Anda di halaman 1dari 1

Kelas : VII

E. Praktik Shalat dan Zikir

Ketentuan-ketentuan dan tata-cara shalat dan zikir antara lain sebagai berikut.

1. Dilakukan pada waktu shalat. Disesuaikan waktu shalat fardu atau waktu shalat sunah seperti duha,
tahajud, dan shalat sunah lainnya.

2. Bacaan shalat disesuaikan, apakah bacaan shalat fardu atau shalat sunah. Yang membedakan bacaan
antara shalat fardu dan shalat sunah adalah niat dan bilangan rakaatnya. Bacaan beberapa surah ada
perbedaan tetapi hukumnya sunah. Gerakan dalam semua shalat sama saja dari takbiratul ihrām sampai
salam.

3. Setelah salam diteruskan dengan zikir dan doa. Bacaan zikir dan doa pada setiap selesai shalat pada
dasarnya sama. Yang membedakan hanya tekanan/tujuan doa tertentu masing-masing shalat. Contoh
setelah shalat fardu biasanya berdoa untuk keselamatan dan kelancaran hidup bagi diri dan keluarga.
Tetapi pada shalat duha doanya ditekankan pada kelancaran rezeki, pada shalat tahajud doanya
ditekankan pada diberi petunjuk ke jalan yang lurus, dan sebagainya. Namun intinya zikir setelah shalat
pada dasarnya untuk mengingat Allah swt. dan doa setelah shalat pada dasarnya untuk keselamatan di
dunia dan di akhirat.

4. Shalat dan zikir dilakukan secara khusyuk. Shalat harus menghadap kiblat, zikir sebaiknya menghadap
kiblat.

5. Bacaan-bacaan dalam shalat dan zikir dibaca pelan jika shalat dan zikir sendiri. Jika bertindak sebagai
imam shalat atau sedang dalam memimpin zikir, maka gunakan suara yang bisa didengar oleh jamaah,
sehingga para jamaah mudah mengikuti/menirukan.

6. Pandangan mata saat shalat menunduk, dan saat zikir juga menunduk, kecuali saat berdoa boleh tidak
menunduk dan dianjurkan mengangkat kedua tangan.

7. Khusus zikir di saat-saat tertentu boleh dilakukan dengan sikap apa saja asal tetap santun dan
menjunjung tinggi keagungan Allah swt. Zikir dapat dilakukan di mana dan kapan saja asalkan tidak
dilakukan di tempat-tempat najis, seperti di kamar mandi, wc, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai