Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PEMENUHAN KESEIMBANGAN ASAM BASA


Ditujukan untuk memenuhi mata kuliah KD I

Dosen Pembimbing: Yuyun Sari Nengsih.,S.Kep.,Ners.,M.Kep

Disusun oleh:
1. Deden Slamet Riadi 191FK030
2. Dina Rahmawati 191FK030
3. Khusnul Khotimah 192FK030
4. Nurfitha Komala 191FK030
5. Putri Dewi Lestari 191FK030
6. Rizky Nurheni Suharjo 191FK03058
7. Vina Yulianti 191FK030

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia
Rahmat-nya kama dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Asuhan
Keperawatan pada klien dengan gangguan sistem perkemihan atas indikasi
benigna prostat hyperplasia” yang merupakan salah satu tugas
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan.
Hal ini tidak terlepas dari terbatasnya pengetahuan dan wawasan yang penulis
miliki. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan ada nya kritik dan saran
yang kontruktif untuk perbaikan di masa yang akan datang. Karena manusia yang
mau maju adalah orang yang mau menerima kritik dan belajar dari suatu
kesalahan.
Akhir kata dengan penuh harapan penulis berharap semoga makalah yang
berjudul “ Asuhan Keperawatan pada Klien dengan gangguan sistem perkemihan
atas indikasi benignt prostat hyperplasi” mendapatkan Ridho dari allah SWT dan
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Bandung, 16 Maret 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Penyakit prostat merupakan penyebab yang sering terjadi pada


berbagai masalah saluran kemih pada pria, insidenna menunjukan peningkatan
sesuai dengan umur, terutama mereka yang berusia 60 tahun. Sebagian besar
penyakit prostat menyebabkan pembesaran organ yang menyebabkan
terjadinya penekanan/pedesakan uretra pars intraprostatik, keadaan ini
menyebabkan gangguan aliran urine, retensi akut di infeksi traktus urinarius
memerlukan tindakan kateterisasi segera. Penyabab penting dan sering dari
timbulnya gejala dan tanda ini adalah hiperplasia prostat dan karsinoma
prostat yang mengenai sebagian kecil prostat sering di temukan secara tidak
sengaja pada jaringan prostat yang di ambil dari penderita hiperplasia prostat
atau karsinoma prostat (J.C.E.Underword 1999)
Penyakit ini biasanya di alami oleh pria berusia 40-59 tahun. Semakin
tua usia seseorang, resiko terkena penyakit ini semakin tinggi, hampir 90%
pria usia 70-80 tahun mengalami gejala pembesaran prostat yang di sebut
benign prostatic hyperplasia (BPH). Namun, BHP bukan hanya di sebabkan
faktor Usia, tetapi jug gaya hidup dan pola makan
Saat seorang pria bertambah usia, hormon testosteron di ubah menjadi
dihidrotestosteron (DHT) dan meumpuk di dalam kelenjar prostat. Hormon ini
mendorong pembesaran kelenjar prosat, sehingga menekan saluran kemih
(uretra). Akibatnya, buang air kecil menjadi terganggu, terutama pada malam
hari. Mungkin juga terjadi peradangan pada kelenjar prostat. Keadaan ini
merupakan awal terjdinya kanker prostat.
Pengobatan prostat biasanya di lakukan dengan memblokade
perubahan testosteron menjadi DHT. Bangsa india menggunakan buah beri
shaw plameto untuk memblokade efek toksik dari pembentukan DHT yang
berlebihan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang di maksud pe?
2. Sebutkan pencegahan penyakit kencing batu ?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penyusunan makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu
bagian umum dan bagian khusus.
1. Tujuan Umum
Penyusunan makalah ini yaitu untuk mengetahui dan memahami tentang
konsep dasar penyakit kencing batu dan asuhan keperawatan pada penyakit
kencing batu
2. Tujuan Khusus
a. Dapat mengetahui dan memahami tentang konsep dasar penyakit
kencing batu yang meliputi definisi, etiologi, patofisiologi dan fathway,
manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan penunjang, pengobatan dan
penatalaksanaan dan pencegahan.
b. Dapat mengidentifikasi asuhan keperawatan yang benar pada klien
dengan penyakit kencing batu meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, dan perencanaan keperawatan
BAB III
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Penyakit


Benigna prostatic hyperplasia (BHP) merupakan pembesaran non-kanke (non-
cancacerous) dari kelenjar prostat yang dapat membatasi aliran urin dari kandung
kemih. Terjadinya retensi urin yang kronis, ginjal membengkak terisi cairan pada
penderita BPH dapat mengakibatkan kemunduran fungsi ginjal dan memicu ke arah
gagal ginjal. Menurut WHO penderita gagal ginjal di indonesia pada taun 1995-
2025 sebesar 41,4%. Faktor mengakibatkan terjadinya BPH secara pasti belum
dapat di ketahui, tapi secara umum BPH di sebabkan oleh pertambahan usia
hormonal. Pemeriksaan BUN dan kreatinin dalam darah merupakan salah satu
parameter yang di gunakan untuk mengetahui gambar kadar BUN dan dan kreatinin
pada penderita BPH berusia >39 tahun yang mengalami peningkatan BUN dan
kretinin sebanyak 30 pasien. Variable dalam penelitian ini adalah kadar BUN dan
kreatinin data data di olah dengan menggunakan statistika.
Deskriptip untuk mengetahui berapa persen penderita BPH yang mempunyai
kadar BUN dan kreatinin normal dan idak normal. Hasil penelitian menunjukan
bahwa kadan BUN normal sebanyak 16,70% dan kadar kreatinin normal 16,70%,
kadar BUN tidak normal 83,30% dan kadar kreatinin tidak normal 83,30%hasil rata-
rata kadar BUN sebesar 37,9 mg/dl dan kadar kreatinin 2,24 mg/dl

Anatomi Prostat

Prostat merupakan organ dengan sebagian strukturnya merupakan kelenjar


dan sebagian lagi otot. Organ ini mengelilingi uretra pria, yang terpikasi kuat oleh
lapisan jaringan ikat sedikit di belakang simpisis pubis. Organ ini berukuran sekitar
2,3 x 3,5 x 4,5 cm. Lobus media prostat yang secara histologis merupakan zona
transisional berbentuk biji.secara langsung mengelilingi uretra dan memisahkan nya
dengan duktus ejakulatorius. Saat terjadi hipertrofi lobus media dapat aliran urin.
Hiperropi lobus media dapat mrnumbat aliran urin. Hipertropi lobus media dapat
terjadi pada usia lanjut.kelenjar prostat merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari
30-50 kelenjar dan terbagi 4 lobus :

a. Lobus posterior
b. Lobus lateral
c. Lobus anterior
d. Lobus medial

2.2 Etiologi Benign hyperplasia prostat


Penyebab yang pasti dari terjadinya BPH sampai sekrang belum di
ketahui. Namun yang pasti kelenjar prostat sangat bergantung pada hormon
androgen. Faktor lain yang erat kaitan nya dengan BPH adalah proses
penuaan ada beberapa faktor kemungkinan penyebab antara lain :
1. Dihydrotestosteron
Peningkatan 5 alfa reduktase dan reseptor androgen meyebabkan epitel
dan stroma dari kelenjar prostat mengalami hiperplasi.
2. Perubahan keseimbangan hormon estrogen-testosteron
Paa proses penuaan pada pria terjadi peningkatan hormon estrogen dan
penurunan testosteron yang mengakibatkan hiperplasi stoma
3. Interaksi stoma- epitel
Peningkatan epidermal growht factor atau fibroblast growht factor dan
penurunan tranforming growht factor beta menyebabkan hiperplasi stoma
epitel
4. Berkurang nya sel yang mati
Estrogen yang meningkat menyebabkan peningkatan lama hidup
stroma dan epitel dari kelenjar prostat
5. Teori sel stem
Sel stem yang meningkat mengakibatkan proliferasi sel transit ( Roger
Kirby, 1994: 38)

E. Patofisiologi
BPH sering terjadi pada pria yang berusia 50 tahun lebih, tetapi
perubahan mikroskopi pada prostat sudah dapat di temukan pada usia 30-40
tahun. Penyakit ini di rasakan tanpa ada gejala. Beberapa pendapat
mengatakan bahwa penyebab BPH ada berkaitan dengan adanya hormon, ada
juga yang mengatakan berkaitan dengan tumor, penyumbatan arteri, radang,
gangguan metabolik/ gangguan gizi. Hormon yang di duga dapat
menyebabkan BPH adalah karna tidak adanya keseimbangan antara produksi
estrogen dan testosteron. Pada produksi testosteron menurun hormon
testosteron di pengaruhi oleh diet yang di konsumsi oleh seseorang.
Mempengaruhi RNA dan inti sel sehingga terjadi proliferasi sel prostat yang
mengakibatkan hipertropi kelenjar prostat maka terjadi obstruksi pada saluran
kemih yang bermuara di kandung kemih. Untuk mengatasi hal tersebut mka
tubuh mengataka oramegatrisme yaitu kompensasi dan dekompensasi otot-
otot destruktor. Kompensai otot-otot mengakibatkan spasme otot spincter
kompensasi otot-otot distruktor juga dapat mengalami penebalan pada
dindinng vesika urinaria dalam waktu yang lama dan mudah menimbulkan
infeksi
Dekontaminasi otot dekstruktor menyebabkan retesi urin sehingga
tekanan vesikavesika urinaria meningkat dan aliran urin yang seharusnya
mengalir ke vesika urinaria mengalami selek ke ginjal. Di ginjal yang refluks
kembali menyebabkan dilatasi ureter dan batu ginjal, hal ini dapat
menyebabkan pyclonefritis. Apabila telah terjadi retensi urin dan hidronefritis
maka di butuhkan tindakan pembedahan insisi. Pada umumnya penderita BPH
akan menderita divisit cairan akibat iritasi alat yang di gunakan infasip
sehingga pemenuhan kebutuhan ADC bagi penderita juga di rasakan adanya
penegangan yang menimbulkan nyeri luka post oprasi pembedahan dapat
terjadi dan aseptik
F. Fathway
G.
BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian
A. Pengumpulan Data
a. Identitas Pasien
Nama : Tn.S
Umur : 61 Th
Jenis Kelamin : Laki-laki
Aagama : Islam
Pekerjaan : Peternak
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Tanggal Masuk :
Tanggal Pengkajian : 12 Maret 2020
Alamat : Jl. Rancakhiang
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.A
Umur : 59 Th
Hubungan dengan klien : Istri
Alamat : Jl. Rancakhiang

B. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
`
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada saat di lakukan pengkajian tanggal 12 Maret 2020 pukul 12.30
klien mengatakan sering nyeri lambung dan pusing
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien tidak pernah mengalami penyakit kronis sebelum nya
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien dan keluarga mengatakan tidak ada anggota keluarga lain yang
memiliki penyakit yang di derita klien saat ini.

C. Pola Kebiasaan Sehari-hari :

No Pola Sebelum masuk Sesudah Masuk RS


RS
1. Nutrisi
Makanan yang di sukai
Diet Tidak ada Kurangi makanan
asam dan pedas
Nafsu makan Normal Normal
Lain-lain Tidak ada Tidak ada
2. Minum
Pola Minum
Jenis Minuman Air putih, kopi Air putih

Banyaknya 1-1,5 liter 1,5-2 liter

Minuman yang di sukai


3. Pola Eliminasi Fekal/BAB
Frekuensi
Kosistensi
Warna
Waktu (pagi,siang,malam)
4. Pola Istirahat/tidur
Waktu tidur
Siang
Malam 20.00-05.00 WIB 20.00-05.00 WIB

Lama tidur 7 jam/hari 8 jam /hari

Kebiasaan tidur malam Tidak ada Mulai bisa tidur

Kebiasaan tidur siang Tidak ada Bisa tidur

Kesulitan tidur Tidak ada Menurun

Cara mengatasinya Tidak ada Tidak ada

5. Pola Eliminasi Fekal/BAK


Frekuensi
Banyaknya /Jumlah
Jernihnya
Bau
Kelainan
6. Pola aktivitas
Bekerja di
Jarak tempat kerja dari rumah
Kendaraan yang di pakai
Jumlah jam kerja/Hari
7. Kebersihan Diri/personal
hyniene
Kebiasaan Mandi
Gosok Gigi
Cuci Rambut
Potong Kuku
8. Pola rekreasi/aktivitas
Tempat hiburan/libura Tidak ada Tidak ada
Jenis olah raga Tidak ada Tidak ada
Frekuensi Olahraga Tidak ada Tidak ada
Jenis pekerjaan Peternak Tidak ada
Jumlah jam kerja -

D. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum :
b. Tingkat kesadaran :
1. Had to toe dan pengkajian system
a. Kepala
b. Mata
c. Telinga
d. Mulut Tenggorokan
e. Leher
f. Abdomen
g. Thorax
h. Perinium/genitalia
i. Neurologis
j. Muskulosekeletal
k. Pencernaan
l. Integumen
E. Pemeriksaan Penunjang
F. Penobatan
G. Analisa Data
No Data Etologi Masalah

3.2 Diagnosa keperawatan


3.3 Intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Asuhan keperawatan dengan gangguan sistem Perkemihan, Poltekes


Kemenkes Pontianak 2015

Haffner Linda.J,Schut Danny.J, Buku At a glance sistem reproduksi. Edisi


II. Jakarta.Erlangga

Anda mungkin juga menyukai