OLEH :
AYU ASHARI
NIM S.0019.G.003
1. DR. Muh Syaiful Saehu, ST., M.Si Selaku Ketua STIKES karya kesehatan
kendari.
2. Dr.Hasmudin, SpB Selaku direktur RSU Bahteramas Provinsi Sultra
3. Ernavidiastuti, SKM selaku Kepala Istalasi gizi di RSU Bahteramas
Provinsi Sultra.
4. Habib Ihsan M.,S.Gz.,M,Gizi selaku Ketua Prodi S1 Gizi Sekolah tinggi
ilmu karya kesehatan Kendari.
5. Jenny Qlifianti D., S.Gz, M.Kes selaku Dosen Pembimbing Praktek Kerja
lapangan.
6. Desiderius B. Dhesa, S.Gz, M,M.Kes selaku Dosen Pembimbing Praktek
Kerja lapangan.
7. Dr. Laode Suraha, SkM, MSi, CRA.CRP. selaku ketua bidang diklat RSU
bahteramas dan staff.
8. Wiwin Winarsih,S.Gz selaku kordinator 2 praktek prakter mspm di RSU
Bahteramas Provinsi Sultra.
9. Widyasari,SST. selaku kordinator clinik di RSU Bahteramas Provinsi
Sultra.
10. Seluruh Staff Instalasi Gizi RSU Bahteramas yang telah bekerja sama
dengan baik.
Penyusun mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk menyempurnakan laporan ini
Akhirnya penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
dan umumnya bagi pembaca.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Abses hati adalah kantung nanah yang terbentuk akibat cedera dalam
organ hati. Jika dibiarkan kondisi tersebut dapat berkembang menjadi infeksi.
Nanah sendiri terbentuk dari sel darah putih dan sel mati yang terbentuk saat
tubuh mencoba melawan infeksi (NCBI. 2021. Liver Abscess)
Nanah tersebut seharusnya mengalir keluar organ hati. Namun, nanah
justru menumpuk dalam kantung-kantung dalam organ hati. Adanya nanah
tersebut akan memicu pembengkakan dan peradangan di daerah sekitar hati,
sehingga rasa sakit di area sekitar perut pun tidak dapat dihindari (NCBI.
2021. Liver Abscess.)
Abdominal pain adalah rasa sakit atau nyeri yang terasa pada area perut.
Pada beberapa kasus, gejala abdominal pain dapat berupa kram, mulas, atau
bahkan timbul gejala yang lebih parah seperti timbulnya seperti rasa tertusuk
di perut. Selain itu, terkadang abdominal pain ini akan disertai pula oleh rasa
kedutan di perut (Davis, Charles Patrick. 2019)
Hipertensi merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia karena
tingginya tingkat prevalensi dan berhubungan dengan peningkatan resiko
penyakit kardiovaskular1. Hipertensi hampir mempengaruhi 26% dari
populasi orang dewasa di seluruh dunia bahkan pada tahun 2025
diproyeksikan 29% dari populasi dunia (1,56 miliar orang dewasa) akan
mengalami hipertensi. Data dari WHO pada tahun 2013 menunjukan bahwa
terdapat 9,4 juta warga dunia setiap tahunnya. Presentase penderita hipertensi
saat ini paling banyak terdapat di negara berkembang. Data Global Status
Report on Noncommunicable Disesases dari WHO (2013) menyebutkan,
jumlah penderita hipertensi di negara ekonomi berkembang yaitu sebanyak
40%, sedangkan negara maju hanya 35%. Kawasan Afrika memegang posisi
puncak penderita hipertensi sebanyak 46%. Sementara kawasan Amerika
menempati posisi 35%. Di kawasan Asia Tenggara, 36% orang dewasa
menderita hipertensi.(Hamria et al., 2020)
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Membuat perencanaan dan melakukan manajemen asuhan gizi
klinik terhadap penyakit Abdominal pain ec Abses hepar + Hipertensi
Rawat inap lawa lantai 1 kamar 7 RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara
2. Tujuan khusus
a. Melakukan skrining gizi pada pasien terhadap Penyakit Abdominal
pain ec Abses hepar + Hipertensi Rawat inap lawa lantai 1 kamar 7
RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
b. Melakukan pengkajian gizi pada pasien terhadap penyakit Abdominal
pain ec Abses hepar + Hipertensi Rawat inap lawa lantai 1 kamar 7
RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
c. Menetapkan diagnosa gizi pada pasien terhadap penyakit Abdominal
pain ec Abses hepar + Hipertensi Rawat inap lawa lantai 1 kamar 7
RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
d. Merencanakan intervensi gizi pada pasien terhadap penyakit
Abdominal pain ec Abses hepar + Hipertensi Rawat inap lawa lantai 1
kamar 7 RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
e. Mengimplementasikan intervensi diet dan edukasi pada pasien
terhadap penyakit Abdominal pain ec Abses hepar + Hipertensi Rawat
inap lawa lantai 1 kamar 7 RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara.
f. Melakukan monitoring dan evaluasi pada pasien terhadap penyakit
Abdominal pain ec Abses hepar + Hipertensi Rawat inap lawa lantai 1
kamar 7 RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.
C. Manfaat
1. Bagi institusi (Jurusan gizi dan rumah sakit)
Manfaat dari kegiatan dilakukan yang ingin dicapai oleh pelaksana
diet dengan diagnosa Abdominal pain ec Abses hepar + hipertensi.
2. Bagi pasien
Pasien dapat mengetahui dan memahami diet yang diberikan
sehingga dapat merubah perilaku dan sikap dalam memilih konsumsi
bahan makanan yang sesuai dengan anjuran diet yang diberikan.
3. Bagi mahasiswa
Mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
serta pengalaman dalam merencanakan dan melaksanakan manajemen
proses asuhan gizi klinik pada pasien.
D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan gizi klinik (MAGK) pada pasien penyakit Abdominal
pain ec Abses hepar + hipertensi dilakukan selama 3 hari yaitu pada tanggal
29 November 2022 – 01 Desember 2022 di Ruang Rawat inap lawa lantai 1
kamar 7 RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Abses Hepar
1. Definisi
Abses hati adalah kantung nanah yang terbentuk akibat cedera
dalam organ hati. Jika dibiarkan kondisi tersebut dapat berkembang
menjadi infeksi. Nanah sendiri terbentuk dari sel darah putih dan sel mati
yang terbentuk saat tubuh mencoba melawan infeksi (NCBI. 2021. Liver
Abscess)
2. Etiologi Abses hepar
Penyakit ini umumnya dipicu oleh infeksi kuman, bakteri, parasit,
atau jamur. Beberapa jenis patogen yang menjadi pemicunya, yaitu:
a. Bakteri, yaitu Escherichia coli dan Klebsiella pneumoniae.
b. Amoeba, yaitu Entamoeba histolytica.
c. Jamur, yaitu Candida sp.
d. Usus buntu.
e. Divertikulitis, yaitu infeksi pada kantung-kantung di sepanjang usus
besar (kolon).
f. Kolesistitis, yaitu peradangan pada kantung empedu.
Selain itu, infeksi juga dapat terjadi ketika:
a. Peradangan menyebar ke hati dari kantung empedu, saluran empedu,
atau usus buntu.
b. Patogen mengalir ke dalam aliran darah menuju hati dari organ lain di
sekitarnya.
c. Pascaoperasi atau pernah mengalami cedera pada hati.
3. Patofisiologi Abses hepar
4. Gejala Abses hepar
Ada beberapa gejala umum yang dialami oleh pengidap abses hati.
Beberapa di antaranya dapat berkembang menjadi semakin parah jika tidak
diatasi dengan baik. Berikut ini beberapa gejala yang perlu diwaspadai:
a. Demam dan menggigil.
b. Nyeri pada perut di bagian kanan atas.
c. Penurunan atau kehilangan nafsu makan.
d. Badan terasa lemas.
e. Batuk-batuk atau cegukan akibat iritasi diafragma.
f. Penurunan berat badan.
g. Kotoran berwarna merah kehitaman.
h. Urine berwarna gelap.
i. Diare.
j. Nyeri pada sendi.
k. Banyak mengeluarkan keringat.
l. Jaundice yang ditandai dengan menguningnya kulit dan bagian putih
mata.
