BERKEBUTUHAN KHUSUS
NASKAH PUBLIKASI
Oleh :
RAHMAT SUGANDA
1873201047
Khusus
NASKAH PUBLIKASI
Oleh :
RAHMAT SUGANDA
NIM: 1873201047
Dipersetujui oleh:
Pembimbing 1 Pembimbing 2
BERKEBUTUHAN KHUSUS
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana cara wanita karier yang
memiliki anak berkebutuhan khusus menyikapi permasalahan dan melihat bagaimana
bentuk strategi coping yang dilakukan subjek, penelitian ini menggunakan metode
kualitatif deangan pendekatan fenomenologi dan menggunakan teknik purporsive
sampling dengan menggali informasi secara langsung kepada subjek yang
bersangkutan adalah subjek PS dan subjek LL dan bekerja di instansi pendidikan
yang telah memenuhi kriteria pada penelitian ini.Teknik pengumpulan data pada
penelitian ini menggunakan metode wawancara semi terstruktur.Hasil penelitian ini
menemukan bahwa wanita karier yang memiliki anak berkebutuhan khusus memiliki
berbagai macam strategi coping yang digunakan untuk menghadapi stress yang
ditimbulkan dikarenakan memiliki anak berkebutuhan khusus. Kepada ibu yang
memiliki anak berkebutuhan khusus dan sebagai wanita karier di harapkan mampu
menggunakan strategi coping yang baik sehingga dapat mengatasi stress yang
dihadapi. Terkait strategi coping yang dapat digunakan adalah problem focused
coping dan emotion focused coping.
Kata Kunci: Strategi Coping, Wanita Karier, Anak Berkebutuhan Khusus
COPING STRATEGIES FOR CAREER WOMEN WHO HAVE CHILDREN
WITH SPECIAL NEEDS
This study was conducted to find out how career women who have children with
special needs respond to problems and see how the form of coping strategies is
carried out by the subject, this study uses a qualitative method with a
phenomenological approach and uses a purporsive sampling technique by digging up
information directly to the subject concerned is the subject. PS and LL subjects and
work in educational institutions that have met the criteria in this study. The data
collection technique in this study used a semi-structured interview method. The
results of this study found that career women who have children with special needs
have various coping strategies that are used to face stress caused by having children
with special needs. Mothers who have children with special needs and as career
women are expected to be able to use good coping strategies so that they can
overcome the stress they face. Related coping strategies that can be used are problem
focused coping and emotion focused coping.
Keywords: Coping Strategies, Career Women, Children with Special Needs
PENDAHULUAN
Wanita termasuk kedalam makhluk istimewa dari golongan manusia yang
diciptakan oleh Allah SWT untuk dijadikan pasangan kepada kaum laki-laki
kerja yang menghasilkan sesuatu yang bernilai ekonomis (aktif secara ekonomi),
keberhasilan dan kesuksesan pada kerjanya, ia juga mengatakan lagi bahwa yang
dimaksud dengan karier adalah wanita yang memiliki pekerjaan apa saja yang
terhadap kerja dan memberikan perhatian pada keluarga sebagai istri dan ibu.
sekedar pintar dan sukses seperti ibunya yang berkarier bagus, tetapi juga
mengharapkan agar anaknya menjadi anak shaleh atau shalehah (Dahar, 2011).
Tetapi tidak semua anak terlahir dengan pewarisan sifat ibu atau ayahnya,
karena beberapa dari mereka ada yang mendapat hambatan seperti gangguan
(Setyaningrum 2010)
3
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memerlukan pengasuhan
khusus karena adanya gangguan perkembangan dan kelainan yang dialami anak,
yang dikenal juga dengan istilah disabilitas, untuk memahami anak berkebutuhan
khusus ini juga bisa dilihat dari beberapa konteks, ada yang bersifat biologis,
berdampak pada karier orang tua khususnya seorang ibu yang sudah bekerja
dimana ibu dengan anak berkebutuhan khusus dituntut menghadapi peran berbeda
dari ibu yang lain yang bisa di sebut dengan stress (Faradina, 2017).
Stress adalah suatu kondisi yang ditandai dengan reaksi emosional, fisik,
kognitif, dan perilaku terhadap suatu peristiwa yang dianggap mengancam atau
menantang individu Ciccarelli (2014). Menurut Gibson (2009) stres adalah suatu
psikologis yang terjadi sebagai akibat dari setiap tindakan dari lingkungan, situasi,
atau peristiwa sekitarnya yang menempatkan tuntutan psikologis atau fisik yang
seorang ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus mengalami stress, tetapi
mereka berusaha mengatasi stress yang dialaminya itu dengan cara strategi
coping. Menurut Coon (2010), strategi coping adalah jenis aplikasi yang
keterampilan coping dengan cara berfikir dan berperilaku. Strategi coping adalah
4
perbuatan yang bisa digunakan semua orang untuk menoleransi, menguasai, serta
mengurangi efek stress, dan itu dapat mencakup strategi perilaku dan psikologis
(Cicarelli, 2015).
untuk memecahkan situasi stress. Strategi coping juga dikatakan sebagai upaya
mengatasi stress dari internal ataupun eksternal (Yusri & Farida, 2019). Pitasari
dan Cahyono (2014) juga mengatakan strategicoping sebagai segala usaha pada
teknik baru yang dapat digunakan untuk mengubah situasi, atau topik
sangat menegangkan.
Strategi coping stress ini dapat mencakup stress perilaku dan psikologis
pada individu Ciccarelli (2014). Akibatnya, strategi coping stress yang baik akan
5
cenderung menggunakan problem focused coping, dalam hal ini peneliti
perilaku coping yang dilakukan oleh subjek miliknya yaitu subjek mampu
keadaan subjeknya menjadi motivator untuk lebih giat bekerja karena subjek tau
Dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk melihat gambaran strategi coping
stress dengan mengangkat judul “Strategi Coping Stress pada Wanita Karier
METODE
khusus.
HASIL PENELITIAN
6
Analisi hasil penelitian didapat dengan mengelompokan temuan dari
1. Subjek PS
a. Penerimaan
“Tidak lagi, eee saya uda enjoy menerima apa adanya anak
saya ini apapun ini adalah anak saya tidak perlu lagi stress
kita hadapilah sepahit apapun apalagi perubahan dari tahap
anak-anak ke remaja kompleksitasnya sulit memang, tapi lebih
sulit kalau uda remaja di banding anak-anak” (W1.P1. 435-
440)
“Yaa mau tidak mau harus siap, sebab dia ada di hidup ku
mau tidak mau, tidak ada alasan untuk tidak siap, siapa lagi
yang perduli dengan dia, siapa lagi yang meee karena malu
dia dialah maluku juga, karena dia dia jiwa ku gan” (W2.P1.
730-735)
“Iya seharusnya kalau dokter uda tau itu tapi gimana lah
uda garis tangan ku itu, memang anak anugrah katanya anak
titipan tuhan kan ya di pelihara lah dia sebaik
mungkin”(W2.P1. 884-889)
7
b. Keaktifan Diri
c. Perencanaan (Pleanning)
tersebut.
8
Analisis hasil penelitian dilakukan dengan mengelompokkan kedalam
beberapa tema yang disusun dengan mengacu pada aspek-aspek strategi coping
a. Planful Problem-Solving
b. Confrontative Coping
9
Hal ini dapat diketahui bahwa subjek PS saat merasa tertekan
a. Positive Reaprasial
a. Accepting Responsibility
a. Distancing
10
bercerita dengan orang lain maka tidak ada solusi apapun yang di
2. Subjek LL
1. Penerimaan
“pertama tau itu memang syok lo gan, kayak mana gak kita
mengharapakan anak kita itu normal yakan, tapi uda kayak
gitu ya kita mau tak mau terimalah dengan keadaan anak
yang begitu yakan” (W1.P2. 73-78)
“Kayak mana lah gan, uda usia empat bulan itu uda jadi
manusia ya ibu gak tega, gak tega ibu ngeluarkan uda jadi
anak kok yaudah lah apa adanya insya’allah kalau memang
dia eeee di izinkan allah ini lahir anak ini apapun
keadaannya awak harus siap menerima keadaannya, uda gitu
aja ibu” (W2.P2. 312-318)
“Ibu cuekin aja, ibu orang itu ngomong apa ibu tetap
melakukan apa yang menurut ibu bener, apa yang menurut
ibu bisa membuat anak ibu ini maju, ibu gak peduli mau
orang itu kayak mana kayak mana ibu gak peduli” (W2.P2.
397-401)
“Ohh gak gak pernah ibu openin itu, nambah beban ibu
rasanya melawan itu semua” (W2.P2. 404-405)
3. Managemen Waktu
11
hyperaktifnyaa, jadi gilang tu uda tau jam-jamnya……”
(W1.P2. 343-346)
beberapa tema yang disusun dengan mengacu pada aspek-aspek strategi coping
a. Planful Problem-Solving
12
Hal ini dapat diketahui bahwa subjek LL selalu berusaha untuk
b. Confrontatif Coping
DISKUSI
13
Penelitian ini menemukan bahwasanya strategi coping yang
Penelitian ini di dukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Ayuningtyas (2020)
yang mengatakan dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap seorang
khusus pertama kali subjek mengalami syok, bahkan saat pertama tau itu subjek
sangat kewalahan dan kesal menghadapi pola aktif dan tidak teratur sang anak
hingga akhirnya subjek melakukan cara untuk mengatur jadwal anaknya dari
mulai waktu saat anaknya tidur, bangun, makan, bahkan sampai bermain
sekalipun.Hal ini juga di dukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh
Astuti, dkk (2018) bahwa seorang ibu menerima kenyataan anaknya berbeda dan
membutuhkan cara pengasuhan dan pendidikan yang berbeda daripada anak lain,
14
ibu juga belajar menerima anak dengan berkebutuhan khusus akan membutuhkan
pendampingan yang lebih intens dan lebih lama daripada anak-anak lain yang
Penelitian kali ini juga terdapat adanya keaktifan diri yang dilakukan oleh
subjek PS untuk melakukan strategi coping yang dapat dilakukan oleh setiap
individu, keaktifan diri ini bertujuan untuk mengurangi stress yang sedang terjadi
pada diri individu itu sendiri dengan cara melakukan kesibukan dalam
kesehariannya, baik itu kesibukan diluar rumah maupun di rumahnya sendiri yang
terlihat dari subjek PS yang merupakan subjek pertama dalam penelitian ini
bahwa subjek PS rajin mengikuti kegiatan greja dan organisasi marga dengan
dukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Fajriati dan Nur (2017) yaitu suatu
proses pengambilan langkah aktif atau melakukan kesibukan diri yang ditujukan
akibatnya.
mengalihkan perhatian ataupun respond dan komentar negatif orang lain terhadap
kondisi anaknya yang berkebutuhan khusus agar tidak menganggu fikiran subjek
penelitiannya tidak pernah perduli dengan omongan orang lain dan selalu
15
berusaha menghambat emosinya sendiri agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam
tindakannya.
Penelitian kali ini dapat diketahui bahwa seorang wanita karier yang
dengan jenis problem focused coping, hal ini juga dilakukan oleh subjek PS dan
mengatasi stress karena memiliki anak berkebutuhan khusus. Hal ini sejalan
pada umumnya strategi coping yang dipilih oleh orangtua dengan anak
yang dilakukan oleh Hidayatun (2017) dapat diketahui bahwa ibu yang
memiliki anak berkebutuhan khusus akan memiliki dua strategi coping dan
merawat anaknya yang berekbutuhan khusus. Sama halnya dari hasil penelitian
yang dilakukan oleh Rahmania (2016) bahwa seorang ibu yang memiliki strategi
lebih tinggi.
- Merasa enjoy
- Anaknya adalah
hidupnya
Penerimaan - Anak anugrah
16
Keaktifan - Aktif di greja
Pemaafan
Diri - Aktif di organisasi
marga
Perencanaan
- Lebih proteksi dengan
kondisi anak
- Mempersiapkan masa
remaja
Gambar 1: matriks strategi coping subjek PS
- Tidak tega
- Menerima takdir
Penerimaan
- Mau fokus sama anaknya
- Tidak memikirkan
Pemaafan Keaktifan omongan orang lain
Diri - Cuek
KESIMPULAN
atas, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai penelitian ini diantaranya yang
penelitian adalah seorang wanita karier yang memiliki anak berkebutuhan khusus
dapat diketahui bahwa subjek mengalami stress yang berbeda karena selain
17
rumah tangga dan harus mengurus anaknya yang berkebutuhan khusus tersebut.
Maka dibutuhkan yang namanya strategi coping yang baik agar subjek dapat
mengontrol emosi pada dirinya sehingga subjek tidak akan melakukan perbuatan
yang negatif.
Dalam hal ini ada dua jenis strategi coping yaitu problem focused coping
dan emotion focused coping, dimana kedua sama-sama baik untuk dilakukan
dalam strategi coping. Dan dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa subjek ke
satu yaitu subjek PS menggunakan strategi coping dengan jenis problem focused
coping dan emotion focused coping, dan subjek ke dua dalam penelitian ini yaitu
DAFTAR PUSTAKA
18
Bawalsah, J. A. (2016). Stress and Coping Strategies in Parents of Children with
Physical, Mental, and Hearing Disabilities in Jordan. International Journal
of Education, 8(1), 1. https://doi.org/10.5296/ije.v8i1.8811
Beneria. (2015). Gender, Development, and Globalization. New York : Routledge
Fajriyati, Yasrin Nur. (2017). Coping Stres Pada Caregiver Pasien Stroke. Jurnal
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Faradina.
(2017). Dinamika penerimaan orang tua yang memiliki anak
berkebutuhan khusus. 4(1), 18–23.
Gibson, Ivancevich Donelly. (2009). Organisasi. Jakarta: Erlangga.
19
Utama.
Wardani, D.S. (2009). Strategi Coping Orang Tua Menghadapi Anak Autis. Jurnal
Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Yusri & Farida, M. (2019). Gambaran Stres Kerja Pada Polisi Wanita Di
Kepolisian Resor Kota Padang. Al-Qalb : Jurnal Psikologi Islam, 9(1), 72–
78. https://doi.org/10.15548/alqalb.v9i1.854
20