Anda di halaman 1dari 7

Nama : Lisa Munika

NIM : 7318008
Mata Kuliah : Keperawatan Gawat Darurat
Semester :6

Anatomi dan Fisiologi

1. Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernapasan

Fisiologi :
Sistem respirasi berperan untuk menukar udara ke permukaan dalam paru. Udara
masuk dan menetap dalam system pernapasan dan masuk dalam pernapasan. Trakea dapat
melakukan penyaringan, penghangatan, dan melembabkan udara yang masuk, melindungi
permukaan organ yang lembut. Hantaran tekanan menghasilkan udara ke paru melalui saluran
pernapasan atas. Tekanan ini berguna untuk menyaring, mengatur udara, dan mengubah
permukaan saluran napas bawah. (Syaifuddin, 2012)
Proses pernapasan berlangsung melalui beberapa tahapan, yaitu :
a. Ventilasi paru, yang berarti pertukaran udara antara atmosfer dan alveolus paru
b. Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan darah
c. Pengangkutan oksigen dan karbondioksida dalam darah dan cairan tubuh ke dan dari
sel jaringan tubuh. (Guyton, 2006)

Fungsi dari system pernapasan :

a. Menyediakan area yang memadai untuk pertukaran gas antara udara dan sirkulasi
darah
b. Transport udara dari dan ke pertukaran permukaan di paru-paru
c. Melindungi permukaan pernafasan dari dehidrasi, perubahan suhu, dan variasi
lingkungan lainnya
d. Membantu dalam regulasi volume darah, tekanan darah, dan control pH cairan tubuh.
(Martini et al 2012)

MEKANISME PERTUKARAN GAS

Oksigen yang terkandung dalam pernapasan larut dalam lapisan air yang ada di
permukaan dinding alveolus. Dinding alveolus tersusun atas epitel pipih / skuamosa dengan
ketebalan 10 mm. Oksigen terlarut itu, berdifusi melintasi sel-sel epitel dan sel-sel
endothelium kapiler masuk ke plasma darah. Di dalam plasma darah, oksigen berdifusi
masuk ke sel-sel darah merah / oritosit dan berikatan dengan Hemoglobin membentuk
Oxyhemoglobin / HbO₂.

Oxyhemoglobin merupakan senyawa yang tidak stabil, yang akan melepaskan O₂


ditempat yang konsentrasi O₂ rendah. Hal itu menjadikan Hb sangat berguna untuk
membawa O₂ dari paru-paru ke jaringan-jaringan tubuh. Sementara itu CO₂ dalam plasma
darah dilepaskan saat Ion-ion hydrogen karbonat / HCO₃ terpecah menjadi CO₂ dan air.

CO₂ kemudian berdifusi ke sel-sel darah merah dan plasma darah menuju ke
alveolus. Kecepatan reaksi pengikatan O₂ oleh hemoglobin sangat dipengaruhi oleh banyak
factor, diantaranya :

a. Kadar O₂ dan CO₂ dalam jaringan


b. Tekanan oksigen
c. Kadar O₂ dan CO₂ di udara
Kecepatan difusi oksigen ke alveolus ke dalam kapiler dan difusi karbondioksida dari
kapiler ke dalam alveolus dipengaruhi oleh tekanan O₂ dalam udara inspirasi. Oksigen dapat
masuk ke dalam kapiler darah secara difusi. O₂ yang telah berikatan dengan Hb akan dibawa
oleh darah keluar paru-paru melalui vena pulmonalis menuju ke atrium kiri jantung.

Darah beroksigen akan masuk ke ventrikel kiri jantung. Dari bilik / ventrikel kiri
jantung O₂ Bersama darah yang bertekanan 104 mm air raksa ini akan mengalir melalui arteri
menuju ke seluruh jaringan tubuh. Tekanan O₂ di dalam sel tubuh sekitar 0-40 mm air raksa,
sehingga O₂ berdifusi keluar dari kapiler dan masuk ke sel-sel tubuh. Dalam sel tubuh itulah
O₂ menghasilkan energi melalui proses pembakaran zat-zat makanan. Dan itulah cara
bagaimana mengangkat O₂.

Bagaimana darah mengangkat CO₂ ?

CO₂ yang berasal dari sel-sel jaringan di seluruh tubuh diangkat melalui darah
menuju jantung. Di dala sel-sel jaringan tekanan CO₂ lebih dari 45mm air raksa sedangkan
dalam vena kurang dari itu. Selanjutnya, CO₂ akan mengalir melalui vena pulmonalis menuju
paru-paru untuk dikeluarkan ke udara luar. Pengangkatan CO₂ oleh darah dapat melalui 3
cara :

a. Diangkut oleh HB
b. Diangkut oleh plasma darah dalam bentuk CO₂ itu sendiri
c. Diangkut plasma darah dalam bentuk Ion bikarbonat / HCO₃
2. Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler

Fungsi umum otot jantung :


a. Sifat ritmisitas / otomatis : secara potensial berkontraksi tanpa adanya rangsangan dari
luar
b. Mengikuti hukum gagal atau tuntas : impuls dilepas mencapai ambang rangsang otot
jantung maka seluruh jantung akan berkonstraksi maksimal
c. Tidak dapat berkontraksi tetanik
d. Kekuatan kontraksi dipengaruhi Panjang awal otot

Metabolisme otot jantung :

Otot jantung menggunakan energi kimia untuk berkontraksi. Energi terutama berasal
dari metabolism asam lemak dalam jumlah yang lebih kecil dari metabolism zat gizi terutama
laktat dan glukosa. Proses metabolism jantung adalah aerobic yang membutuhkan oksigen.

Siklus jantung :
Empat pompa yang terpisah yaitu : 2 pompa primer atrium dan dua pompa tenaga ventrikel.
Periode akhir kontraksi jantung sampai kontraksi berikutnya disebut siklus jantung.

Fungsi jantung sebagai pompa

a. Fungsi atrium sebagai pompa


b. Fungsi ventrikel sebagai pompa
c. Periode ejeksi
d. Diastole
e. Periode relaksasi isometric

Dua acara dasar pengaturan kerja pemompaan jantung

1. Autoregulasi intrinsic pemompaan akibat perubahan volume darah yang mengalir ke


jantung
2. Reflex mengawasi kecepatan dan kekuatan kontraksi jantung melalui saraf otonom

Mekanisme Sistem Kardiovaskuler

1. Mekanisme pengaturan jantung


Walaupun jantung dapat memulai kontraksinya sendiri, aktivitasnya sangat dipengaruhi
oleh sistem saraf. Sehingga, aktivitas jantung tetap sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Impuls pengaturan dilepaskan oleh pusat pengatur di otak dan sumsum tulang belakang
yang disalurkan melalui saraf simpatis dan parasimpatis. Saraf simpatis dan
parasimpatis memiliki efek yang berlawanan satu sama lain. Nervus vagus adalah
serabut saraf parasimpatis yang melayani jantung. Berikut ini merupakan mekanisme
pengaturan pada jantung:
a. Pusat Pengaturan Jantung
Pusat tertinggi terletak di kortek cerebri sehingga faktor fisik dan emosi dapat
mempengaruhi aktivitas jantung. Pusat berikutnya di bawah korteks adalah
hipotalamus bagian posterior yang mengirim impuls ke pusat eksitasi di medulla
oblongata dan hipotalamus bagian medial yang mengirim impuls ke pusat inhibisi di
medulla oblongata. Pusat eksitasi meneruskan impulsnya ke saraf simpatis dan pusat
inhibisi meneruskan impulsnya ke saraf parasimpatis.
b. Parasimpatis
Impuls yang disalurkan oleh sistem parasimpatis cenderung untuk mengurangi
aktivitas jantung : menurunkan denyut jantung, menurunkan kemampuan konduksi,
menurunkan kontraktilitas, dan menurunkan kepekaan otot jantung. Variasi tonus
vagus merupakan faktor utama dalam perubahan denyut jantung.
c. Simpatis
Secara konstan mengeluarkan impuls yang cenderung untuk mengakselerasi aktivitas
jantung, diantaranya : meningkatkan frekuensi denyut jantung, meningkatkan
konduktivitas, meningkatkan kontraktilitas, dan meningkatkan kepekaan otot jantung. 

d. Refleks Jantung

Terdapat dua buah refleks yang melibatkan jantung, yaitu refleks eksitasi dan refleks
inhibisi jantung. Refleks ini terdiri dari lima komponen yaitu : reseptor, serabut aferen
(yang membawa impuls ke pusat refleks), pusat refleks di medulla oblongata, serabut
eferen (yang membawa impuls dari pusat refleks ke jantung), dan organ efektor yaitu
jantung.

e. Refleks Eksitasi 

Stimulusnya adalah peningkatan venous return yang menuju atrium kanan. Stimulus
akan merangsang reseptor refleks ini, baroreseptor, yang terdapat di dekat muara vena
cava. Baroreseptor peka terhadap perubahan tekanan. Baroreseptor mengeluarkan
impuls yang disalurkan oleh serabut aferen, nervus vagus, ke pusat refleks otonom di
medulla oblongata. Kemudian pusat refleks mengurangi impuls parasimpatis dan
meningkatkan impuls simpatis, disalurkan melalui serabut eferen ke jantung. Efeknya
terjadi peningkatan frekuensi dan kekuatan kontraksi, dan akhirnya peningkatan curah
jantung.

f. Refleks Inhibisi 

Stimulusnya adalah peningkatan tekanan arterial. Stimulasi lain seperti berasal dari
daerah abdomen dan stimulasi nyeri juga dapat menimbulkan refleks ini.  Stimulus
akan merangsang reseptor refleks ini, baroreseptor, yang terdapat di arcus aorta dan
sinus caroticus. Baroreseptor peka terhadap perubahan tekanan. Baroreseptor
mengeluarkan impuls yang disalurkan oleh serabut aferen, nervus glossofaringeal dan
nervus vagus menuju ke pusat refleks otonom di medulla oblongata. Akibatnya pusat
refleks meningkatkan impuls parasimpatis dan mengurangi impuls simpatis. Impuls
ini disalurkan melalui serabut eferen ke jantung dengan akibat terjadi penurunan
frekuensi jantung dan pengurangan kekuatan kontraksi sehingga curah jantung
menurun dan akhirnya terjadi penurunan tekanan darah.

Anda mungkin juga menyukai