Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kuliah Kerja Profesi Teknik (KKPT) adalah pengaplikasian secara
menyeluruh, di bidang disiplin ilmu pengetahuan dari teori-teori yang
dimilikinya ke dalam sebuah wujud nyata pengabdian kepada masyarakat .
Kuliah Kerja Profesi Teknik (KKPT) merupakan program wajib yang
harus di tempuh mahasiswa sebagai salah satu syarat untuk mengakhiri
studi strata I (S1), tentunya dengan persyaratan akademik yang
sebelumnya sudah di tentukan dan di penuhi oleh mahasiswa tingkat akhir
.
Kegiatan Kuliah Kerja Profesi Teknik (KKPT) sebagai program
intrakurikuler dilaksanakan sebagai salah satu perwujudan dan tridharma
perguruan tinggi. Pelaksanaan KKPT di samping dilakukan secara reguler,
juga dilaksanakan melalui program khusus sesuai dengan situasi dan
kondisi yang ada pada masyarakat. Kegiatan mahasiswa KKPT dilakukan
dengan proses pendampingan dan kontrol oleh Dosen Pembimbing
Lapangan (DPL) secara terprogram. Universitas Sintuwu Maroso Poso
melalui tridharma perguruan tinggi juga memiliki peran tanggung jawab
sosial dan permasalahan yang sedang dihadapi bangsa dan masyarakat saat
ini.
Kuliah Kerja Profesi Teknik mempunyai empat kelompok sasaran,
yaitu mahasiswa, masyarakat, pemerintah daerah, dan  perguruan tinggi.
Bagi mahasiswa Kuliah Kerja Profesi Teknik mempunyai sasaran untuk
membina mahasiswa agar menjadi motivator dan inovator. Sasaran bagi
masyarakat dan Pemda adalah untuk memperoleh bantuan pemikiran,
tenaga, serta IPTEK dalam merencanakan dan melaksanakan
pembangunan. Sasaran bagi perguruan tinggi adalah untuk memperoleh
umpan balik sebagai hasil pengintegrasian mahasiswa dalam masyarakat.

KKPT MEMBANGUN DESA UNSIMAR ANG. 03


1
KKPT Membangun Desa ini dilaksanakan ±9 Minggu. Dari Tanggal 05
September – 29 Oktober 2022.
Desa Ensa merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan
Mori Atas Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Desa Ensa
mempunyai kondisi fisik yang tanah yang subur dan memiliki perairan
yang memadai. Penduduk Desa Ensa rata-rata bekerja pada sektor
pertanian. Tanaman petani yang lebih dominan kami jumpai adalah Kelapa
sawit, coklat, cengkeh.
Banyak juga masyarakat yang memiliki profesi sebagai tenaga
pendidik maupun sebagai pegawai negeri sipil.
Jumlah penduduk yang bermukim diwilayah Desa Ensa Kecamatan
Mori Atas ± 400 kepala keluarga dengan ±1000 jiwa
Menurut observasi yang kami lakukan, di Desa Ensa memiliki
fasilitas yang cukup memadai. Fasilitas yang terdapat di Desa Ensa
berupa:
1. Pendidikan
Di Desa Ensa sudah tersedia gedung Paud, TK dan SD. Pendidikan
sudah menjadi prioritas utama bagi penduduk Desa Ensa.
2. Keagamaan
Masyarakat Desa Ensa didominasi beragama kristen. Selain itu ada
juga masyarakat yang beragama islam. Desa Ensa memiliki 3 Gedung
gereja yaitu : GKST, Khatolik dan Baitani, Dan 2 Masjid yaitu :
Masjid Istiqomah dan Masjid Quba.
3. Pembangunan
Saat ini di Desa Ensa oleh pemerintah desa sedang menjalankan
pembangunan Gedung Gereja Desa, dll.
4. Kesehatan
Di Desa Ensa memiliki PUSTU ( Puskesmas Pembantu) dan
memiliki tenaga kesehatan yaitu Bidan Desa. Selain itu juga di Desa Ensa
terdapat posyandu yang diadakan oleh masyarakat desa. Biasanya
posyandu dilakukan setiap sebulan sekali

KKPT MEMBANGUN DESA UNSIMAR ANG. 03


2
Desa Ensa memiliki letak geografis sebagai berikut :
 Sebelah Utara : Pegunungan
 Sebelah Timur : Desa Korowasu
 Sebelah Selatan : Desa Lanumor
 Sebelah Barat : Desa Taende

B. Tujuan Pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi Teknik


1. Tujuan Umum
a. Memberikan ksempatan kepada mahasiswa untuk memanfaatkan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan yang dimilikinya
bekerjasama dengan banyak pemangku kepentingan di lapangan.
b. Membantu percepatan pembangunan di wilayah pedesaan.
c. Meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi dengan
pemerintahan dan masyarakat, sehingga perguruan tinggi dengan
pemerintahan dan masyarakat, sehingga perguruan tinggi lebih
berperan dan mnyesuaikan kegiatan Pendidikan, penelitian dan
pengabdian dengan situasi dan kondisi di masyarakat.
d. Fakultas Teknik dapat menghasilkan Sarjana yang tahu
permasalahan nyata yang dihadapi masyarakat, sehingga menjadi
sarjana yang kredibel.
2. Tujuan Khusus
a. Mengasah Softskill kemitraan, Kerjasama tim Bersama masyarakat
(lintas kompetisi), dan leadership mahasiswa dalam mengelola
program pembangunan di wilayah perdesaan.
b. Membantu pemerintahann desa dalam meningkatkan motivasi
masyarakat untuk memberdayakan potensi masyarakat yang ada
untuk pembangunan masyarakat.
c. Membantu masyarakat untuk dapat mengembangkan potensinya
dalam upaya menemukan solusi sendiri melalui identifikasi
masalah dan potensi.

KKPT MEMBANGUN DESA UNSIMAR ANG. 03


3
d. Menanamkan dan memupuk sifat dasar untuk melakukan
perubahan dan jiwa pengabdian bagi mahasiswa kepada
masyarakat.
e. Memperoleh umpan balik dalam rangka pengembangan kurikulum
dan system Pendidikan di Fakultas Teknik sesuai dengan keadaan
masyarakat.

C. Jejaring Kemitraan dan Peran Serta Masyarakat

Jejaring dan kemitraan dapat dimaknai sebagai suatu bentuk


persekutuan antardua pihak atau lebih yang membentuk satu ikatan
kerjasama di suatu bidang usaha tertentu atau tujuan tertentu sehingga
dapat memperoleh manfaat hasil yang lebih baik. Membangun jaringan
kemitraan pada hakikatnya adalah sebuah proses membangun komunikasi
atau hubungan, berbagi ide, informasi dan sumber daya guna mencapai
kesuksesan bersama yang lebih besar. Jejaring kemitraan dilakukan dalam
seluruh rangkaian pengelolan kegiatan KKPT, baik pada tahap
perencanaan, pelaksanaan, maupun pada tahap evaluasi.

Kuliah Kerja Profesi Teknik ( KKPT )  selama ±9 Minggu di Desa


Ensa, Mahasiswa KKPT mendapat tanggapan yang sangat baik dari
Pemerintah dan Masyarakat Desa Ensa. Dalam beberapa kegiatan yang
telah kami lakukan ini banyak mendapat bantuan atau kerjasama dari
pemerintah ataupun dari masyarakat setempat, kegiatan yang telah kami
lakukan ini tidak akan berjalan lancar dan tidak akan berhasil jika tidak
ada dukungan dan partisipasi dari pihak masyarakat, terutama dari
Pemerintah Desa Ensa.

KKPT MEMBANGUN DESA UNSIMAR ANG. 03


4
BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI KKPT

A. Sejarah Desa

Suku Wanga dalam penuturan orang Mori selalu disapa dengan


sebutan To Wanga. Secara geografis wilayah adat Suku Wanga membentang
mulai dari Ensa Tua(Pa'ano Ensa/Tansoeli) hingga Koro Minanga dan Pampawu,
melewati bukit Kondolora. Pada sisi barat mereka berbatasan dengan Suku
Molio'a dan Suku Kala'e, sebelah selatan berbatasan dengan kampung-kampung
Suku Wulanderi dan Suku Lonsopabange, sebelah timur berbatasan dengan Suku
Doule dan Suku Padaisengi di Padaisengi, pada sisi utara berbatasan dengan
daerah penggembalaan kerbau milik Suku Kala'e dan Suku Watu yang berbahasa
Bare'e. Suku Wanga pada umumnya berbaur dengan Suku Molio'a dan Kala'e,
sehingga salah satu kampung Suku Wanga juga pernah diduduki oleh Suku
Molio'a yakin kampung Pandoralabu.

Awalnya suku bangsa Wawongkota adalah nama utama dari suku Wanga,
namun dari Wawongkota telah terjadi perpisahan beberapa kelompok. Sebagian
penduduk Wawongkota turun gunung melewati wilayah Suku Dolupo, melalui
bukit Wawondoda lalu terus bermukim di tanah Belala dan menetap disana,
Kemudian mereka menamai diri mereka sebagai orang Belala atau Suku Belala
yang menguasai tanah di Solua. Keturunan laki-laki dari Suku bangsa ini ialah
Lama, Lamunde, Ladombe, Lumalo, Sangkalia, Angge, Bulage, Tomberenge,
Siganti, Siombo dan Tosubu.

Kemudian kelompok berikut nya yang masih bertahan di Wawongkota juga turun
gunung meninggalkan perkampungan itu melalui Rano Moana hingga tiba di
suatu tempat yang bernama Wanga, sehingga mereka menamai diri mereka
KKPT MEMBANGUN DESA UNSIMAR ANG. 03
5
sebagai Suku Wanga. Wanga pada zaman purbakala terletak di antara
Pandoralabu dan Pu'uwasu Matabomba. Pada tahun 1899, Marunduh
menyampaikan bahwa jumlah laki-laki potensial (Tadulako) dari kalangan suku
Wanga berjumlah 40 orang Tadulako dengan pemimpin atau Kabosenya bernama
Lagonda dan Lalenda adiknya. Lagonda pernah bermukim di Wawondumuku dan
menjadi Kepala Kampung disana. Beberapa turunan laki-laki dari Suku bangsa ini
yang masih ada hingga sekarang yakni Lalenda, Gintoe, Rumpa'oti, Puruku, dan
Linggupa, sementara keturunan laki-laki Suku Wanga yang menikah dengan Suku
Molio'a menurunkan Ue Bantulu, Lambengko, dan Lambei yang bermukim di
Tandainsule lalu pindah ke Talemboi. Nama-nama keturunan laki-laki yang ada
diatas adalah penduduk ENSA ASLI (UMBU WUTE ENSA). Kampung Ensa
mula-mula sekitar tahun 1900 berada di hamparan padang Tansoeli, terletak pada
sisi kanan sungai Laa dari arah kampung Suku Pada di Tombaincebe. Kampung
ini hanya terdapat 2 buah rumah besar, masing-masing rumah terdapat 5 sampai 7
kepala keluarga, pemimpin Ensa mula-mula bernama Lalenda. Namun Ensa
bukanlah tempat tinggal tunggal dari Suku Wanga karena mereka menyebar,
beberapa keluarga tinggal di Wanga dan Pandoralabu sedangkan seorang
Tadulako bernama Bansale bertahan di Minanga hingga ia mati disana.

Juga orang Wanga mengalami perpecahan pada zaman purbakala,


beberapa dari anggota mereka memisahkan diri berangkat ke hulu sungai
Korolangkai yang dikenal dengan nama Wawonsi'e pada zaman dahulu.
Kelompok yang memisahkan diri ini menamai kelompok mereka sebagai Suku
Wawonsi'e atau To Wawonsi'e. Suku ini pada zaman lampau pernah diserang oleh
pasukan dari Kerajaan Bungku, mereka kalah perang dan 3 orang Tadulakonya
ditawan dan dibunuh di daerah Bungku. Suku yang kecil ini pada tahun 1899
hanya memiliki 10 orang Tadulako dan tidak memiliki daerah otonom nya sendiri,
karena kampung-kampung mereka masih masuk dalam wilayah adat Suku Wanga.
Adapun turunan laki-laki yang masih ada dari Suku ini ialah Montonggo,
Todengko, Maongko, Gurinda, Gimbali, dan Tongka. Pasca perang Mori-Belanda

KKPT MEMBANGUN DESA UNSIMAR ANG. 03


6
pada tahun 1907, Suku Wawonsi'e dari kampung-kampungnya di pegunungan ikut
bergabung dengan Suku Wanga di Ensa Tua (Lembo Ensa) dibawah pemerintahan
Kabosenya Tadulako Lalenda.

Pada Zaman Pemerintahan Belanda, Pemerintah Kolonial menyampaikan


perintah agar Kampung Ensa tua harus dipindahkan dimuara sungai Po’ungku
karana jalan colonial akan segera dibangun. Maka PIHAK Swapraja Mori, saat itu
dipimpin oleh MOKOLE WAWA INIA MOKOLE EDE ALALA KAMESI juga
memberikan perintah kepada kepala suku Wanga sekaligus sebagai kepala
kampong Ensa tua yakni Tadulako Nto’alumi Lalenda agar mendirikan kampong
baru. Maka pada tanggal 12 agustus tahun 1920, Tadulako Nto’a mendirikan
kampong baru diarea kebun kopi miliknya dibantu oleh Mandor Papa I Welitasa,
bersama dengan keluarga dan palili kampong ensa. Adapun keluarga-keluarga
yang pindah dari Ensa tua ke Ensa yang sekarang ini ialah keluarga LALENDA,
GURINDA, GIMBALI, MAONGKO, PURUKU, TODENGKO, RUMPA’OTI,
MONTONGGO, LINGGUPA, TONGKA, dll.

Seiring berjalannya waktu Pada tahun 1941, Suku Belala yang berada dikampung
Solua dipanggil oleh Kepala Kampung Ensa saat itu untuk pindah ke Ensa dan
bergabung dengan mereka. Adapaun keluarga-keluarga dari kampong Solua yang
pindah ke Ensa pada tahun 1941 ialah Lama, Lamunde, Ladombe, Lumalo,
Sangkalia, Angge, Bulage, Tomberenge, Siganti, Siombo dan Tosubu. Kepala
Kampung Solua pada saat itu bernama Ue Lahoe Lamunda.

Kemudian pada tahun 1949, Suku Mosilu dari kampong Betania juga
pindah ke Ensa dibawah kepala kampong mereka yakni Ue Baholida Modaso.
Adapun keluarga-keluarga dari kampong Betania yang pindah ke Ensa sebagai
berikut : Keluarga Modaso, pombu, panggili, latampa, salumatondo, lore,
ponsedo, tohiuka, landusa, soloda, posawa, mena, saripa dll.

KKPT MEMBANGUN DESA UNSIMAR ANG. 03


7
Pada tahun 1951, separuh penduduk kampong Kolaka juga pindah ke
Ensa, mereka dibwah kepemimpinan Ue Mengkele Sanggula.

Pada Tahun 1953, kampong solua bersatu dengan kampong induk yakni
Ensa dibawa kepemimpinan Ue Lambei Siombo, bekas juru tulis dari Tadulako
Nto’alumi. Kemudian pada tahun 1955 Tokoh-Tokoh dari tiap kampong
mengadakan pertemuan dirumah Tadulako Nto’alumi guna membahas penyatuan
Kampung Kolaka & Kampung Betania yang direncanakan akan digabung dengan
kampong Ensa. Maka hasil pertemuan itu menyepakati bahwa pada tahun 1955 itu
juga akan diadakan pemilihan Kepala Kampung, ada dua tokoh yang menjadi
kandidat yakni Ue Lambei Siombo yang saat itu menjabat sebagai kepala
kampong Ensa dan Ue Bangkuwoli Kampua bekas penduduk kampong
Lembomanente yang pindah ke Mata Londi.

Maka hasil pemilihan kepala kampong saat itu dimenangkan oleh Ue Bangkuwoli
Kampua, maka sejak saat itu Kampung Betania dan Kolaka resmi bergabung
dengan kampong ensa dengan kepala kampong terpilih ialah Ue Bangkuwoli
kampua. Maka sejak saat itu di Kampung Ensa tidak ada lagi kampong dalam
kampong, semuanya menjadi Satu yakni Kampong Ensa dengan bermacam-
macam suku yang memiliki sejarahnya sendiri.

Adapun pemimpin tanah adat terakhir dari Suku Wanga-Wawonsi'e juga


sebagai pendiri desa ensa bernama Kabosenya Tadulako Nto'alumi Lalenda yang
lahir di Wanga-Korominanga pada tahun 1873 dan meninggal dunia di Wanga-
Ensa pada tahun 1976 dengan menyandang usia 103 dan mendapatkan
gelar/julukan UMA I LARO INIE dari masyarakat seperti To Belala, To Mosilu,
To Doule dan sebagainya. Kabosenya Tadulako Nto'alumi Lalenda mendapatkan
julukan itu karena ia menerima segala suku-suku etnis Mori lainnya yang akan
meminta tempat tinggal di Ensa. UMA I LARO INIE itu secara bebas dapat
diartikan sebagai ORANG TUA DARI SELURUH MASYARAKAT DESA.
Ensa dalam terjemahan nya ke bahasa Indonesia memiliki arti Tangga, ini adalah
salah satu toponimi penamaan lokasi sesuai dengan relief topografinya.

KKPT MEMBANGUN DESA UNSIMAR ANG. 03


8
Desa Ensa adalah salah satu Desa di Kecamatan Mori Atas yang
mempunyai luas wilayah 1.392 Km2. Jumlah Penduduk Desa Ensa
sebanyak ±1.000 Jiwa, yang terdiri dari ±669 jiwa Laki-laki dan ±666 Jiwa
Perempuan dengan jumlah Kepala Keluarga ±375 KK.

Dilihat dari topografi dan kontur tanah, Desa Ensa secara umum
berupa wilayah perbukitan dengan suhu rata-rata berkisar antara 29° - 30°
celcius. Desa Ensa terdiri dari 4 (empat) Dusun dan 8 (delapan) RT. Jarak
dari Ibu Kota Kecamatan ± 37 Km dengan waktu tempuh ± 80 menit dan
jarak dari Ibu Kota Kabupaten ± 72 Km dengan waktu tempuh ± 120 menit.

KKPT MEMBANGUN DESA UNSIMAR ANG. 03


9
B. Peta Desa

KKPT MEMBANGUN DESA UNSIMAR ANG. 03


10
BAB III
LAPORAN KEGIATA

A. Program Kegiatan
Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan di Desa Ensa, kami
memutuskan beberapa Program Kerja yang akan kami lakukan
menimbang situasi dan kondisi yang ada. Program Kerja yang kami
lakukan ini berdasarkan kebutuhan dari Pemerintah Desa Maupun
Masyarakat di Desa Ensa. Adapun Program-program kerja tersebut
adalah, sebagai berikut :

1. Plang Nama Jalan Desa Ensa


Papan nama jalan merupakan salah satu bangunan
pelengkap jalan sederhana yang memiliki fungsi sebagai identitas
jalan dan memberi informasi kepada warga sekitar. Mengetahui
kondisi jalan di Desa Ensa belum memiliki papan identitas kami
selaku tim KKPT berinisiatif untuk membangun plang tersebut dari
bahan-bahan yang disediakan oleh pemerintah setempat.

2. Plang Nama Pemerintah Desa


Plang nama pemerintah desa merupakan tanda pengenal
dan untuk memudahkan warga dalam interaksi sosial. Desa Ensa
memiliki 4 Dusun yang memiliki 8 RT, Namun tidak memiliki
papan nama atau penanda identitas baik di dinding atau di depan
rumahnya. Hal ini menjadikan kelompok kerja kami berinisiatif
untuk berkoordinasi lebih lanjut dengan pengurus setempat
mengenai akan di buatkannya papan nama tersebut akan
bermanfaat dan mempermudah untuk mengetahui lokasi rumah
pengurus pemerintahan desa.

KKPT MEMBANGUN DESA UNSIMAR ANG. 03


11
3. Pembuatan Tong Sampah
Sampah merupakan masalah bagi warga maupun
pemerintah, karena sampah dapat menimbilkan berbagai macam
masalah. Berdasarkan survei yang telah kami lakukan, kami
mempunyai ide untuk membuat program pembuatan dan
penempatan tong sampah agar masyarakat dapat membuang
sampah pada tempatnya. Melakukan kegiatan yang bermanfaat
bagi masyarakat desa ensa merupakan tujuan tugas di setiap
program yang akan mahasiswa KKPT lakukan.

4. Papan Nama Masjid


Masjid adalah tempat beribadah bagi umat Islam. Tempat
ibadah ini sangat penting sekali keberadaannya sehingga harus
jelas informasi letaknya pada suatu wilayah tertentu. Maka adanya
plang nama Masjid tentu akan sangat membantu kita untuk
mengetahui lokasi masjid tersebut. Umumnya plang Masjid
tersebut didirikan menghadap ke arah jalan, tujuannya agar
pengguna jalan bisa melihat dengan jelas.

5. Desain Pembuatan Gapura


Batas desa adalah pembatas wilayah administrasi
pemerintahan antar desa yang merupakan rangkaian titik-titik
koordinat yang ada pada permukaan bumi.
Manfaat adanya batas desa yaitu :
1. Agar tertibnya administrasi desa terkait luas wilayah umum,
wilayah pertanian, wilayah perkebunan maupun jumlah data
penduduk yang ada di desa tersebut
2. Sebagai bahan perencanaan dan pembangunan tingkat desa dan
3. Meminimalisasi terjadinya Konflik.

KKPT MEMBANGUN DESA UNSIMAR ANG. 03


12
6. Pembuatan Papan nama Poskesdes Desa Ensa
Papan nama memiliki fungsi utama sebagai pemberi
informasi, baik yang bersifat komersial dan yang tidak bersifat
komersial. Papan nama yang tidak bersifat komersial biasanya
ditemukan di bagian depan poskesdes atau biasa kita sebut dengan
puskesmas. Plang poskesdes biasanya didesain sedemikian rupa
untuk menunjukan tampilan yang jelas sebagai tempat kesehatan.
Hal seperti ini tentu penting digunakan untuk penanda.

7. Pembuatan Papan nama Balai Pertemuan Dusun Koromonto


Pembuatan nama papan balai pertemuan adalah salah satu
program kerja yang diadakan mahasiswa yang menjalankan
kegiatan KKPT di Desa Ensa tahun 2022 ini. Adapun tujuan
kegiatan ini untuk melengkapi atribut kampung, sehingga
memudahkan masyarakat kampung maupun masyarakat luar
mengetahui Kantor Dusun. Program ini dirasa sangat bermanfaat
dikarenakan pada Balai Dusun belum ada papan nama dan program
ini merupakan permintaan langsung dari Kepala Dusun.
8. Pembuatan Struktur Organisasi Pengurus Desa Ensa
Struktur organisasi adalah suatu bagan yang
menggambarkan posisi perangkat desa, mulai dari orang yang
memiliki posisi atau jabatan yang paling tinggi di desa hingga pada
posisi atau jabatan yang rendah di desa. Program ini kami buat
karena dari hasil observasi yang kami lakukan, kami mendapati
bahwa di kantor kepala desa Ensa belum ada struktur organisasi.
Maksud dan tujuan pembuatan struktur pemerintahan Desa agar
masyarakat Desa mengetahui bentuk susunan aparatur
pemerintahan Desa Ensa.

KKPT MEMBANGUN DESA UNSIMAR ANG. 03


13
9. Pengecetan Plat Duiker
Plat duiker adalah pembatas jembatan dengan pinggir got,
sungai atau dengan irigasi. Kami hanya mengecet kembali karena
kami melihat warnanya sudah pudar agar supaya terlihat lebih
rapih dan indah.

B. Waktu Kegiatan

KKPT MEMBANGUN DESA UNSIMAR ANG. 03


14
Program Kerja Waktu Pelaksanaan

Kegiatan Utama

1 Plang nama Jalan dan Tanggal: 18, 19, 20, 21, 22. Oktober 2022

Lorong

2 Plang nama Tanggal :14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24,2

Pemerintah Desa 5,26,27,28,29 Oktober 2022.

3 Pembuatan Tong Sampah Tanggal : 12,13,14,15 Sebtember 2022

4 Plang Nama Masjid Tanggal : 4 , 5 , 6 Oktober 2022

5 Desain Pembuatan Gapura Tanggal : 15, 16, 17, 18 Oktober 2022

6 Papan Nama Poskesdes Tanggal :14,15,16 ,17 Oktober 2022

7 Papan Nama Tanggal : 26,27,28,29,30,September dan


1,2,3,4,5 Oktober 2022
Balai Pertemuan

8 Pembuatan Baliho Tanggal : 17 oktober , 18 2022


Struktur Desa

9 Pengecetan plat deker Tanggal : 16 September

C. Hasil Kegiatan Yang Dicapai

KKPT MEMBANGUN DESA UNSIMAR ANG. 03


15
1. Desain Gapura Desa Ensa.
Program Kerja ini bertujuan untuk membantu pemerintah
desa dalam merencanakan desain Baruga Desa yang kami
laksanakan selama 8 Minggu dan Program ini sudah terlaksana
dengan baik.
(lihat lampiran).

2. Plang nama Pemerintah Desa.


Program Kerja ini bertujuan mempermudah untuk tanda
pengenal dan memudahkan warga untuk interaksi sosial, Program
ini di laksanakan selama 2 minggu dan Program ini terlaksana
dengan baik.
(Dokumentasi pada lampiran).

3. Pembuatan Tong Sampah.


Program Kerja ini bertujuan untuk membantu pemerintah
desa dan masyarakat dalam menjaga lingkungan , kami laksanakan
selama 1 Minggu dan Program ini sudah terlaksana dengan baik.
(lihat lampiran).

4. Papan nama Masjid


Program Kerja ini kami buat agar mempermudah untuk
mengetahui keberadaanya, program yang kami laksanakan selama
1 minggu. Dan sudah terlaksana dengan baik dan Program ini
sudah selesai.
.(Dokumentasi pada lampiran).

5. Papan nama poskesdes

KKPT MEMBANGUN DESA UNSIMAR ANG. 03


16
Program Kerja yang kami laksanakan selama 1 Minggu
dengan tujuan untuk membantu pemerintah desa untuk memasang
identitas kesehatan.

Program ini sudah selesai dan terlaksana dengan baik.


(lihat lampiran)

6. Papan nama Balai Pertemuan


Program Kerja ini bertujuan untuk membantu memberikan
informasi kepada masyarakat desa mau pun luar desa letak tempat
ruangan. Program ini kami laksanakan selama 1Minggu Dan
Program ini telah selesai dengan baik.
(Dokumentasi pada lampiran).

7. Pembuatan baliho struktur pengurus Desa


Program Kerja Pembuatan Baliho Struktur dibuat untuk
mengetahui benstuk sususan dan jabatan aparatur Desa Ensa .
Program ini dilaksanakan selama 5 hari sudah dengan
pemasangannya.
Program ini sudah selesai dan baliho tersebut sudah di serahkan
kepada Pemerintah Desa.
(Dokumentasi pada lampiran).

8. Pengecatan Plat Duiker

KKPT MEMBANGUN DESA UNSIMAR ANG. 03


17
Program Kerja ini kami lakukan dengan inisiatif dari kami
karena melihat warna dari plat duiker sudah pudar jadi kami
mengecetnya kembali.
Program ini sudah selesai.
(Dokumentasi pada lampiran).

9. Plang nama Jalan Dan Lorong


Program Kerja ini kami lakukan agar supaya
mempermudah masyarakat mengtahui lokasi. Program ini kami
laksanakan selama 2 minggu. Program ini sudah selesai kami
laksanakan.

BAB IV

KKPT MEMBANGUN DESA UNSIMAR ANG. 03


18
PENUTUP

A. Kesimpulan

Program kerja KKPT Angkatan III telah terlaksana sejak


tanggal 05 September hingga 29 Oktober 2022. Dalam kurun waktu
tersebut, Tim KKPT Desa Ensa telah melewati berbagai hambatan
untuk menyelesaikan program yang telah disusun sebelumnya.
Berbagai program telah terealisasi dengan baik dan mendapat
sambutan yang baik pula oleh Pemerintahan Desa Ensa.

Perencanaan program kerja dilakukan dalam waktu yang


singkat dan disesuaikan dengan kondisi desa yang diamati
berdasarkan survey yang telah dilakukan sebelumnya. Terbatasnya
waktu yang ada guna melakukan observasi desa dan penyusunan
program kerja yang sesuai dengan kondisi desa, maka ada beberapa
program baru yang digagas melalui penyesuian saat berlangsungnya
KKPT. Spontanitas yang ada tidak mengganggu jalannya program
kerja yang lain serta mendapatkan dukungan dari banyak pihak agar
program kerja baru tersebut dapat berjalan dengan lancar. Secara
keseluruhan, keberhasilan pelaksanaan KKPT ini tidak lepas dari
adanya solidaritas dan bantuan dari berbagai pihak baik berupa tenaga,
pikiran, finansial, dan waktu. Adanya kerjasama yang baik dari
mahasiswa, pihak Kepala Desa beserta perangkatnya, Kepala Sekolah
beserta dewan guru, hingga masyarakat yang aktif berpartisipasi
membantu terlaksananya berbagai program kerja, baik itu program
kerja utama maupun tambahan. Pemberian informasi dan motivasi
tersebut diberikan dengan tujuan agar dapat menumbuhkan pola pikir
dan memperluas pengetahuan demi mengembangkan potensi yang
ada.

KKPT MEMBANGUN DESA UNSIMAR ANG. 03


19
Dalam kegiatan KKPT Membangun Desa Angkatan 3 ini,
kami dilatih untuk bisa memecahkan masalah dalam suatu sistem dan
turut serta untuk membenahinya. Kami juga belajar bersama
masyarakat sekitar Desa Ensa untuk membuat dan menyusun
program-program yang bermanfaat bagi warga. Hal ini juga
merupakan cara bagi para mahasiswa seperti kami, untuk dapat
menerapkan ilmu yang telah kami terima selama perkuliahan secara
langsung kepada masyarakat.

B. Saran

 Mahasiswa hendaknya memilih waktu yang tepat untuk


melaksanakan Kegiatan Kuliah Kerja Profesi Teknik (KKPT).
Agar Program-program KKPT yang telah disusun dan
direncanakan tidak terganggu oleh Mata Kuliah Semester yang
lain.
 Peserta program KKPT UNSIMAR selanjutnya ada baiknya
melakukan observasi lapangan secara mendetail agar dapat
menentukan program kerja yang sesuai serta dapat
merealisasikannya sehingga dapat benar-benar membantu
masyarakat.
 Mahasiswa hendaknya mengetahui secara rinci akan prioritas
kebutuhan masyarakat dan menilai sumber daya yang ada
untuk dapat dimanfaatkan secara maksimal agar dapat
memaksimalkan peran mahasiswa dan juga masyarakat.

 Mahasiswa hendaknya menjaga relasi sosial yang baik serta


sering berkumpul bersama masyarakat agar proses sosialisasi
KKPT MEMBANGUN DESA UNSIMAR ANG. 03
20
program yang ada dapat dilakukan dengan lebih mudah dan
mendapat dukungan penuh dari seluruh pihak sehingga dapat
berjalan lancar.
 Ketersiapan keterampilan serta perencanaan yang lebih matang
dan terprogram dengan baik sebelum terlaksananya KKPT
serta lebih sering untuk melakukan koordinasi dengan peserta
lain dalam satu kelompok dengan warga atau aparat pemerintah
setempat.
 Menjadikan segala hal yang dilakukan selama KKPT sebagai
bekal dalam pembelajaran hidup bermasyarakat.

KKPT MEMBANGUN DESA UNSIMAR ANG. 03


21
A. HALAMAN SAMPUL
B. HALAMAN PENGESAHAN
C. KATA PENGANTAR
D. DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang (kondisi awal lokasi,


penerimaan masyarakat, observasi awal, dll)
B. Tujuan Pelaksanaan Kuliah Profesi Teknik Membangun Desa
C. Jejaring kemitraan dan peran serta masyarakat
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI KKPT

A. Sejarah Desa
B. Peta Desa
BAB III LAPORAN KEGIATAN

A. Program Kegiatan
B. Waktu Kegiatan
C. Hasil kegiatan yang dicapai
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

KKPT MEMBANGUN DESA UNSIMAR ANG. 03


22

Anda mungkin juga menyukai