Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

TEORI PERUSAHAAN

DOSEN PEMBIMBING

Dr. Mukson, M.Pd., M.M.

DISUSUN OLEH:

Ayu Anaya 20010102


Asti zelin karina 20010034
Masri Sureza 20010115
M. Fajar Siddiq 20010041
Redha Nurbaiti 20010035
Restu Maja Utama 20010100

STIE MUHAMMADIYAH KALIANDA

FAKULTAS EKONOMI

MANAJEMEN
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji syukur atas Kehadirat-Nya,yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah Nya kepada kami,sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Penerapan Teori Kendala dengan baik. Tak
lupa Sholawat serta salam kami panjatkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr.
mukson mpd, M,M selaku Dosen mata kuliah EKONOMI MANAJERIAL
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MUHAMMADIYAH KALIANDA
yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Makalah ini telah kami buat
dengan sebaik-baiknya untuk memenuhi tugas EKONOMI MANAJERIAL.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita.

Demikian yang dapat kami sampaikan,mohon maaf apabila ada salah kata yang
kurang berkenan.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
TEORI PERUSAHAAN

Teori perusahaan adalah konsep dasar yang digunakan dalam kebanyakan studi
ekonomi manajerial.
Berikut beberapa butir penting yang dikemukakan teori perusahaan perusahaan:

1. Perusahaan bisnis adalah kombinasi antara antara: orang, asset fisik dan
keuangan, serta system dan   informasi informasi.
2. Orang yang terlibat langsung langsung: shareholders, management,
employee, supplier, customers mereka dipengaruhi secara langsung oleh
operasional perusahaan perusahaan.
3. Society (stakeholders) kegiatan firm yaitu:

(1) Bisnis stakeholders dipengaruhi oleh karena gunakan sumberdaya yang


langka langka;

(2) Bisnis membayar pajak pajak;

(3) Bisnis menyediakan pekerjaan pekerjaan; dan

(4) Bisnis memproduksi barang dan jasa untuk masyarakat masyarakat. Oleh
karena itu, perusahaan harus  beroperasi secara optimal.

Teori Perusahaan mengakui maksimisasi laba sebagai sasaran utama


perusahaan perusahaan. Pertama Pertama-tama maksimisasi laba jangka pendek
pendek. Untuk jangka panjang, maksimisasi nilai yang diharapkan (expected
value value).

Setiap perusahaan menghadapi sumber daya yang terbatas dan permintaaan


yang terbatas atas setiap produk. Keterbatasan-keterbatasn ini disebut
“Kendala” (constraint).

Teori Kendala mengakui bahwa kinerja setiap perusahaan dibatasi oleh kendala-
kendalanya. Jika hendak memperbaiki kinerjanya, suatu perusahaan harus
mengidentifikasi kendala-kendalanya, mengeksploitasi kendalanya dalam
jangka pendek dan jangka panjang, kemudian menemukan cara untuk
mengatasinya.

Fungsi dari perusahaan adalah untuk membeli sumber dayaatau input dan
mentransformasikannya menjadi barang dan jasa untuk dijual.
Tujuan dari perusahaan adalah memaksimasi nilai (Value)perusahaan yaitu
present value seluruh profit masa depanyang diharapkan (Expected Future
Profit)

Pengertian Perusahaan

Sebelum menelaah lebih jauh tentang tujuian dari perusahaan, penting terlebih
dahulu mengenal tentang pengertian dari perusahaan. Secara umum perusahaan
adalah organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang atau
badan dalam melakukan produksi dan distribusi.

Perusahaan juga dapat didefinisikan sebagai suatu lembaga dalam bentuk


organisasi yang dioperasikan dengan tujuan untuk menyediakan barang dan jasa
bagi masyarakat dengan motif atau insentif keuntungan.

1 Pengertian Perusahaan Menurut Undang-Undang :

. Undang-Undang No. 3 Tahun 1982

Pengertian perusahaan menurut Undang-Undang No.3 Tahun 1982 adalah


setiap bentuk usaha yang bersifat tetap, terus menerus dan yang didirikan,
bekerja serta berkedudukan dalam wilayah negara republik Indonesia. Tujuan
perusahaan adalah memperoleh keuntungan (laba).

2. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 6

Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, miliki orang
perseorangan, milik persekutuan atau milik badan hukum, baik milik swasta
maupun milik negara yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar
upah atau imbalan dalam bentuk lain.

Usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang memiliki pengurus dan


mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk
lain.

3. Undang-Undang No.8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan pasal 1


angka 1

Pengertian perusahaan menurut Undang-Undang No.8 Tahun 1997 adalah


setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus menerus
dengan memperoleh keuntungan dan atau laba, baik yang diselenggarakan oleh
orang perorangan maupun badan usaha yang berbentuk badan hukum atau
bukan badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan dalam wilayah Negara
Republik Indonesia.

4. Undang-Undang Republik Indonesia No.19 Tahun 2003 pasal 1 Tentang


Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Pengertian perusahaan umum menurut Undang-Undang Republik Indonesia


No.19 Tahun 2003 pasal 1 Tentang BUMN adalah perusahaan umum yang
selanjutnya disebut dengan Perum adalah BUMN yang seluruh modalnya
dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham.

Pengertian Perusahaan Menurut Para Ahli :

Sebelum mengetahui tentang tujuan perusahaan, berikut ini ulasan mengenai


pengertian perusahaan menurut beberapa ahli.

1. C. S. T. Kansil

Pengertian perusahaan menurut C. S. T. Kansil yakni perusahaan merupakan


semua bentuk badan usaha yang menjalankan jenis usaha yang bersifat tetap
dan terus menerus, dan didirikan, bekerja, serta berkedudukan dalam wilayah
negara Indonesia untuk tujuan mendapatkan keuntungan.

2. Murti Sumarni

Menurut Murti Sumarni perusahaan merupakan sebuah unit kegiatan produksi


yang mengolah sumber daya ekonomi untuk memproduksi barang dan jasa bagi
masyarakat dengan tujuan menyediakan kebutuhan masyarakat dan
mendapatkan keuntungan.

3. Willem Molengraaff

Selanjutnya adalah pengertian perusahaan menurut Willem Molengraaff.


Menurut Willem Molengraaff perusahaan merupakan keseluruhan perbuatan
yang dilakukan secara terus menerus, bertindak ke luar untuk mendapatkan
penghasilan dengan cara memperdagangkan, menyerahkan barang, atau
pengadaan perjanjian perdagangan.
4. Ebert dan griffin

Menurut Ebert dan griffin Perusahaan adalah sebuah organisasi yang


menghasilkan barang dan jasa untuk memperoleh keuntungan.

5. Swastha dan Sukotjo

Swastha dan Sukotjo memaparkan bahwa perusahaan merupakan suatu


organisasi produksi yang menggunakan dan mengkoordinir sumber-sumber
ekonomi untuk memuaskan kebutuhan dengan cara yang menguntungkan.

Beberapa alasan adanya perusahaan

Perusahaan tentunya memiliki banyak tujuan karena perusahaan hadir guna


untuk memenuhi kebutuhan ekonomis manusia. Tujuan perusahaan adalah
untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang
bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip
pengelolaan perusahaan.

Perusahaan merupakan tempat terjadinya kegiatan produksi, baik barang dan


jasa, serta tempat berkumpulnya semua faktor produksi. Kegiatan yang
dilakukan dalam perusahaan tentunya guna untuk memenuhi kebutuhan
ekonomis manusia.

Kegiatan produksi dan distribusi dilakukan dengan menggabungkan berbagai


faktor produksi, yaitu manusia, alam dan modal. Salah satu tujuan perusahaan
tentunya untuk mencapai dan menghasilkan sesuatu guna untuk memenuhi
kebutuhan ekonomis manusia.

Fungsi Perusahaan

Fungsi perusahaan terbagi menjadi beberapa segi, beberapa diantanya :

1. Fungsi Ekonomi, sebuah perusahaan memiliki tugas utama yaitu


memonitoring, menganalisis dan menyelidiki terkait perekonomian perusahaan
itu sendiri.
2. Fungsi Akuntansi yang berguna untuk menjaga kekayaan perusahaan,
memastikan prosedur perusahaan dijalankan dengan baik, menjaga keandalan
informasi akuntansi serta mendorong efisiensi kerja dalam perusahaan.

3. Fungsi Produksi adalah menciptakan hingga menambah fungsi dari sebuah


barang atau bisa juga jasa. Proses produksi tentunya ada berbagai macam yang
bisa disesuaikan dengan bidang perusahaan bergerak.

4. Fungsi Pemasaran yaitu aktivitas untuk memenuhi kebutuhan melalui


proses pertukaran yang saling menguntungkan antara produsen dan konsumen.
Banyak metode pemasaran yang digunakan oleh setiap perusahaan bergantung
pada kreativitas masing-masing untuk bisa mendapatkan perhatian dari
konsumennya.

5. Fungsi Personalia yang merupakan pegawai atau personel yang diberikan


tanggung jawab sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing. Sehingga
adanya fungsi personalia ini juga sangat penting untuk menjaga agar efektivitas
serta efisiensi pekerjaan yang dilakukan dalam perusahaan dapat berjalan secara
optimal sesuai yang diharapkan sebelumnya.

Tujuan Perusahaan

Tujuan perusahaan adalah memperoleh keuntungan (laba). Setiap bentuk usaha


yang berbadan hukum atau tidak, miliki orang perseorangan, milik persekutuan
atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang
mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam
bentuk lain.

Berikut ini tujuan perusahaan yang perlu untuk diketahui dalam dunia bisnis.
Memahami tentang pengertian, tujuan perusahaan, dan segala hal yang
berkaitan dengan perusahaan akan menambah wawasan. Perusahaan tentunya
memiliki banyak tujuan untuk karena perusahaan hadir guna untuk memenuhi
kebutuhan ekonimis manusia.

Tujuan perusahaan adalah kemanfaatan umum berupa penyediaan barang


dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan
berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.
Tujuan perusahaan merupakan sesuatu yang akan dicapai atau yang dihasilkan
oleh perusahaan yang bersangkutan. Tujuan perusahaan adalah target yang
bersifat kuantitatif dan pencapaian target tersebut merupakan ukuran
keberhasilan kinerja perusahaan.

Tujuan perusahaan sangat penting sehingga perumusan misi dan visi perusahaan
harus dilakukan dengan serius. Misi dan visi perusahaan harus dirumuskan
sependek mungkin dengan spesifikasi yang jelas sehingga setiap orang akan
selalu mengingatnya.

Tujuan perusahaan juga berisikan tentang komitmen beserta resikonya. Tujuan


juga untuk menggambarkan arahan bagi perusahaan secara jelas, dalam
merumuskannya tujuan harus memberikan ukuran yang lebih spesifik.

Nilai perusahaan adalah persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan


perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang
tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi, dan meningkatkan kepercayaan
pasar tidak hanya terhadap kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek
perusahaan di masa mendatang.

Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan,


karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan
tujuan utama perusahaan. Meningkatnya nilai perusahaan adalah sebuah prestasi
yang sesuai dengan keinginan para pemiliknya, karena dengan meningkatnya
nilai perusahaan, maka kesejahteraan para pemilik juga akan meningkat.

Berikut ini beberapa definisi dan pengertian nilai perusahaan dari


beberapa sumber buku:

 Menurut Sartono (2010:487), nilai Perusahaan adalah nilai jual sebuah


perusahaan sebagai suatu bisnis yang sedang beroperasi. Adanya
kelebihan nilai jual diatas nilai likuidasi adalah nilai dari organisasi
manajemen yang menjalankan perusahaan itu.

 Menurut Harmono (2009:233), nilai Perusahaan adalah kinerja


perusahaan yang dicerminkan oleh harga saham yang dibentuk oleh
permintaan dan penawaran pasar modal yang merefleksikan penilaian
masyarakat terhadap kinerja perusahaan.
 Menurut Noerirawan (2012), nilai Perusahaan merupakan kondisi yang
telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan
masyarakat terhadap perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan
selama beberapa tahun, yaitu sejak perusahaan tersebut didirikan sampai
dengan saat ini. 

 Menurut Brigham dan Erdhadt (2005:518), nilai perusahaan merupakan


nilai sekarang (present value) dari free cash flow di masa mendatang pada
tingkat diskonto sesuai rata-rata tertimbang biaya modal. Free cash flow
merupakan cash flow yang tersedia bagi investor (kreditur dan pemilik)
setelah memperhitungkan seluruh pengeluaran untuk operasional
perusahaan dan pengeluaran untuk investasi serta aset lancar bersih. 

 Menurut Gitman (2006: 352), nilai perusahaan adalah nilai aktual per
lembar saham yang akan diterima apabila aset perusahaan dijual sesuai
harga saham.

Nilai Perusahaan 

Nilai perusahaan dapat diukur dengan menggunakan harga saham menggunakan


rasio yang disebut rasio penilaian. Menurut Sudana (2011:23), rasio Penilaian
adalah suatu rasio yang terkait dengan penilaian kinerja saham perusahaan yang
telah diperdagangkan di pasar modal (go public).

Rasio penilaian memberikan informasi seberapa besar masyarakat menghargai


perusahaan, sehingga masyarakat tertarik untuk membeli saham dengan harga
yang lebih tinggi dibanding nilai bukunya. Berikut ini beberapa metode yang
digunakan untuk mengukur nilai perusahaan.

a. Price Earning Ratio (PER) 

Price earning ratio (PER) menunjukkan berapa banyak jumlah uang yang rela
dikeluarkan oleh para investor untuk membayar setiap dolar laba yang
dilaporkan (Brigham dan Houston, 2006:110).
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar perbandingan antara harga
saham perusahaan dengan keuntungan yang diperoleh oleh para pemegang
saham.
Kegunaan price earning ratio adalah untuk melihat bagaimana pasar menghargai
kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh earning per share nya. Price earning
ratio menunjukkan hubungan antara pasar saham biasa dengan earning per
share.

Price earning ratio (PER) berfungsi untuk mengukur perubahan kemampuan


laba yang diharapkan di masa yang akan datang. Semakin besar PER, maka
semakin besar pula kemungkinan perusahaan untuk tumbuh sehingga dapat
meningkatkan nilai perusahaan.

Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur Price earning ratio (PER)
adalah sebagai berikut:

Rumus Price Earning Ratio (PER)

b. Price to Book Value (PBV) 

Price to Book Value (PBV) adalah rasio yang menunjukkan apakah harga
saham yang diperdagangkan overvalued (di atas) atau undervalued (di bawah)
nilai buku saham tersebut (Fakhruddin dan Hadianto, 2001).

Price to Book Value (PBV) menggambarkan seberapa besar pasar menghargai


nilai buku saham suatu perusahaan. Makin tinggi rasio ini, berarti pasar percaya
akan prospek perusahaan tersebut. PBV juga menunjukkan seberapa jauh suatu
perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan yang relatif terhadap jumlah
modal yang diinvestasikan

Untuk perusahaan-perusahaan yang berjalan dengan baik, umumnya rasio ini


mencapai diatas satu, yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar
dari nilai bukunya. Semakin besar rasio PBV semakin tinggi perusahaan dinilai
oleh para pemodal relatif dibandingkan dengan dana yang telah ditanamkan di
perusahaan.
Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur Price to Book Value (PBV)
adalah sebagai berikut:

Rumus Price to Book Value (PBV)

c. Tobin’s Q 

Alternatif lain yang digunakan dalam mengukur nilai perusahaan adalah dengan
menggunakan metode Tobin’s Q yang dikembangkan oleh James Tobin.
Tobin’s Q dihitung dengan membandingkan rasio nilai pasar saham perusahaan
dengan nilai buku ekuitas perusahaan (Weston dan Copeland, 2001).

Rasio Q lebih unggul daripada rasio nilai pasar terhadap nilai buku karena rasio
ini fokus pada berapa nilai perusahaan saat ini secara relatif terhadap berapa
biaya yang dibutuhkan untuk menggantinya saat ini.

Adapaun rumus Tobin’s Q adalah sebagai berikut:

Rumus Tobin’s Q

Keterangan: 
Q       = nilai perusahaan
EMV = nilai pasar ekuitas
EBV  = nilai buku dari total aktiva
D       = nilai buku dari total hutang

EMV diperoleh dari hasil perkalian harga saham penutupan pada akhir tahun
(closing price) dengan jumlah saham yang beredar pada akhir tahun sedangkan
EBV diperoleh dari selisih total asset perusahaan dengan total kewajibannya.
Jenis-jenis Perusahan dan Unsur-unsur Perusahaan

Jenis-jenis perusahaan terbagai menjadi 2, beberapa diantaranya adalah jenis-


jenis perusahaan berdasarkan lapangan usaha dan berdasarkan kepemilikan.

Jenis-jenis Perusahaan Berdasarkan Lapangan Usaha :

1. Perusahaan Ekstratif

Perusahaan ekstraktif merupakan jenis perusahaan berdasarkan lapangan usaha


yang pertama. Perusahaan ekstraktif yaitu perusahaan yang fokus di bidang
pemanfaatan kekayaan alam, mulai dari penggalian, pengambilan dan
pengolahan kekayaan alam yang tersedia. Misalnya: tambang batu bara.

2. Perusahaan Agraris

Perusahaan agraris yaitu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan lahan


atau ladang. Misalnya perusahaan yang bekerja di bidang pertanian, perikanan
darat, perkebunan, kehutanan, dan lainnya.

3. Perusahaan Industri

Perusahaan industri yaitu perusahaan yang memproduksi barang mentah


menjadi setengah jadi atau setengah jadi menjadi produk siap jual. Bisa juga
perusahaan yang meningkatkan nilai guna barang.

4. Perusahaan Perdagangan

Perusahaan lapangan usaha berdasarkan lapangan usaha selanjutnya adalah


perusahaan perdagangan. Perusahaan perdagangan yakni perusahaan yang
bergerak di bidang jual beli barang, membeli barang yang sudah jadi tanpa
diolah lagi. Misalnya usaha pertokoan, usaha minimarket, dan lainnya.

5. Perusahaan Jasa

Selanjutnya yakni perusahaan jasa yaitu perusahaan yang bergerak di bidang


jasa atau layanan. Misalnya jasa perbankan, asuransi, perhotelan, pembiayaan,
dan lainnya.

Jenis-jenis Perusahaan Berdasarkan Kepemilikan :

1. Perusahaan milik negara, yaitu perusahaan yang dimodali dan didirikan oleh
negara.
2. Koperasi, yakni perusahaan yang dimodali dan didirikan oleh anggotanya.

3. Perusahaan swasta, yaitu perusaaan yang dimodali dan didirikan oleh


sekelompok orang luar (di luar negara).

Unsur-unsur Perusahaan

Berikut ini ulasan singkat mengenai unsur-unsur perusahaan setelah mengetahui


pengertian, tujuan perusahaan, hingga jenis-jenis perusahaan :

1. Badan Usaha

2. Kegiatan di Bidang Ekonomi.

3. Terus –menerus. Maksud dari terus-menerus disini yakni kegiatan usaha yang
dilakukan perusahaan sebagai mata pencaharian, dilakukan secara terus
menerus dan bukan kegiatan insidentil.

4. Bersifat tetap

5. Diketahui Publik

6. Mendapatkan Laba

7. Pembukuan

Bentuk Perusahaan di Indonesia

Bentuk perusahaan di Indonesia di bagi menjadi beberapa bentuk. Perusahaan


berbadan hukum, perusahaan yang bukan berdasarkan hukum, dan perusahaan
multinasional.

1. Perusahaan Berbadan Hukum

Perusahaan ini bisa dimiliki oleh negara atau swasta. Bisa juga bentuknya
persekutuan yang dimiliki oleh beberapa pengusaha baik sasta atau negara yang
sudah memiliki syarat-syarat hukum. Contoh perusahan berbadan hukum
diantaranya:

- PT (Perseroan Terbatas)

- P.T. Tbk. (Perseroan Terbatas, Terbuka)

- Perusahaan Perseroan (Persero)


- Koperasi (Co-operative)

- Perusahaan Umum

2. Perusahaan yang Bukan Berdasarkan Badan Hukum

Jenis perusahaan ini adalah perusahaan swasta yang dimiliki dan didirikan oleh
beberapa orang pengusaha dalam bentuk kerjasama. Mereka bisa menjalankan
berbagai bidang perekonomian seperti perdagangan, perjasaan dan
perindustrian.

Perusahaan ini dimiliki oleh swasta, bisa berbentuk perseorangan atau


persekutuan. Contoh perusahaan yang bukan berdasarkan badan hukum yaitu:

- Perusahaan perseorangan

- Firma (FA)

- Commanditaire Vennootschap (CV)

- Persekutuan Perdata

- Yayasan – Foundation

3. Perusahaan Multinasional

Perusahaan ini akan tumbuh dan mendapatkan posisi yang kuat dan kebanyakan
bisa bersing di era globalisasi. Ada beberapa faktor yang membuat perusahaan
bisa tumbuh dan berkembang, salah satunya adalah terlengkapinya unsur-unsur
perusahaan sesuai dengan jabaran pengertian perusahaan di atas.

Kendala-Kendala Dalam Operasi Perusahaan

1. Keterbatasan ketersediaan input-input penting


2. Kendala Hukum yang dihadapi perusahaan:
upah minimum, standar kesehatan dan keselamatan, standar emisi polusi ,
UU pelarangan praktik bisnis yang tidak jujur
3. Keterbatasan Ruang pabrik atau gudang dan dana modal
OPTIMASI TERKENDALA: Perusahaan memaksimumkan kekayaan
atau nilai perusahaan dengan mengatasi kendala-kendala yang
dihadapi.

Jenis-jenis Nilai Perusahaan 

Terdapat lima jenis nilai perusahaan berdasarkan metode perhitungan yang


digunakan, yaitu ;

1. Nilai Nominal. Nilai nominal adalah nilai yang tercantum secara formal
dalam anggaran dasar perseroan, disebutkan secara eksplisit dalam neraca
perusahaan, dan juga ditulis secara jelas dalam surat saham kolektif.

2. Nilai Pasar. Nilai pasar sering disebut kurs adalah harga yang terjadi dari
proses tawar menawar di pasar saham. Nilai ini hanya bisa ditentukan jika
saham perusahaan dijual di pasar saham. 

3. Nilai Intrinsik. Nilai intrinsik merupakan konsep yang paling abstrak,


karena mengacu kepada perkiraan nilai riil suatu perusahaan. Nilai
perusahaan dalam konsep nilai intrinsik ini bukan sekedar harga dari
sekumpulan aset, melainkan nilai perusahaan sebagai entitas bisnis yang
memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan di kemudian hari.

4. Nilai Buku. Nilai buku adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan
dasar konsep akuntansi. Secara sederhana dihitung dengan membagi
selisih antar total aset dan total utang dengan jumlah saham yang beredar.

5. Nilai Likuidasi. Nilai likuidasi adalah nilai jual seluruh aset perusahaan
setelah dikurangi semua kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai likuidasi
dapat dihitung dengan cara yang sama dengan menghitung nilai buku,
yaitu berdasarkan neraca performa yang disiapkan ketika suatu
perusahaan akan dilikuidasi.

Keterbatasan Teori Perusahaan


Teori perusahaan yang mempostulat bahwa maksud atau tujuan perusahaan

adalah memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan telah di kritik karena

terlalu sempit dan tidak realistis. Sebagai gantimya, beberapa teori yang lebih

luas tentang perusahaan telah di kemukakan. Yang paling menonjol adalah

model yang mempostulat bahwa tujuan utama perusahaan adalah maksimisasi

penjualan ,maksimisasi utilitas manajemen dan perilaku pemuasan.

Tujuan perusahaan saat ini tidak hanya untuk memaksimumkan nilai

perusahaan.Pernyataan ini pun didukung oleh beberapa tokoh diantaranya:

1) Memaksimalkan penjualan (William Banmoldb), yang mengatakan

bahwa manajer perusahaan modern akan memaksimumkan penjualan

setelah keuntungan yang diperoleh memuaskan untuk memuaskan para

pemegang saham (stockholders). Jika tidak memaksimumkan penjualan

maka anggota akan di pecat, tetapi koperasi tidak.

2) Memaksimalkan utilitas manajemen (Oliver Williamson), yang

mengatakan bahwa sebagai akibat dari pemisahaan manajemen dengan

pemilik (pemisahan manajemen dari kepemilikan), para manajer

lebihtertarik untuk memaksimumkan penggunaan manajemen yang

terukurdengan kompensasi seperti gaji, tunjangan tambahan (tunjangan

tambahan),mempersembahkan saham (stock option), dan sebagainya,

daripadamemaksimumkan keuntungan perusahaan. Antara pemilik dan

anggotaterjadi perbedaan yang mencolok, tetapi koperasi tidak.


3) Perilaku yang Memuaskan (Herbert Simon), Didalam perusahaan modern

yangsangat dan kompleks, dimana tugas manajemen menjadi sangat

rumit danpenuh ketidakpastian kerana kekurangan data, maka manajer

tidak mampumemaksimumkan keuntungan tapi hanya dapat berjuang

untuk memuaskanbeberapa tujuan yang berkaitan dengan penjualan

(penjualan), pertumbuhan(pertumbuhan), pangsa pasar (market share),dll.

Hanya satu pihak yang berjuang, tetapi koperasi semua anggota berperan

penting.

KENDALA DAPAT BERUPA SUMBER DAYA ,HUKUM DAN LAIN-

LAIN

Konsep Dasar Dalam Teori Kendala


Teori kendala atau theory of constraints (TOC) merupakan filosofi manajemen

yang dikembangkan oleh Eliyahu M Goldratt sejak awal 1980-an dan

dikenalkan dalam bukunya, The Goal..

TOC menyatakan bahwa kinerja perusahaan (sistem) dibatasi constraints. Teori

ini mengakui bahwa kinerja setiap perusahaan dibatasi oleh kendala-

kendalanya, yang kemudian mengembangkan pendekatan kendala untuk

mendukung tujuan, yaitu kemajuan yang terusmenerus suatu perusahaan

(continious improvement). Tersine (1994) dalam Sulistiowati (2004)

mendefinisikan TOC sebagai suatu filosofi perbaikan terus-menerus yang

fokusnya pada identifikasi atas kendala untuk pencapaian tujuan perusahaan,

yaitu menghasilkan uang saat ini dan dimasa yang akan datang serta untuk

menetapkan suatu proses perbaikan terus-menerus. Dengan kata lain, TOC

memusatkan perhatian pada kendala-kendala atau hambatan yang dapat

memperlambat proses produksi. Menurut TOC jika hendak meningkatkan

profitabilitas perusahaan secara keseluruhan, maka manajer perlu

mengidentifikasi kendala-kendala yang ada, mengeksploitasinya dalam jangka

pendek dan dalam jangka panjang menemukan cara bagaimana mengatasi

kendala tersebut. TOC adalah suatu filosofi manajemen yang membantu sebuah

perusahaan dalam meningkatkan keuntungan dengan memaksimalkan

produksinya dan meminimalisasi semua ongkos atau biaya yang relevan seperti
biaya simpan, biaya langsung, biaya tidak langsung, dan biaya modal. Sepuluh

prinsip dasar TOC:

a. Seimbangkan aliran produksi, bukan kapasitas produksi. Diasumsikan

perusahaan memiliki kapasitas tidak seimbang dengan jumlah permintaan pasar

(demand) karena keseimbangan kapasitas menghambat pencapaian tujuan (goal)

perusahaan.

b. Tingkat utilitas non bottleneck tidak ditentukan oleh potensi stasiun kerja

tersebut tetapi oleh stasiun kerja bottleneck atau sumber kritis lainnya. Hanya

stasiun kerja yang mengalami bottleneck yang perlu dijalankan dengan utilitas

100 %.

c. Aktivitas tidak selalu sama dengan utilitas. Menjalankan non bottleneck

dapat mengakibatkan bertumpuknya work in process (buffer) dalam jumlah

yang berlebihan.

d. Satu jam kehilangan pada bottleneck merupakan satu jam kehilangan sistem

keseluruhan.

e. Satu jam penghematan pada non bottleneck merupakan suatu fatamorgana.

f. Bottleneck mempengaruhi throughput dan inventory.

g. Batch transfer tidak selalu sama jumlahnya dengan batch proses.

h. Batch proses sebaiknya tidak tetap (variabel).


i. Penjadwalan (kapasitas & prioritas) dilakukan dengan memperhatikan semua

kendala (constraint) yang ada secara simultan

j. Jumlah optimum lokal tidak sama dengan optimum keseluruhan (total).

Pengukuran performansi dilihat sebagai satu kesatuan berdasarkan pemasukan

bahan baku dan hasil produk jadi.

Pengukuran Operasional Dalam Toc Teori Kendala Memfokuskan Diri

Pada Tiga Ukuran Yaitu:

a. Throughput Menurut Hansen dan Mowen (2000:606) throughput adalah suatu

ukuran dimana suatu perusahaan menghasilkan uang melalui penjualan. Dalam

peristilahan operasional,

throughput adalah perbedaan antara pendapatan penjualan dan biaya variabel

ditingkat unit, seperti bahan baku dan tenaga listrik. Dengan pemahaman ini,

throughput berkaitan erat dengan margin kontribusi. Hal ini didukung dalam

pernyataan Hongren et al (2000:692), throughput yang berkaitan dengan margin

kontribusi disebut throughput ontribution, dimana yaitu penjualan dikurangi

dengan biaya bahan langsung. Proses produksi dan distribusi yang tidak

mempengaruhi throughput bukan mrupakan kendala yang mengikat, sehingga

perhatian pada hal-hal tersebut menjadi lebih rendah dibandingkan dengan

perhatian terhadap pemborosan kendala mengikat). Dalam lingkungan


manufaktur yang baru, throughput diukur melalui pengurangan sales dengan

biaya-biaya langsung dari ales tersebut.

b. Persediaan Menurut Hansen dan Mowen (2000:606), persediaan adalah

semua dana yang dikeluarkan perusahaan untuk mengubah bahan baku mentah

melalui throughput. Bahan persediaan dalam TOC merupakan semua aktiva

yang mimiliki dan tersedia secara potensial untuk penjualan. Persediaan produk

jadi hanya difokuskan pada tingkat yang diperlukan untuk menghadapi

perubahan permintaan pelanggan guna memberikan pelayanan yang baik.

Pengadaan persediaan bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi di atas

tingkat minimum tidak akan menambah throughput dan merupakan biaya yang

tidak ternilai tambah.

c. Biaya-biaya operasional Hansen dan Mowen (2000:606) mendefinisikan

biaya-biaya operasional sebagai semua uang yang dikeluarkan perusahaan untuk

mengubah persediaan menjadi throughput. Biaya operasi ini terjadi untuk

mendukung dan mengoptimalkan throughput pada kendala. Berdasarkan tiga

ukuran ini, tujuan pihak manajemen dapat dikatakan sebagai berikut: menaikkan

throughput, meminimalkan persediaan, dan menurunkan biaya-biaya

operasional. Dengan meningkatkan throughput, meminimalkan persediaan, dan

menurunkan beban operasi akan membawa dampak terhadap meningkatnya

kinerja keuangan seperti :

1. Laba
2. Return on Investment

3. Cash flow Secara Tradisional

Penekanan unsur pengingkatan throughput dan penurunan beban operasi

menjadi sangat penting, sedangkan penurunan persediaan dipandang kurang

penting. TOC memberikan peran yang lebih menonjol kepada manajemen

persediaan. TOC mengakui bahwa penurunan persediaan akan mengurangi

biaya menurunkan beban operasi serta memperbaiki laba bersih.àpenyimpanan

Tetapi lebih dalam lagi, TOC menyatakan bahwa penurunan persediaan akan

membantu menghasilkan sisi kompetitif dengan mempunyai produk yang lebih

baik, harga lebih rendah dan tanggapan yang lebih cepat atas kebutuhan

pelanggan.

4. TOC dan Keunggulan Kompetitif Kualitas lebih tinggi (Produk Yang Lebih

Baik) Artinya perusahaan mampu memperbaiki produk / inovasi produk.

Dengan jika ada inovasi, bisa langsung dilepas diàpersediaan yang rendah

pasaran, sebelum pesaing mengeluarkan produk serupa, tanpa menunggu lama

persediaan habis dulu. 8 Tingkat persediaan yang tinggi berarti (Harga Yang

Lebih Rendah) Berarti diperlukannya kapasitas produksi yang lebih tinggi dan

ini berarti investasi yang lebih tinggi dalam peralatan dan ruang. Karena waktu

tunggu dan tingkat kerja yang tinggi seringkali menyebabkan jam kerja lembur.

Adanya jam kerja lembur dengan sendirinya akan meningkatkan biaya-biaya

operasional dan merendahkan profitabilitas. Dengan merendahkan tingkat


persediaan dan biaya-biaya operasional, margin tiap unit untuk setiap unit akan

meningkat, dan memberikan fleksibilitas pada penentuan harga. Mengirimkan

barang-barang tepat waktu dana (Daya Tanggap) Artinya memproduksi produk-

produk dengan waktu tunggu yang lebih singkat daripada yang ditentukan pasar

merupakan alat persaingan yang penting. Mengirimkan barang-barang tepat

waktu berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memperkirakan lamanya

waktu yang diperlukan memproduksi dan mengirimkan barang-barang.

B. Analisis Masalah

1. Langkah – langkah TOC: Dalam mengimplementasikan ide-ide sebagai

solusi dari suatu permasalahan, Goldratt mengembangkan 4 langkah yang

berurutan supaya proses perbaikan lebih fokus dan berakibat lebih baik bagi

sistem. Langkah-langkah tersebut adalah:

A. Mengidentifikasi Kendala-Kendala Perusahaan Kandala tersebut digunakan

untuk menentukan bauran produk optimal yang akan memaksimalkan

throughput (memaksimalkan total margin kontribusi) sesuai dengan semua

kendala perusahaan. Manajer harus memilih bauran optimal dengan

memperhatikan kendalakendala yang dihadapi perusahaan. Misalnya:

Wakakakakak Company memproduksi dua jenis komponen mesin X dan Y

dengan Margin Contribusi masing-masing $300 untuk X dan $600 untuk Y.

Hari kerja seminggu 5 hari.


Disini dapat dikatakan : lebih baik Wakakakakak Company memproduksi dan

mmenjual komponen Y karena memilik MC/unit terbesar. Tetapi solusi ini

belum tentu baik

Kandala Internal yang Mengikat dan Kandala External Yang Mengikat : Jika

ternyata Wakakakakak Company dapat menjual paling banyak 30 unit

komponen X dan 100 komponen Y sehingga bauran optimalnya menjadi :

Komponen X  karena MC/sumber daya tertinggi  maksimumkan dulu  30 x

1 jam bor = 30 jam, sedangkan selebihnya 90 jam untuk komponen Y  90 jam :

3 jam = 30 B. Mengeksploitasi Kendala-Kendala Yang Mengikat Dalam banyak

perusahaan ada sedikit kendala sumber daya yang mengikat. Kendala pengikat

utama disebut drummer, dimana tingkat produksi kendala drummer meruapakan

tingkat produksi keseluruhan pabrik.

Dalam penjadualan ke hulu, TOC menggunakan 2 fitur tambahan yaitu :

1) Tali / Rope Tali / Rope


 Tindakan yang diambil untuk mengikat tingkat dimana bahan baku

dikirim ke pabrik (awal proses) pada tingkat produksi sumber daya yang

memiliki kendala.

2) Patokan dari proses yang memiliki kendala

 dilanjutkan ke hulu untuk mensinkronkan kebutuhan bahan baku yang

digunakan sesuai dengan produksi bauran produk optimal

 mengeliminasi bahan baku yang tidak dibutuhkan.

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan isi makalah diatas penulis dapat menarik kesimpulkan : Ide

dasar Teori Kendala adalah bahwa organisasi dapat diukur dan dikendalikan

oleh tiga ukuran: throughput, ongkos operasional dan inventaris. Throughput

adalah tingkat sejauh mana sistem menghasilkan uang melalui penjualan.

Inventaris adalah semua uang yang sistem tanamkan dalam bentuk

pembelian barang-barang untuk dijual. Ongkos operasional adalah semua

uang yang dibelanjakan sistem untuk mengubah inventaris menjadi

throughput. "The Goal" sendiri berarti "menghasilkan uang". Semua bentuk

keuntungan yang lain diturunkan dari tujuan tunggal yang utama ini.

B. Saran

Makalah ini penulis buat untuk memenuhi sebuah tugas kuliah dengan

rujukan dari media online. Semoga bisa menjadi acuan pembelajaran bagi

generasi berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai