Anda di halaman 1dari 10

RELASI ILMU POLITIK DENGAN ILMU SEJARAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Politik

Dosen Pengampu : Dr. Drs. Indriyanto, S.H, Hum

Disusun Oleh :

Nalendro Adi Wardana

13030121130041

PROGRAM STUDI SEJARAH

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hubungan ilmu sejarah dengan ilmu politik merupakan dua bidang kajian yang penting
kontribusinya yang saling mempengaruhi. Sejarah banyak menyumbangkan fakta-fakta masa
lampau untuk diolah dalam ilmu politik lebih lanjut. Perbedaan antara ahli sejarah dengan politik
sebenarnya terletak bahwa ahli sejarah selalau meneropong masa lampau inilah yang menjadi
sasarannya, sedangkan dalam ilmu politik sasarannya lebih ditekankan pada masa sekarang dan
ke depan atau future oriented. Para ahli ilmu politik selalu tidak puas hanya mencatat fakta-fakta
sejarah, sehingga ia akan selalu mencoba menemukan dalam sejarah pola-pola tingkah-laku
politik yang memungkinkannya untuk, dalam batas-batas tertentu, menyusun suatu pola
perkembangan untuk masa depan dan memberi gambaran bagaimana sesuatu keadaan
diharapkan akan berkembang dalam keadaan tertentu. Mempelajari peristiwa masa lampau baik
menyangkut sebab-sebabnya serta hubungan antar peristiwa. Membantu ilmu politik dalam
memprediksi masa depan yakni mengapa suatu peristiwa terjadi, bagaimana suatu peristiwa
terjadi serta akibat-akibat yang ditimbulkannya.1

Sejarah adalah catatan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Dalam
pengertian yang lebih seksama sejarah adalah kisah dan peristiwa masa lampau umat manusia.
Namun demikian, kajian sejarah masih terlalu luas lingkupnya sehingga menuntut pembatasan
lagi. Oleh karena itu sejarah haruslah diartikan sebagai tindakan manusia dalam jangka waktu
tertentu pada masa lampau yang dilakukan di tempat tertentu. 2 Ilmu politik adalah ilmu yang
mempelajari kelakuan politik dalam system politik yang meliputi budaya politik, kekuasaan,
kepentingan dan kebijakan. Ilmu politik pada dasarnya yakni sekelompok pengetahuan dari
keseluruhan pengetahuan yang berturut-turut tetap. Sekelompok pengetahuan yang dimaksud
yakni fenomena atau gejala dalam kehidupan kemasyarakatan. Ilmu politik mempelajari tentang
fenomena atau gejala yang muncul dari sebab akibat manusia yang hidup bersama dalam
kesatuan tertentu. Fenomena tersebut dari adanya perilaku orang dalam bentuk relasional.
Perilaku yang dimaksud adalah adanya aktivitas politik.3
1
Budiardjo, Miriam (2000) Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta, PT. Gramedia. Hlm. 17
2
R. Moh. Ali. 2003. Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia. Penerbit Lkis: Yogyakarta. Hlm. 52
3
May, Rudy. 2003. Pengantar Ilmu Politik. PT. Refika Editama: Bandung. Hlm. 7
B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan ilmu sejarah?


2. Apakah yang dimaksud dengan ilmu politik?
3. Apa hubungan antara ilmu sejarah dengan ilmu politik?

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Ilmu Sejarah


Menurut Sartono Kartodidjo, sejarah dapat dibedakan dalam tiga jenis, yaitu sejarah
mentalitas (mentalited history), sejarah sosial (sosiological history), dan sejarah struktural
(structural history). Adapun Hegel berpendapat bahwa sejarah terbagi menjadi tiga yaitu:

1. Sejarah asli, memaparkan sebagian besar pada perbuatan, peristiwa, dan keadaan
masyarakat yang ditemukan di hadapan mereka.
2. Sejarah reflektif adalah sejarah yang cara penyajiannya tidak dibatasi oleh waktu yang
dengannya penulis sejarah berhubungan.
3. Sejarah filsafati, jenis ini tidak menggunakan sarana apapun, kecuali
pertimbangan pemikiran terhadapnya.4
Sejarah adalah merekontruksi masa lalu, yaitu merekontruksi yang sudah dipikirkan,
dikerjakan, dirasakan, dan dialami orang. Akan tetapi, perlu ditegaskan bahwa membangun
kembali masa lalu bukan untuk kepentingan masa lalu. Sejarah mempunyai kepentingan masa
kini dan bahkan untuk masa yang akan datang. Oleh karena itu, terus ditulis orang, pada
semua peradaban dan sepanjang waktu. Hal ini dapat dilihat berdasarkan kerangka keragaman
(diversity), perubahan (change), dan kesinambungan (continuity) melalui dimensi waktu.
Sejarawan Indonesia, Sartono Kartodidjo dalam bukunya “Pendekatan Ilmu Sosial
dalam Metodologi Sejarah”, membagi pengertian sejarah pada dua aspek penting yaitu:
1. Sejarah dalam arti subjektif sebagai suatu konstruksi atau bangunan yang
disusun oleh sejarawan sebagai suatu uraian atau cerita. Dikatakan subjektif karena sejarah
memuat unsure-unsur dan isi subjek (penulis), dan
2. Sejarah dalam arti objektif yang menunjuk kepada kejadian atau peristiwa itu
sendiri, sebagai proses dalam aktualitasnya. Suatu kejadian yang pernah terjadi tidak dapat
diulang atau terulang lagi.5

“Sejarah” dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu, yang diambil dari
Syajarah. Kata Syajarah masuk dalam bahasa Melayu setelah akulturasi cukup panjang
(asimilasi dalam kebudayaan) dengan kebudayaan Indonesia juga dengan kebudayaan Islam.
Kata Syajarah berarti pohon kehidupan. Maksudnya, segala hal mengenai kehidupan memiliki
“pohon” yakni masa lalu itu sendiri. Sebagai pohon, sejarah adalah awal dari segalanya yang
menjadi realitas masa kini. Singkatnya, masa kini adalah produk atau warisan masa lalu. Hal
4
Abd Rahman Hamid & Muh. Saleh Madjid. 2011. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Ombak. Hlm 11
5
Aam Abdilah. 2012. Pengantar Ilmu Sejarah. Cet. I. Bandung: Pustaka Setia. Hlm. 24
ini berkorelasi dengan arti kata Syajarah sebagai keturunan dan asal-usul. Syajarah sering
dikaitkan pula dengan makna kata silsilah yang berarti urutan, seri, hubungan, dan daftar
keturunan.6
Sejarah dalam bahasa Inggrisnya “history” berasal dari kata benda. Yunani “istoria”
yang berarti ilmu. Filsuf Yunani, Aristoteles, berpendapat bahwa “istoria” berarti suatu
pertelaan sistematis mengenai seperangkat gejala alam, baik susunan kronologi yang
merupakan factor atau tidak di dalam pertelaan. Penggunaan itu, meskipun jarang, masih
tetap hidup di dalam bahasa Inggris dalam sebutan “natural history”. Akan tetapi dalam
perkembangan zaman, kata latin yang sama artinya, yaitu “scientia” lebih sering digunakan
untuk menyebutkan pertelaan sistematika non-kronologis mengenai gejala alam, sedangkan
kata “istoria” dipergunakaan bagi pertelaan mengenai gejala-gejala (terutama hal-ihwal
manusia) dalam urutan kronologis. Menurut defenisi umum, kata “history” kini berarti “masa
lampau umat manusia”.7
Adapula yang mengartikan istilah sejarah dengan istilah babad, hikayat, riwayat, atau
tambo yang artinya kejadian dan peristiwa masa lampau atau asal-usul (keturunan) silsilah,
terutama bagi raja-raja yang memerintah. Pengetahuan sejarah meliputi pengetahuan tentang
kejadian-kejadian yang sudah lampau serta pengetahuan cara berpikir secara historis. Orang
yang mengkhususkan diri mempelajari sejarah atau ahli sejarah disebut sejarawan. Sejarah
adalah topik ilmu pengetahuan yang sangat menarik. Dari sejarah, kita dapat mempelajari
kemajuan dan kejatuhan sebuah negara dan peradaban, juga mempelajari peristiwa politik dan
pengaruhnya pada kehidupan suatu bangsa.8

