Anda di halaman 1dari 56

Marine Inspector A (PPKK)

SURVEY
KETEL (BOILER) DAN POROS KEMUDI (RUDDER
STOCK)

Narasumber
Capt. Indra Priyatna

JAKARTA, 2020 1
RIWAYAT HIDUP NARASUMBER Nama lengkap: Capt. Indra Priyatna
Tempat, tanggal lahir: Jakarta, 2 Oktober 1958
Riwayat Pendidikan :

1981 – MPB – III di P3B (PIP) Semarang


1986 – MPB – II & Strata B di PLAP (STIP) Jakarta
1990 – Post graduate on Navigation di Belanda
1993 – AKTA-IV di IKIP Makassar
1996 – AKTA-V/AA di IKIP Makassar, dan MPB-I di Riwayat pekerjaan :
BP3IP Jakarta
1997 – TOT IMO MC 6.09 di Jakarta, dan 1982 – CPNS di P3B (PIP) Semarang
Counterpart Training di Jepang 1983 – 1986 : Staf BPLPD Barombong
1998 – TOE IMO MC 3.12 di Bogor, dan ISO 9000 1987 – 1993 : Ka. Subsi Administrasi Pengajaran BP2IP Barombong
series di Jakarta 1994 – 2000 : Ka. Seksi Pengajaran di BP2IP Barombong
1999 – TOT for Oil Tanker di Jakarta, dan IMO MC 2000 – 2003 : Ka. KPLKP (BP2TL) Jakarta
6.09 di Colombo 2003 – 2004 : Ka. Bidang Program Pusat Pengembangan SDM
2001 – TOE IMO MC 3.12 di Bangkok, dan Quality Perhubungan Laut
Management System 2004 – 2011 : Ka. Subdit Kepelautan, Dit. Perkapalan dan Kepelautan,
2003 – TOT ISPS Code di Jakarta Ditjen Perhubungan Laut
2005 – Flag State Implementation di London 2011- 2014 : Ka. Pusat Pengembangan SDM Hubla
2009 – TOT for Auditor of ISM Code, dan 2015 : Syahbandar Pelabuhan Utama Tg. Priok
Torremolinos Protocol 1993 2017 sd sekarang : Wiraswasta, Pembina Polimarim AMI Makassar,
2013 – Pimpinan (PIM) Tingkat – I di Jakarta, dstnya. Pengajar.
2
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM (TIU / Sub CP - MP) :
Setelah menyelesaikan sesi ini, diharapkan peserta diklat mengetahui jenis-jenis survey dan mampu
mengetahui posisi survey dalam pemeliharaan kapal serta membedakan survey dengan inspeksi
terhadap ketel uap (boiler) dan kemudi kapal (ship’s rudder) sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN III. SURVEY KEMUDI KAPAL


A. BATASAN SURVEY A. STEERING GEAR
B. PERALATAN KHUSUS B. JENIS KEMUDI
C. PENGERTIAN SURVEY C. NUT STOPPER AND COVER
(LAS BAUT DAN SAMPUL
II. SURVEY KETEL UAP PELINDUNGNYA)
A. KETENTUAN SOLAS D. RUDDER BEARING
B. ITEM SURVEY (BANTALAN KEMUDI) DAN
C. JADUAL SURVEY E. LIGNUMVITAE / PHENOL
RESIN
D. PERSIAPAN AWAL SURVEY
F. CLEARANCE POROS KEMUDI
E. KATUP KEAMANAN KETEL
G. SURVEY REPORT
F. TES KETEL
G. SURVEY FORM & SPECIFICATION CARD
3
I. PENDAHULUAN
A. BATASAN SURVEY
o Apakah keperluan survey dan apanya yang akan disurvey ? Lalu apakah sampai ke tingkat test ?
o Lokasi survey : dock yard, sandar di pelabuhan, kapal labuh jangkar, kapal kandas atau ditunda.
o Berapa lamakah waktu yang tersedia ? (Ketel/Boiler sebagai auxiliary engine atau main engine ?)

4
1. BATASAN SURVEY BOILER Jenis boiler berdasarkan
Apakah survey sampai ke tingkat uji ketebalan plat boiler dan pipanya? kegunaannya :
1) Power boiler
Jika Ya, perlu peralatan khusus.
2) Industrial boiler
3) Commercial boiler (hanya
jenis yang dipakai di kapal
niaga saja)
4) Residential boiler
5) Heat recovery boiler.

Penguasaan IPTEK boiler mulai


dari berbahan bakar solid, BBM,
BBG dan listrik

5
2. BATASAN SURVEY POROS KEMUDI
Apakah survey dilakukan saat dry dock atau sampai
tingkat underwater survey ?
Kalaupun di dry dock, apakah sampai mencabut
poros kemudi (untuk melihat kondisi lignumvitae dan
mengukur clearance) ?

6
B. PERALATAN KHUSUS YANG MUNGKIN DIPERLUKAN
1.
Alat ukur
ketebalan plat
& diameter
pipa

7
2
Alat ukur
ketebalan plat
ultrasonic

8
3.
Alat ukur
clearance
poros kemudi

9
Suhu uap pada ketel pipa air bisa mencapai 550º C,
sedangkan suhu gas kering yang dibuang ke atmosfer bisa mencapai 170° C.
Apakah tangan Saudara sudah diasuransikan ?

4.
Alat ukur suhu
tinggi

10
5.
Alat ukur
panjang kapal /
panjang pipa /
jarak

Peralatan Ahli
ukur kapal

11
6. ALAT UKUR PENDUKUNG DAN CABA
Semua tenaga ahli ukur, PPKK (Marine Inspector), surveyor
bahkan siapa saja yang akan masuk ke dalam tangki atau
confined space, ruang pompa atau ruang tertutup apapun di
kapal, wajib melaksanakan prosedur masuk ke ruang
tertutup (confined space). Di antaranya memperlengkapi
dirinya dengan berbagai alat ukur/tester/monitor/detector
seperti:
1) Pengukur kandungan oksigen = Oxymeter atau O₂
Monitor
2) Pengukur senyawa hidro-karbon (gas mudah terbakar) =
Combustible gas detector
3) Pengukur gas beracun = Poisonous gas detector, dll.

12
6. ALAT UKUR PENDUKUNG DAN CABA
Semua tenaga ahli ukur, PPKK (Marine Inspector),
surveyor bahkan siapa saja yang akan masuk ke
dalam tangki atau confined space memperlengkapi
dirinya dengan berbagai alat
ukur/tester/monitor/detector namun bukan yang fix
installation sbb:

13
1) Pengukur kandungan oksigen = Oxymeter atau O₂ Monitor atau Multi-gas Detector

14
2).

15
3) Natural Gas Analyzer

Natural gas analyzer with green


backlight for coal gas

16
4). Poisonous / Toxic Gas Detector

17
C. PENGERTIAN SURVEY KETEL

Setiap ketel (boiler) yang memiliki tekanan kerja 3.5


bar dan bentangan area pemanasan (heating surface
area) 4.65 m² atau lebih maka harus disurvey oleh
Klas (biro klasifikasi).

Survey interval:

DNV & LLOYDS:


Usia boiler < 8 tahun disurvey setiap 2 tahun.
Usia boiler di atas 8 tahun, disurvey tiap 1 tahun.

GL:
Usia boiler < 10 tahun disurvey setiap 2½ tahun.
Usia boiler di atas 10 tahun, disurvey tiap 1 tahun.

Survey bisa berupa pemeriksaan menyeluruh bagian


dalam dan luar boiler. Bahkan jika perlu, dilakukan
hydraulic pressure test, thickness gauging dan non –
destructive test terhadap metal boiler. 18
II. SURVEY KETEL
A. KETENTUAN SOLAS

Saat memasang dan mengoperasikan marine boiler, semua aturan SOLAS Bab II dipatuhi.
Beberapa peraturan penting pengoperasian marine boiler sbb :
• Setiap ketel uap dan setiap unfired steam generator (pembangkit uap yang
memanfaatkan gas buang turbin) harus dilengkapi tak kurang dari 2 katup pengaman
dg kapasitas yg sesuai.
• Administration boleh mengizinkan pemakaian hanya 1 katup pengaman jika mampu
melindungi dari tekanan lebih.
• Setiap oil-fired boiler yang dioperasikan secara otomatis harus memiliki penataan
keselamatan yang mampu menghentikan suplai BBM dan membunyikan alarm ketika:
level air rendah, ada gangguan aliran udara atau kegagalan pengapian.
• Ketel pipa air (water tube boilers) untuk mesin penggerak utama turbin harus
diperlengkapi dengan high-water-level alarm.
• Setiap sistem pembangkit uap (steam generating system) yang esensial untuk
keselamatan kapal, atau bisa menyebabkan bahaya ketika suplai airnya terganggu,
harus diperlengkapi dengan tidak kurang dari 2 sistem suplai air termasuk 2 pompa
yang terpisah dengan catatan bahwa penetrasi tunggal dari steam drum diperbolehkan.
Tekanan lebih harus dapat dicegah pada bagian manapun dari sistem.
19
Ketel pipa air (water tube boilers, kapasitas sd 450 TPH, p=100 bar) dengan steam drum :
reservoir campuran air panas dan uap jenuh dan juga berfungsi untuk memisahkan uap air
dengan air pada proses pembentukan uap superheater (uap kering untuk menggerakan turbin).
Namun boiler supercritical (beroperasi pada tekanan sangat tinggi) tidak dilengkapi dengan
steam drum.

20
Double drum water tube boilers

21
• Boilers harus diperlengkapi dengan peralatan untuk supervisi dan pengendalian mutu air yang
masuk. Harus pula diperlengkapi dengan perangkat yang sesuai untuk mencegah masuknya
minyak atau kontaminasi lain yang dapat mempengaruhi kinerja boiler.
• Setiap boiler yang terkait dengan keselamatan kapal dan dirancang untuk diisi air dengan level
tertentu, maka harus diperlengkapi dengan sekurang-kurangnya 2 perangkat penunjuk level
air dimana salah satunya penunjukkan langsung dengan gelas ukur (direct reading gauge
glass).

22
• Jika auxiliary boilers dilengkapi pilot burners, maka harus diperlengkapi dengan tambahan
tangki Marine Diesel Oil (MDO) tank untuk pengoperasian selama 8 jam.

23
• Kamar mesin dan ruang boiler
harus dipasangi kipas ventilasi.
• Penataan yang serupa harus
sedemikian rupa sehingga
penampang ruang pembakaran
(boiler furnace fronts) mampu
mencegah minyak lolos dari
burners. Pada ketel pipa api
(top fired boilers), perlu
penataan khusus untuk
mencegah cipratan minyak.

24
Jika ditinjau dari pembakaran
furnace (tempat pembakaran bahan
bakar), maka ada 2 macam boilers
yakni boiler pembakaran dalam dan
boiler pembakaran luar :

Double furnace boilers 25


• Katup minyak utama pada permukaan ruang
pembakaran harus dari tipe yang dapat
ditutup dengan cepat di tempat yang
menyolok dengan letak yang mudah
dijangkau. Direkomendasi dicat dengan
warna merah cerah agar mudah dilihat
pada saat keadaan darurat. Harus ada
ketentuan tentang larangan :
1) Tidak boleh mengalirkan minyak ke
burner kecuali telah terkoneksi secara
benar dengan pipa suplai minyak.
2) Tidak boleh membersihkan burner
sebelum aliran minyak dihentikan.

26
Regulations for roof-fired boilers

Roof-fired boilers memiliki bahaya kebakaran, karena itu


surveyor yang melaksanakan survey pertama dan survey
antara harus memastikan terpenuhinya :
• Bara api yang mencukupi, jika perlu maka diberi tirai di
sekeliling oil burners untuk mencegah penyebaran minyak;
• Permukaan yang diliputi bara api diberi aliran yang cukup;
• Oil burner platform dan sekitarnya dicat dengan warna
menyolok;
• Oil burner mampu menyulut api dengan sempurna;
• Tersedia peralatan api siap pakai pada burner platform
(there are sufficient fire appliances ready at hand to tackle a
fire on the burner platform);
• Tersedia peralatan untuk menutup aliran minyak ke oil
burners.

27
B. SURVEY ITEM

1. Semua bantalan/ganjal (mountings) dibuka dan disurvey.


2. Sistem pembakaran BBM, katup-katup dan sistem pipa.
3. Pengukur tekanan (pressure gauge) dan water level indicators.
4. Katup-katup keselamatan.
5. Collision chocks (ring yg pemuaiannya ke arah yang benar),
seating stools (dudukan) dan baut-baut (stay bolts) diuji.
6. Alat-alat keselamatan pada boiler dan tes alarm.

Annual Boiler Survey mencakup :

1. Hydraulic testing (1.25 x approved working pressure tak lebih dari 10 menit).
2. Tes tekanan pipa uap utama 15% di atas approved working pressure tak lebih dari 10 menit).
3. Pemeriksaan bagian dalam, uji tekan (hammer test) ke furnace, baut-baut, api dan pipa-pipa,
brickwork, plat pengatur arah dalam ruang pembakaran (baffles) dan casing boiler.
4. Pemeriksaan alarm dan sistem kontrol, sistem BBM, sistem suplai air, semua penataan pipa
uap, fondasi serta sistem chocking-nya.
5. Periksa alat ukur (pressure gauge and water level gauges).
6. Test katup keselamatan untuk blow off pada tekanan tak melebihi dari 3% di atas WP.
7. Setelah boiler berumur 10 tahun, jika surveyor menganggap perlu, lakukan uji coba untuk
menentukan ketebalan dinding boiler. Jika ada keraguan, maka sarankan untuk bekerja pada
tekanan lebih rendah dari biasanya (WP).
28
C. BOILER SURVEY SCHEDULE

Pesawat/mesin bantu ketel pipa air yang sudah berumur 8 tahun perlu disurvey setiap tahun
dengan survey interval bias diperpanjang sampai 2 ½ tahun jika surveyor menemukan feed water
treatment dikerjakan sesuai prosedur dan analisis air dikerjakan secara benar.

• Diperlukan 2 kali boiler surveys setiap periode 5 tahun untuk skema Sertifikat Klas.
• Interval di antara 2 survey tak boleh lebih dari 36 bulan.
• Survey harus dilakukan pada atau sebelum tanggal kadaluarsa. Tidak ada time window
(dispensasi).
• 1 (satu) survey harus dilaksanakan terkait renewal survey, contoh : dilaksanakan dalam kurun
waktu 15 bulan sebelum tanggal kadaluarsa (expiry date) sertifikat dari badan/biro Klasifikasi.

Pada interval 4 tahun :


Sebagai tambahan dari prosedur survey tahunan di atas, semua katup boiler disyaratkan untuk
dibuka dan diperiksa setiap 4 tahun bersamaan dengan pelaksanaan survey tahunan (Annual
Survey), atau pada periode regular dry docking.

29
Pada survey tahunan utama dari Klas, persyaratan berikut harus dipatuhi :

• Pemeriksaan yang cermat atas kondisi luar boiler;


• Verifikasi manajemen air boiler;
• Verifikasi keterpaduan peralatan pembakaran minyak pada boiler;
• Testing alat-alat keselamatan dan pelindung (protective devices), termasuk tes operasional
terhadap katup-katup keselamatan dengan memakai perangkat pelepas tekanan lebih (relieving
gear);
• Tes fungsi katup keselamatan gas buang economizer dapat dilakukan sebelum pelaksanaan
survey oleh KKM (chief engineer) saat kapal berlayar dan dicatat dalam logbook kamar mesin.

Untuk survey menyeluruh, yakni survey yang mencakup pemeriksaan bagian dalam boiler,
persyaratan berikut ini harus dipatuhi :

• Verifikasi manajemen air boiler;


• Verifikasi prosedure untuk menjaga boiler supaya tidak mubazir (out of use), biasanya
merupakan bagian dari pedoman pengoperasian (instruction manual);
• Untuk shell type exhaust heated economizers, semua sambungan las-lasan harus diperiksa
guna menghindari adanya retakan sambungan.

30
D. PERSIAPAN AWAL SURVEY

• Matikan dan tunggu sampai dingin.


