunakan praktek
power.
10 Pengenalan tekhnik tendangan karate ( geri) mawashi Teori dan
geri,mae geri,yoko geri keikomi,usiro geri (di sertakan praktek
pengulangan dengan low power)
11 Pengenalan tata cara bertarung dalam karate ( kumite) Teori dan
ditambah dengan kondisi visik praktek
12 Pengulangan dan pematangan tekhnik tendangan dengan Praktek
maksimal
13-14 Pengombinasian seluruh teknik pukulan dengan kuda kuda Praktek
kibadachi dengan low power,medium power haigh power.
15 Pengombinasian pukulan dengan kuda kuda zensiku dachi Praktek
dengan pukulan gyaku tsuki (di tempat menggunakan power
kekuatan tangan)
16 Pengulangan dan kematangan gyaku tsuki dengan kombinasi Praktek
steping,push up ,jumping dan tangkisan.
17 Pengombinasian pukulan dengan kuda kuda zensiku dachi Praktek

93
dengan pukulan kizami tsuki, dan tangkisan (di tempat
menggunakan power kekuatan tangan)
18 Pengulangan dan kematangan kizami tsuki dengan Praktek
kombinasi steping,push up ,jumping
19-20 Melatih ledak kuda kuda, pukulan,tendangan, dan tangkisan Praktek
dengan kombinasi steeping,dan jumping. ( pengulangan)
22 Training camp Praktek
22-23 Mengulang dan menghafal materi materi kenaikan tingkat Praktek
putih ke kuning
24 Ujian kenaikan tingkat (menyesuaikan dengan agenda Ujian ,praktek,
pengcab tako rokan hulu) dan teori
SEMESTER GENAP
Pertemuan Materi Strategi
latihan
1 Melatih campuran kuda kuda dengan langkah dan pukulan Teori dan
serta tendangan. praktek
2-3 Menghfal gerakan kata hean sodan dengan tokui yang benar Teori dan
praktek
4 Penjelasan tentang point dalam kumite,Memadukan serangan Teori dan
kumite dengan 1-2 serangan dengan point 1 praktek
5 Kondisi visik aerobik dengan memadukan tekhnik karate. Praktek
6 Nonton bareng video kata dan kumite. Teori dan
praktek
7 Melatih kelenturan olah kaki dengan sprint antar cone,zig Praktek
zag,shuttle run,high jump dan kondisi visik lainnya dan
mengkombinasikannya di dalam teknik karate.
8-9 Latihan tekhnik tendangan point 2 dalam pertandingan praktek
10 Latihan sparing praktek
11-12 Menghafal gerakan kata hean nindan dan pematangan praktek
gerakan dengan tokui yang benar
13-14-15 Latihan reflek dan aksi reaksi dalam kumite praktek
16-17 Latihan menyerang dengan point 1 dan 2, dengan kombinasi praktek
serangan
18 Uji coba dengan dojo lain yang ada di rokan hulu praktek
19 Evaluasi hasil uji coba dan memperbaiki tekhnik Teori dan
praktek
20-21 Pengulangan pukulan dan tendangan andalan dalam kumite praktek
22-23 Mengulang dan menghafal materi materi kenaikan tingkat praktek
kuning ke hijau
24 Ujian tulisan dan praktek seluruh materi sabuk putih –
kuning-hijau.

Penilaian kegiatan pengembangan diri bersifat kualitatif, potensi ekspresi,


perilaku, dan kondisi psikologis peserta didik merupakan portofolio yang
digunakan untuk penilaian.

2. Layanan BK dan Budaya Sekolah


Strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara
sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan dalam proses pencapaian tujuan.

94
Strategi ini mencakup tujuan kegiatan, subjek kegiatan, isi kegiatan, proses
kegiatan, dan sarana penunjang pelaksanaan kegiatan. Adapun strategi yang
diterapkan dalam layanan bimbingan dan konseling disebut dengan istilah strategi
layanan bimbingan dan konseling, yang terdiri dari layanan konseling individu,
konsultasi, konseling kelompok, bimbingan kelompok dan pengajaran remedial.
Konseling individu merupakan suatu proses belajar melalui hubungan
khusus secara pribadi melalui wawancara antara konselor dengan konseli (klien)
dalam proses menangani masalah yang tdiak dapat dipecahkan sendiri, kemudian
ia meminta bantuan kepada konselor sebagai petugas yang profesional dan
memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam bidang psikologi. Konseling
ditujukan kepada individu yang normal, yang sedang mengahadapi masalah-
masalah baik itu dalam bidang pendidikan, pekerjaan, maupun sosial.
Dalam pelaksanaannya, konselor bersikap penuh simpati dan empati.
Simpati artinya menunjukan sikap turut merasakan apa yang sedang dirasakan
oleh klien. Adapun yang dimaksud dengan empati adalah berusaha menempatkan
diri dalam situasi diri klien dengan segala masalah yang dihadapinya.
Karena dengan cara ini klien dapat menjadi lebih baik, karena ia merasa ada
pihak lain yang juga merasakan kesulitan yang ia rasakan.
Dalam kegiatan konseling terdapat hubungan yang dinamis dan khusus,
karena dalam interaksi tersebut, konseli merasa diterima dan dimengerti oleh
konselor. Dalam hubungan ini, konselor dapat menerima konseli secara pribadi
dan tidak memberikan penilaian. Konseli merasa ada prang lain yang dapat
mengerti masalah pribadinya dan mau membantu memecahkan maslah tersebut.
Pada proses ini juga, baik konseli maupun konselor sama-sama mengambil
pelajaran dari pengalaman hubungan yang bersifat khusus dan pribadi ini.
Konseling adalah proses belajar yang bertujuan agar konseli dapat
memcahkan masalah-masalah pribadi, mengenal diri sendiri, menerima diri
sendiri serta kenyataan dalam proses penyesuaian diri dengan lingkungan
sekitarnya. Konseling pada dasarnya merupakan salah satu teknik dalam kegiatan
bimbingan, tetapi juga merupakan tekni inti atau teknik kunci. Hal ini dikarenakan
konseling dapat memberikan perubahan yang mendasar, yaitu mengubah sikap.

95
Dan sikap itu mendasari perbuatan, pemikiran, pandangan, dan perasaan, dan lain-
lain.
Dalam konseling diharapkan konseli dapat mengubah sikap, keputusan diri
sendiri sehingga ia dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara lebih
baik dan memberikan kesejahteraan pada diri sendiri dan masyarakat sekitarnya.
Konseling juga bertujuan untuk mengadakan interpretasi fakta-fakta, mendalami
arti nilai hidup pribadi, kini dan mendatang. Konseling memberikan bantuan
kepada individu untuk mengembangkan kesehatan mental, perubahan sikap, dan
tingkah laku. Konseling menjadi strategi utama dalam proses bimbingan dan
merupakan teknik standar serta merupakan tugas pokok seorang konselor. Secara
umum proses konseling individual dibagi atas tiga tahapan.
a. Tahap Awal Konseling
Tahap awal ini terjadi sejak klien bertemu dengan konselor hingga
berjalan proses konseling dan menemukan definisi maslah klien. Cavanagh (1982)
menyebut tahap awal ini dengan istilah introduction, invitation, and
environmental suppot. Adapun yang dilakukan oleh konselor dalam proses
konseling tahap awal ini adalah sebagai berikut:
1) Membangun hubungan konseling dengan melibatkan klien yang
mengalami masalah (a working relationship), yaitu hubungan yang
berfungsi, bermakna, dan berguna. Keberhasilah konseling salah satunya
ditentukan oleh tahap ini. Kunci keberhasilan tahap ini diantaranya
dintentukan oleh keterbukaan konselor dan konseli. Keterbukaan klien
untuk mengungkapkan isi hati, perasaan, dan harapan sehubungan dengan
masalah ini akan sangat bergantung pada kepercayaan klien terhadap
konselor. Demikian pula dengan konselor, hendaknya konselor mampu
untuk menunjukan kemampuan dan profesionalitasnya sehingga dapat
dipercaya oleh klien.
2) Menjelaskan dan mendefinisikan masalah.
Untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh klien tentunya klien
harus mampu untuk menjelaskan masalahnya tersebut. Dan tugas seorang
konselor adalah membantu klien agar dapat menjelaskan masalah yang

96
dihapainya, karena tidak semua klien mampu untuk bersikap terbuka
menyangkut masalah yang dihadapinya. Oleh karena itu, konselor harus
mampu meyakinkan klien seingga klien tidak ragu dalam menjelaskan
masalah-masalah yang dihadapinya.
3) Membuat penjajakan alternatif bantuan untuk mengatasi maslah
Konselor berusaha menjajaki kemungkinan rancangan bantuan yang
mungkin dilakukan, yaitu dengan membangkitkan segala potensi klien dan
lingkungannya yang tepat untuk mengatasi masalah kliennya.
4) Menegosiasikan kontrak.
Kontrak konselor dengan klien itu meliputi waktu, tempat, tugas, dan
tanggung jawab konselor, tugas dan tanggung jawab klien, tujuan
konseling dan kerja sama.

b. Tahap Pertengahan (Tahap Kerja)


Tahap pertengahan merupakan tahap lanjutan dari tahap sebelumnya atau
tahap awal. Pada tahap ini, kegiatan konseling difokuskan pada penjelajahan
maslah yang dialami oleh klien, dan bantuan apa yang akan diberikan berdasarkan
penilaian selama masa penjelajahan maslah. Menilai kembali maslah klien akan
membantu klien memperolah pemahaman baru, alternatif baru, yang mungkin
berbeda dengan sebelumnya. Adapun tujuan dari tahap ini adalah sebagai berikut :
1) Menjelajahi dan mengeksplorasi maslah serta kepedulian klien dan
lingkungannya dalam mengatasi maslah tersebut. Maksudnya , dengan
cara ini konselor berusaha agar kliennya mempunyai pemahaman dan
alternatif pemecahan baru terhadap masalah yang dialaminya.
2) Menjaga agar huungan konsleing selalu terjaga. Maksudnya, dalam proses
menjalin hubungan antara konselor dengan konseli, konselor harus
berpikir dan bertindak kreatif dalam menggunakan berbagai variasi
keterampilan konseling serta memelihara keramahan, empati, kejujuran,
keikhlasan dalam memberikan bantuan konseling.
3) Proses konseling agar berjalan sesuai dengan kontrak. Maksudnya, dalam
hal pembuatan kontrak, konselor dan klien membuat suatu kesepakatan

97
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan proses konseling. Kontrak
dinegosiasikan agar betul-betul memperlancar proses konseling.

c. Tahap Akhir Konseling


Tahap ini meruapakan tahap dimana konselor melakukan penilaian
terhadap kinerjanya. Yang dapat diukur oleh beberapa hal berikut:
1) Menurunya kecemasan klien.
2) Adanya perubahan prilaku klien ke arah yang lebih positif.
3) Adanya perubahan sikap pada klien dalam menanggapi suatu maslah yang
dihadapinya.
Adapun tujuan dari tahap ini adalah memutuskan perubahan sikap dan
prilaku yang tidak bermasalah. Adapun tujuan lainnya adalah sebagai berikut :
1) Terjadinya tranfer of learning pada klien.
2) Melaksanakan perubahan prilaku klien agar mampu mengatasi maslah
yang di hadapinya.
3) Mengakhiri hubungan konseling.

Strategi lain yang digunakan dalam pelayanan bimbingan dan konsleing


adalah bimbingan kelompok. Teknik ini dipergunakan dalam proses membantu
klien dalam memecahkan masalah-masalah melalui kegiatan kelompok. Isi
kegiatan bimbingan kelompok terdiri atas penyampaian informasi yang berkenaan
dengan maslah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan maslah sosial yang tidak
disajikan dalam bentuk pelajaran. Kegiatan ini banyak menggunakan alat-alat
pelajran seperti cerita-crita, boneka, dan film. Kadang-kadang dalam
pelaksanaannya, konselor mendatangkan ahli tertentu untuk memberikan ceramah
yang bersifat informastif.
Secara lebih khusus, layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk
mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang
menunjang perwujudan tingkah laku yang lebih efektif, yakni peningkatan
kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal klien. Dalam
pelaksanaannya, bimbingan kelompok memerlukan persiapan dan praktik
penyelenggaraan yang memadai, dari langkah awal sampai dengan evaluasi dan

98
tindak lanjutnya. Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah pelaksanaan
bimbingan kelompok, yaitu :

1) Langkah Awal
Pada tahap ini dilaksanakan kegiatan pembentuka kelompok bagi klien
yang menyetujui atau bersedia berpartisipasi dalam bimbingan kelompok.
Langkah ini dimulai dengan penjelasan tentang adanya layanan bimbingan
kelompok kepada klien meliputi pengertian, tujuan dan kegunaan bimbingan
kelompok. Stelah itu, langkah selanjutnya adalah melaksanakan pembentukan
kelompok dan langsung merencanakan waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan
bimbingan kelompok.

2) Perencanaan Kegiatan
Perencanaan kegiatan bimbingan kelompok meliputi penetapan :
a) Materi layanan;
b) Tujuan yang ingin dicapai;
c) Sasaran kegiatan;
d) Bahan atau sumber bahan untuk bimbingan kelompok;
e) Rencana penilaian;
f) Waktu dan tempat;
3) Pelaksanaan Kegiatan
Setelah perencanaan kegiatan selesai dibentuk dan disepakati bersama,
tahap selanjutnya adalah pelaksanaan kegiatan yang diantaranya adalah sebagai
berikut :
a) Persiapan menyeluruh yang meliputi persiapan fisik ( tempat dan
kelengkapannya ), persiapan bahan, persiapan keterampilan, dan persiapan
administrasi.
b) Pelaksanaan tahap-tahap kegiatan, meliputi tahap pembentukan, peralihan,
dan kegiatan.

d. Evaluasi Kegiatan

99
Pada tahap ini, dilaksanakan kegiatan evaluasi atau penilaian ulang
terhadap apa yang telah dilaksanakan selama proses bimbingan. Penilaian
kegiatan bimbingan kelompok difokuskan pada perkembangan pribadi klien dan
hal-hal yang dirasakan mereka berguna. Isi kesan-kesan yang diungkapkan oleh
klien merupakan isi penilaian yang sebenarnya. Penilaian terhadap bimbingan
kelompok berorientasi pada perkembangan dan kemajuan klien kearah yang lebih
baik.

e. Analisis dan Tindak Lanjut


Hasil penilaian kegiatan bimbingan kelompok perlu di analisa untuk
mengetahui seluk beluk kemajuan klien dan seluk beluk pelaksanaan kegiatan
bimbingan. Untuk mengetahui apakan hasil pembahsan dan pemecahan masalah
sudah dilaksanakan secara optimal, atau mungkin masih ada aspek-aspek penting
yang belum dijangkau dalam pelaksanaan kegiatan.
Strategi berikutnya dalam melaksanakan layanan bimbingan adalah
konseling kelompok. Konseling kelompok merupakan upaya pemberian bantuan
kepada klien dalam rangka memberikan kemudahan dalam perkembangan dan
pertumbuhannya. Konseling kelompok ini memiliki sifat pencegahan dan juga
penyembuhan. Dalam pelaksanaannya, konseling kelompok memiliki prosedur
yang sama dengan bimbingan kelompok, yaitu terdiri dari (1) tahap pembentukan,
(2) tahap peralihan, (3) tahap kegiatan, dan (4) tahap pengakhiran.
Dalam kegiatan kelompok (baik bimbingan kelompok maupun konseling
kelompok) hal-hal yang perlu ditampilkan oleh seluruh anggota kelompok adalah:
a. Membina keakraban dalam kelompok;
b. Melibatkan diri secara penuh dalam suasana kelompok;
c. Bersama-sama mencapai tujuan kelompok;
d. Membina dan mematuhi aturan kegiatan kelompok;
e. Ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok;
f. Berkomunikasi secara bebas dan terbuka
Konsultasi merupakan salah satu strategi dalam layanan bimbingan dan
konseling. Pengertian konsultasi dalam program bimbingan dan konseling

100
dipandang sebagai suatu proses penyediaan bantuan teknis guru, orang tua,
administrator, dan konselor dalam mengindentifikasi dan memperbaiki maslah
yang membatasi efektivitas klien.
Konsultasi merupakan salah satu strategi bimbingan yang penting sebab
banyak masalah karena suatu hal akan lebih berhasil jika ditangani secara tidak
langsung oleh konselor. Brown dan teman-temanya telah menegaskan bahwa
konsultasi itu bukan konseling atau psikoterapi sebab konsultasi tidak merupakan
layanan yang langsung diberikan kepada siswa, tetapi secara tidak langsung
melayani siswa melalui bantuan yang diberikan orang lain. Adapun tujuan
konsultasi yaitu:
a) Mengembangkan dan menyempurnakan lingkungan belajar bagi siswa,
orang tua, dan administator sekolah;
b) Mengajak bersama pribadi yang memiliki peranan dan fungsi yang
bermacam-macam untuk menyempurnakan lingkungan belajar;
c) Memperluas layanan pendidikan bagi guru dan administator;
d) Membantu orang lain bagaimana belajar tentang prilaku
e) Menciptakan suatu lingkungan yang berisi semua komponen lingkungan
belajar yang baik
Layanan mediasi adalah layanan konseling yang memungkinkan
permasalahan atau perselisihan yang dialami klien dengan pihak lain dapat teratasi
dengan konselor sebagai mediator. Pengajaran remedial dapat didefinisikan
sebagai upaya guru untuk menciptakan suatu situasi yang memungkinkan individu
atau kelompok siswa tertentu lebih mampu mengembangkan dirinya seoptimal
mungkin sehingga dapat memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang
diharapkan. Pengajaran remedial merupakan salah satu tahap kegiatan utama
dalam seluruh kerangka pola layanan bimbingan belajar. Secara sistematika
prosedur remedial tersebut dapat digambarkaan sebagai berikut:
a. Diagnosik kesulitan belajar mengajar;
b. Rekomendasi;
c. Penelaahan kembali kasus;
d. Pilihan alternatif tindakan;

101
e. Layanan konseling;
f. Pelaksanaan pengajaran remidial;
g. Pengukuran kembali hasil belajar-mengajar;
h. Reevaluasi;
i. Tugas tambahan;
j. Hasil yang di harapkan;
Strategi dan teknik pengajaran remedial dapat dilakukan secara preventif,
kuratif dan pengembangan. Tindakan pengajaran remedial dikatakan bersifat
kuratif jika dilakukan setelah program PBM utama selesai diselenggarakan.
Selain strategi, ada juga jenis-jenis bimbingan dan konseling. Jenis-Jenis
layanan dalam bimbingan dan konseling sebagai berikut :
2. Layanan Orientasi; Layanan orientasi merupakan layanan yang
memungkinan peserta didik memahami lingkungan baru, terutama
lingkungan sekolah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk
mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan
yang baru itu, sekurang-kurangnya diberikan dua kali dalam satu tahun
yaitu pada setiap awal semester. Tujuan layanan orientasi adalah agar
peserta didik dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan
baru secara tepat dan memadai, yang berfungsi untuk
pencegahan dan pemahaman.
3. Layanan Informasi; merupakan layanan yang memungkinan peserta didik
menerima dan memahami berbagai informasi (seperti : informasi belajar,
pergaulan, karier, pendidikan lanjutan). Tujuan layanan informasi adalah
membantu peserta didik agar dapat mengambil keputusan secara tepat
tentang sesuatu, dalam bidang pribadi, sosial, belajar maupun karier
berdasarkan informasi yang diperolehnya yang memadai. Layanan
informasi pun berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.
4. Layanan Pembelajaran; merupakan layanan yang memungkinan peserta
didik mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam
menguasai materi belajar atau penguasaan kompetensi yang cocok dengan
kecepatan dan kemampuan dirinya serta berbagai aspek tujuan dan

102
kegiatan belajar lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat
mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Layanan
pembelajaran berfungsi untuk pengembangan.
5. Layanan Penempatan dan Penyaluran; merupakan layanan yang
memungkinan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran di
dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan,
magang, kegiatan ko/ekstra kurikuler, dengan tujuan agar peserta didik
dapat mengembangkan segenap bakat, minat dan segenap potensi lainnya.
Layanan Penempatan dan Penyaluran berfungsi untuk pengembangan.
6. Layanan Konseling Perorangan; merupakan layanan yang memungkinan
peserta didik mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara
perorangan) untuk mengentaskan permasalahan yang dihadapinya dan
perkembangan dirinya. Tujuan layanan konseling perorangan adalah agar
peserta didik dapat mengentaskan masalah yang dihadapinya. Layanan
Konseling Perorangan berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.
7. Layanan Bimbingan Kelompok; merupakan layanan yang memungkinan
sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok
memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk
menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta
untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika
kelompok, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh bahan dan
membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman
dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan
atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok. Layanan Bimbingan
Kelompok berfungsi untuk pemahaman dan pengembangan.
8. Layanan Konseling Kelompok; merupakan layanan yang memungkinan
peserta didik (masing-masing anggota kelompok) memperoleh kesempatan
untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi melalui
dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh
kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi

103
melalui dinamika kelompok. Layanan Konseling Kelompok berfungsi
untuk pengentasan dan advokasi.

104
5. Modul Proyek Kewirausahaan

MODUL 1
SMA NEGERI 1 TAMBUSAI Kewirausahaan

INFORMASI UMUM

Mata Pelajaran : Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


Penyusun : Tim Projek P4
Sekolah : SMA NEGERI 1 TAMBUSAI
Tahun : 2022
Jenjang sekolah : SMA
Alokasi waktu : 24x45 mnt (8 pertemuan)
Fase / Kelas :E–X
Tema : Kewirausahaan

Kewirausahaan
“Membangun jiwa Enterpreneur Peserta Didik”
DIMENSI ELEMEN
Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha esa (1.2) Akhlak pribadi (integritas)
(2.3) Mengenal dan menghargai budaya
Berkebhinekaan global (3.2) Kolaborasi
Gotong royong (5.1) Memperoleh dan memproses informasi dan
Berpikir kritis gagasan (Mengajukan pertanyaan)

Subelemen yang disasar


(1) 1.2.1. Berani dan konsisten menyampaikan kebenaran atau fakta serta memahami konsekuensi-
konsekuensinya untuk diri sendiri dan orang lain.
(2) 2.1.3. Menumbuhkan rasa menghormati terhadap keanekaragaman budaya
(3) 3.1.1. Kerja sama
(4) 3.1.4. Koordinasi Sosial
(5) 5.1.1. Mengajukan pertanyaan untuk membandingkan berbagai informasi dan untuk
menambah pengetahuan.

Menumbuhkembangkan kreatifitas dan budaya kewirausahaan dan membuka wawasan tentang peluang masa
depan
serta melestarikan produk lokal.
Peserta didik dapat menciptakan produk yang menjawab kebutuhan tertentu dalam lingkup
terdekat/produk potensi lokal di Tambusai

Mengangkat nilai-nilai kearifan lokal dan melestarikan potensi lokal di Tambusai melalui
penciptaan /
pembuatan produk kerajinan dari kelapa sawit.

Mengapa pot ensi lokal yang ber upa ker aji nan dar i kel apa sawit kur ang di ket ahui masyar akat
luas?
Apakah menampilkan kerajinan dari kelapa sawit dapat
menurunkan gengsi seseorang? Bagaimana menanamkan jiwa
kewirausahaan di kalangan generasi muda

71
INFORMASI UMUM

Sarana dan prasarana


Ruang kelas, proyektor, HP, kertas karton, pulpen, spidol

Target Peserta Didik


Peserta didik reguler
Peserta didik dengan kesulitan belajar
Peserta didik dengan pencapaian tinggi

Relevansi projek ini bagi sekolah dan semua guru mata pelajaran

Salah satu agenda strategis pada peta jalan pendidikan Indonesia 2020-2035 adalah menciptakan generasipenerus masa depan
bangsa yang tangguh, mandiri dan berdaya saing, terlebih untuk memasuki era Revolusi Industri 4.0 dan peluang bonus
demografi. Menyadari pentingnya peran dan fungsi yang melekat pada peserta didik sebagai generasi muda, maka
pemerintah Indonesia berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang ada melalui penyadaran, pemberdayaan,
pengembangan kepemudaan di segala bidang, sebagai bagian dari pembangunan nasional. (Statistik Pemuda Indonesia 2020).

Penyadaran dan pengembangan sikap wirausaha kepada para siswa SMA usia pemuda 15-18 tahun merupakan bagian dari
kewajiban sekolah dalam menyiapkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dibutuhkan untuk bekal kehidupan siswa di
dunia nyata. Sekolah memberikan pengenalan, bimbingan, dan pendampingan bagi siswa dalam mengenal, memahami, dan
menumbuhkan nilai-nilai luhur dalam tema kewirausahaan. Sekolah dapat menjadi ekosistem bagi siswa untuk belajar dan
menggali pengalaman. Siswa yang memiliki daya kreasi dan inovasi yang tinggi, visioner, berjiwa pemimpin, mandiri,
berkomitmen, pantang menyerah adalah siswa yang akan memberikan kontribusi positif dalam perannya di kelas, sekolah,
dan masyarakat baik secara akademik maupun non-akademik.

Rangkaian kegiatan pada Tema Kewirausahaan dengan Projek “ Membangun jiwa Enterpreuneur melibatkan
berbagai disiplin ilmu dalam pelaksanaannya. Pengenalan etika dan integritas lewat pelajaran agama dan budi pekerti serta
budaya lokal; pembuatan berbagai macam teks seperti proposal, iklan, surat yang melibatkan pelajaran bahasa; penghitungan
dasar hasil survey, harga, dan biaya dari pelajaran Matematika; pengenalan potensi daerah lewat pelajaran IPS dan IPA,
menumbuhkan sikap kerjasama lewat kerja kelompok berbagai bidang ilmu dan juga pelajaran Olahraga, dan eksperimen
pembuatan kerajinan lidi dari kelapa sawit daerah Tambusai.

Pelaksanaan projek ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat: siswa, orangtua, guru,
sekolah, masyarakat sekitar, pemerintah daerah, dan pihak lainnya. Terutama dalam menggali dan melestarikan kembali
potensi lokal melalui pemberdayaan kerajinan yang berbentuk piring dari lidi kelapa sawit.

72
INFORMASI UMUM

Hal Yang Harus Diperhatikan Sebelum Memulai Projek.

● Pemahaman bahwa program kewirausahaan adalah program yang membangun kesadaran,


menggali potensi diri dan daerah, memberdayakan pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki dalam mengembangkan wirausaha.
● Pengetahuan dan keterampilan yang dilatih adalah hal penting yang dibutuhkan siswa
nantinya setelah menamatkan pendidikannya, apapun peran yang nantinya dipilih siswa saat
dewasa kelak.
● Komitmen seluruh warga sekolah untuk menerapkan nilai-nilai penting kewirausahaan:
kreativitas, inovasi, kepemimpinan, komitmen, pantang menyerah, berintegritas, berjiwa
pemimpin, mandiri, berkomitmen, pantang menyerah. Hal ini tidak terbatas diterapkan pada
jam pelajaran projek, tapi dilaksanakan pada bidang lainnya.
● Pemahaman bahwa meskipun ada tahap di mana siswa akan diminta untuk membuat sebuah
rancangan usaha dan menjalankannya, keberhasilan dari projek kewirausahaan ini
ditentukan pada perubahan perilaku dan cara pandang siswa tentang kewirausahaan dan
bagaimana mereka menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan (tidak ditentukan dari
seberapa banyak laba penjualan yang dapat dihasilkan siswa).
● Memberikan bimbingan bagi siswa sekaligus memberikan ruang bagi siswa untuk menuangkan
kreativitas mereka. Hal ini termasuk bersikap terbuka dalam menerima masukan program
dari siswa yang berhubungan dengan projek.
● Membina hubungan dengan pemerintah dan wirausahawan daerah agar dapat menjadi
partner dalam pelaksanaan projek potensi lokal kerajinan yang berbentuk piring dari lidi
kelapa sawit. Hal ini penting karena para siswa perlu mendapat ragam pengalaman dan
informasi dari dunia nyata. Bentuk kerjasama yang dapat dilakukan adalah: temu ahli,
wawancara, diskusi, kunjungan, workshop, pendampingan, dan kegiatan lainnya yang
mendukung.
● Menyiapkan waktu khusus yang dikoordinasikan dengan seluruh guru mata pelajaran, jika
akan ada hari yang dipakai untuk kunjungan, observasi, unjuk karya atau lainnya agar seluruh
kegiatan belajar mengajar tetap berjalan dengan baik.

73
PROJEK PROFIL PELAJAR PANCASILA

Kewirausahaan (FaseE)
Tujuan, Alur dan Target Pencapaian Projek
“Membangun jiwa Enterpreneur” menjadi salah projek yang menarik untuk dilakukan sebagai aktivitas
pembelajaran berbasis kearifan lokal untuk membentuk Profil Pelajar Pancasila. Projek ini
bertujuan untuk mengangkat nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Tambusai melalui
penciptaan/pembuatan produk kerajinan dengan berbentuk piring dari lidi kelapa sawit yang
menjawab kebutuhan tertentu dalam lingkup terdekat/produk yang berciri khas daerah, untuk
dimasukkan dalam pengalaman belajar yang kontekstual bagi siswa, guru, dan masyarakat
sekolah lainnya.
Projek ini mengikuti tiga tahapan yaitu: inspirasi (inspiring), cipta (creating) dan dedikasi
(dedicating). Di tahapan inspirasi, guru dan siswa akan menjalani pengalaman nyata yang
berhubungan dengan kerajinan dari kelapa sawit mulai dari kegiatan berinteraksi langsung
dengan masyarakat yang berkaitan erat dengan kerajinan dari kelapa sawit, menggali
informasi tentang macam-macam kerajinan dari kelapa sawit dan kebutuhan informasi lainnya
yang memberikan inspirasi, gambaran dan pemahaman bersama antara guru dan siswa. Di tahapan
cipta, guru dan siswa akan belajar bersama membuat kerajinan dari kelapa sawit dan
bermanfaat bagi rumah tangga. Di tahapan dedikasi, kerajinan dari kelapa sawit
dipresentasikan dalam bentuk nyata melalui kegiatan selebrasi pada saat pembagian laporan
pendidikan, ini didedikasikan kepada komunitas siswa dan orang tua. Melalui kegiatan projek
ini, kreatifitas dan budaya kewirausahaan akan ditumbuhkembangkan. Peserta didik juga
membuka wawasan tentang peluang masa depan, peka akan kebutuhan masyarakat, menjadi
problem solver yang terampil, serta siap untuk menjadi tenaga kerja profesional penuh
integritas.siswa diharapkan terbangun jiwa enterpreneurnya yang digambarkan dalam laporan
rencana tindak lanjut projek. Diharapkan juga melalui projek ini siswa dapat melestarikan
tradisi dan budaya makanan Betawi. Dan pada akhirnya peserta didik dapat berproses melalui
pengalaman belajarnya untuk mencapai 4 dimensi Profil Pelajar Pancasila, yaitu Beriman,
Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia, Kebhinekaan Global, gotong royong, dan
Bernalar Kritis dengan sub elemen dan capaian kewirausahaan fase E.

74
Kegiatan 1 : Kenali potensi lokal limbah lidi kelapa sawit
Tujuan Pembelajaran:
Peserta didik dapat menggali informasi dan rasa ingin tahunya tentang potensi lokal secara umum dan khususnya yang terkait
dengan limbah lidi kelapa sawit.
Waktu: 2JP
Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan internet, narasumber, Peran
Guru: Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi
Refrensi/bahan:
Siswa mencari sendiri video membuat kerajinan dari limbah lidi kelapa sawit. Youtube/google
 Sebagai kegiatan awal dari tema, guru akan memperkenalkan tema kewirausahaan dengan
Persiapan

topik projek pengolahan limbah lidi kelapa sawit menjadi kerajinan piring.
 Diskusi tentang harapan siswa akan pelaksanaan program ini
 Pembuatan kesepakatan kelas tentang sikap belajar
Guru membuka diskusi dengan pertanyaan pematik: Siapa saja siswa yang pernah pergi ke
kebun sawit? Ceritakan tentang suasana dikebun sawit! Berikan contoh limbah yang ada
diperkebunan sawit tersebut?
Literasi membaca artikel pengolahan limbah lidi kelapa sawit menjadi
kerajinan piring.
Diskusi tentang kerajinan dari limbah lidi kelapa sawit.
Pelaksanaan

Carilah informasi tentang pengolahan limbah lidi kelapa sawit menjadi


kerajinan piring.
Pertanyaan pemantik
Guru menjelaskan sekilas tentang kerajinan dari limbah lidi kelapa sawit
Menyaksikan video

Guru membuka wawasan siswa dan menjelaskan tentang definisi


wirausaha/entrepreneur: orang yang pandai atau berbakat dan inovatif dalam
melakukan aktivitas kewirausahaan baik mengenali produk baru, menentukan
cara memproduksi produk baru, menyusun rencana pembuatan/pengadaan
produk, memasarkan produk, dan mengatur permodalan usahanya.
Apakah kamu mengenal wirausaha/ wiraswasta tersebut? Tulis nama dan
Tugas:

alamatnya dan usahanya Bagaimana sikap atau karakter mereka? Tulis 3


sikap positif terkait dengan usahanya Apakah kamu memiliki sikap dan
karakter yang sama dengan mereka? pilih (ya, belum, tidak), bagaimana
kamu menumbuhkan karakter positif sebagai calon interpreuner muda!

Kegiatan 2 : Studi Pustaka


Tujuan Pembelajaran:
Peserta didik dapat mengekspolasi pengetahuan dan mengenal potensi lokal terkait limbah lidi kelapa
sawit melalui pengalaman berinteraksi langsung dengan pelaku usaha (online/ onsite) Peserta didik dapat
menyusun gagasan dan rencana pelaksanaan projek dengan bimbingan fasilitator/pembimbing
Waktu: 2JP
Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan internet,
narasumber, Peran Guru: Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi
Refrensi/bahan:
Siswa mencari sendiri video membuat kerajinan dari limbah lidi kelapa sawit. Youtube/google
Persiapan  Diskusi tentang kerajinan dari lidi kelapa sawit, contoh, bentuk dan
pemasarannya.
 Pembuatan kesepakatan kelas tentang sikap belajar

75
Guru membuka diskusi dengan memperkenalkan nara sumber?,
Nara sumber menyampaikan materi tentang macam-macam kerajinan dari
lidi kelapa sawit.
P
e Peserta didik mengidentifikasi bentuk dari kerajinan dari lidi kelapa sawit
dengan bertanya dan menanggapi paparan dan informasi dari nara sumber
l
(Pelaku Usaha/pedagang)
a
k Pertanyaan pemantik: Anak-anak adakah kelompok yang sudah
s menentukan jenis kerajinan yang akan dijadikan eksperimen?
a Guru menjelaskan tentang pertimbangan dalam menentukan kerajinan
n pilihan, terkait pertimbangan bahan baku, teknik pengolahannya dan
a sarana yang harus disediakan.
a  Diskusi kelompok menyusun gagasan dan rencana pelaksanaan projek
n dengan bimbingan fasilitator/pembimbing
 Presentasi masing-masing kelompok dan umpan balik positif
 Refleksi dan penguatan dan penyampaian tugas.
Tugas: Jurnal refleksi dan assesment formatif

Kegiatan 3 : Eksperimen bentuk/model


Tujuan pembelajaran : Menggali informasi mengenai cara pembuatan kerajinan piring dari limbah lidi
kelapa sawit.
Waktu : 8JP
Bahan : jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, jaringan internet.
Peran Guru : Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi
Referensi/Bahan :
Bahan 1 : cara membuat piring dari lidi kelapa sawit, https://youtu.be/CDn09XqURVE
https://youtu.be/v_mALakKGbE

Persiapan  Sebagai kegiatan awal dari pertemuan 3, pembimbing menugaskan siswa untuk
mengamati contoh kerajinan piring dari limbah lidi kelapa sawit yang dibawa oleh
guru.
 Diskusi tentang cara membuat kerajinan piring dari limbah lidi kelapa sawit
 Pembuatan kesepakatan kelas tentang sikap belajar
Pelaksanaan  Guru menjelaskan kembali tentang tujuan projek ini, terutama terkait pengetahuan
dan keterampilan membuat kerajinan piring dari limbah lidi kelapa sawit yang akan
dapat menjadi bekal bagi siswa dan tahapan aksi nyata saat diadakannya pameran
disekolah.
 Diskusi kelompok tugaskan siswa mengidentifikasi kerajinan piring dari limbah lidi
kelapa sawitdengan mengamati video terkait jumlah lidi yang digunakan , alat yang
dibutuhkan, serta teknik yang digunakan dalam pembuatan kerajinan tersebut.
 Presentasi tiap kelompok dan umpan balik positif
 Membuat jurnal refleksi harian
 Guru mengadakan ice breaking, bangun semangat siswa untuk bahagia dalam
penyelesaian projek penguatan profil pelajar pancasila ini, dan beri gambaran
bahwa dalam satu tahun siswa akan melakukan 3 projek.
 Guru memberi ruang konsultasi terkait kesulitan siswa dalam pemahaman
pembuatan kerajinan piring dari limbah lidi kelapa sawit.
 Guru memberikan penilaian/evaluasi dari pelaporan/tugas kelompok dan
mencatatnya sebagai assesmen formatif
 Melakukan asesmen sikap PPP
Tugas  Asesmen formatif : laporan/tugas kelompok
 Asesmen sikap : lembar sikap profil pelajar pancasila

76
Kegiatan 4 : Eksperimen membuat kerajinan piring dari limbah lidi kelapa sawit
Tujuan Pembelajaran :
Peserta didik dapat mempraktikkan secara langsung hasil identifikasi dan informasi dalam bentuk
pengalaman nyata membuat kerajinan piring dari limbah lidi kelapa sawit.
Waktu : 8JP
Bahan : jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, jaringan internet.
Peran Guru : Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi
Referensi/bahan : Keselamatan kerja dalam pembuatan kerajinan dari limbah lidi kelapa sawit.
https://youtu.be/CDn09XqURVE
https://youtu.be/v_mALakKGbE
Persiapan  Sebagai kegiatan awal dari pertemuan ini, guru harus mengecek kesiapan bahan dan
alat yang dibawa siswa dan membantu kekurangannya.
 Mengingatkan tentang keamanan dalam proses penyimpanan dan penggunaan alat.
 Pembuatan kesepakatan kelas tentang sikap belajar
Pelaksanaan Mengamati video (bahan 1) tentang keselamatan pada pembuatan kerajinan.
Guru melakukan setting/pengaturan lokasi kerja tiap kelompok
Siswa melakukan Aksi nyata pembuatan satu kerajinan piring dari limbah lidi kelapa sawit
Pembimbing/fasilitator melakukan tugas membantu siswa dan mengawasi dan menjaga
keamanan ruangan.
Membersihkan areal kerja
Melakukan pengujian “hedonik”
Menguji kepada orang lain dan atau pembimbing tentang kerajinan ciptaannya
Mendokumentasikan hasil uji “hedonik” sebagai umpan balik positif
Presentasi hasil data uji “hedonic” dan catatan umpan balik dan refleksi
Proses mengambil pelajaran dan dan sikap positif terhadap pendapat orang lain
Tugas Jurnal refleksi harian dalam bentuk gambar emoji
Penyimpanan data hasil uji :hedonic” dan refleksi dalam kumpulan portofolio kelompok.

Kegiatan 5 : Selebrasi
Tujuan Pembelajaran:
Peserta didik dapat menampilkan aksi nyata dan merayakan hasil belajar melalui kegiatan Pameran Kerajinan di
sekolah dengan menjajakan kerajinan buatannya/ciptaannya sendiri untuk melatih ketrampilan dan menumbuh
kembangkan jiwa enterpreuner siswa sejak dini.
Waktu: 2JP
Bahan: jurnal siswa, alat tulis, perangkat audio visual, etalase, tenda kios, meja kursi, dekorasi Peran Guru:
Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi

Refrensi/bahan:
-
Persiapan  Sebagai kegiatan awal pada “selebrasi” ini guru bersama siswa sudah merancang
dan menentukan lokasi strategis tempat lokasi kerajinan ditempatkan dalam
pameran.
 Pembuatan kesepakatan dan tugas dalam kegiatan pameran kerajinan tersebut.

Pelaksanaan Aksi Nyata “Jiwa Enterpreneur”


Menjajakan kerajinan piring dari lidi kelapa sawit buatannya/ciptaan kelompoknya pada
kegiatan Pameran kerajinan di sekolah.

77
Aksi Nyata “Jiwa Enterpreneur”
Menjajakan kerajinan piring dari lidi kelapa sawit buatannya/ciptaan kelompoknya pada
kegiatan Pameran kerajinan di sekolah.

Tugas Jurnal refleksi harian (Asesmen Formatif)

Kegiatan 6 : Refleksi dan umpan balik positif


Tujuan Pembelajaran:
Peserta didik dapat menyusun laporan proyek dan menyadari poin manfaat pembelajaran projek, perubahan pada diri dan mampu
menyusun Rencana Tindak Lanjutnya.
Waktu: 2JP
Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan internet,
narasumber, Peran Guru: Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi
Refrensi/bahan:
Bahan 1: h t t p s : / / w w w . y o u t u b e . c o m / w a t c h ? v = y U 4 U y x v 2 g K w
Bahan 2: h t t p s : / / w w w . y o u t u b e . c o m / w a t c h ? v = _ w t t j 2 c y C E k
Persiapan  Pembuatan kesepakatan kelas tentang sikap belajar
 Menyaksikan video “Pameran kerajinan”
 Diskusi kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaanya (aksi nyata projek), dicatat sebagai
saran saat penulisan laporan.
 Diskusi bersama kelompoknya membahas dan menghitung rugi/laba hasil penjualan produk
saat pameran.
 Presentasi tiap kelompok 
Pelaksa

 Ice breaking
naan

 Guru menjelaskan tentang tata cara pelaporan projek dan komponen isi laporan projek
 Diskusi kelompok menuliskan/membuat draf laporan sesuai komponen, dan tentang
poin-poin pengalaman positif dalam pembelajaran berbasis projek, serta perubahan pada
diri terkait minat terhadap kewirausahaan dan tindak lanjutyang akan dilakukan setelah
menyelesaikan projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Sharing dan penyerahan laporan projek

Tugas: Asesmen Sumatif

KEGIATAN PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN


“Membangun Jiwa Enterpreneur Sejak Dini”

PENDAHULUAN Mengucapkan salam


Appersepsi
Motivasi dan kesepakatan

KEGIATAN INTI Kegiatan inti

78
Pertemuan ke-1
Pesera didik dapat menggali informasi dan rasa ingin tahunya tentang potensi
lokal secara umum dan khususnya yang terkait dengan kerajinan dari limbah
lidi kelapa sawit.
 Mencari informasi dengan kata kunci potensi lokal, kerajinan dari
limbah lidi kelapa sawit
 Diskusi menurunnya penerapan potensi lokal limbah lidi kelapa sawit
 Diskusi terkai banyaknya limbah lidi kelapa sawit di kecamatan
Tambusai

Pertemuan ke 2-4
Peserta didik dapat mengeksplorasi pengetahuan dan mengenal kerajinan dari
limbah lidi kelapa sawit melalui studi pustaka dan berinteraksi langsung
dengan pengrajin (online/ofline)
 Identifikasi jenis-jenis kerajinan dari limbah lidi kelapa sawit melalui
studi pustaka dan berinteraksi langsung dengan pengrajin
(online/ofline)
 Penyusunan gagasan dan rencana pelaksanaan projek dengan
bimbingan fasilitator/pembimbing
 Assesment formatif

Pertemuan ke-5
Peserta didik dapat mengeksplorasi dan menggali informasi mengenai jenis-
jenis kerajinan dari limbah lidi kelapa sawit secara literatur dari masa lalu
hingga masa kini dan menemuka formula bahn dan cara pengolahan terbaik
kerajinan dari limbah lidi kelapa sawit.

Pertemuan ke-6
Peserta didik dapat mempraktekkan secara langsung hasil identifikasi dan
informasi dalam bentuk pengalaman nyata membuat kerajinan dari limbah lidi
kelapa sawit
 Aksi nyata pembuatan kerajinan dari limbah lidi kelapa sawit
 Mengaja kepada orang lain dan atau pembimbing tentang bentuk dan
warna kerajinan
 Mencatat umpan balik dan refleksi

PENUTUP Menyimpulkan pelajaran/pertemuan


Melakukan refleksi pembelajaran
Mengingatkan tugas dan memberikan penugasan
Berdo’a, mengucap salam

79
6. Rancangan Assesment Diagnostik
A. Diagnostik Non-
kognitif Waktu: Awal
pembelajaran
Informasi yang ingin digali Pertanyaan kunci
Kebiasaan yang mendukung materi Apakah kamu selalu tepat waktu mengumpulkan tugas?
Apakah ada kesepakatan di kelasmu?
Pengenalan budaya positif Apakah kamu tahu pengertian dari disiplin?
Perlukah siswa diajak ikut menyusun peraturan kelas?
Tuliskan budaya positif yang ada dikelasmu?

Rancangan Assesment Formatik


B. Assesment sikap profil pelajar
Pancasila. Persiapan : Penyiapkan
LKPD
Tindak lanjut: Melakukan pengolahan hasil assessment

LEMBAR REFLEKSI DIRI ( SIKAP )

1. Isilah identitas kalian dengan lengkap, isilah pernyataan ini dengan jujur!
2. Berilah tanda contreng (√ ) pada kolom “YA” jika sikap yang ada dalam pernyataan sesuai dengan sikap
kalian, dan “TIDAK” jika belum sesuai.
3. Hitunglah jumlah jawaban “YA”
4. Lingkari kriteria “sangat baik”, “Baik” atau “kurang baik” sesuai jumlah jawaban “YA” yang kalian isi.

Nama Peserta : …………………………………………………… Jumlah jawaban “YA” :……………


Kelas : ………………….. Katagori ku :……………
Hari/Tanggal : …………………………………………………….
No Pernyataan YA TIDAK
1 Saya membuat target penilaian yang realistis sesuai dengan kemampuan dan minat belajar saya.
2 Saya memonitor kemajuan belajar yang dicapai serta memprediksi tantangan yang dihadapi.
3 Saya selalu mengelola emosi selama pelaksanaan pembelajaran.
4 Saya menyamakan tindakan saya dengan tindakan orang lain untuk melaksanakan tujuan kelompok.
5 Saya selalu melakukan refleksi terhadap pencapaian hasil belajar saya.
6 Saya senang melakukan refleksi secara mandiri atau mendapat umpan balik dari teman
7 Saya senang bila dapat menyumbangkan pendapat dalam kelompok.
8 Saya selalu menghargai hasil keputusan kelompok dan konsisten melaksanakannya.
9 Saya selalu menghargai pendapat orang walaupun berbeda dengan pendapat saya
10 Saya memahami bahwa gotong royong adalah salah satu elemen dalam profil pelajar Pancasila.
Jumlah jawaban „YA”
Kriteria penilaian sikap
Sangat Baik Baik Perlu diperbaiki
Jika jawaban “YA” Jika jawaban “YA” Jika jawaban “YA”
lebih dari 7 kurang dari 7 kurang dari 5

Rancangan Assesment Formatik


C. Assesment sikap profil pelajar
Pancasila. Persiapan : Penyiapkan
LKPD
Tindak lanjut: Melakukan pengolahan hasil assessment
LEMBAR REFLEKSI DIRI ( SIKAP )

1. Isilah identitas kalian dengan lengkap, isilah pernyataan ini dengan jujur!
2. Berilah tanda contreng (√ ) pada kolom “YA” jika sikap yang ada dalam pernyataan sesuai dengan sikap
kalian, dan “TIDAK” jika belum sesuai.
3. Hitunglah jumlah jawaban “YA”
4. Lingkari kriteria “sangat baik”, “Baik” atau “kurang baik” sesuai jumlah jawaban “YA” yang kalian isi.

Nama Peserta : …………………………………………………… Jumlah jawaban “YA” :……………


Kelas : ………………….. Katagori ku :……………
Hari/Tanggal : …………………………………………………….
No Pernyataan YA TIDAK
1 Saya membuat target penilaian yang realistis sesuai dengan kemampuan dan minat belajar saya.
2 Saya memonitor kemajuan belajar yang dicapai serta memprediksi tantangan yang dihadapi.
3 Saya selalu mengelola emosi selama pelaksanaan pembelajaran.
4 Saya menyamakan tindakan saya dengan tindakan orang lain untuk melaksanakan tujuan kelompok.
5 Saya selalu melakukan refleksi terhadap pencapaian hasil belajar saya.
6 Saya senang melakukan refleksi secara mandiri atau mendapat umpan balik dari teman
7 Saya senang bila dapat menyumbangkan pendapat dalam kelompok.
8 Saya selalu menghargai hasil keputusan kelompok dan konsisten melaksanakannya.
9 Saya selalu menghargai pendapat orang walaupun berbeda dengan pendapat saya
10 Saya memahami bahwa gotong royong adalah salah satu elemen dalam profil pelajar Pancasila.
Jumlah jawaban „YA”
Kriteria penilaian sikap
Sangat Baik Baik Perlu diperbaiki
Jika jawaban “YA” Jika jawaban “YA” Jika jawaban “YA”
lebih dari 7 kurang dari 7 kurang dari 5
Rancangan Assesment Refleksi Diri
Lembar Refleksi Peserta Didik
Nama Peserta : …………….. Tema : ……………..
Kelas : …………….. Topik : ……………..
Hari/Tanggal : …………….. Pertemuan ke- : ……………..

Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang kamu anggap sesuai dengan perasaan mu
Sangat
Sangat Tidak
Pernyataan Setuju tidak
Setuju Setuju
setuju
Aku ingin terlibat aktif dalam projek ini

Materi dan issu dalam projek ini sangat menantang

Pembelajaran dalam projek ini akan sangat


membekali saya mengenal kerajinan lidi dari kelapa
sawit
Metode yang digunakan dalam projek ini seru dan
menyenangkan
Saya berpikir bahwa kerajinan lidi dari kelapa sawit
harus dilestarikan dan dimanfaatkan untuk kewirausaha
oleh generasi muda.
Aku nyaman untuk mengungkapkan pendapat ku
pada projek ini
Tanggung jawab sebagai manusia dan ciptaan Tuhan
harus kita lakukan dengan sebaik-baiknya
Peduli pada lingkungan sekitar wajib kita tingkatkan

Seharusnya kita menjalani hukuman sebagai suatu


konsekuensi
Saya berharap Budaya positif di sekolah dilakukan
dari minimal hal-hal yang kecil dahulu.
Lembar Refleksi
Nama: Kelas: Hari/Tanggal:

Apa yang telah kamu pelajari?

Apa yang paling kamu kuasai?

Bagaimana caramu untuk menyelesaikan projek ini?

Apa yang kamu suka dari kegiatan belajar projek yang sudah kamu lakukan?

Apa yang tidak kamu suka dari kegiatan belajar yang telah kamu lakukan?

Pertanyaan apa saja yang kamu punya setelah mempelajari projek ini?

Instrumen Assesment Formatif


Sikap Dan Peran Dalam Diskusi

Kelas : ……….. Pertemuan ke- : ……………


Hari/Tanggal : ……….. Topik : ……………

No Pernyataan Respon dan tampilan peserta didik


1 Aktif dalam diskusi di dalam Kurang aktif Cukup aktif Sangat aktif
kelompoknya
2 Aktif dalam diskusi paripurna Kurang aktif Cukup aktif Sangat aktif
kelas
3 Mengajukan pertanyaan Tidak pernah Hanya sekali Sering bertanya
dalam diskusi
4 Dapat menanggapi Tidak dapat menjawab Dapat menjawab tapi Dapat menjawab dan
pertanyaan orang lain kurang tepat beralasan benar
5 Mengeluarkan pendapat Kurang dapat Dapat berbahasa dengan Sangat baik berbahasa
dengan menjaga emosi diri berbahasa baik, dan baik, dan empati pada dan menyampaikan, dan
selalu memojokkan orang lain empati pada orang lain
Laporan projek peserta didik
Lembar assessment sumatif
Nama Peserta Didik : …………………………… Skor Akhir Saya
Kelas : .......................................
Nama Projek : ……………………………
Tanggal Mulai : …………………………… .............
Tanggal Pengumpulan : ……………………………
Mata Pelajaran : ……………………………

 Kumpulkan laporan projekmu dan sertakan lembar assessment sumatif ini di halaman ke-2 laporanmu
 Berilah skor pada laporan projekmu dan kegiatan selama melaksanakan projek (menurut penilaian kamu)
 Isilah dengan lengkap, dan ditanda tangani orang tuamu
 Usahakan tepat waktu saat pengumpulan laporanmu.

No Aspek yang Dinilai Skor Skor


Saya
1 Persiapan 0-20 ........
1) Membuat perencanaan lengkap (Judul-tema-dan topik, tempat wawancara, waktu 20 ........
perencanaan dan langkah kerja).
2) Membuat perencanaan, tetapi kurang lengkap (Judul-tema-dan topik, tempat 10 ........
wawancara, waktu perencanaan).
2 Pengambilan data/informasi: 0-50 ........
1) Tata cara dan urutan pembuatan kesepakatan/keyakinan kelas telah tercatat 50 ........
perkembangannya dengan lengkap (menampilkan urutan langkah pembuatan
kesepakatan, refleksi diri dan peran sertanya dalam diskusi dan kolaborasi)
sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
2) Tata cara dan urutan pembuatan kesepakatan/keyakinan kelas telah tercatat 40 ........
perkembangannya tetapi kurang (tidak menampilkan urutan langkah pembuatan
kesepakatan, refleksi diri dan peran sertanya dalam diskusi dan kolaborasi
dengan lengkap). Urutan pembuatan kesepakatan telah tercatat secara kontinu
sesuai dengan frekuensi pengamatan.
3) Tata cara dan urutan pembuatan kesepakatan/keyakinan kelas telah tercatat
20 ........
perkembangannya tetapi kurang lengkap (tidak menampilkan urutan langkah
pembuatan kesepakatan, refleksi diri dan peran sertanya dalam diskusi dan
kolaborasi dengan lengkap). Urutan pembuatan kesepakatan telah tercatat tidak
secara kontinu (tidak sesuai dengan urutan langkah penyusunan kesepakatan). 0 ........
4) Tidak mencatat hasil pengamatan atau tidak melakukan pengamatan.
3 Penulisan Laporan 0-30
1) Laporan ditulis lengkap (terdapat tahap persiapan, urutan langkah pembuatan 30 ........
kesepakatan, dan pendapatnya tentang pentingnya pembuatan keyakinan kelas
sebagai budaya positif di kelas/sekolah)
2) Tidak tercantumnya satu komponen (tahap persiapan, urutan langkah pembuatan 20 ........
kesepakatan, dan pendapatnya tentang pentingnya budaya positif dikelas/sekolah
kurang relevan) pada laporan.
3) Tidak tercantumnya dua komponen (tahap persiapan, urutan langkah pembuatan 10 ........
kesepakatan, gagasan budaya positif di kelas/sekolah yang relevan) pada
laporan
0 ........
4) Tidak tercantumnya seluruh komponen pada laporan.

Dalu-dalu, ……………………
Guru Mata Pelajaran Mengetahui Orang tua/wali Pembuat Laporan

(………………………….) (………………………….) (………………………….)


Target Pencapaian di akhir Fase E (SMA,
16‒18 tahun)
Belum Mulai Berkembang Sesuai Sangat
Target Pencapaian Berkembang Berkembang Harapan60% - Berkembang
Dimensi
<30% 30% - <60% <90% >90%
BB M B SB
B S
H
Berani dan konsisten menyampaikan Peserta didik belum berani Peserta didik mulai berani Peserta didik telah berani dan konsisten Peserta didik telah sepenuhnya berani dan
Beriman, Bertakwa
kebenaran atau fakta serta memahami menyampaikankebenaran atau fakta menyampaikan kebenaran atau fakta menyampaikan kebenaran atau fakta serta konsisten dalam menyampaikan kebenaran atau
kepada Tuhan YME, fakta serta memahami
konsekuensikonsekuensinya untuk diri serta memahami serta memahami memahami konsekuensikonsekuensinya untuk
dan Berakhlak Mulia konsekuensikonsekuensinya untuk diri sendiri dan
sendiri konsekuensikonsekuensinya konsekuensikonsekuensinya untuk diri dirisendiri
dan orang lain sendiri orang lain.

Memahami pentingnya melestarikan dan Peserta didik belum memahami Peserta didik mulai memahami pentingnya Peserta telah memahami pentingnya Peserta telah sepenuhnya memahami
merayakan tradisi budaya untuk pentingnya melestarikan dan merayakan melestarikan dan merayakan tradisi budaya melestarikan dan merayakan tradisi budaya pentingnyamelestarikan dan merayakan tradisi
mengembangkan identitas pribadi, sosial, tradisi budaya untuk mengembangkan untukmengembangkan identitas pribadi. untuk mengembangkan identitas pribadi. budaya untuk mengembangkan identitas pribadi.
Berkebinekaan Global
danbangsa Indonesia serta mulai identitas pribadi. sosial, dan bangsa Indonesia. sosial,dan bangsa Indonesia serta mulai sosial, dan bangsa Indonesia serta telah
berupaya melestarikan budaya dalam berupaya melestarikan budaya dalam berupaya melestarikan budaya dalam kehidupan
kehidupan sehari- kehidupan sehari- sehari-hari.
hari. hari.

Menyelaraskan tindakan sendiri dengan Peserta didik belum mampu Peserta didik mulai mampu menyelaraskan Peserta didik telah mampu Peserta didik telah sepenuhnya mampu
tindakan orang lain untuk melaksanakan menyelaraskantindakan sendiri dengan tindakan sendiri dengan tindakan orang lain menyelaraskan tindakan sendiri dengan menyelaraskan tindakan sendiri dengan tindakan
kegiatan dan mencapai tujuan kelompok tindakan orang lain untuk melaksanakan untukmelaksanakan kegiatan dan mencapai tindakan orang lain untuk melaksanakan orang lain untuk melaksanakan kegiatan dan
di lingkungan sekitar, serta memberi kegiatan dan mencapai tujuan kelompok tujuan kelompok di lingkungan sekitar. serta kegiatan dan mencapai tujuan kelompok mencapai tujuan kelompok di lingkungan sekitar.
semangatkepada orang lain untuk di lingkungan sekitar. memberi semangat kepada orang lain untuk di lingkungan sekitar. serta mulai dapat serta telah dapat memberi semangat kepada
bekerja efektif dan mencapai tujuan bekerja efektif dan mencapai tujuan memberi semangat kepada oranglain oranglain untuk bekerja efektif dan mencapai
Gotong royong bersama. bersama. untuk bekerja efektif dan mencapai tujuan tujuan bersama.
bersama.

Membagi peran dan menyelaraskan Peserta didik belum dapat membagi peran Peserta didik mulai dapat membagi peran Peserta didik telah dapat membagi peran dan Peserta didik telah sepenuhnya dapat
tindakan dalam kelompok serta menjaga danmenyelaraskan tindakan dalam dan menyelaraskan tindakan dalam kelompok menyelaraskan tindakan dalam kelompok serta membagi peran dan menyelaraskan tindakan
tindakan agar selaras untuk mencapai kelompok. serta mulai dapat menjaga tindakan agar mulai dapat menjaga tindakan agar selaras dalam kelompok serta telah dapat menjaga
tujuan bersama. selaras untukmencapai tujuan bersama. untukmencapai tujuan bersama. tindakan agarselaras untuk mencapai tujuan
bersama.

Mengajukan pertanyaan untuk klarifikasi Peserta didik belum mampu Peserta didik mulai mampu mengajukan Peserta didik telah mampu mengajukan Peserta didik telah sepenuhnya mampu
daninterpretasi informasi, serta mencari mengajukan pertanyaan untuk klarifikasi pertanyaan untuk klarifikasi dan interpretasi pertanyaan untuk klarifikasi dan interpretasi mengajukan pertanyaan untuk klarifikasi dan
tahu penyebab dan konsekuensi dari dan interpretasiinformasi. informasi, sedikit mulai dapat mencari tahu informasi, serta mulai dapat mencari tahu interpretasi informasi, dan telah dapat mencari
informasi tersebut. penyebab dan konsekuensi dari informasi penyebab dan konsekuensi dari informasi tahupenyebab dan konsekuensi dari informasi
tersebut. tersebut. tersebut.
Bernalar kritis
Mengidentifikasi, mengklarifikasi, dan Peserta didik belum dapat mengidentifikasi, Peserta didik mulai dapat mengidentifikasi, Peserta didik telah dapat mengidentifikasi, Peserta didik telah sepenuhnya dapat
menganalisis informasi yang relevan mengklarifikasi, dan menganalisis informasi mengklarifikasi, dan menganalisis informasi mengklarifikasi, dan menganalisis informasi mengidentifikasi, mengklarifikasi, dan
serta memprioritaskan beberapa yangrelevan. yangrelevan. yangrelevan serta mulai dapat memprioritaskan menganalisisinformasi yang relevan serta telah
gagasan tertentu. beberapa gagasan tertentu. dapat memprioritaskan beberapa gagasan
tertentu.
LEMBAR PENILAIAN

NO INDIKATOR PENILAIAN KURANG CUKUP BAIK SANGAT


BAIK

A PERENCANAAN

1 Persiapan alat dan bahan

2 Rancangan

1. Gambar rancangan

2. Alur kerja dan deskripsi

3. Penggunaan alat

B HASIL AKHIR (Produk)

3 Bentuk Fisik

4 Inovasi Alat

C LAPORAN

5 Laporan dibuat dengan kriteria:

1. Kebermanfaatan laporan

2. Sistematika laporan

3. Penulisan kesimpulan
BAB V
RENCANA PEMBELAJARAN UNTUK LINGKUP SEKOLAH

A. Rencana Pembelajaran Untuk Ruang Lingkup Sekolah


Program pendukung adalah kegiatan yang menguatkan kegiatan
intrakurikuler, maka sekolah mengadakan serangkaian kegiatan dalam rangka
menguatkan intrakurikuler sekolah (baik mata peserta didikan maupun Proyek
Penguatan Profil Peserta didik Pancasila. Macam program pendukung di SMAN I
Tambusai adalah sebagai berikut :

1. Literasi
10. Pesantren Romadhon
2. Foreign Language Skill
11. Bakti sosial
3. Pembiasaan Sholat Dzuhur
Berjama'ah
4. Pembiasaan doa awal dan akhir
dipimpin peserta didik:
5. Kegiatan ibadah jum'at
6. Perkemahan Pramuka
7. Kegiatan Persiapan Lomba Rutin
(lomba akademik dan
nonakademik)
8. Peringatan hari besar nasional
9. Peringatan Hari BesarKeagamaan

B. Alur Pembelajaran / Unit Mapping


Dalam melaksanakan pembelajaran kepada peserta didik, SMAN 1
Tambusai menetapkan suatu standar strategi pembelajaran untuk diterapkan oleh
guru dalam masing-masing mata peserta didikan. Standar strategi pembelajaran
yang ditetapkan disusun berdasarkan prinsip untuk memberikan pengalaman
belajar yang bermakna dengan melibatkan pemahaman semua bagian konsep yang
dipeserta didiki dan berkaitan satu sama lain. Strategi ini diharapkan membuat
pembelajaran bersifat aktif, konstruktif, dan melibatkan peserta didik dalam
proses pembelajaran.
Adapun standar strategi pembelajaran yang ditetapkan oleh SMAN 1
Tambusai adalah sebagai berikut:

105
1. Koordinasi Persiapan Pembelajaran
Persiapan pembelajaran perlu dilakukan oleh guru mata peserta didikan,
baik yang mata peserta didikannya terintegrasi secara materi maupun yang
terintegrasi dalam bentuk Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Kegiatan ini
dilakukan untuk membuat kesepakatan terhadap jalannya proses pembelajaran,
agar berjalan secara efektif dan sesuai dengan silabus.

2. Prosedur
Untuk prosedur pelaksanaan pembelajaran dalam 1 kali pertemuan
standarnya adalah terdiri dari kegiatan Pembuka, Inti dan Penutup. Setiap kegiatan
memiliki komponen minimal yang harus dilaksanakan oleh guru namun guru
diperbolehkan untuk menambah variasi agar pembelajaran dapat berjalan lebih
efektif dan menarik selama tetap memperhatikan ketercukupan waktu pertemuan.

Komponen minimal dari setiap kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel. 34 Komponen Minimal


Komponen
No Kegiatan
Minimal
1 Pembuka 1. Menyiapkan kondisi fisik dan psikis peserta didik
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Memberikan apersepsi
2 Inti 1. Melaksanakan pembelajaran sesuai model
pembelajaran yang dipilih
2. Melakukan integrasi keterampilan Literasi, 4C
(Communication, Collaboration, Critical Thinking &
Creativity) dan HOTS (High Order Thinking Skill)
dalam pembelajaran
3 Penutup 1. Melakukan refleksi
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut

3. Model Pembelajaran

Standar model pembelajaran yang dipergunakan oleh SMAN 1 Tambusai


dipilih berdasar kebutuhan untuk memberikan pembelajaran yang bersifat inkuiri
dan kontekstual dalam kegiatan inti pembelajaran yang diberikan pada peserta
didik. Standar model pembelajaran SMAN 1 Tambusai tersebut adalah:

106
a. Problem Based Learning
b. Project Based Learning
c. Cooperative Learning
d. Discovery Learning

4. Media Pembelajaran
Sebagai alat bantu proses pembelajaran, menetapkan standar media
pembelajaran yang akan digunakan. Standar media pembelajaran yang ditetapkan
mengacu pada prinsip mengintegrasikan teknologi pada pembelajaran dan
memberi pengalaman belajar yang kaya pada peserta didik.
Jenis standar media pembelajaran dibedakan menjadi 2, yaitu media wajib
dan media pilihan. Media wajib adalah media pembelajaran yang harus
dipergunakan dalam setiap pembelajaran dan media pilihan adalah media
pembelajaran yang boleh dipergunakan dalam pembelajaran jika diperlukan. Guru
diperbolehkan menambah media pembelajaran lain jika dirasa perlu dengan tetap
memperhatikan tujuan dan efektifitas pembelajaran.
Standar media pembelajaran SMA Negeri 1 Tambusai baik yang wajib
atau yang pilihan dapat dilihat di tabel berikut :
Tabel. 35 Standar Media Pembelajaran

No Jenis Media Keterangan


1 Wajib 1. LMS Google Classroom Pembelajaran
2. Konten belajar digital Ruang dilaksanakan secara
Guru digital dan paperless
3. Gadget / Gawai/ Laptop
2 Pilihan 1. Alat peraga Disesuaikan
2. LCD Projector Kebutuhan
3. Papan Tulis pembelajaran
4. Laboratorium
5. Internet

5. Penilaian Hasil Belajar


a. Jenis dan Format Penialian
SMAN 1 Tambusai menggunakan dua macam penilaian, yaitu penilaian
formatif dan peniilaian sumatif, yang dapat digambarkan sebagai berikut:

107
b. Format penilaian
Setiap peserta didik harus memenuhi standar ketuntasan untuk semua mata
peserta didikan sesuai dengan jenis penialaian pada setiap fase. Berikut standar
Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP) SMAN 1 Tambusai yang
harus dipenuhi peserta didik untuk bisa melanjutkan pada fase berikutnya.
Tabel. 36 Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP)

Interval penilaian
N
Jenis Penilaian Perlu Cukup Baik Sangat Baik
o
Bimbingan (6 –70) (71–80) (81–100)
(0–60)
1. Sikap (berlaku untuk setiap
dimensi Profil Peserta didik
Pancasila)
2. Pengetahuan (berlaku untuk
semua mata peserta didikan)

3. Keterampilan (berlaku untuk


semua mata peserta didikan)

6. Program Prioritas Satuan Pendidikan


1. Literasi digital
2. Foreign Language Skill ( kemampuan berbahasa asing )
3. Kegiatan Persiapan Lomba Rutin (lomba akademik dan
nonakademik)

108
7. Kalender Pendidikan SMAN 1 Tambusai
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan
pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan
tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari
libur. Adapun pengertian dari masing-masing pengaturan waktu di atas adalah:
permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran awal
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan untuk setiap tahun
pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Waktu pembelajaran efektif
adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah
pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal ditambah
jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri. Waktu libur adalah waktu
yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada
setiap satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda
tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran.

a. Permulaan Tahun Pelajaran


Berdasarkan kalender pendidikan tahun pelajaran 2021/2022 Provinsi Riau
dengan bulan Juni 2021 bahwa Permulaan tahun pelajaran adalah waktu
dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran di setiap satuan
pendidikan yaitu tanggal 12 Juli 2021.

b. Jumlah Minggu Efektif Belajar Satu Tahun Pelajaran


Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk
setiap atahun pembelajaran pada setiap satuan pendidikan. Jumlah waktu belajar
efektif selama satu tahun pelajaran adalah 41 minggu. Semester ganjil 22 minggu
dan semester genap 19 minggu.

c. Waktu Pembelajaran Efektif


Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap
minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk

109
mauatan local, ditambah jam untuk kegiatan pengembangan diri. Rincian waktu
pembelajaran efektif bisa dilihat pada tabel 37.

Tabel 37. Rincian waktu pembelajaran efektif

Jumlah Jam Jumlah Waktu


No Kelas Minggu Efektif
Mapel Pembelajaran Efektif
1 X 22 42 924
2 XI 22 44 968
3 XII 14 44 616

d. Jadwal Waktu Libur


Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat
berbentuk jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan,
hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus. Rincian
jadwal waktu libur dapat dilihat pada tabel 38 s.d 41.

Tabel 38. Libur Jeda Antar Semester

Nama Kegiatan Tanggal Kegiatan Hari Ket


Jeda Antar Semester 24-31 Des 2021 Jum’at – Jum’at 6 Hari Kerja

Tabel 39. Libur Akhir Tahun Pelajaran

Nama Kegiatan Tanggal Kegiatan Hari Ket


Akhir Tahun Pelajaran 1 Juli– 10 Juli 2022 Jum’at - Sabtu 8 Hari Kerja

Tabel 40. Libur Keagamaan

Nama Kegiatan Tanggal Kegiatan Hari Ket

a. Hari Raya Idul Adha 1442 H 31 Juli 2021 Jum’at 1 Hari kerja

b. Tahun Baru Islam 1443 H 10 Agustus 2021 Selasa 1 Hari kerja


c. Maulid Nabi Muhammad SAW. 19 Oktober 2021 Selasa 1 Hari kerja
Jum’at-
d. Hari Raya Natal 24-25 Desember 2 Hari kerja
2021 Sabtu
e. Tahun Baru Imlek 1 Februari 2022 Selasa 1 Hari kerja
f. Isra Miraj Nabi Muhammad SAW. 1 Maret 2022 Selasa 1 Hari kerja
g. Hari Raya Nyepi 3 Maret 2022 Kamis 1 Hari kerja

110
Jum’at-
h. Libur Awal Ramadhan1443 H 1-2 April 2022 2 Hari Kerja
Sabtu
i. Wafat Isa Almasih 15 April 2022 Jum’at 1 Hari kerja
j. Hari Raya Idul Fitri 1443 H 2-3 Mei 2022 Senjn-Selasa 2 Hari kerja
k. Libur sebelum Hari Raya Idul Fitri
25-30 April 2022 Senin-Sabtu 6 Hari kerja
1443 H
l. Libur sesudah Hari Raya Idul Fitri
4-7 Mei 2022 Rabu-Jum’at 4 Hari kerja
1443 H
m. Hari Raya Waisak 16 Mei 2022 Senin 1 Hari Kerja

Tabel 41. Hari Libur Umum

Nama Kegiatan Tanggal Kegiatan Hari Ket.


a. HUT Kemerdekaan RI 17 Agustus 2021 Selasa 1 Hari Kerja
b. Tahun Baru 2022 M 1 Januari 2022 Sabtu 1 Hari Kerja
c. Hari Buruh Internasional 1 Mei 2022 Minggu 0 Hari Kerja
d. Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2022 Rabu 1 Hari Kerja

111
BAB VI
PENDAMPINGAN, EVALUASI DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL

Pendampingan dan pengembangan profesional ditekankan pada prinsip


reflektif dan pengembangan diri bagi pendidik, serta menggunakan alat penilaian
yang jelas dan terukur. Kepala satuan pendidikan merancang dan melakukan
proses pendampingan dan pengembangan profesional sesuai kebutuhan sebagai
tindak lanjut dari hasil pengamatan dan evaluasi dengan melibatkan pengawas.
Kepala satuan pendidikan dan pengawas dapat memainkan peran dalam berbagai
contoh pendampingan dan pengembangan profesional yang bisa dilakukan di
satuan pendidikan, seperti:
1. Coaching: proses pendampingan untuk mencapai tujuan dengan menggali
pemikiran-pemikiran seseorang terhadap suatu masalah.
2. Mentoring: proses pendampingan dengan berbagi pengalaman/pengetahuan
untuk mengatasi suatu kendala.
3. Pelatihan: proses pendampingan dengan menguatkan pengetahuan dan
keterampilan yang berkaitan dengan kinerja, dengan narasumber internal atau
eksternal (menyesuaikan dengan kemampuan satuan pendidikan).

Prinsip-prinsip pendampingan dan pengembangan profesional sebagai


berikut:
1. Pendampingan dan pengembangan profesional sebagai aktivitas yang
dilakukan berdasarkan hasil kegiatan evaluasi.
2. Menetapkan ruang lingkup pendampingan dan pengembangan profesional.
Menentukan area yang perlu diperbaiki apakah dari perencanaan program atau
pelaksana program.
3. Pendampingan dan pengembangan profesional dilakukan secara terencana dan
strategis untuk mencapai suatu tujuan dalam jangka waktu tertentu, dan orang
yang tepat untuk melakukan aktivitas pembinaan tersebut.
4. Pendampingan dan pengembangan profesional dilakukan secara bertahap dan
mandiri agar terjadi peningkatan kualitas secara berkelanjutan di satuan
pendidikan, sesuai dengan kemampuan satuan pendidikan.

112
5. Pendampingan dan pengembangan profesional adalah sebuah proses
kolaboratif dalam satuan pendidikan antara pendamping dan pendidik, demi
tercapainya tujuan bersama.
Pendampingan dan pengembangan profesional pendidik dalam
pembelajaran merupakan salah satu tindak lanjut dari evaluasi. Evaluasi
berdasarkan proses refleksi dan pemberian umpan balik dilakukan secara terus
menerus dalam keseharian belajar mengajar penting dilakukan oleh pendidik.
Pendidik dapat melakukan refleksi mandiri terhadap kriteria kesuksesan yang
telah ditetapkan (tujuan belajar, Capaian Pembelajaran, dan profil pelajar
Pancasila).
Evaluasi pembelajaran dan evaluasi kurikulum operasional satuan
pendidikan dilakukan secara mandiri dan berkala oleh satuan pendidikan. Evaluasi
pembelajaran secara menyeluruh bertujuan untuk mengukur keberhasilan pendidik
dalam memfasilitasi pembelajaran. Evaluasi kurikulum operasional satuan
pendidikan bertujuan untuk mengukur keberhasilan kepala satuan pendidikan dan
pendidik dalam menjalankan seluruh program pendidikan yang
direncanakandengan tujuan untuk memahami apakah visi, misi dan tujuan satuan
pendidikan telah tercapai. Evaluasi pembelajaran menjadi salah satu bagian
penting dari evaluasi kurikulum operasional satuan pendidikan.

A. Kegiatan Pendampingan
Keterampilan kepala sekolah melakukan supervisi akademik adalah untuk
kerja kepala sekolah mempersiapkan, mengamati dan mencatat pelaksanaan
pembelajaran, memberikan umpan balik, melakukan kegiatan sebagai tindak
lanjut dari hasil supervisi. Tujuan dari supervisi akademik adalah membantu guru
untuk meningkatkan dan memperbaiki pelaksanaan pembelajaran. Pemecahan
masalah yang direncanakan adalah dengan menerapkan model pendampingan.
Yang dimaksud menerapkan model pendampingan adalah pengawas bersama-
sama kepala sekolah melakukan supervisi akademik secara terus menerus.
Pendampingan dilakukan dengan menggunakan interaksi edukatif, komunikasi

113
yang positif, sesuai dengan kebutuhan kepala sekolah. Kegiatan pendampingan
yang dilakukan di SMA Negeri 1 Tambusai dapat dilihat pada tabel 42.
Tabel 42. Kegiatan Pendampingan SMA Negeri 1 Tambusai

Kegiatan Strategi Waktu Pelaksana Keterangan


Mentoring Minimal 5 guru Kepala Dilaksanakan
per bulan sekolah dan bergantian (satu per
wakakur satu guru)
Pengarahan Juli 2022 Kepala Orientasi khusus guru
Pendampingan khusus guru baru sekolah dan baru
wakakur
Pembinaan bagi guru Sewaktu- waktu Kepala Dilaksanakan setiap
bermasalah sekolah dan kali ada permasalahan
wakakur

B. Kegiatan Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh, dan
menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-
alternatif keputusan. Secara khusus evaluasi atau penilaian juga diartikan sebagai
proses pemberian nilai berdasarkan data kuantitatif hasil pengukuran untuk
keperluan pengambilan keputusan. Evaluasi adalah proses pengumpulan data yang
deskriptif, informatif, prediktif, dilaksanakan secara sistematik dan bertahap untuk
menentukan kebijaksanaan dalam usaha memperbaiki pendidikan.
Tujuan evaluasi adalah untuk memperbaiki kekurangan dan kendala.
Evaluasi sering kali kita temui pada sebuah pekerjaan yang telah
dilakukan. Tujuan evaluasi ini supaya segala pekerjaan yang dilakukan tetap
sesuai dengan rencana awal. Evaluasi adalah salah satu cara terbaik untuk menguji
efektifitas dan produktifitas dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Evaluasi
pembelajaran SMA Negeri 1 Tambusai dapat dilihat pada tabel 43.

114
Tabel 43. Evaluasi pembelajaran SMA Negeri 1 Tambusai

Kegiatan Strategi Waktu Pelaksana Keterangan

Evaluasi Supervisi Minimal 2 bulan Kepala sekolah


pembelajaran pembelajaran di sekali per mata dan wakakur
kelas pelajaran
Evaluasi Pertemuan Juli 2022 dan Kepala sekolah,
Kurikulum dengan wakil wakakur dan BK
Operasional orangtua murid Mei 2022
Sekolah
Pertemuan Agustus 2022 Kepala sekolah,
dengan komite dan wakakur dan BK
sekolah
Mei 2022
Pertemuan guru Satu semester Kepala sekolah Dilaksanakan
mata pelajaran sekali dan wakakur per mata
pelajaran
Pertemuan Satu semester Kepala sekolah Bisa dilakukan
semua guru sekali dan wakakur lebih dari sekali
sebulan jika
dibutuhkan

C. Kegiatan Pengembangan Profesional


Guru adalah jabatan profesi, untuk itu seorang guru harus mampu
melaksanakan tugasnya secara profesional. Seseorang dianggap profesional
apabila mampu mengerjakan tugasnya dengan selalu berpegang teguh pada etika
kerja, independent (bebas dari tekanan pihak luar), cepat (produktif), tepat
(efektif), efisien dan inovatif serta didasarkan pada prinsip-prinsip pelayanan
prima yang didasarkan pada unsur-unsur ilmu atau teori yang sistematis,
kewenangan profesional, pengakuan masyarakat dan kode etik yang regulatif.
Pengembangan wawasan dapat dilakukan melalui forum pertemuan profesi,
pelatihan ataupun upaya pengembangan dan belajar secara mandiri.
Sejalan dengan hal di atas, seorang guru harus terus meningkatkan
profesionalismenya melalui berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan
kemampuannya dalam mengelola pembelajaran maupun kemampuan lain dalam
upaya menjadikan peserta didik memiliki keterampilan belajar, mencakup
keterampilan dalam memperoleh pengetahuan (learning to know), keterampilan
dalam pengembangan jati diri (learning to be), keterampilan dalam pelaksanaan

115
tugas-tugas tertentu (learning to do), dan keterampilan untuk dapat hidup
berdampingan dengan sesama secara harmonis (learning to live together).
Tujuan kegiatan pengembangan profesi guru adalah untuk meningkatkan
mutu guru agar guru lebih profesional dalam pelaksanaan tugas dan tanggung
jawabnya. Jadi, kegiatan tersebut bertujuan untuk memperbanyak guru yang
profesional, bukan untuk mempercepat atau memperlambat kenaikan
pangkat/golongan. Selanjutnya sebagai penghargaan kepada guru yang mampu
meningkatkan mutu profesionalnya, diberikan penghargaan, di antaranya dengan
kenaikan pangkat/golongannya. Dalam kaitannya dengan program bimbingan
penulisan karya ilmiah, maka penulisan karya tulis ilmiah sendiri yang merupakan
salah satu kegiatan pengembangan Tujuan kegiatan pengembangan profesi guru
adalah untuk meningkatkan mutu guru agar guru lebih profesional dalam
pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya. Jadi, kegiatan tersebut bertujuan untuk
memperbanyak guru yang profesional, bukan untuk mempercepat atau
memperlambat kenaikan pangkat/golongan. Selanjutnya sebagai penghargaan
kepada guru yang mampu meningkatkan mutu profesionalnya, diberikan
penghargaan, di antaranya dengan kenaikan pangkat/golongannya. Dalam
kaitannya dengan program bimbingan penulisan karya ilmiah, maka penulisan
karya tulis ilmiah sendiri yang merupakan salah satu kegiatan pengembangan.
Oleh karena itu SMA Negeri 1 Tambusai membuat kegiatan pengembangan
profesional yang dapat dilihat pada tabel 44.

Tabel 44. kegiatan pengembangan profesional SMA Negeri 1 Tambusai

Kegiatan Strategiz Waktu Pelaksana Keterangan

Pelatihan
Kepala
IHT Kurikulum Agustus Kurikulum
sekolah dan
Merdeka 2022 Merdeka untuk
wakakur
semua guru
Pengembangan
Workshop
Profesional Maret Kepala sekolah Pelatihan Akademis
Penyusunan Perangkat
2022 dan wakakur untuk guru
Pembelajaran
Workshop pembuatan Januari Kepala sekolah Pelatihan Akademis
soal digital 2023 dan wakakur untuk guru

116
117

Anda mungkin juga menyukai