MATERIAL BAUT
SALSABILA KHAIRUNNISA
X-2
DAFTAR ISI:
JUDUL PRATIKUM
TUJUAN PRATIKUM
PENDAHULUAN
PROSEDUR PRATIKUM
TABEL PENGAMATAN
DOKUMENTASI
KESIMPULAN
MENENTUKAN MASSA JENIS BAUT YANG BERBEDA
TUJUAN PRATIKUM
Agar lebih paham dalam menghitung massa jenis suatu benda menggunakan neraca dan bisa
mempraktekkan secara langsung dengan menggunakan material baut.
PENDAHULUAN
Baut Hexagonal memiliki sifat atau bahan baku tertentu sesuai dengan penerapannya pada
sebuah komponen yang akan dihubungkan. Bahan baku pembuatan baut ini diantaranya adalah;
stainless steel, carbon steel, dan alloy steel yang dilapisi dengan kadium atau seng plating untuk
menghindari terjadinya korosi. Jenis material baut yang kelompok kita pakai adalah stainless
steel.
Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis
suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap
benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki
massa jenis lebih tinggi (misalnya baut) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda
bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air).
ALAT DAN BAHAN
1. Neraca Ohaus 4 lengan
2. Gelas ukur
3. Air
4. 3 jenis baut
5. Alat tulis
PROSEDUR PRATIKUM
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Letakkan baut pada tempat beban.
3. Sesuaikan pemberat dengan lengan neraca agar mencapai titik keseimbangan atau titik nol.
4. Jika sudah mencapai titik nol, hitung massa baut.
5. Isi air pada gelas ukur.
6. Masukkan baut ke dalam gelas ukur dan lihat volume awal air sebelum dan sesudah baut di
masukkan.
7. Hitung volume baut.
8. Begitu seterusnya hingga baut ke-3.
9. Membuat laporan pratikum.
TABEL PENGAMATAN
Jenis Baut Massa Baut (gr) Volume Awal Air (ml) Volume Akhir Air (ml)
Nilai massa jenis hasil pengolahan data yang saya dapatkan mendekati nilai massa jenis dari
tabel diatas dengan material logam besi, karena stainless steel (material dari baut yang saya ukur)
adalah material yang mengandung senyawa besi dan setidaknya 12% Kromium untuk mencegah
proses korosi (pengaratan logam). Sehingga massa jenis yang dihasilkan pun tidak jauh berbeda.
FAKTOR-FAKTOR PERBEDAAN NILAI
1. Kesalahan umum.
2. Kesalahan sistematik.
3. Kesalahan acak.
4. Material benda.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari pratikum ini adalah setiap material-material logam memiliki massa jenis yang
berbeda. Sehingga harus benar-benar teliti dalam menentukan material benda tersebut agar
dapat menghitung massa jenis benda dengan benar dan tepat.