Anda di halaman 1dari 4

DIABETES MELITUS

No.
Dokumen :
No.
SOP Revisi :  0
Tgl.
Terbit :  1 Juli 2020
Halaman : 3

UPTD dr.Jeri Afrimando


PUSKESMAS NIP. 19840430 201101
MUARA 008
RUPIT

1. Pengertian Diabetes Melitus adalah Kumpulan gejala yang ditandai oleh


hiperglikemia akibat defek pada kerja insulin (Resistensi Insulin) dan
Sekresi Insulin atau kedua-duanya.

2. Tujuan Sebagai acuan dalam pelaksanaan Diabetes Melitus di UPTD Puskesmas


Muara Rupit

3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Muara Rupit:


445/PKM-MR/SOP/UKP/2020/…. Tentang layanan klinis puskesmas

4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK


02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Alat dan 1. Persiapan Alat :
Bahan a. Alat pengkuru berat dan tinggi badan anak serta dewasa
b. Laboratorium untuk pemerikaan gula darah
c. APD
2. Bahan-
6. Prosedur 1. Petugas menggunakan APD
2. Petugas kesehatan melakukan anamnesa tentang riwayat penyakit
sekarang apakah pasien mengeluh gejala klasik DM yang berupa
Poliuria(Sering Kencing),Polidipsi(Sering Haus),dan Polifagi(Sering
Lapar),serta penurunan berat badan yang tidak jelas
penyebabnya,atau juga bisa disertai keluhan tidak khas meliputi
lemah,kesemutan,mata kabur,gatal,luka yang sulit sembuh,fruritus
vulva pada wanita dan disfungsi ereksi pada pria.
3. Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan fisik,adakah penurunan
berat badan,atau adakah fruritus atau gangren.
DIABETES MELITUS

No.
Dokumen :
No.
SOP Revisi :  0
Tgl.
Terbit :  1 Juli 2020
Halaman : 3

UPTD dr.Jeri Afrimando


PUSKESMAS NIP. 19840430 201101
MUARA 008
RUPIT

4. Petugas kesehatan melakukan pemeiksaan GDA atau GDP Dan


GD2JPP bila pasien puasa serta pemeriksaan HbA1C
5. Petugas kesehatan menegakan diagnosa diabeteas melitus bila :
a. Gejala klasik DM (poliuria,polifagi)+ glukosa darah sewaktu ≥
200 mg/dl (darah kapiler) ATAU
b. Gejala klasik DM + Gula darah puasa ≥ 126 mg/dl (darah kapiler)
ATAU
c. Kadar Glukosa Plasma 2 jam pada Tes Toleransi glukosa
terganggu (TTGO) lebih dari 200 mg/dl.ATAU
d. Tanpa gejala klasik DM+Kadar GDS ≥ 200 mg/dl atau GDP ulang
≥ 126 mg/dl (darah kapiler). ATAU
e. HbA1C ≥ 6,5%. Pemeriksaan HbA1C dilakukan hanya apabila
pasien menyetujui
6. Petugas Kesehatan melakukan evaluasi gizi,evaluasi penyulit
DM,evaluasi perencaaan makanan sesuai kebutuhan.
7. Petugas kesehatan memberikan pengobatan DM :
a.Golongan Biguanid : Metformin,Dosis Awal 500 Mg Dosis
Maksimal 2500 Mg Diberikan 1-3 Kali Perhari
b.Golongan Sulfonilurea : Glibenklamid Dosis Awal 2,5 Mg Dosisi
Maksmila 15 Mg Perhari Diberikan 15-30 Menit Sebelum Makan,1-
2 Kali Sehari
c.Golongan Inhibitor Α Glukosidase, : Acarbose Dosis Awal 50 Mg
Dosis Maksimal 300 Mg Diberikan 1-3 Kali Sehari
d.Insulin : Short Acting Dan Long Acting
8. Petugas kesehatan memberikan edukasi sesuai dengan terapi non
farmakologi dan efek samping obat
DIABETES MELITUS

No.
Dokumen :
No.
SOP Revisi :  0
Tgl.
Terbit :  1 Juli 2020
Halaman : 3

UPTD dr.Jeri Afrimando


PUSKESMAS NIP. 19840430 201101
MUARA 008
RUPIT

7. Bagan Alir
Petugas kesehatan menggunakan APD dan
melakukan Anamnesa

Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan fisik


adalah penurunan berat badan atau adakah fruritus
atau gangren

Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan GDA atau GDP dan GD2JPP bila
pasien puasa,serta pemeriksaan HbA1C

Petugas kesehatan menegakan diagnosa diabetes melitus

Petugas kesehatan melakukan evaluasi gizi,evaluasi penyulit DM,evaluasi


perencaan makan sesuai kebutuhan
DIABETES MELITUS

No.
Dokumen :
No.
SOP Revisi :  0
Tgl.
Terbit :  1 Juli 2020
Halaman : 3

UPTD dr.Jeri Afrimando


PUSKESMAS NIP. 19840430 201101
MUARA 008
RUPIT

8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. Unit terkait 1. Poli umum
2. Poli PTM
10. Dokumen - Rekam medis
terkait
11. Rekaman
historis
perubahan No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai