Anda di halaman 1dari 18

MK. Dasar Ilmu Tanah Smt Ganjil Okt s.

d Januari

II. Sifat Kimia Tanah b. Difusi


Sifat kimia tanah berperan besar menentukan kesuburan tanah, reaksi kimia dalam menyediakan Masuknya hara ke tubuh tanaman / membran sel (akar) sebagai akibat perbedaan
unsur hara bagi aktivitas pertumbuhan dan perkembangan tanaman. konsentrasi larutan disekitar akar.
Faktor fundamental pertumbuhan tanaman.
a. Sinar matahari c. Intersepsi Akar / Contact Exchange
b. Temperatur Masuknya hara ke tubuh tanaman / membran sel (akar) melalui mendekatnya unsur hara
c. Air Faktor luar / Lingkungan / Enviromental di daerah perakaran dengan disertai memanjang / memadatnya akar sehingga hara masuk
d. Tanah (unsur hara) / terserap ke dalam akar.
e. Biotis tanaman Faktor dalam / Genetis

Pertumbuhan tanaman menjadi optimal apabila kondisi tanah baik / mendukung (subur dan
produktip). Tanah subur artinya tanah mampu menyediakan unsur hara (UH) secara optimal dan Unsur hara Non Esensial yaitu unsur hara yang tidak / kurang
tersedia bagi aktivitas pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanah produktip artinya tanah Unsur dibutuhkan oleh tanaman dan tidak mengganggu aktivitas pertumbuhan
tanaman.
mampu memberikan hasil optimal dibawah manajemen tertentu (dengan optimal) seperti : Hara
perbaikan irigasi dan drainase, pengolahan tanah yang baik, konservasi / reklamasi tanah, Unsur hara Esensial, menurut Arnon (1941) :
pemupukan, dls.  Sangat dibutuhkan dan tersedia bagi tanaman.
Sifat kimia yang dipelajari meliputi : penyediaan dan penyerapan hara, reaksi tanah (pH),  Menunjukkan gejala defisiensi / pertumbuhan abnormal bila kekurangan.
penyerapan dan pertukaran ion (ion exchange), kejenuhan basa (Base Saturation), sifat sanggahan  Unsur tersebut tidak dapat diganti oleh unsur lain
tanah (soil bufferring), pemupukan / pengapuran (Liming).  Berperan dalam proses fisiologis yang khas dan atau meningkatkan nilai
gizi tanaman.
2.1 Unsur Hara
Menurut Justus von Leibig dengan Law of The Minimumnya (Prinsip Faktor Pembatas / Unsur hara Esensial meliputi :
Hukum Minimum) dikatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan tanaman atau hasil a. Unsur Hara Makro (unsur hara dibutuhkan banyak).
suatu tanaman sangat dibatasi oleh unsur hara esensial pada tingkat konsentrasi yang paling  Primer (6),
rendah. Disajikan pada tabel pembagian unsur hara berikut ini. Dari Udara : C, H, O, N.
Cara serapan hara. Dari Tanah : N, P, K.
a. Aliran Massa (Mass Flow)  Sekunder (3).
Masuknya hara ke tubuh tanaman / membran sel (akar) melalui aktivitas massa air Dari Tanah : Ca, Ng, S.
(bergantung jumlah air.
b. Unsur Hara Mikro (unsur hara dibutuhkan sedikit).
Ion / Kadar dalam larutan tanah Kadar dalam Sering disebut Unsur Rare / jarang atau Unsur Trace / sedikit, meliputi
Hara tanaman Rendah (ppm) Tinggi (ppm) tanaman (ppm) :
Nitrogen 6 1700 15000
Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, Co, Cl (Umum = 8).
Phospor 0,03 7,2 2000 Na, Si, Se (Sarwono 1991, Blair 1977 = 3).
Kalium 3 156 20000 I, Sr, Ba, F (Buckman N, 1974 = 4)
Calsium 8 450 2200
Magnesium 3 204 1800
Sulfur 118 655 1700
NB : Hal selengkapnya tentang sumber hara, faktor ketersediaan, fungsi, gejala defisiensi dan kelebihan, kegunaan /
manfaat, kandungan unsur, tabel / gambar hubungan unsur hara dengan faktor tanah dan permasalahannya bisa
dilihat / dipelajari pada buku Ilmu Tanah / Kesuburan Tanah / Fisiologi Tanaman karangan : Nurhayati H
(1991) 216 – 218p / 221p / 225p , Sugiman (1988, cit Buckman N) 23 – 28p / 32 – 44p , Sarwono (1991) 71p ,
Budi S (1989) 78p , Gardner et al (1985) 98 – 204p , dan buku tanah / fisiologi tanaman lainnya.

19
MK. Dasar Ilmu Tanah Smt Ganjil Okt s.d Januari

Persentase proses serapan beberapa hara. Tabel Perolehan unsur hara tanaman jagung melalui berbagai mekanisme serapan unsur hara
% Ion / Unsur Hara ∑ diperlukan setiap ∑ taksiran dipasok melalui serapan
Cara serapan Unsur Nutrien hasil panen 9500
N P K Ca Mg S Kg/Ha Intersepsi Akar Aliran Massa Diffusi
Lain
Nitrogen N 187 2 185 0
Aliran Massa 98,8 kecil 71,4 kecil 95 95,2 (Mo) Phospor P 38 1 2 30
Difusi kecil 90,9 77,7 kecil kecil Kalium K 192 4 38 150
Kalsium Ca 38 66 165 0
Intersepsi Akar 28,6 1,2 - 5 Magnesium Mg 44 16 110 0
Sulfur S 22 1 21 0
Cuprum Cu 0,1 0,01 0,4 0
Seng Zn 0,3 0,1 0,1 0,1
Mekanisme Serapan Hara Boron B 0,2 0,02 0,7 0
Berdasar teori ion carrier, serapan ion / hara kedalam sel tanaman harus memenuhi syarat Besi Fe 1,9 0,2 1,0 0,7
meliputi : membran sel impermiabel terhadap ion bebas, adanya ion carrier/ ion pembawa Mangan Mn 0,3 0,1 0,4 0
Molibdenum Mo 0,01 0,001 0,02 0
(Protein / RNA / ATP / Ion Fosforilasi), respirasi harus berjalan lancar .
2.2Sumber:
Reaksi Tanah
Barber dan Olson, 1968 dalam Gardner et al , 1991

Illustrasi : Dinding sel luar Dinding sel dalam


2.2 pH (Kemasaman / Asiditas) Tanah
Larutan Outer Cel Interior Cel
tanah
Merupakan sifat tanah yang menunjukkan kondisi asiditas (kemasaman) dan alkalinitas
+ (kebasaan) suatu tanah, dan dinyatakan dengan nilai pH.
C pH merupakan jumlah / banyaknya konsentrasi ion H+ dalam tanah. Oleh karena jumlah [H+]
Ion /
+ Ion/U hara Ion / UH atau [OH–] nilainya kecil ± 10 –7 mol / liter, maka pernyataan jumlah ion adalah
Unsur
hara
1
+ pH = Log = – Log [H+] = – Log [10 –7 ] = 7
C [H ] +

Semakin besar [H+] , pH semakin kecil akibatnya tanah semakin masam. Semakin kecil
Dinding permiabel Dinding Impermiabel [H+] , pH semakin besar akibatnya tanah semakin basis.
Gerakan Pasip Gerakan Aktip
Beda konsentrasi Energi Metabolisme

Serapan hara dipengaruhi :


 Kadar air, Oksigen, Unsur hara, temperatur, panjang / padatnya akar,
tekstur, struktur tanah, penetrasi akar.

