Disusun Oleh:
1610070100008
PRESEPTOR
dr. Abdul Raziq Jamil, Sp. B
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang atas limpahan rahmat dan anugerah dari-Nya
Hyperplasia” ini dengan baik. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan
kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Abdul Raziq Jamil, Sp. B
yang telah memberikan bimbingan serta arahan, sehingga referat ini dapat
kemampuan serta pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis sangat
menghargai kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga
tugas ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
terutama dibidang ilmu kedokteran dan kesehatan dan juga bagi penulis sendiri.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I : PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Penulisan 2
1.3 Manfaat Penulisan 2
1.3.1 Bagi penulis 2
1.3.2 Bagi Pembaca 2
1.4 Batasan Masalah 3
1.5 Metode Penulisan 3
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 Anatomi Prostat 4
2.2 Benign Prostatica Hyperplasia 7
2.2.1 Definisi 7
2.2.2 Etiologi 8
2.2.3 Patofisiologi 10
2.2.4 Manifestasi Klinik 12
2.2.5 Pemeriksaan Fisik 14
2.2.6 Pemeriksaan Penunjang 16
2.2.7 Penatalaksanaan 21
BAB III : KESIMPULAN 35
DAFTAR PUSTAKA 36
ii
BAB I
PENDAHULUAN
ditemukan pada pria yang memasuki usia lanjut. Istilah BPH atau benign prostatic
hiperplasia sel-sel stroma dan sel-sel epitel kelenjar prostat. Prevalensi BPH
secara histologi meningkat dari 20% pada umur 41-50 tahun, 50% pada umur 51-
prostat yang menyebabkan terjadinya obstruksi pada leher buli-buli dan uretra
dan untuk mengatasi obstruksi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara mulai
adanya distensi buli-buli. Dari pemeriksaan colok dubur ini dapat diperkirakan
1
adanya pembesaran prostat, konsistensi prostat,dan adanya tidaknya nodul yang
1. Referat ini dibuat untuk memenuhi syarat dalam kepaniteraan klinik senior
BPH.
2
1.4 Batasan Masalah
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kelenjar prostat adalah salah satu organ genitalia pria yang terletak di
dan beratnya ± 20 gram. Bila mengalami pembesaran organ ini menekan uretra
pars prostatika dan menyebabkan terhambatnya aliran urin keluar dari buli-buli.5
a. Lobus medius
c. Lobus anterior
d. Lobus posterior
4
Gambar 2. Lobus prostat
Sesuai dengan lobus anterior, tidak punya kelenjar, terdiri atas stroma
b. Zona Perifer
Sesuai dengan lobus lateral dan posterior, meliputi 70% massa kelenjar
karsinoma terbanyak.
c. Zona Sentralis.
Lokasi terletak antara kedua duktus ejakulatorius, sesuai dengan lobus tengah
d. Zona Transisional.
5
e. Kelenjar-Kelenjar Periuretra
Bagian ini terdiri dari duktus-duktus kecil dan susunan sel-sel asinar abortif
dari cairan ejakulat. Cairan ini dialirkan melalui duktus sekretorius dan bermuara
di uretra posterior untuk kemudian dikeluarkan bersama cairan semen yang lain
pada saat ejakulasi. Volume cairan prostat merupakan ± 25% dari seluruh volume
ejakulat.5
parasimpatik dari korda spinalis S2-4 dan simpatik dari nervus hipogastrikus
inervasi pada otot polos prostat, kapsula prostat, dan leher buli-buli. Di tempat itu
6
dipertahankan tonus otot polos tersebut. Pada usia lanjut sebagian pria akan
kemih.5
HYPERPLASIA (BPH)
2.2.1 DEFINISI
yang asli ke perifer. Selain itu, BPH merupakan pembesaran kelenjar prostat yang
bersifat jinak yang hanya timbul pada laki-laki yang biasanya pada usia
2.2.2 ETIOLOGI
7
Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya
proses aging (menjadi tua). Beberapa hipotesis yang diduga sebagai penyebab
stroma dan sel epitel prostat, (4) Berkurangnya kematian sel (apoptosis), dan (5)
dalam sel prostat oleh enzim 5α-reduktase dengan bantuan koenzim NADPH.
DHT yang telah terbentuk berikatan dengan reseptor androgen (RA) membentuk
kompleks DHT-RA pada inti dan sel selanjutnya terjadi sintesis protein growth
Pada berbagai penelitian dikatakan bahwa kadar DHT pada BPH tidak
jauh berbeda dengan kadarnya pada prostat normal, hanya saja pada BPH,
aktivitas enzim 5α-reduktase dan jumlah reseptor androgen lebih banyak pada
BPH. Hal ini menyebabkan pada BPH lebih sensitif terhadap DHT sehingga
Pada usia yang semakin tua, kadar testosteron menurun, sedangkan kadar
8
terjadinya proliferasi sel-sel kelenjar prostat dengan cara meningkatkan
(apoptosis). Hasil akhir dari semua keadaan ini adalah, meskipun rangsangan
prostat yang telah ada mempunyai umur yang lebih panjang sehingga massa
prostat secara tidak langsung dikontrol oleh sel-sel stroma melalui suatu mediator
(growth factor) tertentu. Setelah sel-sel stroma mendapatkan stimulasi dari DHT
dan estradiol, sel-sel stroma mensintesis suatu growth factor yang selanjutnya
mempengaruhi sel-sel stroma itu sendiri secara intrakin dan autokrin, serta
proliferasi sel dengan kematian sel. Berkurangnya jumlah sel-sel prostat yang
9
Isaac dan Coffey mengajukan teori ini berdasarkan asumsi bahwa pada
kelenjar prostat, selain ada hubungannya dengan stroma dan epitel, juga ada
hubungan antara jenis-jenis sel epitel yang ada di dalam jaringan prostat. Stem sel
akan berkembang menjadi sel aplifying, yang keduanya tidak tergantung pada
androgen. Sel aplifying akan berkembang menjadi sel transit yang tergantung
secara mutlak pada androgen, sehingga dengan adanya androgen sel ini akan
2.2.3 PATOFISIOLOGI
kelenjar ini sangat bergantung pada hormon testosteron, yang di dalam sel- sel
langsung memacu m-RNA di dalam sel- sel kelenjar prostat untuk mensintesis
intravesikal. Untuk dapat mengeluarkan urine, buli- buli harus berkontraksi lebih
kuat guna melawan tahanan itu. Kontraksi yang terus menerus ini menyebabkan
terbentuknya selula, sakula, dan divertikel buli- buli. Perubahan struktur pada
buli- buli tersebut, oleh pasien dirasakan sebagai keluhan pada saluran kemih
10
sebelah bawah atau lower urinary tract symptom (LUTS) yang dahulu dikenal
tidak terkecuali pada kedua muara ureter. Tekanan pada kedua muara ureter ini
dapat menimbulkan aliran balik urine dari buli- buli ke ureter atau terjadi refluks
Hiperplasia Prostat
↓ ↓
Trabekulasi Hidroureter
Selula Hidronefrosis
11
2.2.4 MANIFESTAS KLINIK
Obstruksi Iritasi
Hesistansi Frekuensi
Intermitensi Urgensi
untuk mengeluarkan urine. Pada suatu saat, otot buli-buli mengalami kepayahan
12
Timbulnya dekompensasi buli-buli ini didahului oleh factor pencetus antara
lain :
infeksi prostat)
terdiri dari 7 pertanyaan. Pasien diminta untuk menilai sendiri derajat keluhan
obstruksi dan iritatif mereka dengan skala 0-5. Total skor dapat berkisar antara 0-
13
b. Gejala pada saluran kemih bagian atas5
urosepsis).
dan teraba massa kistus di daerah supra simfisis akibat retensi urine. Kadang-
14
kadang didapatkan urine yang selalu menetes tanpa disadari yang merupakan
- Mukosa rektum
prostat kenyal seperti meraba ujung hidung, lobus kanan dan kiri simetris,
prostat keras/ teraba nodul dan mungkin di antara lobus prostat tidak
simetris.5
15
2) Derajat berat obstruksi
Derajat berat obstruksi dapat diukur dengan menentukan jumlah sisa urin
setelah miksi spontan. Sisa urin ditentukan dengan mengukur urin yang masih
dapat keluar dengan kateterisasi. Sisa urin dapat pula diketahui dengan melakukan
ultrasonografi kandung kemih setelah miksi. Sisa urin lebih dari 100cc biasanya
prostat.Derajat berat obstruksi dapat pula diukur dengan mengukur pancaran urin
pada waktu miksi, yang disebut uroflowmetri. Angka normal pancaran kemih
rata-rata 10-12 ml/detik dan pancaran maksimal sampai sekitar 20 ml/detik. Pada
1. Pemeriksaan laboratorium 5:
a. Sedimen urin
saluran kemih.
