Anda di halaman 1dari 15

KULTUR JARINGAN TANAMAN LANJUTAN

RIVIEW JURNAL
“BIJI SINTETIS DALAM KULTUR JARINGAN”

RONA MILLAH
2120242008
IDENTITAS JURNAL
Judul
Teknik Enkapsulasi Sederhana untuk Konservasi In vitro Jangka
Menengah Tanaman Nenas (Ananas comosus) [Simple
Encapsulation Technique for Medium Term Pineapple (Ananas
comosus) In vitro Conservation]

Penulis
Riry Prihatini dan Sri Hadiati

Penerbit dan Tahun


J. Hort. Vol. 29 (1): 1-8, 2019
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
 Tanaman nenas (Ananas comosus) merupakan salah satu tanaman penting hortikultura
yang banyak berkontribusi pada nilai ekspor buah-buahan Indonesia secara keseluruhan.
 Perlu dilakukan beberapa upaya untuk meningkatkan nilai ekspor komoditas ini,,di
antaranya adalah pemuliaan tanaman nenas untuk mendapatkan varietas unggul baru.
 Teknik enkapsulasi adalah metode pembalutan bagian tanaman in vitro dengan lapisan
agar sehingga bersifat menyerupai benih yang dapat ditanam kembali dan tumbuh
menjadi plantlet in vitro, setelah jangka waktu tertentu.
 konservasi in vitro tanaman nenas juga dapat dilakukan dengan teknik enkapsulasi, yaitu
dengan pengaplikasian teknik butiran alginat sebagai metode penyimpanan jangka
pendek dalam program transformasi.
 Tunas yang digunakan pada proses enkapsulasi nenas berasal dari eksplan tunas aksilar,
tunas apikal atau somatik embrio dengan waktu penyimpanan hingga 28 hari.
 Beberapa hal yang memengaruhi keberhasilan teknik enkapsulasi adalah media yang
digunakan, jenis, dan konsentrasi agen pemadat, suhu, serta media penyimpanan.

TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode enkapsulasi tanaman
nenas yang dapat memperpanjang masa simpan benih sintetik
BAHAN DAN METODE

PELAKSANAAN PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur
Jaringan Kebun Percobaan Aripan, Balai Penelitian Tanaman Buah
Tropika dari Januari hingga Desember 2017.

BAHAN PENELITIAN
 Bahan yang digunakan adalah plantlet (tanaman hasil
perbanyakan kultur jaringan yang belum diaklimatisasi) nenas
aksesi 5X18(10), yaitu aksesi No. 10 hasil persilangan antara
nenas Cayenne x Queen yang merupakan koleksi Balai
Penelitian Tanaman Buah Tropika.
 Plantlet nenas aksesi tersebut digunakan sebagai starter untuk
induksi tunas mikro nenas pada media MS + 2 mg/l BAP dan
kultur diinkubasi pada suhu 25 ± 1o C, 8 jam fotoperiodisitas
dengan intensitas cahaya 800- 1.000 Lux.
BAHAN DAN METODE
METODE PENELITIAN
a. Pengaruh Konsentrasi Natrium Alginat, Media Penyimpanan, dan Periode
Penyimpanan Terhadap Daya Regenerasi Benih Sintetik Nenas.
 Perlakuan konsentrasi natrium alginat terdiri atas dua taraf, yaitu 3%
(K1) dan 4% (K2).
 Perlakuan media penyimpan terdiri atas dua taraf, yaitu dengan
akuades steril (M1) dan tanpa media (M2.
 Perlakuan lama penyimpanan terdiri atas empat taraf, yaitu 30 hari
(L1), 60 hari (L2), 120 hari (L3), dan 240 hari (L4).
 Percobaan terdiri atas 16 kombinasi perlakuan dan setiap kombinasi
perlakuan terdiri atas 10 benih sintetik dan diulang sebanyak tiga kali.

b. Pengaruh Suhu dan Periode Penyimpanan Terhadap Daya Tumbuh Benih


Sintetik Nenas
 Perlakuan suhu penyimpanan terdiri atas dua taraf, yaitu 4 oC (S1) dan
25 oC (S2).
 Perlakuan lama penyimpanan terdiri atas empat taraf, yaitu 30 hari
(L1), 60 hari (L2), 120 hari (L3), dan 240 hari (L4).
 Percobaan terdiri atas delapan kombinasi perlakuan dan setiap
kombinasi perlakuan terdiri atas 10 benih sintetik dan diulang
sebanyak tiga kali.
HASIL PENELITIAN Pengaruh Konsentrasi Natrium Alginat dan Media
Penyimpanan Terhadap Regenerasi Benih Sintetik Nenas

 Semua benih sintetik baik yang dienkapsulasi dengan natrium alginat


3% dan 4% yang diinkubasi dalam akuades steril selama 30 dan 60
hari dapat tumbuh dengan baik setelah disubkultur pada media
pertumbuhan.
 Pada kombinasi perlakuan dengan natrium alginat 3%, semua benih
sintetik pada hari ke-60 pengamatan sudah tumbuh menjadi plantlet
 Benih sintetik yang dibalut natrium alginat 4 % yang disimpan pada
media akuades steril dapat bertahan hingga empat kali lipat lamanya
(240 hari) daripada benih yang dibalut dengan natrium alginat 3%.
 Pada benih sintetik dengan 3% natrium alginat disimpan dalam botol
tanpa media, viabilitas benih dapat dipertahankan hingga 30 hari
dengan persentase browning 25% dan daya regenerasi 100%.
 Pada benih sintetik dengan 4% natrium alginat yang disimpan dalam
botol tanpa media, viabilitas benih dapat dipertahankan hingga 60
hari dengan persentase browning 50% dan daya regenerasi 50%.
 Pada penelitian ini, media akuades steril yang digunakan dapat
menghambat pertumbuhan tunas dalam benih sintetik. Dengan
demikian, viabilitas tunas dalam benih sintetik dapat dipertahankan
hingga 240 hari dan dapat beregenerasi dengan baik setelah
disubkultur pada media pertumbuhan.
HASIL PENELITIAN Pengaruh Suhu dan Periode Penyimpanan Terhadap Daya
Regenerasi Benih Sintetik Nenas

 Pada suhu penyimpanan 25 oC selama 30 hingga 240 hari, seluruh


benih sintetik nenas menunjukkan daya regenerasi 100%.
 Tunas nenas di dalam kapsul benih sintetik yang disimpan pada suhu
25 oC mengalami pelambatan pertumbuhan sehingga tunas masih
terlihat segar berwarna hijau setelah disimpan hingga 240 hari.
 Keberhasilan konservasi in vitro tanaman jangka menengah dengan
cara enkapsulasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain sifat
alami tanaman, matriks pembalut yang digunakan, suhu, dan
fotoperiodisitas selama penyimpanan.
IDENTITAS JURNAL

Judul
Penyimpanan Tanaman Jeruk (Japansche citroen) Secara In Vitro
Dengan Teknik Enkapsulasi

Penulis
Rani wulan Suci

Penerbit dan Tahun


Jurnal Risenologi Kpm Unj Vol. 2 Edisi 2: 2017
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
 Buah jeruk mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan dan
merupakan salah satu buah unggulan nasional karena banyak dikonsumsi
sebagai sumber nutrisi (terutama vitamin C) oleh penduduk baik dalam
negeri maupun luar negeri.
 Kendala pada tanaman ini adalah masa penyimpanan benih, tingginya
tingkat poliembrio biji dan rasa buah yang asam
 Alternatif pemecahan masalah pada tanaman tersebut adalah konservasi
dengan teknik kultur jaringan atau kultur in vitro
 Salah satu modifikasi teknik ini adalah enkapsulasi. Enkapsulasi adalah
proses pelapisan bahan biakan (eksplan) dengan media alginat.

TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi media yang
tepat agar eksplan hasil enkapsulasi memiliki masa simpan yang
maksimal, dan kualitas ekspan yang baik
BAHAN DAN METODE
Percobaan pendahuluan, terdiri dari 4 tahapan :
A. Perkecambahan biji JC (Japansche Citroen) secara in vitro : terdapat satu
faktor yaitu konsentrasi hormon Giberelin : 1 mgL-1 , 3 mgL-1 dan 5mgL1 .
B. Optimasi media regenerasi tunas buku jeruk JC. terdapat dua faktor yaitu
media dasar (MS + MT)adan jenis hormon (Kin, 2iP, BAP : 0.3 mgL-1). Percobaan 2. Regenerasi tanaman jeruk JC setelah
penyimpanan in vitro.
C. Pengaruh jenis alginat terhadap bentuk kapsul.
 Sebelum regenerasi pada media padat dilakukan
D. Pengaruh penambahan jenis dan konsentrasi zat osmoregulator pada media percobaan optimasi media dasar (MS+VMW dan MT)
enkapsulasi. dengan menambahkan zat pengatur tumbuh sitokinin
(Kinetin, 2iP dan BAP) pada konsentrasi 0.3 mg/L.
Percobaan 1. Enkapsulasi eksplan satu buku tunas jeruk JC (Japansche Citroen)
dengan penambahan manitol.  Optimasi media regenerasi diamati selama tiga bulan.
 Dilakukan regenerasi dengan membuka kapsul.
 Percobaan teknik enkapsulasi dilakukan untuk mengetahui formulasi antara
media alginat dan media inkubasi yang dapat menyimpan eksplan selama 5  Eksplan lalu ditanam di media regenerasi.
bulan.
 Percobaan ini terdiri dari 2 faktor dan setiap faktor terdiri dari 2 taraf.  Parameter yang diamati adalah pertumbuhan eksplan
 Media Alginat: Konsentrasi manitol (3 % dan 4%) dan media dasar (½ (MS (waktu inisiasi terbentuknya tunas, jumlah daun tunas,
+ VMW) dan MS + VMW. waktu inisiasi akar, jumlah akar dan panjang akar).
 Media Inkubasi : Konsentrasi manitol (3 % dan 4%) dan media dasar : ½
(MS + VMW) dan MS + VMW.
 Parameter yang diamati adalah kualitas eksplan (jumlah eksplan berwarna
hijau, coklat, menembus kapsul, eksplan tumbuh dan waktu awal eksplan
menembus kapsul)
HASIL PENELITIAN
A. PERCOBAAN PENDAHULUAN