• Semua katup uap ditutup rapat.
• Laksanakan bottom blow down secara benar.
• Ketika tekanan boiler mendekati tekanan atmosfer, buka katup ventilasi, kosongkan
gelas ukur dan salinometer cock (semacam cerat pada drum air yang diperlengkapi
dengan kumparan pendingin atau cooling coil untuk mengambil air sampel / membuang
kontaminasi) dalam rangka mencegah efek vakum.
• Angkat katup keamanan dengan cara mengendurkan perangkatnya.
• Pintu masuk (man hole) atas dibuka lebih dulu lalu buka bottom man hole pakai linggis
(crow bar) dan jaga jarak karena bisa saja ada air panas yang tersisa di dalam.
• Ketika boiler sudah cukup dingin, bersihkan air dan tempat pembakaran.
• Semua perangkat boiler boiler dicopot dan ditunjukan kepada surveyor.
• Kunci-kunci disiapkan untuk membuka katup keselamatan.
• Boiler harus diisi air dengan suhu tak lebih dari 38° C untuk fire tube boiler dan tak lebih
dari 82° C untuk water tube boiler.
• Kosongkan tempat penampung cairan (pan) yang di bawah semua burners.
• Dasar tangka dan got-gotnya dibersihkan.
• Siapkan pompa untuk tes tekanan.
• Blanks (2 plat besi untuk menutup lubang) harus dipasang pada katup/kran uap dan
gelas ukur air (water level gauge).
31
E. BOILER SAFETY VALVE (KATUP / KRAN KEAMANAN BOILER)

Peraturan :

Katup/Kran keamanan boiler di-stel terangkat pada tekanan berapapun, tapi tak lebih dari 3% di atas
tekanan kerjanya. Juga katup keamanan menutup kembali pada tekanan 5% di bawah tekanan kerja.
Ada 2 safety valves. Dua-duanya distel pada tekanan tak lebih dari 3% dari tekanan kerja normal
sebagaimana tertera pada plat nama boiler.
Misal tekanan kerja boiler = 7 bar, maka 3% dari 7 bar adalah (7+0,21) = 7,21 bar.

Artinya, dua safety valves tersebut harus distel pada tekanan tak lebih dari 7,21 bar.
Namun jika salah satu katup distel pada tekanan 7,13 bar, maka katup kedua harus distel dalam
rentang 10% dari katup pertama yakni 7,16 bar.

Perhitungannya :
Katup-1 = 7,13 bar, maka
Katup-2 = K-1 + (10% x 0,21) = 7,13 + 0,021 = 7,151 = 7, 16 bar
(dibulatkan ke atas tapi masih di bawah 7,21 bar tekanan maximum yang diizinkan).

32
Versi internasional
F. BOILER TESTS
1. Hydraulic Pressure Test:
The Regulation requires a hydrostatic test to 1 ½ times the maximum allowable working pressure. In preparing
for a hydrostatic test, the boiler will be filled with water of not less than 70°F and not more than 160°F. The
safety valves shall be secured by means of gags or clamps.

After installation on board, operations and checks of all safety, controls, alarms, and relief valves are to be
performed in the presence of a marine inspector. Boiler operations are observed at Sea Trials for safety
deficiencies.
The following piping systems shall be tested to 1.5 times the maximum allowable working pressure of the
system:
Class I steam, feed, and blow-off piping, including attachment to boilers with no practical means of blanking off.
All boiler mountings to be tested to twice the approved design pressure, except for feed check valves and other
main feed system components which are to be tested to 2.5 the approved boiler design, or twice the normal
pressure developed in the feed line in service, whichever is greater.

2. Accumulation of Pressure Test:


The accumulation of pressure test is done to test the capacity of the safety valve and attached easing piping
system.
The boiler pressure is not to rise more then 10% above the maximum allowable working pressure when the
steam stop valve is closed under the full firing condition for a duration of 15 min for fire tube boiler and 7
minutes for water tube boiler. During this test, no more feed water is to be supplied than that necessary to
maintain a safe working water level in the boiler drum. 33
Versi Nasional
1. Hydraulic Pressure Test (Hidrotes)
Persiapan untuk pemberian tekanan :

• Biasanya air dingin diisikan sampai memenuhi saluran katup pengaman, sehingga katup pengaman
mendapat tekanan merata (tidak boleh ada udara di dalamnya).

• Maksud pemberian tekanan :


o Adanya kerusakan-kerusakan konstruksi / kebocoran;
o Untuk mengetahui sampai sejauh mana kemampuan pemuaiannya/elastisitas untuk dapat tidaknya
kembali ke keadaan semula setelah diadakan tekanan dengan air dingin sampai melampaui tekanan
yang diizinkan.

