BIDANG INDUSTRI
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
ANGKATAN XXI
(LEMBAGA FARMASI ANGKATAN DARAT)
Keterangan :
Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat berasal dari MSL (Militaire
Scheikundig Laboratorium). Lembaga ini berfungsi sebagai tempat pemeriksaan obat-
obatan bagi kebutuhan tentara Belanda.
Pada tanggal 23 Januari 1950 dibentuk panitia pengalihan, sehingga pada tanggal 1
Juni 1950 dilakukan serah terima MSL kepada TNI AD yang menjadi dasar dalam
penetapan hari jadi Lafi Ditkesad melalui SK No. Kep/23/I/1997 tanggal 31 Januari 1997.
Setelah serah terima pada tanggal 1 Juni 1950 MSL terbagi menjadi dua :
1. Laboratorium Kimia Tentara (LKT) yang kemudian berkembang menjadi
Laboratorium Kimia Angkatan Darat (LKAD).
2. Depot Obat Tentara Pusat (DOTP) yang berkembang menjadi Depot Obat
Angkatan Darat (DOAD).
Berdasarkan SK Ditkesad No. Kpts/61/10/IX/1960 tanggal 13 September 1960
terhitung mulai tanggal 8 Juni 1960 LKAD dan DOAD disatukan menjadi Lembaga
Farmasi Angkatan Darat (LAFIAD). Pada tanggal 15 Oktober 1970 LAFIAD dipisah
kembali menjadi :
1. LAFIAD yang akhirnya menjadi Lembaga Farmasi Jawatan Kesehatan Angkatan
Darat (Lafi Jankesad)).
2. Depot Obat Angkatan Darat (DOAD) berkembang menjadi Depot Alat Peralatan
Kesehatan (Dopalkes) dan berakhir menjadi Depot Pusat Perbekalan Kesehatan
(Dopusbekkes) Jankesad.
Selanjutnya tahun 1985 antara Lafi Jankesad dan Dopusbekkes Jankesad disatukan
kembali menjadi Lafi Ditkesad hingga 31 Maret 2005 dan mulai 1 April 2005 dipiisah lagi
menjadi LafiDitkesad dan Gudang Pusat II Ditkesad.
REGULASI
DESKRIPSI PERUBAHAN YANG
NO. YANG
REGULASI TERJADI
MEMPENGARUHI
1. Perka BPOM No. Tata cara dan syarat Obat yang registrasi
24 tahun 2017 melakukan registrasiobat diperbolehkan beredar di
untuk memperoleh izin Indonesia setelah
tentang Kriteria dan
Tata Laksana edar memenuhi persyaratan registrasi:
Regulasi Obat a. Memiliki izin industry
farmasi
b. Memiliki sertifikat CPOB
yang berlaku
Selain itu harus melakukan
dan
Memenuhi syarat dokumen
registrasi obat baru kategori
obat generikbebrmerek yang
tidakmemerlukan uji klinik
1. Dokumen administrasi
2. Informasi produk memuat
informasi produk, label,
foto/gambar obat, dan
kemasan asli
3. Kelengkapan dokumen
mutu padazat aktif dan
obat
Obat generik bermerekyang
memerlukan uji klinik
diperlukan tambahan dokumen
tinjauan studi klinik, matrik,
dan laporan studiklinik
2. CPOB 2018 Cara Pembuatan Obat Aspek CPOB 2018 harus
yang Baik (CPOB) dipenuhi oleh industri farmasi.
yang bertujuan untuk Berikut merupakan aspek
menjamin obat dibuat CPOB yang harus dipenuhi,
secara konsisten, yaitu :
memenuhi persyaratan 1. Sistem manajemen mutu
yang ditetapkan dan 2. Bangunan dan fasilitas
sesuai dengan tujuan 3. Peralatan
penggunaannya. 4. Produksi
CPOB berisi panduan 5. Pengawasan mutu
dan acuan dalam 6. Inspeksi diri dan audit
penilaian penerapan mutu
CPOB di industri 7. Keluhan dan penarikan
farmasi produk
8. Dokumentasi
9. Kegiatan alih daya
10. Kualifikasi dan validasi
11. Personalia
12. Cara penyimpanan dan
pengiriman obat yang baik
IV. STRUKTUR ORGANISASI INDUSTRI TEMPAT KERJA
STRUKTUR ORGANISASI
Obat yang sudah diproduksi diuji dengan disimpan dichamber yang berbeda
Obat yang sudah diproduksi diuji dengan disimpan dichamber yang berbeda
Metode analisis yang digunakan yaitu HPLC atau KCKT dan spektofometri.