2. Pengertian Ilmu Politik

Ilmu politik mempelajari beberapa aspek, seperti : Ilmu politik dilihat dari aspek
kenegaran adalah ilmu yang memperlajari Negara, tujuan Negara, dan lembaga-lembaga Negara
serta hubungan Negara dengan warga nwgaranya dan hubungan antar Negara, dan Ilmu politik
dilihat dari aspek kekuasaan adalah ilmu yang mempelajari ilmu kekuasaan dalam masyarakat,
6
R. Moh. Ali Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia, (Yogyakarta : Penerbit Lkis : 2003)., hlm. 54
7
Ibid., Hlm. 55
8
Kuntowijoyo. 2008. Penjelasan Sejarah (Historical Explanation). Yogyakarta : Tiara Wacana. Hlm. 280
yaitu sifat, hakikat, dasar, proses, ruang lingkup, dan hsil dari kekuasaan itu, Ilmu politik dilihat
dari aspek kelakuan politik yaitu ilmu yang mempelajari kelakuan politik dalam system politik
yang meliputi budaya politik, kekuasaan, kepentingan dan kebijakan. Secara umum istilah politik
dapat diartikan berbagai macam kegiatan dalam suatu negara yang menyangkut proses
menentukan tujuan-tujuan dari sistem itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu. Menurut Miriam
Budiardjo dalam buku ”Dasar-dasar Ilmu Politik”, ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari
tentang perpolitikan. Politik diartikan sebagai usaha-usaha untuk mencapai kehidupan yang baik.
Orang Yunani seperti Plato dan Aristoteles menyebutnya sebagai en dam onia atau the good life
(kehidupan yang baik). Jadi, ilmu politik dapat diartikan sebaagi sifat dan sumber paksaan itu
serta cara menggunakan kekuasaaan sosial dengan paksaan tersebut.9
Seecara umum terdapat tiga makna tujuan mempelajari ilmu politik: Pertama, perspektif
intelektual: tujuan politik adalah tindakan politik. Agar dapat bertindak dengan baik secara
politik, orang perlu mempelajari azas dan seni politik, nilai-nilai yang dianggap penting oleh
masyarakat.
Kedua, perspektif politik adalah bahwa pandangan intelektual mengenai politik, tidak
banyak berbeda dengan pandangan politisi. Bedanya terletak jika politisi lebih bersifat “segera”
(yang ada kini dan di sini, daripada hal-hal yang teoretis). Sedangkan intelektual dapat menjadi
politisi jika ia ammpu memasukkan masalah politik dalam pelayanan suatu kepentingan ataupun
tujuan. Sebagai contoh, sebuah kasus dengan adanya sistem pemilihan lanagsung di Indonesia,
banyak intelektual yang bersedia menjadi calon legislatif dan eksekutif pusat dan daerah. Dengan
kampanye yang bergaya “orator mendadak”, dalam waktu singkat mereka mempersiapkan dan
menggunakan strtegi itu dari yang biasanya sangat teoretik mendadak berubah ke dalam suatu
kerangka kerja yang bersifat praktik.
Ketiga, perspektif ilmu politik adalah pendirian ini memandang memndangnya terhadap
kebutuhan ke depan, untuk meramalkan akibat tindakan politik maupun kebijaksanaan para
politisi. Jika para politisi memandang politik sebagai pusat kekuasaan publik, maka kaum
intelektual memandang politik sebagai perluasan pusat moral dari diri. Dengan demikian politik
sebagai ilmu menaruh perhatian pada dalil-dalil, keabsahan, percobaan, hukum, keragaman,
pembentukan asas-asas yang universal.10

9
Budiardjo, Miriam (2000) Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta, PT. Gramedia. Hlm. 2
10
May, Rudy. 2003. Pengantar Ilmu Politik. PT. Refika Editama : Bandung. Hlm. 5
3. Relasi Antara Ilmu Sejarah Dengan Ilmu Politik

Sejak dahulu kala ilmu politik erat hubungannya dengan sejarah. Sejarah merupakan alat
yang paling penting bagi ilmu politik, oleh karena menyumbang bahan, yaitu data dan fakta dari
masa lampau. Sejarah adalah riwayat hidup umat manusia, Sejarah merupakan ilmu yang
mempelajari peradaban manusia, melalui pelajaran ini segala ide-ide, kesuksesan dan peradaban
manusia dikupas. Jadi hubungan ilmu politik dengan sejarah adalah para politikus dapat
mempelajari peristiwa peristiwa yang sudah terjadi dimasa lalu, agar dalam menyusun masa
depan kita tidak terbentur pada kesalahan kesalahan yang sama. Ilmu sejarah sangat dekat
hubungannya dengan ilmu politik.11

Tiap- tiap masyarakat sudah pasti menghadapi suatu permasalahan, baik secara langsung
dimana berakar dimasa dahulu kala. Mempelajari ilmu sejarah dengan sendirinya akan membawa
wawasan kita bahkan menolong kita dalam menyelesaikan fakta dasar dari permasalahan yang
ada. Ilmu politik akan samar bila tidak disertai dengan sejarah, dimana sejarah juga akan terlihat
pincang bila tidak diiringi dengan ilmu politik. Kedua ilmu tersebut memiliki suatu keterkaitan
yang tidak mungkin dipisahkan. Lebih jelasnya setiap sejarah pasti diiringi dengan tokoh atau
nama-nama pemikir terdahulu, dimana ilmu politik mengupas segala bidang perkembangan suatu
negara, dimana hal ini dikategorikan sebagai sejarah. Beberapa fakta sejarah terdapat bagian
dasar dari ilmu politik, dimana fakta- fakta sejarah memberikan kita materi mentah dari ilmu
politik. Maka bagaimanakah kita mengolah mentah tersebut sehingga bermanfaat bagi kita. Tiap-
tiap masyarakat sudah pasti menghadapi suatu permasalahan, baik secara langsung dimana
berakar dimasa dahulu kala.12

11
Ibid., Hlm. 73
12
Eby Hara, Abubakar. (2010). "Pengantar Ilmu Politik".Ar-Ruzz Media: Yogyakarta. Hlm 72
BAB III

KESIMPULAN

Tiap- tiap masyarakat sudah pasti menghadapi suatu permasalahan, baik secara langsung
dimana berakar dimasa dahulu kala. Mempelajari ilmu sejarah dengan sendirinya akan membawa
wawasan kita bahkan menolong kita dalam menyelesaikan fakta dasar dari permasalahan yang
ada. Ilmu politik akan samar bila tidak disertai dengan sejarah, dimana sejarah juga akan terlihat
pincang bila tidak diiringi dengan ilmu politik. Kedua ilmu tersebut memiliki suatu keterkaitan
yang tidak mungkin dipisahkan. Lebih jelasnya setiap sejarah pasti diiringi dengan tokoh atau
nama- nama pemikir terdahulu, dimana ilmu politik mengupas segala bidang perkembangan
suatu negara, dimana hal ini dikategorikan sebagai sejarah.

Hubungan ilmu sejarah dengan ilmu politik sejak dahulu merupakan dua bidang kajian
yang penting kontribusinya yang saling mempengaruhi. Sejarah banyak menyumbangkan fakta-
fakta masa lampau untuk diolah dalam ilmu politik lebih lanjut. Perbedaan antara ahli sejarah
dengan politik sebenarnya terletak bahwa ahli sejarah selalau meneropong masa lampau inilah
yang menjadi sasarannya, sedangkan dalam ilmu politik sasarannya lebih ditekankan pada masa
sekarang dan ke depan. Mempelajari peristiwa masa lampau baik menyangkut sebab-sebabnya
serta hubungan antar peristiwa. Membantu ilmu politik dalam memprediksi masa depan yakni
mengapa suatu peristiwa terjadi, bagaimana suatu peristiwa terjadi serta akibat-akibat yang
ditimbulkannya.

DAFTAR PUSTAKA

Aam Abdilah. 2012. Pengantar Ilmu Sejarah. Cet. I. Bandung: Pustaka Setia.

Abd Rahman Hamid & Muh. Saleh Madjid. 2011. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
Budiardjo, Miriam (2000) Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta, PT. Gramedia.

Eby Hara, Abubakar. (2010). "Pengantar Ilmu Politik".Ar-Ruzz Media: Yogyakarta.

Kuntowijoyo. 2008. Penjelasan Sejarah (Historical Explanation). Yogyakarta : Tiara Wacana.


May, Rudy. 2003. Pengantar Ilmu Politik. PT. Refika Editama: Bandung.
R. Moh. Ali. 2003. Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia. Penerbit Lkis: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai