Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH HUKUM WARIS

SISTEM WARIS HUKUM ADAT

DISUSUN OLEH
1.YAPRIMAN DAKIH
2. JEMAS ANUGRAH
3.BIOAMIKO
4.IMELDA ERWINDA LURUK
5.MELIANA ODILIA HOAR LEKI
6.FERDINANDUS BRIA
7.DOMINGGAS BAROS
8.PATRISIA YONETA SERAN

SEMESTER : ll (dua)

DOSEN PENGAMPUH : TRISNO JATMIKO.M.H

FAKUSTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
UNIVERSITAS BAKTI INDONESIA
BANYUWANGI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah dengan judul “ SISTEM WARIS HUKUM ADAT ” ini dapat tersusun hingga
selesai. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah
Hukum Waris Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah pengetahuan
dan wawasan bagi para pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman
maka saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempuraan makalah
ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................


DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAB 1......................................................................................................................
 PENDAHULLUAN.....................................................................................

A. LATAR BELAKANG.....................................................................
B. RUMUSAN MASALAH................................................................
C. TUJUAN..........................................................................................
BABII
 PEMBAHASAN..........................................................................................

A. Kedudukan Adat Dalam Sistem Hukum Waris.....................................


B. Contoh Sistem Pembagian Waris Hukum Adat Daerah Nusa Tenggara
Timur.....................................................................................................

BABIII
PENUTUP...............................................................................................................
KESIMPULAN ......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA…………………..…………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah
 Bagaimana Kedudukan Adat Dalam Sistem Hukum Waris
 Contoh Sistem Pembagian Waris Hukum Adat Daerah Nusa Tenggara Timur

C. Tujuan
 Agar pembaca mengetahui Bagaimana Kedudukan Adat Dalam Sistem
Hukum Waris

 Agar pembaca mengetahui Contoh Sistem Pembagian Waris Hukum Adat


Daerah Nusa Tenggara Timur
BAB II
PEMBAHASAN

A.
B. Contoh Sistem Pembagian Waris Hukum Adat Daerah Nusa Tenggara
Timur

 Sistem pembagian Waris Hukum Adat

Kabupaten MALAKA adalah salah satu daerah yang menganut sistem matriarki
perkawinan khususnya suku fehan yang dimana dalam masyarakat atau kelompok
didominasi kepemimpinan perempuan dan menetapkan perempuan sebagai pewaris.
Misalnya dalam suatu keluarga terdiri dari 3 orang perempuan dan 2 orang laki-laki Maka
yang berhak mendapatkan warisan adalah perempuan dikarnakan suku fehan menganut
sistem matriarki
pada dasarnya di masyarakat Malaka pria yang menikah harus meninggalkan rumah
untuk mengikuti istrinya. Keturunan laki-laki tidak mendapat hak apapun atas warisan
orang tua. Tapi, keterikatan keluarga tidak luntur.
Jika ada anggota keluarga yang meninggal dunia keluarga di kampung akan mendapatkan
pengganti dengan bebas memilih salah satu anak yang akan mengganti posisi yang
meninggal (status ayah) di keluarga asal yang biasa disebut mata musan dalam suku fehan
yang dimana mata musan ini dalam hak waris ia menempati rangking tertinggi atau paling
banyak karna mendapatkan warisan dari ayah kandung dan keluarrga ayahnya

 Contoh Kasus Waris Hukum Adat

A mempunyai istri B,mereka memiliki 2 anak perempuan dan 2 anak laki-laki.


Kemudian B meninggal dan A menikah lagi dengan C dan memiliki 1 anak
perempuan dan 2 anak laki-laki dan A pun meninggal
Seluruh hak waris jatuh ke tangan anak perempuan dari si C
Kedua anak perempuan dari si B pun menuntut hak waris dari si A terhadap istri
kedua si C Dengan alasan Warisan yang didapatkan si C sangat tidak adil karna
mereka juga anak perempuan dan anak kandung juga dari si A yang sudah meninggal,
sistem pembagian waris hukum adat menurut suku fehan ditetapkan perempuan
sebagai pewaris.
Sehinga untuk menyelesaikan permasalahan hak waris tersebut diundang para tua ada
untuk mermusyawarah/mufakat dengan tujuan mencari jalan keluar untuk masalah
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai