Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan komunitas virtual saat ini sangat dipengaruhi oleh
perkembangan internet yang sangat pesat. Hal tersebut berdampak sangat
banyak komunitas virtual yang bermunculan. Banyaknya komunitas virtual
yang muncul merupakan suatu trend yang memungkinkan manusia
berkegiatan di ruang virtual bersama orang-orang dari segala penjuru dunia
membentuk sebuah komunitas, tanpa harus berkumpul di suatu tempat secara
fisik.
Komunitas Marinyanyi merupakan komunitas yang peduli terhadap
lagu-lagu anak. Marinyanyi merupakan sebuah komunitas yang pada awalnya
hanyalah sebuah perkumpulan mahasiswa yang beranggotakan 10 orang.
Mulai tahun 2000 sampai tahun-tahun sekarang ini lagu-lagu anak sudah
jarang didengarkan dan semakin kehilangan tempat akibat pesatnya
perkembangan lagu dewasa. Sekalipun melihat penyanyi cilik tetapi lagu yang
dinyanyikan bertemakan lagu orang dewasa. Kemanakah sebenarnya
hilangnya keberadaan penyanyi cilik yang menyanyikan lagu anak? sehingga
anak-anak di bawah umur sudah bisa menirukan lirik lagu orang dewasa dan
mengulang penggunaannya dalam komunikasi sehari-hari meskipun tidak
mengerti maknanya. Hal tersebut mengkuatirkan, karena dalam fase usia
tertentu, anak-anak peka menerima berbagai masukan dari lingkungan sekitar.
Komunitas Marinyanyi mengkritisi hal ini sebagai potensi lahirnya perilaku
menyimpang di saat anak dewasa sebelum waktunya.
Ketua Komunitas Marinyanyi adalah Pungkas Riandika. Didirikannya
komunitas ini adalah untuk merespon krisis lagu anak yang terjadi di
Indonesia. Terjadinya krisis lagu anak di Indonesia dikarenakan adanya
ketidakberesan ketika melihat banyak anak-anak Indonesia menyanyikan lagu-
lagu orang dewasa, termasuk yang berlirik vulgar. Bersama praktisi iklan
Djito Kasilo, Pungkas lalu memilih melakukan tindakan nyata dengan

1
membentuk komunitas Marinyanyi dan website marinyanyi.com. Pungkas
bermisi untuk membela hak-hak asasi anak untuk memiliki lagu-lagunya
sendiri. Tim marinyanyi.com dimotori oleh Djito sebagai pencipta lagu yang
kesemua lagu-lagunya bisa diunduh secara gratis, sementara Pungkas yang
berperan sebagai penyampai pesan ke masyarakat.
Menurut Pungkas Riandika dari komunitas ini menjelaskan,
“Terbentuknya Marinyanyi merupakan usulan dari Ayah Djito Kasilo, ia
adalah seorang komposer lagu dan yang membuat Operet Drama Bobo pada
tahun 90-an. Suatu hari ia bercerita bahwasanya ingin membuat lagu anak.
Namun setahun belakangan di akhir tahun 2011 barulah muncul ide untuk
mendirikan komunitas Marinyanyi. Pada tanggal 21 Desember portal
www.marinyanyi.com resmi di-launching”. Komunitas Marinyanyi merupakan
penggagas awal dari sekumpulan kaum muda dari bermacam–macam latar
belakang yang ingin menciptakan social movement bagi dunia anak. 1 Misi dari
komunitas Marinyanyi adalah sebagai pendukung dan fasilitator sarana
penyedia lagu-lagu anak bagi orang tua.
Sadar bahwa kegiatan ini membutuhkan usaha yang besar, komunitas
Marinyanyi menyiapkan sebuah cara dan upaya pelestarian (preservasi dan
konservasi) lagu anak yang melibatkan dan membangun kepedulian
masyarakat untuk ikut bersama-sama mengemban tugas tersebut. Diharapkan
dengan kebersamaan dari komunitas Marinyanyi dan didukung oleh segenap
masyarakat akan mempercepat kesuksesan dalam mewujudkan tujuan yaitu
melestarikan lagu anak.
Sebagai komunitas yang peduli dengan lagu anak Marinyanyi
berupaya aktif melakukan kegiatan baik online maupun offline. Upaya online
dilakukan dengan menyediakan portal lagu-lagu yang dapat diunduh secara
gratis dan berperan aktif dibeberapa social media seperti, Facebook:
LaguAnak Indonesia, Twitter: @Lagu_Anak, Youtube: Laguanak Indonesia,
dan Google Plus. Berbeda dengan komunitas musik pada umumnya yang

1
Diakses tanggal 18 Juni 2012, terarsip dalam http://marinyanyi.com/blog/11-mari-kenalan-
dengan-kami-.html

2
melakukan penyebaranluasan informasi dengan menggunakan media offline,
komunitas Marinyanyi justru menggunakan media baru (Internet) untuk
menyebarluaskan informasi tentang lagu-lagu anak. Internet yang merupakan
bagian dari media baru dirasa efektif dan cepat menyebarkan informasi.
Apalagi di jaman yang serba teknologi pada saat ini, mengakses internet
bukan lagi hal yang mewah. Setiap orang dapat mengakses internet dengan
mudah dan murah.
Apa yang dialami industri musik rekaman belakangan ini dengan
adanya internet berbeda dengan upaya yang dilakukan komunitas Marinyanyi.
Bagi komunitas Marinyanyi adanya internet justru membantu tujuan dari
komunitas tersebut dengan pesan-pesanya yang ingin menyediakan dan
menyebarkan lagu yang berbeda, khususnya lagu untuk anak-anak yang
sekarang sangat minim sekali tampil dan tayang di berbagai media.
Hadirnya teknologi media baru juga membawa kabar baik pada
aktivitas komunikasi massa yang berarti meyebarkan informasi ke masyarakat
luas bisa dilakukan lebih mudah dan praktis. 2 Dengan adanya intenet akan
mempermudah seseorang dalam mengakses informasi, salah satunya internet
dijadikan media yang cepat dalam menyebarkan musik atau lagu, baik itu
dalam negeri hingga luar negeri.
Hingga kini komunitas Marinyanyi kini telah menelurkan sebanyak
254 lagu yang bertemakan kehidupan sehari-hari. 3 Lagu-lagu yang disebarkan
Marinyanyi memiliki pesan moral tersendiri. Misalnya, lagu Terima Kasih Ibu
Sapi. Lagu ini mengajarkan sayang pada Tuhan dan sesama makhluk hidup.4
Lagu-lagu yang tersedia dalam portal Marinyanyi merupakan karya yang
dinyanyikan oleh figur kartun yaitu Bubu, Sisi dan Koko, yang merupakan
maskot dari Marinyanyi yang berbentuk bulat, segitiga dan kotak. Dalam
pengisian suara di lagu Mariiyanyi, semua suara dimanipulasi menjadi suara
dari Busiko (singkatan Bubu, Sisi dan Koko). Lagu yang ada di

2
D.McQuail. 2011.Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika. Hlm 148
3
www.marinyanyi.com. Diakses pada tanggal 2 maret 2013
4
Diakses tanggal 18 Juni 2012, terarsip dalam http://www.solopos.com/2012/harian-jogja/sleman-
2/komunitas-mari-nyanyi-mengobati-krisis-lagu-anak-185359 diakses

3
marinyanyi.com bisa di unduh orang tua secara gratis untuk diperdengarkan
kepada anak-anak.
Peneliti tertarik meneliti mengenai peran komunitas Marinyanyi dalam
melestarikan lagu-lagu anak dengan menggunakan media internet sebagai
media utama penyedia dan penyebaran lagu anak. Untuk menjalankan
komunitas Marinyanyi memerlukan upaya keras dalam bersaing melawan
perusahaan rekaman yang lebih mementingkan bisnis dibandingkan
kepedulian terhadap masa depan lagu anak Indonesia. Melalui komunitas ini
diharapkan dapat menjadi wadah yang tepat bagi majunya lagu anak di
Indonesia. Mengingat terbatasnya pesan-pesan yang dapat disampaikan oleh
perusahaan-perusahaan rekaman, maka dengan menggunakan media baru,
yaitu internet, diharapkan komunitas Marinyanyi dapat menyampaikan pesan
secara jelas dan tepat mengena pada sasaran.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan
yaitu: “Bagaimana komunitas Marinyanyi dalam menggunakan internet
sebagai media pelestari lagu-lagu anak”.

C. Tujuan Masalah
Penelitian ini bertujuan untuk: Mengetahui komunitas Marinyanyi
dalam menggunakan internet sebagai media pelestari lagu anak.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan ilmu
komunikasi dengan bidang Media dan Jurnalisme.
2. Memberikan gambaran mengenai komunitas Marinyanyi dalam
menggunakan internet sebagai media pelestari lagu-lagu anak ditengah
maraknya lagu-lagu dewasa.
3. Memberikan sumbangsih terhadap lagu-lagu anak di Indonesia

4
E. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah Komunitas Marinyanyi dalam hal
menggunakan media baru internet untuk melestarikan lagu anak.

F. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan kesatuan landasan berpikir yang utuh
dalam rangka mencari jawaban-jawaban ilmiah terhadap masalah-masalah
yang akan diteliti. 5 Untuk kepentingan mencari jawaban ilmiah terhadap
permasalahan yang telah dirumuskan pada bagian rumusan masalah dan aspek-
aspek yang dijadikan sebagai fokus penelitian terhadapnya, penelitian yang
akan dilakukan ini memiliki kerangka pemikiran yang secara pokok didasari
oleh beberapa kerangka pemikiran berikut ini.
1. Komunitas dan Komunitas Virtual
1.1.Komunitas
Komunitas merupakan hasil pembentukan dari sekelompok orang
yang saling berinteraksi dan melakukan kegiatan bersama-sama secara
sosial antar anggota kelompok, berdasarkan adanya kesamaan kebutuhan
atau tujuan.
Lebih lanjut, dijelaskan juga oleh Smith dan Mackie yang
menyatakan bahwa ada hubungan antara interaksi, rasa suka dan kesamaan
dalam membentuk dan mewujudkan suatu komunitas. Untuk lebih
jelasnya, dapat dilihat Gambar 1.1. 6

5
Husein Umar. 2004. Metoda Riset Ilmu Administrasi dan Komunikasi. Gramedia Pustaka Utama
Jakarta. 2004.
6
Smith, Eliot R dan Mackie, Diane M.. 2000. Social Psychology. 2nd Edition. Philadelpia:
Psychology Press.

5
Gambar 1.1
Efek Pendorong Mutual Dari Interaksi, Kemiripan, dan Rasa Suka.

Individu menyukai seseorang yang sama atau mirip dengan


individu tersebut; individu berpikir dan berpendapat bahwa seseorang yang
disukainya memiliki kemiripan dengan individu dan menyimpulkan bahwa
orang-orang yang mirip dengan individu akan menyukai individu tersebut.
Kemudian dalam buku Community Development akan dijelaskan
komunitas sebagai suatu bentuk organisasi sosial yang memiliki lima ciri-
ciri sebagai berikut: 7
1) Skala Manusia
Sebuah komunitas yang melibatkan interaksi-interaksi pada suatu
norma-norma atau aturan dasar yang mudah dikendalikan dan
digunakan oleh setiap individu. Jadi, norma tersebut terbatas pada
orang yang akan saling mengenal atau akan saling berinteraksi dalam
komunitas itu sendiri.
2) Identitas dan Kepemilikan.
Bagi kebanyakan orang, kata komunitas akan mempersepsikan adanya
rasa saling memiliki dan saling merasakan atau perasaan diterima dan
dihargai dalam lingkup kelompok tersebut. Hal ini disebabkan adanya

7
Jim Ife dan Frank Frank Tesoriero. 2008. Community Development. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

6
penamaan anggota komunitas. Pengertian keanggotaan berarti adanya
rasa memiliki, penerimaan oleh yang lain dan kesetiaan kepada
tujuan-tujuan kelompok. Karena itu, komunitas adalah lebih dari
sekedar suatu kelompok yang dibentuk untuk kemudahan
administratif, tetapi memiliki beberapa ciri dari sebuah perkumpulan
atau perhimpunan terhadap orang yang termasuk sebagai anggota dan
dimana perasaan memiliki ini penting dan dengan jelas diakui. Jadi,
termasuk ke dalam suatu komunitas memberikan rasa identitas kepada
seseorang. Komunitas tersebut dapat menjadi bagian dari konsep diri
seseorang, dan merupakan sebuah aspek penting dari bagaimana
seseorang memandang tempatnya di dunia. Tidak adanya identitas
pribadi seperti itu biasanya dianggap sebagai salah satu masalah dari
masyakarat modern.
3) Kewajiban-kewajiban
Keanggotaan dari sebuah organisasi mengemban tanggung jawab dan
memiliki hak. Sebab sebuah komunitas juga menuntut kewajiban
tertentu dari para anggotanya. Terdapat harapan bahwa orang akan
berkontribusi dengan “kehidupan komunitas” dengan berpartisipasi
dalam paling sedikit beberapa dari kegiatan-kegiatannya, dan bahwa
anggota akan berkontribusi kepada pemeliharaan struktur komunitas.
Semua kelompok membutuhkan pemeliharaan jika ingin tetap hidup
dan tanggung jawab fungsi-fungsi pemeliharaan dari suatu komunitas
tersebut sebagian besar terletak pada pundak para anggotanya. Oleh
karena itu, menjadi seorang anggota dari sebuah komunitas
seharusnya tidak menjadi pengalaman yang murni pasif, tetapi
seharusnya juga melibatkan sesuatu partisipasi aktif.
4) Gemeinschaft
Sebuah komunitas akan memungkinkan orang berinteraksi dengan
sesamanya dalam keragaman peran yang lebih besar, yang peran-
peran tersebut kurang dibeda-bedakan dan bukan berdasarkan suatu
perjanjian, dan yang akan mendorong interaksi-interaksi dengan yang

7
lain sebagai “seluruh warga” ketimbang sebagai peran atau kategori
tertentu. Hal ini tidak hanya penting dalam proses pengembangan diri,
kontak antar manusia dan pertumbuhan pribadi. Hal tersebut juga
memungkinkan individu-individu untuk menyumbang berbagai bakat
dan kemampuan untuk keuntungan bersama dalam komunitas tersebut
sebagai suatu keseluruhan.
5) Kebudayaan
Kebudayaan masyarakat modern diproduksi dan dikonsumsi pada
tingkat massal, yang sering mengakibatkan keseragaman dan
pemindahan kultur dari pengalaman lokal dari orang biasa.

1.2.Komunitas Virtual
Seiring kemajuan jaman, saat ini telah banyak bermunculan
berbagai jenis komunitas. Salah satu jenis komunitas yang ada saat ini
adalah komunitas virtual. Komunitas virtual adalah kelompok orang yang
terbiasa menggunakan multimedia untuk berkomunikasi. Karena terbiasa
menggunakan multimedia, maka terbiasa pula dengan virtual reality.
Virtual reality sendiri merujuk pada keadaan dan kondisi lingkungan yang
“menyelubungi” atau “menghidupkan secara sensual”, yang diperoleh
seseorang individu dengan cara menghubungkan dirinya ke komputer dan
internet. Bisa saja muncul penilaian bahwa komunitas virtual bukan
komunitas yang nyata sesuai dengan konsep sosiologi, melainkan
komunitas semu. Tetapi, interaksi antara individu dalam komunitas virtual
adalah nyata. Bagi para anggota komunitas virtual tidak pernah
mempersoalkan semu atau tidak. Bagi anggota komunitas, yang penting
bisa beraktualisasi dan bisa memuaskan kerinduan dan kebutuhan
informasi. 8
Selanjutnya, komunitas virtual adalah sebuah grup dimana anggota-
anggotanya terkoneksi dengan teknologi informasi, khususnya Internet.
Mengindikasikan variasi kelompok sosial yang sudah mulai terkoneksi ke

8
Nadhya Abrar. 2002. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Andi Offset. Hal:47- 48

8
Internet. Dapat diartikan juga bahwa virtual community adalah kelompok
yang interaktif, dibangun atas dasar konsep many-to-many
communications didesain untuk menarik anggota, sehingga terlibat lebih
dalam di dalam komunitas, mempunyai satu fokus yang membuat anggota
komunitas tersebut datang kembali. Komunitas ini juga dapat berkembang
menjadi sebuah elemen yang dapat dikomersilkan.
Sedangkan menurut Laudon dan Traver mengemukakan bahwa
aspek penting dalam membangun komunitas virtual yang efektif bukan
hanya sekedar berisi percakapan, chat dan pesan. Tetapi juga memerlukan
manajemen, koordinator, kepemipinan, keahlian, pengetahuan dan
koordinasi. Manajer dibutuhkan untuk mengatur perkembangan teknologi
dan konten. Staf dibutuhkan untuk menjalankan operasional komunitas
virtual. Desainer user interface sangat dibutuhkan untuk memperbaiki
fitur yang masih memiliki kekurangan berdasarkan kritik dan saran dari
anggota. Admin juga dibutuhkan untuk mengawasi dan mengontrol apa
saja topik yang boleh didiskusikan agar tidak melanggar perturan yang ada
dan tidak melenceng dari topik utama. 9
Adapun ciri-ciri komunitas virtual yang ditawarkan oleh Reingold
sama halnya seperti komunitas di dunia nyata, virtual community adalah
sebuah komunitas yang terbentuk atas dasar adanya:
1) Kesamaan hobi atau interest.
Orang atau sekelompok orang membentuk sebuah komunitas
diperlukan adanya kesamaan hobi/interest. Begitupun dalam Virtual
Community. Kesamaan menjadi penting untuk membentuk sebuah
komunitas yang solid.
2) Adanya interaksi yang teratur.
Interaksi yang teratur menjadi penting untuk menjaga kontak dan
kekompakan antar anggota komunitas.

9
Laudon, Traver .2003. Essentials of Management Information System. Fifth edition. Prentice-
Hall .,Upper Saddle River, New Jersey. P. 836.

9
3) Adanya identifikasi atau identitas.
Identitas, sebagai pengenal masing-masing anggota komunitas, mutlak
harus terpenuhi. Dimana setiap orang memiliki identitas yang unik.
Identitas bisa berupa nick name (dalam IRC), atau pun alamat email
(dalam milis).
4) Fokus yang khusus terhadap satu hal.
Dalam setiap komunitas, harus ada hal yang khusus terhadap satu hal.
hal tersebut biasanya berupa topik, kesamaan hobi/interest.
5) Integrasi atau kesamaan antara isi diskusi dengan komunikasi yang
berlangsung.
6) Isi diskusi harus sama dengan topik dalam komunitas tersebut. Hal ini
penting untuk menjaga supaya diskusi tetap berada pada jalurnya
(sesuai topik dalam komunitas).
7) Keterbukaan suatu akses untuk informasi
Dalam virtual community, harus ada keterbukaan akses untuk
informasi dan orientasi komersial. Karena tiap anggota komunitas
memiliki hak yang sama dalam mendapatkan informasi. Sehingga
setiap informasi yang dipunyai di-share kepada seluruh anggota
komunitas.
Selain mempunyai ciri-ciri, komunitas online mempunyai kelebihan atau
keuntungan yang diperoleh sebagai berikut:
1) Sebagian besar anggota sebuah komunitas nyata memanfaatkan
komunitas online sebagai media berbagi yang nyaman dan leluasa
2) Tidak semua komunitas nyata mempunyai komunitas online, tetapi
akan lebih baik jika keduanya saling melengkapi dan dimanfaatkan
3) Dengan adanya sebuah komunitas online, maka anggotanya akan
memperoleh manfaat yang lebih besar jika dibanding suatu komunitas
nyata tanpa komunitas online
4) Keunggulan dengan adanya keberadaan komunitas online melahirkan
cara komunikasi yang tidak terikat oleh jarak dan waktu, sehingga

10
dimungkinkan untuk mempererat solidaritas antar anggota (karena
sering berkomunikasi)
5) Masalah yang sering dihadapi dalam pemanfaatan komunikasi online
justru bukan karena kurangnya interaksi tatap muka antar anggota,
tetapi lebih kepada cara penggunaan dan kebiasaan dalam
memanfaatkan komunitas online.
Kemudian di dalam buku Sosial Computing and Virtual
Communities, Zaphiris dan Ang menerangkan dengan jelas komunitas
virtual dalam beberapa karakteristik, yaitu: 10
1) Interaksi (Interaction)
Zaphiris dan Ang menyebutkan bahwa interaksi adalah suatu dasar dari
komunikasi dengan media komputer. Komunikasi yang begitu cepat
menimbulkan perasaan atau bayangan menghubungkan sebagaimana
layaknya berbicara tanpa media atau bertatap muka sehingga,
percakapan dan diskusi menjadi lebih efektif walau terpisah oleh jarak
dan waktu. Perkembangan komunikasi berbasis komputer pun
berkembang begitu cepatnya hingga seperti sekarang, di mana tidak
hanya text dan gambar, namun, suara dan video pun dipindahkan dari
satu tempat ke tempat lainnya ke seluruh dunia.
2) Pembentukan pribadi dan masyarakat dan penambahan Ilmu
pengetahuan (knowledge) di komunitas virtual terbangun dari dua hal
yang saling melengkapi, secara perseorangan dan dalam masyarakat.
Sementara ilmu pengetahuan berada didalam otak dan pikiran masing-
masing anggota komunitas virtual dan diorganisir melalui pengalaman
maka, ilmu pengetahuan yang terbentuk di dalam komunitas virtual
terjadi karena interakasi masing-masing anggotanya. Selanjutnya
Merali dan Davis menambahkan bahwa angota sebuah komunitas
virtual yang melakukan kegiatan-kegiatan melihat, mengambil,

10
Zaphiris dan Ang (2010). Social Computing and Virtual Communities. Florida: Chapman &
Hall/CRC

11
menggunakan, membuat data adalah sebuah komunitas virtual berbasis
ilmu pengetahuan
3) Kognisi situasional dan terdistribusi
Zaphiris menbicarakan bahwa ilmu pengetahuan yang dimiliki dan yang
dibutuhkan sebagian besar tidak berada di kepala seseorang, tapi
tersebar di pikiran begitu banyak orang di dunia ini. Oleh sebab itu,
menurut Zaphiris, interaksi yang terjadi di sebuah komunitas virtual
merupakan proses di mana setiap individu mengorganisasi pikirannya
dan pemikirannya yang kemudian menjadi ilmu pengetahuan ketika
setiap individu tersebut saling berinteraksi dan mengutarakan
kognisinya. Belajar merupakan sebuah proses yang terjadi pada sebuah
lingkup kerja bersama-sama, bukan di pikiran masing-masing individu
4) Komunitas lokal dan nonlokal
Zaphiris mengklasfikasikan komunitas konvensional di masyarakat
sebagai komunitas lokal, dan komunitas non lokal sebagai komunitas
yang terbentuk akibat kemajuan teknologi, salah satunya komunitas
virtual. Kemajuan teknologi telah memungkinkan terbentuknya
komunitas virtual di tengah-tengah komunitas fisik di masyarakat, dan
bersamaan keberadaan keduanya saling membutuhkan satu sama
lainnya.
5) Teori Aktifitas
Teori aktifitas yang digunakan Zephiris melihat aktifitas sosial, dalam
hal ini aktifitas dalam sebuah komunitas virtual, sebagai pusat dari
proses belajar. Hal ini berkaitan erat dengan interakasi antara masing-
masing anggota komunitas virtual yang dapat berkembang menjadi
sebuah ilmu pengetahuan baru.
1. Affordances
Menurut Zaphiris, affordance dikembangkan menjadi selain
memiliki aksi atau fungsi utama, sebuah benda memiliki aksi atau
fungsi tambahan yang tidak melekat erat dengan benda itu secara
spesifik. Sebagai contoh, sebuah kursi memiliki affordance sebagai

12
tempat duduk, namun, sekaligus juga bias digunakan sebagai alat
penyeimbang atau alat untuk berdiri. Hal ini berkaitan dengan aksi
yang dapat dilakukan di dalam sebuah komunitas virtual.
Sederhananya, sebuah komunitas virtual adalah sebuah tempat di
dunia virtual di mana berkumpul orang-orang yang memiliki
kesamaan minat, profesi dan lain sebagainya. Namun, dengan
karakteristik yang diterangkan di atas semua, sebuah komunitas
virtual juga memiliki kemungkinan menjadi ruang belajar dan
mengembangkan ilmu pengatahuan baru.
2. Teori tingkat kehadiran sosial (Social presence theory)
Zaphiris merujuk apa yang dikatakan Short yaitu semakin baik
kualitas sebuah media komunikasi, semakin tinggi tingkat hubungan
sosialnya. Hal ini dapat dilihat dari media-media sosial saat ini
seperti Facebook dan Youtube. Kualitas media yang digunakan
membantu proses interaksi dengan baik sehingga keberadaan media
dan sekaligus pengguna yang memanfaatkan facebook dengan baik
menjadi lebih tinggi tingkat kehadirannya,
Menurut Laudon dan Traver, komunitas virtual dapat
dikelompokkan melalui beberapa cara. Salah satunya adalah dengan
mengelompokkan anggota komunitas berdasarkan berbagai minat ataupun
profesi yang sama, misalnya sebagai pedagang, pemain, penggemar, atau
sekumpulan orang yang mempunyai ketertarikan terhadap suatu hal yang
sama. Pengelompokan ini mengelompokkan lima tipe komunitas.
Selanjutnya Laudon dan Traver membagi komunitas virtual menjadi
beberapa tipe yaitu:
1. General (umum) yaitu Tempat berkumpul secara online untuk
mendiskusikan topik yang umum dan saling berkomunikasi.
2. Practice (penemu/pengamat/peneliti) yaitu Komunitas dari para
praktisi, penemu dari benda-benda seni sejarah, pencipta musik, kode
komputer.

13
3. Interest (minat/ketertarikan) yaitu Komunitas yang dibangun
berdasarkan kesamaan minat/ketertarikan yang sama pada suatu hal,
misalnya game, olahraga, musik, politik, kesehatan, keuangan, gaya
hidup.
4. Affinity (kesamaan kategori) yaitu Komunitas dimana para anggotanya
memiliki kesamaan kategori demografi atau geografi. Contohnya
wanita, pria, keturunan arab amerika, keturunan tionghoa.
5. Sponsored (Sponsor) yaitu Komunitas yang dibuat oleh badan usaha
komersial, pemerintah, dan organisasi non profit untuk maksud dan
tujuan yang beragam; digunakan untuk menarik perhatian pengunjung,
pelanggan, dan untuk meningkatkan pendapatan. 11
Berdasarkan uraian diatas Laudon dan Traver telah menyimpulkan
komunitas online adalah area dimana orang-orang dapat berbagi pendapat
dan dapat berinteraksi secara online. Selanjutnya Laudon dan Traver
mengemukakan bahwa aspek penting dalam membangun komunitas
virtual yang efektif bukan hanya sekedar berisi percakapan, chat dan
pesan. Tetapi juga memerlukan manajemen, koordinator, kepemipinan,
keahlian, pengetahuan dan koordinasi. Manajer dibutuhkan untuk
mengatur perkembangan teknologi dan konten. Staf dibutuhkan untuk
menjalankan operasional komunitas virtual. Desainer user interface sangat
dibutuhkan untuk memperbaiki fitur yang masih memiliki kekurangan
berdasarkan kritik dan saran dari anggota. Admin juga dibutuhkan untuk
mengawasi dan mengontrol apa saja topik yang boleh didiskusikan agar
tidak melanggar perturan yang ada dan tidak melenceng dari topik utama.
Komunitas virtual dapat dikelompokkan melalui beberapa cara.
Salah satunya adalah dengan mengelompokkan anggota komunitas
berdasarkan berbagai minat ataupun profesi yang sama, misalnya sebagai
pedagang, pemain, penggemar, atau sekumpulan orang yang mempunyai
ketertarikan terhadap suatu hal yang sama.

11
.Laudon, Traver .2003. Essentials of Management Information System. Fifth edition. Prentice-
Hall.,Upper Saddle River, New Jersey. Hal: 833.

14
Selanjutnya untuk menunjang komunikasi virtual di Internet
Laudon dan Traver menjelaskan beberapa fitur E-Community, antara
lain: 12
1. Content (isi): artikel khusus mengenai suatu topik yang menarik.
2. E-mail: alamat e-mail dan komunikasi surat menyurat ditujukan
langsung ke orang yang berhubungan langsung dengan topik yang
diminati.
3. Instant messaging (pesan instan): kontak langsung secara pribadi (satu
orang dengan satu orang) kepada teman melalui fasilitas komunitas.
4. Message boards (papan bulletin): kegiatan dan aktifitas mengirimkan
pesan kepada seluruh anggota komunitas dan expert online
(administrator).
5. Chat (obrolan): melakukan komunikasi atau diskusi secara langsung.
6. Expert online: administrator yang ditunjuk untuk menindak lanjuti
adanya suatu pertanyaan, kritik, maupun saran.
7. Web page creation: web yang sifatnya personal maupun kelompok.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka peneliti menyimpulkan
komunitas virtual sebagai kelompok orang yang terbiasa menggunakan
multimedia (terkoneksi dengan jaringan Internet) untuk berkomunikasi.
Didalam komunitas virtual diperlukan manajemen, koordinator,
kepemimpinan, keahlian, pengetahuan dan koordinasi. Manajer
dibutuhkan untuk mengatur perkembangan teknologi dan konten. Staf
dibutuhkan untuk menjalankan operasional komunitas virtual. Desainer
user interface sangat dibutuhkan untuk memperbaiki fitur yang masih
memiliki kekurangan berdasarkan kritik dan saran dari anggota. Admin
juga dibutuhkan untuk mengawasi dan mengontrol apa saja topik yang
boleh didiskusikan agar tidak melanggar perturan yang ada dan tidak
melenceng dari topik utama. Komunitas Marinyanyi sebagai salah satu
komunitas virtual secara teknis dibagi dalam beberapa kelompok kerja.

12
Laudon dan Traver .2009. E-Commerce (Business, Technology, Society)” 5th Edition, Pearson
Education, Upper Sadle River, New Jersey. Hal: 836

15
Ada Tim Digital yang tugasnya mengelola social media, web, lagu, komik,
animasi dan lainnya, kemudian Tim Kreatif yang bertugas mengemas
acara-acara pentas, publikasi, mendesain, dan konten acara, ada pula
Community Comunication, Tim Volunteer, dan Tim Kesekretariatan
Umum. Djito kasilo dan Komunitas Marinyanyi melakukan kegiatan
secara terpisah. Djito kasilo melakukan pembuatan lagu bedasarkan
masukan dari para orang tua dan guru TK dan kemudian diproduksi di
Jakarta, sedangkan anggota dari komunitas tersebut yang berada di Yogya
ini melakukan aktivitas-aktivitas pendukung lain seperti melaksanakan
road show, seminar dan workshop, bagi-bagi CD ke TK dan PAUD, serta
menyelenggarakan liburan musikal. Disamping kegiatan offline, kegiatan
secara online berupa penayangan video clip anak, aktivitas komunikasi
antar anggota dengan aplikasi email, chatting, sosial media seperti
Facebook, twitter juga berjalan secara seimbang. Media sosial ini
dipandang sangat efektif dalam memberikan informasi kepada anggota dan
masyarakat.

2. New Media: Internet Sebagai Media komunikasi penyebaran lagu anak


Saat ini teknologi semakin maju, komunikasipun telah berkembang dan
berubah bentuknya. Media-media komunikasi sudah makin maju, dan
mampu memberikan pelayanan dan fungsi-fungsi yang lebih efektif dan
efisien dalam berkomunikasi. Salah satu media yang mampu melakukan hal
ini adalah komputer. Melalui komputer, kini individu dapat mengakses
Internet. Internet adalah suatu jaringan yang memungkinkan individu-
individu untuk saling berhubungan dan mengadakan kontak melalui
komputer. Internet mampu mengatasi hambatan jarak dan waktu yang
dahulu dirasakan untuk berkomunikasi. Dengan segala kelebihan yang
dimiliki, Internet dapat dimanfaatkan sebagai media preservasi dan
konservasi segala bentuk dokumen. Selanjutnya akan dibahas karakteristik
internet dalam preservasi dan konservasi dokumen (dalam penelitian ini
berbentuk audio/lagu) menurut Vandjik.

16
Menurut Van Dijk, dalam bukunya The Network Society, New Media dapat
didefinisikan menjadi tiga karakteristik yaitu: integrasi, interaktivitas, dan
kode digital. Hal tersebut kemudian dikembangkan dalam penggunaan dan
penyebarluasan media baru ini terjadi melalui sejumlah perubahan struktural
(mengenai penyimpanan dan transfer media dalam ruang dan waktu) serta
perubahan teknik, yang paling penting adalah perkembangan dari cara
analog atau manual ke digital. Ini dikembangkan dan akhirnya meningkat
pada berbagai media seperti saat ini. Van Dijk mendefinisikan tiga
karakteristik utama dari new media yaitu:
a. Integrasi
Karakteristik utama dari new media yang pertama adalah
karakteristik integrasi. Integrasi dalam hal ini adalah integrasi antara
telekomunikasi, data komunikasi dan komunikasi masa dalam satu
media tunggal. Hal ini sesuai dengan pernyataan Van Dijk mengatakan
bahwa, Perubahan struktural paling penting adalah integrasi
telekomunikasi, komunikasi data dan komunikasi massa di media
tunggal. Ini adalah penggabungan dari sejumlah bentuk komunikasi
yang dapat dilihat mengapa media baru juga dapat di tafsirkan sebagai
multimedia. Integrasi ini dapat berlangsung pada tingkat seperti
infrastruktur, transportasi, manajemen, jasa dan jenis data yang berbeda.
Proses integrasi ini dimungkinkan dengan menggunakan dua teknik.
Salah satunya adalah digitalisasi informasi menggunakan kode digital
dan juga transmisi broadband.
Dalam hal ini komputer internet akan dihubungkan dengan
peralatan instrumen musik yang menghasilkan data berupa data audio.
Data audio tersebut kemudian direkam dalam bentuk digital dan
dimasukkan dan disimpan dalam hardisk komputer, yang kemudian data
audio tersebut siap untuk di upload dan disimpan di server pusat Internet
dengan alamat web tertentu. Data audio tersebut akan tersimpan lebih
aman dan lebih tahan lama dibandinkan dengan disimpan di kaset, cd,
hardisk, yang rawan rusak dan hilang. Selain hal tersebut diatas data

17
audio yang tersimpan di internet akan dengan mudah dan cepat dicari
bahkan di download tidak terbatas ruang dan waktu selama daerah
tersebut terjangkau jaringan Internet. Orang tidak perlu lagi susah payah
penyimpan data kemana-mana karena Internet bisa di akses dimana saja.
Dari hal tersebut dapat disimpulkan internet dapat dijadikan media
preservasi data yang efisien, aman dan tahan lama.
b. Interaktivitas
Karakteristik dari new media yang kedua adalah kemunculan
interaktivitas. Media baru memunculkan bentuk baru yang lebih canggih
yaitu komunikasi dua sisi atau dua arah bahkan mungkin multilateral
yang kaya konten karena integrasi gambar, suara dan teks. Media baru
memberikan ruangan bagi komunikator untuk melakukan komunikasi
secara interaktif dan tidak ada gap diantara pengguna serta membangun
hubungan yang setara antara pengirim dan penerima pesan. Hal ini jauh
berbeda dengan media lama yang tidak memungkinkan interaktivitas
terjalin dan adanya gap antara komunikator dengan komunikan.
Dalam kaitan dengan karakter interaktivitas media internet yang
menyimpan data audio akan lebih interaktif dilihat oleh banyak orang.
Apabila ada seseorang yang mengunduh data tersebut kemudian dengan
mudah orang tersebut menyabarkan data tersebut ke orang yang lainnya,
sehingga akan bertambah banyak orang yang memiliki, dan menyimpan
data tersebut. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa Internet
merupakan media preservasi yang sangat efektif.
c. Kode digital
Selain dua karakteristik integrasi dan interaktivitas, karakteristik
utama dari new media adalah kode digital. Karakteristik kode digital
merepresentasikan karakteristik kemajuan teknologi. Kode digital
merupakan karakteristik media secara teknis yang hanya digunakan
untuk mendefinisikan bentuk baru operasi media. Namun, kode digital
memiliki konsekuensi yang besar untuk komunikasi.

18
Ketika sepotong informasi secara digital dikirimkan (seperti
gambar atau sepotong teks misalnya) itu dikodekan dengan urutan 1s
dan 0s yang ketika diterima oleh perangkat lain digital seperti komputer,
kemudian diterjemahkan dan dimungkinkan untuk dibaca. Kode digital
memungkinkan informasi yang akan dikirim bolak-balik di seluruh
dunia setiap saat dari satu digital ke yang lain. Hal ini dengan
pengembangan dari ketiga unsur new media yang memungkinkan
hubungan di seluruh dunia dan membantu dalam pertumbuhan dan
keberhasilan jaringan melalui berbagi pengetahuan dan informasi
sederhana, cepat dan efektif.
Dalam karakteristik kode digital ini rekaman suara yang
berbentuk audio analog akan dirubah ke dalam bentuk data digital. Data
audio tersebut akan dirubah menjadi kode-kode digital, sehingga
nantinya bermanfaat pada proses memodifikasi data yang bisa dirubah
ke dalam berbagai macam jenis format, sehingga bisa diaplikasikan ke
berbagai macam media pemutar data. Selain hal tersebut dengan dirubah
dalam bentuk kode seseorang lebih mudah melakukan proses editing
pada data digital tersebut dan lebih mudah memodifikasikan dengan
berbagai bentuk data lain, misalnya: data audio digabung dengan data
berbentuk visual sehingga menjadi data yang berbentuk audio visual.
Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa Internet sebagai media
preservasi yang praktis dan multi fungsi.
Selanjutnya Pavlik memandang media baru dihubungkan dengan
fungsi teknisnya yang meliputi beberapa hal yaitu:
1. Produksi yaitu merujuk pada pengumpulan dan pemrosesan
informasi.misal: pembuatan data digital (text, audio, gambar, video)
sebagai sumber informasi.
2. Distribusi yaitu merujuk pada pengiriman atau pemindahan
informasi elektronik. Misal: email, chatting, upload, download, dll

19
3. Display yaitu merujuk beragam teknologi untuk menampilkan
informasi kepada pengguna terakhir yang menjadi konsumen
terakhir.misal: blog, youtube, google+.
4. Strorage yaitu merujuk pada media penyimpanan informasi dalam
format digital atau elektronik. Misal: website, dropbox, soundcloud.
Berdasarkan hal tersebut diatas salah satu fungsi internet yaitu
sebagai media distribusi. Distribusi yang dimaksudkan dalam penelitian
ini sebagai media relasi (hubungan komunikasi) antar anggota
komunitas virtual yang berhubungan dengan aktivitas pengiriman dan
pemindahan informasi digital/elektronik dalam mewujudkan misi
melestarikan lagu anak. Internet memiliki beberapa macam aplikasi
yang mendukung kegiatan komunikasi. Sebagai contoh, Bungin
menyebutkan beberapa contoh aplikasi tersebut antara lain, (1) Surat
elektronis; (2) Surat bersuara (voice mail), (3) Forum diskusi, (4) Sistem
percakapan tertulis (chat), (5) Konferensi suara, (6) Konferensi video,
dan (7) Sistem pertemuan elektronis (GSS). (8) Teknologi web, (9) E-
commerce, (10) Blog, dan (11) Facebook. 13 Menurut Sosiawan hasil
temuan dan observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa Internet
memiliki tiga fasilitas utama yang digunakan dalam berkomunikasi,
yaitu electronic mail (e-mail), websites serta internet relay chat (chat). 14
Pada penelitian ini, Internet relay chat diwakili oleh aplikasi chat berupa
messenger (Yahoo! Messenger, Blacberry Messenger, Line) dan aplikasi
chat pada Facebook; adapun websites diwakili oleh situs jejaring sosial.

3. New Media Internet Sebagai Media Pelestari (Preservasi dan


Konservasi) Lagu Anak
Sebelum menjelaskan peran new media Internet sebagai media
presrvasi lagu anak peneliti ingin terlebih dulu membahas tentang lagu
anak yang akan diuraikan dibawah ini.
13
Burhan Bungin. 2006. Sosiologi Komunikasi : Teori Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat. Kencana Prenada Media Group: Jakarta. Hal: 138.
14
Ibid. Hal: 138-139.

20
3.1. Lagu Anak
Menurut Mahmud dan Fut dari sebuah lagu anak akan
mendapatkan pengalaman bahasa yang berupa perbendaharaan kosakata
tentang berbagai hal seperti: (1) arti hormat kepada orang tua; (2) sayang
sesamanya; (3) kebesaran Tuhan; (4) cinta tanah air dan (5) nilai-nilai
selain itu melalui nyanyian pula membantu anak menuju kedewasaan
dalam hal menumbuh kembangkan aspek fisik, intelegensi, emosi dan
rasa sosial anak. 15
Lagu anak yang hadir dikalangan masyarakat tentunya mempunyai
kriteria yaitu sebuah lagu anak-anak yang baik adalah sebuah lagu yang
mampu mengembangkan daya imajinasi, daya berpikir anak, dapat
menyalurkan emosinya serta kemampuan aspek sosial dan kebudayaan
(bahasa yang baik dan benar). Berbeda dengan lagu anak anak sekarang
yang lebih cenderung menyalurkan cara berpikir dan cara berbahasa
orang dewasa dan orangtua. Sebab lagu anak-anak harus berbicara
tentang pengalaman anak bukan pengalaman orangtua. Salah satu judul
sebuah lagu anak-anak ”Aku cinta rupiah”; siapa yang sebenarnya
mengenal rupiah tentu bukan anak-anak, tetapi orang dewasa. Jadi lagu
ini tidak bisa dikategorikan sebagai lagu anak-anak. Sebagai ujian dari
lagu anak-anak yang ada sekarang adalah apakah lagu-lagu tersebut
membantu anak dalam pertumbuhan kepribadiaannya, moral dan budi
pekertinya. 16
Musik merupakan bagian dari lagu. Musik dapat digunakan untuk
berkomunikasi dan menyampaikan pesan kepada banyak orang. Dalam
memenuhi fungsi musik sebagai penyampaian pesan, saat ini musik
sering dipadukan dengan film atau video klip. Hal ini tentu
mempermudah penyampaian pesan, karena pesan tidak hanya melalui

15
Halimah.2008.Penggunaan Media Lagu Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa
Indonesia . Jurnal : MAKARA, SOSIAL HUMANIORA .Vol.2,No.1, februari 2009:73-78
16
Mahmud dan Fut.1994 ’lagu anak’. Diakses pada tanggal 16 Februari 2013, terarsip dalam
http://www.pasarkreasi.com

21
audio namun juga secara visual sehingga penerima pesan dapat
menangkap makna dari musik dengan lebih jelas.
Musik dan lagu pada mulanya disampaikan secara langsung dari
pelaku kepada pendengarnya. Seiring perkembangan manusia,
penemuan-penemuan baru tercipta untuk membantu manusia memenuhi
kebutuhan dan keinginannya. 17 Saat ini telah banyak media yang dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan mengakses musik. Mulai dari
mendengarkan saja dengan radio, dan mendengarkan sekaligus melihat
dengan media televisi.
Teknologi media untuk mengakses musik terus berkembang, tidak
hanya terbatas pada radio dan televisi, saat ini musik juga dapat diakses
dengan media baru, yaitu internet. Seseorang dapat memperoleh lagu dan
musik yang disukai dengan mengunduh dari Internet. Selain itu, Internet
juga dapat memberikan informasi lengkap dan terperinci tentang musik,
hal ini dapat mempermudah masyarakat dalam memperoleh informasi
selengkap-lengkapnya dimana saja dan kapan saja.
Individu dapat menikmati musik melalui beberapa cara yaitu
mendengarkan secara langsung, melalui rekaman. Internet merupakan
salah satu alat yang dapat dimanfaatkan untuk mengunduh berbagai jenis
musik. Internet merupakan salah satu hasil perkembangan teknologi
informasi, dimana melalui internet berbagai jenis musik dapat diunduh
dan kemudian direkam serta hasilnya dapat didengarkan. Musik yang
didengar melalui rekaman dapat diambil melalui pemanfaatan informasi
melalui internet. 18
Pendistribusian musik melalui Internet telah sangat mudah diakses.
Internet semakin memungkinkan untuk berinteraksi ke berbagai lapisan
masyarakat, bahkan ke dunia internasional. Apalagi bahasa musik adalah
bahasa universal yang dapat diterima siapa saja diseluruh dunia. Saat ini

17
Dommy Waas. 2010. Musik Tradisional dan Modernisasi. Edisi VI. Media Online: Fokal.
18
Mahargyantari Purwani Dewi, Ursa Majorsy & Astri Nur Kusumastuti. 2011. Mengunduh
Musik Favorit Melalui Internet: Suatu Tinjauan Psikologis. Proceeding PESAT Universitas
Gunadarma. Vol. 4 Oktober 2011. ISSN: 1858-2559.

22
telah bermunculan berbagai situs yang berlomba-lomba menyediakan
layanan musik sebagai alat untuk menarik perhatian dari para pengguna
Internet, menyadari bahwa sebagian dari pengguna Internet sangat
menyukai dunia musik. Beberapa situs dunia yang mendedikasikan
keberadaannya khusus untuk musik adalah situs Last.fm dan
Musicovery.com.
Munculnya media baru Internet berperan penting dalam
pendistribusian musik dan lagu. Mengingat semakin majunya teknologi
dan budaya masyarakat yang semakin berkembang, Internet menjadi
sebuah alternatif media pendistribusian musik yang cepat, mudah dan
murah.

3.2. Internet Sebagai Media Pelestari Lagu Anak Dalam Bentuk


Digital
Dalam hal ini komunitas Marinyanyi berusaha mendokumentasikan
lagu anak dalam bentuk digital dan disimpan dalam media Internet.
Pelestarian informasi dengan format digital tersebut dapat diistilahkan
dengan preservasi digital.
Preservasi digital merupakan kegiatan yang terencana dan terkelola
untuk memastikan agar sebuah obyek informasi dalam keadaan baik dan
tahan lama (longevity) ada 2 hal yang harus diperhatikan: (1). Media
penampungnya harus tahan lama (CD-Rom, tape, Disk, Server internet),
(2). Format isi atau informasi juga harus tahan lama, dalam arti terus
dapat dibaca (PDF, TIFF, JPEG).
Preservasi digital adalah memastikan agar materi digital tidak
bergantung pada kerusakan atau perubahan teknologi. Secara umum,
preservasi digital mencakup berbagai bentuk kegiatan, mulai dari
kegiatan sederhana menciptakan tiruan (replika atau copy) dari sebuah
materi digital untuk disimpan, sampai kegiatan transformasi digital.
Selanjutnya Wilczek & Glick menjelaskan bahwa preservasi itu
sendiri pada dasarnya adalah upaya mempertahankan sumberdaya

23
kultural dan intelektual agar dapat digunakan sampai batas waktu yang
selama mungkin 19. Seharusnya semua sumberdaya yang mengandung
nilai kultur dan intelektual dari masa lampau harus selalu tersimpan
dengan baik, sehingga di masa kini dan mendatang orang lain selalu
dapat melacak kembali apa saja yang sudah dikerjakan, dipikirkan,
didiskusikan oleh sebuah masyarakat khususnya, atau sesama umat
manusia pada umumnya. Khususnya lagi di dalam bidang akademik dan
ilmiah, preservasi memainkan peranan yang penting dalam pertumbuhan
kekayaan intelektual dan pengembangan di segala bidang pekerjaan.
Dengan kata lain, dalam konteks digital preservasi adalah tindakan
melindungi secara fisik dan intelektual, sekaligus menjamin atau
mempertahankan penggunaan komputer dan internet untuk
memanfaatkan isi dari sebuah materi elektronik atau digital, dalam ruang
dan waktu yang sepanjang mungkin.
Hal tersebut diatas didukung oleh teori dari John Pavlik perihal
penyimpanan data ke dalam bentuk digital. John Pavlik berpendapat
bahwa data analog (misal: data audio analog) yang dihasilkan dari
instrumen musik akan di scan/direkam/disimpan yang kemudian dirubah
menjadi kode digital oleh seperangkat komputer untuk dimungkinkan
adanya proses editing. Setelah proses editing selesai kemudian data hasil
akhir akan disimpan di hardisk dalam komputer atau bisa juga disimpan
di flashdisk, compact disc, dll. 20 Seiring perkembangan zaman data
digital tersebut dengan perangkat komputer yang dikoneksikan (di
integrasikan) dengan Internet maka data tersebut bisa diupload atau
disimpan dalam server pusat Internet. Didalam server pusat Internet data
akan tersimpan di dalam web dengan alamat tertentu. Data tersebut akan
tersimpan dengan aman dan tahan dalam jangka waktu yang lama.

19
Wilczek, Eliot and Kevin Glick (2006) Fedora and the Preservation of University Records
Project: Reports and Findings, Tufts University and Yale University, Final Narrative Report to
National Historical Publications and Records Commission, September 27, 2006. Hal: 249
20
Pavlik. J, 1996. New Media Technology ”Cultural and Commercial Perspectives”. Sandiego
State University. Boston, London, Toronto, Sidney, Tokyo, Singapore. Hal: 4

24
Kemudian data tersebut juga bisa diunduh/didownload ke perangkat
komputer pengguna internet, sehingga data akan tersebar luas ke
berbagai pengguna layanan Internet. Dari uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa dengan adanya Internet bermanfaat melestarikan lagu anak
dengan cara sebagai tempat preservasi data digital agar tersimpan dengan
aman dan dalam jangka waktu yang tahan lama.
Selain sebagai media preservasi internet juga bermanfaat sebagai
media konservasi dikarenakan internet dapat terkoneksikan ke berbagai
banyak komputer di seluruh dunia, hal tersebut berperan apabila salah
seorang melakukan aktivitas download lagu anak maka orang tersebut
bisa membagikan atau menyebarkan ke teman lain penggunna Internet.
Dengan tersebarnya data (lagu anak) tersebut maka otomatis data tersebut
akan tersimpan ke berbagai komputer pengguna, sehingga copy data
tersebut akan banyak tersimpan di penyimpan data pengunduh lagu anak,
sehingga data lagu anak akan terkelola dengan baik dan dapat tersimpan
dalam jangka waktu yang lama.

G. Kerangka Konsep
Dalam sub bab ini peneliti melakukan konseptualisasi kerangka
pemikiran yang telah dijabarkan diatas. Dari tema diatas terdapat tiga kata
kunci yaitu : komunitas virtual, Internet, dan pelestarian lagu anak. Keterkaitan
ketiganya menciptakan sejumlah konsep penting sebagai pisau analisis dalam
penelitian ini. Hal tersebut dapat diartikan bahwa kerangka konsep merupakan
turunan dari kerangka pemikiran. Pisau analisis tersebut diantaranya yaitu:
komunitas Marinyanyi merupakaan komunitas virtual dikarenakan sebagian
besar aktivitas komunikasinya menggunakan media virtual yaitu Internet hal
tersebut berarti komunitas Marinyanyi memilih jalur online dalam
menginformasikan dan menyebarluaskan perihal lagu anak kepada khalayak
luas sehingga lagu anak dapat terus terlestarikan. Komunitas Marinyanyi
memilih cara online ketimbang cara offline dikarenakan lewat media online
informasi akan lebih efisien dan efektif. Selain menginformasikan dan

25
menyebar luaskan lagu anak dengan media internet, komunitas Marinyanyi
juga melakukan aktivitas penyimpanan (preservasi) lagu anak dalam bentuk
digital ke dalam Internet. Penyimpanan di internet dirasa efisien dan efektif
oleh komunitas Marinyanyi dikarenakan data dapat tersimpan dalam jangka
waktu yang lama dan dapat dimanfaatkan secara gratis oleh masyarakat,
sehingga diharapkan mendapat respon yang positif dari masyarakat sehingga
lagu anak dapat berjaya kembali dan terus lestari. Berdasarkan uraian diatas
selanjutnya peneliti menyusun pisau analisis sebagai berikut:
1. Bagaimana komunitas virtual Marinyanyi dalam memanfaatkan Internet
untuk berkomunikasi antar anggota dalam hal menginformasikan lagu anak
kepada anggota dan masyarakat.
Bagaimana dalam hal ini yaitu bagaimana cara komunitas Marinyanyi
menggunakan atau memanfaatkan media baru internet dalam berhubungan
atau berkomunikasi (aktivitas komunikasi) antar anggota dalam memberikan
informasi dan penyebarluasan lagu anak lewat aplikasi internet seperti:
website, blog, media jejaring sosial (seperti Facebook, Twitter), chatting dan
e-mail.
2. Bagaimana cara komunitas virtual Marinyanyi dalam melakukan preservasi
dan konservasi digital lagu anak sehingga data digital lagu anak dapat terus
lestari dan terjaga.
Hal tersebut berkaitan dengan segala aktivitas komunitas virtual Marinyanyi
dalam proses preservasi (penyimpanan) dan konservasi (perawatan) data
digital lagu anak.
3. Mengapa komunitas virtual Marinyanyi memilih menggunakan media
Internet sebagai media pelestari lagu anak.
Dalam hal ini keuntungan atau manfaat apa saja yang diperoleh komunitas
Marinyanyi dengan menggunakan media internet dalam melestarikan lagu
anak dibandingkan dengan media lain.

26
H. Metodologi
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang berusaha
menekankan konstruksi realitas dan memahami maknanya. Penelitian
kualitatif biasanya sangat memperhatikan proses, peristiwa dan otentisitas.21
Penelitian ini menekankan pada kualitas data dengan menjelaskan dan
menganalisis hubungan antara data dari berbagai literarur, fakta, dan teori
yang ada untuk kemudian ditarik kesimpulan dalam penelitian ini.
Salah satu jenis penelitian kualitatif adalah penelitian studi kasus.
Studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu
orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa
tertentu. Batasan studi kasus meliputi: (1) sasaran penelitiannya dapat
berupa manusia, peristiwa, latar, dan dokumen; (2) sasaran-sasaran tersebut
ditelaah secara mendalam sebagai suatu totalitas sesuai dengan latar atau
konteks masing-masing dengan maksud untuk mernahami berbagai kaitan
yang ada di antara variabel-variabelnya.
Studi kasus dalam penelitian ini adalah studi kasus pada komunitas
Marinyanyi. Pemilihan metode studi kasus dilakukan dengan tujuan agar
analisis dapat lebih spesifik sehingga menghasilkan sebuah kajian yang
lebih fokus dan mendalam.
Penelitian studi kasus dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu studi
kasus eksplanatoris, eksploratoris dan deskriptif. 22 Analisis yang digunakan
dalam penelitian ini analisis deskriptif. Analisis Deskriptif yaitu prosedur
pemecahan masalah yang dilakukan dengan cara mengumpulkan,
menganalisis dan mengklasifikasikan, serta mendeskripsikan data dalam
fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya untuk kemudian dianalisis.

21
Gumilar Rusliwa Somantri. 2005. Memahami Metode Kualitatif. MAKARA, SOSIAL
HUMANIORA, VOL. 9, NO. 2, DESEMBER 2005: 57-65.
22
Prof. Dr. Robert K. Yin. 2012. Studi Kasus – Desain & Metode. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

27
2. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini, diperoleh dengan menggunakan beberapa
teknik, seperti: wawancara, observasi, dokumentasi, dan studi pustaka. Data
yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa web
milik komunitas Marinyanyi, yaitu http://www.marinyanyi.com. Sedangkan
data sekunder dalam penelitian ini adalah literatur-literatur yang
berhubungan dengan judul penelitian yang akan diteliti oleh penulis.
Salah satu prinsip yang diperhatikan dalam mengumpulkan bukti studi kasus
adalah penggunaan berbagai sumber data. 23 Bukti ini dapat diperoleh dari
penggunaan berbagai instrumen pengumpulan data. Setidaknya ada enam
sumber bukti yang dapat digunakan dalam menyelenggarakan studi kasus,
yaitu dokumentasi, rekap arsip, wawancara, observasi langsung, observasi
partisipan, dan perangkat fisik. 24 Dalam penelitian ini sumber bukti yang
digunakan adalah data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung oleh
peneliti dari sumbernya. Dalam penelitian ini data primer dikumpulkan
melalui observasi dan wawancara.
1). Observasi
Teknik observasi merupakan metode pengumpulan data
dengan mengamati langsung dilapangan. Observasi akan dilakukan
untuk mendapatkan data empiris dari komunitas Marinyanyi dan
ditujukan pada kegiatan komunitas Marinyanyi. Observasi ini meliputi
pencatatan secara sistematik kejadian-kejadian, perilaku, obyek-obyek
yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung
penelitian yang sedang dilakukan.
2). Wawancara
Wawancara merupakan sebuah proses dan komunikasi dari
seorang peneliti kepada informan dengan tujuan untuk mendapatkan

23
Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. 2007. Jakarta: Kencana. Hal 66
24
Ibid. Hal: 67-68

28
informasi dengan cara bertanya langsung kepada informan. 25
Wawancara secara mendalam dilakukan untuk memperkuat penelitian
sebagai data pendukung serta memperoleh penjelasan mengenai
beberapa hal atau kegiatan apa saja yang dilakukan oleh komunitas
Marinyanyi. Peneliti melakukan proses wawancara kepada pimpinan
komunitas Marinyanyi dan anggota komunitas Marinyanyi.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak dikumpulkan secara langsung
oleh peneliti, namun telah terlebih dahulu dikumpulkan oleh pihak lain.
Data sekunder berupa dokumen-dokumen perusahaan dan artikel-artikel
yang relevan dengan masalah dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini
data sekunder dikumpulkan melalui dokumentasi dan studi pustaka.
a. Dokumentasi
Dokumentasi diperoleh melalui penggunaan dokumen atau
artikel yang pernah ada maupun pernah diterbitkan perihal Komunitas
Marinyanyi. Dokumentasi tersebut dapat meliputi artikel, agenda
rapat, kliping, foto, serta laporan tertulis lainnya. Dokumentasi
digunakan sebagai bukti tambahan yang mendukung data-data yang
berkaitan dengan komunitas Marinyanyi.
b. Studi Pustaka
Studi pustaka meliputi sumber-sumber refrensi yang dapat
digunakan sebagai tinjauan bagi penelitian untuk menganalisis hasil
penelitian. Selain itu dapat juga membandingkan dengan kajian
teoritis yang pernah ada sehingga peneliti dapat memberikan penilaian
terhadap obyek. Studi pustaka dapat dilakukan dengan mempelajari
dan membaca buku-buku yang sesuai dengan penelitian yang diteliti.

25
Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. Metode Penelitian Survai. 1989. Jakarta: LP3ES. Hal.
192.

29
3. Analisis Data
Analisis data dengan metode studi kasus yaitu merupakan pendekatan
deskriptif terhadap jawaban-jawaban ‘mengapa’ dan ‘bagaimana’ Komunitas
Marinyanyi dalam menggunakan internet sebagai media pelestari lagu anak.
Data yang di analisis dengan metode kualitatif setelah dilakukan pengumpulan
data kemudian dikategorikan, dialasis kemudian diinterpretasikan dan dicari
keterkaitan data satu dengan yang lain untuk menjawab permasalahan dan
tujuan penelitian.
Menurut Yin 26 terdapat tiga teknik analisis data yang dapat digunakan
dalam metode studi kasus. Ketiga teknik tersebut yaitu: penjodohan pola,
pembuatan penjelasan dan analisis deret waktu. Untuk penelitian dalam kasus
Marinyanyi, teknik analisis data yang digunakan adalah Teknik atau metode
pembuatan penjelasan diamana data yang telah dikategorikan akan dicari data
yang terkumpul kemudian dijabarkan penjelasan-penjelasan mengenai
permasalahan yang diteliti. Data yang diperoleh dan hasil analisis akan
disajikan dalam bentuk uraian yang disusun secara sistematis agar
memudahkan pemahaman terhadap hasil penelitian.

26
Robert K. Yin. 2012. Studi Kasus – Desain & Metode. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

30

Anda mungkin juga menyukai