PRAKTIKUM FITOFARMAKA
TUGAS 4
Pembuatan kapsul Ekstrak Kencur Dan Penetapan Kadar Senyawa
marker Epms Dalam Kapsul
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Fitofarmaka
KELOMPOK : 6
KELAS : B
1. SILVIA 201910410311099
2. MOCHAMAD ZIDANE UBAIDILLAH 201910410311100
3. HADIJAH BINTI HAMID 201910410311101
4. TRI LUTHFIANA MARETHA 201910410311102
5. ZADA FARAH SALSABILA 201910410311103
6. DASALIA NOVINDRI 201910410311271
DOSEN PEMBIMBING :
Apt. Siti Rofida, S.Si, M.Farm
Apt. Amaliyah Dina Anggraeni, M.Farm
II. TUJUAN
Mahasiswa memaham mengetahui cara pembuatan sediaan kapsul ekstrak
kencur serta pemanfaatannya.
Gambar I.III
Kaempferia galanga (Kencur)
(Megantara, 2019)
C. Kandungan Kimia
Rimpang dari tanaman kencur mengandung beberapa senyawa
seperti minyak atsiri (2,5 - 4 %), etilsinamat, sinamaldehid, eukaliptol,
kaemferol, asam metil-p-kumarat etil ester dan etil-p-metoksisinamat
(Fareza, 2017). Etil parametoksisinamat (EPMS) senyawa ini merupakan
senyawa yang paling besar atau yang paling banyak jumlahnya yang ada
didalam rimpang kencur (Megantara, 2019). Etil-p-metoksisinamat
merupakan salah satu kandungan fitokimia utama dari rimpang tanaman
kencur yang biasa digunakan untuk kosmetik, makanan, insektisidal dan
obat. Hasil penelitian Huang et al. (2008) menunjukkan bahwa hasil
analisa SPME-GC-MS pada ekstrak n-heksan rimpang tanaman kencur
memiliki kadar etil p-metoksisinamat sebesar 46 %. Etil-p-metoksisinamat
memiliki berbagai aktivitas farmakologis diantaranya sebagai antijamur,
antibakteri, dan antikanker (Fareza, 2017).
D. Senyawa Marker
Senyawa penanda atau senyawa marker adalah senyawa yang
berkontribusi terhadap khasiat atau senyawa yang terdapat pada bahan
alam atau produk herbal tanpa memperhatikan aktivitas teraupetiknya.
Senyawa marker dapat digunakan pada tujuan identifikasi untuk
memastikan bahwa ekstrak yang dianalisis merupakan ekstrak yang
memiliki kandungan yang sama dengan senyawa penanda yang dimaksud
(Setiawan, Farmasi, Farmasi, & Hasanuddin, 2022).
Senyawa marker terbagi menjadi 2 ysitu untuk tujuan analisis
(analytical marker) dan penanda untuk tujuan aktivitas farmakologi (active
marker). Adapun analitycal marker adalah suatu konstituen atau kelompok
konstituen yang digunakan hanya untuk tujuan analisis, sedangkan active
marker adalah suatu konstituen atau kelompok konstituen yang membantu
aktivitas terapeutik tanaman itu. Senyawa marker dibutuhkan sebagai
pembanding dalam konfirmasi keberadaan suatu ekstrak tanaman dalam
produk obat bahan alam. Analisis senyawa marker secara kualitatif dan
kuantitatif dapat dijadikan indikator mutu suatu obat herbal (Elfahmi, Iwo,
& Yuniarti, 2018).
F. Kapsul
Kapsul merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam
balutan cangkang kerasa atau lunak yang larut. Kapsul bnayak digunakan
sebagai metode penghantar obat, karena bersifat praktis dan mampu
menutupi rasa obat. Ukuran cangkang kapsul keras bervariasi dari nomor
paling kecil (5) sampai nomor paling besar (000). Umumnya ukuran
nomor 00 adalah ukuran terbesar yang dapat diberikan kepada pasien. Ada
juga kapsul gelatin keras ukuran 0 dengan bentuk memanjang (dikenal
sebagai ukuran OE), yang memberikan kapasitas isi lebih besar tanpa
peningkatan diameter (Lestari, Atmadi Putri, Fajriah, Awaluddin, &
Rahma, 2021).
Keuntungan dari sediaan kapsul adalah dapat menutupi bau dan rasa yang
tidak enak, menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar
matahari, lebih enak dipandang, dan mudah ditelan (Lestari, Atmadi Putri,
Fajriah, Awaluddin, & Rahma, 2021).
G. Bahan Tambahan
1. Cab-o-sil
Sinonim : Aerosil; Cab-O-Sil; Cab-O-Sil M-5P; colloidal silica;
fumed silica; fumed silicon dioxide; hochdisperses silicum dioxid;
SAS; silica colloidalis anhydrica; silica sol; silicic anhydride; silicon
dioxide colloidal; silicon dioxide fumed; synthetic amorphous silica;
Wacker HDK.
Pemerian : silicon dioksida koloid adalah silika berasap
submikroskopis dengan ukuran partikel 15 nm. Berwarna putih
kebiruan, tidak berbau, tidak beras, serbuk amorf.
Fungsi : Adsorbent; anticaking agent; emulsion stabilizer; glidant;
suspending agent; tablet disintegrant; thermal stabilizer; viscosity-
increasing agent.
Rumus kimia : SiO2
Berat Molekul : 60,08
Penggunaan colloidal silicon dioxide
Use Concentration (%)
Aerosols 0,5 – 2,0
Mulsion stabilizer 1,0 – 5,0
Glidant 0, 1 – 1,0
Suspending and thickening agent 2,0 – 10,0
(Handbook of pharmaceutical excipients, sixth edition, hal 185)
2. Avicel
Sinonim : Avicel PH; Cellets; Celex; cellulose gel; hellulosum
microcristallinum; Celphere; Ceolus KG; crystalline cellulose; E460;
Emcocel; Ethispheres; Fibrocel; MCC Sanaq; Pharmacel; Tabulose;
Vivapur.
Pemerian : Kristal bubuk terdiri dari partikel berpori, putih, tidak
berasa, tidak berbau
Fungsi : Adsorbent; suspending agent; tablet and capsule diluent;
tablet disintegrant.
Rumus kimia : (C6H10O5)n
Penggunaan microcrystalline cellulose
Use Consentration (%)
Adsorbent 20 - 90
Antiadherent 5 - 20
Capsule binder/diluent 20 - 90
Tablet disintegrant 5 - 10
Tablet binder/diluent 20 - 90
(Handbook of pharmaceutical excipients, sixth edition, hal 129)
IV. PROSEDUR KERJA
- Deskripsi
1. Timbang ekstrak rimpang kencur sesuai yang diinginkan (15
mg/kapsul).
2. Timbang cab-o-sil dan avicell dengan perbandingan 3: 1.
3. Masukkan cab-o-sil dan avicell ke dalam mortir dan gerus ad
homogen.
4. Tambahkan ekstrak rimpang kencur ke dalam mortir dan gerus ad
homogen.
5. Bagi serbuk secara visual menjadi beberapa bagian dan masukkan ke
dalam cangkang kapsul sampai didapat 20 kapsul.
- Bagan Alir
Allen, L. V. 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, Rowe R. C., Sheskey,
P. J., Queen, M. E., (Editor), London, Pharmaceutical Press and American Pharmacists
Assosiation: 129,185.
Elfahmi, E., Iwo, M. I., & Yuniarti, S. (2018). Isolasi Senyawa Marker Dari Ekstrak Air Daun
Kelor (Moringan Oleifera Lamk.). Acta Pharmaceutica Indonesia, 43(1), 7–14.
https://doi.org/10.5614/api.v43i1.6816
Fareza, M. S. (2017). TRANSFORMASI ETIL P-METOKSISINAMAT MENJADI ASAM P -
METOKSISINAMAT DARI KENCUR (Kaempheria galanga L.) BESERTA UJI
AKTIVITAS ANTIBAKTERINYA. ALCHEMY Jurnal Penelitian Kimia, 13(2), 176–190.
https://doi.org/10.20961/alchemy.v13i2.8472
Lestari, I. T., Atmadi Putri, A. A., Fajriah, F. N., Awaluddin, R., & Rahma, A. (2021). Formulasi
dan Karakterisasi Cangkang Kapsul dari Pati Kulit Kentang (Solanum tuberosum L.) dan
Madu sebagai Plasticizer. Journal of Food and Pharmaceutical Sciences, 9(3), 503–512.
https://doi.org/10.22146/jfps.3301
Megantara, S. (2019). Karakteristik Morfologi Bunga Kencur (Kaempferia galanga L.). Farmaka,
17(2), 256–263.
Puspaningrat, L. P. D., Abdillah, E. K., Wiguna, I. P., Putra, A. P., & Ismail, R. (2019). ISOLASI
ETIL p- METOKSISINAMAT DARI KENCUR DENGAN METODE SOXHLETASI.
Jurnal Kesehatan Midwinerslion, 4(2), 154–159.
Rachmaniar, R., Tristiyanti, D., & Triyadi, F. H. (2020). Dengan Pembentukan Kokristal
Menggunakan. Jstfi, 9(2), 1–12.
Setiawan, R., Farmasi, P. S., Farmasi, F., & Hasanuddin, U. (2022). ISOLASI DAN
KARAKTERISASI SENYAWA PENANDA DARI EKSTRAK RIMPANG BANGLE ( Zingiber
cassumunar ) ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF MARKER ( Zingiber
cassumunar ) Disusun dan diajukan oleh.
Silalahi, M, & Harmijatun, Y. (2020). PEMBENTUKAN TARUK (SHOOT) DAN
PEMBUNGAAN KENCUR (Kaempferia galanga L.). Pro-Life, 7(2), 120–133. Retrieved
from http://ejournal.uki.ac.id/index.php/prolife/article/view/1945
Silalahi, Marina. (2019). KENCUR (Kaempferia galanga) DAN BIOAKTIVITASNYA. Jurnal
Pendidikan Informatika Dan Sains, 8(1), 127. https://doi.org/10.31571/saintek.v8i1.1178
Utami, L. P., Tandean, P. G., & Liliawanti, L. (2020). Pengaruh Pemberian Ekstrak Kencur
(Kaempferia galanga L.) terhadap Peningkatan Zona Hambat Pertumbuhan Bakteri
Staphylococcus aureus. Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma, 9(2), 145.
https://doi.org/10.30742/jikw.v9i2.883