Anda di halaman 1dari 17

SIMPLE DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER

KELOMPOK 1

Andi Yusran Patiroi M. (D021191033)

Muh. Zul Alif (D021191139)

Taufik Rahmad (D021191040)

2022

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN
Simple Double Pipe Heat Exchanger

Merupakan peralatan yang digunakan untuk menukarkan kalor antara fluida panas dan
fluida dingin menggunakan dua pipa konsentrik yang berbentuk huruf U atau straight tube
dimana mengalir fluida berupa aliran cocurrent atau counter current.

Penukar panas pipa ganda tabung-U ditunjukkan pada gambar diatas. Grafik Temperatur
fluida secara diagram menggambarkan nomenklatur yang akan digunakan sebagai berikut:
 Temperatur masuk fluida panas (Th,in)
 Temperatur keluar fluida panas (Th,out)
 Temperatur masuk fluida dingin (Tc,in)
 Temperatur keluar fluida dingin (Tc,out)

Dimensi tabung dan cangkang di dalam daerah perpindahan panas diberikan sebagai:
 Diameter dalam tabung (D2)
 Diameter luar tabung (D1)
 Diameter dalam cangkang (Ds)
 Panjang (L)
 Koefisien perpindahan panas di bagian dalam dan bagian luar tabung berturut-turut
adalah 2 dan 1

Penukar panas pipa ganda biasanya dioperasikan dalam mode aliran berlawanan yang
diilustrasikan pada gambar sebelumya. ketika kedua fluida adalah fase tunggal, perpindahan
panas dapat dihitung menggunakan persamaan yang diturunkan pada bab 3, mengingat bahwa
mereka didasarkan pada asumsi koefisien perpindahan panas konstan dan panas spesifik konstan.
Ekspresi umum untuk laju total perpindahan panas, Q(dot), dari satu fluida ke fluida lainnya,
diberikan dengan persamaan berikut:

̇ = UA TLM

Dimana :

U = koefisien perpindahan panas keseluruhan

A = luas permukaan

TLM = log Temperatur rata-rata

[( ) ( )]
[( ) ( )]

Koefisien perpindahan panas keseluruhan, U, diberikan oleh persamaan

( )
( ) ( )

Dimana :
R1 = resistensi panas dari lapisan foulimg di bagian luar tabung
R2 = resistensi panas dari lapisan foulimg di bagian dalam tabung
w = konduktifitas panas material dinding
1 = koefisien perpindahan panas diluar tabung
2 = koefisien perpindahan panas didalam tabung
Nilai koefisien perpindahan panas a1 dan a2 dihitung menggunakan persamaan yang
sesuai dalam bab 2. ketika aliran turbulen, diameter ekivalen yang digunakan, Dc, adalah empat
kali luas penampang dibagi dengan keliling basah, dan a1 didasarkan pada diameter hidrolik
rata-rata anulus, Ds - D1, dan a2 didasarkan pada diameter dalam pipa D2. sebagai pendekatan
pertama persamaan Dittus-Boelter dapat digunakan, tetapi untuk perhitungan yang lebih tepat
koefisien perpindahan panas dari persamaan ini, sifat fluida harus didasarkan pada Temperatur
film ekivalen, yaitu rata-rata Temperatur curah dan Temperatur dinding, tetapi karena
Temperatur dinding awalnya merupakan faktor yang tidak diketahui, putaran pertama
perhitungan dapat dilakukan dengan menggunakan rata-rata Temperatur fluida masuk dan
keluar. jika akurasi yang lebih besar diperlukan, perhitungan dapat diulang menggunakan sifat
fluida berdasarkan Temperatur film; salah satunya umumnya cukup.

Masing – masing koefisien perpindahan panas permukaan bersih dapat dikombinasikan


dengan yg sesuai resistensi pengotoran untuk mendapatkan koefisien perpindahan panas
permukaan kotor yg setara dengan menggunakan persamaan

( ) ( )

Dimana :

w = konduktifitas panas material dinding

𝛼 1 = koefisien perpindahan panas di bagian luar tabung

𝛼 2 = koefisien perpindahan panas di bagian dalam tabung

D2 = Diameter dalam pipa dalam

D1 = Diameter luar pipa dalam

Setelah menghitung TLM dari persamaan 5.2 dan U dari persamaan 5.5 nilai-nilai ini
dapat dimasukkan ke dalam persamaan 5.1 untuk memberikan luas permukaan total yang
dibutuhkan. perhatikan bahwa karena U didasarkan pada D1, luas yang dihitung adalah luas
bagian luar tabung dalam, yaitu,

A =  D1 L
Setelah didapatkan persamaan U maka selanjutnya kita bisa menghitung koefisien
konveksi pada bagian dalam pipa yaitu
Nu λ λ
00 3 e Pr

Dan pada anulus


Nu λ λ
00 3 e Pr
h
Keterangan :

𝜆 = Konduktifitas fluida dalam pipa


𝜆 = Konduktifitas fluida dalam anulus
Dh = Ds- D1 = Diameter hidrolis anulus

D1 = Diameter luar pipa dalam

Ds = Diameter dalam pipa luar


Re = Bilangan Reynolds

Bilangan Reynolds dapat dicari dengan persamaan berikut :

e e

Dimana :
𝜌 = Massa jenis aliran pada anulus
𝜌 = Massa jenis aliran pada pipa dalam
𝑣 = Kecepatan Aliran pada anulus
𝑣 = Kecepatan Aliran pada pipa dalam
𝜇 = Viskositas kinematis aliran pada anulus
𝜇 = Viskositas kinematis aliran pada pipa dalam
Diameter Hidrolik anatara Pipa Luar dan pipa dalam sebagai berikut:
4 × 𝐿𝑢𝑎𝑠
𝐷ℎ
𝐾𝑒𝑙𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ𝑖

𝜋𝐷 𝜋𝐷
4×( )
4 4
𝐷ℎ
𝜋𝐷𝑠 𝜋𝐷
𝐷ℎ 𝐷𝑠 𝐷

Laju aliran massa untuk pipa dalam

𝑚̇ 𝜌 𝑣 𝐴

Atau
4𝑚̇
𝑣
𝜌 𝜋𝐷

Laju aliran massa untuk pipa luar

𝑚̇ 𝜌 𝑣 𝐴

Atau
4𝑚̇
𝑣
𝜌 𝜋(𝐷𝑠 𝐷 )

Keterangan

𝑚̇1 = laju aliran massa pipa dalam

𝑚̇2 = laju aliran massa pada anulus

v1 = kecepatan aliran fluida pada anulus

v2 = kecepatan aliran fluida pada pipa dalam


Contoh Soal 1

Alat penukar kalor pipa ganda Countercurrent, digunakan pada sebuah industri makanan untuk
memanaskan 5 kg/s air laut (braine) dari 6 C sampai 12 C dengan air panas (cpair =
4,180kJ/kg C) dengan temperatur masuk 50 C dan keluar 40 C pada laju aliran massa 0,166
kg/s. Tentukan laju total perpindahan panas yang dibutuhkan pipa tersebut jika D1 = 3,8  10-2
m, D2 = 3,56  10-2 m, Ds = 6,32  10-2 m, D0 = 7,68  10-2 m dan panjang pipa yang
diperlukan 42 m

Diketahui : APK pipa ganda

Properties Fluida Cold dengan temperatur rata – rata 9 C terletak di anulus

 1 = 999,74 kg/m3
 Cp1 = 4,1962 kJ/(kg K)
 1 = 0,5782 W/(m K)
 Vc = Prc/Kc = 1,38  10-4 m2/s
 Kc = c/ c Cpc = 2,427  10-3 m2/s
 Pr1 = 9,8
 1 = 0,00135

Properties Fluida Hot dengan temperatur rata – rata 45 C terletak di pipa dalam

 2 = 990,1 kg/m3
 Cp2 = 4,180 kJ/(kg K)
 2 = 0,637 W/(m K)
 V2 = Prh/Kh = 1,54  10-4 m2/s
 K2 = h/ h Cph = 2,689  10-3 m2/s
 Pr2 = 3,55
 2 = 0,00059
D1 = 3,8  10-2 m D2 = 3,06  10-2 m,
Ds = 6,32  10-2 m, D0 = 7,68  10-2 m L = 42 m

Th, in = 50 C Th, out = 40 C


Tc, in = 6 C Tc, out = 12 C

Luas Permukaan Pipa dalam Diameter hidrolik pipa dalam


A = (/4)(D2)2 = 0,735  10-3 m2 Dh = D2
Luas Permukaan anulus Diameter hidrolik anulus
A = (/4)(Ds2  D12) = 2,002  10-3 m2 Dh = Ds – D1 = 6,32  10-2 - 3,8  10-2
= 2,52  10-2

Penyelesaian :
̇ ×𝐴× 𝑇

Tentukan terlebih dahulu 𝑇 pada pipa

Maka :

𝑇 𝑇 38 34
𝑇 35 96
𝑇 38
𝑙𝑛 ( 𝑇 ) 𝑙𝑛 (34)
Setelah didapatkan nilai 𝑇 maka kita akan mencari nilai luas permukaan pipa dalam
tempat mengalirnya pipa panas

A =  D1 L

=  38  10-2  40

= 4,7728 m2

Total rate of heat transfer diberikan laju aliran massa Dowtherm

̇ ̇ ( )

̇ 5 4 96 ( 6) 6 × 0

The rate of water flow required is then

̇
̇ ̇
( h h u)

6 × 0
𝑀̇ 30
4 80(50 40)

Setelah didapat laju aliran massa hot maka selanjutnya mencari nilai , U. koefisien perpindahan
panas keseluruhan

𝐷
(𝐷 )
( )

Pada persamaan diatas belum diketahui nilai , w jadi perlu dicari terlebih dahulu untuk
mencari  dibutuhkan nilai Nu dimana Re

Untuk yang mengalir di anulus, kecepatan rata – ratanya yaitu, v1,

̇
5
𝑣 498 𝑚 𝑠
00 × 0 999 74

Reynoldsnya yaitu

𝜌 𝑣 𝐷
𝑅𝑒 𝑅𝑒
𝜇

999 74 498 5  0
𝑅𝑒 4 664 × 0
0 00 35

Setelah didapat nilai Re maka kita bisa mencari nilai koefisien heat transfer pada anulus,

𝜆
0 0 3𝑅𝑒 𝑟
𝐷

0 578
0 0 3 (4 664 × 0 ) 98 7 43 × 0 ( )
5 × 0

Setelah didapatkan koefisien heat transfer pada anulus kemudian dicari koefisien heat transfer
pada pipa dalam, tapi sebelum itu perlu diketahui Re dan v2,

𝑀̇
𝑣 𝑣
𝐴 𝜌

30
𝑣 4 38 𝑚 𝑠
0 735 × 0 990

Kemudian bilangan Reynoldsnya,

𝜌 𝑣 𝐷
𝑅𝑒 𝑅𝑒
𝜇

990 4 38 3 06  0
𝑅𝑒 036 × 0
0 00059
Setelah didapat nilai Re kemudian dicari nilai 2
𝜆
0 0 3𝑅𝑒 𝑟
𝐷

0 637
00 3 ( 036 × 0 ) 39 4975 × 0 ( )
3 06 × 0

Setelah didapat nilai 1 dan 2 maka selanjutnya bisa dicari nilai U, dimana

𝐷
(𝐷 )
( )

Jika di asumsikan dinding pipa dari besi dengan Konduktifitas termalnya, w = 60 W/ (m  K)

38 0
38 0 ( ) 38 0
3 06 × 0
( )
7 43 × 0 60 4975 × 0 3 06 × 0

3 4306 × 0 ( )

Jadi,

̇ × ×

̇ 3 4306 × 0 4 77 8 35 96 9

̇ 5 8884 × 0
Contoh Soal 2

Penukar panas pipa ganda dengan dimensi yang ditunjukkan pada gambar terlampir digunakan
untuk mengalirkan 5 kg/s Dowtherm A dari 15 hingga 65 C menggunakan air panas limbah
yang didinginkan dalam proses dari 95 hingga 75 C. Aliran air panas di tabung dalam
berlawanan arah dengan Dowtherm, yang mengalir di anulus (Dowtherm memiliki viskositas
lebih tinggi daripada air dan dialokasikan ke bagian dengan luas penampang yang besar, untuk
menghindari penurunan tekanan yang berlebihan). Berapa panjang total penukar panas, L, yang
dibutuhkan?

Metode, menggunakan persamaan dasar 1, untuk menghitung Luas, A yang dibutuhkan dengan
mendasarkan perhitungan pada diameter luar tabung dalam, D1

Data. Dimensi:

Diameter luar tabung D1 = 4,830  10-2 m

Diameter dalam tabung D2 = 4,094  10-2 m

Diameter dalam selimut Ds = 7,500  10-2 m


Luas penampang tabung dalam

S1 = (/4)D22 = (/4)(4,094  10-2)2 = 1,316  10-3 m2

Diameter hdrolik rata-rata

Dei = D2 = 4,094  10-2

Luas penampang anulus

S0 = (/4)(Ds2 D22)= (/4)(7,502  4,832)  10-4 = 2,586  10-3 m2

Nilai rata-rata diameter hidrolik :

Deo = Ds – D1 = (7,50 – 4,83)  10-2 = 2,67  10-2

Propertis fluida. Properties untuk penurunan suhu A dengan temperatur rata – rata 40 C :

 c = 1044 kg/m3
 Panas spesifik Cpc = 1622 J/(kg K)
 Konduktivitas c = 0,138 W/(m K)
 Viskositas c = 2,70  10-3 (N s)/m2
 Vc = c/c = 2,59  10-6 m2/s
 Kc = c/ c Cpc = 8,15  10-8 m2/s
 Prc = Vc / Kc =3,17

Anda mungkin juga menyukai