Anda di halaman 1dari 21

Nama Dosen: Abdul Rahim,S.Kep,Ns,M.

Kes

Mata Kuliah : Keperawatan Kesehatan jiwa

KONSEPTUAL MODEL DALAM KEPERAWATAN JIWA PREVENSI


PRIMER, SEKUNDER DAN TERSIER
OLEH :
KELOMPOK 1

MUH. RUSLAN 21212011 AINI YATURROFIDAH 21212006


ZIATUL FAUZIAH 21212003 PATTA NUR MILDANITANTI 21212023
ESTEFANI LEWIER 21212004 ST. JULFIANI NUS 21212001
PUPUT.S 21212005 IMRAN ALATUBIR 21212015
RESKY PRATIWI 21212009 RIVALDO E SANU 21212016
EFER MANUHURY 21212027 ELISA AWALIA RAMADANI 21212017
YULIANA SABU BRINU 21212022 CLARA SARAH AP 21212020

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


GUNUNG SARI MAKASSAR
S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2023
MODEL KONSEPTUAL DALAM KEPERAWATAN JIWA

Banyak ahli kesehatan jiwa memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai


konsep gangguan jiwa dan bagaimana proses timbulnya gangguan jiwa. Perbedaan
tersebut, dijelaskan dalam teori model konseptual kesehatan jiwa. Model
konseptual merupakan kerangka kerja konseptual, sistem atau skema yang
menerangkan serangkaian ide global tentang keterlibatan individu, kelompok,
situasi, atau kejadian terhadap, suatu ilmu dan perkembangannya.
DEFENISI
Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi
dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual
keperawatan merupakan petunjuk bagi perawat untuk mendapatkan informasi agar
perawat peka terhadap yang terjadi pada suatu saat dengan dan tau apa yang harus
perawat kerjakan (Brockopp, 1999, dalam hidat).
Marriner-Tomey (2004, dalam Nurrachmah) menjelaskan bahwa, model
konseptual keperawatan telah memperjelas kespesifikan area fenomena ilmu
keperawatan dengan melibatkan empat konsep
TUJUAN DARI MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN (ALI, 20001,HAL.98)

1. Menjaga konsinstensi pemberian asuan keperawatan.

2. Menguragi konflik, tumpang tindih, dan kekosongan pelaaksanaan asuhan


keperawatan oleh tim keperawatan

3. Penciptakan kemandiriaan dalam memberikan acuan keperawatan.

4. Meberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan.

5. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi
setiap anggota tim keperawatan.
Macam Konseptual dalam Keperawatan Jiwa

Psycoanalytical ( Freund, Ericson) Merupakan model yang di kemukakan oleh


singmung freund. Psikoanalisa meyakini bahwa penyimpangan perilaku pada usia
dewasa berhubungan dengan perkembangan pada masa anak. Menurut model
psycoanalytical gangguan jiwa di karenakan ego tidak berfungsi dalam mengontrol
id sehingga mendorong terjadinya penyimpangan perilaku (Deviantion of
Behavioral) dan konflik intrapsikis terutama pada masa anak-anak.
LANJUTAN…..

Interpersonal (Sullivan, Peplau) Model ini di kembangkan oleh Harry Stack


Sullivan dan Hildegard peplau. Teori interpersonal meyakini bahwa perilaku
perkembangan dari hubungan interpersonal. Sullivan menekankan besarnya
pengaruh perkembangan masa anak-anak terhadap kesehatan jiwa individu.
Menurut konsep model ini, kelainan jiwa seseorang di sebabkan karena adanya
ancaman yang dapat menimbulkan kecemasan (Anxiety).
LANJUTAN…..

Social (Kaplan, Szasz) Model ini berfokus pada lingkungan fisik dan situasi
sosial yang dapat menimbulkan stress dan mencetuskan gangguan jiwa (social and
environmental faktors create stress, which cause anxiety and symptom).Menurut
Szasz, setiap individu bertanggung jawab terhadap perilakunya, mampu
mengontrol dan menyesuaikan dan perilaku sesuai dengan nilai atau budaya yang
diharapkan masyarakat.kaplan, meyakini bahwa, konsep pencegahan primer,
sekunder dan tersier sangat penting untuk mencegah timbulnya gangguan jiwa.
LANJUTAN…..

Existtensial (Ellis, Rogers) Model existensial menyatakan bahwa gangguan perilaku atau
gangguan jiwa terjadi apabila gangguan individu gagal menemukan jati dirinya dan tujuan
hidupnya.Individu tidak memiliki kebanggaan akan dirinya. Membenci diri sendiri dan
mengalami gangguan dalam body-image-nya. Prinsip terapinya pada model ini adalah
mengupayakan individu agar memiliki pengalaman berinteraksi dengan orang yang menjadi
panutan atau sukses dengan memahami riwayat hidup orang tsb, memperluas kesadaran diri
dengan cara intropeksi diri (self assessment), bergaul dengan kelompok sosial dan
kemanusiaan (condukted in group),serta mendorong untuk menerima dirinya sendiri dan
menerima kritik atau feedback tentang perilakunya dari orang lain (encouraged to accept
self and control behavior).terapi dilakukan melaui kegiatan terapi aktivitas kelompok.
LANJUTAN…..

Supportive Therapy (Wermon, Rockland) Wermond dan rockland meyakini


bahwa penyebab gangguan jiwa adalah faktor penyebab biopsikososial dan respos
maladaptif saat ini. Contoh aspek biologis : sering sakit maag, migraine, batuk-
batuk. Aspek psikologisnya mengalami banyak keluhan seperti: cemas, kurang
percaya diri, perasaan bersalah, ragu-ragu, pemarah. Aspek social seperti susah
bergaul, menarik diri, tidak disukai, bermusuhan, tidak mampu mendapatkan
pekerjaa, dan sebagainya.
LANJUTAN…..

Medical (Mayer, Kraeplin) Menurut konsep ini penyebab gangguan jiwa adalah multifaktor yang
kompleks, yaitu:askep fisik, genetik, lingkungan dan faktor sosial. Model medical meyakini bahwa
penyimpangan perilaku merupakan manifestasi gangguan sistem syaraf pusat (SSP). Dicurigai
bahwa depresi dan schizophrenia dipengaruhi oleh transmisi impuls neural, serta gangguan
synaptic. Sehingga fokus penatalaksanaannya harus lengkap melalui pemeriksaan diagnostik, terapi
somatik, farmakologik dan teknik interpersonal
MODEL KOMUNIKASI

Model perilaku mengatakan bahwa, penyimpangan perilaku terjadi jika pesan yang disampaikan
tidak jelas. Penyimpangan komunikasi menyangkut verbal dan non verbal, posisi tubuh, kecepatan
dan volume suara atau bicara. Proses terapi dalam model ini meliputi :

 Memberi umpan balik dan klarifikasi masalah.

 Memberi penguatan untuk komunikasi yang efektif.

 Memberi alternatif koreksi untuk komunikasi yang tidak efektif.

 Melakukan analisis proses interaksi.


MODEL PERILAKU

Dikembangkan oleh H.J.Eysenck, J. Wilpe dan B.F. Skinner. Terapi modifikasi perilaku
dikembangkan dari teori belajar (learning theory). Belajar terjadi jika ada stimulus dan timbul
respon, serta respon dikuatkan (reinforcement). Proses terapi, terapi pada model perilaku dilakukan
dengan cara :

 Desentisasi dan relaksasi,


 Asertif training
 Positive training

 Self regulasi
MODEL ADAPTASI STRESS ROY
Keperawatan adalah suatu disiplin ilmu dan ilmu tersebut menjadi landasan dalam melaksanakan
praktik keperawatan (Roy, 1983). Lebih spesifik Roy (1986) berpendapat bahwa keperawatan
sebagai ilmu dan praktik berperan dalam meningkatkan adaptasi individu dan kelompok terhadap
kesehatan sehingga sikap yang muncul semakin positif. Keperawatan memberi perbaikan pada
manusia sebagai satu kesatuan yang utuh untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada
lingkungan dan berespons terhadap stimulus internal yang mempengaruhi adaptasi.
MODEL KEPERAWATAN

Pendekatan model keperawatan adalah model konsep yang digunakan dalam dan memberikan
asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, secara holistik, bio-
psiko-sosio-spiritual. Fokus penanganan pada model keperawatan adalah penyimpangan perilaku,
asuhan keperawatan berfokus pada respon individu terhadap masalah kesehatan yang aktual dan
potensial, dengan berfokus pada : rentang sehat sakit berdasarkan teori dasar keperawatan dengan
intervensi tindakan keperawatan spesifik dan melakukan evaluasi hasil tindakan keperawatan.
Model ini mengadopsi berbagai teori antara lain teori sistem, teori perkembangan dan teori
interaksi.
MODEL OF PREVENTION
Pencegahan Primer

Tatanan pelayanan primer dapat menjadi tempat kontak yang paling penting antara klien dengan masalah kesehatan jiwa
dengan sistem pelayanan kesehatan. Sebagian besar orang akan mencari bantuan terkait dengan masalah kesehatan jiwanya
melalui pemberi layanan primer. Pelayanan kesehatan jiwa di tatanan pelayanan primer juga dapat menjangkau orang yang
tidak menerima tindakan kesehatan jiwa. Fokus pelayanan keperawatan jiwa adalah pada peningkatan kesehatan dan
pencegahan terjadinya gangguan jiwa. Tujuan pelayanan adalah mencegah terjadinya gangguan jiwa, mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan jiwa.

 Memberikan pendidikan kesehatan pada orang tua

 Pendidikan kesehatan mengatasi setres

 Program dukungan sosial diberikan pada anak

 Program pencegahan penyalahgunaan obat.

 Program pencegahan bunuh diri.


LANJUTAN…..

Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder diarahka pada mereka yang telah terkena penyakit tertentu supaya kondisinya tidak memburuk (Setiadarma, 2002). Menurut
(Keliat et al, 2012), fokus pelayanan keperawatan pada pencegahan sekunder adalah deteksi dini dan penanganan dengan segera masalah psikososial
dan gangguan jiwa. Tujuan pelayanan adalah menurunkan angka kejadian gangguan jiwa. Aktivitas pada pencegahan sekunder adalah:

 Menemukan kasus sedini mungkin dengan cara memperoleh informasi dari berbagai sumber seperti masyarakat, tim kesehatan lain, dan penemuan
langsung.

 Melakukan penjaringan kasus dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

 Melakukan pengkajian dua menit untuk memperoleh data fokus pada semua pasien yang berobat ke puskesmas dengan keluhan
fisik (format terlampir pada modul pencatatan dan pelaporan)

 Jika ditemukan tanda-tanda yang berkaitan dengan kecemasan dan depresi maka lanjutkan pengkajian dengan menggunakan
pengkajian keperawatan kesehatan jiwa.

 Mengumumkan kepada masyarakat tentang gejala dini gangguan jiwa (di tempat-tempat umum).
LANJUTAN…..

Pencegahan Tersier

Setiadarma, 2002 Mengemukakan bahwa pencegahan tersier berlaku bagi mereka yang terkena gangguan
penyakit cukup parah agar tidak terancam jiwanya. Menurut (Keliat et al, 2012) Pencegahan Tersier adalah
pelayanan keperawatan yang berfokus pelayanan keperawatan adalah pada peningkatan fungsi dan
sosialisasi serta pencegahan kekambuhan pada pasien gangguan jiwa. Tujuan pelayanan adalah mengurangi
kecacatan atau ketidakmampuan akibat gangguan jiwa. Target pelayanan yaitu anggota masyarakat yang
mengalami gangguan jiwa pada tahap pemulihan. Aktivitas pada pencegahan tersier meliputi:
LANJUTAN…..

Program pendukung sosial dengan mengerakkan sumber-sumber dimasyarakat seperti sumber


pendidikan, dukungan masyarakat (tetangga, teman dekat, tokoh masyarakat), dan pelayanan terdekat
yang terjangkau masyarakat. Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah:
a. Pendidikan kesehatan tentang prilaku dan sikap masyarakat terhadap penerimaan pasien gangguan
jiwa.
b. Penjelasan tentang pentingnya pemanfaatan pelayanan kesehatan dalam penanganan pasien yang
mengalami kekambuhan.
LANJUTAN…..

Program rehabilitasi untuk memberdayakan pasien dan keluarga hingga mandiri terfokus pada
kekuatan dan kemampuan pasien dan keluarga dengan cara:
a. Meningkatkan kemampuan koping yaitu belajar mengungkapkan dan menyelesaikan masalah
dengan cara yang tepat.
b. Mengembangkan sistem pendukung dengan memberdayakan keluarga dan masyarakat.
c. Menyediakan pelatihan kemampuan dan potensi yang perlu dikembangkan oleh pasien, keluarga
dan masyarakat agar pasien dapat produktif kembali.
d. Membantu pasien dan keluarga merencanakan dan mengambil keputusan untuk dirinya.
LANJUTAN…..
Program sosialisasi.
a. Membuat tempat pertemuan untuk sosialisasi.
b. Mengembangkan keterampilan hidup (aktivitas hidup sehari-hari ADL), mengelola rumah tangga,
mengembangkan hobi.
c. Program rekreasi seperti nonton bersama, jalan santai, pergi ke tempat rekreasi.
d. Kegiatan sosial dan keagamaan, (arisan bersama, pengajian, mejelis taklim, kegiatan adat).

Program mencegah stigma. Stigma merupakan anggapan yang keliru dari masyarakat terhadap gangguan
jiwa. Oleh karena itu, perlu diberikan program mencegah stigma untuk menghindari isolasi dan
deskriminasi terhadap pasien gangguan jiwa. Beberapa ke giatan yang dilakukan yaitu:
a. Memberikan 19 pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang kesehatan jiwa dan gangguan jiwa,
serta tentang sikap dan tindakan menghargai pasien gangguan jiwa.
b. Melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat atau orang yang berpengaruh dalam rangka
mensosialisasikan kesehatan jiwa dan gangguan jiwa.
THANK YOU..!!!!!

Anda mungkin juga menyukai