0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas beberapa biaya yang timbul akibat inflasi seperti biaya kulit sepatu yang aus karena sering ke bank, biaya percetakan menu baru bagi bisnis saat harga bahan makanan naik, dan peningkatan variabilitas harga antar barang yang menyebabkan alokasi sumber daya menjadi kurang efisien.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
KELAS C_RANGKUMAN MATERI BIAYA INFLASI_ANDI ARMAYANI
Dokumen tersebut membahas beberapa biaya yang timbul akibat inflasi seperti biaya kulit sepatu yang aus karena sering ke bank, biaya percetakan menu baru bagi bisnis saat harga bahan makanan naik, dan peningkatan variabilitas harga antar barang yang menyebabkan alokasi sumber daya menjadi kurang efisien.
Dokumen tersebut membahas beberapa biaya yang timbul akibat inflasi seperti biaya kulit sepatu yang aus karena sering ke bank, biaya percetakan menu baru bagi bisnis saat harga bahan makanan naik, dan peningkatan variabilitas harga antar barang yang menyebabkan alokasi sumber daya menjadi kurang efisien.
OLEH ANDI ARMAYANI K1121020 PROGRAM STUDI KEWIRAUSAHAAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS KALLA
TAHUN AJARAN 2021/2022 1. Biaya Kulit Sepatu Secara sederhana, biaya kulit sepatu dapat dipahami sebagai kondisi yang terjadi pada masyarakat di suatu negara yang mengalami inflasi atau hiperinflasi sehingga tingkat penarikan uang tunai dalam jumlah sedikit, lebih sering terjadi. Karena uang tunai tidak bisa membeli banyak barang hari ini, maka lebih baik menyimpannya di bank dan hanya memegang sedikit uang tunai. Biaya kulit sepatu merupakan sebuah analogi yang mengacu pada biaya yang dikeluarkan ketika harus bolak-balik ke bank untuk melakukan transaksi keuangan cash, meski uangnya terus menerus mengalami penurunan nilai. Dimana biaya yang dikiaskan disini adalah kondisi sepatu yang semakin aus karena perjalanan ke bank atau secara realistis, mengacu pada ongkos transportasi, tarif parkir, bensin, dan lain-lain. 2. Biaya Menu Biaya menu merupakan biaya yang timbul pada sebuah bisnis akibat adanya inflasi. Perusahaan akan merubah harga dan daftar menu mengikuti tren untuk strategi memaksimalkan keuntungan. Sehingga ketiga terjadi perubahan pada harga-harga di pasaran akibat inflasi, pebisnis pun akan ikut melakukan perubahan atau penyesuaian pada daftar menu mereka, yang tentu membutuhkan biaya percetakan dan lain-lain. Atau pada realitasnya sendiri, ketika terjadi kenaikan bahan baku, maka para pedagang akan berusaha menyiasati harga baru karena khawatir pelanggannya kabur. 3. Peningkatan Variabilitas Harga Relatif Artinya, ketika terjadi inflasi dan harga barang dan jasa yang berbeda naik, maka akan terjadi perubahan harga pada barang dan jasa yang lain secara relatif. Sehingga terjadi misalokasi sumber daya yang tidak efisien karena kenaikan biaya pada berbagai bidang juga ikut terkerek naik. 4. Perubahan yang Tidak Diinginkan dalam Kewajiban Pajak Artinya inflasi cenderung meningkatkan beban pajak pada pendapatan yang diperoleh dari tabungan. 5. Kebingungan dan Ketidaknyamanan Inflasi menyebabkan sulitnya membandingkan pendapatan riil, biaya, dan keuntungan dari waktu ke waktu sehingga bagi perusahaan ataupun masyarakat pada umumnya mengalami kebingungan dan ketidaknyamanan karena harga yang tidak stabil. 6. Retribusi yang Sewenang-Wenang (Arbiter) Retribusi merupakan pemungutan uang oleh pemerintah seperti kota praja sebagai balas jasa yang menjadi salah satu sumber pembiayaan daerah selain pajak. Dimana retribusi ini bersifat tidak wajib namun terdapat paksaan secara ekonomis, artinya seseorang tdak akan terkena sanksi apabila tidak membayar retribusi tersebut namun juga tidak mendapatkan pelayanan atas jasa yang disediakan oleh pemerintah. Arbiter yang terjadi pada saat inflasi dikatakan sewenang-wenang sebab pemerintah bisa saja menetapkan harga yang terlampau tinggi dengan alasan inflasi padahal sangat memberatkan masyarakat.