Anda di halaman 1dari 4

LOGBOOK

PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER


BIDANG APOTEK

PROGRAM PESTUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS

Hari ke: 16 Hari: Selasa Tanggal: 06/12/2022


Pukul Kegiatan Keterangan
(tempat/nama
pemateri/dll)
13.30-14.00 Persiapan shift siang, Pengisian apt.Metha Claudia, S.Farm.
SIPNAP
14.00-16.00 Pelayanan terhadap pasien
Didampingi apt. Yossy
Pratiwi, S.Farm
16.00-16.30 Ishoma Didampingi apt. Yossy
Pratiwi, S.Farm
16.30-18.30 Pelayanan resep, Ishoma, Pelayanan Apotek Kimia Farma Fortuna
terhadap pasien
18.30-21.30 Pelayanan terhadap pasien, dan Didampingi apt. Yossy
Pelayanan resep Pratiwi, S.Farm
Resume materi/Kegiatan

Persiapan shift siang


Persiapan shift siang dimulai ketika mahasiswa tiba di apotek, dan mulai shift siang
dengan pengcekan barang/obat yang masuk dari SP jika ada maka akan segera dibuka,
dicek dan di display sesuai dengan tempatnya, jika tidak ada maka merapihkan beberapa
obat/barang yang tidak jadi terjual dan kembali menyimpan pada tempat sesuai.

Pengisian SIPNAP
Kegiatan dilanjutkan dengan pengisian SIPNAP, yang mana dilakukan oleh apoteker.
Pengisian SIPNAP dilakukan secara online yang diteruskan ke balai POM. Pengisian
SIPNAP dilakukan setiap satu bulan sekali paling lambat tanggal 10 di awal bulan. Entri
data pelaporan dilakukan satu persatu, maksudnya adalah harus sesuai dengan golongan
yang dientrikan, yaitu harus sesama narkotika atau sesama psikotropika. Narkotika atau
psikotropika dilaporkan sesuai dengan yang sudah dientrikan sebelumnya. Apabila ada
obat baru yang belum dientrikan, maka harus dientrikan terlebih dahulu, baru bisa
dilaporkan. Pelaporan yang harus dilaporkan yaitu berapa jumlah obat yang dikeluarkan
baik dari resep masuk maupun dari permintaan sarana seperti puskesmas. Untuk stok
yang masuk juga harus dientrikan pada pilihan entri stok masuk sesuai dengan darimana
asal obat, yang pada umumnya berasal dari PBF. Apabila tidak ada pertambahan stok,
maka jumlah akan otomatis berkurang sesuai dengan pemakaian pada bulan yang
bersangkutan. Setelah dilakukan pelaporan, masing-masing data disimpan lalu dicetak
baik pelaporan narkotika maupun psikotropika dan dijadikan sebagai arsip apotek
apabila diperlukan.

Pelayanan terhadap pasien


Pelayanan terhadap pasien ini dilakukan dari awal apotek dibuka hingga apotek tutup.
Namun diselingi dengan pengecekan, mahasiswa diberikan izin oleh APJ untuk
berkomunikasi secara langsung dengan pasien yang datang, melayani pasien yang
datang untuk membeli obat. Pasien yang biasanya datang tanpa resep dokter dan
membeli obat secara langsung di apotek disebut dengan istilah swamedikasi.
Swamedikasi sendiri memiliki pengertian yakni bentuk upaya untuk memproleh obat
tanpa diagnosa, saran dokter, ataupun resep dokter untuk mengobati diri sendiri.
Sehingga ketika pasien datang ke apotek, pasien tersbeut hanya tinggal menyebutkan
nama obat, dan mahasiswa diperbolehkan untuk melayani pasien dalam bentuk
memberikan penjelasan terkait kegunaan obat tersebut, bagaimana cara pakainya dan
efek apa yang diharapkan dari mengkonsumsi obat tersebut. Apabila ada kendala dalam
penyampaikan informasi dan ada hal-hal yang perlu pasien tanyakan lebih lanjut terkait
obat tersebut, Apoteker yang bertugas akan mengambil alih dan menyampaikan
informasi yang dibutuhkan oleh pasien mengenai obat yang dibelinya.

Pelayanan resep
Pelayanan resep dimulai ketika pasien datang dengan memberikan resep dan diterima
langsung oleh apoteker yang bertugas, setelah melakukan screening awal dan pasien
selesai transaksi maka resep diberikan kepada mahasiswa untuk disiapkan. Apabila resep
yang masuk adalah resep dari dokter mata yang berpraktek di apotek Kimia Farma
Fortuna, maka setelah melakukan pemeriksaan pada dokter mata pasien segera
memberikan resep pada apoteker. Mahasiswa menyiapkan beberapa obat yang tersedia
pada resep, seperti contohnya Cendo Xytrol, Cenfresh, Cendo Asthernof, Polygran dan
masih banyak lainnya tergantung resep apa yang tertulis oleh dokter. Setelah itu
menyiapkan etiket berwarna biru. Etiket biru ini khusus untuk obat-obatan pemakaian
luar, seperti obat tetes mata, tetes telinga, salep, gel dan cream. Sedangkan untuk etiket
putih itu untuk obat-obatan seperti tablet, kapsul, pulvers dan lain-lainnya. Penulisan
pada etiket biru ini ialah dengan menulis nama pasien pada pojok kiri atas, lalu
menuliskan tanggal penerimaan obat, lalu ditengah bawahnya ditulis dengan jelas cara
pemakaian obat, sebagai contoh untuk obat tetes mata Polygran 6 kali sehari 1 tetes pada
kedua mata. Jika sudah selesai maka obat-obatan tersebut akan diberikan pada apoteker,
lalu apoteker akan melakukan screening terakhir antara obat dengan resep dan jika sudah
tepat semuanya, maka apoteker akan memanggil nama pasien dan menyerahkan obat
tersbeut dengan memberikan infromasi terhadap pasien. Seperti kegunaan obatnya, cara
pakai obat tersebut dan cara penyimpanan obatnya.

Untuk obat racikan atau pulveres, apabila resep datang apoteker akan melakukan
screening awal dan pasien selesai melakukan transaksi, maka resep akan diberikan pada
mahasiswa untuk menyiapkan obat. Sebelumnya apoteker akan meminta untuk
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑝 𝑥 𝑁𝑢𝑚𝑒𝑟𝑜
perhitungan jumlah tablet yang diambil, dengan rumus ,
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟

Maka didaptkannya berapa tablet yang harusnya diambil. Setelah memastikan berapa
jumlah tablet yang diambil pada apoteker, dilanjutkan dengan penggerusan obat hingga
penyiapan dan obat selesai dan pembuatan etiket. Etiketnya disipakan dengan cara di
print dan ditempelkan pada kertas penyimpanan obat pulveres, setelah di screening
seluruhnya oleh apoteker maka obat tersebut sudah bisa di berikan pada pasien dengan
memberikan informasi mengenai obat tersebut, cara mengkonsumi dan penyimpanan
dari obat tersebut.
Pengesahan
Pembimbing 1 Pembimbing 2 Mahasiswa

Prof.apt. Dachriyanus, apt. Metha Claudia, S.Farm Helfa Jesica Putry, S.Farm.
PhD.

Anda mungkin juga menyukai