Anda di halaman 1dari 2

Nama :WAHYU NUR FEBRIANTO

Kelas :X TPA
NIS :7330

Perhatikan gambar tokoh di bawah ini!


Buatlah uraian tentang tokoh dalam gambar tersebut (siapakah tokoh ini dan apa saja
perannya di Indonesia)

Jawab :
Daendels dengan nama lengkap Herman Willem Daendels lahir di Hattem, Gelderland,
Belanda pada 21 Oktober 1762. Daendels meninggal di Elmina, Belanda pada 2 Mei 1818 di
umur 55 tahun. Daendels merupakan seorang politikus Belanda sekaligus pernah menjabat
sebagai Gubernur Jenderal Hindia – Belanda yang ke 36. Daendels memerintah Hindia
Belanda pada periode 1808 – 1811 ketika Belanda di kuasai Perancis.

Daendels diangkat sebagai Gubernur Jenderal di Indonesia pada periode 1809 hingga
1811. Pengangkatan tersebut dilakukan oleh Louis Napoleon yang merupakan saudara dari
Napoleon Bonaparte dan merupakan raja Belanda pada saat itu. Tugas utama dari
Daendels adalah mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris. Dalam usaha
mempertahankan pulau Jawa, Daendels menerapkan pembangunan jalan dari Anyer
sampai ke Panarukan. Jalan ini dikenal sebagai Grote Post-Weg (jalan raya pos) atau yang
lebih dikenal dengan jalan pantura. Daendels dikenal dengan pemerintahannya yang
diktator dengan tangan besi. Dari cerita berbagai sumber, pembangunan Grote Post Weg
menembus Gunung Pulosari, Jiput, Menes, Pandeglang, Lebak, hingga ke Jasinya (Bogor).
Pembangunan jalan ini menghabiskan waktu hanya satu tahun yaitu dari tahun 1809 hingga
1810 dengan tujuam mempermudah tibanya surat – surat dari Anyer menuju Panarukan.

Pada awal pembangunan rute Banten tahap awal, pribumi masih mau membantu
pembangunan proyek tersebut secara paksa. Namun, setelah adanya kendala – kendala
seperti penyakit malaria serta banyaknya pribumi yang tewas dalam proyek tersebut, maka
sebagian dari pribumi tersebut berhenti dalam pembangunan tersebut. Dalam pembangunan
jalan Batavia – Banten menewaskan sekitar 15.000 orang dengan jasad – jasad yang tidak
dikubur secara layak. Namun Daendels tetap bersikeras untuk merampungkan proyek
pembangunan pantura tersebut. Bahkan sesekali Daendels juga memerintahkan prajuritnya
untuk menembaki siapa saja yang membangkang terhadap perintahnya. Sebenarnya
banyak yang menentang kebijakan tangan besi Daendels di dalam internal Belanda sendiri,
namun mereka yang menentang tidak bisa berbuat apa – apa. Daendels mengancam akan
memecat serta mengembalikan mereka ke Eropa. Pejabat – pejabat tersebut diantaranya
Peter Engelhard Minister dari Yogyakarta, F. Waterloo Prefect dari Cirebon serta F.
Rothenbuhler Gubernur Ujung Timur Jawa.

Dalam tulisan mereka, banyak hal yang membahas tentang keburukan Daendels,
diantaranya banyaknya korban jiwa akibat kerja rodi dalam pembangunan jalan raya
tersebut. Keresahan para pejabat Belanda akhirnya sampai di telinga Louis Napoleon, atas
pertimbangannya dan petinggi Belanda, Daendels dicopot dari jabatannya pada 1811 dan
digantikan Jenderal Jansens sedangkan Daendels dibawa kembali ke Eropa. Di Eropa,
Daendels bertugas di tentara Perancis dan juga mengikuti perang melawan Rusia. Setelah
Perancis dikalahkan di Waterloo dan Belanda memerdekakan diri, Daendels menawarkan
diri kepada Raja Willem I namun raja Belanda tidak terlalu suka dengan mantan patriot dan
tokoh revolusioner ini. Pada 1815 Daendels ditawari menjadi Gubernur Jenderal di Ghana
dan meninggal pada 8 Mei 1818 akibat penyakit malaria

Anda mungkin juga menyukai