Anda di halaman 1dari 12

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES)

(STUDI BUMDes MAWAR DESA KEPEL, KECAMATAN NGETOS, KABUPATEN


NGANJUK)

Syndi Dwi Purnamasari


S1 Ilmu Administrasi Negara, Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum
Universitas Negeri Surabaya
syndidp@gmail.com

Muhammad Farid Ma’ruf S.Sos., M.AP


S1 Ilmu Administrasi Negara, Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum
Universitas Negeri Surabaya
muhammadfarid@unesa.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemberdayaan masyarakat melalui BUMDes Mawar Desa Kepel
Kecamatan Ngetos Kabupaten Nganjuk. BUMDes Mawar berdiri bulan November tahun 2016 dan memiliki dua
program menarik yaitu peternakan dan pembuatan krecek. Namun masyarakat yang mengikuti kedua program
terbilang sedikit, hanya 12 orang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan menggunakan pendekatan
kualitatif, yaitu dengan cara peneliti terjun langsung ke lapangan untuk melakukan observasi, wawancara dan
dokumentasi. Fokus penelitian ini adalah pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan empat prinsip
pemberdayaan meliputi prinsip kesetaraan, partisipasi, keswadayaan atau kemandirian, dan berkelanjutan.
Teknik analisis data yang digunakan adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat Desa Kepel melalui BUMDes
dengan menggunakan empat prinsip pemberdayaan berjalan dengan baik. Prinsip kesetaraan, BUMDes
memberikan masyarakat hak suara dan kebebasan untuk mengikuti program yang ada tanpa membedakan
gender ataupun golongan. Prinsip partisipasi, BUMDes melakukan pendampingan dan mengadakan sosialisasi
dengan mendatangkan narasumber dari dinas terkait. Namun adanya sosialisasi tersebut tidak di imbangi dengan
adanya praktik, sehingga masyarakat menjadi kurang beminat untuk mengikuti program. Selain itu BUMDes
juga menyediakan ternak, kandang, dan pakan. Prinsip keswadayaan atau kemandirian, BUMDes memberikan
hak masyarakat untuk memberikan usulan mengenai program yang akan di adakan. BUMDes juga memberikan
dana serta bantuan sarana maupun prasarana yang dibutuhkan program tersebut. Prinsip berkelanjutan,
bertambahnya jumlah anggota serta ternak pada program peternakan dapat menjadi kemajuan yang baik untuk
program ini kedepannya. Sehingga peneliti memberikan saran untuk mengadakan pelatihan pembuatan pakan
serta mewajibkan setiap warga yang memiliki kambing untuk mengikuti program peternakan.
Kata Kunci : Pemberdayaan Masyarakat, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Abstract
This study aims to describe community empowerment through BUMDes Mawar, Kepel Village, Ngetos
District, Nganjuk Regency. BUMDes Mawar was established in November 2016 and has two interesting
programs, namely animal husbandry and manufacturing of krecek. But there were only a few people who
participated in the two programs, only 12 people. This research is a descriptive study and uses a qualitative
approach, namely by means of researchers jumping directly into the field to conduct observations, interviews
and documentation. The focus of this research is community empowerment by using the four principles of
empowerment including the principles of equality, participation, self-sufficiency or independence, and
sustainability. Data analysis techniques used are data collection, data reduction, data presentation, and drawing
conclusions. The results showed that the empowerment of the Kepel Village community through BUMDes by
using the four empowerment principles went well. The principle of equality, BUMDes gives the community the
right to vote and freedom to participate in existing programs regardless of gender or class. The principle of

1
participation, BUMDes provides assistance and conducts socialization by inviting speakers from related
agencies. However, the socialization was not balanced with the practice, so that the community became less
interested in participating in the program. Besides BUMDes also provides livestock, cages, and feed. The
principle of self-reliance or independence, BUMDes gives the community the right to make proposals regarding
the program to be held. BUMDes also provides funds and assistance with facilities and infrastructure needed by
the program. The principle of sustainability, increasing the number of members and livestock in the livestock
program can be a good progress for this program going forward. So the researchers gave advice to conduct
training on feed making and required every citizen who had a goat to join the animal husbandry program.

Keywords: Community Empowerment, Village-Owned Enterprises (BUMDes)

Tabel 1.1
PENDAHULUAN Status Desa Berdasarkan IDM Per Provinsi 2019
Pembangunan nasional ialah upaya yang
dilakukan untuk meningkatkan semua aspek Sangat
Provinsi MandiriMajuBerkembangTertinggal
kehidupan masyarakat, bangsa serta negara. Tertingg
Dimana pembangunan nasional juga merupakan Nad - 188 145 146 4
proses mengembangkan keseluruhan sistem Sumatera
- 2 208 184 35
Utara
penyelenggaraan negara untuk mewujudkan tujuan
Sumatera
suatu negara. Tujuan dilaksanakannya 1 59 102 18 1
Barat
pembangunan nasional yaitu untuk meningkatkan Bengkulu - 3 54 33 -
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia Lampung - 9 170 38 -
yang benar, adil dan merata. Pembangunan
Jawa
nasional di Indonesia terkonsentrasi pada 43 107 493 15 -
Timur
pendidikan di kota, yang memunculkan tenaga – Banten - 7 84 32 -
tenaga trampil. Hal tersebut menyebabkan wilayah NTB - 13 92 8 -
di pedesaan menjadi tertinggal. Selain itu, beberapa NTT - 1 65 228 28
faktor pendukung pembangunan seperti modal, Kalimantan
2 18 88 64 4
teknologi dan sarana komunikasi langka di Barat
pedesaan. Sehingga desa di tempatkan menjadi Kalimantan
- 4 59 75 7
sasaran pembangunan yang bertujuan untuk Tengah
meminimalis munculnya kesenjangan yang ada di Kalimantan
- 3 119 32 1
Selatan
suatu desa.
Kalimantan
Kementerian Desa, Pembangunan Desa 1 3 55 33 -
Timur
Tertinggal dan Transmigrasi membuat perubahan Kalimantan
pola pembangunan daerah terbelakang yang - 11 36 - -
Utara
sebelumnya berbasis pada distrik menjadi berbasis Sulawesi
- 6 114 51 1
pada pedesaan. Adapun data status desa Tengah
berdasarkan IDM per provinsi tahun 2019 sebagai Sulawesi
- 6 213 66 6
berikut: Selatan
Sulawesi
- - 87 125 1
Tenggara
Gorontalo - 2 59 12 -
Sulawesi
1 59 102 18 1
Barat
Maluku - 9 36 71 12
Maluku
- - 34 86 3
Utara
Papua
- - 4 92 124
Barat
Papua - - 21 267 305
Jumlah
48 510 2.440 1.694 533
Nasional
Sumber: Data Kemendes PDTT Tahun 2019.

2
Dari tabel di atas dapat disimpulkan, bahwa dengan roda perekonomian. Sesungguhnya badan usaha
adanya pergantian pola pembangunan daerah tersebut telah diarahkan di UU No. 23 tahun 2014
terbelakang yang sebelumnya berbasis distrik tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan
menjadi pedesaan telah mampu mengurangi tingkat Pemerintah No. 72 tahun 2005 tentang Desa.
kategori desa tertinggal di Indonesia. Hal tersebut
dapat terlihat dari tabel di atas, kategori desa “Pemberdayaan ekonomi melalui badan
berkembang menjadi lebih banyak dari kategori usaha milik desa memiliki tujuan untuk
melayani masyarakat pedesaan dalam
desa tertinggal dengan jumlah 2.440
mengembangkan bisnis yang produktif, dan
kabupaten/kota untuk kategori desa berkembang untuk mendukung kegiatan ekonomi yang
dan 1.694 kabupaten/kota untuk kategori desa sesuai dengan potensi kebutuhan desa dan
tertinggal. Jawa Timur masuk nomor satu kategori masyarakat” (Kiky Srirejeki, 2018:5-10).
desa berkembang paling banyak dengan jumlah 493
kabupaten/kota. BUMDes ialah sebuah pondasi gerakan
Pada masa sekarang seharusnya menjadikan ekonomi di desa yang berperan sebagai lembaga
masyarakat sebagai aktor pembangunan. Salah sosial (social institution) dan komersial
satunya dengan membuat lembaga berbasis (commercial institution). BUMDes selaku lembaga
ekonomi yang seluruhnya akan dikelola oleh sosial berpacu pada kepentingan masyarakat lewat
masyarakat. Hal tersebut dapat diartikan dengan kontribusi di penyedia pelayan sosial. Sedangkan
mengadakan pemberdayaan masyarakat melalui sebagai lembaga komersial bertujuan mencari
lembaga berbasis ekonomi. keuntungan melalui penawaran sumberdaya lokal
ke pasaran. Beragam bentuk BUMDes di setiap
Menurut Mardika (2017:73) desa di Indonesia sesuai dengan karakteristik lokal,
“Pemberdayaan pada hakekatnya adalah potensi, dan sumberdaya yang dimiliki masing –
untuk menyiapkan masyarakat agar mereka masing desa. BUMDes hadir selaku ancangan baru
mampu dan mau secara aktif berpartisipasi di upaya untuk meningkatkan ekonomi desa
dalam setiap program dan kegiatan
beralaskan kebutuhan dan potensi desa (Darwita
pembangunan yang bertujuan untuk
memperbaiki mutu hidup (kesejahteraan) dan Redana, 2018:53).
masyarakat, baik dalam pengertian Hasil penelitian sebelumnya oleh Efendi dan
ekonomi, sosial, fisik, maupun mental”. Ma’ruf (2019:63-130) “Peran Badan Usaha Milik
Desa (BUMDesa Podho Joyo) sebagai Lembaga
Pemberdayaan masyarakat tidak menjadikan Ekonomi Desa di Desa Sukorejo Kecamatan
masyarakat bergantung pada beraneka program Sidayu Kabupaten Gresik” (Jurnal Administrasi
dari pemerintah. Namun pemberdayaan Publik Universitas Negeri Surabaya), (2019)
masyarakat memiliki tujuan untuk menjadikan BUMDesa Podho Joyo di Desa Sukorejo
masyarakat yang mandiri dan mampu untuk Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik telah cukup
mengedepankan diri ke arah sudut kehidupan yang berperan dan berkontribusi dalam memberikan
lebih baik secara berhubungan. Pemberdayaan juga pelayanan kebutuhan masyarakat, melalui beberapa
bermaksud untuk menciptakan keberdayaan unit usaha yang ada seperti pasar desa, system
masyarakat, sehingga bisa berbartisipasi di menabung, aplikasi E – payments, dan harga LPG
pembangunaan yang berfokus pada rakyat. murah. BUMDesa ini juga sudah bisa dikatakan
Salah satu upaya untuk meningkatkan sebagai BUMDesa mandiri, karena sudah bisa
perekonomian desa adalah dengan menguatkan membiayai kebutuhannya sendiri dan mampu
ekonomi berbasis desa melalui pembentukan menyerahkan 15% dari profit pada khas desa. Di
lembaga BUMDes. Merujuk pada buku panduan sisi lain BUMDesa Podho Joyo juga telah bisa
BUMDes (2007) “Badan Usaha Milik Desa menyelenggarakan rekruitmen dengan ketentuan
(BUMDes) adalah lembaga usaha desa yang yang bisa jadi pegawai hanyalah penduduk desa
dikelola oleh masyarakat dan pemerintahan desa Sukorejo.
dalam upaya memperkuat perekonomian desa Kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang
dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa”. sudah membangun BUMDes yakni Kabupaten
Dengan kata lain lembaga berbasis ekonomi tidak Nganjuk, sebagaimana diatur dalam Peraturan
dibangun berasaskan instruksi pemerintah namun Bupati Nomor 59 Tahun 2009 tentang Tata Cara
bermulai dari adanya sumberdaya yang ada, jadi Pemberian dan Pertanggungajwaban Bantuan
apabila diurus secara baik akan menggerakkan Keuangan untuk Stimulan Modal Kepada BUMDes

3
Kabupaten Nganjuk. Diharapkan dengan adanya partisipasi, dan berkelanjutan dengan memakai
bantuan modal untuk BUMDes dapat membangun teknik Purposive Sampling. Teknik pengumpulan
perekonomian desa yang rendah. Kabupaten data yang dipakai dalam penelitian pemberdayaan
Nganjuk merupakan salah satu kabupaten yang masyarakat melalui Badan Usaha Milik Desa
hampir setiap desa sudah mendirikan BUMDes. (BUMDes) Mawar di Desa Kepel ada 3, pertama
Salah satunya BUMDes di Kabupaten Nganjuk dengan wawancara yang dilakukan kepada
yang masih berjalan sampai sekarang yaitu beberapa pihak yaitu Kepala Desa Kepel,
BUMDes di Desa Kepel. BUMDes di Desa Kepel Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk; BUMDes
ini bernama BUMDesa Mawar. BUMDes Mawar Mawar di Desa Kepel, Kecamatan Ngetos,
sendiri sudah berjalan sejak bulan November tahun Kabupaten Nganjuk; dan Masyarakat Desa Kepel.
2016. Dimana BUMDes Mawar memiliki 2 Kedua observasi, dalam teknik observasi ini
program menarik yaitu peternakan dan pembuatan peneliti melihat dan mengamati bagaimana
krecek. Cara kerja pada program peternakan ini pemberdayaan masyarakat melalui BUMDes
yaitu dengan menggunakan sistem bagi hasil, Mawar yang dilakukan pada program peternakan
dimana ketika ada warga yang berminat untuk dan UMKM pembuatan krecek. Ketiga
mengikuti program ini maka BUMDes akan dokumentasi, pada teknik ini peneliti mencari data
memberikan seekor kambing untuk mereka berupa gambar atau foto program peternakan dan
ternakkan. Jika warga berhasil menternakkan UMKM pembuatan krecek. Sedangkan teknik
seekor kambing tersebut, maka hasil dari penjualan analisis datannya menggunakan model analisis data
ternak tersebut akan dibagi rata antara warga menurut Milles dan Huberman (1992: 19-20) yang
dengan BUMDes. Sedangkan cara kerja pada terdiri atas empat prosedur kegiatan yaitu
program pembuatan krecek disini hampir sama pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan
dengan program peternakan, yang membedakan penarikan kesimpulan.
pada program ini yaitu BUMDes menyewakan
peralatan produksi yang dibutuhkan oleh pihak HASIL DAN PEMBAHASAN
pengelola. Pemberdayaan Masyarakat melalui Badan Usaha
Desa Kepel merupakan salah satu desa di Milik Desa (BUMDes)
Nganjuk dengan BUMDesa yang masih berjalan.
Potensi yang diunggulkan di desa tersebut yaitu Berlandaskan hasil penelitian yang sudah
peternakan dan pembuatan krecek. Namun disini diperoleh, bisa dilakukan penjelasan penerapan
BUMDes Mawar hanya melibatkan 12 warga. prinsip – prinsip pemberdayaan masyarakat melalui
Warga yang tergabung dalam program – program Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mawar di
BUMDes terbilang masih sedikit, sehingga Desa Kepel dengan menggunakan teori Najiati, dkk
pemberdayaan belum bisa menyeluruh dilakukan (2005:54) yang terdiri dari prinsip kesetaraan,
kepada seluruh warga. Mengingat potensi desa partisipasi, keswadayaan atau kemandirian, dan
yang ada di desa Kepel sudah sesuai dengan berkelanjutan. Berikut uraian penerapan prinsip –
program – program yang dimiliki oleh BUMDes. prinsip tersebut:
Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti 1. Prinsip Kesetaraan
terdorong untuk melaksanakan penelitian yang Prinsip pokok yang wajib dipegang
berhubungan dengan Pemberdayaan Masyarakat dalam proses pemberdayaan warga masyarakat
dengan Judul “Pemberdayaan Masyarakat ialah adanya kesamaan posisi antara masyarakat
melalui Badan Usaha Milik Desa (Studi Kasus dengan lembaga yang melaksanakan beraneka
BUMDes Mawar di Desa Kepel Kecamatan Ngetos program pemberdayaan masyarakat, laki-laki
Kabupaten Nganjuk)”. ataupun perempuan. Sama halnya dengan yang
terjadi di Desa Kepel, dimana BUMDes
METODE mengadakan beberapa program untuk
Jenis penelitian yang digunakan dalam memberdayakan masyarakat. Dalam
penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pelaksanaannya tidak ada kesenjangan yang
pendekatan kualitatif. Sedangkan fokus penelitian terjadi, yang mana di sini kita sama – sama
ini adalah prinsip pemberdayaan masyarakat belajar dan tidak membedakan gender serta
menurut Najiati, dkk (2005:54) yakni prinsip tidak melihat dari golongan atas, menengah atau
kesetaraan, keswadayaan atau kemandirian, bawah. Seperti yang dipaparkan oleh Bu Tatik

4
selaku bendahara BUMDes bahwa dalam masyarakat akan lebih tertarik mengikuti
pelaksanaan program yang di adakan oleh program – program yang ada jika mereka
BUMDes antara masyarakat dengan BUMDes mendapatkan output yang menarik seperti gaji
sama. Untuk penanggungjawab program – atau upah yang besar, mendapatkan bonus jika
program yang ada, BUMDes menunjuk penjualan tinggi, disediakan tempat untuk
beberapa anggota BUMDes sendiri. Dengan pemasaran barang yang mereka produksi.
mengambil anggota BUMDes, diharapkan akan Apabila masyarakat mempunyai pemikiran
mempermudah koordinasi ketika akan diadakan bahwa imbalan yang diterimanya tidak
evaluasi. memadai, ada kemungkinan yang dapat terjadi
Pemberdayaan pada prinsip kesetaraan yaitu mereka akan berusaha mencari kegiatan
yang dilakukan oleh BUMDes Mawar Desa lain dimana disana akan memperoleh imbalan
Kepel melalui program UMKM pembuatan yang lebih besar, seperti lebih memilih kegiatan
krecek dan petenakan kambing adalah dengan yang sebelumnya mereka lakukan dengan
membangun hubungan kesetaraan melalui imbalan yang sesuai. Sehingga mereka tidak
pengembangan mekanisme berbagai berminat untuk mengikuti program – program
pemahaman atau keahlian satu sama lain yang diadakan oleh BUMDes. Pemaparan
sehingga jadi metode saling belajar. BUMDes tersebut sejalan dengan apa yang dikemukakan
mengadakan sosialisasi yang mana seluruh oleh Anggraeni (2016:166) bahwa komunikasi
masyarakat desa bisa mengikuti sosialisasi dan sosialisasi merupakan point penting yang
tersebut. Dalam kegiatan sosialisasi tersebut harus dilakukan oleh BUMDes. Kurangnya
anggota BUMDes juga mengikuti, jadi disini kedua hal tersebut dapat menimbulkan
antara masyarakat desa dengan anggota ketidakpercayaan warga masyarakat kepada
BUMDes sama, yaitu sama – sama belajar pengelolaan BUMDes.
mengenai sosialisasi program yang akan 2. Partisipasi
dijalankan. Namun hal tersebut sangat di Program memberdayakan warga
sayangkan karena kurangnya minat masyarakat masyarakat yang bisa mendukung keswadayaan
untuk mengikuti kegiatan yang ada. masyarakat yakni program yang berkarakter
Hasil observasi dari pandangan peneliti partisipatif, digalakan, dilakukan, dipantau dan
mengenai pengadaan sosialisasi yang dilakukan dipertimbangkan oleh masyarakat. Menurut
BUMDes Mawar masih tergolong minim. Nardin (2019:143) penambahan kesadaran
Minimnya sosialisasi yang dilakukan oleh masyarakat bisa tercapai lewat ketrampilan
BUMDes mampu mempengaruhi minat terstruktur dapat dikembangkan dari cara
masyarakat desa untuk mengikuti program yang partisipatif, pengetahuan regional yang biasanya
diadakan. Masyarakat yang minim akan diperoleh melalui pengalaman bisa dipadukan
pengetahuan ditambah sosialisai yang baru dengan pengetahuan dari luar. Salah satu
dilakukan sekali untuk memperkenalkan masyarakat Desa Kepel mengemukakan
program yang ada, menjadikan masyarakat pendapatnya mengenai pembuatan krecek yang
enggan mengikuti program yang ada karena selama beberapa tahun terakhir sudah
keterbatasan pengetahuan masyarakat desa. digelutinya kepada salah satu pengurus
Sosialisasi mengenai program yang ada di Desa BUMDes, agar bisa memperoleh tambahan
Kepel berjalan kurang baik karena banyaknya dana dan bantuan alat produksi. Adapun
anggota BUMDes yang merangkap kerja. dokumentasi terkait kegiatan pembuatan krecek
Sehingga anggota BUMDes kurang bisa sebagai berikut:
membagi waktu.
Masyarakat akan termotivasi untuk
mengikuti program – program yang diadakan
jika input dan output mereka jelas, yang artinya
apa yang mereka keluarkan harus sesuai dengan
apa yang mereka dapatkan. Pada program –
program yang dikeluarkan oleh BUMDes
Mawar sudah baik, namun untuk penjelasan
mengenai input dan outputnya kurang. Dimana

5
memberikan beberapa masukan yang mungkin
Gambar 2.1
bisa memperbaiki sistem yang ada, sehingga
Pemotongan Krecek
program bisa berjalan lebih baik lagi.
Pemberian masukan yang dilakukan oleh
pendamping dilakukan sesuia dengan situasi
dan kondisi desa, sehingga tidak memberatkan
masyarakat dalam menerapkan masukan
tersebut.
Adedokun,et all., (2010) menunjukkan
bahwa komunikasi yang efisien akan
menumbuhkan partisipasi aktif dari anggota
masyarakat dalam peningkatan masyarakat. Dan
mengemukakan juga bahwa saat kelompok
masyarakat yang tergabung dalam strategi
komunikasi, menolong mereka menarik
kepemilikan ide pengembangan masyarakat
Sumber : Dokumentasi peneliti tahun 2019. dibanding menilik diri mereka sebagai penerima
manfaat pengembangan. Hal itu di perjelas
Hasil observasi dari pandangan peneliti, dengan pernyataan Tukiman dkk., (2018:54)
BUMDes Mawar tidak mengadakan program bahwa proses komunikasi dapat dikatakan
dengan asala-asalan. Terbukti dengan berbuah jika komunikator dapat mengutarakan
pemberiaan bantuan berupa modal dan alat pesan dan komunikan bisa menerima isi pesan
produksi yang dapat digunakan untuk tersebut jadi bisa memberikan hasil dari
mempercepat proses pembuatan krecek, salah penyampaian pesan tersebut. Partisipasi yang
satunya alat potong seperti pada gambar di atas. dilakukan oleh BUMDes terkait dengan progam
Adanya bantuan alat produksi tersebut dapat peternakan dan UMKM pembuatan krecek
memperbanyak jumlah produksi, sehingga hasil adalah dengan mengadakan sosialisasi kepada
yang di dapat juga semakin meningkat. masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian dan
Tetapi untuk bisa mencapai pada pemaparan Kepala Desa menjelaskan bahwa
jenjang kemandirian masyarakat butuh waktu BUMDes telah melakukan sosialisasi dengan
dan teknik pendampingan, sehingga perlu mengundang narasumber dari dinas terkait yang
mengaitkan pendamping yang memiliki berhubungan dengan program tersebut.
komitmen tinggi bagi pemberdayaan warga Meskipun mendatangkan narasumber yang
masyarakat. BUMDes Mawar melakukan memang sudah berkompeten dalam bidangnya
pendampingan pada kegiatan dalam program – belum membuat masyarakat tertarik untuk
program yang ada. Pendampingan dilakukan mengikuti.
oleh salah seorang warga yang memang sudah Selain dari apa yang dipaparkan oleh
menjadi pendamping di Desa Kepel. Seperti Kepala Desa, hal tersebut juga di katakan oleh
yang telah dipaparkan oleh Bu Tatik selaku Bu Nurul Syamsiyah selaku penggagas ide
bendahara BUMDes bahwa pendampingan pembuatan krecek dan pelaku pembuatan
dilakukan oleh pendamping desa. Hal tersebut krecek. Beliau mengatakan bahwa saat beliau
dilakukan karena memang progam yang ada menjalin kerjasama dengan BUMDes,
baru di bentuk lebih kurang 2 tahun. Sehingga pembuatan krecek menjadi lebih mudah dengan
belum memerlukan pendampingan ekstra. bantuan dana dan alat yang diberikan oleh
Dalam proses pendampingan berlangsung, BUMDes. Selain bantuan tersebut, dengan
masyarakat diikutkan membuat laporan adanya sosialisasi yang di adakan oleh pihak
berkaitan dengan program yang dijalankan. BUMDes juga membantu beliau untuk
Kemudian dilaksanakan pertimbangan guna mengetahui kandungan apa saja yang
mengetahui kesulitan dan hambatan yang terkandung dalam singkong atau ketela. Hal
muncul serta melaksanakan perbaikan dengan tersebut kurang sesuai dengan salah satu prinsip
dukungan pendamping. Seperti yang dilakukan pemberdayaan yang di utarakan oleh Dahama
Pak Arif selaku pendamping desa yakni dan Bhatnagar dalam Mardikanto (2010) yaitu

6
belajar sambil bekerja yang artinya masyarakat desa. Partisipasi masyarakat bisa
pemberdayaan tidak hanya memberikan tumbuh ketika masyarakat merasa
informasi, namun harus menyodorkan membutuhkan dan mempesepsi bahwa aktivitas
kesempatan masyarakat untuk mendapatkan pengadaan beberapa program oleh BUMDes
keahlian melalui kegiatan masyarakat secara ialah yang mereka butuhkan, bukan yang
riil. Jadi selain diadakan sosialisasi juga dibutuhkan oleh kepala desa maupun perangkat
diadakan pelatihan seperti pelatihan pembuatan desa.
krecek dan bisa ditambah beberapa penjelasan 3. Keswadayaan atau Kemandirian
yang mudah dipahami mengenai pemasaran Prinsip keswadayaan adalah
untuk UMKM pembuatan krecek. menghormati serta mengedepankan keahlian
Pada program peternakan juga sama – masyarakat dibandingkan dukungan orang lain.
sama sudah diadakan sosialisasi mengenai jenis Struktur ini tidak memandang orang miskin
kambing dan pakan apa yang sesuai dengan sebagai sasaran yang tidak berkemampuan “the
setiap jenis kambing yang ada. Namun selain have not”, melainkan sebagai subjek yang
teori, masyarakat akan lebih mudah jika mempunyai sedikit keahlian “the have little”.
langsung dilakukan pelatihan pembuatan pakan Upaya untuk mengurangi permasalahan
untuk kambing yang akan digunakan pada kemiskinan melalui pendekatan bottom up
program peternakan. Sedangkan untuk program yakni dengan pemberdayaan masyarakat.
UMKM pembuatan krecek bisa diadakan Karena dalam proses berjalannya
pelatihan mengenai pemasaran secara online pemberdayaan tersebut masyarakat ditetapkan
pada masyarakat, sehingga proses penjualan sebagai aktor penting yang wajib mempunyai
akan berjalan mudah. Kegiatan pelatihan itu kemandirian. Hal tersebut sesuai dengan fakta
sendiri bertujuan untuk memperkuat kapasitas di Desa Kepel yang memiliki beberapa
masyarakat yang diberdayakan. Seperti apa program, yang mana program – pogram tersebut
yang telah dipaparkan oleh Nawangsari berawal dari saran atau usulan masyarakat.
(2016:14) bahwa pelatihan dan motivasi Berdasarkan hasil dan pemaparan Bu Tatik
kewirausahaan juga dilakukan dalam bentuk selaku Bendahara BUMDes dan Kepala Desa
meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan memaparkan bahwa memang beberapa program
usaha, sehingga penting diadakannya pelatihan yang dikelola atau dibawah naungan BUMDes
dan pemberian motivasi kepada pengelola hampir keseluruhan adalah usulan dari
UMKM. Dari beberapa penjelasan tersebut, hal masyarakat desa. Saran atau usulan masyarakat
yang harus diketahui adalah bentuk patisipasi muncul ketika desa mengadakan MusDes.
yang telah dilakukan oleh pihak BUMDes Dimana kegiatan MusDes sendiri di adakan
dalam menciptakan peluang kerja bagi warga setiap satu tahun sekali. MusDes merupakan
yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan salah satu forum yang digunakan untuk
menciptakan peluang masyarakat dalam mengutarakan usul, pendapat, maupun saran
berusaha. Namun ternyata, partisipasi yang yang berhubungan dengan desa oleh
dilakukan oleh BUMDes belum menumbuhkan masyarakat. Hampir seluruh usulan atau
partisipasi masyarakat untuk mengikuti pendapat yang di sampaikan bertujuan untuk
program – program yang ada. Terbukti dari mengurangi tingkat pengangguran, menambah
pemaparan Kepala Desa bahwa partisipasi penghasilan untuk masyarakat desa sendiri, dan
masyarakat dalam hal ini masih minim. menambah pengetahuan masyarakat tentang
Hasil observasi peneliti yakni pemikiran berwirausaha. Meirinawati, dkk (2018:4)
masyarakat yang masih kurang percaya, dengan berpendapat bahwa proses pemberdayaan
mengikuti program tersebut akan menambah masyarakat ialah sebuah cara yang dilakukan
penghasilan mereka. Sehingga masyarakat untuk memfasilitasi masyarakat lokal dalam
kurang berminat mengikuti program yang ada. perencanaan, memutuskan dan mengelola
Pendapat tersebut sama halnya seperti yang sumber daya lokal.
dikatakan oleh Agunggunanto dkk,. (2016:77) Masyarakat mempunyai kemampuan
program BUMDes tidak berjalan dengan baik untuk menambah pengetahuan mengenai
karena keterbatasan SDM dalam melaksanakan hambatan – hambatan bisnisnya, memahami
BUMDes serta kurangnya pengetahuan keadaan lingkungannya, mempunyai pekerja

7
dan keinginan serta mempunyai asas Hasil observasi menurut peneliti yakni
kemasyarakatan yang telah lama dipatuhi. masyarakat yang memiliki norma – norma
Pemaparan tersebut sejalan dengan apa yang bermasyarakat akan mampu menerapkan norma
dikemukakan oleh Perdana (dalam Pranoto dan tersebut dalam kehidupannya. Seperti Bu Nurul
Yusuf 2014) bahwa kemandirian masyarakat yang mampu mengatasi kendala dalam
ialah suatu keadaan yang dialami masyarakat usahanya dengan mempekerjakan orang – orang
yang ditandai dengan mampu terdekat yang membutuhkan pekerjaan untuk
mempertimbangkan, memutuskan dan mengisi waktu luang mereka. Pemaparan
mengerjakan sesuatu yang dilihat tepat untuk tersebut dapat dikatakan bahwa Bu Nurul
menggapai pemecahan persoalan yang dihadapi mengetahui bagaimana kondisi lingkungannya
dengan mempergunakan keahlian yang dimiliki sehingga mempekerjakan tetangga untuk
Seluruhnya wajib digali dan dijadikan basic mengurangi tingkat pengangguran. Zuliyah
bagi sistem pemberdayaan. Adapun (2010:154) mengemukakan bahwa terwujudnya
dokumentasi terkait proses pemberdayaan pada kemandirian dimulai dari partisipan, masyarakat
program pembuatan krecek: akan termotivasi untuk ikut serta jika mereka
paham akan keuntungan yang didapat dari suatu
program untuk meningkatkan ketentraman
Gambar 3.1
hidupnya.
Mengupas ketela
Dukungan yang bersifat materiil dari
pihak lain perlu dilihat sebagai penopang,
sehingga pemberian dukungan tidak justru
melemahkan jenjang kemandirian. Bantuan
tersebut dapat berupa tambahan dana sponsor,
atau kerjasama untuk memasarkan hasil
produksi mereka. Bantuan yang dilakukan oleh
BUMDes Mawar Desa Kepel yaitu
mengundang pihak dari dinas – dinas yang
terkait dengan program yang ada untuk
melakukan sosialisasi atau pengenalan dan
tambahan pengetahuan mengenai program yang
ada.
Kemandirian yakni suatu niat serta itikad
yang beroperasi mulai dari mengenal hingga
menyadari keberadaan manusia sebagai
Sumber : Dokumentasi peneliti 2019. individu, ataupun kelompok masyarakat yang
mengetahui lingkungan tempat mereka tinggal.
Dari gambar di atas terlihat ada 2 orang sedang Penduduk desa baik sebagai perorangan
mengupas ketela yang merupakan bahan baku ataupun kelompok wajib mengerti makna pokok
krecek. Kedua orang tersebut merupakan dan kegunaan untuk pengembangan diri,
tetangga Bu Nurul selaku penggagas program dengan memanfaatkan potensi yang ada pada
pembuatan krecek. Hal tersebut diperkuat diri ataupun lingkungannya, sehingga bisa
dengan hasil wawancara peneliti dengan Bu menumbuhkan mutu kehidupan yang terjamin.
Nurul: Namun masyarakat Desa Kepel belum
sepenuhnya mempunyai pemikiran seperti itu.
“dari pada saya bingung cari orang BUMDes Mawar di Desa Kepel bisa dikatakan
untuk membantu saya untuk membuat sudah mandiri dalam pengadaan suatu program
krecek, ya saya mengajak beberapa yang memang hampir seluruh program adalah
tetangga saja untuk membantu mbak. usulan dari masyarakat. Namun program –
Selain membantu mengurangi program yang ada belum sepenuhnya mandiri,
pengangguran juga bisa membantu terbukti dari kerjasama yang dilakukan oleh
mereka untuk menambah penghasilan BUMDes dalam hal pakan untuk ternak.
setiap harinya”. Dengan adanya sosialisai, diharapkan pada

8
program peternakan mampu membuat pakan anggota sekarang ada 2 kelompok dengan 3
sendiri. Sehingga tidak perlu mengeluarkan orang anggota setiap kelompok. Dengan begitu
banyak dana untuk program peternakan, dan program ini bisa berlanjut sesuai dengan apa
dana yang biasanya digunakan untuk membeli yang diharapkan oleh masyarakat.
pakan bisa digunakan untuk memperbaiki Pemberdayaan masyarakat merupakan
program lain yang mungkin kurang dalam hal salah satu usaha terstruktur yang mana dalam
pendanaan. hal ini beraneka aspek terlibat baik pemerintah
Hasil observasi peneliti yakni kurangnya desa ataupun lembaga yang mengelompokkan
pemanfaatan dengan cara individu pada sumber masyarakat dan keikutsertaan masyarakat yang
daya yang telah ada dibandingkan bergantung akan dikembangkan. Ketika masyarakat tak
pada dukungan luar. Program yang telah terlibat dalam usaha pemberdayaan, maka besar
diadakan oleh BUMDes, di upayakan agar kemungkinan akan mendapatkan hambatan dan
masyarakat mampu mengidentifikasikan serta mungkin berujung kegagalan. Keikutsertaan
memanfaatkan sumber daya yang ada dengan masyarakaat dalam usaha tersebut tidak bisa
semaksimal mungkin. Jadi pada kesimpulannya diremehkan, karena masyarakat lebih mengerti
pengelolaan bisa diserahkan kepada masyarakat kondisi lingkungannya dibanding orang lain.
yang sudah ahli menempatkan diri untuk Namun tidak jarang keikutsertaan dimaksud
mengatasi masalah yang dihadapi. Hal tersebut hanya sebatas pada masyarakat sebagai objek.
diperkuat dengan apa yang dikemukakan oleh Sejatinya masyarakatlah yang wajib diutamakan
Kirowati dan Setia (2018:19) bahwa sebuah sebagai subjek dalam garis kepengurusannya.
organisasi bisa mencapai tujuan dan Hal tersebut yang sangat berkaitan dengan
kegiataannya jika organisasi tersebut mampu keberlanjutan pemberdayaan masyarakat
untuk mendapatkan dan memanfaatkan sumber melalui pemberdayaan masyarakat. Pada
daya yang ada di sekitarnya. BUMDes Mawar di Desa Kepel, keterlibatan
4. Berkelanjutan masyarakat dalam pemberdayaan dijadikan
Program pemberdayaan butuh sebagai subjek. Hal tersebut terbukti dari
direncanakan untuk berkelanjutan, meskipun pengadaan beberapa program yang ada
pada dasarnya peran pendamping lebih dominan merupakan usulan dari masyarakat desa sendiri.
diripada masyarakat sendiri. Tapi secara Dari beberapa usulan yang ada, BUMDes
perlahan dan pasti, peran pendamping akan memilih beberapa program yang memang
tambah berkurang, bahkan akhirnya sesuai dengan kondisi pendanaan maupun
dihapuskan, karena masyarakat telah bisa kondisi lingkungan di Desa Kepel. Adanya
mengelola kegiatannya sendiri. Seperti program usulan tersebut sesuai dengan teori
UMKM pembuatan krecek di Desa Kepel yang keberlanjutan bahwa adanya pemberdayaan
di fasilitasi alat oven oleh BUMDes agar masyarakat yang berkelanjutan, tentu saja
mempercepat proses pembuatan krecek. Dengan menjadikan masyarakat mempunya keahlian
pengolahan yang cepat otomatis dapat tersendiri dalam menangani kegiatan sosialnya.
menambah produksi yang semula setiap Nursetiawan (2018:79-80)
pembuatan hanya menggunakan 5kg ketela mengemukakan bahwa “kapasitas sosial yang
dapat bertambah. berpusat pada ketersediaannya pekerja yang
Selain program UMKM pembuatan bersumber dari masyarakat pedesaan yang
krecek, warga lebih berharap program memiliki ketrampilan dan kompetensi di
peternakan dapat berlanjut. Karena dengan berberapa sektor, jadi dapat dilaksanakan
begitu dapat mengurangi warga yang pemberdayaan dan keikutsertaan masyarakat
melakukan ternak ayam yang menimbulkan oleh BUMDes guna melahirkan pekerjaan baru.
dampak negatif di antaranya menggganggu Kapasitas SDM sebagai faktor penopang dalam
pengguna jalan atas bau yang ditimbulkan dari pemeliharaan BUMDes ke arah professional,
kotoran ayam tersebut dan pembuatan kandang oleh karenanya BUMDes bisa menjadi lembaga
di pinggir jalan yang merusak pemandangan. usaha yang berguna, kreatif, inovatif, adaptif
Program peternakan yang sudah dilaksanakan 2 dan akuntabel”. Sementara itu, masyarakat
tahun terakhir sudah mengalami kenaikan, yang ingin memperoleh manfaat atau kontribusi dari
awalnya diikuti oleh satu kelompok dengan tiga adanya BUMDes ini. Keikutsertaan tersebut

9
lebih dominan terpaut dengan program yang Sehingga dalam hal ini BUMDes Mawar belum
bersifat pemberdayaan, dengan kata lain bias dikatakan mandiri.
kedepannya mereka dapat menaikkan Prinsip terakhir adalah berkelanjutan,
kesejahteraan secara terus menerus. Pemaparan bertambahnya jumlah masyarakat yang mengikuti
diatas diperkuat dengan pendapat Muryanti program peternakan dari satu kelompok menjadi
(2020:179) bahwa peningkatan pembangunan dua kelompok, yang mana setiap kelompok terdiri
desa mampu mempengaruhi berkurangnya dari tiga anggota dengan ternak yang di awal
aktivitas migrasi dari desa ke kota karena program berjumlah 20 ekor sekarang menjadi 50
adanya lapangan pekerjaan yang mampu sampai 100 ekor setiap pembelian. Peningkatan
memikat minat masyarakat desa. Selain itu juga yang terjadi pada program peternakan tersebut
dapat meningkatkan kualitas SDM desa dan diharapkan mampu memotivasi masyarakat lain
mampu mengembangkan kreativitas dalam untuk mengikuti program yang diadakan oleh
beraneka usaha. BUMDes.

KESIMPULAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian pemberdayaan Bersumber dari pemaparan hasil penelitian, bahwa
masyarakat melalui Badan Usaha Milik Desa peneliti merekomendasikan sebagian saran yang
(BUMDes) Mawar didesa Kepel dapat dilihat bisa digunakan agar pemberdayaan yang
menggunakan empat dasar pemberdayaan yakni dilaksanakan melalui Badan Usaha Milik Desa
prinsip kesetaraan, partisipasi, keswadayaan atau nantinya menjadi baik:
kemandirian, dan keberlanjutan. 1. Prinsip partisipasi, pihak BUMDes sebaiknya
Prinsip pertama adalah kesetaraan, dimana mendirikan UMKM yang dapat menampung
BUMDes Mawar melaksanakan prinsip tersebut hasil olahan krecek dari warga desa, sehingga
dengan tidak membedakan gender ataupun warga desa dapat langsung mendapat upah dari
golongan. Seperti pengadaan sosialisasi yang olahan tersebut. Selain itu pihak BUMDes
dilakukan BUMDes. Seluruh masyarakat yang mengajarkan pemasaran krecek olahan warga
berminat, bisa mengikuti program dan sosialisasi agar warga tergerak untuk mengolah ketela
yang ada tanpa persyaratan yang khusus. menjadi krecek.
Sosialisasi yang diadakan tergolong minim. 2. Pada prinsip keswadayaan atau kemandirian,
Minimnya sosialisasi tersebut karena ada beberapa pihak BUMDes mengadakan pelatihan
anggota BUMDes yang merangkap kerja. Sehingga pembuatan pakan pada program peternakan.
anggota BUMDes kurang bisa membagi waktunya. 3. Pada prinsip berkelanjutan, pihak BUMDes
Selain tidak adanya persyaratan khusus, BUMDes sebaiknya mewajibkan minimal 2 orang
Mawar juga menunjuk anggota BUMDes sendiri perwakilan tiap RT untuk mengolah ketela
sebagai penanggungjawab program sehingga menjadi krecek dan diberi waktu final untuk
mudah untuk melakukan koordinasi. mengumpulkan olahan krecek tersebut. Dan
Prinsip kedua adalah partisipasi, BUMDes untuk program peternakan, pihak BUMDes
Mawar melaksanakan prinsip ini dengan pengadaan mewajibkan setiap warga yang memiliki
pendampingan pada program yang ada. Selain itu kambing untuk mengikuti program peternakan.
BUMDes Mawar juga memberikan modal dan 4. Peranan perangkat Desa Kepel untuk tidak
bantuan alat untuk UMKM pembuatan krecek serta bosan memberikan nasehat kepada masyarakat
menyediakan ternak, kandang dan pakan untuk dalam hal keikutsertaan masyarakat dalam
program peternakan. program peternakan dan UMKM pembuatan
Prinsip ketiga adalah keswadayaan atau krecek.
kemandirian, dimana BUMDes Mawar
melaksanakan prinsip ini dengan memberikan Ucapan Terima Kasih
masyarakat hak suara untuk mengadakan program Peneliti mengucapkan terima kasih yang setulus -
apa yang sesuai dengan kondisi dan potensi yang tulusnya kepada pihak – pihak yang berkontribusi
ada di Desa Kepel. BUMDes Mawar juga dalam penulisan jurnal ini, diantaranya :
melakukan kerjasama dengan pihak ketiga dalam
mengadakan pakan untuk program peternakan. a. Para dosen S1 Ilu Administrasi Negara
FISH UNESA.

10
b. Muhammad Farid Ma’ruf S.Sos., M.AP. AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi), 3(1),
selaku dosen pembimbing. 15-24.
c. Dra. Meirinawati, M.AP. dan Eva Hany Nardin, Y. (2019). Kebijakan Pemerintah Desa
Fanida, S.AP., M.AP. selaku dosen dalam Pemberdayaan Masyarakat pada
penguji. Program BUMDes. JISIP: Jurnal Ilmu Sosial
d. Muhammad Farid Ma’ruf S.Sos., M.AP. dan Ilmu Politik, 8(3), 140-145.
yang telah membimbing dan menelaah Nawangsari, E. R. (2016). Analisis Program
jurnal yang ditulis peneliti. Pemberdayaan Masyarakat Pada Usaha
e. Pemerintah Desa Kepel, Pengurus Menengah Kecil Dan Mikro (UMKM) (Studi di
BUMDes Mawar, dan masyarakat Desa UMKM Pengrajin Batik Kampoeng Jetis dan
Pengrajin Koperasi Intako Tanggulangin
Kepel yang membantu proses penelitian.
Sidoarjo). JPSI (Journal of Public Sector
f. Dan pihak – pihak lainnya yang Innovations), 1(1), 12-16.
memberikan dukungan moral maupun
material kepada peneliti sehingga Nisa Efendi, Khoirun; Farid Maruf, Muhammad.
Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes
penulisan jurnal ini dapat terselesaikan.
Podho Joyo) sebagai Lembaga Ekonomi Desa
di Desa Sukorejo Kecamatan Sidayu Kabupaten
DAFTAR PUSTAKA Gresik. Publika, 2019, 7.2.
Depdiknas. 2007. Buku Panduan Pendirian dan Nursetiawan, Irfan. 2018. Strategi Pengembangan
Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa Desa Mandiri melalui Inovasi BUMDes.
(BUMDes). PP RPDN. Fakultas Ekonomi MODERAT: Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan,
Universitas Brawijaya. 4(2), 72-81.
Najiyati, S., Agus, I Nyoman N. Suryadiputra. Meirinawati, I. P., & Pradana, G. W. (2018).
2005. Pemberdayaan Masyarakat di Lahan Strategi Community Development Based on
Gambut. Proyek Climate Change, Forest and Local Resources. In J. Phys. Conf. Ser (Vol.
Peatlands Indonesia. Wetlands International – 953, No. 1, pp. 1-5).
Indonesia Programme dan Wildlife Habitat
Canada. Bogor. Perdana, F. R. (2019). Pemberdayaan Berbasis
Partisipasi Masyarakat melalui Program
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kampung Rumah Anak di Badran Kota
Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfahabet. Yogyakarta. Jurnal Pemberdayaan Masyarakat:
Adedokun, M. O., Adeyamo, C. W., & Olorunsola, Media Pemikiran dan Dakwah Pembangunan,
E. O. (2010). The Impact of Communication on 3(1), 161-188.
Community Development. Journal of Srirejeki, K. (2018). Empowering the Role of
Communication, 1(2), 101-105. Village Owned Enterprises (BUMDes) for
Agunggunanto, E. Y., Arianti, F., Kushartono, E. Rural Development: Case of Indonesia. Jurnal
W., & Darwanto, D. (2016). Pengembangan Akuntansi, Manajemen dan Ekonomi. 20(1), 5-
Desa Mandiri melalui Pengelolaan Badan 10.
Usaha Milik Desa (BUMDes). Jurnal Dinamika Tukiman, T., Rosida, R., & Andarini, S. (2018).
Ekonomi & Bisnis, 13(1). Pemberdayaan Perempuan Nelayan dalam
Anggraeni, M. R. R S. (2017). Peranan Badan Pengembangan Usaha Nugget Kerang Desa
Usaha Milik Desa (BUMDes) pada Bluru Kidul Kecamatan Sidoarjo Kabupaten
Kesejahteraan Masyarakat Pedesaan Studi Sidoarjo. JPSI (Journal of Public Sector
pada BUMDes di Gunung Kidul Yogyakarta. Innovations), 2(2), 51-55.
28(2), 155-167. Zuliyah, Siti. 2010. Startegi Pemberdayaan
Darwita, I. K., & Redana, D. N. (2018). Peranan Masyarakat Desa dalam Menunjang
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam Pembangunan Daerah. Journal of Rural and
Pemberdayaan Masyarakat Dan Development, 1(2).
Penanggulangan Pengangguran Di Desa Peraturan Bupati Nomor 59 Tahun 2009 Tentang
Tejakula Kecamatan Tejakula Kabupaten Tata Cara Pemberian dan Pertanggungjawaban
Buleleng. Locus, 9(1). Bantuan Keuangan untuk Stimulan Modal
Kirowati, D., & Dwi Setia, L. (2018). kepada BUMDes Kabupaten Nganjuk.
Pengembangan Desa Mandiri melalui BUMDes
dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat Desa (Studi Kasus: Desa Temboro
Kecamatan Karas Kabupaten Magetan. Jurnal

11
12

Anda mungkin juga menyukai