20
MK. Dasar Ilmu Tanah Smt Ganjil Okt s.d Januari

Hubungan pH dengan Tanah dan Tanaman.


a. kisaran pH kisaran pH
Teh 2–4 Jagung 5,5 – 7,5
Kopi 4,5 – 7,0 Tembakau 5,5 – 7,5
Kentang 4,8 – 6,5 Kedelai 6,0 – 7,0
Padi 5,0 – 6,5 Tebu 6,0 – 8,0
Kacang tanah 5,3 – 6,6

Catatan : pH 4 – 6,5 : asam – agak asam(daerah lembab).


pH 6,5 – 7,5 : netral
pH 7,5 – 9,0 : agak basa – basa (daerah gurun).

c. Menunjukkan adanya unsur toxid.


Tanah masam : Al dan unsur mikro tinggi, kecuali B dan Mo.
Tanah rawa : SO4– tinggi (tanah cat clay / tanah sulfat masam).
Tanah basis / alkalin / sodik : unsur garam dominan, Na dan B / Mo tinggi.

d. pH tanah secara umum 3 – 9.


Di Indonesia pH 4 – 5,5 tanah bereaksi masam, P terikat Al (varisit) / Fe (strengit).
pH 6,0 – 6,5 tanah bereaksi netral.
pH > 3,0 : tanah sulfat masam (cat clay) .
pH > 9,0 : tanah kadar garam tinggi / Na tinggi / Sodik Soil.

Penentuan pH.
a. Elektrometrik : pHmeter (digital / manual), soil tester.
b. Colorimetrik : pH universal, pH stick, kertas lakmus.

Macam cara penetapan pH.


a. pH H2O
b. Merupakan pH yang umum digunakan, dan mempengaruhi pertumbuhan tanaman secara
langsung. Disebut juga pH aktual / pH aktip yaitu mengukur konsentrasi ion H pada
4,5 – 5,5 5,5 – 6,5 6,5 – 7,5 larutan tanah.
Azalea Barley Alfalfa
Rumput bengkok Buncis Apel b. pH KCl 1M / pH CaCl2 0,01M
Bery biru Kecambah Brussel Asparagus Disebut juga pH potensial / pH cadangan yaitu mengukur konsentrasi ion H pada
Cran berry Wortel Bit kompleks adsorpsi / kompleks jerapan tanah. pH yang sulit dirubah secara langsung /
Dandelion Jagung Brocolli
cepat.
Fescue Fescue Kubis
Kentang Sejenis Gandum Kol kembang
Rumput poverty Kapri Seledri c. pH NaF
Pucuk merah Gandum Rye Kedelai Merupakan pH yang digunakan untuk mengukur tanah kaya lempung Allofan (Andosol /
Rhubarb Strawberry Semanggi manis
Sorrel Timothy
Andept yaitu tanah terbentuk / berasal dari pelapukan lanjut batuan andesit / abu
Ubi jalar Tembakau volkanik, tanah daerah pegunungan).
Tomat, Gandum

21
MK. Dasar Ilmu Tanah Smt Ganjil Okt s.d Januari

d. pH H2O2  Pada tanah alkalin (jenuh basa dapat ditukar : Na, Ca, Mg, K dll), maka :
Disebut juga pH oksidasi cepat, yaitu mengukur pH pada tanah-tanah sangat masam
seperti tanah cat clay / sulfat masam / pH ≥ 3,0. AlOH+ (larutan tanah) + OH – (dari basa-basa) Al(OH)3 (gibsit) +
OH (sisa basa)
Mekanisme sumber kemasaman tanah.
a. Akibat ion Al/Fe dan H. b. Akibat hasil dekomposisi bahan organik (karbonat, sulfat, dll) dan hasil
 Pada tanah sangat masam terutama disebabkan terjerapnya Al3+ pada kompleks koloid dekomposisi bahan mineral (sulfat, nitrat, dll).
tanah.
Faktor yang mempengaruhi kemasaman tanah.
a. Curah hujan tinggi
Koloid tanah Al Al3+ + H2O Al (OH)2+ + H+ (larutan tanah) b. Pencucian basa-basa dari kompleks adsorpsi / koloid – misel tanah oleh air hujan /
Hidrolisa perkolasi / drainase.
c. Banyaknya ion penyebab masam (H / Al / Fe) pada kompleks adsorpsi / koloid – misel
tanah.
OH (dari phenol) d. Sifat misel / koloid tanah (clay / humus).
Koloid organik : pH 4,5 – 5,0
HUMUS H+ (larutan tanah) Liat Silikat : pH 5,2 – 5,8
Disosiasi Hidrous oksida : pH 6,0 – 7,0
COOH (dari karboksilat) e. Macam ion (kation) yang dijerab (Na, Ca, Mg tinggi, maka pH tinggi pada BS 50%, dan
pada BS 100% maka pH tanah ± netral).
f. Tekstur tanah (clay).
H g. Kadar bahan organik (humus).
Clay h. Buffer capacity (kapasitas sanggahan tanah).
Muatan H H+ (larutan tanah)
Tetap Disosiasi Permasalahan pada pH (kemasaman) tanah, antara lain :
H a. Kelarutan Al, H, dan Fe tinggi.
b. Fe , Mn bersifat toksid / racun karena kondisi berlebihan / banyak.
c. Unsur P kurang tersedia (terfiksasi Al pada kondisi masam, dan terfiksasi Ca / Mg pada
kondisi basa). Fiksasi adalah proses ketidaktersediaan unsur hara dari bentuk tersedia
 Pada tanah berkemasaman sedang terutama disebabkan terjerapnya H dan Al pada menjadi tidak tersedia, umumnya bersifat sementara).
kompleks koloid tanah dengan reaksi berbeda. d. Kekurangan Ca, Mg (bahan kapur) dan Mo pada suasana masam.
e. Fiksasi N oleh mikroorganisme terhambat, karena aktivitasnya terhambat.
+ H+
2+ f. Pengendalian : Perlakuan Pengapuran / Liming / Karbonatasi (exp. dengan
Koloid tanah AlOH Al (OH)2+ + H+ (larutan tanah)
CaMg(CO3)2 Dolomit) apabila suasana masam. Perlakuan Pembelerangan / Sulfurisasi
Hidrolisa
(exp. dengan CaSO4 Gipsum) apabila suasana basis.

H
Koloid / Misel + Ca2+ 2 H+ ( dalam larutan tanah)
tanah H

22
MK. Dasar Ilmu Tanah Smt Ganjil Okt s.d Januari

2.3 Pengapuran (Liming) f. Penentuan kebutuhan kapur.


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengapuran : a. Metode Buffer SMP (Schoemaker, Mclean and Pratt), yaitu mengukur H + dan Al 3+

a. Tujuan Utama yaitu meniadakan pengaruh Al, H dan Fe yang bersifat toksid, dan dengan larutan SMP Buffer.
menyediakan unsur Ca, Mg serta perbaikan sifat fisik, kimia, dan biologis tanah.
Tabel kebutuhan kapur berdasarkan larutan Buffer SMP *
b. Bentuk kapur yang digunakan : Kebutuhan kapur giling (ton/ha) **
Kalsit / batu kapur CaCO3. pH larutan Tanah Mineral Tanah Organik
Kapur gunung / Dolomit CaMg(CO3)2 – 15%Mg, 20%Ca. Buffer Agar pH menjadi
Gamping / kapur bakar / quicklime CaO 7,0 6,5 6,0 5,2
Gipsum CaSO4. 6,8 3,1 2,7 2,2 1,6
Kapur tohor / kapur sirih / slakedlime / kapur hidrat Ca (OH) 2 . 6,7 5,4 4,7 3,8 2,9
Marmer / Marl , Kalsium klorida CaCl2 , dll. 6,6 7,6 6,5 5,4 4,0
6,5 10,1 8,5 6,9 5,4
c. Jaminan mutu kapur 6,4 12,3 10,5 8,5 6,5
Jaminan Kimia (Chemical Guarantee). * Dari : An Introduction to Soils and Plant Growth (Donahue, Miller, Sickluna 1977)
Merupakan kandungan unsur hara kapur hubungannya dengan daya netralisasi bahan ** Kapur giling 90% CaCO3 eq : 40% < 100 mesh, 50% < 60 mesh, 70% < 20 mesh, 95% < 8 mesh.
kapur atas dasar CaCO3 equivalen, atau CaO equivalen, atau kandungan oksida kapur,
atau % unsur hara.
Exp. CaCO3 eq adalah 100% artinya kemampuan CaCO3 menetralisir tanah 100% / 1. b. Metode ekstraksi KCl 1N (Kamprath)
CaMg(CO3)2 mempunyai CaCO3 eq adalah 54,35% artinya kemampuan dolomit Menurut Sanchez (1976) penggunaan kapur 1,5 x Aldd (ton/ha) dapat menetralisir 85
menetralisir tanah adalah 0,5435 kali dari CaCO3 . – 90% Aldd (aluminium dapat ditukar) dalam tanah yang mengandung 2 – 7% bahan
organik. Dalam tanah, Aldd ataupun H dilepaskan oleh bahan organik / Fe – Al
Jaminan Fisis (Physical Guarantee). hidroksida. Apabila tanah mengandung bahan diatas lebih tinggi maka kebutuhan
Merupakan kehalusan dari bahan kapur yang dipakai sebagai bahan pupuk. kapur lebih banyak, misal 2 x Aldd. Penentuan berdasar Aldd adalah sangat
Syarat terbaik : semua butiran kapur harus lolos 10 mesh (artinya setiap luasan 1 inchi 2 sederhana dikarenakan berdasar asumsi berat tanah sedalam lapisan olah tanah.
ada 10 lubang) dan ≥ 50% harus lolos 100 mesh (artinya setiap luasan 1 inchi 2 ada 100 Exp. Tanah JO 20 cm, Aldd 1 me/100gram, BV 1 gr/cm3, Rekomendasi kebutuhan
lubang). Mesh adalah ukuran butir suatu bahan pupuk. kapur berdasar metode ekstraksi KCl 1N ditetapkan 1,5 x Aldd.
d. Pengaruh kapur pada tanah Berapa ton/ha kapur murni CaCO3 , CaO, CaMg(CO3)2 diperlukan ?
Sifat fisik yaitu meningkatkan struktur / agregasi tanah (Flokulasi), (Ca = 40, C = 12, O = 16, Mg = 24, CaCO3 = 100, CaO = 56, CaMg(CO3)2 =
Sifat kimia yaitu menaikkan Ca, Mg, pH tanah, turunnya Aldd / kejenuhan Al tanah. 184).
Sifat biologi yaitu meningkatkan populasi / aktivitas jasad mikro tanah, pertumbuhan Berat tanah / ha = 20 x 10000 x 10000 = 2.000.000 kg / ha.
tanaman baik langsung atau tak langsung. Kebutuhan kapur 1,5 x Aldd artinya diperlukan Ca = 1,5 x 1 me / 100 gr atau
Ca = 1,5 x 1 x 40/2 mg / 100 gr = 30 mg / 100 gr tanah setara dengan
e. Cara Pemberian Ca = 30 . 20 mg / 100.000 . 20 mg tanah = 600 kg / 2 juta kg = 600 kg / ha.
Hal yang perlu diperhatikan : Sehingga :
 Metode pemberian : broadcast / sebar, sideband / sisi tanaman, in the row / larikan, Kebutuhan kapur murni CaCO3 = CaCO3 / Ca x 600 kg = 100 / 40 x 600 kg
fertigation / irigasi, pop up / campur dengan biji, foliar application / daun. CaCO3 = 1,5 ton/ha.
 Jenis tanaman : semusim, tahunan. Berapa untuk yang lain, coba hitunglah.
 Jenis tanah : pH, tekstur, bahan organik tanah.
 Macam dan kualitas bahan kapur : fisik , kimia.
 Biaya / profit dan pengalaman.

23
MK. Dasar Ilmu Tanah Smt Ganjil Okt s.d Januari

2.4 Koloid Tanah Struktur Kimia mineral clay / mineral sekunder.


Merupakan bagian tanah paling reaktip dalam proses fisik, kimia dan biologi tanah, berasal  Pengamatan melalui sinar X atau mikroskop elektron.
dari pelapukan bahan mineral dan bahan organik, berukuran halus < 1 µ, luas permukaan  Tersusun atas 1 lempeng Silikat berbidang empat Tetraeder Si – O dengan
tinggi persatuan berat tanah dengan CEC tinggi, umumnya bermuatan negatip yang berperan ikatan Oksigen / Hidroksida, dan 1 lempeng Aluminat berbidang delapan
dalam proses pertukaran kation / penyediaan hara. Oktaeder Al – O dengan ikatan Oksigen / Hidroksida / Hidrogen. Ikatan antar
a. Koloid Mineral lempeng membentuk satu paket kristal clay, seperti :
Berasal dari pelapukan bahan mineral melalui proses : Clay tipe 1 : 1 artinya 1 Si – O dan 1 Al – O,
 Sintesis / Rekristalisasi (exp. pembentukan mineral clay Al – Si Kaolinit). Clay tipe 2 : 1 artinya 2 Si – O dan 1 Al – O,
 Alterasi (perubahan bentuk hablur kristal mineral menjadi koloid akibat lepasnya Clay tipe 2 : 2 artinya 2 Si – O dan 2 Al – O.
unsur tertentu dari susunan kristal mineral, exp. pembentukan clay Illit atau mika
dari mineral muskovit). Penyebab muatan negatip mineral clay / mineral sekunder.
 Adanya patahan kristal (akibat pengolahan tanah, dll).
Proses / tingkat pelapukan mineral sederhana.  Disosiasi ion H+ dari gugus Al – OH pada tepi / ujung kristal clay menyebabkan
muatan negatip bergantung pH.
Mineral Primer Mineral Sekunder  Substitusi Isomorfik (penggantian kation dalam struktur kristal oleh kation lain
Alterasi / sintesis
yang berukuran / berdiameter sama tetapi muatan / valensi berbeda, exp. ion Fe /
Feldspat, Mika, mineral feromagnesia Illit Monmorillonit Mg mengganti Al, ion Al mengganti Si. Kekuatan penjerapan / penggantian
kation dalam kristal clay Al / H > Ca > Mg > K > Na.
Kaolinit Oksida Al, Fe / Sesquioksida. Macam muatan negatip mineral clay.
 Tetap
Terjadi akibat kekuatan elektrostatik dan substitusi isomorfik yang tak dipengaruhi
Jenis clay / liat / lempung tanah oleh perubahan pH.
 Berdasar susunan Aluminat Silikat dibagi : Exp. pertukaran pada clay tipe 1 : 1 / 2 : 1 karena ikatan lemah O – O pada
 Kristalin. pemukaan eksternal / internal clay sehingga muatan negatip meningkat (pH <
Clay tipe 1 : 1 Kaolinit (Latosol), Haloisit, Anauksit, Dickit, Nackrit. 6). Kondisi ini menyebabkan peningkatan COLE oleh air, dan fiksasi K pada
Clay tipe 2 : 1 Monmorillonit (Grumusol/Vertisol), Beidelit, Nontrinit, kisi-kisi clay tipe 1 : 1 / 2 : 1.
Saponit, Vermikullit (Mg – Si – Al ), Illit (Hidratmika
 Bergantung pH
dgn Si – Al – K ).
Terjadi akibat ikatan H kuat pada kisi kristal, umumnya tipe clay 1 : 1, apabila patah
Clay tipe 2 : 2 Khlorit (mineral Brusit dengan Si – Al – Mg /OH).
/ disosiasi H maka muatan negatip meningkat seiring dengan perubahan pada
 Non Kristalin / Amourfus. sembarang pH.
Clay Allofan (Al2O3 2H2O) berasal dari pelapukan abu volkan kaya batuan Exp. mineral clay 2 : 1 (pH > 6), mineral clay 1 : 1, serta koloid humus (dari gugus
andesit. phenol dan karboksil).
Kondisi ini dapat diketahui dengan melihat nilai delta pH
 Berdasar susunan Oksida Al, Fe (clay daerah sedang / subtropik / tropik) dibagi :
 Gibsit (Al2O3 3H2O) Geothit (Fe2O3 H2O) Magnetit (FeO Fe2O3) ∆ pH = pH KCl – pH H2O.
Hematit (Fe2O3) Limonit (Fe2O3 3H2O)
Tanah kaya clay oksida ini, umumnya bermuatan positip, sehingga pertukaran  Nilai negatip = tanah bermuatan negatip, pertukaran ion jenis CEC / KTK.
ionnya disebut pertukaran anion yang dinyatakan dengan KTA (Kapasitas Tukar Banyak dijumpai pada tanah kaya basa / tanah muda.
Anion) / AEC (Anion Exchange Capacity).  Nilai positip = tanah bermuatan positip, pertukaran ion jenis AEC / KTA.
Banyak dijumpai pada tanah kaya oksida / tanah tua.
 Mineral primer < 1µ : mineral feldspar, kuarsa.

24
MK. Dasar Ilmu Tanah Smt Ganjil Okt s.d Januari

Sifat umum koloid mineral clay. Rumus Umum KTK :


a. Besifat kristalin.
b. Mudah mengalami substitusi isomorfik.
c. Bermuatan negatip, sebagian kecil bermuatan positip. Nilai KTK tanah = Jumlah Total Kation me / 100 gram tanah.
d. Kemampuan menjerap air (kadang-kadang ion K) tinggi. = Jumlah Total (Kation Asam + Kation Basa) me / 100 gram tanah.
e. Menjerap dan mempertukarkan kation tinggi, karena luas permukaan spesifik
besar.
f. Merupakan senyawa kompleks / garam bersifat asam (tersusun atas Al – Si – O Metode Penentuan Kapasitas Tukar Kation
– H / +Mg). a. Ekstraksi NH4Oac pH 7.
Digunakan menghitung jumlah basa dapat ditukar pada kondisi netral (Base Exchange
b. Koloid Organik Capacity BEC / Kapasitas Pertukaran Basa KPB).
Merupakan koloid berasal dari pelapukan / dekomposisi / humifikasi bahan organik (exp. b. Ekstraksi KCl 1 N.
humus), berukuran halus < 1 µ, umumnya bermuatan negatip yang berperan dalam proses Digunakan menghitung jumlah kation asam dapat ditukar (Acid Exchange Capacity
pertukaran kation / penyediaan hara berasal dari gugus karboksil (– COOH) dan gugus AEC / Kapasitas Pertukaran Asam KPA), atau Aldd atau KTK efektip.
phenol (– OH), muatan bergantung pH (akibat disosiasi ion H), luas permukaan persatuan c. Ekstraksi BaCl2 TEA (Tri Etanol Amin) pH 8,2.
berat tanah dan CEC / WHC tinggi melebihi mineral koloid clay. Digunakan menghitung jumlah KTK muatan bergantung pH (EA Exchangable Acidity
Macam humus : Asam fulfik > Asam humin > Humin. = pertukaran asam).

Perbedaan KTK Total = KTK efektip + KTK bergantung pH.


Uraian
Koloid Mineral Koloid Organik = KTK NH4Oac pH 7 + KTK BaCl2 TEA pH 8,2.
Susunan Unit Misel Al – Si – O C–H–O = BEC + AEC = KPB + KPA me / 100 gram tanah.
Bentuk Kristalin Amorf
Kemantapan Mantap / Stabil Labil
Sumber muatan Negatip dari Al – O/ Si – O Negatip dari karboksil dan phenol
Jenis muatan Tetap dan bergantung pH Umumnya bergantung pH
Luas permukaan Kecil Besar
Nilai KTK Rendah (3 – 15 me / 100 gram) Besar (100 – 300 me / 100 gram)

2.5 Kapasitas Tukar Kation (KTK / CEC Cation Exchange Capacity)


Merupakan kemampuan tanah dalam menjerab dan mempertukarkan kation. Kapsitas
Pertukaran Kation adalah banyaknya kation yang dapat diikat dan dipertukarkan oleh
kompleks adsorbsi / koloid tanah per satuan berat tanah yang dinyatakan dalam
miliequivalen / 100 gram tanah. m.e adalah jumlah ion yang secara kimia setara dengan
berat atom / valensi ion H = BA / Valensi = 1 / 1 = 1 mg H (setara jumlah 6,02 1023 atom
H) atau equivalen dengan jumlah kation lain yang dapat mengganti / menukarkan 1 mg H.
Nilai me / 100 gram dapat dikonversikan ke ppm (part permillion = ppm = 1 bagian per 1 NB. Tanah Tua : Ultisol / Oksisol – Latosol / Podzolik MK kaya kaolinit – sesquioksida mempunyai KTK < 16
juta bagian). me / 100 gram tanah.
Exp. 1 me H / 100 gram setara BA / Valensi x 1 me = 1 mgr H. Tanah Muda : Inceptisol / Vertisol – Alluvial / Andosol / Grumusol kaya monmorillonit / allofan mempunyai
KTK tinggi > 150 me / 100 gram tanah.
21,5 me Ca / 100 gram setara 21,5 x 40 / 2 = 430 mg Ca / 100 gram tanah
0,6 me K/100 gram setara 0,6 x 39/1 = 23,4 mg K/100 gram tnh setara 234 ppm K.

25
MK. Dasar Ilmu Tanah Smt Ganjil Okt s.d Januari

2.8 Na dapat ditukar (Nadd).


Faktor yang mempengaruhi KTK.
a. pH / reaksi tanah.
b. Tekstur / jumlah clay. % ESP = % Nadd = ∑ Na / KTK x 100%.
c. Jenis Koloid : koloid organik > monmorillonit > kaolinit > clay > debu > pasir. Nilai Na dan KTK dalam me / 100 gr tanah .
d. Bahan organik.
e. Pemupukan / pengapuran. Digunakan untuk menentukan kadar garam Na daalam tanah, semakin tinggi ESP, Na
f. Iklim / pencucian basa / drainase berlebihan. meningkat, maka pH tinggi dan Na bersifat racun bagi tanaman serta merusak struktur tanah
g. Exp. Diketahui tanah mempunyai kation dapat dipertukarkan per 100 gram tanah Ca (dispersi / deflokulasi). ESP masih dapat ditolerir ≤ 15 %.
4300 ppm, K 23,4 mg, Basa lain 0,9 me, H 0,5 me dan Al 1,5 me.
Nilai Total KTK = Jumlah Total Kation me / 100 gram tanah. Pengaruh pada Tanah.
= Jumlah Total (Kation Basa + Kation Asam) me / 100 gram tanah.  Penyerapan unsur terhambat.
= (Ca + K + Jml kation basa lain) + (H + Al) me / 100 gram tanah.  Terjadi peristiwa berlawanan dengan difusi.
= (21,5 + 0,6 + 0,9) + (0,5 + 1,5) me / 100 gram tanah.  PH tinggi / meningkat.
= 25 me / 100 gram tanah.
 Terbentuk tanah Salin / Sodik kaya Na / garam Na.
2.6 Pertukaran Anion.
2.9 SAR (Sodium Adsorbtion Ratio / Nisbah Nadd).
Kondisi ini kurang begitu sering diperhitungkan dan banyak dijumpai pada tanah kaya
Digunakan untuk mengetahui kualitas air irigasi, SAR diperkenankan ≤ 13%. SAR sangat
mineral liat amorf, clay sesquioksida (liat Al – Fe Oksida), sedangkan pada jenis clay kaolinit
berkaitan dengan produktivitas tanah.
jarang dijumpai / sedikit.
Na
Penyebab muatan positip.
SAR =
 Penggantian gugus OH oleh anion lain.
 Akibat patahan kristal. (Ca + Mg) / 2
Problematika tanah bermuatan positip.
 Terjadi penyerapan anion Cl – , NO3 –, dll. Nilai Na, Ca, Mg dalam me / liter setara me / 1000 gr air .
 Kation basa (Ca, Mg, K, Na, dll) mudah tercuci.
 P rendah, fosfat dan sulfat terfiksasi.
2.10 Kapasitas Sanggahan Tanah.
 ∆ pH = negatip, banyak dijumpai pada tanah-tanah tua kaya oksida. Sifat penting dalam menjaga kestabilan reaksi dalam tanah agar tidak mengalami perubahan
Tanah Tua : Ultisol / Oksisol – Latosol / Podzolik MK kaya kaolinit – sesquioksida pH secara drastis, sehingga tanah mempunyai pH yang dikehendaki tanaman.
mempunyai KTK < 16 me / 100 gram tanah. Di lapang pH tanah tidak dapat dirubah dengan mudah / ada suatu hambatan yang disebut
Buffer Capacity / BC (Kapasitas Sanggahan Tanah), yang dipengaruhi :
2.7 % Kejenuhan Basa (KB / Base Saturation BS).  Gugus asam lemah (disosiasi H lemah).
 Kompleks koloid tanah (liat, humus).
% BS = % KB = ∑ Kation Basa / KTK x 100%.  Jumlah liat, bahan organik, macam mineral liat, besar KTK.
Nilai BS atau KB = 100% = pH tanah netral.
Mekanisme BC
Manfaat Kation Basa.
 Merupakan unsur hara tanaman. Ion H + teradsorpsi Ion H + larutan tanah
 Ketersediaan dipengaruhi pH (pH kecil, BS kecil). (Potensial) (Aktip)
 Curah hujan tinggi, pH menurun, basa tercuci, sehingga BS kecil.
 Dipengaruhi jenis koloid, jerapan H/Al/Fe, dan pH tanah.

26
MK. Dasar Ilmu Tanah Smt Ganjil Okt s.d Januari

Manfaat Buffer Capacity (Kapasitas Sanggahan Tanah).  Protein mentah (crude protein) merupakan salah satu dari yang lebih kompleks. Tersusun atas C,
a. Stabilitas pH tanah. H, O, N, dan sejumlah kecil S, Fe, dan P  sebagai pembawa elemen-elemen esensial.
b. Perilaku H / ion penyebab masam (H / Al / Fe) tidak bergejolak drastis.
c. Pertumbuhan tanaman tak terganggu. Faktor Dekomposisi Senyawa Organik
d. KTK meningkat, BC meningkat (BC berbanding lurus dengan KTK).  Kecepatan Dekomposisi
e. BC – KS dari Illit >>>> BC – KS Kaolinit.  Gula, karbohidrat, protein sederhana
 Protein mentah (crude protein)
III. Sifat Biologi Tanah dan Klasifikasi Tanah (lihat buku tanah sesuai daftar literatur).  Hemiselulose Semakin lambat
(Lihat fotocopy lanjutan)
 Selulose
 Lignin, lemak, lilin, dsb

III. BAHAN ORGANIK DAN JASAD HIDUP (TANAH) Reaksi umum jaringan organik diberikan ke tanah
 BO utuh CO2, H2O, energi, dan panas
Bahan organik (BO) mempengaruhi : oksidasi enzimatik
 sifat fisik (memperbaiki struktur / bertanggung jawab atas stabilitas agregat tanah melebihi faktor
tunggal lainnya, meningkatkan porositas, memperbaiki hubungan air dan udara),  [C, 4H] + 2O2 CO2 + 2H2O + energi
 sifat kimia tanah (meningkatkan KTK / mempengaruhi sedikitnya setengah dari KTK permukaan oksidasi enzimatik
tanah).  Pemecahan senyawa proteinpelepasan N, P, dan S, dan di-imobilasasi melalui rangkaian
 sumber hara N, P [5-60%], S [80%], B, dan Mo), walaupun terdapat dalam jumlah sedikit. reaksi yang unik untuk setiap elemen ; Proteinamida , asam-asam amino
 Umumnya mensuplai energi dan bahan pembentuk tubuh untuk kebanyakan mikro-organisme. terhidrolisaCO2 dan senyawa NH4+ + lainnya , senyawa NH4+  NO3- ;

Asal Bahan OrganikTanah Produk Dekomposisi Sederhana


 Jaringan tanaman (sumber utama BO) dan sangat penting untuk pembentuk-an tanah. Bagian atas,  Produk sederhana umum dihasilkan dari aktivitas mikro-organisme tanah adalah:
akar pohon, perdu, rerumputan, dan tanaman asli/asal menyumbang sejumlah besar residu organik o C  CO2, CO32-, HCO3-, CH4, C-elemen
per tahun  1/20 – 1/3 bagian tanaman tertinggal dalam tanah. o N  NH4+, NO2-, NO3-, dan gas N
Elemen-elemen C, H, dan O merupakan dominan total jaringan organik dalam tanah (  lebih dari o S  S, H2S, SO32-, SO42-, CS2
90% berat kering bahan) . Elemen-elemen lainnya berperan penting dalam nutrisi tanaman dan o P  H2PO4-, HPO42-
memenuhi kebutuhan mikro-organisme, seperti N, S, P, K, Ca, dan Mg, demikian juga hara mikro o Lainnya  H2O, O2, H2, H+, OH-, Ca2+, Mg2+, dll.
yang dikandung dalam bahan tanaman.
 Binatang dianggap sebagai sumber BO kedua dan menyumbangkan produk sampingan dan
meninggalkan tubuhnya untuk didekomposisi.
Hewan-hewan tertentu seperti cacing tanah, kaki seribu (centipedes), dan semut juga berperanan
penting dalam pemindahan residu tanaman.

Komposisi Residu Tanaman


 Karbohidrat (tersusun C, H, dan O , dari gula sederhana s.d selulose).
 Lemak (the fats) dan minyak (oils) , juga tersusun C, H, dan O, merupakan gliserida dari asam-
asam lemak seperti butirat, stearat, dan oleat; yang berasosiasi dengan berbagai macam resin dan
lebih kompleks dari karbohidrat umumnya.
 Lignins, komponen utamanya C, H, dan O , memiliki susunan kompleks, beberapa memiliki
struktur cincin. Terdapat pada jaringan tua seperti cabang, batang, dan jaringan berkayu lainnya.
Tahan terhadap dekomposisi.

27
MK. Dasar Ilmu Tanah Smt Ganjil Okt s.d Januari

IV. Siklus C Perombakan Organik (organik decay) oleh aktivitas mikroorganisme.

 C merupakan bahan umum penyusun BO dan terkait dengan semua proses kehidupan yang
esensial.
 Transformasi elemen C dalam Siklus C dalam kenyataan-nya merupakan siklus hidup (biocycle)
yang memungkin-kan kelangsungan hidup di bumi.
 Pelepasan CO2.  melalui proses fotosintesis.
CO2 diassimilasi oleh tumbuhan tingkat tinggi dan di-konversikan menjadi berbagai macam
senyawa organik.
 Saat senyawa organik masuk ke tanah sebagai residu tanaman dicerna (digest) oleh (aktivitas)
mikrobia dan CO2 dilepas. Pada kondisi optimum, dihasilkan > 100 kg/ha/hari CO 2. Secara
umum sekitar 25-30 kg/ha/hari.
 Sejumlah kecil CO2 bereaksi dengan tanah menghasilkan H2CO3 dan [Ca, K, Mg, dll]-CO3, [Ca,
K, Mg, dll]-HCO3.
 Produk C Lainnya : Sejumlah kecil C-elemen didapatkan dalam tanah
Pada kondisi anaerobic  dihasilkan CH4 (methan) dan CS2 (carbon bisulfid) dalam jumlah
sedikit. Tampak jelas bahwa siklus-C tidak hanya memasukkan tanah beserta jasad hidup (flora
dan fauna-nya) di dalam-nya, dan tumbuhan tingkat tinggi dalam setiap deskripsinya, tetapi juga
hidup hewan, dan manusia. Kegagalan dalam berfungsi secara tepat dapat berarti bencana untuk
semuanya. Hal tersebut juga merupakan siklus energi  siklus kehidupan.

Manfaat Bahan Organik


 merupakan BO yang sedang mengalami dekomposisi lanjut.
 residu humus yang tertinggal (terdekomposi lambat)  pelepasan hara lambat.
 BO yang sedikit terdekompos menghasilkan sedikit gums (polisakarida, tersusun atas
rangkain gula yang panjang), yang menyemen mineral tanah menjadi agregat yang stabil   Pelepasan N dari BO tiga kelas tekstur tanah selama musim tanam.
memperbaiki struktur tanah dan pertumbuhan tanaman.
 Kebanyakan tanah dengan pengolahan terus menerus kehilangan BO ≈ 2%/thn, tetapi
Pelepasan N (lb/acre)
pemilihan pertanaman yang tepat seperti rumputan, alfalfa, dan clovers, dapat menambah BO. % BO tanah
 Efeknya terhadap warna tanah  coklat – hitam. Sandy Loam Silt Loam Clay Loam
 Pengaruhnya pada sifat fisik tanah: 1 50 20 15
o Meningkatkan granulasi 2 100 45 40
o Mengurangi plastisitas, kohesi, dll 3 - 68 45
o Menigkatkan kapasitas menahan air 4 - 90 75
 Memiliki KTK yang tinggi: 5 - 110 90
o 20-30 x lebih besar daripada koloid mineral (berdasar-kan berat),
o menyumbang 30-90% daya absorpsi tanah mineral  Suplai dan ketersediaan Hara:
o Adanya kation yang mudah diganti,
o N, P, S, dan hara mikro diikat/ditahan dalam bentuk organik,
o Humus melepaskan elemen dari mineral-mineral.

28
MK. Dasar Ilmu Tanah Smt Ganjil Okt s.d Januari

Rasio C/N V. Siklus N


 C merupakan komponen BO yang relatif dalam jumlah besar dan proporsi tertentu. Sedangkan N
merupakan hara yang konsentrasinya sering mengontrol kecepatan dekomposisi BO (karena N
digunakan untuk membentuk protein dalam populasi bakteri dan fungi).
 Kandungan N dalam mikro-organisme dan BO dinyatakan dalam proporsinya terhadap
kandungan C, disebut nisbah C/N atau C/N Rasio.
 Kenyataan bahwa C/N rasio tanah cukup konstan (10:1 - 12:1, tapi kisarannya mulai 8:1 s.d
15:1), memberikan arti penting dalam mengontrol:
o Ketersediaan N,
o Total BO, dan kecepatan perobakan organik,
o Pengembangan model pengelolaan tanah yang me-nyeluruh .
 C/N BO tanah penting untuk dua alasan utama yaitu:

Denitrifikasi
o Kompetisi antara mikro-organisme terhadap keterse-diaan N akibat penambahan residu
dengan nisbah C/N tinggi ke dalam tanah; dan
o Karena rasio ini relatif konstan dalam tanah, pemeliharaan C -dan juga BO tanah- sangat
bergantung pada kandungan N tanah.
 Beberapa contoh nisbah C/N BO.
BO Nisbah C/N
Bakteria 4:1; 5:1
Fungi 9:1
Humus tanah terolah di daerah hangat 11:1 Gambar 6. 5. Porsi utama siklus nitrogen, N. Fiksasi N pupuk kimia menjadi sumber N yang penting.
Legume mature (alfalfa atau clover) 20:1
Sampah hutan 30:1
Jerami, batang jagung 90:1 Reaksi N-Tanah Lainnya
Serbuk gergaji 250:1
 Imobilisasi penggunaan kembali (reuse) N-terlarut (NH4− dan NO3−) oleh tanaman dan
 Banyaknya mikro-organisme terbatas jika N tersedia tidak mencukupi. Bakteria mikrobia (bakteri, fungi, algae) menjadi senyawa organik baru, yang juga akan mengalami
membutuhkan 1 kg N untuk setiap 4-5 kg C  pengguna N yang berat.
mineralisasi dan nitrifikasi lagi.
 Jika jerami dengan C/N 90:1 ditambahkan ke dalam tanah dengan N rendah, banyaknya
bakteria akan me-ningkat lambat karena keterbatasan N. Jerami akan terdekompos lambat  Denitrifikasi umumnya terjadi pada: (1) kekurangan O2 (aerasi jelek); (2) tersedia sumber energi
karena rendahnya hara makanan untuk mikro-organisme perombak.
(BO) bagi bakteri; (3) kondisi hangat dan tanah sedikit asam  bakteri menggunakan O2-NO3−
 Proses perombakan ini dapat dipercepat dengan menambahkan pupuk N untuk mensuplai
kebutuhan mikroorganisme dan kebutuhan tanaman. untuk hidupnya, dan meninggalkan N 2 dan N2O yang mudah menguap.
 Pada kondisi BO dengan C/N tinggi di tambahkan ke dalam tanah  merugikan
 Volatilisasi NH4+, terjadi bila:
tanamantanaman akan kahat N, karena mikroorganisme menggunaan N dari tanah untuk
menyusun tubuhnya.  NH4+ dalam larutan alkalin, yaitu bila NH4+ atau urea diaplikasi pada tanah kapuran
(calcareous).
Ca(OH)2 + (NH4)2CO2  2 NH4OH + CaCO3
2 NH4OH mudah terdekompos  NH3 + H2O

29
MK. Dasar Ilmu Tanah Smt Ganjil Okt s.d Januari

VI. Siklus P VII. Siklus K

Gambar 6. 7. Siklus fosforus (P) di atas dan permukaan tanah. Residu tanaman, kotoran manusia dan hewan, Gambar 6. 11. Komponen utama siklus K. Mineral tanah primer, seperti mika dan feldspar merupakan
dan pupuk kimia merupakan sumber utama P. Dua pencadang utama P dalam tanah: (a) sumber orisinil K. Mereka melapuk menjadi mika halus (Illit) dan lempung silikat lain yang
pencadang organik didapat dalam humus dan residu tanaman dan mikrobia; dan (b) mana beberapa K diikat menjadi tdk dapat ditukar, tetapi secara lambat, dapat menjadi
pencadang anorganik, Ca-P dan Fe-P yang sukar larut. bentuk tersedia. K tidak dapat ditukar adalah K yang dilepas dengan kecepatan lambat dan
menjadi bentuk dapat ditukar dan kemudian masuk ke dalam larutan tanah, darimana hara-
hara tersebut diserap oleh akar, dan akhirnya di siklus melalui residu tanaman dan kotoran
ke dalam tanah. Pada suatu saat, bentuk K yang utama, adalah mineral primer atau dalam
bentuk tidak dapat ditukar atau bentuk difiksasi. Pupuk kimia buatan merupakan sumber
K yang semakin penting.

30
MK. Dasar Ilmu Tanah Smt Ganjil Okt s.d Januari

VIII. Selayang pandang Pengawetan Tanah. NB dan perhatian:


a. Semoga bermanfaat, selamat berjuang dan sukses , jember 181220FP UMS Jember
Pengawetan tanah dan air merupakan usaha menjaga, memperbaiki, melestarikan bahkan
b. Semua tugas-tugas dan laporan praktikum dikumpulkan pada saat UAS gasal 20-1 ; ± 11 Jan 2021 s.d Jam
meningkatkan tanah dan air tetap produktip, serta mengurangi / mencegah kerusakan dari akibat 16.00.
banjir / erosi. Diharapkan pengawetan tanah dan air adalah menggunakannya sesuai kemampuan. c. Mohon3 maaf bila materi praktikum dan kuliah MK. Dasar Ilmu Tanah jauh dari sempurna baik
Erosi : proses tanah dihancurkan dan dihanyutkan ke tempat lain oleh kekuatan air, angin atau penyampaian dan isi materi. Hal ini dikarenakan banyak kondisi timing yang tidak memungkinkan. Sekali
gravitasi. lagi mohon3 maaf.
d. Selamat bertemu di UAS MK. Dasar Ilmu Tanah. Doa Ortu bersama anda.
Erosi : Geologi / lambat (tanah tererosi = tanah terbentuk) dan
Accelerated / dipercepat (tanah tererosi / rusak sebagai fungsi curah hujan C, sifat tanah S, Lereng T, ______________________________ooooAZumyoooo______________________________
Vegetasi V dan Manusia H.)

E = f ( C, S, T, V, H).

Jenis Erosi
 Pelarutan
 Splash Erosion (Erosi Percikan).
 Sheet Erosion (Erosi Lembaran).
 Rill Erosion (Erosi Alur).
 Gully Erosion (Erosi alur besar).
 Channel Erosion (Erosi Parit).
 Longsor (Land Slide).

Metode Pengawetan Tanah.


a. Vegetatip
 Penghutanan kembali (Reforestery).
 Penghijaun kembali (Reboisasi).
 Penanaman rumput (Permanent Pasture).
 Penutup Tanah (Cover crop).
 Penanaman beralur (Strip Cropping).
 Pergiliran Tanaman (Crop Rotation).
 Pemakaian sisa tanaman (Residue Management / Mulching).
 Penanaman Lorong (Alley Cropping).
 Saluran irigasi berumput (Grassed Water ways).
b. Mekanik
 Pengolahan tanah secara benar.
 Pengolahan tanah menurut kontur.
 Pembuatan Teras (Terassiring).
c. Kimia
Pemakaian bahan pemantaap tanah (soil conditioner), seperti lateks, krillium, bitumen dan bahan
kimia lain sebagai penstabil agregat tanah.

31
MK. Dasar Ilmu Tanah Smt Ganjil Okt s.d Januari

BAHAN KULIAH
ILMU TANAH dan PERTANIAN

Tanah Kapur

Latosol

INTERNAL FP-UMS

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MOCH. SROEDJI JEMBER
2020

19
MK. Dasar Ilmu Tanah Smt Ganjil Okt s.d Januari

Tambahan :
Faktor Dekomposisi Senyawa Organik
III. BAHAN ORGANIK DAN JASAD HIDUP (TANAH)  Kecepatan Dekomposisi
 Gula, karbohidrat, protein sederhana
Bahan organik (BO) mempengaruhi :  Protein mentah (crude protein)
 sifat fisik (memperbaiki struktur / bertanggung jawab atas stabilitas agregat tanah  Hemiselulose Semakin lambat
melebihi faktor tunggal lainnya, meningkatkan porositas, memperbaiki hubungan air dan  Selulose
udara),  Lignin, lemak, lilin, dsb
 sifat kimia tanah (meningkatkan KTK / mempengaruhi sedikitnya setengah dari KTK
permukaan tanah). Reaksi umum jaringan organik diberikan ke tanah
 sumber hara N, P [5-60%], S [80%], B, dan Mo), walaupun terdapat dalam jumlah sedikit.  BO utuh CO2, H2O, energi, dan panas
 Umumnya mensuplai energi dan bahan pembentuk tubuh untuk kebanyakan mikro- oksidasi enzimatik
organisme.
 [C, 4H] + 2O2 CO2 + 2H2O + energi
Asal Bahan OrganikTanah oksidasi enzimatik
 jaringan tanaman (sumber utama BO) dan sangat penting untuk pembentuk-an tanah.  Pemecahan senyawa proteinpelepasan N, P, dan S, dan di-imobilasasi melalui
Bagian atas, akar pohon, perdu, rerumputan, dan tanaman asli/asal menyumbang rangkaian reaksi yang unik untuk setiap elemen ; Proteinamida , asam-asam amino
sejumlah besar residu organik per tahun  1/20 – 1/3 bagian tanaman tertinggal terhidrolisaCO2 dan senyawa NH4+ + lainnya , senyawa NH4+  NO3- ;
dalam tanah.
Elemen-elemen C, H, dan O merupakan dominan total jaringan organik dalam tanah ( Produk Dekomposisi Sederhana
 lebih dari 90% berat kering bahan) . Elemen-elemen lainnya berperan penting  Produk sederhana umum dihasilkan dari aktivitas mikro-organisme tanah adalah:
dalam nutrisi tanaman dan memenuhi kebutuhan mikro-organisme, seperti N, S, P, K, o C  CO2, CO32-, HCO3-, CH4, C-elemen
Ca, dan Mg, demikian juga hara mikro yang dikandung dalam bahan tanaman. o N  NH4+, NO2-, NO3-, dan gas N
 Binatang dianggap sebagai sumber BO kedua dan menyumbangkan produk o S  S, H2S, SO32-, SO42-, CS2
sampingan dan meninggalkan tubuhnya untuk didekomposisi. o P  H2PO4-, HPO42-
Hewan-hewan tertentu seperti cacing tanah, kaki seribu (centipedes), dan semut juga o Lainnya  H2O, O2, H2, H+, OH-, Ca2+, Mg2+, dll.
berperanan penting dalam pemindahan residu tanaman.

Komposisi Residu Tanaman


 Karbohidrat (tersusun C, H, dan O , dari gula sederhana s.d selulose). IV. Siklus C (Karbon)
 Lemak (the fats) dan minyak (oils) , juga tersusun C, H, dan O, merupakan gliserida
dari asam-asam lemak seperti butirat, stearat, dan oleat; yang berasosiasi dengan  C merupakan bahan umum penyusun BO dan terkait dengan semua proses kehidupan
berbagai macam resin dan lebih kompleks dari karbohidrat umumnya. yang esensial.
 Lignins, komponen utamanya C, H, dan O , memiliki susunan kompleks, beberapa  Transformasi elemen C dalam Siklus C dalam kenyataan-nya merupakan siklus hidup
memiliki struktur cincin. Terdapat pada jaringan tua seperti cabang, batang, dan (biocycle) yang memungkin-kan kelangsungan hidup di bumi.
jaringan berkayu lainnya. Tahan terhadap dekomposisi.  Pelepasan CO2.  melalui proses fotosintesis.
 Protein mentah (crude protein) merupakan salah satu dari yang lebih kompleks. CO2 diassimilasi oleh tumbuhan tingkat tinggi dan di-konversikan menjadi berbagai
Tersusun atas C, H, O, N, dan sejumlah kecil S, Fe, dan P  sebagai pembawa macam senyawa organik.
elemen-elemen esensial.

20
MK. Dasar Ilmu Tanah Smt Ganjil Okt s.d Januari

 BO yang sedikit terdekompos menghasilkan sedikit gums (polisakarida, tersusun atas


Perombakan Organik (organik decay) oleh aktivitas mikroorganisme. rangkain gula yang panjang), yang menyemen mineral tanah menjadi agregat yang
stabil  memperbaiki struktur tanah dan pertumbuhan tanaman.
 Kebanyakan tanah dengan pengolahan terus menerus kehilangan BO ≈ 2%/thn, tetapi
pemilihan pertanaman yang tepat seperti rumputan, alfalfa, dan clovers, dapat
menambah BO.
 Efeknya terhadap warna tanah  coklat – hitam.
 Pengaruhnya pada sifat fisik tanah:
o Meningkatkan granulasi
o Mengurangi plastisitas, kohesi, dll
o Menigkatkan kapasitas menahan air
 Memiliki KTK yang tinggi:
o 20-30 x lebih besar daripada koloid mineral (berdasar-kan berat),
o menyumbang 30-90% daya absorpsi tanah mineral

 Pelepasan N dari BO tiga kelas tekstur tanah selama musim tanam.

Pelepasan N (lb/acre)
% BO tanah
Sandy Loam Silt Loam Clay Loam
1 50 20 15
2 100 45 40
3 - 68 45
4 - 90 75
5 - 110 90

 Saat senyawa organik masuk ke tanah sebagai residu tanaman dicerna (digest) oleh  Suplai dan ketersediaan Hara:
(aktivitas) mikrobia dan CO2 dilepas. Pada kondisi optimum, dihasilkan > 100 kg/ha/hari o Adanya kation yang mudah diganti,
CO2. Secara umum sekitar 25-30 kg/ha/hari. o N, P, S, dan hara mikro diikat/ditahan dalam bentuk organik,
 Sejumlah kecil CO2 bereaksi dengan tanah menghasilkan H2CO3 dan [Ca, K, Mg, dll]- o Humus melepaskan elemen dari mineral-mineral.
CO3, [Ca, K, Mg, dll]-HCO3.
 Produk C Lainnya : Sejumlah kecil C-elemen didapatkan dalam tanah
Pada kondisi anaerobic  dihasilkan CH4 (methan) dan CS2 (carbon bisulfid) dalam
jumlah sedikit. Tampak jelas bahwa siklus-C tidak hanya memasukkan tanah beserta jasad
Rasio C/N
hidup (flora dan fauna-nya) di dalam-nya, dan tumbuhan tingkat tinggi dalam setiap
deskripsinya, tetapi juga hidup hewan, dan manusia. Kegagalan dalam berfungsi secara  C merupakan komponen BO yang relatif dalam jumlah besar dan proporsi tertentu.
tepat dapat berarti bencana untuk semuanya. Hal tersebut juga merupakan siklus energi Sedangkan N merupakan hara yang konsentrasinya sering mengontrol kecepatan
 siklus kehidupan. dekomposisi BO (karena N digunakan untuk membentuk protein dalam populasi
bakteri dan fungi).
 Kandungan N dalam mikro-organisme dan BO dinyatakan dalam proporsinya
Manfaat Bahan Organik terhadap kandungan C, disebut nisbah C/N atau C/N Rasio.
 merupakan BO yang sedang mengalami dekomposisi lanjut.
 residu humus yang tertinggal (terdekomposi lambat)  pelepasan hara lambat.
21
MK. Dasar Ilmu Tanah Smt Ganjil Okt s.d Januari

 Kenyataan bahwa C/N rasio tanah cukup konstan (10:1 - 12:1, tapi kisarannya mulai
8:1 s.d 15:1), memberikan arti penting dalam mengontrol:
o Ketersediaan N,
o Total BO, dan kecepatan perobakan organik,
o Pengembangan model pengelolaan tanah yang me-nyeluruh .
 C/N BO tanah penting untuk dua alasan utama yaitu:
o Kompetisi antara mikro-organisme terhadap keterse-diaan N akibat penambahan
residu dengan nisbah C/N tinggi ke dalam tanah; dan
o Karena rasio ini relatif konstan dalam tanah, pemeliharaan C -dan juga BO tanah-
sangat bergantung pada kandungan N tanah.

Denitrifikasi
 Beberapa contoh nisbah C/N BO.
BO Nisbah C/N
Bakteria 4:1; 5:1
Fungi 9:1
Humus tanah terolah di daerah hangat 11:1
Legume mature (alfalfa atau clover) 20:1
Sampah hutan 30:1 Gambar 6. 5. Porsi utama siklus nitrogen, N. Fiksasi N pupuk kimia menjadi sumber N yang
Jerami, batang jagung 90:1 penting.
Serbuk gergaji 250:1
Reaksi N-Tanah Lainnya
 Banyaknya mikro-organisme terbatas jika N tersedia tidak mencukupi. Bakteria
membutuhkan 1 kg N untuk setiap 4-5 kg C  pengguna N yang berat.  Imobilisasi penggunaan kembali (reuse) N-terlarut (NH4− dan NO3−) oleh tanaman dan
 Jika jerami dengan C/N 90:1 ditambahkan ke dalam tanah dengan N rendah, mikrobia (bakteri, fungi, algae) menjadi senyawa organik baru, yang juga akan mengalami
banyaknya bakteria akan me-ningkat lambat karena keterbatasan N. Jerami akan mineralisasi dan nitrifikasi lagi.
terdekompos lambat karena rendahnya hara makanan untuk mikro-organisme  Denitrifikasi umumnya terjadi pada: (1) kekurangan O2 (aerasi jelek); (2) tersedia sumber
perombak. energi (BO) bagi bakteri; (3) kondisi hangat dan tanah sedikit asam  bakteri menggunakan
 Proses perombakan ini dapat dipercepat dengan menambahkan pupuk N untuk O2-NO3− untuk hidupnya, dan meninggalkan N2 dan N2O yang mudah menguap.
mensuplai kebutuhan mikroorganisme dan kebutuhan tanaman.  Volatilisasi NH4+, terjadi bila:
 Pada kondisi BO dengan C/N tinggi di tambahkan ke dalam tanah  merugikan  NH4+ dalam larutan alkalin, yaitu bila NH4+ atau urea diaplikasi pada tanah kapuran
tanamantanaman akan kahat N, karena mikroorganisme menggunaan N dari tanah (calcareous).
untuk menyusun tubuhnya. Ca(OH)2 + (NH4)2CO2  2 NH4OH + CaCO3
2 NH4OH mudah terdekompos  NH3 + H2O

22
MK. Dasar Ilmu Tanah Smt Ganjil Okt s.d Januari

Gambar 6. 11. Komponen utama siklus K. Mineral tanah primer, seperti mika dan feldspar merupakan sumber
Gambar 6. 7. Siklus fosforus (P) di atas dan permukaan tanah. Residu tanaman, kotoran manusia dan hewan, dan orisinil K. Mereka melapuk menjadi mika halus (Illit) dan lempung silikat lain yang mana
pupuk kimia merupakan sumber utama P. Dua pencadang utama P dalam tanah: (a) pencadang beberapa K diikat menjadi tdk dapat ditukar, tetapi secara lambat, dapat menjadi bentuk tersedia.
organik didapat dalam humus dan residu tanaman dan mikrobia; dan (b) pencadang anorganik, Ca-P K tidak dapat ditukar adalah K yang dilepas dengan kecepatan lambat dan menjadi bentuk dapat
dan Fe-P yang sukar larut. ditukar dan kemudian masuk ke dalam larutan tanah, darimana hara-hara tersebut diserap oleh
akar, dan akhirnya di siklus melalui residu tanaman dan kotoran ke dalam tanah. Pada suatu saat,
bentuk K yang utama, adalah mineral primer atau dalam bentuk tidak dapat ditukar atau bentuk
difiksasi. Pupuk kimia buatan merupakan sumber K yang semakin penting.

23

Anda mungkin juga menyukai