5. Penanggulangan Abses hepar
Dalam intensitas ringan hingga sedang, pengidap dapat membaik
dalam waktu 2 minggu setelah mengonsumsi obat-obatan dan prosedur
pembuangan nanah. Jika penyebab abses dipicu oleh amuba, maka
pengidap akan mengalami demam ringan selama 4-5 hari.
Selain mengonsumsi antibiotik sesuai anjuran dokter, pengidap
wajib menerapkan pola hidup sehat, rajin mencuci tangan, dan rutin
memeriksakan diri ke dokter. Jika abses terjadi dalam intensitas parah,
prosedur operasi disarankan. Namun, jika pengidap memiliki kondisi
tubuh yang tidak stabil untuk melakukan operasi, terapi antibiotik
disarankan.
Setiap proses pengobatan tentu ada efek sampingnya masing-
masing, tidak terkecuali terapi antibiotik. Efek samping yang dirasakan
tergantung pada jenis obat yang diberikan. Oleh karena itu, sebelum
diresepkan, sebaiknya beritahu dokter jika memiliki riwayat alergi pada
obat-obatan.
B. Hipertensi
1. Definisi
Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan
tekanan darah di dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu
keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri
menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal
jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Pada pemeriksaan tekanan
darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat
jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada
saat jantung berelaksasi (diastolik).
2. Etiologi Hipertensi
Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi 2 golongan
(Ardiansyah M., 2012) :
a. Hipertensi primer (esensial)
Hipertensi primer adalah hipertensi esensial atau hiperetnsi yang 90%
tidak diketahui penyebabnya. Beberapa faktor yang diduga berkaitan
dengan berkembangnya hipertensi esensial diantaranya :
1) Genetik
Individu dengan keluarga hipertensi memiliki potensi lebih tinggi
mendapatkan penyakit hipertensi.
2) Jenis kelamin dan usia
Lelaki berusia 35-50 tahun dan wanita yang telah menopause
berisiko tinggi mengalami penyakit hipertensi.
a) Diit konsumsi tinggi garam atau kandungan lemak. Konsumsi
garam yang tinggi atau konsumsi makanan dengan kandungan
lemak yang tinggi secara langsung berkaitan dengan
berkembangnya penyakit hipertensi.
b) Berat badan obesitas Berat badan yang 25% melebihi berat badan
ideal sering dikaitkan dengan berkembangnya hipertensi.
c) Gaya hidup merokok dan konsumsi alkohol Merokok dan
konsumsi alkohol sering dikaitkan dengan berkembangnya
hipertensi karena reaksi bahan atau zat yang terkandung dalam
keduanya.
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang diketahui
penyebabnya. Hipertensi sekunder disebabkan oleh beberapa penyakit,
yaitu :
1) Coarctationaorta, yaitu penyempitan aorta congenital yang
mungkin terjadi beberapa tingkat pada aorta toraksi atau aorta
abdominal. Penyembitan pada aorta tersebut dapat menghambat
aliran darah sehingga terjadi peningkatan tekanan darah diatas
area kontriksi.
2) Penyakit parenkim dan vaskular ginjal. Penyakit ini merupakan
penyakit utama penyebab hipertensi sekunder. Hipertensi
renovaskuler berhubungan dengan penyempitan
3) Satu atau lebih arteri besar, yang secara langsung membawa darah
ke ginjal. Sekitar 90% lesi arteri renal pada pasien dengan
hipertensi disebabkan oleh aterosklerosis atau fibrous dyplasia
(pertumbuhan abnormal jaringan fibrous). Penyakit parenkim
ginjal terkait dengan infeksi, inflamasi, serta perubahan struktur
serta fungsi ginjal.
4) Penggunanaan kontrasepsi hormonal (esterogen). Kontrasepsi
secara oral yang memiliki kandungan esterogen dapat
menyebabkan terjadinya hipertensi melalui mekanisme renin-
aldosteron-mediate volume expantion. Pada hipertensi ini, tekanan
darah akan kembali normal setelah beberapa bulan penghentian
oral kontrasepsi.
5) Gangguan endokrin. Disfungsi medulla adrenal atau korteks
adrenal dapat menyebabkan hipertensi sekunder. Adrenal-mediate
hypertension disebabkan kelebihan primer aldosteron, kortisol,
dan katekolamin.
6) Kegemukan (obesitas) dan malas berolahraga.
7) Stres, yang cenderung menyebabkan peningkatan tekanan darah
untuk sementara waktu.
8) Kehamilan
9) Luka bakar
10) Peningkatan tekanan vaskuler
11) Merokok.
12) Nikotin dalam rokok merangsang pelepasan katekolamin.
13) Peningkatan katekolamin mengakibatkan iritabilitas
14) miokardial, peningkatan denyut jantung serta menyebabkan
15) vasokortison yang kemudian menyebabkan kenaikan tekanan
darah.
3. Patofisiologi Hipertensi
Patofisiologi hipertensi melibatkan peningkatan tekanan darah,
yang jika terjadi secara kronis akan menyebabkan kerusakan target organ.
Peningkatan tekanan darah dapat terjadi akibat abnormalitas pada
resistensi perifer ataupun cardiac output. Patofisiologi hipertensi juga
melibatkan sistem renin-angiotensin-aldosteron.
4. Gejala Hipertensi
Hipertensi merupakan penyakit yang berbahaya, karena bisa terjadi
tanpa gejala. Bahkan, pada beberapa kasus, gejalanya baru muncul setelah
hipertensi makin parah dan sampai mengancam nyawa. Gejala yang dapat
muncul pada kondisi tersebut adalah:
a. Mual dan muntah
b. Sakit kepala
c. Mimisan
d. Sesak napas
e. Nyeri dada
f. Gangguan penglihatan
g. Telinga berdenging
h. Gangguan irama jantung
i. Darah dalam urine
5. Penanggulangan/pencegahan hipertensi
a. Mengurangi konsumsi garam
b. Melakukan aktifitas fisik teratur
c. Tidak merokok dan menghindari asap rokok
d. Diet dengan gizi seimbang
e. Mempertahankan berat badan ideal.
BAB III
RENCANA PAGT
A. Skrining Pasien
Table 3.1 Skrining MST
NO. PARAMETER SKOR
1. Apakah pasien mengalami penurunan berat badan yang
tidak direncanakan / tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir
?
Tidak 0√
Tidak yakin (ada tanda baju menjadi lebih longgar) 2
Ya, ada penurunan sebanyak :
1 – 5 kg 1
6 – 10 kg 2
11 – 15 kg 3
>15 kg 4
Tidak tau berapa kg penurunannya 2
2. Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan
nafsu makan/ kesulitan menerima makanan (sakit gigi) ?
Tidak 0
Ya 1√
3. Pasien dengan diagnosa khusus atau dengan diagnosa
penyakit tertentu :
Diabetes mellitus
Gagal ginjal
Sakit kronis
Kanker
Tidak ada
Lainnya Abdominal pain ec abses hepar √
TOTAL SKOR 1
Kriteria penilaian MST
Skor 0 – 1 : Tidak risiko malnutrisi
Skor >2 : Beresiko tinggi malnutrisi
Nama : Tn. A
Tanggal lahir : 22 Februari 1973
Umur : 49Tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Bajo
Alamat : Pulau samarengga Kec. Menui Kab.Morowai
Pekerjaan : Nelayan
No. RM : 608301
Ruang perawatan : Laika Waraka I (kelas 2 kamar 7)
DPJP : dr. Laode Rabiul Awal, Sp.B-KBD
Diagnosa medis : Abdominal pain ec Abses hepar + hipertensi
Tgl. MRS : 26 November 2022
Tgl. Awal Studi Kasus : 28 November 2022
C. Assesment Gizi
1. Antropometri
LILA = 33 cm
TILUT = 47 cm
Estimasi BB berdasarkan LILA :
LILA yang diukur
= x (TB – 100 )
LILA standar cerra
33
= x (157 – 100 )
29
33
= x 57
29
= 64 kg
Estimasi TB berdasarkan TILUT :
= 64,19 - (0,04 x U) + (2,02 x TL)
= 64,19 – (0,04 x 49) + (2,02 x 47)
= 64,19 – 1,96 + 94,94
= 157 cm
BBI = TB – 100
= 157 – 100
= 57 kg
Status Gizi berdasarkan percenti LILA :
LILA yang diukur
= x 100%
nilai standar LILA
33
= 32,2 x 100%
2. Biokimia
Pemeriksaan penunjang :
- Hasil USG : Pneumonia Bilateral dan Cardiomegaly
- Hasil CT Scan : Kista hepar
3. Pemeriksaan Fisik/Klinis
a. Pemeriksaan Fisik
Table 3.3 Pemeriksaan Fisik Sebelum Studi Kasus
Pemeriksaan Fisik Keterangan
KU : lemah -
Kesadaran : CM -
Nyeri perut bagian kanan menjalar keselangkangan -
Nafsu makan baik -
Pembengkakan gusi (sakit gigi) -
Sumber :data primer RSU Bahteramas Provesni Sulawesi tenggara tahun
2022
b. Pemeriksaan Klinis
Table 3.4 Pemeriksaan Klinis Sebelum Studi Kasus
PEM HASIL NORMAL Ket
Tekanan Darah 150/100 120/80 mmHg Tinggi
RR 20x/menit 12 – 20 Normal
Nadi 80x/menit 60 – 100 Normal
Suhu 36 °C 36 – 37 °C Normal
Sumber :data primer RSU Bahteramas Provesni Sulawesi tenggara
tahun 2022.
4. Dietery History
a. Riwayat gizi dahulu
1) Frekuensi makan dahulu pasien Tn. A yaitu 2-3x sehari.
2) Frekuensi makan pokok yang sering dikonsumsi nasi 2-3x/hari
sebanyak 200 gr yang setara dengan porsi sedang.
3) Lauk hewani yang sering dikonsumsi ikan kembung (masak,
goreng dan bakar), sebanyak 1 ekor yang setara dengan 100 gr,
jarang mengonsumsi ayam (masak dan goreng) 1x dalam sebulan
sebanyak 1 potong atau setara 50 gr, telur kadang – kadang 1 butir
setara dengan 50 gr diolah dgn cara direbus atau digoreng.
4) Lauk Nabati 3x/minggu (tahu dan tempe) digoreng dan tumis
setiap kali makan 1-2 potong setara dengan 20 – 40 gr.
5) Frekuensi makan sayur 2-3x/hari sebanyak 1 mangkok setara
dengan 100 gr
6) Jarang mengonsumsi buah, frekuensi makan buah 1x dalam 1/2
minggu sebanyak 1-2 potong seperti (papaya, pisang mas, pisang
ambon, semangka)
7) Sering mengonsumsi kue 1x/hari (bolu kukus, dadar gulung, donat,
dan kue lapis) sebanyak 1-2 potong setara dengan 30 - 50 gr.
8) Sering mengonsumsi teh 2-3x/hari sebanyak 1 gelas sedang 185
ml.
9) Perokok aktif
10) Minum minuman keras (alcohol) pada saat ada acara dikampung.
b. Riwayat gizi sekarang
1) Tidak ada alergi Terhadap jenis makanan tertentu.
2) Pasien makan sendiri.
3) Jenis Diet Yang diberikan RS yaitu RL
4) Makanan yang dikonsumsi 24 jam terakhir selama di RS :
5) Sarapan pagi : Tn. A bubur nasi putih (350 gr), telur (50 gr), sayur
kol (40 gr)
6) Makan siang : Tn. A bubur nasi putih (350 gr) tempe (25 gr)
7) Makan malam : Tn. A bubur nasi (350 gr), ikan masak (80 gr),
sayur sawi hijau (50)
D. Diagnosa Gizi
1. Domain intake
NI-5.4 Penurunan kebutuhan zat gizi berupa natrium, berkaitan dengan
hipertensi, ditandai dengan hasil klinis 150/100 mmHg.
NI-5.1 Peningkatan kebutuhan zat gizi energy protein berkaitan dengan
WBC tinggi, ditandai dengan hasil pemeriksaan lab 13,7 10^3/ul.
2. Domain klinis
NC-2.2 Perubahan nilai lab terkait zat gizi lemak, berkaitan dengan
gangguan fungsi hati, ditandai dengan hasil pemeriksaa lab SGPT
42 u/l tinggi.
3. Domain behavior
NB-1.2 Perilaku yang salah terkait makanan dan zat gizi berkaitan dengan
kista hepar ditandai dengan
E. Rencana Intervensi
1. Rencana intervensi gizi
a. Jenis diet
1) Diet hati
2) Bentuk makanan lunak
3) Jalur pemberian oral
b. Prinsip diet
1) Rendah lemak
2) Rendah garam II
3) Tinggi protein
c. Tujuan diet
1) Mempertahankan status gizi normal.
2) Menurunkan tekanan darah mencapai normal.
3) Meningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah kerusakan
lanjut.
4) Membantu menyembuhkan infeksi.
d. Syarat diet
1) Energy cukup sesuai kebutuhan yaitu 2.180 kkal.
2) Protein tinggi 18% = 98,1 gr.
3) Lemak cukup 18% = 43,6 gr
4) KH cukup 64% = 348,8 gr
5) Asupan natrium dibatasi 400 – 600 mg/hari sesuai kebutuhan RG
II.
BAB IV
IMPLEMENTASI INTERVENSI
A. Antropometri
Table 5.1 Antropometri
Pemeriksaan Data awal Monitoring
Hari-1 Hari-2 Hari-3
LILA 33 - - 33
IMT 102,4 - - 102,4
Sumber :data sekunder RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2022.
Dari hasil pengamatan tabel diatas yang dilakukan selama 3 hari, tidak
terjadi perubahan IMT, sehingga status gizi pasien sebelum dan setelah
intevensi masih sama yaitu status gizi baik.
B. Biokimia (Pemeriksaan Laboratorium)
Tabel 5.2 Biokimia
Monitoring
Pemeriksaa Rujukan Data awal Hari-1 Hari-2 Hari-3
n (28/11/2022) (29/11/22 (30/11/22 (1/12/22)
)
WBC 4,0 – 10,0 13,7 - - -
10^3/ul
SGPT < 41 u/l 42 - - -
Sumber :data sekunder RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2022.
Dari hasil pengamatan tabel diatas yang dilakukan selama 3 hari pemeriksaan
laboraturium terkait WBC dan SGPT yang dialami oleh pasien dilakukan 1
kali yaitu pada tanggal 28 November 2022. Berdasarkan pemeriksaan tersebut
kadar WBC dan SGPT dalam kategori tinggi menunjukkan pasien masih
mengalami Infeksi Abses hepar.
C. Fisik dan Klinis
Tabel 5.3 Fisik dan Klinis
Data awal Monitoring
Pemeriksaan Rujukan (28/11/22) Hari -1 Hari -2 Hari -3
(29/11/22) (30/11/22) (1/12/22)
Tekanan 120/80 150/100 153/89 149/70 149/70
darah mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg
RR 12-20x/m 20x/menit 20x/menit 20x/menit 20x/menit
Nadi 60-100x/m 80x/menit 80x/menit 78x/menit 80x/menit
Suhu 36 – 37 °C 36°C 38°C 38°C 37°C
KU Baik Lemah Lemah Lemah Baik
Sumber :data sekunder RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2022.
Dari hasil pemeriksaan tabel diatas fisik dan klinis selama studi kasus dan
monitoring selama 3 hari bahwa dari hasil pengamatan fisik dan klinis pasien
tekanan darah dihari pertama mengalami peningkatan dan hari kedua
mengalami penurunan, dan hari ketiga masih tetap seperti di hari kedua, tetapi
lebih rendah dibandingkan di awal. dari awal hingga akhir intervensi nadi dan
respirasi pernapasan normal. Suhu badan dihari pertama dan kedua meningkat,
dan di hari ketiga kembali menurun menjadi normal. KU dari hari awal
pengamatan sampai hari kedua tidak ada perubahan yaitu masih lemah, dan
pada hari ketiga KU sdh berubah membaik.
D. Asupan Zat Gizi
1. Asupan zat gizi
Tabel 5.4 Asupan zat gizi
Monitoring
Asupan gizi Data awal Hari-1 Hari-2 Hari-3
RS/LRS RS/LRS RS/LRS
Energy Total
(Kkal) Asupan 1.156 823,5 1.187 1.005
(RS+LRS)
2.180 2.180 2.180 2.180
Kebuthan
53% 37% 54% 46%
%Asupan
Protein Total
(Gr) Asupan 41,2 16 20,4 21,3
(RS+LRS)
98,1 98,1 98,1 98,1
Kebutuhan
41% 16% 20% 21%
%Asupan
Lemak Total
(Gr) Asupan 13,4 4,5 12,5 3,7
(RS+LRS)
43,6 43,6 43,6 43,6
Kebutuhan
30% 10% 28% 0,84%
%Asupan
KH Total
(Gr) Asupan 209,2 175,6 243,8 203,4
(RS+LRS)
348,8 348,8 348,8 348,8
Kebutuhan
60% 50% 70% 58%
%Asupan
Vit.C Total
(mg) Asupan 9 1,1 3,6 10,2
(RS+LRS)
90 90 90 90
Kebutuhan
0,1% 0,12% 0,04% 11%
%Asupan
Na Total
(mg) Asupan 177,2 30,5 27,7 119,1
(RS+LRS)
1.500 1.500 1.500 1.500
Kebutuhan
118% 0,20% 0,18% 0,79%
%Asupan
Fe Total
(mg) Asupan 3,8 2,1 2,7 2,2
(RS+LRS)
Kebutuhan 9 9 9 9
42% 23% 0,3% 24%
%Asupan
Sumber :data sekunder RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2022.
RS : dari rumah sakit
LRS : dari luar rumah sakit
Dari tabel diatas, menunjukan bahwa hasil recall asupan energy di hari
pertama setelah studi kasus menurun 37%, dihari kedua asupan energy
meningkat 54%, dan di hari ketiga kembali menurun 46%.
Protein dihari pertama setelah studi kasus menurun 16%, hari kedua
meningkat 20%, dan dihari ketiga meningkat 21%.
Lemak dihari pertama setelah studi kasus menurun 10%, hari kedua
meningkat 28%, dan dihari ketiga kembali menurun 0,84%.
Karbohidrat dihari pertama setelah studi kasus menurun 50%, hari
kedua meningkat 70%, dan dihari ketiga kembali menurun 58%.
Vit.C dihari pertama setelah studi kasus meningkat 0,12%, dihari
kedua menurun 0,4%, dan dihari ketiga kembali meningkat 11%.
Natrium dihari pertama setelah studi kasus 0,20%, dihari kedua
kembali menurun 0,18%, dan dihari ketiga meningkat 0,79%.
Fe dihari pertama setelah studi kasus menurun 23%, dihari kedua
menurun 0,3%, dan dihari ketiga meningkat 24%.
2. Grafik asupan zat gizi
a. Grafik asupan energy
Tabel 5.5 Diagram monitoring asupan energy selama studi kasus
2.5
2.180 2.180 2.180 2.180
2
1.5
1.156 1.187
1.005
1
0
0
sebelum H1 H2 H3
asupan kebutuhan %
e. Grafik Vit.C
Tabel 5.9 Diagram monitoring asupan Vit.C selama studi kasus
f. Grafik asupan Natrium
Tabel 5.10 Diagram monitoring asupan natrium selama studi kasus
g. Grafik Fe
Tabel 5.11 Diagram monitoring asupan Fe selama studi kasus
Total
Asupan 1.156 823,5 1.187 1.005
(RS+LRS)
2.180 2.180 2.180 2.180
Kebuthan
53% 37% 54% 46%
%Asupan
Chart Title
asupan kebutuhan %
1187
1156
1005
824
2.18
2.18
2.18
2.18
53%
54%
37%
46%
seb el u m H1 H2 H3