Parameter yang dilihat antara lain akurasi (kecermatan), presisi
(keseksamaan), selektivitas, linieritas dan rentang batas deteksi (LOD) dan
batas kuantitas (LOQ).
CONTOH UJI VALIDASI PROSES DAN METODE ANALISIS
NAMA NO JENIS PROSES YANG PARAMETER
NO.
PRODUK BETS VALIDASI DIVALIDASI PENGUJIAN
1. Injeksi - Validasi - Uji - PPOP CPOB 2012
serbuksteril metode kesesuaian Jilid I,
cefotaxime analisis system BPOM RI2013
- Presisi - PROTAP
- Akurasi Validasi Metode
- Kestabilan Analisi No.Dok.:
larutan uji LVK500.00
- Linearitas - PROTAP
dan rentang Metode pengujian
- Kestabilan injeksi serbuk steril
fase gerak cefotaxime sodium
No.Dok.: LMO
518.00
VIII. DOKUMENTASI
Dokumen Di Bidang Riset Dan Pengembangan
(R&D)
No. Nama Dokumen Deskripsi Isi Dokumen Contoh Dokumen
1. Check list Nama ruangan
kebersihan - Petugas
ruangan - Bagian yangdibersihkan
Harian
- Lantai
- Meja kerja
- Alat-alat
Mingguan
- Lemari
- Pintu jendela kaca
- Dinding
Bulanan
- Lampu dan kapnya
- LAF
- Grill pada return Foto dokumen
udara bersifat rahasia
2. Log book - Nama alat
perawatan - Nomor mesin
- Ruang
- Nama produk
- Nomor batch
Waktu perawatan
- Tanggal (mulaidan
selesai )
Pelaksana /paraf
Supervisor
3. Log book Nomor, tanggal, nama,
pemakaian alat nomor mesin dan protab
dan mesin
PORTOFOLIO 3 – PKPA INDUSTRI
PRODUKSI
HIGIENE PERSONAL
1. PAKAIAN KERJA
KELAS PERIODE
NO BAHAN FOTO / GAMBAR
KEBERSIHAN PENGGANTIAN
.
1. E Kain Setiap hari
2. PELINDUNG MATA
KELAS PERIODE
NO. KEBERSIHAN BAHAN FOTO / GAMBAR
PENGGANTIAN
1 E Plastik Setiap hari
3. PELINDUNG TELINGA
KELAS PERIODE
NO. KEBERSIHAN BAHAN FOTO / GAMBAR
PENGGANTIAN
1. E Plastic / Setiap hari
Karet
5. SARUNG TANGAN
6. SEPATU
KELAS PERIODE
NO.
KEBERSIHAN BAHAN PENGGANTIAN FOTO / GAMBAR
1. E Karet Setiap hari
7. PELINDUNG KEPALA
KELAS PERIODE
NO.
KEBERSIHAN BAHAN PENGGANTIAN FOTO / GAMBAR
2. Cara Memastikan
3. Pemeliharaan Alat
IV. TAHAP PROSES PRODUKSI SEDIAAN
NAMA BENTUK PARAMETER STATUS
NO. PROSES PRODUKSI
PRODUK SEDIAAN IPC PRODUK
1. Antasida Tablet a. Dilakukan penimbangan a. Keseragaman LULUS
DOEN bahan baku bobot
b. Pencampuran bahan b. Ketebalan
tambahan c. kekerasan
c. Pencampuran fase dalam
(zat aktif, pengisi, pengikat)
d. Pengeringan dengan
menggunakan mesin FBD
atau oven ½ kering
e. Pengayakan dengan mesh
no. 8 saat granul
setengah kering
f. Pengeringan kembali
dengan menggunakan mesin
FBD atau oven
g. Pengayakan dengan mesh
no. 14 saat granul sudah
kering
h. Pencampuran masa tablet
i. Pencetakan
j. Pengemasan primer
(penyetripan)
2. Neo Diare Tablet a. Dilakukan penimbangan a. Keseragaman LULUS
bahan baku bobot
b. Pencampuran bahan b. Ketebalan
tambahan c. kekerasan
c. Pencampuran fase dalam
(zat aktif, pengisi, pengikat)
d. Pengeringan dengan
menggunakan mesin FBD
atau oven ½ kering
e. Pengayakan dengan mesh
no. 8 pada saat granul
setengah kering
f. Pengeringan kembali
dengan menggunakan mesin
FBD atau oven
g. Pengayakan dengan mesh
no. 14 saat granul sudah
kering
h. Pencampuran masa tablet
i. Pencetakan
j. Pengemasan primer
(penyetripan)
V. PROSES PRODUKSI & TINDAK LANJUT PENYIMPANGAN
Formulir Laporan Penyimpangan & Tindak Lanjut
Produksi PSPA UNWAHAS No. Dokumen
Nomor Penyimpangan xxxxxx
Nama Produk Produk X
Nomor Bets xxxx
Tanggal dan jam terjadi penyimpangan 3 November 2022 jam 11.00 WIB
Lokasi penyimpangan Bagian produksi
Deskripsi penyimpangan yang terjadi Ketika dilakukan pencampuran bahan
menggunakan metode granulasi basah
terjadi penggumpalan pada granul
Resiko penyimpangan A Minor
B Major
C Critical
Penyebab penyimpangan 1. Human error
2. Kerusakan mesin
3. Kesalahan sistem
4. Lainnya
Kinerja mesin menurun
Apakah ada bets produk lain yang terkena imbas Ya Tidak
Keterangan :
Udara dari ruangan (± 75%) dan udara fresh air (± 25%) dicampur dalam box mixing,
setelah itu udara akan disaring dengan filter G4 (efficiency 25-30%). Setelah disaring
kemudian udara didinginkan menggunakan cooling coil dan condensing unit untuk proses
pengambilan panas (evaporasi), setelah proses evaporasi udara dipanaskan oleh heater
untuk membatasi dingin yang berlebih, lalu diteruskan ke motor blower untuk memberikan
tekanan. Selanjutnya udara melewati filtrasi kedua yaitu medium filter F8 (efficiency 90-
95%) kemudian udara difiltrasi ketiga melewati final filter yaitu HEPA filter H13
(efficiency 99.95%) untuk non steril dan H14 (efficiency 99.995%) untuk ruang steril,
kemudian udara akan dialirkan menuju masing-masing ruangan melewati ducting supply.
Udara akan kembali dihisap ke unit AHU sebagai udara return.
Keterangan :
1. Bak Penampungan Awal Air Limbah yang masuk dari produksi
Betalaktam, Non Betalaktam dan Laboratorium yang telah mengalami
destruksi akan di tampung dan pengotornya diendapkan di dalam bak ini.
Kemudian akan dialirkan ke bak pengendapan (sedimentasi pertama).
2. Bak Equalisasi terjadi proses fisika, dimana material padat yang terdapat
pada bak ini dihancurkan dengan menggunakan Communicator, pasir
terbawa dan diendapkan. Bak ini dilengkapi dengan pompa untuk
mengendalikan fluktuasi jumlah air kotor yang tidak merata.
3. Bak Sedimentasi Pertama terjadi proses pengendapan air limbah kembali.
Didalam bak ini terdapat sekat-sekat yang menghambat laju aliran air
sehingga reaksi pengendapan berlangsung lama. Air limbah dari bak ini
mengalir ke bak equalisasi.
4. Bak Aerasi (Aeration Tank) mengolah limbah dengan menggunakan bakteri
aerob (SGP-50) yang berguna untuk menghancurkan zat-zat organik.
Didalam bak ini dilakukan pengadukan untuk menjamin seluruh material
yang ada di dalam limbah cair dalam kondisi tersuspensi.
5. Bak Sedimentasi kedua (Clarifier) Dalam bak ini air mengalami
penjernihan. Bak ini memiliki dinding pemisah bergerigi untuk menahan
pengotor dan dasar yang dibentuk kerucut untuk mengendapkan sedimen
sehingga air yang mengalir ke bak koagulasi hanya cairannya saja.
6. Bak Koagulasi Cairan menambahkan koagulan PAC (Polly Alumunium
Chloride) dengan menggunakan dozing pump yang disertai dengan
pengaduk, dimana koagulasi berfungsi untuk mengikat protein berantai
panjang. Bak koagulasi berfungsi sebagai bak penampung koagulan.
7. Bak Flokulasi dialirkan dari bak koagulasi yang berfungsi mengendapkan
endapan yang masih terbawa dengan cara menambahkan Pollyaninoik
(Pollymer). Untuk air yang sudah jernih akan langsung menuju ke bak
penampungan akhir melalui bidang miring.
8. Bak Pengendapan Akhir (sedimentasi ketiga) dari bak flokulasi, cairan yang
masih mengandung endapan dialirkan kedalam bak sedimentasi ketiga yang
berbentuk kerucut dibagian bawah bak. Bak akan diberikan karung yang
berfungsi sebagai penyaring untuk menampung endapan, sedangkan cairan
yang lebih jernih masuk kedalam bak penampung cair.
9. Bak Penampung Cair yang masih mengandung limbah akan dialirkan
kembali ke bak sedimentasi pertama, diolah kembali sampai limbah benra-
benar bersih dari senyawa kimia berbahaya.
10. Bak Bidang Miring berbentuk miring ke satu arah yang menghubungkan
bak flokulasi dan bak control yang berguna untuk menahan endapan dari
partikel lain yang masih terdapat dalam air limbah dari bak flokulasi. Dari
bak miring, air akan mengalir dari bak flokulasi ke bak control.
11. Bak control (Bak Pembuangan Akhir) cairan yang sudah jernih dialirkan ke
bak control yang berisi ikan sebagai control biologi untuk diperiksa kadar
COD dan BOD serta TDS (jumlah zat padat total), dan pH. Jika hasilnya
memenuhi syarat air dapat dibuang ke saluran pembuangan umum.
KUALIFIKASI
NAMA STATUS
JENIS PARAMETER DOKUMEN DEPARTEMEN
NO PERALATAN/ PERALATAN
KUALIFIKASI YANG DIUJI ACUAN YANG MENGUJI
. RUANGAN SAAT
PENGUJIAN
1. Fluid Bed Kualifikasii Kerja mesin Protap Baik - Kainstalhar
Dryer (FBD) operasional - Kainstalprod
KUALIFIKASI
NAMA STATUS
JENIS PARAMETER DOKUMEN DEPARTEMEN
NO PERALATAN/ PERALATAN
VALIDASI YANG DIUJI ACUAN YANG
. RUANGAN SAAT
MENGUJI
PRODUKSI PENGUJIAN
1. Injeksi serbuk Validasi - Uji kesesuaian - PPOPCPOB Pastitu
steril metode system 2012 JilidI, (Pengawasan
cefotaxime analisis - Presisi BPOM RI Mutu)
- Akurasi 2013
- Kestabilan - PROTAPVal
larutan uji idasiMetode
- Linearitas dan Analisi No.
rentang Dok.: LVK
- Kestabilan fase 500.00
gerak - PROTAP
Metode
pengujian
injeksi
serbuk steril
cefotaxime
sodium
No.Dok.:
LMO 518.00
IV. SISTEM MANAJEMEN MUTU
FORMULIR I
LAPORAN PENYIMPANGAN &
TINDAK LANJUT
Nama
PSPA UNWAHAS No. Dokumen
Departemen
Nomor Penyimpangan XXX
Nama Produk Ponstad
Nomor Bets Xxxx
Tanggal dan jam terjadi 25 Oktober 11.00
penyimpangan
Lokasi penyimpangan Lafi Ad
Deskripsi penyimpangan yang terjadi Tablet terlalu keras
Wastu Wastu
Kepala Bagian Pemastian Mutu Catatan
Audit dilakukan dengan cara tanya jawab dan langsung melihat kondisi di
lapangan dengan acuan daftar pertanyaan
Audit dilakukan dengan cara tanya jawab dan langsung melihat kondisi di
lapangan dengan acuan daftar pertanyaan dan tim mencatat semua temuan
dilapangan dan lakukan konfirmasi kepada pemasok bila diperlukan
kemudian membuat laporan temuan pada daftar periksa
Setelah semua review dan site visite selesai, membuat laporan audit/
berita acara pemeriksaan (BAP). sebelum finalisasi BAP, draf BAP akan
dikonfirmasi ke auditec (management/key person/apoteker industriuntuk
tanggapannya
Auditee dapat menyanggah temuan auditor (BPOM) disertai dengan
alasan atau bukti, bila dirasa objektif temuan dapat dibatalkan atau
diubah kalimatnya
Setelah semua konfirmasi selesai draf diperbaiki dan akhirnya menjadi BAP
resmi audit. BAP resmi ini kemudian diparaf perlembar dan dihalaman
terkhir auditee diminta tanda tangan sebagai persetujuan hasillaporan hasil
audit. Laporan dibuat rangkap dua (1 untuk auditor dan 1 untuk auditee)
Oleh industri farmasi BAP dipelajari dan disusun CAPA kemudian dalam
waktu tertentu dikirim ke BPOM untuk diperiksa, bila menurut BPOM
CAPA (disertai bukti berbaikan) lengkap dan sesuai dengan CPOB
perusahaan dapat mempertahankan sertifikat CPOBnya. bila tidak dapat
mempertahankan berujung dicabut sertifikat CPOBnya
VIII. UJI STABILITAS PRODUK/KEMASAN
UJI STABILITAS PRODUK/KEMASAN
Produk jadi
IX. DOKUMENTASI
DOKUMEN DI BIDANG PENGAWASAN & PENJAMINAN MUTU
Deskripsi Isi
No. Nama Dokumen Contoh Dokumen
Dokumen
1 Catatan - Bets record Dokumen bersifat rahasia
pengelolaan bets
2 CoA - Untuk Dokumen bersifat rahasia
meluluskan
status produk
3 Hasil pengujian - Hasil Dokumen bersifat rahasia
QC (Pengawasan pemeriksaan
Mutu) produk
PORTOFOLIO 5 – PKPA INDSUTRI
PPIC
Melakukan pelabelan
I. DENAH GUDANG
II. PEMBAGIAN AREA GUDANG
BERDASARKAN KRITERIA BAHAN/PRODUK
NO. PEMBAGIAN AREA PERSYARATAN KONDISI AKTUAL
1. Area Penerimaan Area penerimaan terpisah Area penerimaan di LAFI AD
dari area penyimpanan terpisah dari area penyimpanan
barang barang yang terdapat pallet
agar tidak bersentuhan
langsung dengan lantai
2. Area Karantina Area karantina terpisah Area karantina di LAFI AD
dengan penandaan khusus belum terpisah dengan area
dan jelas serta akses ke area lainnya tetapi terdapat
tersebut terbatas penandaan yang jelas dengan
label kuning dan tertulis AREA
KARANTINA disertai
dengan pallet dan rak obat
3. Area Reject Area reject terpisah dari area Area reject di LAFI AD belum
lainnya dan terkunci serta terpisah dengan area lainnya
disertai dengan penandaan namun terdapat penandaan
yang jelas yang jelas dengan label merah
tertulis AREA REJECT
disertai dengan rak obat dan
lemari yang terkunci
4. Area Release Area release disimpan secara Area release di LAFI AD
rapi dan teratur pada kondisi belum terpisah dengan area
penyimpanan yang sesuai lainnya namun terdapat
dengan penandaan yang jelas penandaan yang jelas tertulis
AREA RELEASE disertai
dengan pallet yang terata rapi
5. Penyimpanan Bahan Disimpan di lemari terpisah Sudah sesuai persyaratan
Psikotropik dan dengan kunci ganda penyimpanan bahan
Prekursor psikotropik dan prekursor di
simpan menggunakan lemari
yang diluarnya ditambah jeruji
besi dengan kunci gembok
2. Buku besar
pengeluaran
instal simpan
3. Kartu Stok
4. Laporan mutasi
bahan baku obat