Anda di halaman 1dari 3

d.

Kualitas massa batuan pada bukaan terowongan

Kualitas massa batuan pada elevasi bukaan terowongan ditentukan berdasarkan penilaian
masing-masing parameter berdasarkan GSI, RMR dan Q-System. Hasil nilai dan kelas
massa batuan pada elevasi bukaan terowongan ini akan digunakan sebagai parameter
dalam penentuan metode penggalian dan sistem penyangga terowongan dengan
pendekatan empiris. Kualitas massa batuan pada elevasi bukaan terowongan ditunjukkan
pada Tabel 5.17.

Tabel 5. 17 Kualitas massa batuan pada bukaan terowongan

GSI RMR Q-System


Kode Kedalaman
No. Litologi
Bor (m) Indeks
Nilai Kelas Nilai Kelas
Nilai
1 BH-11 0 - 10 Diorit 6.00 14.00 Very Poor 0.02 Extremely Poor
2 BP-02 16 - 26 Diorit 9.00 16.00 Very Poor 0.02 Extremely Poor
3 BH-10 50 - 60 Data hasil bor inti hanya tersedia sampai kedalaman elevasi bor -30 m
4 BP-03 55 - 65 Diorit 61.00 46.00 Fair 5.53 Fair
5 BP-01 58 - 70 Diorit 13.50 18.00 Very Poor 0.02 Extremely Poor
6 BH-09 25 - 40 Diorit 6.00 14.00 Very Poor 0.02 Extremely Poor

V.2.4 Korelasi RMR, Q-System, dan GSI


Pada penelitian ini dilakukan analisis korelasi RMR, Q-System, dan GSI untuk
penilaian kualitas massa batuan pada masing-masing klasifikasi secara cepat (fast
assessment) serta hubungan antar sistem klasifikasi dapat ditentukan. Hubungan korelasi
antara RMR, Q-System, dan GSI dibuat dengan grafik linear atau eksponensial dari data-
data nilai kualitas massa batuan setiap metode. Data-data yang digunakan dalam korelasi
ini menggunakan data dari penilaian kualitas massa batuan dari bor inti. Persamaan yang
diperoleh digunakan untuk mengkonversi nilai antara ketiga metode klasifikasi massa
batuan tersebut.

a. RMR dan Q-System


Korelasi nilai RMR dan Q didapatkan persamaan RMR = 4.76 ln Q + 41.93 dengan
nilai R2 = 0,914 (Gambar 5.52). Korelasi ini mendekati korelasi RMR dan Q yang
dipublikasikan oleh Khanna (2015), yaitu RMR = 4.52 ln Q + 43.6. Pada Gambar 5.52

149
ditunjukkan grafik sebaran 290 sampel dari bor inti yang diperoleh dengan metode
RMR dan Q-system serta perbandingan dengan korelasi penelitian sebelumnya.
Regresi logaritmatik yang dihasilkan dilambangkan dengan garis orange. Persamaan
RMR dan Q-system yang didapatkan memiliki persamaan korelasi dengan tingkat
akurasi dan presisi yang tinggi dengan nilai koefisien determinasi (R2 = 0.914)
mendekati 1 menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang erat antar variabel dalam
RMR dan Q-System.

Gambar 5. 52 Grafik korelasi RMR dan Q-System

b. RMR dan GSI


Korelasi nilai RMR dan GSI didapatkan persamaan GSI = 1,631 RMR – 27.533
dengan nilai R2 = 0,952 (Gambar 5.53). Nilai koefisien determinasi (R2) menunjukkan
bahwa terdapat korelasi yang erat antar variabel dalam RMR dan GSI, dimana nilainya
mendekati 1. Pada Gambar 5.53 menunjukkan grafik sebaran 290 sampel yang
diperoleh berdasarkan metode RMR (Bieniawski, 1989) dan GSI (Hoek et al., 2013)
menggunakan data pengamatan bor inti kemudian dibandingkan dengan korelasi
penelitian sebelumnya. Regresi linear hasil penelitian yang dihasilkan dilambangkan
dengan garis biru. Hasil persamaan korelasi ini dapat digunakan untuk memperoleh
nilai dan kualitas massa batuan GSI lokasi penelitian setelah diperoleh nilai RMR
sebelumnya.

150
Gambar 5. 53 Grafik korelasi RMR dan GSI`

V.3 Analisis Metode Penggalian


Pada bagian ini akan dijelaskan terkait metode penggalian yang sesuai dengan
kondisi kualitas massa batuan di sepanjang jalur terowongan. Dalam analisis metode
penggalian dilakukan dengan metode empiris berdasarkan GSI dan RMR. Parameter-
parameter yang digunakan dalam mengkarakterisasi kelas massa batuan pada jalur
terowongan sudah diuraikan pada sub bab V.2.3. Berdasarkan hasil analisis kualitas
massa batuan pada bukaan terowongan dari keterwakilan lokasi bor inti pada Tabel 5.17,
maka analisis metode penggalian dibagi dalam 3 section. Section 1 yaitu dari STA 0+050
sampai STA 0+125 yang diwakili oleh titik bor BP-01. Section 2 dari STA 0+125 sampai
sta 0+325 yang diwakili oleh titik bor BP-03. Section 3 dari STA 0+325 sampai 0+400
yang diwakili oleh titik bor BP-02. Pembagian section pada sepanjang jalur terowongan
ditunjukkan pada Gambar 5.50 dan Gambar 5.51.

V.3.1 Metode Penggalian Berdasarkan GSI dan Point Load Index


Pada sub bab ini akan dijelaskan penentuan metode penggalian terowongan
menggunakan parameter nilai GSI dan Point Load Index (Is50). Metode penggalian
terowongan berdasarkan nilai GSI dan Point Load Index ini merupakan metode
penggalian terowongan secara umum yang dilakukan secara digging, ripping, hammer,

151

Anda mungkin juga menyukai