Disusun oleh:
1. Deden Slamet Riadi 191FK030
2. Dina Rahmawati 191FK030
3. Khusnul Khotimah 192FK030
4. Nurfitha Komala 191FK030
5. Putri Dewi Lestari 191FK030
6. Rizky Nurheni Suharjo 191FK03058
7. Vina Yulianti 191FK030
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia
Rahmat-nya kama dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Asuhan
Keperawatan pada klien dengan gangguan sistem perkemihan atas indikasi
benigna prostat hyperplasia” yang merupakan salah satu tugas
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan.
Hal ini tidak terlepas dari terbatasnya pengetahuan dan wawasan yang penulis
miliki. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan ada nya kritik dan saran
yang kontruktif untuk perbaikan di masa yang akan datang. Karena manusia yang
mau maju adalah orang yang mau menerima kritik dan belajar dari suatu
kesalahan.
Akhir kata dengan penuh harapan penulis berharap semoga makalah yang
berjudul “ Asuhan Keperawatan pada Klien dengan gangguan sistem perkemihan
atas indikasi benignt prostat hyperplasi” mendapatkan Ridho dari allah SWT dan
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anatomi Prostat
a. Lobus posterior
b. Lobus lateral
c. Lobus anterior
d. Lobus medial
E. Patofisiologi
BPH sering terjadi pada pria yang berusia 50 tahun lebih, tetapi
perubahan mikroskopi pada prostat sudah dapat di temukan pada usia 30-40
tahun. Penyakit ini di rasakan tanpa ada gejala. Beberapa pendapat
mengatakan bahwa penyebab BPH ada berkaitan dengan adanya hormon, ada
juga yang mengatakan berkaitan dengan tumor, penyumbatan arteri, radang,
gangguan metabolik/ gangguan gizi. Hormon yang di duga dapat
menyebabkan BPH adalah karna tidak adanya keseimbangan antara produksi
estrogen dan testosteron. Pada produksi testosteron menurun hormon
testosteron di pengaruhi oleh diet yang di konsumsi oleh seseorang.
Mempengaruhi RNA dan inti sel sehingga terjadi proliferasi sel prostat yang
mengakibatkan hipertropi kelenjar prostat maka terjadi obstruksi pada saluran
kemih yang bermuara di kandung kemih. Untuk mengatasi hal tersebut mka
tubuh mengataka oramegatrisme yaitu kompensasi dan dekompensasi otot-
otot destruktor. Kompensai otot-otot mengakibatkan spasme otot spincter
kompensasi otot-otot distruktor juga dapat mengalami penebalan pada
dindinng vesika urinaria dalam waktu yang lama dan mudah menimbulkan
infeksi
Dekontaminasi otot dekstruktor menyebabkan retesi urin sehingga
tekanan vesikavesika urinaria meningkat dan aliran urin yang seharusnya
mengalir ke vesika urinaria mengalami selek ke ginjal. Di ginjal yang refluks
kembali menyebabkan dilatasi ureter dan batu ginjal, hal ini dapat
menyebabkan pyclonefritis. Apabila telah terjadi retensi urin dan hidronefritis
maka di butuhkan tindakan pembedahan insisi. Pada umumnya penderita BPH
akan menderita divisit cairan akibat iritasi alat yang di gunakan infasip
sehingga pemenuhan kebutuhan ADC bagi penderita juga di rasakan adanya
penegangan yang menimbulkan nyeri luka post oprasi pembedahan dapat
terjadi dan aseptik
F. Fathway
G.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
A. Pengumpulan Data
a. Identitas Pasien
Nama : Tn.S
Umur : 61 Th
Jenis Kelamin : Laki-laki
Aagama : Islam
Pekerjaan : Peternak
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Tanggal Masuk :
Tanggal Pengkajian : 12 Maret 2020
Alamat : Jl. Rancakhiang
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.A
Umur : 59 Th
Hubungan dengan klien : Istri
Alamat : Jl. Rancakhiang
B. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
`
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada saat di lakukan pengkajian tanggal 12 Maret 2020 pukul 12.30
klien mengatakan sering nyeri lambung dan pusing
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien tidak pernah mengalami penyakit kronis sebelum nya
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien dan keluarga mengatakan tidak ada anggota keluarga lain yang
memiliki penyakit yang di derita klien saat ini.
D. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum :
b. Tingkat kesadaran :
1. Had to toe dan pengkajian system
a. Kepala
b. Mata
c. Telinga
d. Mulut Tenggorokan
e. Leher
f. Abdomen
g. Thorax
h. Perinium/genitalia
i. Neurologis
j. Muskulosekeletal
k. Pencernaan
l. Integumen
E. Pemeriksaan Penunjang
F. Penobatan
G. Analisa Data
No Data Etologi Masalah