Anda di halaman 1dari 41

Ikatan Akuntan Indonesia

Knowledge Center Cabang Serpong

PPh Ps. 22
Dasar Hukum
Pengertian PPh Ps. 22
Tarif PPh Ps. 22
Tax Planningg PPh Ps. 22

Dasar Hukum

UU No.
N 36 Tahun
T h 2008
PMK No. 210/PMK.03/2008 sebagai
perubahan KMK No. 254/KMK.03/2001

This training material is solely for the use of IAI training.  16
No part of it may be circulated quoted or reproduced for distribution without prior written approval from The Indonesian
Ikatan Akuntan Indonesia
Knowledge Center Cabang Serpong

Pengertian

PPh Pasal 22 adalah


◦ pajak yang dipungut oleh bendaharawan pemerintah
baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah,
instansi atau lembaga-lembaga Negara lainnya
◦ berkenaan dengan pembayaran atas penyerahan
barang,
◦ dan badan
badan-badan
badan tertentu baik badan pemerintah
maupun swasta berkenaan dengan kegiatan di bidang
impor atau kegiatan usaha di bidang lain

Saat terutangnya pajak

Atas kegiatan
g impor
p barang: g
terutang pada saat pembayaran bea
masuk. Jika pembayaran Bea Masuk
ditunda/dibebaskan pada saat
penyelesaian dokumen PIB
(Pemberitahuan Impor Barang)
Atas kegiatan pembelian barang:
terutang dan dipungut pada saat dilakukan
pembayaran

This training material is solely for the use of IAI training.  17
No part of it may be circulated quoted or reproduced for distribution without prior written approval from The Indonesian
Ikatan Akuntan Indonesia
Knowledge Center Cabang Serpong

Saat terutangnya pajak (cont..


(cont..))

Atas p penjualan
j hasil produksi
p (semen,
( ,
otomotif, dll): terutang dan dipungut pada
saat penjualan
Atas penjualan hasil produksi atau
pengolahan barang (bahan bakar
minyak):
i k) terutang dan
d didipungut pada
d saat
penerbitan Surat Perintah Pengeluaran Barang
(delivery order)

Tarif Pajak

Atas Impor:
p
1. Ada API (Angka Pengenal Impor)
2.5% x nilai impor (CIF + BM)
2. Tdk ada API 7.5% x nilai impor
3. Lelang
g 7.5% x harga
g jual
j lelangg

This training material is solely for the use of IAI training.  18
No part of it may be circulated quoted or reproduced for distribution without prior written approval from The Indonesian
Ikatan Akuntan Indonesia
Knowledge Center Cabang Serpong

Tarif Pajak (cont..)

Atas p
pembelian barang gy
yang
g
dipungut oleh Pemungut Pajak:
1.5% x harga pembelian

Atas penjualan hasil produksi atau


pembelian yang dilakukan oleh
badan usaha yang bergerak di
bidang tertentu:

Tarif Pajak (cont..)

1. Yang wajib dipungut oleh industri dan


eksportir yang bergerak di sektor
perhutanan, perkebunan, pertanian,
dan perikanan atas pembelian
bahan-bahan untuk keperluan
industri atau ekspor mereka dari
pedagang
p g g pengumpul:
p g p 0.25% x
harga pembelian (tdk termasuk PPN)

This training material is solely for the use of IAI training.  19
No part of it may be circulated quoted or reproduced for distribution without prior written approval from The Indonesian
Ikatan Akuntan Indonesia
Knowledge Center Cabang Serpong

Tarif Pajak (cont..)

2. Di bidang industri semen:


0.25% x DPP PPN
Di bidang industri baja:
0.3% x DPP PPN
Di bidang industri kertas:
0.1% x DPP PPN
Atas penjualan semua jenis kendaraan
bermotor:
0.45% x DPP PPN

Tarif Pajak (cont..)

7. Tarif PPh Pasal 22 yang ditetapkan untuk


P
Pertamina
i ddan Badan
B d Usaha
U h lainnya
l i
yang bergerak di bidang bahan bakar
minyak:
SPBU Swasta SPBU Pertamina

Premium 0.3% x penjualan 0.25% x penjualan


Solar 0.3% x penjualan 0.25% x penjualan
Premix/ 0.3% x p
penjualan
j 0.25% x ppenjualan
j
Super TT
Minyak tanah 0.3% x penjualan
Gas LPG 0.3% x penjualan
Pelumas 0.3% x penjualan

This training material is solely for the use of IAI training.  20
No part of it may be circulated quoted or reproduced for distribution without prior written approval from The Indonesian
Ikatan Akuntan Indonesia
Knowledge Center Cabang Serpong

Tarif Pajak (cont..)


8. Tarif PPh Pasal 22 yang diterapkan untuk pembeli
atas penjualan barang yang tergolong sangat
mewah (PMK No.253/PMK.03/2008) = 5% x
harga jual tidak termasuk PPN dan PPnBM.

Dikecualikan dari Pemungutan Pajak

Lihat KMK No. 236/KMK.03/2003


Pasal 3

This training material is solely for the use of IAI training.  21
No part of it may be circulated quoted or reproduced for distribution without prior written approval from The Indonesian
Ikatan Akuntan Indonesia
Knowledge Center Cabang Serpong

Tax Planning PPh Ps. 22


Minta Kartu NPWP Pembeli Barang untuk penerapan
tarif PPh 22 (jika tidak ada, kenaikan 100%).
Miliki API
SKB untuk perusahaan yang sering melakukan
impor
Dokumentasi, e.g. PIB & SSPCP
SSP berkaitan transaksi dengan bendaharawan
pemerintah
i h h
harus di f ll
di-follow up!!
Waspadai bukti pungut PPh Ps. 22 asli tapi palsu
Tax Review dan tax reconciliation

Tax Planning PPh Ps. 22


Untuk pemungut:
◦ Pastikan perusahaan rekanan bersedia untuk
dipungut PPh Ps. 22-nya harus tertulis
dalam kontrak, Surat Perintah Kerja, dan
lainnya.
◦ Jika perusahaan rekanan tidak mau dipotong
lakukan gross up

This training material is solely for the use of IAI training.  22
No part of it may be circulated quoted or reproduced for distribution without prior written approval from The Indonesian
Ikatan Akuntan Indonesia
Knowledge Center Cabang Serpong

PPh Ps. 23
Pengertian PPh Ps. 23
Tarif PPh Ps. 23
Tax Planning PPh Ps. 23

Dasar Hukum

UU No.
N 36 Tahun
T h 2008
PER-70/PJ/2007 tanggal 9 April 2007
& PMK Nomor 244/PMK.03/2008
Aturan pelaksanaan lainnya

This training material is solely for the use of IAI training.  23
No part of it may be circulated quoted or reproduced for distribution without prior written approval from The Indonesian
Ikatan Akuntan Indonesia
Knowledge Center Cabang Serpong

Pengertian

PPh Pasal 23 adalah


◦ Pajak Penghasilan yang dipotong atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap
◦ yang berasal dari: modal, penyerahan jasa atau
penyelenggaraan kegiatan selain yang telah
dipotong PPh Ps. 21
◦ yyangg dibayarkan
y atau terutangg oleh Badan
Pemerintah atau Subjek Pajak Dalam Negeri,
penyelenggara kegiatan, BUT.

Saat terutangnya pajak

Terutangg pada
p akhir bulan dilakukannya
y
pembayaran atau akhir bulan terutangnya
penghasilan bersangkutan, mana yang terjadi
terlebih dulu.

This training material is solely for the use of IAI training.  24
No part of it may be circulated quoted or reproduced for distribution without prior written approval from The Indonesian
Ikatan Akuntan Indonesia
Knowledge Center Cabang Serpong

Pemotong pajak

Badan Pemerintah
Subjek Pajak badan dalam negeri
Penyelenggara kegiatan
BUT
Orang pribadi sebagai WP dalam negeri
tertentu (akuntan,
(akuntan arsitek
arsitek, dokter
dokter, notaris
notaris, orang
pribadi yang menjalankan usaha yang
menyelenggarakan pembukuan atas pembayaran
berupa sewa)

Tarif Pajak

15% dari jjumlah bruto atas dividen,,


bunga, royalti, hadiah dan
penghargaan selain yang telah
dipotong PPh ps. 21 (yang
diperoleh oleh WP badan dalam
negeri berkenaan dengan suatu
kegiatan yang diselenggarakan)

This training material is solely for the use of IAI training.  25
No part of it may be circulated quoted or reproduced for distribution without prior written approval from The Indonesian
Ikatan Akuntan Indonesia
Knowledge Center Cabang Serpong

Tarif Pajak (cont..)

2% dari jumlah bruto atas:


a. sewa dan penghasilan lain sehubungan
dengan penggunaan harta (kecuali sewa
tanah dan bangunan final tax)

Tarif Pajak (cont..)

b. Imbalan sehubungan
g dengan g jasa
j
teknik, jasa manajemen, JASA
KONSTRUKSI, jasa konsultan, dan
jasa lain Untuk detail JASA LAIN
please refer to PMK Nomor
244/PMK 03/2008
244/PMK.03/2008

This training material is solely for the use of IAI training.  26
No part of it may be circulated quoted or reproduced for distribution without prior written approval from The Indonesian
Ikatan Akuntan Indonesia
Knowledge Center Cabang Serpong

Saat Penyetoran dan Pelaporan

PPh Ps. 23 harus disetorkan oleh


Pemotong Pajak selambat-
lambatnya tanggal 10 bulan takwim
berikutnya setelah bulan
terutangnya pajak;
dil
dilaporkan
k selambat-lambatnya
l b l b 20
hari setelah masa pajak berakhir.

Dikecualikan dari Pemotongan Pajak


◦ penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank;
◦ sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan
sewa guna usaha dengan hak opsi;
◦ di id sebagaimana
dividen b i dimaksud
di k d dalam
d l Pasal
P l 4 ayat (3) huruf
h f
f dan dividen yang diterima oleh orang pribadi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2c);
◦ bagian laba sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3)
huruf i;
◦ sisa hasil usaha koperasi yang dibayarkan oleh koperasi
kepada anggotanya;
◦ penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan usaha
atas jasa keuangan yang berfungsi sebagai penyalur
pinjaman dan/atau pembiayaan yang diatur dengan
Peraturan Menteri Keuangan

This training material is solely for the use of IAI training.  27
No part of it may be circulated quoted or reproduced for distribution without prior written approval from The Indonesian
Ikatan Akuntan Indonesia
Knowledge Center Cabang Serpong

Tax Planning PPh Ps. 23


Pahami ketentuan tentang objek dan tarif
p
pemotongannya.
g y
Minta Kartu NPWP untuk penerapan tarif yang
sebenarnya (jika tidak, kenaikan 100%).
Pahami saat terutangnya pajak
Pemisahan antara tagihan material dan jasa
kecuali untuk usaha jasa konstruksi dan catering
Dokumentasi: SSP, kontrak
Tax Review dan tax reconciliation

PPh Ps. 26
Pengertian PPh Ps. 26
Tarif PPh Ps. 26
Tax Planning PPh Ps. 26

This training material is solely for the use of IAI training.  28
No part of it may be circulated quoted or reproduced for distribution without prior written approval from The Indonesian
Ikatan Akuntan Indonesia
Knowledge Center Cabang Serpong

PPh Pasal 26
Atas pembayaran oleh Badan Pemerintah, Subjek Pajak DN,
penyelenggara kegiatan, BUT, atau perwakilan perusahaan luar
negeri lainnya
Kepada WP luar negeri selain BUT
Dipotong pajak sebesar 20% dari jumlah bruto:
- dividen,
- bunga, termasuk premium, diskonto, premi swap dan imbalan
sehubungan dengan jaminan pengembalian utang,
- royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan dengan
penggunaan harta,
- imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan,
- hadiah dan penghargaan,
- pensiun dan pembayaran berkala lainnya.
Jika ada tax treaty, refer ke tax treaty, CoD provided

Tax Planning PPh Ps. 26


Identifikasi beban-beban yang seharusnya
terkena PPh pps. 26
Identifikasikan negara asal perusahaan
yang memberikan jasa/yang menerima
penghasilan.
Pahami isi tax treaty yang bersangkutan
CoD
Lakukan tax review
Lakukan tax reconciliation

This training material is solely for the use of IAI training.  29
No part of it may be circulated quoted or reproduced for distribution without prior written approval from The Indonesian
Ikatan Akuntan Indonesia
Knowledge Center Cabang Serpong

PPh Pasal 23/26/Final – Strategi efisiensi


Perhatikan jenis objek pajak dan tarif
pajak
Untuk PPh Final, hindari penggunaan
konsultan berjenjang agar biaya lebih
murah
Untuk transaksi LN, pastikan diperoleh
Certificate of Residence

PPh Pasal 23/26/Final – Strategi efisiensi

Jika pihak ketiga tidak mau dipotong PPh ps. 23/26


- Perusahaan membayarkan witholding tax, tax pajak
yang dibayarkan ini tidak boleh dibebankan
sebagai biaya.
- Nilai transaksi dimark-up, sehingga nilai transaksi
dalam kontrak sudah termasuk pajak yang harus
dipungut.

This training material is solely for the use of IAI training.  30
No part of it may be circulated quoted or reproduced for distribution without prior written approval from The Indonesian
Ikatan Akuntan Indonesia
Knowledge Center Cabang Serpong

PPh Pasal 23/26/Final – Strategi efisiensi


Contoh :
Perusahaan akan menyeway kantor dari Bapak
p Agus
g Rp.
p
90.000.000,00 untuk 4 tahun, Agus tidak bersedia
dipotong pajaknya sebesar 10%.
Perusahaan membayarkan witholding tax
10% x Rp. 90.000.000 = Rp. 9.000.000 - tidak boleh
dibebankan sebagai biaya
Nilai transaksi digross-up,
100/90 x Rp. 90.000.000 = 100.000.000
Wht atas sewa 10% x 100.000.000 = Rp. 10.000.000 -
boleh dibiayakan
Cash Saving (28% x Rp. 10.000.000) – 1.000.000 = Rp.
1.800.000

PPh Pasal 23/26/Final – Strategi efisiensi


Contoh :
PT. ABC membayar bunga pinjaman kepada Bank di luar negeri
sebesar Rp 100.000.000,00 yang sesuai dengan perjanjian Pajak
Penghasilannya ditanggung oleh badan tersebut. Tarif pemotongan
PPh Pasal 26 yang berlaku adalah 20%.
Dasar pengenaan PPh Pasal 26 =
100
----- x Rp 100.000.000,00 = Rp 125.000.000,00
(100-20)

PPh Pasal 26 yang terutang =

20% x Rp 125.000.000,00 = Rp 25.000.000,00

Jumlah biaya bunga yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto


PT. ABC adalah sebesar Rp 125.000.000,00 (Rp 100.000.000,00 +
Rp 25.000.000,00).

This training material is solely for the use of IAI training.  31
No part of it may be circulated quoted or reproduced for distribution without prior written approval from The Indonesian
Ikatan Akuntan Indonesia
Knowledge Center Cabang Serpong

PPh Ps. 4(2)


Pengertian PPh Ps. 4(2)
Tarif PPh Ps. 4(2)
Tax Planning PPh Ps. 4(2)

Penghasilan Obyek PPh Pasal 4 (2)

1. PENGHASILAN DARI TRANSAKSI PENJUALAN PP No. 14 TAHUN 1997,


SAHAM DI BURSA EFEK (0,1% dan 0,5%) KMK 282/KMK.04/1997
2. PENGHASILAN DARI HADIAH UNDIAN
PP No. 132 TAHUN 2000
(25 % X BRUTO)
PP 71/2008 jo
3. PENGHASILAN DARI PENGALIHAN HAK
PP No. 79 TAHUN 1999,
ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN KMK No. 566/KMK.04/
(5 % X NILAI PENGALIHAN/NJOP mana yang lebih besar) 1999, SE-55/Pj.42/1999

4. PENGHASILAN DARI BUNGA DEPOSITO DAN


PP No. 131 TAHUN 2000
TABUNGAN SERTA DISKONTO SBI (20 % X BRUTO)

5. PENGHASILAN DARI PERSEWAAN TANAH PP No. 5 TAHUN 2002,


DAN/ATAU BANGUNAN (10 % X BRUTO) KEP 227/Pj/2002

PP No. 6 TAHUN 2002,


6. PENGHASILAN BERUPA OBLIGASI YG DIPERDAGANG
KEP 241/Pj/2002,
KAN DI BURSA EFEK ( 20 %)
SE 10/Pj.42/2002
7. PENGHASILAN DARI USAHA JASA KONSTRUKSI PP No. 51 TAHUN 2008,
(2 %, 4 % dan 6%) PMK . 187/PMK.03/2008

This training material is solely for the use of IAI training.  32
No part of it may be circulated quoted or reproduced for distribution without prior written approval from The Indonesian
Ikatan Akuntan Indonesia
Knowledge Center Cabang Serpong

PPh ATAS USAHA JASA KONSTRUKSI


(PP NO.51 TAHUN 2008 jo.
jo. PMK No.187/PMK.03/2008)
Atas penghasilan dari usaha Jasa Konstruksi dikenakan Pajak
Penghasilan yang bersifat final.
T if Pajak
Tarif P j k Penghasilan
P h il untuk t k usaha
h Jasa
J K t k i adalah:
Konstruksi d l h

2% (dua persen) untuk Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh


Penyedia Jasa yang memiliki kualifikasi usaha kecil;
4% (empat persen) untuk Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan
oleh Penyedia Jasa yang tidak memiliki kualifikasi usaha;
3% (tiga persen) untuk Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh
Penyedia Jasa selain Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud di atas;
4% (empat
( persen)) untukk Perencanaan
P K
Konstruksi
k i atau Pengawasan
P
Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang memiliki
kualifikasi usaha; dan
6% (enam persen) untuk Perencanaan Konstruksi atau Pengawasan
Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang tidak memiliki
kualifikasi usaha.

Tax Planning PPh Ps. 4(2)


Tingkatkan pemahaman yang
komprehensif mengenai peraturan tentang
PPh Ps. 4(2)
Identifikasi obyek pajak
Pahami saat terutang pajak
Gunakan tarif yyangg tepat
p
Dokumentasi: SSP, kontrak, dll.
Tax Review dan tax reconciliation

This training material is solely for the use of IAI training.  33
No part of it may be circulated quoted or reproduced for distribution without prior written approval from The Indonesian
Ikatan Akuntan Indonesia
Knowledge Center Cabang Serpong

Tax Planning PPh Ps. 4 (2)


Untuk penagihan dari pengusaha konstruksi:
◦ Penentuan kualifkasi usaha: stratifikasi yyangg ditentukan
berdasarkan sertifikasi yang dikeluarkan oleh Lembaga
Pengembangan Jasa Konstruksi.
◦ Penyedia jasa harus menyerahkan Surat Ijin Usaha Jasa
Konstruksi agar pengenaan pajaknya sesuai dengan
tarif PPh untuk jasa konstruksi atas seluruh tagihan
tanpa perbedaan antara material dan jasa.
◦ Jika tidak ada SIUJK potong PPh sesuai dengan
klasifikasi tidak memiliki kualifikasi usaha.

STUDI KASUS – BEBAN PAJAK PIHAK


LAIN - 1

Pada th 2000,
2000 PT X meminjam uang dari
Texas Bank-USA sebesar USD
2,000,000. Interest rate 8 % pertahun.
Dalam agreement dinyatakan “All
Indonesian taxes should be born by PT
ABC”
Bagaimana konsekuensi pajak dan
jumlahnya.

This training material is solely for the use of IAI training.  34
No part of it may be circulated quoted or reproduced for distribution without prior written approval from The Indonesian
Ikatan Akuntan Indonesia
Knowledge Center Cabang Serpong

Beban Pajak Pihak Lain - 1


Ada Certificate of Residence
- Dipungut : 15 % x USD 160,000
160 000 = USD 24
24,000
000
- Gross up : 15 % x 100/85 x USD 160,000 = USD 28,235.29

Tidak Ada Certificate of Residence


- Dipungut : 20 % x USD 160,000 = USD 32,000
- Gross up : 20 % x 100/80 x USD 160,000 = USD 40,000

Di USA, atas penghasilan bunga yang diterima Texas Bank – USA


tetap terutang PPh. Tidak terjadi pengenaan pajak berganda karena
diberikan tax relief (credit method).

STUDI KASUS – BEBAN PAJAK


PIHAK LAIN - 2

Pada th 2002,, PT X menggunakan


gg konsultan
XYZ, Ltd. dari negara Australia. Biaya
keseluruhan Rp. 1 milyar. Lama pekerjaan 6
bulan, sebagian dilakukan di Indonesia dimana
ditempatkan orang XYZ, Ltd di Indonesia
selama 5 bulan. Didalam kontrak dinyatakan “All
Indonesian taxes should be born by PT X”
a. P
Pajak
j k apa saja
j yang harus
h dit
ditanggung oleh
l h PT X
b. Untuk mengurangi pajak yang ditanggung, strategi
yang dilakukan PT X

This training material is solely for the use of IAI training.  35
No part of it may be circulated quoted or reproduced for distribution without prior written approval from The Indonesian
Ikatan Akuntan Indonesia
Knowledge Center Cabang Serpong

BEBAN PAJAK PIHAK LAIN - 2


Kondisi apa adanya – menimbulkan BUT
P k Terhutang
Pajak T h :
1. PPh Atas Laba Di Indonesia
2. PPN
3. PPh atas pengiriman laba ke Australia
4. PPh Pasal 21 atas penghasilan karyawan
5. PPh Pasal 23 yyangg harus dipotong
p g oleh PT X
Di Australia, atas penghasilan yang diterima
XYZ, Ltd tetap terutang PPh.

PPh BADAN

This training material is solely for the use of IAI training.  36
No part of it may be circulated quoted or reproduced for distribution without prior written approval from The Indonesian
Ikatan Akuntan Indonesia
Knowledge Center Cabang Serpong

Strategi Efisiensi PPh Badan


Menunda Penghasilan
Percepat Pembebanan Biaya
Optimalisasi pengkreditan pajak yang telah
dibayar
Permohonan penurunan pembayaran
angsuran PPh pasal 25
P
Pengelolaan
l l ttransaksi
k i yang bi
biayanya tid
tidakk
boleh dikurangkan secara fiskal

Strategi Efisiensi PPh Badan


Pengelolaan transaksi yang berkaitan dengan
ppemberian kesejahteraan
j kepada
p karyawan
y
Transaksi yang berkaitan dengan witholding
tax
Perlakuan atas Penyertaan pada Perseroan
Terbatas dalam Negeri
Merger antara perusahaan yang terus menerus
rugi dengan perusahaan yang laba
Pengelolaan Transaksi Afiliasi

This training material is solely for the use of IAI training.  37
No part of it may be circulated quoted or reproduced for distribution without prior written approval from The Indonesian
Ikatan Akuntan Indonesia
Knowledge Center Cabang Serpong

Strategi Efisiensi PPh Badan


Kebijakan Piutang tak tertagih
Kebijakan Penempatan Deposito
Pengelolaan Biaya Entertainment
Ekualisasi SPT PPh Badan dengan PPh Pasal 21,
23/26, Final dan PPN
Hindari Beban Pajak Orang Lain
M f k fasilitas
Manfaatkan f ili pengurangan tarifif sebesar
b
50% dari tarif pasal 17 ayat (1) huruf b dan
ayat (2a) Pasal 31E UU PPh No.36 Tahun
2008.

Strategy efisiensi atas biaya


kesejahteraan karyawan
Memanfaatkan biaya y natura yyangg merupakan
p
keharusan bagi pelaksanaan kerja.
Memanfaatkan biaya makanan dan minuman
untuk karyawan.
Jika perusahaan dalam kondisi laba dan
pengenaan PPh badannya tidak final,
kesejahteraan karyawan dalam bentuk natura
minimal.
Jika rugi, merubah pemberian natura menjadi
tunjangan berupa uang hanya akan menaikkan
PPh pasal 21 sementara PPh Badan tetap nihil.

This training material is solely for the use of IAI training.  38
No part of it may be circulated quoted or reproduced for distribution without prior written approval from The Indonesian
Ikatan Akuntan Indonesia
Knowledge Center Cabang Serpong

Transaksi yang berkaitan dengan


witholding tax
Perusahaan membayarkan witholding tax,
pajak yang dibayarkan ini tidak boleh
dibebankan sebagai biaya
Nilai transaksi digross-up, sehingga nilai
transaksi dalam kontrak sudah termasuk
pajak yang harus dipungut

PENYERTAAN PADA PT DALAM NEGERI


Pasal 4 ayat (3) huruf f UU No.17 Pasal 4 ayat (3) huruf f UU No. 36
Tahun 2000 Tahun 2008
Dividen atas ppenyertaan
y pada
p Dividen atas p
penyertaan
y pada
p
PT Dalam Negeri tidak PT Dalam Negeri tidak
menjadi objek pajak jika : menjadi objek pajak jika :
1. Dividen berasal dari 1. Dividen berasal dari
cadangan laba yang cadangan laba yang
ditahan ditahan
2. Kepemilikan saham 2. Kepemilikan saham
minimum 25 % dari minimum 25 % dari
jumlah modal yang jumlah modal yang
disetor disetor
3. Holding Company
harus mempunyai usaha
aktif di luar penyertaan
tersebut

This training material is solely for the use of IAI training.  39
No part of it may be circulated quoted or reproduced for distribution without prior written approval from The Indonesian
Ikatan Akuntan Indonesia
Knowledge Center Cabang Serpong

Case # PENGGABUNGAN USAHA


Laba A 10.000 Rugi B 11.000 Revaluasi 5.000
Aset 100.000 Aset 2.000 NSB 2.000
Laba 3.000
A mengambilalih B
A B Rugi 11.000
Kompensasi B 8.000

Laba A 10.000
Kompensasi 8.000
laba 2.000

B mengambilalih A
A B

?
Laba A 10.000
Rugi B 11.000
Rugi 1.000

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 
43/PMK.03/2008
PASAL 1 AYAT (3): PENGGABUNGAN USAHA YANG DAPAT MENGGUNAKAN
NILAI BUKU ADALAH PENGGABUNGAN DARI DUA ATAU LEBIH WAJIB PAJAK
BADAN YANG MODALNYA TERBAGI ATAS SAHAM DENGAN CARA TETAP
MEMPERTAHANKAN BERDIRINYA SALAH SATU BADAN USAHA YANG TIDAK
MEMPUNYAI SISA KERUGIAN ATAU MEMPUNYAI SISA KERUGIAN PALING
KECIL.

PASAL 2 HURUF C: SUATU PENGGABUNGAN USAHA HARUS MEMENUHI


PERSYARATAN TUJUAN BISNIS (BUSINESS PURPOSE TEST) UNTUK
TUJUAN MENCEGAH PENGHINDARAN PAJAK.

This training material is solely for the use of IAI training.  40
No part of it may be circulated quoted or reproduced for distribution without prior written approval from The Indonesian
Ikatan Akuntan Indonesia
Knowledge Center Cabang Serpong

PIUTANG TAK TERTAGIH
Pasal 6 huruf h UU Nomor 17  Pasal 6 huruf h UU Nomor 36 
Tahun 2000 Tahun 2008
PIUTANG YANG NYATA‐NYATA TIDAK TERTAGIH PIUTANG YANG NYATA‐NYATA TIDAK TERTAGIH DAPAT
DAPAT DIBEBANKAN SEBAGAI BIAYA dengan DIBEBANKAN SEBAGAI BIAYA dengan syarat :
syarat kumulatif :
1. telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba
1. Telah dibebankan sebagai g biayay dalam rugi komersial;
penghitungan rugi‐laba komersial; dan
2. Telah diajukan perkaranya ke Pengadilan 2. Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang
Negeri atau BUPLN atau adanya perjanjian yang tidak dapat ditagih kepada Direktorat
tertulis mengenai penghapusan Jenderal Pajak; dan
piutang/pembebasan utang antara 3. Telah diserahkan perkara penagihannya kepada
kreditur dan debitur; dan Pengadilan Negeri atau instansi pemerintah yang
3. Telah dipublikasikan dalam penerbitan menangani piutang negara; atau adanya perjanjian
umum atau khusus; dan tertulis mengenai penghapusan
4. WP harus menyerahan daftar piutang piutang/pembebasan utang antara kreditur dan
yang tidak dapat ditagih kepada DJP debitur yang bersangkutan; atau telah
dipublikasikan
p dalam p penerbitan umum atau
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK khusus; atau adanya pengakuan dari debitur
NOMOR KEP‐238/PJ./2001 TENTANG bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah
PENGHAPUSAN PIUTANG YANG NYATA‐ utang tertentu;
NYATA TIDAK DAPAT DITAGIH
4. Syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak
berlaku untuk penghapusan piutang tak tertagih
debitur kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (1) huruf k;

Case Study –
Case Study – Tahun Pajak 2008
• Berapa nilai piutang tidak tertagih yang dapat 
dibebankan secara fiskal?
No. Nama Debitur Piutang dihapus (per komersial) Diserahkan ke Pengadilan Ada Perjanjian Diumumkan ke penerbitan Dilaporkan ke DJP

1 PT. Adil 50,000 50,000 - 50,000 50,000


2 PT. Makmur 25,000 - 25,000 25,000 25,000
3 PT. Sentosa 75,000 50,000 - 75,000 75,000
4 PT. Damai 100,000 100,000 - 100,000 100,000
5 PT. Gembira 25,000 - 25,000 - 25,000
6 PT. Luhur 25,000 - - 25,000 25,000

This training material is solely for the use of IAI training.  41
No part of it may be circulated quoted or reproduced for distribution without prior written approval from The Indonesian
Ikatan Akuntan Indonesia
Knowledge Center Cabang Serpong

Alternatif Penghapusan Piutang


memberitahukan ke DJPLN atau perjanjian
dengan
g debitur jjika mungking dan ppublikasi di
media local. Yang penting tanda terima
pemberitahuan dan bukti publikasi sudah
didapatkan (untuk tahun 2008 & sebelumnya).
dengan menjual piutang kepada pihak lain
dengan harga setelah dikurangi penghapusan
piutang yang tidak tertagih tersebut, dan
mengurangkan kerugian penjualan tersebut
sebagai beban

Deposito Vs Pinjaman

Deposito Pinjaman
(100 M) (100 M)

Penghasilan Biaya Bunga


Deposito (10 M) (10 M)

PPh Final Deductible


(20%) (30%)

Selisih
(10%)

This training material is solely for the use of IAI training.  42
No part of it may be circulated quoted or reproduced for distribution without prior written approval from The Indonesian
Ikatan Akuntan Indonesia
Knowledge Center Cabang Serpong

SE--46/PJ.4/1995
SE
Apabila rata
rata--rata pinjaman =/< rata-rata-rata
d
deposito,
i b
bunga atas pinjaman
i j tsb
b
seluruhnya non deductible
Apabila ratarata--rata pinjaman > rata- rata-rata
deposito, bunga yg deductible adalah bunga
atas selisih ratarata--rata ppinjaman
j dikurangi
g
rata--rata deposito
rata

Contoh
Tahun 2002 PT A meminjam uang sebesar 200
juta bunga 20
20%
%. skedul pengambilan pinjaman
sbb::
sbb
bulan Februari sebesar Rp 125 juta
bulan Juni sebesar Rp 25 juta
bulan Agustus sebesar Rp 50 juta
Disamping itu PT A juga mempunyai deposito
sbb::
sbb
Feb – Maret sebesar Rp 25 juta
Apr – Agt sebesar Rp 46 juta
Sep – Des sebesar Rp 50 juta
Berapa bunga yang deductible ?

This training material is solely for the use of IAI training.  43
No part of it may be circulated quoted or reproduced for distribution without prior written approval from The Indonesian
Ikatan Akuntan Indonesia
Knowledge Center Cabang Serpong

Rata--rata pinjaman
Rata
Rata2 Pinjaman Pinjaman Jangka Waktu Jumlah

Januari 0 1 bulan 0

Feb – Mei 125 juta 4 bulan 500 juta

Juni - Juli 150 juta 2 bulan 300 juta

Agustus - Des 200 juta 5 bulan 1 milyar

Jumlah 12 bulan 1,8 milyar

rata--rata pinjaman perbulan = Rp 1.8 milyar :12 = Rp 150 juta


rata

Rata--rata Deposito
Rata
Rata2 Deposito Deposito Jangka Waktu Jumlah

Januari 0 1 bulan 0

Feb – Maret 25 juta 2 bulan 50 juta

April – Agustus 46 juta 5 bulan 230 juta

Sept - Desember 50 juta 4 bulan 200 juta

Jumlah 12 bulan 480 juta

rata--rata pinjaman perbulan = Rp 480 juta : 12 = Rp 40 juta


rata

20% x (150 jt – 40 jt)


jt) = 22 jt

This training material is solely for the use of IAI training.  44
No part of it may be circulated quoted or reproduced for distribution without prior written approval from The Indonesian
Ikatan Akuntan Indonesia
Knowledge Center Cabang Serpong

Dikecualikan dari penerapan SE-


SE-46
Dana pinjaman tsb ditempatkan dalam
bentuk rekeninggggiro
Adanya keharusan untuk menempatkan
dana dalam bentuk deposito, misal
cadangan dana reklamasi
Dapat dibuktikan bahwa deposito dan
atau tabungan tsb berasal dari tambahan
modal atau sisa laba setelah pajak

Alternatif Bunga Deposito


Uang tetap ditaruh direkening giro. Kalau
memungkinkan negosiasi dengan bank yang
bersangkutan agar bunga gironya lebih besar
dari biasanya karena saldo yang kita mi1iki
cukup besar
Uang dibungakan namun bukan di instrumen
yang terkena pajak final yang disebut dalam SE-
46/PJ.42/1994,
J , misalnya
y ppromes,, didepositokan
p
diluar negeri atau dipinjamkan pada perusahaan
afiliasi dan sebagainya.

This training material is solely for the use of IAI training.  45
No part of it may be circulated quoted or reproduced for distribution without prior written approval from The Indonesian
Ikatan Akuntan Indonesia
Knowledge Center Cabang Serpong

Optimalisasi Pengkreditan Pajak PPh yang


Telah Dibayar
Pajak Penghasilan yang dapat dikreditkan selain lump-
sum bulanan (PPh Pasal 25) atas PPh Badan yang
terhutang pada akhir tahun adalah Pajak Penghasilan
yang dibayar sendiri maupun yang dipungut oleh pihak
lain yang sifatnya tidak final, perusahaan seringkali
kurang memperoleh informasi mengenai hal ini. PPh
yang dapat dikreditkan antara lain :
1. PPh Pasal 22 atas Impor
2. PPh Pasal 22 atas pembelian solar dari Pertamina
3. Fiskal Luar Negeri
4. PPh Pasal 23 Bunga dari non bank, royalti
5. PPh Pasal 24 yang dipotong di luar negeri
6. STP PPh Pasal 25 (pokok) baik sudah/belum dibayar.

Permohonan Pengurangan PPh Pasal 25


JIKA DIPROYEKSIKAN DALAM TAHUN BERJALAN AKAN TERJADI
PENURUNAN LABA KENA PAJAK, DIKHAWATIRKAN PADA AKHIR
TAHUN AKAN TERJADI KELEBIHAN PEMBAYARAN PPH PASAL 25
WP DAPAT MENGAJUKAN PERMOHONAN PENURUNAN
ANGSURAN PPH PS. 25 DISERTAI PROYEKSI LABA PADA AKHIR
TAHUN DAN ALASAN TERJADINYA PENURUNAN LABA (KEP-
357/PJ./2000):
◦ PPH TERUTANG TAHUN BERJALAN KURANG DARI 75% DARI PPh TERUTANG
TAHUN SEBELUMNYA YANG MENJADI DASAR PERHITUNGAN PPh PASAL 25
◦ SESUDAH 3 BULAN ATAU LEBIH BERJALANNYA SUATU TAHUN PAJAK.

PER-10/PJ./2009 MEMBERIKAN KESEMPATAN PENGURANGAN PPH


PASAL 25 TAHUN PAJAK 2009 AKIBAT PERUBAHAN KEADAAN
EKONOMI GLOBAL DIBATASI PENGURANGAN PPH PASAL 25
HANYAI SAMPAI 25% UNTUK ANGSURAN PPH PASAL 25 MASA
JANUARI S.D MASA JUNI 2009.

This training material is solely for the use of IAI training.  46
No part of it may be circulated quoted or reproduced for distribution without prior written approval from The Indonesian
Ikatan Akuntan Indonesia
Knowledge Center Cabang Serpong

Ekualisasi PPh Badan dengan PPh Pasal 21, 23/26,


Final, dan PPN

Ekualisasi PPh Badan dengan PPh pasal 21


Ekualisasi PPh Badan dengan PPh pasal
23/26/final
Ekualisasi PPh Badan dengan PPN

HINDARI ISTILAH YANG MENIMBULKAN


MISS INTERPRETASI DALAM PEMBUKUAN
Hindari pemakaian nama perkiraan dan
deskripsi
p jjurnal yyangg menimbulkan
missinterpretasi
NON DEDUCTIBLE
1. Sumbangan
2. Hadiah
3. Kesejahteraan
j
4. Rekreasi
5. Perjalanan Dinas
6. Biaya lain-lain

This training material is solely for the use of IAI training.  47
No part of it may be circulated quoted or reproduced for distribution without prior written approval from The Indonesian
Ikatan Akuntan Indonesia
Knowledge Center Cabang Serpong

PEMERIKSAAN
• Lakukan persiapan yang baik untuk 
menghadapi pemeriksaan
menghadapi pemeriksaan 
(administrasi/dokumentasi, 
ekualisasi/rekonsiliasi, dsb.)
• Lakukan tax review untuk mengantisipasi 
temuan‐temuan audit.
• Persiapkan argumen dan bukti‐bukti atas 
P i k d b kti b kti t
kemungkinan‐kemungkinan temuan audit.  

EKUALISASI PPh Ps.26 Vs PPN

Dalam konteks pemeriksaan pajak,


pajak ekualisasi merupakan
salah satu prosedur standar yang dilakukan untuk
membandingkan kewajiban perpajakan atas tax exposure
yang melekat dari suatu transaksi tertentu.
Dar sisi Wajib Pajak, ekualisasi identik dengan rekonsiliasi
untuk menelusuri pperbedaan yyangg timbul agar
g pperbedaan
tersebut dapat dijelaskan

This training material is solely for the use of IAI training.  58
No part of it may be circulated quoted or reproduced for distribution without prior written approval from The Indonesian
Ikatan Akuntan Indonesia
Knowledge Center Cabang Serpong

Konsep Ekualisasi
Tax Exposure Tax Exposure
Transaksi

PPh Ekualisasi PPN

Beda?

Identifikasi Obyek PPh Pasal 26 Vs PPN atas pemanfaatan JKP/BKP


tidak berwujud dari Luar Negeri
Pasal 26 UU PPh : atas penghasilan tersebut di bawah ini, dengan nama dan dalam bentuk
apapun, yang dibayarkan atau yang terutang oleh badan pemerintah, Subjek Pajak dalam
negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar
negeri lainnya kepada Wajib Pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap di Indonesia,
Indonesia
dipotong pajak sebesar 20% (dua puluh persen) dari jumlah bruto oleh pihak yang wajib
membayarkan:
a) dividen;
b) bunga, termasuk premium, diskonto, premi swap dan imbalan sehubungan dengan
jaminan pengembalian utang;
c) royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta;
d) imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan;
e) hadiah dan penghargaan;
f) pensiun dan pembayaran berkala lainnya.

Pasal 4 huruf d dan e UU PPN: Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas:


d) pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pabean;
e) pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean

This training material is solely for the use of IAI training.  59
No part of it may be circulated quoted or reproduced for distribution without prior written approval from The Indonesian
Ikatan Akuntan Indonesia
Knowledge Center Cabang Serpong

Obyek PPh Pasal 26 Belum Tentu Obyek


PPN
Obyek PPh Pasal 26 yang merupakan obyek Pemungutan PPN

No. Klasifikasi Obyek PPh Pasal 26 Justifikasi Obyek PPN

1 Royalti Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah


pabean ke dalam daerah pabean
2 Imbalan sehubungan dengan jasa Pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean ke dalam
daerah pabean.

Obyek PPh Pasal 26 yang bukan merupakan obyek PPN


No. Klasifikasi Obyek PPh Pasal 26 Justifikasi Obyek PPN
1 Dividen Bukan Obyek PPN

2 Bunga,
g termasuk p premium, diskonto, p
premi swap
p Bukan Obyek
y PPN
dan imbalan sehubungan dengan jaminan
pengembalian utang
3 Imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau Bukan obyek PPN
kegiatan
4 Hadiah dan penghargaan Jika diberikan dalam bentuk barang, bisa
dikategorikan sebagai pemberian Cuma-
Cuma yang merupakan obyek PPN
5 Pensiun dan pembayaran berkala lainnya Bukan obyek PPN

Beda Waktu Saat Terutang PPh dan PPN


Saat terutang PPh Pasal 26 sesuai dengan Pasal 8 (4) Peraturan Pemerintah Nomor 138
Tahun 2000 adalah pada akhir bulan dilakukannya pembayaran atau akhir
bulan terutangnya penghasilan yang bersangkutan, tergantung peristiwa
yang terjadi lebih dahulu. Dengan kata lain, PPh Ps.26 terutang pada akhir bulan
dilakukan pembayaran atau akhir bulana dilakukannya pembebanan, mana yang terjadi
lebih dahulu.
Sesuai dengan PER-159/PJ./2006, maka saat terutang PPN, dalam hal ini pemungutan
dilakukan dengan FP standar adalah:
Paling lambat pada akhir bulan berikutnya setelah bulan penyerahan
BKP dan atau penyerahan keseluruhan JKP, dalam hal pembayaran
diterima setelah bulan penyerahan BKP dan atau penyerahan JKP,
kecuali pembayaran terjadi sebelum akhir bulan berikutnya maka Faktur
Pajak Standar harus dibuat selambat-lambatnya pada saat penerimaan
pembayaran
Paling lambat pada saat pembayaran diterima dalam Hal penerimaan
pembayaran terjadi sebelum Penyerahan BKP dan atau sebelum
penyerahan JKP

This training material is solely for the use of IAI training.  60
No part of it may be circulated quoted or reproduced for distribution without prior written approval from The Indonesian
Ikatan Akuntan Indonesia
Knowledge Center Cabang Serpong

Teknik Melakukan Ekualisasi PPh Pasal 26 dan PPN


Pemanfaatan Jasa Luar Negeri

Break down objek PPh Ps.26


Ps 26 yang dilaporkan dalam SPT Masa
PPh Pasal 26 dengan PPN Jasa Luar Negeri yang dilaporkan
sebagai Pajak Masukan dalam SPT Masa PPN;
Rekap objek PPh Ps.26 dengan PPN Jasa Luar Negeri, lalu
dikurangi dengan objek PPh Ps.26 yang bukan obyek PPN
Jasa Luar Negeri.

Contoh Ekualisasi SPT Masa PPN dengan SPT Masa PPh Pasal 26
periode Januari s.d Desember 2008 per 31 Desember 2008:
No. Nama Dasar Pengenaan Pajak (DPP) Keterangan
Cfm. SPT PPh Cfm. SPM PPN
Pasal 26
1 Royalti ke XDA Ltd di Hongkong, telah - 100.000.000 Terutang PPh di tahun 2007, tetapi
dibebankan tahun di Desember 2007, baru dilaporkan dalam SPT Masa
dibayarkan bulan Januari 2008 PPN Januari 2008
2 Bunga Hutang 50.000.000 - Bunga bukan obyek PPN

3 Dividen 200.000.000 - Dividen bukan obyek PPN


4 Jasa (tidak ada P3B atau terdapat BUT) 50.000.000 50.000.000

5 Jasa (tidak ada P3B atau tidak 50.000.000 52.000.000 Selisih Rp 2 juta karena adanya
memenuhi ketentuan yang ada di P3B) beda kurs pajak saat terutang PPh
Pasal 26 dan PPN Jasa Luar
Negeri
6 Jasa (pelaksanaanya kurang dari time - 100.000.000 PPh Pasal 26 menjadi tidak
test) terutang bila ada CRT dan tidak
ada BUT
7 Royalti ke Z Ltd di Jepang 100.000.000 - Royalti ke Y Ltd telah dibebankan
di bulan Desember 2007, tetapi
akan dipungut pada SPT Masa
PPN Januari 2008.

Jumlah 450.000.000 302.000.000

This training material is solely for the use of IAI training.  61
No part of it may be circulated quoted or reproduced for distribution without prior written approval from The Indonesian
Ikatan Akuntan Indonesia
Knowledge Center Cabang Serpong

Ekualisasi PPN dan PPh Badan

Tax Exposure Tax Exposure


Transaksi

PPh Badan Ekualisasi PPN

Peredaran Jumlah
Usaha Beda? Penyerahan
Komersial Terutang PPN

Contoh Ekualisasi SPT Masa PPN dengan SPT Masa PPh


Badan 2001 per 31 Desember 2001:

PT ABC, yang menggunakan tahun pajak yang sama dengan tahun


takwim, dan bergerak di bidang pabrikan busana, selalu membuat
faktur pajak pada saat paling lambat yang diperkenankan. Transaksi
yang menggunakan mata uang asing diubah ke dalam rupiah dengan
menggunakan kurs tengah Bank Indonesia. Pada awal Juni 2003,
mengalami pemeriksaan pajak all taxes untuk tahun 2001.
Fiskus menganalisis SPT Masa PPN 2001 Masa Januari s.d
Desember dengan laporan laba rugi tahun 2001 dan menemukan
perbedaan antara jumlah omset yang dilaporkan dalam SPT PPN
M Desember
Masa D b 2001 (kolom
(k l “Sampai
“S i dengan
d b l ini
bulan i i ” ) dengan
d
jumlah omset yang dilaporkan di dalam SPT PPh Badan 2001.

This training material is solely for the use of IAI training.  62
No part of it may be circulated quoted or reproduced for distribution without prior written approval from The Indonesian
Ikatan Akuntan Indonesia
Knowledge Center Cabang Serpong

Transaksi di bawah ini berpotensi menimbulkan perbedaan jumlah omset antara


SPT Masa PPN dan SPT Tahunan PPh Badan 2001

No Keterangan Transaksi Tgl. Serah Tgl Tagih Tgl Bayar Penyebab Perbedaan
. ( Ya / Tidak)
1 Penjualan Lokal terutang PPN, 15-02-2001 15-02- 15-03- Ya, karena nilai transaksi
menggunakan mata uang asing 2001 2001 dirupiahkan dengan
atau ekspor menggunakan kurs yang
berbeda

2 Penjualan ke Depdiknas, Pihak 17-11-2000 17-12- 15-01- Ya, karena antara saat
Pemungut PPN 2000 2001 pengakuan penjualan dan
pelaporan SPT Masa PPN terjadi
di tahun yang berlainan

3 Penjualan lokal terutang PPN 05-12-2000 05-12- 05-01- Ya, karena antara saat
2000 2001 pengakuan penjualan dan
pelaporan SPT Masa PPN terjadi
di tahun yang berlainan

4 Penjualan lokal terutang PPN 18-12-2001 18-12- 18-01- Ya, karena antara saat
2001 2002 pengakuan penjualan dan
pelaporan SPT Masa PPN terjadi
di tahun yang berlainan

5 Penjualan lokal terutang PPN, 20-12-2001 20-12- 20-01- Ya, karena antara saat
memakai Faktur Pajak Sederhana 2001 2002 pengakuan penjualan dan
pelaporan SPT Masa PPN terjadi
di tahun yang berlainan

Transaksi di bawah ini berpotensi menimbulkan perbedaan jumlah omset antara


SPT Masa PPN dan SPT Tahunan PPh Badan 2001

No. Keterangan Transaksi Tgl. Serah Penyebab Perbedaan


( Ya / Tidak)
6 Pemakaian sendiri untuk 13-03-2001 Ya, karena perusahaan tidak mengakui adanya
tujuan konsumtif penjualan (omset) dengan transaksi tersebut tetapi
transaksi tersebut terutang PPN

7 Pemberian Cuma-Cuma 28-04-2003 Ya, karena perusahaan tidak mengakui adanya


penjualan (omset) dengan transaksi tersebut tetapi
transaksi tersebut terutang PPN

8 Penyerahan Konsinyasi 30-05-03 Ya, karena perusahaan tidak mengakui adanya


penjualan (omset) dengan transaksi tersebut tetapi
transaksi tersebut terutang PPN

9 Kegiatan Membangun Sendiri, 01-12-2001 Ya, karena perusahaan tidak mengakui adanya
tidak dalam lingkup kegiatan penjualan (omset) dengan transaksi tersebut tetapi
usaha
h t
transaksi
k i tersebut
t b t terutang
t t PPN

10 Penjualan aktiva tetap yang 31-12-2001 Ya, karena perusahaan mengakui penjualan aktiva
semula tidak diperjualbelikan tersebut dalam penghasilan lain-lain sebesar laba/rugi
atau pengurang aset tetapi transaksi tersebut terutang
PPN sebesar nilai bruto penjualan.

This training material is solely for the use of IAI training.  63
No part of it may be circulated quoted or reproduced for distribution without prior written approval from The Indonesian
Ikatan Akuntan Indonesia
Knowledge Center Cabang Serpong

Ekualisasi PPh Pasal 21 dan PPh Badan

Tax Exposure Tax Exposure


Transaksi

PPh Badan Ekualisasi SPT Tahunan PPh


Pasal 21

Beban Penghasilan Obyek


Pegawai Beda? PPh Pasal 21

Contoh Ekualisasi SPT Tahunan PPh Badan dengan SPT


Tahunan PPh Pasal 21 Tahun 2007:

PT ABC adalah perusahaan pembiayaan (leasing) dengan 2 (dua) cabang yang


terdaftar di KPP Semarang Barat dan KPP Surabaya Wonocolo. Kantor pusat berada
di Jl. Penjernihan I No.23, Jakarta Pusat. Tahun Buku PT ABC sama dengan tahun
t k i Pada
takwim. P d awall tahun
t h 2009,
2009 Kantor
K t Pusat
P t PT ABC diperiksa
di ik allll taxes
t oleh
l h KPP
Jakarta Tanah Abang Satu atas tahun pajak 2007. Sebagai tindak lanjut pemeriksaan
pajak tersebut, kantor cabang PT ABC juga dilakukan pemeriksaan oleh KPP di
masing-masing lokasi. Pemeriksaan oleh KPP lokasi tersebut diselesaikan tepat
waktu sebelum jangka waktu pemeriksaan selesai. Pada akhir pembahasan hasil
temuan pemeriksaan (closing coference), diberikan data hasil temuan/perhitungan
oleh tax auditor sebagai berikut:

Objek PPh Pasal 21 menurut Pemeriksa Rp 22.257.844.284


Objek PPh Pasal 21 menurut SPTTahunan PPh Pasal 21 Rp 18.000.000.000
Koreksi Rp 4.257.844.284

Terdapat koreksi atas objek PPh 21 yang dilaporkan di Kantor Pusat berdasarkan
hasil equalisasi dengan biaya yang dilaporkan dalam laporan laba rugi komersial
2002.

This training material is solely for the use of IAI training.  64
No part of it may be circulated quoted or reproduced for distribution without prior written approval from The Indonesian
Ikatan Akuntan Indonesia
Knowledge Center Cabang Serpong

Equalisasi Obyek PPh Pasal 21 dengan biaya dalam SPT Tahunan PPh Badan:

Pembebanan Biaya Pegawai dalam laporan Laba Rugi Komersial :


1. Gaji dan upah Rp 7,978,566,206.00
2. Lembur non Staf Rp 644,252,755.00
3. Honor Partimer Rp 37,067,959.00
4. THR dan Bonus Rp 1,322,590,100.00
5. Tunjangan Pajak PPh Ps.21 Rp 1,547,500,000.00
6. Medical insurance Rp 388,902,137.00
7. Jamsostek (JHT & THT) Rp 24,743,043.00
8. Iuran Pensiun
Rp 279,619,164.00
9. Tunjangan lain-lain
Rp 419,237,466.00
10. Tunjangan Transport
Rp 68,477,300.00
11. Komisi
Rp 9,546,888,154.00

JUMLAH Rp 22,257,844,284.00

SPT Tahunan PPh Pasal 21 yang dilaporkan oleh KPP Jakarta Tanah Abang Satu
SPT Tahunan
- Penghasilan Bruto Pegawai Tetap 15,000,000,000
- Penghasilan Bruto Pegawai Tidak Tetap 3.000.000.000
Jumlah 18,000,000,000

Equalisasi Obyek PPh Pasal 21 dengan biaya dalam SPT Tahunan PPh Badan:

Teknik Rekonsiliasi :

JUMLAH BEBAN DALAM SPT TAHUNAN PPH Badan Rp 22,257,844,284.00


Dikurangi :
1. Pembayaran ke Jamsostek yang merupakan penghasilan Rp 24,743,043
bagi karyawan Wajib Pajak tetapi bukan obyek PPh
Ps 21 (JHT & THT)
Ps.21
2. luran pensiun yang dibayar pemberi kerja bukan Rp 279,619,164
merupakan penghasilan bagi karyawan Wajib Pajak
3. Estimasi atas biaya pesangon sesusai dengan KEP-
Rp 75,000,000
150/Men/2000 dalam tunjangan lain-lain
4. Pembayaran gaji honorer dibawah PTKP dalam
tunjangan lain-lain Rp 37,067,959

5. Obyek PPh Pasal 21 yang berkenaan dengan salary dan


other personel expense yang telah dilaporkan di
cabang:
Rp 2,118,058,956
1) Cabang Semarang Barat
2) Cabang Surabaya Wonocolo Rp 1,586,258,750
Jumlah Pengurangan
4,120,747,872
Obyek PPh Pasal 21 Kantor Pusat hasil ekualisasi 18,137,096,412
Obyek PPh Pasal 21 SPT Tahunan PPh Pasal 21 18.000.000.000

Obyek PPh Pasal 21 yang belum dipotong 137,096,412

This training material is solely for the use of IAI training.  65
No part of it may be circulated quoted or reproduced for distribution without prior written approval from The Indonesian
Ikatan Akuntan Indonesia
Knowledge Center Cabang Serpong

Ekualisasi PPh Badan dan PPh Pasal 23.


Ps. 4(2), Ps. 26
Tax Exposure Tax Exposure
Transaksi

SPT Masa PPh SPT Tahunan


Ekualisasi
Ps.23, Ps. 4(2), PPh Badan
Ps.26

Obyek PPh Beban atas


Ps.23, 4(2), Beda? Pembayaran
26 Jasa

Ekualisasi PPN dan PPh Pasal 23


Tax Exposure Tax Exposure
Transaksi

PPh Ps.23 Ekualisasi PPN

Beda?

This training material is solely for the use of IAI training.  66
No part of it may be circulated quoted or reproduced for distribution without prior written approval from The Indonesian

Anda mungkin juga menyukai