Anda di halaman 1dari 7

Definisi Konsep Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani
Definisi Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran
melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan
aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama
untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani,
psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa. (Samsudin, 2015)

Pendidikan jasmani menurut UNESCO (United Nations Educational, Scientific and


Cultural Organization) dalam “ International Charter of Physical Education and Sport ”
sebagai berikut : Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang
sebagai individu atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematika
melalalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka meningkatkan kemampuan dan
keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan dan pembentukan watak (Harsuki,
2013)

01 . 如何上好一节体育课
Mewujudkan Kelas Pendidikan Jasmani Yang Baik. (Boucher, 2018)(Indonesia
MINISTRY OF EDUCATION, CULTURE, RESEARCH, AND TECHNOLOGY &
Raushanfikri, 2022)
1. Teroganisir
Pemanasan yang teroganisir, pengaturan baris berbaris yang teroganisir,
mengkomunikasikan aturan sebelum melaksanakan pembelajaran, dll Pada
dasarnya, semakin terorganisir guru dengan peralatan, dan semakin terorganisir
guru dengan siswa Anda maka semakin baik kemajuan pelajaran.

2. Program pembelajaran dan latihan terencana sesuai tujuan


Tentukan program perencanaan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai. Apakah sudah sesuai dengan umur siswa?, apakah intensitas tepat?
Apakah alur teknis yang dilakukan sesuai? Dll

3. Safety, Fun, Mobile


Dalam materi pembelajaran yang diberikan harus mengacu dan memperhatikan
keamanan untuk siswa, selain aman juga harus diperhatikan apakah kegiatan
materi tersebut menyenangkan? Anak akan semakin termotivasi dan semakin
antusias jika kegiatan pembelajaran menyenangkan, missal bisa melakukan
games, tidak luput juga bahwa semua kegiatan Pendidikan jasmani diharapkan
untuk meningkatkan keugaran jasmani siswa, oleh dari itu harus ada komponen
mobile (selalu bergerak) dalam aktivitas pembelajarannya.

4. Guru selalu berinovasi.


Guru pandai memodifikasi game/game simulation sehingga yang awalanya
terlihat kompleks menjadi lebih sederhana dan mudah dipahami oleh siswa.
Contoh hal lain adalah, jika sekolah kekurangan peralatan yang sesuai dan
memadai, guru bisa berinovasi menggunakan bahan dan alat lain sebagai
media pembelajaran. Contoh : jika tidak memiliki bola yang cukup, guru bisa
menginstruksikan kepada anak untuk membuat bola dari media kertas bekas.
Sehingga pembelajaran tetap bisa berjalan.

5. Selalu mempersiapkan plan cadangan


Memiliki rencana cadangan dan beberapa kegiatan tambahan yang siap untuk
dilakukan dalam sekejap harus menjadi hal biasa untuk setiap pelajaran setiap
hari. Begitu banyak rencana PE dapat terganggu oleh Cuaca buruk (pelajaran
luar ruangan yang direncanakan yang perlu dipindahkan ke dalam misalnya),
jadwal yang tidak teratur, perencanaan orang lain yang buruk, teknologi tidak
berfungsi, malfungsi peralatan dapat merusak pembelajaran jika tidak disiapkan
dengan baik.

6. Teacher and student engagement


Menjadi guru yang hangat, membangun hubungan dengan siswa adalah bagian
terpenting dari menjadi guru Pendidikan Jasmani. Membangun hubungan
dengan siswa, memberikan siswa kesempatan untuk memiliki pengalaman
dalam pengaturan Kegiatan mata pelajaran Pendidikan jasmani yang tidak akan
mereka dapatkan di mata pelajaran lain. Sehingga, siswa datang dengan siap
dan antusias mengikuti pembelajaran dan selesai dengan wajah yang gembira.
(resource di negara Indonesia)
Implementasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dilakukan sesuai dengan situasi
yang terbaru (menyesuaikan). (Indonesia MINISTRY OF EDUCATION, CULTURE,
RESEARCH, AND TECHNOLOGY & Raushanfikri, 2022)
Di Indonesia telah Menggunakan kurikulum terupdate yaitu kurikulum merdeka
belajar yang sudah mengacu kepada pembelajaran abad 21 . contoh : menggunakan
paduan pembelajaran intrakurikuler (tatap muka) (70-80% dari JP) dan kokurikuler (20-
30% JP) melalui proyek (project base learning)

1. Untuk mengusung tujuan yang demikian komprehensif di atas, mata pelajaran PJOK
tentu perlu disesuaikan dengan dasar paradigma perubahan kurikulum yang
menekankan pada penyempurnaan strategi pembelajaran, sebagai berikut:
a. Pola pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) menjadi
pembelajaran berpusat pada peserta didik(student centered). Peserta didik harus
memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki
kompetensi yang sama.
b. Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran
interaktif (interaktif antara guru, peserta didik, masyarakat, lingkungan alam, dan
sumber/media lainnya).
c. Pola pembelajaran yang terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta
didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat
dihubungi serta diperoleh melalui internet);
d. Pola pembelajaran pasif (yang biasanya hanya menerima dari guru saja) menjadi
pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran peserta didik aktif mencari semakin
diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains);
e. Pola pembelajaran sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);
f. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif dan kritis.

Informasi tentang jumlah waktu PJOK sekolah dasar (SD) di Indonesia


Apabila satuan pendidikan menetapkan pelaksanaan pembelajaran PJOK dilaksanakan
setiap minggu, maka mata pelajaran PJOK diberikan alokasi waktu empat jam
pembelajaran (@ 35 menit) per minggu. Empat jam pembelajaran per minggu tersebut
dapat diatur sebagai berikut:
a. Total jam pelajaran PJOK dalam satu tahun adalah 144 JP. Jam pelajaran tersebut
terbagi menjadi dua kegiatan pembelajaran, yaitu: dalam bentuk pembelajaran
intrakurikuler sebanyak 108 JP (75%) dan pembelajaran kokurikuler sebanyak 36 JP
(25%) dari total jam pembelajaran PJOK.
b. Melakukan kegiatan belajar mengajar intrakurikuler sebanyak tiga jam pelajaran per
minggu atau per pertemuan dengan alokasi waktunya adalah 105 menit. Strategi
pembelajaran dapat dilakukan sebagai berikut: 1) Tiga jam pelajaran dilakukan dalam
satu hari sekaligus (misalnya: di hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, atau Sabtu)

2. 如何成为一名优秀的体育教师
BAGAIMANA MENJADI GURU PENDIDIKAN JASMANI YANG BAIK
Lutan Rusli. 2001. Pembaruan Pendidikan Jasmani di Indonesia. Jakarta:
Direktorat Jenderal Olahraga.

Ada empat jenis kompetensi guru yang baik:


a.       Kompetensi Pedagogik.
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
peserta didik.Kompetensi ini diukur dengan proporsi alokasi waktu belajar gerak (active
time allotment) dan proporsi jumlah siswa dalam aktivitas belajar gerak (student’s direct
engagement).Proporsi alokasi waktu belajar gerak adalah alokasi waktu yang
disediakan guru bagi siswa untuk melakukan aktivitas gerak.Sedangkan proporsi jumlah
siswa dalam aktivitas belajar gerak adalah jumlah siswa yang terlibat langsung dalam
aktivitas belajar gerak per jumlah siswa.

b.      Kompetensi Profesional.
Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam penguasaan materi pelajaran
secara luas dan mendalam. Kompetensi ini diukur dengan menggunakan angket yang
berisi tentang:
(1) profil kegiatan guru yang meliputi beban mengajar, beban ekstrakurikuler, organisasi
keolahragaan, pelatihan, dan riwayat pendidikan;
(2) komponen profesional yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap pada
saat pre-service training dan in-service training; dan orientasi nilai yang diyakini guru
dalam mengembangkan PBM pendidikan jasmani.

c.       Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,
berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.
d.      Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali
peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Jika di sebutkan secara terperinci sebagai berikut:


(Smith, 1983; Brophy &Good,1986; Rosenshill & Stevens, 1986; Evertson, 1989)
sebagai berikut:

a. Waktu, kesempatan belajar, dan materi yang diberikan.

Guru harus selalu memfokuskan pembelajaran agar siswa mempelajari bahan pelajaran
yang menjadi tujuan belajarnya. Selanjutnya guru tersebut juga mengalokasikan waktu
sebanyakbanyaknya untuk pencapaian tujuan pembelajaran dan memberi kesempatan
yang sebanyak-banyaknya kepada siswa untuk belajar secara aktif. Sementara
penggunaan waktu untuk aspek-aspek lain selain untuk tujuan akademis selalu
dibatasi.

b. Harapan dan aturan.

Guru mengkomunikasikan harapan kepada siswa yang secara jelas dapat diobservasi.
Harapan guru tersebut sangat realistik dan sangat mendukung kelancaran PBM yang
akan dilakukannya. Selain itu, peranan guru dan siswa dirumuskan dengan teliti,
dikomunikasikan, dan dilatihkan kepada siswa

c. Pengelolaan kelas dan keterlibatan siswa (student engagement).

Guru nampak seperti seorang manajer yang baik, guru menetapkan kegiatan rutin pada
setiap awal tahun ajaran dan mengelolanya dalam pelaksanaan PBM dengan struktur
organisasi 23 yang ditata rapih, aturan ditetapkan dan diterapkan melalui strategi
pemberian motivasi yang positif kepada siswa, pengelolaan kelas ditujukan untuk
mengoptimalkan keterlibatan siswa dalam aktivitas-aktiviats akademis. Selama PBM
berlangsung, perilaku guru yang bersifat negatif hampir tidak pernah muncul.

d. Tugas belajar yang “meaningful” dan tingkat keberhasilan yang tinggi. Aktivitas
belajar yang diberikan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa dan cukup memberi
tantangan kepada siswa akan tetapi memberi kemungkinan terhadap tingkat
keberhasilan belajar yang cukup tinggi, sehingga aktivitas belajar sangat berarti bagi
siswa.
e. Kelancaran dan momentum.

Guru menciptakan dan memelihara jalannya PBM serta berusaha menghindari


kejadian-kejadian yang dapat mengganggu jalannya PBM. Aktivitas belajar disusun
secara bertahap melalui tahapan dan pembagian yang runtun dan spesifik untuk
menjamin keberhasilan.

f. Mengajar secara aktif.

Guru cenderung menyampaikan isi pelajaran kepada siswa tanpa harus tergantung
pada media pelajaran yang tercantum pada kurikulum. Demonstrasi dilakukan secara
singkat dan diikuti oleh latihan terbimbing secara berulang-ulang serta diselingi
pengecekan terhadap pemahaman siswa mengenai latihan yang dilakukannya

g. Pengawasan yang aktif.

Pada saat kelas terbimbing, tampak dengan jelas bahwa siswa mengerti dan tidak
banyak melakukan kesalahan, selanjutnya siswa diberi kesempatan untuk bergerak
secara independen. Gerak independen tersebut diawasi oleh guru secara aktif.
Demikian juga guru memantau kemajuan belajar siswa, memelihara agar siswa tetap
berlatih, dan memberi bantuan kepada siswa apabila diperlukan

h. Tanggung jawab.

Guru memberi tanggung jawab kepada siswa mengenai tugas yang harus
diselesaikannya. Macam-macam strategi, yang biasanya berorientasi positif, digunakan
untuk mendapatkan rasa tanggung jawab siswa

i. Kejelasan, antusiasme, dan kehangatan.

Guru selalu jelas dalam memberi uraian, guru selalu antusias terhadap isi pelajaran
juga terhadap siswanya, guru selalu mengembangkan dan memelihara kehangatan
lingkungan belajar sehingga siswa mempunyai sikap yang positif

Keraguan dan Permasalahan yang dihadapi untuk mencapai tujuan diatas

- Pendidikan jasmani bersaing dengan mata pelajaran lainnya yang berimplikasi terhadap
pengurangan biaya, kekurangan fasilitas terutama di sekolah dasar.
- Bagaimana dengan profesionalitas guru yang dianggap rendah?
- Bagaimana Alokasi dana yang lebih berat untuk olahraga kompetitif dan elit dibandingkan
dengan untuk keperluan pendidikan jasmani.
- Bagaimana Ketidakmampuan pendidikan jasmani untuk mengkomunikasikan pesan yang
bermakna kepada setiap lapisan masyarakat.
- Bagaimana dengan Masih adanya ketimpangan gender, partisipasi orang cacat yang masih
terbatas karena kekurangan fasilitas dan pemisahan anak normal dan anak cacat menjadi
sekolah khusus
- Guru yang bertugas tanpa latar belakang pendidikan jasmani. (Permasalahan yang sering
menuai kritik adalah guru tidak profesional karena latar belakangnya bukan dari pendidikan
jasmani)
- permasalahan memobilisasi antusiasme siswa yang berbeda-beda
 Bagaimana guru dapat dengan cepat menemukan solusi optimal sambil memastikan penyelesaian
kursus dalam menghadapi keadaan darurat?
 Bagaimana secara wajar menyesuaikan penyimpangan batin yang disebabkan oleh perbedaan efek
pengajaran karena kualitas fisik siswa yang berbeda?
 Bagaimana guru dapat meningkatkan kualitas pengajaran mereka sementara memiliki tidak memiliki
kualitas fisik yang kuat?

dll

group work 流程
1、如何上好一节体育课(Eka)
2、如何成为一名优秀的体育教师(Afdol)
3、实现以上两个目标的疑问与困惑(Agung)
4、什么是好体育课(Yoga)

1、PPT 制作(Rahma,)
2、PPT 校对(留学生组整体)

汇报人员( Rahma, Eka)

Anda mungkin juga menyukai