b. Kultur urin
16
Mencari jenis kuman yang menyebabkan infeksi dan sekaligus menentukan
c. Faal ginjal
atas.
d. Gula darah
BPH dicirikan oleh berbagai kombinasi dari hiperplasia epitel dan stroma di
17
3. Pencitraan pada Benigna Prostat Hiperplasia:
darah)
IPP diukur dari ujung tonjolan (protusi) prostat di dalam buli-buli hingga
urin sisa pasca miksi, dan volume prostat. Artinya adalah pasien dengan
derajat IPP rendah, tidak menunjukkan urine residu yang bermakna (<100
mL), dan tidak menunjukkan keluhan yang nyata, sehingga tidak memerlukan
derajat tinggi terbukti mempunyai urin sisa >100 mL, dengan keluhan yang
bermakna dan pasien seperti ini membutuhkan terapi yang lebih agresif.5
18
1.5.1
1.5.2
1.5.3
1.5.4
1.5.5
1.5.6
gelombang suara di prostat. Gema pola gelombang suara merupakan gambar dari
kelenjar prostat pada layar tampilan. Untuk menentukan apakah suatu daerah yang
abnormal tampak memang tumor, digunakan probe dan gambar USG untuk
19
Metode “step planimetry”. Yang menghitung volume rata-rata area
4. Pemeriksaan lain5 :
mengukur:
Residual urin :
setelah miksi
pancaran urin. Aliran yang berkurang sering pada BPH. Pada aliran urin yang
lemah, aliran urinnya kurang dari 15mL/s dan terdapat peningkatan residu
kandung kemih setelah buang air kecil. PRV kurang dari 50 mL umumnya
100 sampai 200 ml atau lebih sering menunjukkan sumbatan. Pasien diminta
untuk buang air kecil segera sebelum tes dan sisa urin ditentukan oleh USG
atau kateterisasi.
20
Gambar 9. Gambaran Pancaran Urin Normal dan pada BPH
Keterangan :
Gambaran aliran urin atas : dewasa muda yang asimtomatik, aliran urin
Gambaran aliran urin bawah : dewasa tua dengan benigna hyperplasia prostat,
terlihat waktu berkemih memanjang dengan aliran urin kurang dari 10mL/s,
2.2.7 PENATALAKSANAAN
Kadang-kadang mereka yang mengeluh LUTS ringan dapat sembuh sendiri tanpa
mendapatkan terapi apapun atau hanya dengan nasehat saja. Namun adapula yang
mengembalikan fungsi ginjal jika terjadi gagal ginjal, (5) mengurangi volume
residu urine setelah miksi dan (6) mencegah progrefitas penyakit. Hal ini dapat
21
dicegah dengan medikamentosa, pembedahan atau tindakan endourologi yang
kurang invasif.
reduktese α 2. TUIP
TUNA
Fisioterapi 3. TULP
Hormonal 4. Elektovaporasi
22
Gambar 10 (a). Skema pengelolaan BPH di Indonesia8
23
Gambar 10 (b). Skema pengelolaaan BPH di Indonesia8
24
a. Watchful waiting 5
Pilihan tanpa terapi ini ditujukan untuk pasien BPH dengan skor IPSS
jangan mengkonsumsi kopi atau alcohol setelah makan malam, (2) kurangi
fenilpropanolamin, (4) kurangi makanan pedas dan asin, dan (5) jangan
keluhannya apakah menjadi lebih baik (sebaiknya memakai skor yang baku),
b. Medikamentosa
blocker) dan (2) mengurangi volume prostat sebagai komponen statik dengan
25
1) Penghambat reseptor adrenergik α. 5
prostat di BPH.
2) Penghambat 5 α reduktase 5
26
secara langsung tergantung pada DHT, sehingga obat ini menyebabkan
pembedahan
1) Microwave transurethral.
prosedur.
Prosedur ini memakan waktu sekitar 1 jam dan dapat dilakukan secara rawat
intermitensi.
27
2) Transurethral jarum ablasi.
energy radiofrekuensi tingkat rendah melalui jarum kembar untuk region prostat
yang membesar. Shields melindungi uretra dari kerusakan akibat panas. Sistem
TUNA meningkatkan aliran urin dan mengurangi gejala dengan efek samping
yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan reseksi transurethral dari prostat
(TURP).
komputer mengontrol suhu air, yang mengalir ke balon dan memanaskan jaringan
28
Gambar 14. Thermotherapy dengan Air
d. Bedah
urin, (3) infeksi saluran kemih berulang, (4) hematuria, (5) gagal ginjal, dan
(6) timbulnya batu saluran kemih atau penyulit lain akibat obstruksi saluran
1) Pembedahan endoskopi.5
of the prostate (TURP) digunakan untuk 90 persen dari semua operasi prostat
diameter 1/2 inci, berisi lampu, katup untuk mengendalikan cairan irigasi, dan
Cairan irigan yang dipakai adalah aquades. Kerugian dari aquades adalah
sifatnya yang hipotonis sehingga dapat masuk melalui sirkulasi sistemik dan
29
menyebabkan hipotermia relatif atau gejala intoksikasi air yang dikenal
somnolen dan tekanan darah meningkat dan terdapat bradikardi. Jika tidak
segera diatasi, pasien akan mengalami edema otak dan jatuh ke dalam koma.
membatasi diri untuk tidak melakukan reseksi lebih dari 1 jam danmemasang
lebih pendek. Salah satu efek samping yang mungkin TURP adalah ejakulasi
Striktur uretra
30
(a)
(b)
(c)
Gambar 15. (a) alat TURP, (b) cara melakukan TURP, (c) uretra prostatika
pasca TURP
Prosedur bedah yang disebut insisi transurethral dari prostat (TUIP), prosedur
pada hiperplasi prostat yang tidak tarlalu besar, tanpa ada pembesaran lobus
31
2) Open surgery.5
(>100 gram), ketika ada komplikasi, atau ketika kandung kemih telah rusak
Penyulit yang dapat terjadi adalah inkontinensia uirn (3%), impotensia (5-
3) Operasi laser5
Kelenjar prostat pada suhu 60-65oC akan mengalami koagulasi dan pada suhu
yang lebih dari 100oC mengalami vaporasi. Teknik laser menimbulkan lebih
tidak langsung dapat miksi spontan setelah operasi dan peak flow rate lebih
rendah daripada pasca TURP. Serat laser melalui uretra ke dalam prostat
32
Gambar 16. Operasi Laser pada Prostat
laser interstisial tempat ujung probe serat optik langsung ke jaringan prostat
untuk menghancurkannya.
PVT a-energi laser tinggi untuk menghancurkan jaringan prostat. Cara sama
dengan TURP, hanya saja teknik ini memakai roller ball yang spesifik dengan
mesin diatermi yang cukup kuat, sehingga mampu membuat vaporasi kelenjar
prostat. Teknik ini cukup aman tidak menimbulkan perdarahan pada saat
operasi. Namun teknik ini hanya diperuntukan pada prostat yang tidak terlalu
besar (<50 gram) dan membutuhkan waktu operasi yang lebih lama.
33
Gambar 18. Potoselectif vaporisasi prostat
e. Kontrol berkala 5
Watchfull waiting
Dikontrol pada minggu ke-12 dan bulan ke-6 untuk melihat respon terhadap
Pembedahan
34
BAB III
KESIMPULAN
pada populasi pria lanjut usia. Dengan bertambah usia, ukuran kelenjar dapat
kelenjar (jaringan dalam kelenjar prostat). Gejala dari pembesaran prostat ini
bedah konvensional, dan terapi minimal invasif. Prognosis untuk BPH berubah-
ubah dan tidak dapat diprediksi pada tiap individu walaupun gejalanya cenderung
meningkat. Namun BPH yang tidak segera ditindak memiliki prognosis yang
35
DAFTAR PUSTAKA
36