Anda di halaman 1dari 75

LAPORAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI PENATALAKSANAAN PASIEN HIPERTENSI


DI UPTD PUSKESMAS BETUNG

Oleh:
dr. MITHA YUNIATY
NIP. 199106262020122013

Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III


Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
Angkatan XLIX
NDH: 06

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI PENATALAKSANAAN PASIEN HIPERTENSI


DI UPTD PUSKESMAS BETUNG

dr. MITHA YUNIATY


NIP. 199106262020122013
NDH: 06

Telah diseminarkan dan disetujui pada :


Hari/Tanggal : Kamis / 12 Agustus 2021
Tempat : BKPSDM Kabupaten OKU Timur

COACH MENTOR

Dra. RATNA HUSTATI, M.Si MEGAWATI, SKM, MM


Widyaiswara Ahli Utama Pembina/IV.a NIP.
NIP. 196011061989032005 196512251986032013
Diketahui/Disetujui oleh:
An. Kepala BKPSDM Kabupaten OKU Timur
Kepala Bidang Pengembangan Kompetensi dan Aparatur

CHANDRA SAPUTRA, S.H., M.M.


Penata Tk. I / III d
NIP. 198509082009041002
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI PENATALAKSANAAN PASIEN HIPERTENSI


DI UPTD PUSKESMAS BETUNG

dr. MITHA YUNIATY


NIP. 199106262020122013
NDH: 06

Telah diseminarkan dan disahkan pada :


Hari/Tanggal : Kamis / 12 Agustus 2021
Tempat : BKPSDM Kabupaten OKU Timur

COACH PENGUJI

Dra. RATNA HUSTATI, M.Si H. SUTIKMAN, S.Pd, MM


Widyaiswara Ahli Utama Pembina Utama Muda
NIP. 196011061989032005 NIP. 196806121997031003
Diketahui/Disetujui oleh:
Kepala BPSDMD
Provinsi Sumatera Selatan

Hj. TARBIYAH, S.Pd., M.M


Pembina Utama Madya
NIP. 196410131984062001
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan aktualisasi ini dengan judul “Optimalisasi
Penatalaksanaan Pasien Penyakit Hipertensi di UPTD Puskesmas Betung"
yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan dan
pelatihan dasar (Latsar) CPNS Kabupaten OKU Timur tahun 2021.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan
aktualisasi ini, khususnya kepada:
1. Ibu Megawati,SKM, M.M, selaku Kepala UPTD Puskesmas Betung
yang sekaligus mentor dalam penyusunan laporan rancangan
aktualisasi ini.
2. Ibu Dra. Ratna Hustati, M.Si selaku coach dalam penyusunan
rancangan aktualisasi ini.
3. Bapak dan Ibu Widyaiswara yang telah memberikan materi dengan
tulus dan semangat selama pendidikan dan pelatihan.
4. Panita Pelatihan Dasar CPNS yang telah memberikan bantuan
dalam menyelesaikan laporan ini.
5. Orang tua, dan keluarga yang senantiasa memberikan doa dan
dukungan terbaik.
6. Teman-teman seperjuangan di latsar golongan III angkatan XVI di
Kabupaten OKU Timur.

Penulis menyadari bahwa laporan aktualisasi ini masih banyak


kekurangan, maka dari itu kritik dan saran yang membangun selalu penulis
harapkan agar rancangan aktualisasi ini jauh lebih baik. Semoga laporan
aktualisasi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang
berkepentingan.

OKU Timur, 09 Agustus 2021

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................... iii
KATA PENGANTAR............................................................................. iv
DAFTAR ISI............................................................................................ v
DAFTAR TABEL................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................ viii
DAFTAR BAGAN................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................... 1
B. Tujuan dan Manfaat............................................................ 4
C. Ruang Lingkup.................................................................... 5

BAB II RANCANGAN AKTUALISASI (HABITUASI)........................... 6


A. Deskripsi Organisasi........................................................... 6
1. Profil Organisasi............................................................ 6
2. Visi, Misi, Motto, dan Nilai-Nilai Organisasi................ 10
3. Tugas Pokok dan FungsiDokter Umum...................... 10
B. Deskripsi Isu/Situasi Problematik...................................... 11
C. Analisis Isu........................................................................ 17
D. Argumentasi terhadap Core Issue Terpilih....................... 20
E. Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS............................................ 21
F. Matrik Rancangan............................................................. 39
G. Jadwal Kegiatan................................................................ 67
H. Kendala dan Antisipasi..................................................... 69
BAB III PELAKSANAAN AKTUALISASI ........................................... 70
A. Pendalaman Core Issue Terpilih..................................... 71
B. Capaian Kegiatan Habituasi.......................................... 105
BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI..................................108
A. KESIMPULAN..................................................................108
B. REKOMENDASI................................................................109
DAFTAR REFERENSI........................................................................110
LAMPIRAN..........................................................................................112
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Deskripsi Isu/ Kondisi Unit Kerja................................................... 16


2. Bobot Penetapan Kriteria Kualitas ISUAKPK................................ 18
3. Tabel Analisis Isu MenggunakanAKPK........................................ 19
4. Tabel Matrik Rancangan............................................................... 41
5. Jadwal Kegiatan............................................................................ 67
6. Kendala dan Antisipasi.................................................................. 69
7. Capaian Kegiatan Habituasi........................................................... 106
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Gambar UPTD Puskesmas Betung............................................... 6


2. Gambar Konsultasi dengan Kepala Puskesmas Betung............. 74
3. Gambar Melakukan pengukuran tekanan darah......................... 77
4. Gambar Konsultasi desain leaflet dan poster padamentor.......... 80
5. Gambar Membagikan leaflet kepada pasien............................... 81
6. Gambar Membagikan leaflet kepada PenanggungJawab
Program Lansia dan Petugas Posyandu lansia............................. 82
7. Gambar Membagikan Leaflet kepada Penanggung Jawab
Program Penyakit Tidak menular (PTM) Hipertensi...................... 82
8. Gambar Memberikan Leaflet kepada Perawat Desa untuk
Dibagikan kepada Pasien Hipertensi di Desa Tempat Bertugas . 83
9. Gambar Perawat Desa Ikut Membagikan Leaflet Kepada
Pasien Hipertensi di Desa Tempat Bertugas................................. 83
10. Gambar Leaflet Ditempatkan Kantong Leaflet.............................. 84
11. Gambar Poster Ditempel di Papan Pengumuman
Puskesmas .................................................................................... 84
12. Gambar Poster Diletakkan di Ruang Poli Umum.......................... 85
13. Gambar Standing Banner Diletakkan di
Ruang Tunggu Pasien .................................................................. 85
14. Gambar Screenshot Video Edukasi tentang
Penyakit Hipertensi........................................................................ 88
15. Gambar Pemanfaatan Media Elektronik (TV) di Ruang Tunggu
Pasien untuk Menampilkan Video Edukasi Pasien Hipertensi.... 88
16. Gambar Penyuluhan di Posyandu Lansia Cinta Warga
Desa Sukanegeri ........................................................................... 92
17. Gambar Sesi Tanya Jawab dan Pemberian Reward kepada Peserta
Penyuluhan di Posyandu Lansia Cinta Warga
Desa Sukanegeri............................................................................ 92
18. Gambar Penyuluhan di Posyandu Lansia Nusa Indah
Desa Kangkung.............................................................................. 93
19. Gambar Sesi Tanya Jawab dan Pemberian Reward kepada Peserta
Penyuluhan di Posyandu Lansia Nusa Indah
Desa Kangkung.............................................................................. 93
20. Gambar Penyuluhan di Posyandu Lansia Rafflesia
Desa Adumanis.............................................................................. 94
21. Gambar Sesi Tanya Jawab dan Pemberian Reward kepada Peserta
Penyuluhan di Posyandu Lansia Rafflesia
Desa Adumanis.............................................................................. 94
22. Gambar Penyuluhan di Posyandu Remaja Desa Kangkung...... 95
23. Gambar Sesi Tanya Jawab dan Pemberian Reward kepada
Peserta Penyuluhan di Posyandu Remaja Desa Kangkung ........ 95
24. Gambar Perawat Desa Ikut Terlibat dalam Kegiatan Penyuluhan
Penyakit Hipertensi di Posyandu Lansia
dan Remaja.................................................................................... 96
25. Gambar Melakukan PengukuranTekanan Darah.......................100
26. Gambar Melakukan PengukuranBerat Badan...........................100
27. Gambar Melakukan PengukuranTinggi Badan..........................101
28. Gambar Melakukan Pelayanan Medis Rawat Jalan
Pasien Hipertensi di Poli Umum...................................................101
29. Gambar Melakukan Kunjungan ke Rumah Pasien Hipertensi
Bersama dengan Perawat Desa...................................................104
30. Gambar Melakukan Evaluasi Hasil Aktualisasi dengan Mentor... 104
DAFTAR BAGAN

Halaman

1. Bagan Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Betung.................... 9


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peraturan mengenai Pegawai Negeri Sipil (PNS) saat ini diatur
dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(ASN). ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai
Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi
pemerintah. Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 telah dijelaskan
bahwa instansi pemerintahan diwajibkan untuk memberikan Pendidikan
dan Pelatihan Dasar (Latsar) bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor
1 Tahun 2021 mengatur tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil ( Latsar CPNS ). Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar
CPNS) ini adalah pendidikan dan pelatihan dalam masa prajabatan yang
dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran,
semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter
kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang. Tujuan dari pelatihan dasar
CPNS adalah untuk mengembangkan kompetensi CPNS yang dilakukan
secara terintegrasi. Kompetensi diukur berdasarkan kemampuan
menunjukkan sikap perilaku bela negara, mengaktualisasikan nilai-nilai
dasar ASN dalam pelaksanaan tugas jabatannya, mengaktualisasikan
kedudukan dan peran ASN dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan menunjukkan penguasaan kompetensi teknis yang
dibutuhkan sesuai dengan bidang tugas.
Pelatihan ini memadukan pembelajaran di tempat pelatihan dan di
tempat kerja, yang memungkinkan peserta untuk mampu
menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktualisasikan, serta
membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi), dan merasakan manfaatnya,
sehingga tercermin dalam dirinya sebagai karakter ASN yang profesional.

1
ASN yang profesional yaitu ASN yang mampu memenuhi standar
kompetensi dan melaksanakan tugas jabatannya secara efektif dan efisien.
Sesuai dengan UU No 5 Tahun 2014 tentang ASN, bahwa menjadi ASN
harus memiliki sikap profesional yang tercemin dari nilai-nilai Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA)
yang tidak hanya dipahami sebagai sekedar nilai tetapi juga harus
mengaktualisasikannya pada setiap perkataan, tindakan, dan perilaku
ketika melaksanakan tugas dan fungsinya di unit kerja masing- masing.
ASN tenaga kesehatan merupakan pelayan publik dalam pelayanan
di bidang kesehatan. Oleh karena itu, penulis memfokuskan laporan
aktualisasi dari isu prioritas di bidang kesehatan. Dalam Peraturan
Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
(SKN), disebutkan bahwa penelitian dan pengembangan bidang kesehatan
merupakan salah satu komponen penting dalam program pembangunan
nasional yang harus terus diperkuat untuk menjawab tantangan 5 isu
strategis yang menjadi prioritas dalam pembangunan kesehatan 5 tahun ke
depan (2020-2024). Kelima isu utama tersebut telah diidentifikasi dalam
Rakerkesnas (Rapat Kerja Nasional) tahun 2019 yakni penyakit tidak
menular (PTM), angka kematian ibu (AKI), angka kematian neonatal (AKN)
yang masih tinggi, stunting, tuberculosis (TBC), dan sasaran imunisasi
dasar lengkap. Dalam hal ini, Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
sangat berperan penting sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan
tingkat primer untuk membantu menjawab isu tersebut.
Belum optimalnya penanganan dan semakin meningkatnya angka
kejadian penyakit tidak menular (PTM) mendorong penulis untuk
melakukan aktualisasi di instansi penulis yaitu di Puskesmas Betung.
Dalam aktualisasi ini, penulis berusaha mengoptimalkan penatalaksanaan
pada pasien penyakit hipertensi yang berobat di Puskesmas Betung. Hal
ini disebabkan karena penyakit hipertensi adalah penyakit tidak menular
yang paling banyak pada pasien yang berobat di Puskesmas Betung yaitu
58 orang pada bulan Mei 2021 dengan 37 orang (63,7%) memiliki tekanan

2
darah yang tidak terkontrol >140/90mmHg bahkan 14 orang diantaranya
(37,8%) memiliki tekanan darah sistolik >180mmHg.
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik >140mmHg
dan atau tekanan diastolik >90mmHg. Insidensi penyakit hipertensi terus
meningkat setiap tahunnya. Data dari World Health Organization (WHO)
tahun 2015 menunjukkan sekitar 1,13 mliiar orang di dunia menyandang
hipertensi. Pada tahun 2025 diperkirakan akan ada 1,5 miliar orang yang
terkena hipertensi dan diperkirakan setiap tahunnya 9,4 juta orang
meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya. Insidensi penyakit
hipertensi juga meningkat seiring dengan bertambahnya usia yaitu 50-
60% dari orang berusia 60 tahun memiliki tekanan darah >140/90 dan lebih
dari 50% kematian di atas 60 tahun disebabkan oleh penyakit jantung dan
cerebrovascular.
Hipertensi dipengaruhi oleh dua faktor resiko, yaitu faktor resiko
yang tidak dapat diubah dan yang dapat diubah. Faktor resiko yang tidak
dapat diubah seperti usia, jenis kelamin dan riwayat keluarga. Semakin
bertambahnya usia, resiko terkena hipertensi menjadi lebih besar. Pria
memiliki resiko 2,3 kali lebih banyak mengalami peningkatan tekanan
darah sistolik dibandingkan wanita. Akan tetapi, setelah memasuki
menopause, insidensi hipertensi pada wanita semakin meningkat. Dan
setelah usia 65 tahun, akibat faktor hormonal pada wanita kejadian
hipertensi lebih tinggi daripada pria. Untuk faktor resiko yang dapat diubah
yaitu kebiasaan konsumsi garam berlebih, diet tinggi lemak, kurang makan
sayur dan buah, kurang aktivitas fisik, berat badan berlebih, diabetes
mellitus, dislipidemia, merokok, alkohol, konsumsi kopi dan stres.
Hipertensi yang berkepanjangan jika tidak segera ditatalaksana
dengan baik maka dapat merusak pembuluh darah di ginjal, jantung, otak,
serta dapat meningkatkan insiden gagal ginjal, penyakit jantung koroner,
stroke bahkan kematian. Penatalaksaan penyakit hipertensi tidak hanya
dengan upaya kuratif (pengobatan) tetapi juga dengan upaya promotif dan
preventif yaitu dengan memberikan edukasi kepada para pasien yang

3
dapat dilakukan di puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan
primer.
Oleh karena itu, penulis berharap dengan penatalaksanaan yang
optimal pada pasien penyakit hipertensi yang berobat di puskesmas, dapat
berkontribusi dalam upaya mengontrol tekanan darah, menurunkan angka
kejadian penyakit hipertensi dan mencegah timbulnya komplikasi lebih
serius kerusakan pembuluh darah sehingga dapat menurunkan tingkat
morbiditas dan mortalitas akibat penyakit hipertensi.

B. Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan
a) Untuk mengidentifikasi dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN
(nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,
dan Anti korupsi) di UPTD Puskesmas Betung.
b) Untuk mengaktualisasikan peran dan kedudukan ASN dalam NKRI
(Manajemen ASN, Whole Of Goverment dan Pelayanan Publik) di
UPTD Puskesmas Betung.
c) Mampu menganalisis dan mengatasi isu yang terjadi di unit kerja
(UPTD Puskesmas Betung).
d) Untuk mengoptimalkan penatalaksanaan pasien penyakit hipertensi
di UPTD Puskesmas Betung.

2. Manfaat :
a. Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS
1) Mampu menerapkan nilai-nilai dasar profesi ASN (ANEKA)
dalam melaksanakan tugas dan jabatannya.

2) Mampu mewujudkan fungsi ASN sebagai pelayan publik yang


memberikan pelayanan dengan profesional dan berkualitas.
b. Bagi Instansi UPTD Puskesmas Betung
1) Mendukung visi dan misi UPTD Puskesmas Betung.

4
2) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di UPTD Puskesmas
Betung dengan memberikan pelayanan terbaik kepada
masyarakat secara menyeluruh dan berkesinambungan.
c. Bagi masyarakat
1) Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat untuk
berperilaku hidup sehat.
2) Menurunkan prevalensi penyakit hipertensi yang banyak diderita
masyarakat dengan upaya preventif, promotif dan kuratif.
3) Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup aktualisasi dilakukan di UPTD Puskesmas Betung.
Aktualisasi ini akan dilakukan pada tanggal 5 Juli 2021 sampai dengan 9
Agustus 2021. Aktualisasi ini berkenaan dengan optimalisasi
penatalaksanaan pasien penyakit hipertensi yang berobat ke UPTD
Puskesmas Betung melalui penerapan nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, dan Anti korupsi).
Adapun kegiatan - kegiatan yang akan dilakukan antara lain
melakukan konsultasi dan koordinasi dengan mentor, menentukan sasaran
pasien hipertensi, membuat leaflet, poster dan banner tentang penyakit
hipertensi, memanfaatkan media elektronik (TV) untuk menampilkan video
edukasi tentang penyakit hipertensi, melaksanakan kegiatan penyuluhan
penyakit hipertensi di posyandu, melaksanakan pelayanan medis rawat
jalan pada pasien hipertensi di Poli Umum UPTD Puskesmas Betung, dan
mengevaluasi kegiatan aktualisasi.
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI (HABITUASI)

A. Deskripsi Organisasi
1. Profil Organisasi
Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas Betung
terletak di Desa Betung Kecamatan Semendawai Barat Kabupaten

5
OKU Timur. UPTD Puskesmas Betung berdiri sesuai dengan
keputusan INPRES Tahun 1979/1980 meliputi 12 Desa. Dengan luas
wilayah 225 km2 dengan jumlah penduduk 23.370 jiwa dan mempunyai
15 Pos Kesehatan Desa (poskesdes).

Gambar 1. Tampak Depan UPTD Puskesmas Betung

Batas-batas Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Betung, yaitu:


a. Sebelah utara berbatasan dengan wilayah kerja UPTD
Puskesmas Cempaka.
b. Sebelah selatan berbatasan dengan wilayah kerja UPTD
Puskesmas Rasuan.
c. Sebelah timur berbatasan dengan wilayah kerja UPTD Puskesmas
Taraman.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah kerja UPTD Puskesmas


Peninjauan.

UPTD Puskesmas Betung mempunyai 75 Pegawai di antaranya:


1. PNS Berjumlah : 32orang
2. TKS HONDA Berjumlah : 16orang
3. TKS MURNI Berjumlah : 16orang

6
4. BIDAN (PTT) Berjumlah : 11orang

UPTD Puskesmas Betung Mempunyai 75 Pegawai dengan rincian


sebagai berikut:

1. Dokter Umum Berjumlah : 2 orang


2. Dokter Berjumlah : 1 orang
3. Apoteker : 1 orang
4. Kesehatan Masyarakat Berjumlah : 4 orang
5. S1 Keperawatan Berjumlah : 2 orang
6. DIII Keperawatan Berjumlah : 16 orang
7. DIII Keperawatan Gigi Berjumlah : 2 orang
8. DIII Kebidanan Berjumlah : 39 orang
9. DIII Kesling Berjumlah : 2 orang
10. DIII Farmasi Berjumlah : 2 orang
11 . DIII Gizi Berjmlah : 1 orang
12. Non Kesehatan Berjumlah : 3 orang

Fasilitas di UPTD Puskesmas Betung meliputi :

a. Instalasi Gawat Darurat 24 Jam


b. Apotek 24 Jam
c. Rawat Jalan Poli BP

d. Poli TB

e. Poli Gigi

f. Poli Lansia

g. KIA dan KB

h. Rawat Inap

i. Laboratorium

j. Mobil Ambulance

7
Pelayanan di UPTD Puskesmas Betung meliputi :

a. Perawatan Kebidanan

b. Perawatan Pasien Rawat Inap

8
Bagan 1. STRUKTUR ORGANISASI UPTD PUSKESMAS BETUNG

9
2. Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Organisasi UPTD Puskesmas Betung
2.1. Visi
Mewujudkan UPTD Puskesmas Betung sebagai pusat pelayanan
kesehatan yang berkualitas, mandiri dan berkeadilan menuju Kecamatan
Semendawai Barat Sehat.

2.2. Misi
Adapun Misi UPTD Puskesmas Betung adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu, merata,
berkeadilan dan terjangkau.
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan pemberdayaan
masyarakat untuk berprilaku hidup sehat.
3. Meningkatkan tenaga pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
profesional.
4. Meningkatkan kemitraan dengan semua pihak dalam pelayanan menuju
masyarakat sehat.

2.3. Nilai-Nilai Organisasi


Tata nilai UPTD Puskesmas Betung, yaitu:
SIAP
S : Senyum, Sapa, Salam, Sopan, dan Santun
I : Inovatif
A : Adil dalam Pelayanan
P : Pelayanan Prima

3. Tugas Pokok dan Fungsi Dokter di UPTD Puskesmas Betung


3.1. Tugas Pokok
Tugas Pokok Dokter Ahli Pertama sesuai dengan Kepmenpan Nomor
139 Tahun 2003 yaitu:
1. Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan.

1
0
2. Melakukan pelayanan tindakan kegawatdaruratan medis.
3. Melakukan pelayanan medik rawat inap.
4. Melakukan tindakan khusus.
5. Melakukan tindakan spesialistik.
6. Melakukan pelayanan gizi serta kesehatan ibu dan anak.
7. Melakukan pemulihan fisik.
8. Melakukan pemulihan mental.
9. Membuat catatan medik pasien.
10. Melayani atau menerima konsultasi.
11. Melakukan visum et repertum.
12. Melakukan tugas jaga.
13. Menyusun laporan pelaksanaan tugas.
14. Bersama dengan Kepala Puskesmas melaksanakan fungsi manajemen
Puskesmas

3.2. Fungsi
Membantu Kepala Puskesmas dalam melaksanakan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) di wilayah kerja
Puskesmas Betung.

