Kes
5. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi
setiap anggota tim keperawatan.
Macam Konseptual dalam Keperawatan Jiwa
Social (Kaplan, Szasz) Model ini berfokus pada lingkungan fisik dan situasi
sosial yang dapat menimbulkan stress dan mencetuskan gangguan jiwa (social and
environmental faktors create stress, which cause anxiety and symptom).Menurut
Szasz, setiap individu bertanggung jawab terhadap perilakunya, mampu
mengontrol dan menyesuaikan dan perilaku sesuai dengan nilai atau budaya yang
diharapkan masyarakat.kaplan, meyakini bahwa, konsep pencegahan primer,
sekunder dan tersier sangat penting untuk mencegah timbulnya gangguan jiwa.
LANJUTAN…..
Existtensial (Ellis, Rogers) Model existensial menyatakan bahwa gangguan perilaku atau
gangguan jiwa terjadi apabila gangguan individu gagal menemukan jati dirinya dan tujuan
hidupnya.Individu tidak memiliki kebanggaan akan dirinya. Membenci diri sendiri dan
mengalami gangguan dalam body-image-nya. Prinsip terapinya pada model ini adalah
mengupayakan individu agar memiliki pengalaman berinteraksi dengan orang yang menjadi
panutan atau sukses dengan memahami riwayat hidup orang tsb, memperluas kesadaran diri
dengan cara intropeksi diri (self assessment), bergaul dengan kelompok sosial dan
kemanusiaan (condukted in group),serta mendorong untuk menerima dirinya sendiri dan
menerima kritik atau feedback tentang perilakunya dari orang lain (encouraged to accept
self and control behavior).terapi dilakukan melaui kegiatan terapi aktivitas kelompok.
LANJUTAN…..
Medical (Mayer, Kraeplin) Menurut konsep ini penyebab gangguan jiwa adalah multifaktor yang
kompleks, yaitu:askep fisik, genetik, lingkungan dan faktor sosial. Model medical meyakini bahwa
penyimpangan perilaku merupakan manifestasi gangguan sistem syaraf pusat (SSP). Dicurigai
bahwa depresi dan schizophrenia dipengaruhi oleh transmisi impuls neural, serta gangguan
synaptic. Sehingga fokus penatalaksanaannya harus lengkap melalui pemeriksaan diagnostik, terapi
somatik, farmakologik dan teknik interpersonal
MODEL KOMUNIKASI
Model perilaku mengatakan bahwa, penyimpangan perilaku terjadi jika pesan yang disampaikan
tidak jelas. Penyimpangan komunikasi menyangkut verbal dan non verbal, posisi tubuh, kecepatan
dan volume suara atau bicara. Proses terapi dalam model ini meliputi :
Dikembangkan oleh H.J.Eysenck, J. Wilpe dan B.F. Skinner. Terapi modifikasi perilaku
dikembangkan dari teori belajar (learning theory). Belajar terjadi jika ada stimulus dan timbul
respon, serta respon dikuatkan (reinforcement). Proses terapi, terapi pada model perilaku dilakukan
dengan cara :
Self regulasi
MODEL ADAPTASI STRESS ROY
Keperawatan adalah suatu disiplin ilmu dan ilmu tersebut menjadi landasan dalam melaksanakan
praktik keperawatan (Roy, 1983). Lebih spesifik Roy (1986) berpendapat bahwa keperawatan
sebagai ilmu dan praktik berperan dalam meningkatkan adaptasi individu dan kelompok terhadap
kesehatan sehingga sikap yang muncul semakin positif. Keperawatan memberi perbaikan pada
manusia sebagai satu kesatuan yang utuh untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada
lingkungan dan berespons terhadap stimulus internal yang mempengaruhi adaptasi.
MODEL KEPERAWATAN
Pendekatan model keperawatan adalah model konsep yang digunakan dalam dan memberikan
asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, secara holistik, bio-
psiko-sosio-spiritual. Fokus penanganan pada model keperawatan adalah penyimpangan perilaku,
asuhan keperawatan berfokus pada respon individu terhadap masalah kesehatan yang aktual dan
potensial, dengan berfokus pada : rentang sehat sakit berdasarkan teori dasar keperawatan dengan
intervensi tindakan keperawatan spesifik dan melakukan evaluasi hasil tindakan keperawatan.
Model ini mengadopsi berbagai teori antara lain teori sistem, teori perkembangan dan teori
interaksi.
MODEL OF PREVENTION
Pencegahan Primer
Tatanan pelayanan primer dapat menjadi tempat kontak yang paling penting antara klien dengan masalah kesehatan jiwa
dengan sistem pelayanan kesehatan. Sebagian besar orang akan mencari bantuan terkait dengan masalah kesehatan jiwanya
melalui pemberi layanan primer. Pelayanan kesehatan jiwa di tatanan pelayanan primer juga dapat menjangkau orang yang
tidak menerima tindakan kesehatan jiwa. Fokus pelayanan keperawatan jiwa adalah pada peningkatan kesehatan dan
pencegahan terjadinya gangguan jiwa. Tujuan pelayanan adalah mencegah terjadinya gangguan jiwa, mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan jiwa.
Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder diarahka pada mereka yang telah terkena penyakit tertentu supaya kondisinya tidak memburuk (Setiadarma, 2002). Menurut
(Keliat et al, 2012), fokus pelayanan keperawatan pada pencegahan sekunder adalah deteksi dini dan penanganan dengan segera masalah psikososial
dan gangguan jiwa. Tujuan pelayanan adalah menurunkan angka kejadian gangguan jiwa. Aktivitas pada pencegahan sekunder adalah:
Menemukan kasus sedini mungkin dengan cara memperoleh informasi dari berbagai sumber seperti masyarakat, tim kesehatan lain, dan penemuan
langsung.
Melakukan pengkajian dua menit untuk memperoleh data fokus pada semua pasien yang berobat ke puskesmas dengan keluhan
fisik (format terlampir pada modul pencatatan dan pelaporan)
Jika ditemukan tanda-tanda yang berkaitan dengan kecemasan dan depresi maka lanjutkan pengkajian dengan menggunakan
pengkajian keperawatan kesehatan jiwa.
Mengumumkan kepada masyarakat tentang gejala dini gangguan jiwa (di tempat-tempat umum).
LANJUTAN…..
Pencegahan Tersier
Setiadarma, 2002 Mengemukakan bahwa pencegahan tersier berlaku bagi mereka yang terkena gangguan
penyakit cukup parah agar tidak terancam jiwanya. Menurut (Keliat et al, 2012) Pencegahan Tersier adalah
pelayanan keperawatan yang berfokus pelayanan keperawatan adalah pada peningkatan fungsi dan
sosialisasi serta pencegahan kekambuhan pada pasien gangguan jiwa. Tujuan pelayanan adalah mengurangi
kecacatan atau ketidakmampuan akibat gangguan jiwa. Target pelayanan yaitu anggota masyarakat yang
mengalami gangguan jiwa pada tahap pemulihan. Aktivitas pada pencegahan tersier meliputi:
LANJUTAN…..
Program rehabilitasi untuk memberdayakan pasien dan keluarga hingga mandiri terfokus pada
kekuatan dan kemampuan pasien dan keluarga dengan cara:
a. Meningkatkan kemampuan koping yaitu belajar mengungkapkan dan menyelesaikan masalah
dengan cara yang tepat.
b. Mengembangkan sistem pendukung dengan memberdayakan keluarga dan masyarakat.
c. Menyediakan pelatihan kemampuan dan potensi yang perlu dikembangkan oleh pasien, keluarga
dan masyarakat agar pasien dapat produktif kembali.
d. Membantu pasien dan keluarga merencanakan dan mengambil keputusan untuk dirinya.
LANJUTAN…..
Program sosialisasi.
a. Membuat tempat pertemuan untuk sosialisasi.
b. Mengembangkan keterampilan hidup (aktivitas hidup sehari-hari ADL), mengelola rumah tangga,
mengembangkan hobi.
c. Program rekreasi seperti nonton bersama, jalan santai, pergi ke tempat rekreasi.
d. Kegiatan sosial dan keagamaan, (arisan bersama, pengajian, mejelis taklim, kegiatan adat).
Program mencegah stigma. Stigma merupakan anggapan yang keliru dari masyarakat terhadap gangguan
jiwa. Oleh karena itu, perlu diberikan program mencegah stigma untuk menghindari isolasi dan
deskriminasi terhadap pasien gangguan jiwa. Beberapa ke giatan yang dilakukan yaitu:
a. Memberikan 19 pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang kesehatan jiwa dan gangguan jiwa,
serta tentang sikap dan tindakan menghargai pasien gangguan jiwa.
b. Melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat atau orang yang berpengaruh dalam rangka
mensosialisasikan kesehatan jiwa dan gangguan jiwa.
THANK YOU..!!!!!