Critical Book Report Dasar Seni Dan Desain
Critical Book Report Dasar Seni Dan Desain
Dosen Pengampu :
OLEH :
5193343010
FAKULTAS TEKNIK
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Berkat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Critical Book Report ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga Critical Book Report ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi
pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan kami semoga Critical Book Report ini membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
Critical Book Report ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Critical Book Report ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Critical Book
Report ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar belakang...........................................................................................................................4
B. Tujuan........................................................................................................................................4
C. Manfaat......................................................................................................................................4
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU.....................................................................................................................5
BAB III
PENUTUP.............................................................................................................................................7
A. KESIMPULAN.........................................................................................................................7
B. SARAN.....................................................................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan
pahami. Terkadang kita memi lih s atu buku, namun kurang memuaskan
hati kita. Misalnya dari segi analisis bahasa, pembahasan tentang Etnik Batak
Toba. Oleh karena itu, penulis membuat critical b o o k r e p o r t i n i u n t u k
m e m p e r m u d a h p e m b a c a d a l a m m e m i l i h referensi, terkhusus pada pokok
bahasan tentang Etnik Bata Toba.
B. Tujuan
Mengkritisi atau mereview buku dengan topik Etnik Batak Toba.
C. Manfaat
Pembaca mengetahui isi dari buku yang di review
BAB II
1. Ulos ragi idup, yang tertinggi darjatnya, sangat sulit pembuatannya. Ulos ini terdiri atas
tiga bahagian, yaitu dua sisi yang ditenun sekaligus, dan satu bahagian tengah yang ditenum
tersendiri dengan sangat rumit. Bahagian tengahnya terdiri ata tiga unsur, yaitu bahagian
tengah atau badan, dan dua bahagian lainnya sebagai ujung tempat pigura lelaki (pinarhalak
hana) dan ujung tempat pigura perempuan (pinarhalak boru-boru). Setiap pigura diberi
beraneka ragam lukisan, antara lain antiganting sigumang, batuhi ansimun, dan lainnya..
Warna, lukisan, serta corak (ragi) memberi kesan seolah-olah ulos benar-benar hidup,
sehingga orang menyebutnya ragi idup, yaitu lambang kehidupan. Setiap rumah tangga Batak
Toba mempunyai ulos ragi idup. Selain lambang kehidupan, ulos ini juga lambang doa restu
untuk kebahagian dalam kehidupan, terutama dalam hal keturunan, yakni banyak anak (gabe)
bagi setiap keluarga dan panjang umur (saur sarimatua). Hal ini selaras dengan tujuan orang
Batak Toba hidup di dunia yaitu memiliki harta, keturunan, dan jabatan, yang lazim disebut
dengan tiga ha yaitu, hagabeon (keturunan), hasangapon (harta), dan hamoraon (strata
sosial). Dalam upacara adat perkawinan, ulos ragidup diberikan oleh orng tua pengantin
perempuan kepada ibu pengantin lelaki sebagai ulos pargomgom yang maknanya agar
besannya ini atas izin Tuhan Yang Maha Kuasa tetap dapat melalui bersama sang menantu
anak dari si pemberi ulos tadi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari ringkasan diatas dapat disimpulkan bahwa, ulos adalai kain khas suku
batak yang memiliki banyak arti. Ada yang untuk digunakan pada saat pesta
pernikahan, ada pula yang digunaan pada upacara kematian. Ulos memiliki banyak
motif,dan motif tersebut tergantung dari keinginan si pembuat ataupun sesuai
permintaan.
B. SARAN
Demikian makalah ini kami tulis dengan keterbatasan ilmu yang kami
miliki. Dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan, oleh
karena itu kami menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangun
agar makalah kami edepannya dapat menjadi lebih baik lagi.