• Pengujian pemberian tekanan dengan air dingin (ketentuan survey pertama) berdasarkan Peraturan
Uap 1930 Ps. 27

Survey pertama :
P < 5 kg/cm2 penekanannya = 2 x P
P > 5 kg/cm2 < 10 kg/cm2 = P + 5 kg/cm2
P ≥ 10 kg/cm2 = 1,5 x P

Survey berkala/ulang : P + 3 kg/cm2


34
Contoh pelaksanaan hidrotest

Pemeriksaan hidrotest pada boiler dengan tekanan yang diizinkan (WP) = 30 kg/cm 2.
Design Pressure (DP) = 45 kg/cm 2.
Kecepatan pengisian maksimum 3 kg/cm2/menit.

Berapakah Working Pressure (WP) pada survey berkala ?

Jawab :

WP/P = 30 kg/cm2
DP = 45 kg/cm2
WP = …..?
WP = P + 3 kg/cm2
= 30 + 3 kg/cm2
= 33 kg/cm2.

Catatan :
WP harus lebih kecil dari DP.
35
Catatan :
A – B : Waktu untuk pengisian air
B – C : Pelaksanaan test dari tekanan 0 sampai tekanan (33) dengan kecepatan kenaikan tekanan 3 kg/cm2/menit
B – C’ : Waktu yang diperlukan untuk mencapai tekanan test
C – D : Tekanan test 45 kg/cm2 ditahan/didiamkan untuk diadakan pemeriksaan
C – D’ : Waktu yang diperlukan untuk pemeriksaan ± ¼ - 1 jam (menurut besar kecilnya boiler)
D – E : Tekanan diturunkan dari tekanan pengujian ke tekanan kerja dengan kecepatan penurunan 3 kg/cm2/menit
D’ – E’: Waktu untuk penurunan dari tekanan pengujian ke tekanan kerja
E – F : Tekanan didiamkan untuk pemeriksaan
E’ – F’ : Waktu yang diperlukan untuk pemeriksaan ± ¼ - 1 jam
F – G : Tekanan diturunkan dari tekanan kerja sampai 0 dengan kecepatan maksimum 3 kg/cm2/menit
F’ – G’ : Waktu yang diperlukan untuk penurunan tekanan dari tekanan kerja sampai ke 0.
36
2. Steam test

Boiler (ketel uap) dipanaskan secara perlahan/bertahap dari tekanan 0 bar sampai
ke tekanan kerja yang diizinkan (± 36 jam agar bahan bakar dalam boiler/konstruksi
tidak mengalami pemuaian secara mengejutkan yang dapat menyebabkan
perubahan struktur/konstruksinya). Selanjutnya :

• Setelah ketel pipa air mencapai tekanan kerja yang diizinkan (approved working
pressure) dengan api penuh dan semua pipa-pipa penyalur uap maupun pipa-
pipa pengisi air dalam keadaan tertutup. Katup/tingkap pengaman harus dibuka
dalam tempo 15 menit. Penambahan kenaikan tidak boleh lebih tinggi dari 10%
P. Apabila terjadi dalam tempo 15 menit dari saat membukanya katup pengaman
ada penambahan kenaikan lebih besar dari 10% x P berarti katup uap tidak
memenuhi syarat dan harus diganti dengan yang memenuhi syarat (sesuai
dengan perhitungan/penambahan tingkat keselamatan).
• Selama pelaksanaan tes ini, tidak boleh ada aliran air selain yang dibutuhkan
untuk menjaga level air yang aman dalam boiler drum.

37
G

38
39
Sebelum topik Poros
Kemudi apakah ada
yang ingin Saudara
tanyakan ?

40
III. SURVEY POROS KEMUDI (RUDDER STOCK)

Dalam upaya mencapai efisiensi


tertinggi, inovasi kemudi (rudder)
menghasilkan jenis : Becker/Bulb
rudder, Energopac (Active) rudder
atau Integrated rudder, dan Colt nozzle
rudder.

Artinya, survey poros kemudi bisa


bersamaan dengan survey tuas
electro motor yang memutar propeller. 41
Contoh evolusi kemudi dari jenis Hanging full balance rudder
menjadi Gate rudder dan Super vectwin rudder, dll

Dari jenis Colt nozzle rudder menjadi High lift flap rudder, Triple rudder, Flanking rudder, dll

42
A. MESIN KEMUDI (STEERING GEAR)

Kemudi ganda
(Twin rudder)
Tugas surveyor, check :
Apakah mesin kemudi kiri & kanan
dua-duanya berfungsi normal ?

43
Tugas surveyor
check apakah :
Ada kebocoran
telemotor oil ?
Apakah Emergency
steering berfungsi
dan penunjukan
sudutnya sama dg
rudder indicator di
anjungan ?

44
Kemudi di kapal (vessel) :
Sudut simpang di steering
stand (gyro and auto-pilot)
harus sesuai dengan rudder
indicator di panel anjungan
dan pada mesin kemudi di
steering gear room.

Kemudi di perahu (boat)

45
B. JENIS KEMUDI

Tugas surveyor, check :


Apakah apakah baut kopling
dan pintle tidak berkarat
atau aus (longgar), dan
apakah lower gudgeon tidak
berubah bentuk ?

Pemeriksaan poros kemudi


termasuk uji fatigue metal
dengan cara melepas daun
kemudi lalu mencabut
porosnya, hanya dilakukan
saat docking.

Kemudi plat tunggal (Single plate rudder).


46
Kemudi masa lampau (Old type rudder) dengan baut kemudi (pintle) banyak
Tugas surveyor check :
Apakah ada retakan
pada daun kemudi ?

Kemudi Gantung Kemudi Simpleks Kemudi Semi-balans Kemudi Marinir


(Hanging rudder) (Simplex rudder) (Semi-ballance rudder) (Mariner rudder)
dengan 1 pintle

47
Tugas surveyor, check :
Apakah sudut simpang daun kemudi sesuai dengan
penunjukan di steering gear ? Lalu cocokkan
penunjukkan sudut di steering gear dengan rudder
indicator di anjungan ?

Kemudi aktif
(Active rudder)

Kemudi Type-T Kemudi Mariner Kemudi Colt nozzle


dengan 2 pintle dengan 2 pintle 48
Rudder indicator menunjukan
sudut simpang kemudi.

Tugas surveyor :
Memastikan ROT indicator
menunjukan kecepatan
gerak daun kemudi dalam
derajad/menit sesuai dg
spesifikasi teknis kapal.

49
C. NUT STOPPER & COVER

Tugas surveyor, check :


Apakah ulir dan las berkarat ?
Apakah semen pelindung retak ?

Nut stopper :
Bisa dilas pada ulir (drat)
Atau dilas pada bautnya (nut)

Semen pelindung (Cement cover)

50
D. RUDDER BEARING (BANTALAN KEMUDI)

Tugas surveyor, check :


Apakah bush sudah aus
atau belum dan apakah
korosi baut dalam batas
yang dapat diterima ?

Bantalan antara
Kemudi dengan 4 bantalan (Intermediate bearing) 51
E. LIGNUMVITAE / PHENOL RESIN

Material bantalan (bearing) dan


bantalan berbentuk silinder yang
melindungi poros kemudi dari
gesekan (ware bush) :

Lignumvitae (Kayu pok) telah diganti


dengan resin sintesis seperti karet
teflon dan resin phenol dengan
kekuatan menahan tekanan sebesar
350 kg/cm².

52
F. CLEARANCE (KERENGGANGAN) POROS KEMUDI

Clearance yang benar vs clearance yang salah


53
Untuk kapal
rezim NCV,
Marine Inspector
(PPKK) dapat Inspection
memakai check oleh Inspector
list ini. berbeda
Referensi: dengan survey
Aturan Nasional oleh Surveyor.
dan Referensi:
Internasional Aturan
Internasional
dan Klas (IACS,
BKI, dll)

54
F. SURVEY REPORT
KESIMPULAN
Secara sederhana yang perlu dilakukan oleh
surveyor adalah :

1. Mengetahui tujuan survey (untuk keperluan


memberi saran perbaikan, klaim asuransi,
sertifikasi baru atau pembaruan, atau masukan
rencana docking / Repair List);
2. Menetapkan item survey;
3. Membuat Rencana Survey;
4. Menghubungi pihak yang terkait dengan survey;
5. Mempersiapkan dokumen dan peralatan survey;
6. Melakukan survey lapangan;
7. Melakukan serangkaian test (jika diperlukan);
8. Menyusun laporan;
9. Menyampaikan laporan;
10. Menerbitkan sertifikat (tergantung kontrak).

55
Terima kasih atas perhatiannya

56

Anda mungkin juga menyukai