B. Deskripsi Isu/Situasi Problematik di UPTD Puskesmas Betung


Isu, rumor, atau desas-desus adalah sebuah masalah yang belum terpecahkan
yang siap diambil keputusannya. Isu merepresentasikan suatu kesenjangan antara
praktik organisasi dengan harapan-harapan para stakeholder. Berdasarkan definisi
tersebut, isu merupakan suatu hal yang terjadi baik di dalam maupun di luar organisasi
yang apabila tidak ditangani secara baik akan memberikan efek negatif terhadap
organisasi bahkan dapat berlanjut pada tahap krisis.
Ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi dan perlu mendapatkan perhatian dalam
menetapkan isu yang akan diangkat, yaitu kemampuan melakukan:
1. Enviromental Scanning, yaitu peduli terhadap masalah dalam
organisasi dan mampu memetakan hubungan kausalitas.

1
1
2. Problem Solving, mampu mengembangkan dan memilih alternatif, dan mampu
memetakan aktor terkait dan perannya masing-masing.
3. Analysis, mampu berpikir konseptual (mengkaitkan dengan substansi Mata
Pelatihan), mengidentifikasi implikasi/dampak/manfaat dari sebuah pilihan
kebijakan/program/tahapan kegiatan.

Berkaitan dengan aktualisasi ini, sumber isu yang diangkat berasal dari hasil
observasi dan pengalaman penulis selama masa percobaan (CPNS), tugas pokok dan
fungsi (Tupoksi) penulis sebagai dokter, Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), kegiatan
yang diinisiatif oleh penulis melalui persetujuan coach dan mentor, serta penugasan
dari atasan. Kemudian isu yang muncul digunakan untuk meningkatkan kinerja
puskesmas agar dapat memberikan pelayanan yang terbaik.
Berdasarkan landasan teori dan pemahaman substansi tempat kerja, kemudian
penulis menetapkan isu terpilih karena manajemen ASN bertujuan untuk menciptakan
Aparatur Sipil Negara yang bekerja secara profesional, menerapkan nilai-nilai dasar
ANEKA sehingga dapat membantu untuk meningkatkan kualitas menjadi pribadi yang
lebih baik. Isu tersebut di antaranya :

1. Kurang optimalnya cakupan ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Betung.
Air susu ibu eksklusif (ASI eksklusif) merupakan pemberian air susu ibu
tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi. Di tahun 2001, World
Health Organization (WHO) menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan
pertama hidup bayi adalah yang terbaik karena ASI merupakan makanan yang
paling sempurna bagi bayi karena mengandung zat-zat gizi bernilai tinggi yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan syaraf dan otak, serta
memberikan zat-zat kekebalan terhadap beberapa penyakit dan mewujudkan
ikatan emosional antara ibu dan bayinya.

Tercapainya ASI Ekslusif merupakan salah satu indikator keluarga sehat


yang ditetapkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor
HK.02.02/Menkes/52/2015. Akan tetapi, tingkat pemberian ASI Eksklusif di
Indonesia masih rendah. Kurangnya pengetahuan tentang manfaat ASI dan

1
2
gencarnya promosi susu formula membuat banyak ibu gagal menyusui.

2. Belum optimalnya penatalaksanaan pasien penyakit hipertensi di UPTD


Puskesmas Betung.
Penyakit hipertensi adalah penyakit tidak menular yang sangat serius.
Penyakit hipertensi yang berkepanjangan dan tidak terdeteksi serta ditatalaksana
dengan optimal dapat menimbulkan komplikasi merusak pembuluh darah di ginjal,
jantung, otak, serta dapat meningkatkan insiden gagal ginjal, penyakit jantung
koroner dan stroke. Penatalaksanaan pasien penyakit hipertensi yang belum
optimal bisa disebabkan oleh kurangnya edukasi tentang seluk beluk penyakit
hipertensi, pasien belum teratur minum obat, pasien menghentikan pengobatan
sendiri, masih banyak penderita yang lebih memilih menggunakan obat herbal,
jarak ke fasilitas kesehatan yang jauh, kurangnya dukungan anggota keluarga,
penderita yang belum mengetahui bahwa dia menderita hipertensi. Tatalaksana
penyakit hipertensi yang meliputi terapi farmakologis dan non farmakologis yang
optimal berupa kegiatan preventif dan promotif (penyuluhan) diharapkan dapat
menurunkan angka kejadian dan komplikasi dari penyakit hipertensi.

3. Kurangnya edukasi pasien penyakit Diabetes Mellitus untuk berobat teratur


di UPTD Puskesmas Betung.

Diabetes Melitus atau sering dikenal dengan penyakit kencing merupakan


penyakit gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak memproduksi cukup
insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif.
Insulin merupakan hormon yang mengatur keseimbangan kadar gula darah.
Akibatnya, terjadi peningkatan konsentrasi glukosa di dalam darah yang dikenal
sebagai hiperglikemia.

Penderita diabetes harus mendapat pengobatan secara rutin untuk


mencegah terjadinya komplikasi kerusakan berbagai sistem tubuh terutama syaraf
dan pembuluh darah. Masih kurangnya kepatuhan pasien penderita DM dalam
menjalankan pengobatan secara teratur dan minum obat secara rutin terhadap

1
3
penyakitnya, dapat disebabkan oleh banyak faktor antara lain kurangnya
sosialisasi petugas kesehatan sehingga mengakibatkan belum optimalnya
pemahaman masyarakat mengenai dampak dan komplikasi jangka panjang yang
dapat timbul, serta masih rendahnya partisipasi dari masyarakat itu sendiri dalam
melakukan skrining kesehatan di Puskesmas dan Pusat Pelayanan Terpadu
(Posyandu) Lansia.

4. Kurang optimalnya pencapaian target pengobatan ODGJ di wilayah kerja


UPTD Puskesmas Betung.
ODGJ adalah Orang Dengan Gangguan Jiwa yaitu orang yang mengalami
kondisi penyakit gangguan mental atau jiwa yang menggangu keseimbangan
kimiawi dalam otak dan menimbulkan gejala psikosis seperti delusi, halusinasi dan
paranoid. ODGJ dalam kehidupan bermasyarakat masih ada yang diperlakukan
dengan tidak semestinya, seperti dilakukan pemasungan karena sering
mengamuk atau melukai warga sekitarnya.

Ada beberapa gangguan jiwa yang dapat disembuhkan dan ada juga yang
tidak dapat disembuhkan secara total tetapi dengan adanya terapi pengobatan
yang berkelanjutan mampu membuat prilaku yang menyimpang dapat ditekan atau
dihindari. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan terapi
pengobatan yang berkelanjutan. Selain itu, keluarga dan masyarakat juga memiliki
peran yang penting yaitu dengan memberi dukungan dan tidak mendeskriminasi
ODGJ di lingkungan masyarakat, sehingga ODGJ memiliki rasa tidak diasingkan
dan mampu bersosialisasi kembali.

5. Kurangnya edukasi pasien TB paru dalam menjalani pengobatan rutin di


UPTD Puskesmas Betung
Tuberkulosis (TBC) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan
oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang berbagai organ
terutama paru-paru. Penyakit ini bila tidak diobati atau pengobatannya tidak tuntas
maka dapat menimbulkan berbagai macam komplikasi. Angka keberhasilan
penanggulangan TB menurut Kementrian Kesehatan adalah jumlah semua kasus
TBC yang sembuh dan pengobatan lengkap, di antara semua kasus TBC yang
1
4
diobati dan dilaporkan.

Indonesia menempati urutan ketiga terbanyak kasus TBC di dunia.


Pengetahuan masyarakat yang kurang mengenai bahaya penularan dan gejala
penyakit TBC serta kepatuhan pengobatan menjadi penyebab masih tingginya
kasus TBC di Indonesia. Penyakit ini bisa dicegah salah satunya dengan
pemeberian edukasi tentang penyakit TB melalui gerakan Temukan Obati Sampai
Sembuh (TOSS) TB.

1
5
Adapun kelima permasalahan tersebut secara rinngkas dijelaskan
pada tabel dibawah ini :
No. Identifikasi Isu/ Kondisi ideal Keterkaitan Identifikasi Akar
Kondisi Sekarang dengan Materi permasalahan
1. Kurang optimalnya Terlaksananya Pelayanan publik Kurangnya edukasi
cakupan ASI eksklusif program ASI tentang pentingnya
pada bayi di wilayah Ekslusif dengan baik Whole Of pemberian ASI
kerja UPTD dan tercapainya Government eksluksif
Puskesmas Betung. cakupan program
ASI Eksklusif. Kurangnya
pengetahuan ibu
menyusui mengenai
manfaat ASI ekslusif

2. Belum optimalnya Pasien hipertensi Pelayanan publik


penatalaksanaan pasien yang telah
penyakit ditatalaksana dengan Kurangnya edukasi
hipertensi di UPTD terapi tentang hipertensi,
Puskesmas Betung. farmakologis (obat pasien belum teratur
antihipertensi) dan minum obat, pasien
terapi nonfarmakologis menghentikan
(penyuluhan, pengobatan sendiri,
pendidikan) masih banyak penderita
seharusnya memiliki yang lebih memilih
tekanan darah yang menggunakan obat
terkontrol. herbal, jarak ke fasilitas
kesehatan yang jauh,
kurangnya dukungan
anggota keluarga,
penderita yang belum
menyadari bahwa dia
menderita hipertensi
3. Kurangnya edukasi Pelayanan publik
Kurangnya sosialisasi
pasien penyakit Pasien diabetes
petugas kesehatan
Diabetes Mellitus melitus mengetahui, Manajemen ASN
tentang cara dan
untuk berobat teratur di menjalani pengobatan
pentingnya penanganan
UPTD Puskesmas dan kontrol secara
penyakit diabetes
Betung. teratur di UPTD
melitus.secara
Puskesmas Betung
komprehensif.

1
6
4. Kurang optimalnya Seluruh ODGJ Pelayanan publik
pencapaian target mendapatkan Kurangnya sosialisasi,
pengobatan ODGJ di pengobatan yang Whole Of penyuluhan mengenai
wilayah kerja UPTD berkelanjutan di Government kesehatan jiwa di
Puskesmas Betung. UPTD Puskesmas masyarakat wilayah
Betung kerja UPTD
Puskesmas Betung.

Kurangnya kesadaran
keluarga ODGJ
mengenai pentingnya
pengobatan rutin.
5. Kurangnya edukasi Pasien TB paru Pelayanan publik Kurangnya sosialisasi,
pasien TB paru dalam mengerti dan penyuluhan, petugas
menjalani pengobatan menjalani pengobatan Manajemen ASN kesehatan tentang
rutin di UPTD secara lengkap di pentingnya pengobatan
Puskesmas Betung. UPTD rutin
Puskesmas Betung penyakit TB paru serta
serta pasien bisa bahaya penularannya.
sembuh.
Tabel 1. Deskripsi Isu/ Kondisi Unit Kerja

C. Analisis Isu
Analisis isu dilakukan setelah mendeskripsikan isu terlebih dahulu. Isu yang
telah dideskripsikan kemudian digunakan untuk menetapkan kriteria kualitas isu. Pada
penulisan ini, kriteria analisis isu yang dipilih adalah dengan menggunakan metode
Aktual, Kekhalayakan, Problematika, Kelayakan (AKPK). Analisis isu yang telah
dilakukan kemudian mendapatkan hasil penetapan isu dengan kualitas isu yang
tertinggi, dan setelah itu isu yang memiliki kualitas tertinggi akan dipilih pada saat
proses habituasi di tempat kerja.
Tidak semua isu dapat dikategorikan sebagai isu yang aktual. Isu aktual adalah
isu yang memenuhi kriteria berdasarkan metode AKPK, yakni isu yang mengandung
kriteria sebagai berikut:
1. Aktual, yaitu benar-benar terjadi, sedang hangat dibicarakan di masyarakat.
2. Kekhalayakan, yaitu isu menyangkut hajat hidup orang banyak

3. Problematik, yaitu isu memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga perlu
dicarikan solusinya sesegera mungkin.
4. Kelayakan, yaitu masuk akal, realisitis, relevan untuk dimunculkan inisiatif

1
7
pemecahan masalahnya.

Penentuan kualitas kriteria isu dengan metode AKPK yaitu setiap kriteria isu
diberikan bobot 1 sampai dengan 5 dengan masing masing keterangan bobot nilai
yaitu :
Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya
Tabel 2. Bobot Penetapan Kriteria Kualitas ISU AKPK

1
8
Penilaian AKPK dilakukan dengan memberikan nilai dengan rentang 1 sampai
dengan 5, kemudian menambahkan semua nilai hingga skor tertinggi didapat.
Berikut hasil analisis isu menggunakan alat analisis AKPK:
K
NO ISU A (1-5) K (1-5) P (1-5) JUMLAH PERINGKAT
(1-5)
Kurang optimalnya cakupan
ASI eksklusif pada bayi di
wilayah kerja UPTD
1. 3 3 2 3 11 V
Puskesmas Betung.

Belum optimalnya
penatalaksanaan pasien
penyakit hipertensi di
2. 5 5 5 5 20 I
UPTD Puskesmas Betung.

Kurangnya edukasi pasien


penyakit Diabetes Mellitus
untuk berobat teratur di
3. 4 3 4 4 15 II
UPTD Puskesmas Betung.

Kurang optimalnya
pencapaian target
pengobatan ODGJ di
4. 4 2 3 3 12 IV
wilayah kerja UPTD
Puskesmas Betung.

Kurangnya edukasi pasien


TB paru dalam menjalani
pengobatan rutin di UPTD
5. 4 4 3 3 14 III
Puskesmas Betung.

Tabel 3. Tabel Analisis Isu Menggunakan AKPK


Analisis kriteria Isu dengan alat analisis AKPK tersebut kemudian diambil tiga
nilai tertinggi yaitu:
1. Belum optimalnya penatalaksanaan pasien penyakit hipertensi di UPTD
Puskesmas Betung.
2. Kurangnya edukasi pasien penyakit Diabetes Mellitus untuk berobat teratur di
UPTD Puskesmas Betung.

1
9
3. Kurangnya edukasi pasien TB paru dalam menjalani pengobatan rutin di UPTD
Puskesmas Betung.

D. Argumentasi Terhadap Core Issue Terpilih


Setelah dilakukan analisis kriteria isu dengan menggunakan alat analisis
AKPK maka ditemukan core issue terpilih yaitu belum optimalnya penatalaksanaan
pasien penyakit hipertensi di UPTD Puskesmas Betung. Selanjutnya dicarikan
kegiatan pemecahan masalahnya agar dapat dilakukan dengan tahapan-tahapan
kegiatan dan berkontribusi bagi visi misi dan penguatan nilai-nilai organisasi yang
dituangkan dalam matriks rancangan aktualisasi.
Penetapan isu tersebut didapatkan sesuai dengan poin tertinggi berdasarkan
analisis AKPK yang telah dilakukan. Isu tersebut harus segera ditangani karena
penatalaksaan yang belum optimal pada pasien penyakit hipertensi dapat
berkontribusi menimbulkan berbagai macam komplikasi yang serius. Penyakit
hipertensi adalah penyakit tidak menular yang sangat serius, yang disebut sebagai the
silent killer karena penyakit ini sering tidak menunjukkan gejala sehingga seseorang
dapat menderita hipertensi bertahun-tahun tanpa disadarinya. Namun, di kemudian
hari penyakit hipertensi yang tidak ditatalaksana dengan baik akan menimbulkan
banyak komplikasi penyakit lain bahkan mengancam nyawa. Selain itu, penyakit ini
juga termasuk penyakit yang tidak dapat disembuhkan, hanya saja bisa dilakukan
pengontrolan sehingga sangat diperlukan kepatuhan dari pasien untuk menjalankan
pengobatan yang teratur serta menghindari faktor - faktor resiko yang bisa
menimbulkan penyakit hipertensi.
Penatalaksaan penyakit hipertensi tidak hanya dengan upaya kuratif
(pengobatan) tetapi juga dengan upaya promotif dan preventif yaitu dengan
memberikan edukasi kepada para pasien yang dapat dilakukan di puskesmas sebagai
fasilitas pelayanan kesehatan primer. Hal ini diharapkan dengan penatalaksanaan
yang optimal pada pasien hipertensi dapat berkontribusi dalam upaya menurunkan
angka kejadian penyakit hipertensi serta mengurangi angka kesakitan yang muncul
akibat komplikasi penyakit tersebut.

2
0
E. Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS
Penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS berdasarkan Perka LAN No. 21
Tahun 2016 bertujuan agar peserta Pelatihan Dasar mampu menginternalisasi nilai-
nilai dasar profesi ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen
mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) serta kerterkaitan dengan maateri Pelayanan Publik,
Manajemen ASN, Whole of Government (WoG).

1. Akuntabilitas
Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas. Namun pada dasarnya,
kedua konsep itu memiliki makna yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban
untuk bertanggung jawab. Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang
harus dicapai.
Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu akuntabilitas vertikal
(pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi) dan akuntabilitas horizontal
(pertanggungjawaban pada masyarakat luas). Untuk memenuhi terwujudnya
organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas kejujuran,
maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung dimensi akuntabilitas kejujuran dan
hukum, akuntabilitas proses, akuntabilitas program, dan akuntabilitas kebijakan.

Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi


untuk memenuhi tanggungjawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS
adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain
adalah:
a) Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok,
dan pribadi;
b) Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis;
c) Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
d) Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.

Nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu :

2
1
a) Kepemimpinan
b) Transparansi
c) Integritas
d) Tanggung Jawab
e) Keadilan
f) Kepercayaan
g) Keseimbangan
h) Kejelasan
i) Konsistensi

Aspek-aspek Akuntabilitas
1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship)
2. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results- oriented)
3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers reporting)
4. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is
meaningless without consequences)
5. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves
performance)
Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja PNS dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Akuntabilitas dimaknai sebagai
sebuahhubungan dan proses yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang
telahditetapkan sejak awal, penempatan sumber daya yang tepat, dan evaluasi kinerja.
Dalam hal ini proses setiap individu/kelompok/institusi akan diminta
pertanggungjawaban secara aktif yang terlibat dalam proses evaluasi dan berfokus
pada peningkatan kinerja.

Pentingnya Akuntabilitas
Pola pikir PNS yang bekerja lambat, berdampak pada pemborosan sumber daya
dan memberikan citra PNS berkinerja buruk. Dalam kondisi tersebut, PNS perlu
merubah citranya menjadi pelayan masyarakat dengan mengenalkan nilai-nilai
akuntabilitas untuk membentuk sikap, dan perilaku PNS dengan mengedepankan
kepentingan publik dan berintegritas. Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama

2
2
(Bovens, 2007), yaitu:
1) Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi)
2) Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional)
3) Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).

2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah suatu paham yang sama dan mampu menciptakan serta
membentuk kedaulatan dalam sebuah negara, dengan mempertahankan dan
mewujudkan suatu konsep identitas milik bersama dari sekelompok manusia yang
memiliki tujuan, visi, cita-cita yang sama demi mewujudkan kepentingan nasional,
serta juga dapat diartikan sebagai rasa yang ingin mempertahankan negaranya baik
itu sisi luar maupun dalam.
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Bahkan tidak
hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih
penting.Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN
memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan
negara.Nilai-nilai yang berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai dasar yang
harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN.Pegawai ASN dapat mempelajari bagaimana
aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter
yang kuat dengan
nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana
mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai-beraikan bangsa yang satu dengan bangsa
yang lain. Keadaan seperti ini sering disebut chauvinisme. Sedangkan dalam arti luas,
nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa
dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain (LAN RI, 2015). Secara politis
nasionalisme berarti pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap
bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.

Nilai-nilai dasar nasionalisme dapat diketahui dari Pancasila. Nilai-nilai tersebut adalah

2
3
sebagai berikut:
1. Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
2. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama anta ra pemeluk
agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda- beda terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.

3. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan


terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa kepada orang lain.
5. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
6. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban setiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
7. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
8. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
9. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
10. Berani membela kebenaran dan keadilan.
11. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
12. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan
bangsalain.
13. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadidan golongan.
14. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
15. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk Kepentingan
bersama.
16. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai
hasil musyawarah.
17. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan dan
2
4
kesejahteraan bersama.
18. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
3. Etika Publik
Etika adalah refleksi atas nilai tentang benar/salah, baik/buruk atau pantas tidak
panas yang harus dilakukan. Dalam kaitannya dengan pelayan publik. Etika publik
adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik buruk, benar salah
prilaku tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menajalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam
bentuk ketentuan-ketentuan tertulis (LAN, 2015).Kode etik profesi dimaksudkan untuk
mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui
ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok
profesional tertentu.

Berdasarkan undang-undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN yakni
sebagai berikut:

a) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas


tinggi;
b) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku;
e) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan;
f) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
g) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
Dimensi etika publik terdiri dari dimensi tujuan pelayanan publik yang bertujuan
untuk mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan relevan, dimensi modalitas yang
terdiri dari akuntabilitas, transparansi, dan netralitas, serta dimensi tindakan integritas

2
5
publik (LAN, 2015).Ketiga dimensi tersebut dapat menjadi dasar untuk dapat menjadi
pelayan publik yang beretika.
Pelayanan publik yang profesional membutuhkan tidak hanya kompetensi
teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika.Oleh karena itu perlu dipahami
etika dan kode etik pejabat publik.Tanpa memiliki kompetensi etika, pejabat cenderung
menjadi tidak peka, tidak peduli dan bahkan seringkali diskriminatif, terutama pada
masyarakat kalangan bawah yang tidak beruntung.Etika publik merupakan refleksi
kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran, solidaritas, keadilan,
kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan dalam wujud keprihatinan dan kepedulian
terhadap kesejahteraan masyarakat. Dengan diterapkannya kode etik ASN, perilaku
pejabat publik harus berubah dari penguasa menjadi pelayan, dari
wewenang menjadi peranan, dan
menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah yang harus
dipertanggungjawabkan bukan hanya di dunia namun juga di akhirat.
Sedangkan Nilai-Nilai Dasar Etika Publik sebagaimana tercantum dalam UU
Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN ialah :
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945.
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat,berdayaguna, berhasil guna, dan santun.
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.

2
6
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkatsistem karir.

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang
tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Bidang apapun
yang menjadi tanggung jawab pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara
optimal agar dapat member kepuasan kepada stakeholder.
LAN RI (2015: 9) menjelaskan bahwa karakteristik utama yang dapat dijadikan
dasar untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga
dapat memberi kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya,
waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan kegiatan.
Untuk mewujudkan system pelayanan publik yang bermutu harus memerlukan
komitmen. Komitmen atau kesungguhan hati untuk melakukan perubahan dengan cara
berinovasi guna meningkatkan mutu pelayanan.
Inovasi kemudian muncul karena adanya dorongan kebutuhan
organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi di
sekitarnya. Mengenai inovasi, LAN RI (2015) menyatakan bahwa proses inovasi dapat
terjadi secara perlahan (bersifat evolusioner) atau bisa juga lahir dengan cepat
(bersifat revolusioner). Inovasi akan menjadi salah satu kekuatan organisasi untuk
memenangkan persaingan.

Empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus diperhatikan,
yaitu:
a. Efektif
b. Efisien
c. Inovasi
d. Mutu

Berdasarkan pendapat beberapa ahli maka dapat disimpulkan bahwa mutu


mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan dan bahkan melampaui harapannya.Manajemen
mutu harus dilaksanakan secara terintegrasi, dengan melibatkan seluruh komponen

2
7
organisasi, untuk senantiasa melakukan perbaikan mutu agar dapat memuaskan
pelanggan.
Target utama kinerja aparatur yang berbasis komitmen mutu adalah
mewujudkan kepuasan masyarakat yang menerima layanan.Mutu kerja aparatur
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dewasa ini masih banyak yang
tidak mengindahkan peraturan perundang-undangan.
Adapun nilai-nilai dasar yang terkandung dalam komitmen mutu adalah sebagai
berikut:
a. Tepat waktu
b. Sesuai SOP
c. Akurasi
d. Kerja sama
e. Cepat dan tepat
f. Tanggap
g. Evaluasi
h. Cermat
i. Melakukan yang terbaik
j. Profesional
k. Menerima pembaharuan
l. Tidak mempersulit kondisi

5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya kerusakan,
kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa,
karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan kerusakan baik dalam ruang
lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas.Kerusakan tidak
hanya terjadi dalam kurun waktuyang pendek, namun dapat berdampak secara jangka
panjang.
Korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politikus maupun pegawai negeri
yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya merka
yang dekat dengan dirinya, dengan cara menyalahgunakan kekuasaan public yang
dipercayakan kepada mereka.

2
8
Indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus diperhatikan, yaitu
sebagai berikut :
1) Jujur
2) Peduli
3) Mandiri
4) Disiplin
5) Tanggung Jawab
6) Kerja Keras
7) Sederhana
8) Berani
9) Adil

Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual, dengan


selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka bumi, dan selalu
ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan
sehingga dapat menjadi benteng kuat untuk antikorupsi. Tanggung jawab spiritual
yang baik akan menghasilkan niat yang baik dan mendorong untuk memiliki visi dan
misi yang baik, hingga selalu memiliki semangat untuk melakukan proses atau usaha
terbaik danmendapatkan hasil terbaik agar dapat dipertanggungjawabkan secara
publik.

Kedudukan dan Peran ASN


1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan
kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber
daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai
ASN berfungsi sebagai berikut:
1) Pelaksana kebijakan publik;
2) Pelayan publik; dan

2
9
3) Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakan yang
dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN harus
mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi
dan tugasnya tersebut. Harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada
kepentingan publik.
Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:
1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan
2) Memberikan pelayanan public yang professional dan
berkualitas, dan
3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah:
1) Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan pemerintah yang sah
2) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3) Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat
pemerintah yang berwenang;
4) Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
5) Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh
pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;
6) Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan
tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;
7) Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat
mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan
8) Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN:

3
0
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas
tinggi;
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4) melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
Pejabat yang Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
6) Menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara;
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggungjawab,
efektif, dan efisien;
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksana-kan tugasnya;
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak
menyesat-kan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan;
10) Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas,
status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau
mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga
reputasi dan integritas ASN; dan
12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang- undangan
mengenai disiplin Pegawai ASN.

2. Whole of Government (WoG)


WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam
ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan- tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga
dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.

3
1
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan, baik dari sisi
penataan institusi formal maupun informal. Cara-cara ini pernah dipraktekkan oleh
beberapa negara, termasuk Indonesia dalam level-level tertentu.

a. Penguatan koordinasi antar lembaga


Penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah lembaga- lembaga yang
dikoordinasikan masih terjangkau dan manageable.
Dalam prakteknya, span of control atau rentang kendali yang rasional akan sangat
terbatas. Salah satu alternatifnya adalah mengurangi jumlah lembaga yang ada
sampai mendekati jumlah yang ideal untuk sebuah koordinasi. Dengan jumlah
lembaga yang rasional, maka koordinasi dapat dilakukan lebih mudah.

b. Membentuk lembaga koordinasi khusus

Pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang bertugas dalam


mengkoordinasikan sektor atau kementerian adalah salah satu cara melakukan
WoG. Lembaga koordinasi ini biasanya diberikan status kelembagaan setingkat
lebih tinggi, atau setidaknya setara dengan kelembagaan yang
dikoordinasikannya.
c. Membentuk gugus tugas
Gugus tugas merupakan bentuk pelembagaan koordinasi yang dilakukan di luar
struktur formal, yang sidatnya tidak permanen. Pembentukan gugus tugas
biasanya menjadi salah satu cara agar sumber daya yang terlibat dalam
koordinasi tersebut dicabut sementara dari lingkungan formalnya untuk
berkonsentrasi dalam proses koordinasi tadi.
d. Koalisi sosial
Koalisi sosial ini merupakan bentuk informal dari penyatuan koordinasi antar
sektor atau lembaga, tanpa perlu membentuk pelembagaan khusus dalam
koordinasi ini. Di Australia dalam masa pemerintahan Howard melakukan hal ini
dengan mendorong inisiatif koalisi sosial antar aktor pemerintah, bisnis dan
kelompok masyarakat. Koalisi sosial ini mendorong adanya penyamaan nilai dan
persepsi tentang suatu hal, sehingga pada akhirnya akan terjadi koordinasi
alamiah.

3
2
3. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah “Sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum
yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan/atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan
masyarakat.
Sementara Departemen Dalam Negeri menyebutkan bahwa: Pelayanan publik
adalah suatu proses bantuan kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang
memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal tercipta kepuasan dan
keberhasilan. Setiap pelayanan menghasilkan produk, baik berupa barang dan jasa.
Sedangkan definisi yang saat ini menjadi rujukan utama dalam
penyelenggaraan pelayanan publik sebagaimana termuat dalam Undang- Undang
Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, dijelaskan bahwa pelayanan publik
adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara
dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan
oleh penyelenggara pelayanan publik.
Siklus pelayanan itu sendiri menurut A. Imanto, 2002, adalah “Sebuah
rangkaian peristiwa yang dilalui pelanggan sewaktu menikmati atau menerima layanan
yang diberikan Dikatakan bahwa siklus layanan dimulai pada saat konsumen
mengadakan kontak pertama kali dengan service delivery system dan dilanjutkan
dengan kontak-kontak berikutnya sampai dengan selesai jasa tersebut diberikan”.

a. Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik

Berbagai literatur administrasi publik menyebut bahwa prinsip pelayanan


publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah:

1. Partisipatif. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan


masyarakat pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya

2. Transparan. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai


penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga negara
untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang

3
3
diselenggarakan tersebut, seperti: persyaratan, prosedur, biaya, dan
sejenisnya. Masyarakat juga harus diberi akses yang sebesar- besarnya untuk
mempertanyakan dan menyampaikan pengaduan apabila mereka merasa tidak
puas dengan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah;

3. Responsif. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib


mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya. Tidak hanya
terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan akan
tetapi juga terkait dengan mekanisme penyelenggaraan layanan, jam
pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan. Sebagai klien
masyarakat, birokrasi wajib mendengarkan aspirasi dan keinginan masyarakat
yang menduduki posisi sebagai agen;

4. Tidak diskriminatif. Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah


tidak boleh dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang
lain atas dasar perbedaan identitas warga negara, seperti: status sosial,
pandangan politik, enisitas, agama, profesi, jenis kelamin atau orientasi
seksual, difabel, dan sejenisnya;

5. Mudah dan Murah. Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat


harus memenuhi berbagai persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh
layanan yang mereka butuhkan harus diterapkan prinsip mudah, artinya
berbagai persyaratan yang dibutuhkan tersebut masuk akal dan mudah untuk
dipenuhi. Murah dalam arti biaya yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk
mendapatkan layanan tersebut terjangkau oleh seluruh warga negara. Hal ini
perlu ditekankan karena pelayanan publik yang diselenggarakan oleh
pemerintah tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan melainkan untuk
memenuhi mandat konstitusi;

6. Efektif dan Efisien. Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan


tujuan-tujuan yang hendak dicapainya (untuk melaksanakan mandat konstitusi
dan mencapai tujuan-tujuan strategis negara dalam jangka panjang) dan cara
mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan prosedur yang sederhana,
tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah;

7. Aksesibel. Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus

3
4
dapat dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik (dekat,
terjangkau dengan kendaraan publik, mudah dilihat, gampang ditemukan, dan
lain-lain.) dan dapat dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya
dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan
layanan tersebut.

8. Akuntabel. Penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan dengan menggunakan


fasilitas dan sumber daya manusia yang dibiayai oleh warga negara melalui
pajak yang mereka bayar. Oleh karena itu semua bentuk penyelenggaraan
pelayanan publik harus dapat dipertanggung-jawabkan secara terbuka kepada
masyarakat. Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara formal kepada
atasan (pejabat atau unit organisasi yang lebih tinggi secara vertikal) akan
tetapi yang lebih penting harus dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada
masyarakat luas melalui media publik baik cetak maupun elektronik.
Mekanisme pertanggungjawaban yang demikian sering disebut sebagai social
accountability.

9. Berkeadilan. Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh


pemerintah memiliki berbagai tujuan. Salah satu tujuan yang penting adalah
melindungi warga negara dari praktik buruk yang dilakukan oleh warga negara
yang lain. Oleh karena itu penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dijadikan sebagai alat melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan
rasa keadilan bagi kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok yang
kuat.

3
5
F. Matrik Rancangan

Matrik Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja : UPTD Puskesmas Betung


Identifikasi Isu : 1. Kurang optimalnya cakupan ASI eksklusif
pada bayi di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Betung.
2. Belum optimalnya penatalaksanaan
pasien penyakit hipertensi di UPTD
Puskesmas Betung.
3. Kurangnya edukasi pasien penyakit
Diabetes Mellitus untuk berobat teratur di
UPTD Puskesmas Betung.
4. Kurang optimalnya pencapaian target
pengobatan ODGJ di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Betung.
5. Kurangnya edukasi pasien TB paru dalam
menjalani pengobatan rutin di UPTD
Puskesmas Betung

Isu yang diangkat : Belum optimalnya penatalaksanaan pasien


penyakit hipertensi di UPTD Puskesmas
Betung.

Gagasan
: Optimalisasi penatalaksanaan pasien
Pemecahan
penyakit hipertensi di UPTD Puskesmas
Betung.
Isu
Langkah
: 1. Melakukan konsultasi dan koordinasi
Pemecahan
dengan mentor mengenai rancangan
kegiatan aktualisasi yang akan dilakukan.
Isu
2. Menentukan sasaran pasien hipertensi.
3. Membuat leaflet, poster, dan banner
tentang penyakit hipertensi.
4. Memanfaatkan media elektronik (TV) untuk
menampilkan video edukasi penyakit hipertensi.

3
6
5. Melaksanakan kegiatan penyuluhan penyakit
hipertensi di posyandu.
6. Melaksanakan pelayanan medis rawat
jalan pasien hipertensi di Poli Umum UPTD
Puskesmas Betung.
7. Melakukan evaluasi hasil aktualisasi
dengan mentor.

3
7
Tabel 4. Matrik Rancangan

Kontribusi Kegiatan Kontribusi Pencapaian


Keterkaitan Dengan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Output/ Hasil Pencapaian Visi dan Misi Penguatan Nilai-Nilai
Nilai Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan 1. Melakukan 1. Surat Keterkaitan dengan agenda Melakukan konsultasi Kegiatan yang dilakukan
konsultasi dan konsultasi dengan permohonan ANEKA adalah: dan koordinasi terhadap sesuai dengan nilai
koordinasi dengan mentor kegiatan Akuntabilitas mentor dengan sikap organisasi yaitu
mentor mengenai aktualisasi a. Transparansi : sopan, santun, penuh S : Senyum, Sapa, Salam,
(Kepala Puskesmas rancangan kegiatan 2. Surat Melakukan komunikasi tanggung jawab, Sopan, dan Santun Saat
Betung) mengenai yang persetujuan dan koordinasi dengan ketelitian dan kejelasan melakukan konsultasi dengan
rancangan kegiatan akan dilakukan. dari mentor mentor secara terbuka dan diharapkan dapat mentor untuk
tidak ada yang
aktualisasi tentang 2. Mendengarkan 3. Lembar berkontribusi dalam menyampaikan rancangan
ditutup-tutupi mengenai
optimalisasi saran dan konsultasi kegiatan yang akan mencapai visi dan misi kegiatan aktualisasi harus
penatalaksanaan pendapat dari mentor dilaksanakan UPTD Puskesmas mengedepankan nilai-nilai
pasien penyakit mentor 4. Foto kegiatan b. Tanggung Jawab : Betung yaitu: sopan santun dan
hipertensi di 3. Meminta konsultasi Mempertanggungja menghargai pendapat
UPTD Puskesmas persetujuan dari dengan mentor wabkan rencana Visi : mentor.
Betung memtor untuk kegiatan yang akan mewujudkan UPTD
dilaksanakan
melaksanakan Puskesmas Betung P : Pelayanan Prima
c. Integritas : Kegiatan yang
kegiatan akan dilaksanakan harus sebagai pusat pelayanan Melakukan konsultasi dan
sesuai dengan rencana kesehatan yang koordinasi dengan mentor
dan kesepakatan berkualitas, mandiri dan tentang rancangan
bersama mentor berkeadilan menuju kegiatan aktualisasi yang
Kecamatan Semendawai akan dilakukan agar dapat
Nasionalisme Barat Sehat. berjalan lancar sesuai
Sila ke-4: dengan rencana sehingga
a. Bermusyawarah untuk
dapat memberikan

3
8
mencapai mufakat. Misi : dilakukan harus secara
b. Menghormati dan a. meningkatkan terbuka, terus terang
menjunjung tinggi setiap tenaga pelayanan dan siap menerima
keputusan yang dicapai kesehatan yang kritik dan saran
sebagai berkualitas dan b. Berani : berani
profesional serta mengutarakan rencana
hasil b. meningkatkan
musyawarah. kemitraan dengan pelayanan kepada pasien
semua pihak dalam sebaik mungkin yaitu
Etika Publik pelayanan menuju penatalaksanaan yang
Hormat, sopan, dan masyarakat sehat optimal meliputi
menghargai pendapat saat tatalaksana farmokologis
konsultasi dan koordinasi dan nonfarmakologis
rancangan (promotif dan preventif).

kegiatan
aktualisasi dengan kepala
puskesmas

Komitmen mutu
Efektif dan Efisien.
Merancang kegiatan yang
efektif (sesuai sasaran)
serta

menggunakan
sumber daya yang ada di
puskesmas secara efisien.

Anti Korupsi
a. Jujur: komunikasi yang

3
9
kegiatan, mengambil
keputusan dan
melaksanakan rencana
yang akan disepakati.
c. Tanggung jawab :
Konsultasi mengenai
rancangan kegiatan
aktualisasi merupakan
salah satu bentuk
tanggung jawab untuk
mencapai tujuan yang
akan dicapai.

Keterkaitan dengan Agenda


Peran dan Kedudukan PNS
adalah:
Manajemen ASN
Melaksanakan tugas dan
fungsi secara profesional,
bertanggung jawab,
integritas dalam
menyampaikan ide
rancangan kegiatan
aktualisasi dan
melaksanakannya sesuai
dengan petunjuk kepala
puskesmas

Whole of Government
Melakukan konsultasi dan

4
0
koordinasidengan mentor
untuk mendapatkan
pengarahan sehingga
kegiatan yang
akan
dilakukan dapat berjalan
dengan baik
2. Menentukan 1. Melakukan Data pasien Mengumpulkan data Kegiatan ini berkaitan
Keterkaitan dengan agenda
sasaran pasien anamnesis kepada penyakit hipertensi pasien hipertensi dengan nilai organisasi : P :
ANEKA adalah:
dengan hipertensi. pasien di poli umum dan dengan cermat dan jujur Pelayanan Prima
Akuntabilitas
mengenai identitas hasil pemeriksaan sebagai sasaran untuk Penentuan sasaran pasien
a. Tanggung jawab :
pasien, dan tekanan darah. mengoptimalkan dengan tensi tinggi
Mengumpulkan data
riwayat penatalaksanaan kemudian diberikan
pasien hipertensi
penyakit hipertensi diharapkan pelayanan sebaik mungkin
sebagai sasaran yang
sebelumnya. dapat berkontribusi yaitu penatalaksanaan
edukasi merupakan
2. Melakukan dalam pencapaian visi optimal meliputi
salah satu bentuk
pengukuran serta misi UPTD tatalaksana farmokologis
tanggung jawab dan
tekanan darah. Puskesmas Betung dan nonfarmakologis
integritas yang
3. Mencatat data yaitu: Visi : mewujudkan (promotif dan preventif)
pasien di tabel merupakan kunci utama
UPTD
daftar kunjungan keberhasilan aktualisasi
Puskesmas Betung A: Adil dalam pelayanan
pasien hipertensi b. Transparan : data yang Memberikan pelayanan
sebagai pusat pelayanan
Poli Umum UPTD telah diolah harus medis kepada pasien
kesehatan yang
Puskesmas Betung. transparan sesuai hipertensi secara adil,
berkualitas, mandiri dan
kenyataan merata, dan tidak
berkeadilan menuju
Kecamatan Semendawai membeda-bedakan.
Barat Sehat.
Nasionalisme
Sila ke-5: kerja keras

4
1
sasaran psien disertai Misi :
ketelitian dalam bekerja. meningkatkan tenaga
pelayanan kesehatan
Etika Publik yang berkualitas dan
Mengumpulkan data pasien profesional serta
hipertensi dengan cermat
sebagai sasaran
penatalaksanan merupakan
salah satu bentuk
menjalankan tugas secara
profesional dan penuh
tanggung jawab

Komitmen Mutu
a. Efektif dan efisien : data
yang didapatkan
bermanfaat untuk
mengoptimalkan
penatalaksanaan
hipertensi agar tepat
sasaran dan tepat guna
b. Berorientasi mutu:
kegiatan yang dilakukan
untuk mengoptimalkan
penatalaksanaan pasien
hipertensi sehinggan
pasien paham tentang
penyakitnya, mau
berobat rutin dan bisa
terkontrol dengan baik.

4
2
Anti Korupsi
a. Kerja keras dalam
mengumpulkan data
sasaran pasien.
b. Jujur dalam
mengumpulkan data
sesuai dengan kenyataan
yang ada
a. Bertanggung jawab atas
data yang diperoleh
beserta kerahasiaannya.

Keterkaitan dengan Agenda


Peran dan Kedudukan PNS
adalah:
Manajemen ASN
Melaksanakan tugas
pengumpulan data pasien
secara profesional,
bertanggung jawab dan
berintegritas.

4
3
Membuat leaflet, 1. Membuat desain 1. Leaflet Keterkaitan dengan agenda Membuat dan penyuluhan berupa
poster dan banner leaflet, poster dan 2. Poster ANEKA adalah Akuntabilitas menyiapkan media leaflet, poster dan banner
tentang penyakit banner. Konsultasi 3. Banner a. Tanggung jawab : penyuluhan berupa berkaitan erat dengan
4. Nota cetak nilai organisasi :
hipertensi. 2. leaflet, poster dan Membuat leaflet, poster leaflet, poster dan
poster dan I : Inovatif
banner pada dan banner merupakan banner untuk memberi
banner Penggunaan ide- ide yang
mentor Mencetak 5. Foto kegiatan salah satu bentuk edukasi kepada pasien
baru dan kreatif dalam
3. leaflet poster dan tanggung jawab dalam diharapkan dapat
penyampaian informasi
banner. pembuatan alat bantu berkontribusi dalam
dengan menggunakan
4. Membagikan leaflet untuk penyuluhan dan pencapaian visi dan misi
leaflet, poster dan banner
Menempatkan edukasi kepada pasien. UPTD Puskesmas
untuk mempermudah
5. poster di papan b. Integritas : Dalam Betung yaitu: Visi :
pemahaman dan
pengumuman pembuatan isi leaflet mewujudkan UPTD
meningkatkan pengetahuan
puskesmas dan poli mengharuskan Puskesmas Betung
pasien.
umum. sebagai pusat pelayanan
Menempatkan untuk kesehatan yang
P : Pelayanan prima
6. standing banner di memiliki pengetahuan berkualitas, mandiri dan
Memberikan pelayanan
ruang tunggu akan informasi terbaru berkeadilan menuju
terbaik kepada pasien
pasien. serta harus sejalan Kecamatan Semendawai
termasuk dalam
antara apa yang tertulis Barat Sehat.
menyampaikan edukasi
dengan apa yang akan
tentang penyakit
disampaikan saat Misi :
hipertensi dengan
penyuluhan untuk dapat a. Meningkatkan
memanfaatkan leaflet,
diimplementasikan pelayanan kesehatan
poster dan banner.
dasar yang bermutu,
Nasionalisme merata, berkeadilan
a. Sila ke-3 yaitu dan terjangkau.
mengutamakan b. Meningkatkan tenaga
kepentingan publik: pelayanan kesehatan
menyediakan leaflet, yang berkualitas dan
poster dan banner Membuat dan
sebagai sarana dalam menyiapkan media

4
4
memberikan informasi profesional
tentang penyakit untuk c. Meningkatkan
meningkatkan kemitraan dengan
pengetahuan pasien. semua pihak dalam
b. Sila ke 5 yaitu kerja keras: pelayanan menuju
bekerja dengan masyarakat sehat
sungguh-sungguh untuk
menyampaikan informasi yang benar dan tidak membeda- bedakan (adil).

Etika Publik
a. Membuat leaflet dan
poster merupakan salah satu bentuk tindakan profesional dan
tanggung jawab dalam pembuatan alat bantu edukasi / penyuluhan kepad pasien.
b. Hormat, sopan, dan
menghargai komunikasidan
pendapat dari mentor
saat konsultasi
pembuatan leaflet,
poster dan banner.

Komitmen Mutu
a. Efektif : Cermat dalam membuat leaflet, poster

4
5
dan banner sebagai alat
bantu edukasi
diharapkan bisa tepat
sasaran untuk
menyampaikan informasi
yang
bermanfaat untuk
mengoptimalkan
penatalaksanaan
hipertensi.
b. Efisien: Leaflet, banner
dan poster menjadi
sarana yang tepat guna
dalam pemberian
informasi, tidak boros
dan dapat menghemat
biaya.
c. Inovatif. Pemberian
leaflet, poster dan
banner sebagai alat
bantu edukasi menjadi
salah satu inovasi pada
program KIE atau
penyuluhan di
Puskesmas.
d. Berorientasi mutu:
berguna untuk
memberikan
pengetahuan kepada

4
6
masyarakat khususnya
pasien mengenai seluk
beluk penyakit
hipertensi dan
pentingnya
penatalaksanaan yg
optimal pada pasien
hipertensi

Anti Korupsi
a. Jujur, bahwa informasi
yang diberikan dalam
leaflet, poster dan
banner adalah benar
sesuai referensi yang
ada.
b. Peduli; bahwa
menyampaikan informasi
untuk
meningkatkan
pengetahuan pasien
tentang penyakit
hipertensi dan
penatalaksanaanya.
c. Tanggung jawab dan
Kerja keras : kegiatan ini
dilakukan secara
sungguh-sungguh dan
penuh tanggung jawab.

4
7
Keterkaitan dengan Agenda
Peran dan Kedudukan PNS
adalah :

Manajemen ASN
Melaksanakan tugas dan
fungsi secara profesional, dan
bertanggung jawab
dalam pembuatan leaflet,
poster dan banner sebagai alat
bantu edukasi kepada pasien.

Pelayanan Publik :
Memberikan pelayanan
dengan profesional dan
maksimal dalam
memberikan informasi
kesehatan dengan membuat
leaflet, poster dan banner
sebagai alat bantu edukasi

Whole of Government :
Dalam pembuatan design
leaflet, poster dan banner tetap
dilakukan koordinasi dan
konsultasi dengan
mentor dan juga melibakan
pihak percetakan.

4
8
4. Memanfaatkan 1. Mencari bahan 1. Video edukasi Keterkaitan dengan agenda Penggunaan media Memanfaatkan media
media elektronik video dari tentang ANEKA adalah: elektronik di ruang tunggu elektronik (TV) untuk
(TV) untuk youtube penyakit Akuntabilitas untuk menayangkan video edukasi
menayangkan 2. Membuat video hipertensi Menyiapkan dan menayangkan video penyakit hipertensi berkaitan
video edukasi tentang menampilkan video edukasi tentang erat dengan nilai organisasi :
tentang penyakit hipertensi 2. Foto kegiatan edukasi tentang hipertensi diharapkan
hipertensi. 3. Menyetel penyakit hipertensi dapat berkontribusi I : inovatif
perangkat dengan penuh tanggung untuk mencapai visi misi Penggunaan ide- ide yang
media jawab dan integritas. UPTD Puskesmas Betung baru dan kreatif dalam
elektronik : penyampaian informasi
4. Menayangkan Nasionalisme dengan menggunakan
video edukasi a. Sila ke 3 : Visi : media elektronik untuk
mengutamakan mewujudkan UPTD menyampaikan informasi
tentang
kepentingan publik
penyakit Puskesmas Betung tentang penyakit
dengan memberikan
hipertensi di edukasi tentang penyakit sebagai pusat pelayanan hipertensi yang dapat
ruang tunggu hipertensi kepada pasien kesehatan yang meningkatkan pengetahuan
yang sedang menunggu berkualitas, mandiri dan pasien.
antrian berobat di dalam berkeadilan menuju
Puskesmas yang Kecamatan Semendawai P : pelayanan prima
bermanfaatn untuk Barat Sehat. Memberikan pelayanan
meningkatkan
terbaik kepada pasien
pengetahuan tentang
penyakit dan kesadaran Misi : termasuk dalam
pasien untuk mengubah a. Meningkatkan menyampaikan video
pola hidup menjadi lebih pelayanan kesehatan edukasi tentang penyakit
sehat. dasar yang bermutu, hipertensi dengan
merata, berkeadilan memanfaatkan media
b. Sila ke 5. : Berusaha dan terjangkau. elektronik
mewujudkan rasa adil
b. Meningkatkan tenaga
salah satunya dengan
proses fasilitasi akses pelayanan kesehatan

4
9
atas informasi, layanan yang berkualitas dan
yaitu dengan professional.
menayangkan video
edukasi di ruang tunggu pasien.

Etika Publik
a. Menjalankan tugas
penayangan video
edukasi tentang
penyakit hipertensi
secara profesional
b. Menghargai
komunikasi, konsultasi dan kerjasama dalam proses pembuatan
video edukasi

Komitmen Mutu
a. Efisien: penggunaan
media elektronik akan menghemat sumber
daya yang ada di puskesmas dalam
penyampaian informasi.
b. Inovatif. Video edukasi tentang hipertensi yang ditayangkan di ruang tunggu pasien
menjadi salah satu inovasi

5
0
dalam upaya kegiatan
promotif dan preventif
terhadap penyakit
hipertensi.
c. Berorientasi Mutu:
Video edukasi bertujuan
untuk menyampaikan
informasi dan
menambah pengetahuan
masyarakat tentang
penyakit hipertensi.

Anti Korupsi
Bertanggung jawab
dalam menyiapkan dan
menayangkan video
edukasi tentang
hipertensi serta peduli
terhadap kesehatan
pasien dengan
menyampaikan informasi
kesehatan tentang
penyakit hipertensi dan
pencegahannya.

5
1
Keterkaitan dengan Agenda
Peran dan Kedudukan
PNS
adalah:

Pelayanan Publik
Memberikan pelayanan
dengan professional dan
maksimal dalam
memberikan informasi
kesehatan melalui video
edukasi tentang penyakit
hipertensi.

5
2
Melaksanakan 1. Surat Tugas Keterkaitan dengan agenda Melaksanakan Melakasanakan penyuluhan
Penyuluhan 1. Meminta izin 2. Laporan ANEKA adalah: penyuluhan tentang penyakit hipertensi di
penyakit hipertensi kepada kepala perjalanan Akuntabilitas penyakit hipertensi di posyandu lansia berkaitan
di puskesmas untuk dinas a. Integritas: kegiatan posyandu lansia dapat dengan nilai organisasi : S :
posyandu lansia melakukan penyukuhan penyuluhan dilaksanakan menambah pengetahuan senyum, salam, sapa,
sesuai dengan rancana pasien yang diharapkan sopan dan santun
penyuluhan di 3. Daftar
yang telah disepakati
posyandu lansia. kunjungan dapat berkontribusi untuk Saat menyampaikan
b. Tanggungjawab:
2. Berkoordinasi pasien Kegiatan penyuluhan dan mencapai visi dan misi penyuluhan penyakit
dengan bidan posyandu informasi yang UPTD Puskesmas hipertensi kepada psien
desa dan 4. Foto kegiatan disampaikan harus bisa Betung. selalu menerapakan nilai-
petugas posyandu. 5. Video kegiatan dipertanggungjawabkan. nilai sopan santu serta
3. Mempersiapkan Visi : mewujudkan ramah kepada pasien.
media penyuluhan. Nasionalisme UPTD
a. Sila ke-3 : Puskesmas Betung I : inovatif
4. Melaksanakan
mengutamakan
kegiatan sebagai pusat pelayanan Penggunaan ide baru
kepentingan publik yaitu
penyuluhan. memberikan penyuluhan kesehatan yang dalam penyampaian
5. Mengingatkan kepada pasien bertujuan berkualitas, mandiri dan informasikepada pasien
petugas posyandu untuk meningkatkan berkeadilan menuju dengan memberikan
untuk pengetahuan tentang Kecamatan Semendawai penyuluhan tentang
mengisi daftar penyakit dan mengubah Barat Sehat. penyakit hipertensi.
pola hidupnya menjadi
kunjungan pasien sehat.
6. Membagikan Misi : P : pelayanan prima
b. Sila ke-5 yaitu kerja keras
leaflet kepada dalam melaksanakan a. Meningkatkan Memberikan pelayanan
seluruh peserta kegiatan penyuluhan pelayanan kesehatan terbaik kepada pasien dalam
penyuluhan yang agar hasil yang dasar yang bermutu, upaya promotif dan preventif
hadir. diharapkan maksimal. merata, berkeadilan dengan
7. Menyampaikan dan terjangkau. melaksanakan penyuluhan
Etika Publik b. Meningkatkan tenaga untuk
materi
a. Menjalankan tugas pelayanan kesehatan menyampaikan informasi
menyampaikan

5
3
penyuluhan. 8. penyuluhan yang berkualitas dan menggunakan biaya
Memberikan reward profesional serta seminimal mungkin.
kepada peserta yang dengan c. Berorientasi mutu :
profesional, jujur, sopan dengan kegiatan
berpartisipasi aktif
santun dan dapat penyuluhan diharapkan
dalam dipertanggungjawabkan. dapat meningkatkan
penyuluhan b. Menghargai komunikasi
dan meningkatkan
misalnya peserta konsultasi dan kerja
pengetahuan pasien
yang memberi sama
mengenai penyakit
atau menjawab hipertensi.
pertanyaan. selama
menyampaikan
penyuluhan karena akan
ada konsultasi antara
pasien dan dokter

Komitmen Mutu
a. Efektif :
Kegiatan
penyuluhan dilakukan
tepat sasaran yaitu
kepada masyarakat
khususnya para
penderita hipertensi
untuk menyampaikan
informasi tentang
penyakit hipertensi dan
penanganannya.
b. Efisien : menggunakan
sumber daya manusia
yang ada
dan

5
4
pengetahuan pasien
tentang penyakit
hipertensi, kesadaran
akan pola hidup sehat,
menjalani pengobatan
teratur dan bisa
terkontrol.
d. Inovatif : dengan
memberikan reward
kepada peserta yang
berpartisipasi aktif dalam
kegiatan sehingga
menambah minat peserta
untuk lebih memahami
apa yang disampaikan.

Anti Korupsi:
Melaksanakan penyuluhan
dengan penuh tanggung
jawab dan kerja keras agar
kegiatan bisa berjalan
sesuai dengan rencana
serta sebagai bentuk
kepedulian terhadap
kesehatan pasien untuk
menyampaikan informasi
tentang penyakit hipertensi
dan penanganannya.

5
5
Keterkaitan dengan Agenda
Peran dan Kedudukan PNS
adalah
Manajemen ASN
Melaksanakan tugas
menyampaikan penyuluhan
dengan
profesional dan lebih
tanggung jawab.

Whole of Government
Koordinasi dengan kepala
puskesmas dan kader
kesehatan dalam
merencanakan kegiatan
penyuluhan

Pelayanan Publik
Memberikan penyuluhan
kepada pasien merupakan
bentuk pelayanan publik
yang profesional dan
maksimal untuk
memberikan informasi
kesehatan.

5
6
Melakukan 1. Melakukan 1. Data hasil Keterkaitan dengan agenda Melakukan pelayanan pelayanan medis rawat
pelayanan medis anamnesis pemeriksaan ANEKA adalah: medis rawat jalan jalan pasien hipertensi di
rawat jalan pada (wawancara) tekanan pasien hipertensi di poli umum berkaitan
pasien hipertensi di kepada pasien darah, berat Akuntabilitas poli umum dengan dengan nilai organisasi :
poli umum 2. Melakukan badan, tinggi a. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya S : senyum, salam, sapa,
medis rawat jalan pasien diharapkan dapat sopan dan santun
UPTD Puskesmas pemeriksaan fisik badan,
hipertensi di poli umum
Betung. terhadap pasien indeks berkontribusi dalam Dalam melakukan
dengan penuh
termasuk massa tubuh tanggung jawab dan pencapaian mencapai pelayanan medis rawat
pemeriksaan (IMT), dan integritas. visi serta misi UPTD jalan pasien hipertensi di
tekanan darah, tatalaksana b. Pelayanan medis Puskesmas Betung. poli umum di UPTD
berat badan, tinggi pada pasien dilakukan secara Puskesmas Betung selalu
badan, serta penyakit terbuka, menggunakan Visi : mewujudkan menerapkan nilai-nilai
komunikasi dua arah sopan santun, ramah
menghitung IMT. hipertensi di antara dokter - pasien
3. Menentukan Poli Umum UPTD tamah dan menghargai
dan saling percaya
diagnosis pasien. Puskesmas (transparansi) Puskesmas Betung komunikasi dan
4. Memberikan Betung. sebagai pusat pelayanan konsultasi bersama
tatalaksana 2. Foto kegiatan Nasionalisme kesehatan yang pasien.
farmakologis dan pelayanan a. Sila ke - 2 : memberikan berkualitas, mandiri dan
non farmakologis medis pelayanan medis berkeadilan menuju A: Adil dalam pelayanan
kepada pasien dengan Kecamatan Semendawai Memberikan pelayanan
kepada pasien
sikap humanis dan tidak Barat Sehat. medis kepada pasien
5. Mencatat diskriminatif.
kunjungan pasien Misi : secara adil, merata, dan
b. Sila ke-3 :
hipertensi di tabel mengutamakan a.Meningkatkan tidak membeda-bedakan.
data kunjungan kepentingan publik pelayanan kesehatan
pasien hipertensi dalam memberikan dasar yang bermutu, P : pelayanan prima
di Poli Umum pelayanan medis untuk merata, berkeadilan Melakukan pelayanan
meningkatkan derajat dan terjangkau. medis rawat jalan
UPTD Puskesmas
kesehatan pasien. b.Meningkatkan kualitas pasien hipertensi di poli
Betung. c. Sila ke-5 : tolong
sumber daya manusia umum dengan sebaik-
menolong dan bersikap
dan Melakukan

5
7
adil dalam memberikan pemberdayaan baiknya dan bermutu
pelayanan medis masyarakat untuk meliputi pelayanan
kepada seluruh pasien berprilaku hidup sehat. promotif, preventif dan
kuratif.
Etika Publik
a. Memberikan pelayanan
medis kepada pasien
secara profesional dan
tidak berpihak serta
membuat keputusan
mengenai pengobatan
pasien harus didasari
dengan keahlian
dibidang ilmu
kedokteran.
b. Melayani dengan
hormat dan sopan
kepada pasien yang
berkonsultasi saat
pelayanan medis

Komitmen Mutu
a. Efektif: optimalisasi
penatalaksanaan
hipertensi diharapkan
dapat dicapai dengan
melakukan pelayanan
medis rawat jalan
pasien hipertensi di poli
umum.

5
8
b. Berorientasi mutu:
pelayanan medis
yang dilakukan
berguna untuk
memberikan layanan
kesehatan sebaik-
baiknya kepada
pasien dan
bermanfaat dalam
peningkatan mutu
fasilitas layanan
kesehatan

Anti Korupsi:
a. Jujur : dalam
memberikan pelayanan
medis, dilakukan
dengan jujur sesuai
hasil anamnesis dan
pemeriksaan yang
dilakukan.
b. Peduli : dalam
melakukan pelayanan
medis dibutuhkan sikap
empati kepada pasien.
c. Tanggungjawab :
Semua catatan rekam
medis pasien bersifat
rahasia, sehingga
anonimitas pasien
harus
dipertanggungjawabkan

5
9
.
d. Adil; dalam memberikan
pelayanan kesehatan
harus sama pada setiap
pasien tanpa
memandang ras, suku,
agama, status ekonomi

Keterkaitan dengan Agenda


Peran dan Kedudukan PNS
adalah

Pelayanan Publik :
Memberikan pelayanan
medis dengan sebaik-
baiknya dan semaksimal
mungkin kepada pasien

Manajemen ASN
Memberikan pelayanan
medis rawat jalan pasien
hipertensi di poli umum
secara profesional, penuh
tanggung jawab dan
integritas.

6
0
7. Mengevaluasi 1. Menyampaikan 1. Data kontrol Keterkaitan dengan agenda Melaksanakan kegiatan Melakukan evaluasi hasil
kegiatan hasil kegiatan ulang pasien ANEKA adalah: dengan penuh tanggung aktualisasi erat kaitannya
aktualisasi aktualisasi kepada hipertensi di Akuntabilitas jawab dan intergritas dengan nilai organisasi :
mentor poli umum a. Melaporkan hasil tnggi serta cermat dalam S : senyum, salam, sapa,
2. Menerima arahan 2. Foto kegiatan evaluasi kepada mentor mengevaluasi kegiatan sopan dan santun
dan bimbingan evaluasi sebagai bentuk aktualisasi, diharapkan Saat menghadap mentor
integritas dan
tentang dapat berkontribusi untuk menyampaikan
tanggungjawab
pelaksanaan pelaksanaan aktualisasi. dalam pencapaian visi hasil aktualisasi dan
aktualisasi b. Hasil evaluasi bernilai serta misi UPTD berdiskusi tentang untuk
transparan sesuai Puskesmas Betung. mengevaluasi hasil
kenyataan. Visi : mewujudkan UPTD aktualisasi selalu
Puskesmas Betung menerapkan nilai-nilai
Nasionalisme sebagai pusat pelayanan sopan santun, ramah dan
Sila ke 3 yaitu kesehatan yang menghargai konsultasi
mengutamakan kepentingan berkualitas, mandiri dan dan koordinasi dengan
publik. berkeadilan menuju mentor.
Evaluasi ini sesuai tujuan Kecamatan Semendawai
untuk meningkatkan Barat Sehat. P : pelayanan prima
pelayanan kesehatan Misi : Evaluasi terhadap hasil
untuk masyarakat. a. Meningkatkan aktualisasi diharapkan
pelayanan kesehatan bisa berkontribusi dalam
Etika Publik dasar yang bermutu, memberikan pelayanan
Melaksanakan tugas merata, berkeadilan yang prima kepada
dengan bertanggung dan terjangkau. pasien.
jawab, berintergrasi tinggi, b. Meningkatkan kualitas
dan profesional, serta sumber daya
cermat dalam manusia dan
mengevaluasi kegiatan pemberdayaan
aktualisasi.

6
1
Komitmen Mutu masyarakat untuk
a. Efektif: Mampu berprilaku hidup
mewujudkan tujuan yang sehat.
hendak dicapai yaitu c. Meningkatkan tenaga
penatalaksanaan optimal pelayanan kesehatan
pasien lansia dengan yang berkualitas dan
hipertensi profesional.
b. Berorientasi mutu:
Evaluasi ini sesuai
tujuan untuk
meningkatkan pelayanan
kesehatan

Anti Korupsi
Tanggung jawab dan jujur
dalam mengevaluasi
kegiatan aktualisasi

Keterkaitan dengan Agenda


Peran dan Kedudukan PNS
adalah
Manajemen ASN
Melaksanakan tugas
secara profesional,
penuh tanggung jawab
dan cermat dalam
mengevaluasi kegiatan
aktualisasi

6
2
Whole of Government
Komunikasi dengan
kepala puskesmas untuk
melaporkan evaluasi
hasil kegiatan aktualisasi.

6
3
G. Jadwal Kegiatan
Adapun rancangan kegiatan aktualisasi yang akan dilakukan peserta diuraikan pada tabel berikut ini:
BULAN
NO KEGIATAN JULI AGUSTUS
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Melakukan konsultasi dan
koordinasi dengan mentor
mengenai rencana kegiatan
aktualisasi tentang
optimalisasi
1. penatalaksanaan pasien
penyakit hipertensi di UPTD
Puskesmas Betung

Menentukan sasaran pasien


2
hipertensi

Membuat leaflet, poster dan


3 banner tentang penyakit
hipertensi.

Memanfaatkan media
4 elektronik (TV) untuk
menayangkan video edukasi
tentang penyakit hipertensi.

6
4
Melaksanakan kegiatan
penyuluhan penyakit
5.
hipertensi di posyandu
lansia.

Melaksanakan pelayanan
medis rawat jalan pada
6. pasien hipertensi di Poli
Umum UPTD Puskesmas
Betung.

Mengevaluasi kegiatan
7.
aktualisasi

Tabel 5. Jadwal kegiatan aktua isasi

6
5
H. Kendala dan Antisipasi
Berikut adalah kendala-kendala yan mungkin akan terjadi saat
aktualisasi nilai-nilai pada saat habituasi dan antisipasinya.
No. Kendala Antisipasi
1. Penderita hipertensi yang hadir Melakukan koordinasi dengan kader
saat penyuluhan hanya sedikit posyandu & pihak kelurahan untuk
mengarahkan para penderita &
keluarga agar mau hadir di acara
penyuluhan.

2. Acara penyuluhan berlangsung Membuat sesi tanya jawab dan


lama dan membosankan peserta memberikan hadiah di akhir acara
sehingga ingin cepat pulang

3. Masih ada pasien yang tidak Memberi edukasi tidak hanya ke pasien,
kembali untuk berobat walaupun tapi juga ke keluarga pasien yang
telah diingatkan saat berobat mengantarkan pasien saat berobat.
pertama kali.
Tabel 6. Kendala dan Antisipasi

6
6
70

Anda mungkin juga menyukai