1. Perkecambahan biji JC (Japansche Citroen) secara in vitro : Media


MS + VMW Giberelin 1, 3 dan 5mgL-1.
 Efek penambahan hormon giberelin pada parameter waktu inisiasi
akar, inisiasi tunas, panjang akar dan tinggi akar tidak berbeda nyata.
 Tetapi penambahan hormon giberelin dengan konsentrasi 3 mgL-1
merupakan perlakuan yang lebih memaksimalkan perkecambahan
dibanding perlakuan lainnya.

2. Optimasi media regenerasi tunas buku jeruk JC.


 Diketahui jika media MS+VMW+Kin 0.3 mgL-1 merupakan media
yang optimum karena mampu menghasilkan nilai tinggi terbesar
pada parameter tinggi tunas, panjang akar, nilai waktu inisiasi akar
dan inisiasi tunas tercepat serta menstimulasi pertumbuhan tanaman
menjadi planlet.
HASIL PENELITIAN
4. Pengaruh penambahan jenis dan konsentrasi zat
osmoregulator pada media enkapsulasi .
3. Pengaruh jenis alginat terhadap bentuk
kapsul  Hasil pengamatan pada eksplan terlihat jika presentase
eksplan tetap hijau terbesar ada pada kombinasi
 Penambahan 3% (30 gL-1 ) alginat pada (Ma)Manitol-(Mi)Manitol dan (Ma)Sukrosa-
media menghasilkan 100% kapsul bulat (Mi)Manitol dengan nilai 68.08 dan 65.36.
pada media alginat kepadatan tinggi (high
viscocity) dan 0% kapsul bulat pada media  Presentase eksplan hijau terkecil pada (Ma)sukrosa-
alginat kepadatan rendah (low viscocity). (Mi)Sukrosa dengan nilai 24.76.
HASIL PENELITIAN
B. Enkapsulasi eksplan satu buku tunas jeruk JC C. Regenerasi eksplan hasil enkapsulasi dan
(Japansche Citroen) dengan penambahan manitol. penyimpanan.
 Ada dua perlakuan enkapsulasi yang dapat menyimpan eksplan  Berdasarkan pengamatan diketahui bahwa eksplan
selama 5 bulan tanpa merubah kondisi eksplan (eksplan tetap hijau). yang dienkapsulasi pada media alginat (Ma) ½
 Perlakuan pertama adalah Manitol 3% (Ma) ½ Manitol 3% (Mi) M3% dan ½ M4% tidak mengalami regenerasi.
dan perlakuan kedua adalah Manitol 4% (Ma) ½ Manitol 4% (Mi).
 Tendensi perkembangan eksplan setelah 5 bulan masa penyimpanan
adalah mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan semakin lama
eksplan hasil penyimpanan dan enkapsulasi semakin banyak
mengalami pecoklatan atau klorosis Media pertumbuhan yang cocok untuk regenerasi
potongan buku jeruk JC adalah MS+VMW+Kin 0.3 mgL-1
.
KESIMPULAN

 Benih sintetik adalah benih buatan yang berasal dari kultur jaringan embrio somatik atau Protocorm
like body (PLB) setelah terenkapsulasi oleh matriks kapsul.
 Keuntungan dari penggunaan teknologi benih sintetik ini dapat digunakan sebagai konservasi
in vitro, penyimpanan genotip langka tanpa kehilangan viabilitas dan terbebas dari hama selama
penyimpanan jangka pendek maupun jangka panjang.
 Teknik pembungkusan eksplan pada benih sintetik disebut dengan enkapsulasi. Teknik enkapsulasi
adalah metode pembalutan bagian tanaman in vitro dengan lapisan agar sehingga bersifat
menyerupai benih yang dapat ditanam kembali dan tumbuh menjadi plantlet in vitro, setelah jangka
waktu tertentu.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai