Bentuk kejahatan yang diadili SCSL secara umum adalah kejahatan kemanusiaan.
Selain itu, pelanggaran dalam konvensi internasional juga diadili SCSL. Pelanggaran tersebut
diantaranya pelanggaran terhadap artikel ke-3 Konvensi Jenewa dan Protokol Tambahan II.
Artikel ke-3 konvensi Jenewa khususnya berkaitan dengan poin (a), yaitu tindakan kekerasan
atas jiwa dan raga terutama setiap macam pembunuhan, pengudungan, perlakuan kejam dan
penganiayaan. Sementara Protokol Tambahan II berkaitan dengan perlindungan korban-korban
sengketa-sengketa senjata bukan internasional.
Kejahatan ini dilakukan oleh tokoh-tokoh utama Civil Defence Forces (CDF), sebuah
angkatan sipil bersenjata yang mendukung pemerintahan Ahmed Tejan Kabbah. Tokoh-tokoh
utama tersebut diantaranya Sam Hinga Norman, Moinina Fofana, dan Allieu Kondewa. Sam
Hinga Norman didakwa dengan delapan dakwaan pada tanggal 7 Maret 2003, sedangkan
Moinina Fofana dan Allieu Kondewa didakwa pada tanggal 26 Juni 2003. Kemudian pada
tanggal 28 Februari 2004, sidang pengadilan memerintahkan agar ketiganya diadili bersama
dengan menggabungkan dakwaan. Persidangan di SCSL dilakukan berdasarkan Statuta Sierra
Leone.
Pada tahun 1996 diadakan pemilihan umum yang menjadikan Ahmed Tejan Kabbah
terpilih sebagai presiden. Civil Defence Forces (CDF) atau Angkatan Bersenjata Sipil adalah
organisasi paramiliter yang mendukung pemerintah Ahmed Tejan Kabbah untuk melawan
kelompok pemberontak Revolutionary United Front (RUF) atau Front Persatuan Revolusi pada
perang saudara yang terjadi di Sierra Leone. Perang saudara ini diawali dengan kemerdekaan
Sierra Leone dari Inggris namun pada tahun-tahun berikutnya keadaan negara menjadi kacau
dengan adanya pemerintah Sierra Leone yang melakukan korupsi yang signifikan, pemilihan
umum yang penuh dengan kekerasan, dan sistem pendidikan yang hancur. Dengan keadaan
yang semakin rumit membuat Sierra Leone mengalami krisis ekonomi dan pada tahun 1991
menjadikan Sierra Leone salah satu negara paling miskin di dunia.
Dengan konflik yang berkepanjangan, begitu banyak orang yang putus asa, oleh karena
itu RUF terbentuk sebagai bentuk pemberontakan. Pada saat Presiden Ahmed Tejan Kabbah
memerintah, dibentuklah CDF sebagai pasukan untuk membantu melakukan perlawanan
kepada RUF. Akibat dari perang saudara ini banyak terjadi kejahatan perang, kejahatan
terhadap kemanusiaan, perekrutan anak dibawah umur 15 tahun kedalam Angkatan bersenjata
dan terjadi pelanggaran serius atas hukum humaniter internasional.
B. Masa Persidangan
Persidangan dilakukan dimulai pada tanggal 3 Juni 2004 dan berakhir pada tanggal 2
Agustus 2007. Namun pada tanggal 22 Februaru 2007, Sam Hinga Norman meninggal karena
serangan jantung dalam suatu operasi yang ia jalani sebelum putusan hakim dilakukan.
Sehingga pada 21 Mei 2007 pengadilan menghentikan proses hukum terhadap Sam Hinga
Norman. Mereka diadili di hadapan majelis ini atas delapan dakwaan yang menuduh mereka
melakukan pembunuhan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan, kekerasan terhadap
kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan fisik atau mental orang, khususnya pembunuhan,
tindakan tidak manusiawi sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan, kekerasan terhadap
kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan fisik atau mental, khususnya perlakuan kejam,
penjarahan, tindakan terorisme, hukuman kolektif dan memasukkan anak-anak di bawah usia
15 tahun ke dalam angkatan bersenjata atau kelompok atau menggunakannya untuk
berpartisipasi secara aktif dalam pertempuran.
Fofana dinyatakan bersalah karena ,membantu dan bersekongkol, sesuai dengan Pasal
6(1) untuk wilayah Tongo, gagal mencegah terjadinya kejahatan sesuai dengan Pasal 6(3)
untuk wilayah Koribondo, gagal mencegah terjadinya kejahatan sesuai dengan Pasal 6(3)
untuk wilayah Bo. Majelis mempertimbangkan tindakan seperti mutilasi dan pembunuhan yang
ditargetkan terhadap Warga Sipil Limba menjadi indikasi telah terjadi kebrutalan yang
dilakukan ia dan bawahnnya. selain itu terdapat pembunuhan yang mengerikan terjadi kepada
perempuan-perempuan di Koribondo.
Sementara kondewa juga dinyatakan bersalah atas Pasal 6(1) dan Pasal 6(3) karena
membantu dan bersekongkol, sesuai dengan Pasal 6 ayat (1) angka 2, 4, dan 7 untuk wilayah
Tongo, gagal mencegah terjadinya kejahatan sesuai dengan Pasal 6 ayat (3) angka 2,4, dan 5
untuk wilayah Koribondo, memerintahkan pembunuhan sesuai dengan pasal 6 ayat (1) angka
2 di wilayah Talia, serta memerintahkan perekrutan tentara anak dibawah umur sesuai dengan
Pasal 6 ayat (1) angka 8
Hal-hal yang memberatkan bagi Fofana adalah Fofana memiliki peran sentral di CDF.
Sebagai komandan perang di Base Zero Fofana menyusun strategi perang, memilih pasukan
yang terjun ke medan perang, dan menerima laporan langsung sebelum diteruskan pada
Norman. Majelis menemukan bahwa Fofana memiliki kekuasaan di Base Zero dan seorang
pemimpin seluruh pasukan. Sedangkan hal yang memberatkan bagi Kondewa adalah Kondewa
dianggap sebagai “imam besar” sehingga seluruh pasukan mengikuti segala arahnnya seperti
kemana dan kapan perang dilakukan serta tidak akan ada perang tanpa persetujuannya. Majelis
berpendapat bahwa banyak terjadi kekerasan dan kejahatan yang serius yang dilakukan oleh
Fofana dan Kondewa meskipun mereka berdalih untuk menegakkan demokrasi. mereka harus
mematuhi hukum perang dan hukuman yang ditetapkan oleh majelis.
Majelis memerintahkan untuk menjatuhi hukuman total kepada Allieu Kondewa 8 tahun
penjara dan mulai berlaku sejak ia ditangkap tanggal 29 Mei 2003. Majelis memerintahkan
untuk menjathui hukuman total kepada Moinina Fofana 6 tahun penjara dan mulai berlaku
sejak ia ditangkap tanggal 29 Mei 2003.
Konvensi Jenewa
Natarajan, Mangai, Kejahatan dan Pengadilan Internasional, 2015, Jakarta : Nusa Media.
Muhammad Ansyar, Dimas Pranowo, “Peradilan Tribunal Dalam Hukum Pidana Internasional
(Hybrid Tribunal)”, Jurnal Syntax Literate, November 2021.
Alkhawi Noermatin .S, Hukum Humaniter Dalam Konflik Sierra Leone Yang Melibatkan
Tentara Anak ,
https://www.academia.edu/41552509/HUKUM_HUMANITER_DALAM_KONFLIK_SIER
RA_LEONE_YANG_MELIBATKAN_TENTARA_ANAK, diakses pada tanggal 4
November 2022.
Tanti Sridianti, “Perang Saudara Di Sierra Leone Dan Peran “Berlian Berdarah”
https://perbedaannya.com/perang-saudara-di-sierra-leone-dan-peran-berlian-
berdarah/index.html, diakses pada tanggal 3 November 2022.