Anda di halaman 1dari 2

AGASTYA

_________________________________________________________

A. Latar Belakang

Agastya merupakan seorang resi dari India Selatan. Di dalam sejarah penyebaran Agama
Hindu, Resi Agastya adalah sangat terkenal jasa-jasanya.

Tokoh Agastya memegang peranan penting dalam penyebaran agama Hindu di Asia
Tenggara, terutama Jawa, Indonesia. Hal ini dikuatkan dengan keberadaan Prasasti Dinoyo
yang diperkirakan dibuat pada Tahun Saka 682. Dalam prasasti disebutkan mengenai
pembangunan tempat tinggal untuk Rsi Agastya. Prasasti lain yang mencatat mengenai
keberadaan Agastya yakni Prasasti Porong. Prasasti ini berisi tentang beberapa nama lain
yang disematkan pada Agastya. Selain itu juga nama petapa ini juga tercatat di Ratu Boko.

Selain prasasti, terdapat beberapa teks yang memperkuat pengaruh keberadaan Agastya
dalam penyebaran agama. Kakawin Hariwangsa menyebutkan keberadaan Agastya sebagai
penuntun dari Raja Jayabaya. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara penganut
Wisnu dan Siwa sebagai bentuk pendewasaan dari raja tersebut. Selain itu, teks
Agastyaparwa yang ditulis dalam Bahasa Jawa Kuno dan Bahasa Sanskerta. Isinya berupa
pertanyaan Dreshasyu yang mewakili seorang siswa kepada ayahnya yang mewakili
seorang guru mengenai alasan manusia naik ke surga atau ke neraka. Teks ini dibuat
dengan format yang mirip dengan percakapan di India. Beberapa bangunan di Asia
Tenggara juga menunjukkan pengaruh Agastya lewat patung dan ukiran. Candi Prambanan
yang terletak di Jawa Tengah memiliki patung Agastya yang dapat ditemukan di sebelah
selatan kompleks candi.

B. Asal Usul / Kelahiran

Menurut pustaka Purana dan Mahabharata, dia lahir di Kasi (Benares). Riwayat kehidupan
Agastya tidak diceritakan secara kronologis, namun tersebar dalam berbagai literatur.

Agastya merupakan anak dari Pulastya. Catatan lain menyatakan bahwa Agastya lahir
dari dalam kendi tanah dari setelah dilakukan yadnya oleh Dewa Baruna dan Dewa Mitra
yang memunculkan Dewi Urwasi. Kelahiran Agastya juga dibarengi oleh kelahiran
kembarannya, Wasista. Kemunculan mereka dari kendi tanah membuat keduanya dikenal
juga sebagai "kumbhayoni" atau "maitrawaruni" yang berarti lahir dari kendi.

C. Watak

Agastya memiliki sifat rendah hati, setia, dan senang berbagi wawasan dengan orang lain.
Selain itu, Agastya merupakan seorang pertapa. Yang mana, seorang pertapa memiliki sifat
bijaksana dan dermawan.

1. Rendah hati yang dimaksud rendah hati bisa diartikan juga sebagai tidak sombong.
Yang mana sombong yang seringkali kita lihat adalah ketika seseorang merasa lebih
unggul dari orang lain, lebih kaya dari orang lain, lebih pintar dari orang lain atau
memiliki kelebihan lain-lainnya.

2. Setia dalam artian setia terhadap sesuatu yang kita jalankan, berpegang teguh
(pada janji, pendirian, dan sebagainya, tetap dan teguh hati (dalam persahabatan
dan sebagainya), dan patuh atau taat (taat kepada tuhan, negara kesatuan republik
Indonesia, pancasila maupun kode kehormatan seperti tri satya dan dasadharma).

3. Senang berbagi wawasan. Senang berbagi wawasan dapat juga diartikan murah
hati akan membagikan ilmu yang telah dipelajari terhadap orang lain. Senang
berbagi wawasan juga berkaitan dengan dermawan (pemurah hati; orang yang suka
berderma (beramal, bersedekah)).

4. Dan yang terakhir merupakan bijaksana. Pada kata bijaksana terkandung makna
bijak, yakni akal budi,arif atau tajam pikiran, sehingga kata bijaksana dapat berarti “
pandai dan cermat serta teliti ketika menghadapi kesulitan dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai