Anda di halaman 1dari 7

Did You Know?

Tahukah kamu sosok yang terdapat dalam uang kertas Rp 5000,-?.


pastinya sudah tidak asing lagi dengan sosok tersebut. Sosok
tersebut adalah Muhammad Shahab atau biasa di kenal Tuanku
Imam Bonjol. Tuan Imam Bonjol merupakan pemimpin yang di
tunjuk untuk memimpin para kaum Padri di Bonjol. Lantas,
bagaimana penyebab dan kronologi dari perang padri ?. Serta
bagaimana dampak dari perlawanan tersebut bagi kehidupan
masyarakat?. Semua itu akan kita bahas secara lengkap, rinci , dan
mendalam dalam tulisan ini.

Penjelasan Perlawanan
Perang Padri atau biasa di kenal dengan
gerakan pembaruan. Perang Padri
adalah perang yang terjadi di Sumatra
Barat dan daerah sekitarnya. Perang
Padri terkhususnya terjadi di Kerajaan
Pagaruyung pada tahun 1803.
Kaum Padri melawan kaum adat (1803-1821)
Perang ini terjadi antara kaun ulama dan juga
kaum adat di tanah Minang. Pada saat itu mulai
muncul tiga raja yaitu raja alam, raja adat, dan
raja ibadat. Pada saat itu kerajaan Pagaruyung
dan pihak adat menjadi pendung tradisi-tradisi
dan adat-istiadat yang terjadi di Tanah Minang,
sedangkan pada saat itu agama islam sedang
berkembang-kembangnya. Pada tahun 1356- kerena semangat kaumnya yang berkoar-koar,
1375, Adityawarman mulai menerapkan sistem 2) Pada saat yang sama Belanda menghadapi
kerajaan yang ada di bawah lindungan perang-perang lain di Eropa, terutama dengan
Majapahit. Namun, pada tahun 1780-an Belgia
penghasilan emas menurun. Tetapi pada saat
itu wilayah kaum ulama mulai muncul dengan Kaum Padri adat melawan Belanda ( 1831-1838)
sumber alam, yaitu kopi, garam, gambir, dan
tekstil. Mereka mendirikan Penang pada tahun Untuk menghadapi perlawanan yang lebih
1876, untuk mendorong revolusi perdagangan besar, kaum Padri menerapkan strategi baru
Asal-muasal pergerakan ini adalah adanya yang dianggap lebih ampuh, yaitu menguasai
keinginan para saudagar untuk mencari pesisir barat dan pesisir timur yang merupakan
perlindungan pada hukum islam yang murni pintu gerbang Minangkabau. Dengan strategi
dari kekerasan, keserakahan, dan baru yang diterapkan pada Agustus 1831, kaum
ketidaknyamanan yang dapat mengancam Padri yang bertahan di Lintau berhasil
kontrak-kontrak, barang, dan diri mereka ditaklukan oleh Belanda. Perlawanan yang
sendiri. semakin sengit dari kaum padri-adat, membuat
Belanda mengeluarkan pengumuman yang
Kaum Padri Melawan Belanda Kaum Adat (1821- disebut plakat panjang pada tahun 1833, yang
1832) berisi antara lain: 1) kedatangan Belanda bukan
mermaksud untuk menguasai, 2) Kedatangan
Pada saat itu, kaum adat yang diketuai oleh mereka untuk berdagang & menjaga keamanan,
Sultan Arifin berada dalam keadaan terdesak. 3) Penduduk lokal akan tetap dipimpin
Mereka meminta bantuan kepada kaum penduduk lokal dan tidak membayar pajak, 4)
Belanda pada tahun 1871, tentunya permintaan Penduduk diwajibkan menanam dan menjual
tersebut disambut oleh Belanda. Dari dulu kopi ke Belanda. Tetapi plakat yang sudah
Minangkabau sudah menjadi perhatian, karena disusun tidak menyurutkan perlawanan rakyat
memiliki perdagangan kopi yang baik. Pada minang. Tetapi tidak bertahan lama, pada saat
saat itu perlawanan yang diberikan kaum Padri itu operasi militer di lakukan oleh pasukan
sangatlah sengit. Saat menghadapi perang Belanda. Kaum Padri pun tidak kehabisan akal,
jawa, Belanda menemui 2 kenyataan bahwa: 1) mereka menerapkan perang gerilya yang
Kaum Padri tidak mudah dikalahkan bertujuan memperlambat serangan Belenda ke
Bonjol
Tuanku Imam Bonjol Tuanku Tambusai
Tokoh ini yang membantu para kaum Perang padri juga memiliki tokoh
Padri, yaitu Muhhamad Shahab. penting lainnya, yaitu Muhammad
Muhammad shahab akhirnya di kenal Saleh. Tokoh ini biasa di kenal dengan
dengan Tuanku Imam Bonjol. Sapaan Tuanku Tambusai. Beliau merupakan
atau pangggilan Tuanku merupakan anak dari seorang guru agama islam
gelar yang di berikan kepada guru- yang akhirnya di angkat oleh seorang
guru agama di Minangkabau. Pada saat paham agama (fakih). Dalam
itu, Tuanku Imam Bonjol dipilih oleh peperangan beliau memimimpin
Tuanku Nan Renceh. Tuanku Imam pasukan gabungan, yang didalamnya
bonjol dipilih untuk memimpin kaum terdapat pasukan padri dari berbagai
padri yang bertempat di bonjol. daerah di Sumatra Barat. Hal ini
Namun, hal jni tidak di setujui oleh teteap berlangsung hingga benteng
kaum adat, sehingga terjadilah Dalu-Dalu jatuh ke tangan Belanda.
perpecahan antara kaum adat dan Namun, Tuanku Tambusai berhasil
kaum Padri. melarikan diri. Hingga akhirnya beliau
wafat di Seremban, pada tahun 1882.
Berkat jasa yang di berikan dia di
kenang menjadi sosok pahlawan
Nasional.
Dalam sebuah kisah pastinya memiliki akhir, • Dibangunnya Museum Tuanku Imam
begitu juga dengan kisah Padri. Setelah Bonjol. Museum ini dibangun pada
Belanda berhasil membangun infrastuktur. tahun 1987 dan terletak di Jalan
Hingga pada 16 juni 1835 terjadi peperangan Lintas Tengah Sumatera, Ganggo
yang dahsyat, yang bertepat di Benteng Bonjol. Hilia, Bonjol, Pasaman, Sumatera
Pada saat itu Kaum padri merasa kewalahan, Barat. Museum ini didirikan untuk
karena Belanda memiliki banyak pasukan. Saat mengenang jasa dari salah satu
itu, sebagian Benteng Bonjol sudah dirobohkan, pahlawan nasional, Tuanku Imam
bahkan hampir semua keluarga Imam Bonjol Bonjol. Museum ini berisikan beragam
hampir dibunuh. Namun, Tuanku Imam Bonjol benda peninggalan bekas perjuangan
berhasil melarikan diri. Saat Imam Bonjol Tuanku Imam Bonjol sekaligus
melakukan pelarian, Beliau masih sempat- menjadi sarana edukasi histori masa
sempatnya melakukan pembangunan kembali lampau kepada masyarakat luas
kekuatan kaum padri, tetapi semua yang di • Peninggalan Benteng Tujuh Lapis.
usahakan berakhir gagal. Hal ini terjadi karena Benteng ini dibangun oleh Tuanku
kaum Padri masih tercerai-berai diberbagai Tambusai pada 1830 sekaligus
tempat. Pada akhirnya Imam Bonjol di menjadi bukti perjuangan masyarakat
asingkan ke Manado, Hingga pada akhir masa Dalu-Dalu melawan penjajah. Benteng
hidupnya pada tahun 1864. Tetapi pada akhir ini berada di Desa Dalu-Dalu,
hayatnya peperangan masih tetap berlangsung. Kecamatan Tambusai, Kabupaten
Peperangan tersebut di pimpin oleh Tuanku Rokan Hulu, Provinsi Riau, berfungsi
Tambusai. Tetapi tetap di patahkan oleh sebagai basis pertahanan terhadap
belanda. Hingga pada akhirnya sistim Kerajaan perlawanan penjajahan Belanda.
Pagaruyung tidak lagi otonom, tetapi berada di Benteng ini dikenal dengan nama
bawah kekuasaan Belanda Kubu Aur Duri, karena parit dan
tanggul pertahanan benteng ini
diperkuat dengan sejenis bambu
berduri.
• Pahlawan Nasional Tuanku Imam
Bonjol menjadi tokoh dalam uang
pecahan Rp 5.000 terbitan Bank
Indonesia 6 November 2001. Hal
tersebut sebagai bentuk penghargaan
agar pahlawan nasional seperti
tuanku imam bonjol lebih dikenal
masyarakat secara luas
• Penamaan beberapa nama Jalan dan
Nama Universitas seperti UIN Imam
Bonjol Padang & Universitas Pahlawan
Tuanku Tambusai Riau juga menjadi
bentuk penghargaan dan
penghormatan kepada kedua
pahlawan nasional tersebut.

Anda mungkin juga menyukai