Oleh : Kelompok 3
Nama NPM
FAKULTAS
TARBIYAH
PRODI
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA
ISLAM DARUSSALAM
MARTAPURA
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah dan tercurahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan
syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah mata kuliah “Materi Fiqih di MA”
yang berjudul “Materi Fiqih di MA Kelas X (Bab VII Transaksi Jual Beli)
RPP, Merumuskan Metode, Strategi dan Media”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada dosen kami Bapak M. Miftah Arief, M.Pd yang telah membimbing kami
dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................2
MATERI..........................................................................................................2
A. Jual Beli.................................................................................................2
B. Khiyar.....................................................................................................15
C. Salam......................................................................................................21
D. Al-Hajru.................................................................................................23
RPP...................................................................................................................30
ANALISIS........................................................................................................47
A. Kesimpulan.............................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
BAB II
PEMBAHASAN
( MATERI )
A. JUAL BELI
1. Dalil
" Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. " (QS
Al-Baqarah [2]: 275)
2. Definisi
2
a. Transaksi hibah (transaksi pemberian). Dalam transaksi hibah
tidak ada praktik tukar menukar (mu’āwaḍah). Karena tukar
menukar dilakukan oleh kedua belah pihak, sedangkan dalam
transaksi hibah hanya dari satu pihak.
c. Bai’ Goib
Bai’ goib adalah jual beli komoditi yang tidak terlihat oleh
kedua pelaku transaksi atau oleh salah satunya. Menurut qoul
aẓhar dalam mażhab Syafi’i, praktek demikian hukumnya tidak
sah, karena termasuk bai’ al-goror (jual beli yang mengandung
unsur penipuan). Sedangkan menurut muqābil ażhar dan A’immah
Ṡalāṡah (tiga Imam mażhab selain Imam Syafi’i), bai’ goib sah
jika menyebutkan spesifikasi ciri-ciri dari komoditi (sifat , jenis
dan macamnya).
a. Wajib Seperti menjual makanan kepada orang yang akan mati jika
tidak makan.
4
e. Haram Seperti menjual setelah azan kedua shalat jumat, menjual
pedang kepada pembunuh, menjual anggur kepada orang yang
diyakini akan menjadikannya khamr. Namun praktik-praktik ini
tetap sah secara hukum waḍ’ī.
Struktur akad jual beli terdiri dari tiga rukun. Yaitu ‘Āqidain (penjual
dan pembeli), ma’qūd ‘alaih (barang dagangan dan alat pembayaran ),
dan ṣīgah (Ījāb dan qabūl).
a. Āqidain
5
namun ia tidak mau melaksanakan dan Very pun melaporkan Dodi
ke hakim. Maka hakim boleh menjual barang Dodi tanpa izin atau
memaksa untuk menjual hartanya dalam rangka pelunasan hutang.
3) Budak murtad juga tidak sah dijual kepada non muslim, karena
orang murtad masih terikat dengan Islam dengan adanya
tuntutan untuk kembali pada agama Islam.
b. Ma’qūd ‘alaih
6
Ma’qūd ‘alaih adalah komoditi dalam transaksi jual beli yang
meliputi barang dagangan (muṡman/mabī’) dan alat pembayaran
(ṡaman). Syarat ma’qūd ‘alaih ada lima: li al-‘Āqid wilāyah,
ma’lūm, muntafa’ bih, maqdūr ‘alā taslīm, dan ṭāhir (suci).
1) Li al ‘Āqid Wilāyah
b) Perwakilan (wakālah)
2) Ma’lūm (diketahui/jelas)
7
3) Muntafa’ Bih (bermanfaat)
5) Ṭāhir (suci)
c. Ṣigah
1) bai’ mu’āṭah.
2) Syarat-syarat ṣigoh
a) antara ījāb dan qabūl tidak ada pembicaraan lain yang tidak
hubungannya dengan transaksi jual beli.
b) antara ījāb dan qabūl tidak ada jeda waktu yang lama.
9
d) tidak digantungkan pada suatu syarat yang tidak sesuai
dengan ketentuan akad. Semisal memberikan syarat kepada
pembeli untuk tidak menjual kembali barang yang
dibelinya kecuali pada penjual pertama. Syarat seperti ini
bertentangan dengan ketentuan akad bai’ yakni setelah
transaksi jual beli selesai maka barang sepenuhnya menjadi
milik pembeli. Adalah hak pembeli menjual barang yang
dimilikinya kepada siapa saja.
10
j) memaksudkan kalimat ījāb dan qabūl pada maknanya.
Syarat ini mengecualikan kalimat yang diucapkan orang
yang lupa, tidur (mengigau), tidak sadar dan sebagainya.
11
e. Disunnahkan memperbanyak sedekah sebagai pelebur dosa yang
terjadi ketika transaksi. Rasulullah Saw. bersabda:
a. Iḥtikār (Menimbun)
12
1) Makanan yang ditimbun adalah makanan pokok, baik
makanan pokok manusia atau makanan pokok hewan.
Mengecualikan selain makanan pokok, maka tidak
dinamakan iḥtikār. Menurut mażhab Maliki, penimbunan
juga haram pada setiap perkara yang menjadi kebutuhan
manusia dalam keadaan darurat.
b. Najsy
13
Saum ‘alā as-saum bisa terjadi dari pihak pembeli atau pihak
penjual.
14
walaupun si ibu rela atau sekalipun gila. Hal ini berdasarkan sabda
Rasulullah Saw.: َ
B. KHIYĀR
1. Dalil
2. Definisi
15
Khiyār adalah hak memilih pelaku transaksi untuk memilih antara
melanjutkan atau mengurungkan transaksi. Pada dasarnya, setelah
terpenuhi semua syarat dan rukun sebuah transaksi maka transaksi
dinyatakan final. Namun syariat memberikan kelonggaran kepada
kedua pelaku transaksi berupa hak atau kewenangan untuk
mengurungkan transaksi yang telah final tanpa harus mendapat
persetujuan pihak lain.
3. Klasifikasi khiyār
a. Khiyār majlis
3) Terjadi pada akad yang bersifat lāzim dari kedua belah pihak.
Mengecualikan akad kitābah. Karena akad kitābah lāzim dari
pihak majikan, jā’iz dari pihak budak.
16
4) Tidak terjadi pada akad yang kepemilikannya bersifat otoritatif
(qahrī) seperti akad syuf’ah.
1) Takhāyur
2) Tafarruq
b. Khiyār syarat
17
khiyār syarat boleh ditiadakan jika kedua belah pihak tidak
menginginkan. Berbeda dengan khiyār majlis yang bersifat
otoritatif (qohrī) sehingga tidak bisa dinafikan dari akad. Jika
pelaku transaksi menafikan khiyār majlis dari sebuah transaksi
maka ada tiga pendapat dalam mażhab Syafi’i:
18
4) Waktu tiga hari tiga malam dihitung sejak persyaratan
(kesepakatan khiyār syarat), bukan dihitung sejak pelaku
transaksi berpisah.
c. Khiyār ‘aib
20
Hak khiyār ‘aib bersifat otoritatif (qahrī) sebagaimana khiyār
majlis. Artinya khiyār ‘aib ada secara otomatis jika komoditi
didapati tidak sesuai dengan tiga hal diatas. Bukan atas dasar
keinginan pribadi atau kesepakatan pelaku transaksi seperti khiyār
syarat.
C. SALAM
1. Dalil
2. Definisi
21
Secara bahasa salam adalah segera. Sedangkan secara istilah salam
adalah kontrak jual beli atas suatu barang dengan jumlah dan kualitas
tertentu dengan sistem pembayaran dilakukan di muka, sedangkan
penyerahan barang diserahkan dikemudian hari sesuai dengan waktu
yang telah disepakati. Pada dasarnya akad salam merupakan
pengecualian dari transaksi jual beli komoditi abstrak (bai’ ma’dūm)
yang dilarang oleh syariat. Namun transaksi ini dilegalkan karena
menjadi transaksi yang sangat dibutuhkan.
a. ‘Āqidain
‘Āqidain dalam akad salam meliputi muslim dan muslam ilaih. Muslim
adalah pihak yang berperan sebagai pemesan (pembeli). Sedangkan
muslam ilaih adalah pihak yang berperan sebagai penyedia barang
pesanan (penjual). Secara umum syarat-syarat ‘Āqidain dalam akad
salam sama dengan syarat-syarat ‘Āqidain dalam transaksi jual beli.
b. Ra’s Al-māl
3) Hulūl
22
4) Selain ra’s al-māl harus diserah-terimakan di majlis akad,
serah-terima juga harus dilakukan secara tunai dan tidak boleh
dilakukan dengan cara kredit (mu’ajjal).
c. Muslam fīh
D. AL-HAJRU
1. Definisi
Al- Hajru berasal dari al-hajr , hujranan atau hajara . Secara bahasa
yaitu terlarang, tercegah atau terhalang. Al- hajru adalah sebuah bentuk
pengekangan penggunaan harta dalam transaksi jual-beli atau yang lain
pada sseorang yang bermasalah. Sedangkan menurut istilah/syara’ al-
hajru ialah tercegahnya seseorang untuk mengelola hartanya karena
adanya hal-hal tertentu yang mengharuskan adanya pencegahan.
23
2. Dasar Hukum
Ibnu Katsir berkata tentang ayat ini bahwa Allah SWT. melarang
memperkenankan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya
melakukan tasharruf (penggunaan) harta benda yang dijadikan oleh
Allah untuk dikuasakan kepada para wali mereka.
3. Pembagian Al-Hajru
24
b. Al-Hajru yang diterapkan untuk kemaslahatan orang lain seperti al-
hajru pada orang yang pailit, orang sakit parah, budak, murtad, dan
orang yang menggadaikan.
4. Tujuan Al-Hajru
25
5. Pembagian mahjur alaih
a. Anak kecil
b. Orang gila
Muflis adalah orang yang pailit yang banyak terlilit hutang dan
hartanya tidak cukup untuk melunasinya, ia tidak boleh
menggunakan sisa hartanya tadi demi menjaga hakhak dari orang-
orang yang telah menghutanginya, larangan ini baru bisa berlaku
setelah ada putusan hakim. Ia ( muflis ) sah melakukan transaksi
26
jual beli, bila dilakukan secara tempo, ia juga boleh melakukan
pernikahan dengan mahar yang ditempokan.
Orang yang sakit parah dan orang yang berada dalam kondisi
yang menghawatirkan seperti penumpang perahu saat diterpa angin
yang sangat kencang atau diterpa ombak yang dahsyat itu tidak
boleh menggunakan hartanya untuk sedekah, hibah, wasiat bila
telah melebihi dari 1/3 hal ini di syari’atkan untuk kepentingan ahli
waris, larangan ini tidak membutuhkan adanya putusan dari
hakim, bila penggunaannya telah melebihi 1/3 hartanya maka
kelebihannya tadi tergantung pada sikap ahli waris setelah ia
meninggal, bila ahli waris rela maka sedekah, hibah dan wasiatnya
sah.
h. Orang murtad
27
i. Wanita Bersuami
6. Hikmah Al-Hajru
Dengan demikian, apabila ada anak kecil, orang gila, dungu dan
pemboros, di statuskan mahjur alaih, maka hal itu semata-mata untuk
menjaga kemaslahatan diri orang yang bersangkutan, agar segala
kegiatan mu’amalah yang mereka lakukan tidak sampai ditipu oleh
orang lain
Demikian juga halnya orang yang jatuh pailit dan orang yang sakit
berat, tidak dibenarkan bertindak secara hukum yang bersifat
pemindahan hak milik, agar orang lain tidak dirugikan yang masih
berhak atas hartanya. Khusus bagi orang yang sakit keras
dikhawatirkan, bahwa pemindahan hak kepada orang lain akan
merugikan ahli waris, sedangkan masa depan anak cucunya harus di
perhatikan sebagaimana firman Allah dalam Surat An-Nisa’ :
28
29
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
NamaSekolah : MAN
Pertemuan Ke :1
30
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI-4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan.
Indikator
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan
mengkomunikasikan peserta didik mampu:
1. Meyakini bahwa jual beli adalah ajaran pokok agama.
31
3. Menganalisis hukum jual beli, salam, khiyar, al-hajru dalam kehidupan
sehari-hari.
C. MATERI PEMBELAJARAN
Jual Beli :
1. Dalil
2. Definisi
3. Praktek Jual Beli
4. Hukum Jual Beli
5. Struktur Akad Jual Beli
6. Etika Dalam Transaksi Jual Beli
7. Transaksi Jual Beli Yang Dilarang
Khiyar :
1. Dalil
2. Definisi
3. Klasifikasi khiyar
Salam :
1 Dalil
2. Definisi
3. Struktur Akad Salam
Al-Hajru
1 Definisi Al-Hajru
2. Dasar Hukum Al-Hajru
3. Pembagian Al-Hajru
4. Tujuan Al-Hajru
32
5. Pembagian Mahjur Alaihi
6. Hikmah Al-Hajru
33
6) Peserta didik diberikan penjelasan tentang maksud yang terkandung di
dalam uraian tersebut.
Mengkritisi Sekitar Kita
1) Peserta didik menyimak uraian yang ada didalam Laptop dan LCD.
2) Peserta didik memberikan komentar terhadap hasil pengamatannya pada
uraian tersebut.
3) Peserta didik diberikan penjelasan tambahan dan penguatan mengenai
hasil pengamatannya oleh guru/pembimbing
4) Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada kolom “Aktivitas
siswa” dilembar kerja atau kertas folio dan guru memberikan penilaian
dalam bentuk portofolio.
Memperkaya Khazanah
34
proses pembelajaran dalam menanamkan dan mengembangkan jiwa sosial
peserta didik.
Mengkomunikasikan
1) Guru memberikan pengarahan, penguatan, dan penjelasan jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang berkembang, agar lebih logis, terinci, dan
sistematis terkait dengan pertanyaan-pertanyaan peserta didik, dalam
upaya mencermati dan memahami jual beli yang berkembang tengah di
masyarakat.
2) Membimbing peserta didik untuk menyimpulkan hasil diskusi, hasil
presentasi dan simulasi, sehingga lebih logis, objektif dan analitis
dalam memahami “Mempertahankan Kejujuran sebagai Cermin
Kepribadian”.
3) Guru memberikan penguatan, penjelasan tambahan, dan sekaligus hasil
penilaian berdasarkan proses perkembangan diskusi atau simulasi yang
dilakukan peserta didik.
Menerapkan Perilaku Mulia
F. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian:
a. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan
b. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
c. Penilaian Keterampilan: Unjuk Kerja/ Praktik
2. Bentuk Penilaian
a. Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik
b. Tes tertulis : uraian dan lembar kerja
c. Unjuk kerja : lembar penilaian presentasi
1. Instrumen Penilaian (terlampir)
2. Remedial
- Pembelajaran remedial dilakukan bagi siswa yang capaian KD nya
belum tuntas
- Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial
teaching (klasikal), atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan
tes.
- Tes remedial, dilakukan sebanyak 3 kali dan apabila setelah 3 kali tes
remedial belum mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam
bentuk tugas tanpa tes tertulis kembali.
3. Pengayaan
- Bagi siswa yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan
pembelajaran pengayaan sebagai pengetahuan tambahan.
36
G. Media/Alat dan Sumber Belajar
1. Media/Alat :
a. Lembar Kerja
b. Papan Tulis/White Board
c. Lamptop
d. LCD.
2. Sumber Belajar :
a. Buku PAI Kelas X
b. Internet
H. Strategi
Siswa Madrasah Aliah Negeri (MAN) Kotabaru secara umum berusia
enam belas tahun sampai dengan sembilan belas tahun yang berada pada tahap
perkembangan remaja. Meskipun siswa MAN sudah pada tahap remaja berarti
mereka menginginkan pelajaran yang disampaikan guru selalu terus serius,
mereka kadang juga terlihat seperti anak yang ingin pembelajaran santai, tidak
tegang dan terlalu serius. Maka karena itu guru harusnya selalu menjadikan
kelas serta pembelajaran menjadi suasana yang menarik minat peserta didik,
salah satu caranya ialah pembelajaran yang disampaikan bukan hanya dari
guru namun juga bisa dari pada siswa, yaitu dengan metode tanya jawab aktif
yang mana guru memberikan pertanyaan kepada seluruh siswa bergantian
dengan sedikit cepat tentang materi pelajaran yang selanjutnya akan dibahas
namun sebelumnya guru terlebih dahulu menuliskan beberapa soal di papan
tulis mengenai materi pelajaran yang telah disampaikan.
Jadi siswa yang tidak berhasil menjawab pada pertanyaan tanya jawab
aktif disebabkan karena lambat menjawab ataupun karena memang tidak tahu
maka ia di minta agar kedepan kelas untuk menjawab soal yang ada dipapan
tulis mengenai materi pelajaran yang telah disampaikan. Dengan begitu guru
dapat melakukan dua hal sekaligus menyampaikan materi pelajaran dengan
seru beserta evaluasi tentang materi yang telah disampaikan.
37
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP
Kelas/Semester : X / Semester I
Kejadian/ Pos/
No Waktu Nama Tindak Lanjut
Perilaku Neg
10
38
INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN
Jumlah Soal :
Lembar Instrumen
Nama :
Kelas : X
39
1. Apakah yang dimaksud dengan salam ?
2. Sebutkan struktur akad salam !
3. Apakah yang dimaksud dengan Al-Hajru ?
4. Apakah tujuan dari Al-Hajru?
5. Sebutkan pembagian mahjur alaih !
Jawaban
4 Al-Hajru atau Mahjur dilakukan guna menjaga hak-hak orang lain, dan
Mahjur dilakukan untuk menjaga hak-hak orang yang dimahjur itu
sendiri.
5 Anak kecil, orang gila, orang yang kurang akalnya, orang yang vailit,
orang yang sakit parah, budak yang tidak dapat izin untuk berdang dari
tuannya, orang yang menggadaikan, orang murtad, wanita bersuami.
II. Uraian
1. Tuliskan dalil Al-Quran dan hadist nabi beserta artinya tentang jual beli !
2. Sebutkan dan jelaskan macam-macam jual beli
40
3. Jelaskan hukum-hukum jual beli
4. Sebutkan etika dalam transaksi jual beli
5. Sebutkan dan jelaskan transaksi jual beli yang dilarang
Jawaban
1.
" Allah
telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. " (QS Al-
Baqarah [2]: 275)
Bai’ goib adalah jual beli komoditi yang tidak terlihat oleh kedua
pelaku transaksi atau oleh salah satunya.
Wajib Seperti menjual makanan kepada orang yang akan mati jika
tidak makan.
41
Sunnah Seperti menjual sesuatu yang bermanfaat jika dibarengi niat
yang baik.
42
Najsy yaitu menawar barang dengan cara meninggikan harga bukan
karena ingin membeli tapi untuk menipu orang lain.
Rubrik Penilaian
43
Jika peserta didik sangat tidak lengkap dalam
menyebutkan macam-macam jual beli, dapat skor 10.
5 skor 20 20
44
Nilai akhir = Error: Reference source not found x 100
Jumlah Soal :
Peserta didik
4.6 Menyajikan contoh
diminta
jual beli dalam kehidupan
memberikan
sehari-hari.
contoh macam-
1. Jual Beli Form 1
macam jual beli
dalam
kehidupan
sehari-hari
45
SB B KB TB
1 Abdul
2 Hadi
3
4
5
Keterangan
SB : SANGAT BAIK
B : BAIK
KB : CUKUP BAIK
TB : KURANG BAIK
Skor
No Nama Siswa
Ketrampilan mempraktekan
1 Abdul 80
2 Hadi 80
3
4
5
Keterangan
Bisa mempraktekan : 80
Kurang bisa mempraktekan : 70
Tidak bisa mempraktekan : 60
Tidak mempraktekan : 50
46
Kotabaru, 22 Maret 2021
Mengetahui
47
( ANALISIS )
Metode Ceramah
Metode ceramah ialah suatu cara penyajian bahanpelajaran dengan melalui
penuturan (penjelasan lisan) oleh guru kepada siswa. Metode ceramah bervariasi
merupakan cara penyampaian, penyajian bahan pelajaran dengan disertai macam-
macam penggunaan metode pengajaran lain, seperti tanya jawab dan diskusi
terbatas, pemberian tugas dan sebagainya. Alasan digunakannya metode ini pada
materi jual beli, adalah:
1. Agar perhatian siswa tetap terarah selama penyajian materi berlangsung
2. Untuk merangsang siswa belajar aktif
3. Untuk memberikan feed back (balikan)
4. Untuk penyajian materi pelajaran sistimatis (tidak berbelit-belit)
5. Untuk memberikan motivasi belajar
Metode ini adalah suatu cara untuk menyajikan bahan pelajaran dalam
bentuk pertanyaan dari guru dan harus di jwab oleh siswa atau sebaliknya
pertanyaan siswa harus di jawab oleh guru baik secara lisan atau tertulis.
Pertanyaan yang di ajukan merupakan mengenai isi pelajaran yamg sedang di
ajarkan guru atau pertanyaan yang lebih luas asal berkaitan dengan pelajaran atau
pengalaman yang di hayati.1 Adapun alasan digunakannya metode ini adalah :
1
Halid Hanafi, “Ilmu Pendidikan Islam”, ( Yogyakarta: CV BUDI UTAMA, 2018 ), cet 1, h.234
48
beli untuk memperoleh suatu pengertian bersama yang lebih jelas dan teliti
tentang jual beli, khiyar, salam, dan al hajr, atau untuk mempersiapkan dan
merampungkan keputusan bersama. Adapun alasan diguakannya metode diskusi
ini karena diskusi banyak digunakan sebagai salah satu cara untuk memecahkan
masalah dan telah menjadi bgian dari kehidupan manusia itu sendiri. Oleh
karena itu metode ini dipandang penting dikembangkan oleh guru di sekolah.
Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan
untuk memperjelas suatu pengertian atau kepada bagaimana melakukan sesuatu
kepada anak didik atau cara guru dalam mengajar dengan memperagakan dan
mempertunjukkan siswa suatu proses, situasi, kejadian, urutan melakukan Suatu
kegiatan atau benda tertentu yang sedang mempelajari baik dalam bentuk yang
sebenarnya maupun yang menggunakan berbagai macam media yang relevan
dengan pokok bahasan untuk memudahkan siswa agar kreatif dalam memahami
materi2. Adapun alasan digunakannya metode ini ialah untuk :
1. Membantu peserta didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses
jual beli.
2. Memudahkan berbagai jenis penjelasan tentang materi jual beli.
Metode Penugasan
Metode penugasan adalah metode pembelajaran yang menekankan pada
pembacaan, pengulangan, pengujian, dan pemeriksaan atas diri sendiri melalui
sejumlah tugas yang diberikan oleh guru kepada siswa di luar jam sekolah dalam
rentang waktu tertentu dan hasilnya dipertanggung jawabkan kepada guru dengan
tujuan untuk merangsang siswa untuk aktif belajar baik secara individu maupun
kelompok.3
Bentuk tugas yang dapat diberikan adalah tugas-tugas dalam bentuk daftar
sejumlah pertanyaan mengenai materi tentang jual beli, atau satu perintah yang
harus dibahas dengan diskusi atau perlu dicari uraiannya pada buku pelajaran.
2
Nining Mariyaningsih, Mistina Hidayati, "Teori dan Praktik berbagai Model dan Metode
pembelajaran", ( Surakarta: CV KEKATA GROUP, 2018),cet 1, h. 180
3
Khairun Nisa, “PTK Jadi Guru Profesional”, ( Medan: GUEPEDIA, 2019 ),cet 1, h. 181
49
Masalah tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan luar kelas, misalnya
di halaman sekolah, di perpustakaan, maupun di rumah siswa asal tugas itu dapat
dikerjakan.
4
https://digilib.uinsby.ac.id/14332/59/Bab%25202.pdf, diakses pada hari selasa, 23 Maret 2021,
pukul 09:11
50
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jual beli adalah akad yang tegak atas dasar penukaran harta dengan harta, maka
terjadilah penukaran hak milik secara tetap. Pembahasan tentang materi Transaksi
Jual Beli, Rpp, MERUMUSKAN METODE, STRATEGI DAN MEDIA. metode
tersebut sudah sesuai dengan materi, akan tetapi alokasi waktu perlu diperhatikan
supaya metode tersebut mampu mencapai tujuan pembelajaran yang dikehendaki.
Relevansi antara materi dan perkembangan sosial dan kecerdasan anak. Pada
materi ini sudah cukup memadai untuk keperluan pembelajaran dan kehidupan
sehari-hari dalam membentuk perkembangan sosial dan kecerdasan siswa.
Media belajar :
Lembar Kerja
Papan Tulis/White Board
Lamptop
LCD.
Sumber Belajar :
Buku PAI Kelas X
Internet
51
DAFTAR PUSTAKA
52