Anda di halaman 1dari 84

PENGARUH KELENGKAPAN FITUR DAN KEMUDAHANPENGGUNA

APLIKASI JAMSOSTEK MOBILE JMOTERHADAP KEPUASAAN


PESERTABPJS KETENAGAKERJAAN KABUPATEN MAMUJU

SKRIPSI

Diajukan Dalam Seminiar Hasil Penelitian di Universitas


Muhammadiyah Mamuju

Oleh :
NurulMuhriza
NPM 201801268

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAMUJU
2022
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perubahan zaman yang semakin modern dimana teknologi

menjadi acuan terbesar karena hampir di seluruh dunia menggunakan

internet yang laju kecepatanyadiluar kemampuan sumber daya

manusia. Peranan teknologi sangat membantu dalam pekerjaan

sehari-hari baik organisasi, perusahaan baik yang berbentuk unit kecil

maupun perusahaan besar.Teknologi memudahkan manusia untuk

mengelolah data, memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan,

dan mengumpulkan data sehingga dapat menghasilkanseebuah

informasi yang tepat waktu dan akurat..

Salah satunya akses internet yang begitu cepat dengan

cakupan yang luastelah memberikan konstribusi besar bagi negara

khususnya perbaikan sosial dan ekonomi seperti kemudahan

mendapatkan lapangan kerja, meningkatkan produktivitas, dan

meningkatkan akses ke kualitas hidup yang lebih baik.Kegunaan

IPTEK informasi yang komunitasnyadapat dilakukan dengan maksimal

jika didorong beberapa pengelolaan IPTEK informasi dengan

menginginkan konsep-konsep yang fullsehingabisa

terlaksanakandengan sempurna dan maksimal maksimal.

Penggunaan internet di Indonesia dari tahun ke tahun

mengalami proses peningkatan yang sangat tinggi.Pada tahun2021

meningkat dari 12 %sebelumnyayaitu dari 185,4 juta populasi menjadi


220,4. juta penduduk indonesia sudah dapat mengakses internet

internet. Penduduk indonesia melakukan aktivasi secara online

melalui perangkat seluler sepertis Handphone, komputer,dan tablet.

Rata-rata penduduk Indonesia mengakses kecepatan

internetselama8jam 44menit setiapharimelaluiberbagaiperangkat

menurut data BPS (Badan Pusat Statistik).

Selain itu diketahui perkembangan teknologisaatini mengarah

kepenggunaan mobile phone, waktu yang

palingbanyakdihabiskanuntukmengakses sosial media. Kelajuan akses

internet dapat mendorong kemajuan perekonomianIndonesia dimana

saatini perlu dilakukan sebuah perubahan peningkatan untuk

kesejahteraan masyarakat melalui berbagai potensi yang dimiliki yang

dapat memacu semangat masyarakat dalam mencari kerja dan

mendapatkan pekerjaan. kepercayaan diri perlu dibangkitkan dari

segala aspek kehidupan.Dengan demikian, keberadaan setiap

pekerjaan dalam sistem perekonomian sangat diperlukan

perananjaminansocialdalamsektor ketenagakerjaan sangatpenting.

Salah satu lembagajaminan sosial kemasyarakatan yang

memanfaatkan peluang teknologi informasi dan komunikasi adalahBPJS

Ketenagakerjaan. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Ketenagakerjaan merupakan hasil transformasi dari Perusahaan Jaminan

Sosial Tenaga Kerja atau Jamsostek.Jamsotek merupakan bagian dari

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dibentuk berdasarkan Undang-


Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial.

BPJS Ketenagakerjaan bergerak di bidang asuransi jiwa bagi

tenaga kerja yang bertindak sebagai badan hukum publik yang

melindungi tenaga kerja Indonesia dalam mengatasi berbagai masalah

dan risiko yang dihadapi dalam hubungan kerja.Dalammemperluas

cakupankepesertaan,program yang ada dalamBPJS Ketenagakerjaan

dapat memberikan perlindungan bagi tenaga kerja padasaat

kehilangan pekerjaanya baik itu melihat darisebagian atau seluruh

penghasilannya sebagai akibat terjadinya sebuah resiko dalam

pekerjaan.Dalam melindungi hak-hak pekerja BPJS Ketenagakerjaan

memiliki 5 program jaminan sosial yang meliputi Jaminan Hari Tua

(JHT), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK),

Jaminan Pensiun (JP), dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).Dari

kelima program kerja jaminan sosial iuran yang diberikan sangat

rendah dan setiap jaminan itu berbeda-beda iuranya dengan begitu

para pekerja dapat memiliki tabungan untuk masa tuanya serta

dapat meningkatkan kesejahteraan para pekerja.

Dalam melihat kemajuan perkembanganteknologi informasi

dan komunikasi yang semakin mudah dalam

pengoperasiannyamembuatBPJSKetenagakerjaanmelakukan sebuah

inovasidengan memanfaatkan kecanggihan teknologi dalam hal

pengumpulan data secara online atau digital yang dapat dilakukan


melalui handphone,tablet, dan komputer pribadi sehingga dapat

memudahkan kepesertaanmelakukan pengumpulan berkas pada

aplikasijamsostekmobile atau disingkat JMO yang merupakan

pengganti dari aplikasi BPJSTKU.Menurut Direktur Humas dan Antar

Lembaga BPJS Ketenagakerjaan” menjelaskan bahwa JMO

merupakan aplikasi mobile BPJS Ketenagakerjaan yang memiliki fitur

lebih lengkap dari aplikasi sebelumnya dengan penggunaan yang

lebih praktis, mudah dipahami dalam waktu yang sangat singkat tanpa

perlu datang ke kantor perusahaan yang ada di daerah setiap cabang

- cabang."

(https://pontianak.tribunnews.com/aplikasijamsostekmobile/pengganti-

bpjstku/bpjs-ketenagakerjaan).

BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat harus mulai

beradaptasi dengan pola layanan baru tanpa adanya kekurangan

kuantitas dan kualitas bentuk layanan yang diberikan yang telah

terlaksana dengan maksimal.Untuk programjamsostekmobileatau (JMO)

ialah bentuk alternatif yang sangat mudahdalam perencanaanBPJS

Ketenagakerjaan.akan tetapi tidak semuaprogram atau bentuk layanan

di program pengguna, dengan hal mestinya di lakukannyapenelitian

untuk program JMO.

Sekaranginihasildari individu pemakaiyangdimanjakan

olehseluruh individu baik itu BPJS pemerintah, swasta,

Ketenagakerjaan,pihakusaha ataukonsumendisebabkan sangat dapat


meringankan untuk meringankan bentuk pelayanan yang diberikan.

Menurut Kotler dan Keller (dalam Rahmadana, 2019:20)

mendefenisikan pelanggan merupakan ”bentuk keinginan kecewa dan

bahagia yang mungkin akandihasilkanjika membandingkan antara

layanan baik itu produk kinerja yang dirasakan sesuai dengan keinginan”.

Dalam perspektif Islam, dianjurkan agar setiap pelaku bisnis dapat

bersikap profesional, yaitu dapat bekerja dengan cepat dan tepatagar

tidak menyia-nyiakan amanah yang menjadi tanggung jawabnya, seperti

yang tertuang dalam Al-Qur'an Surat Al-Imran ayat 159, yaitu:

Artinya :“maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah


lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati
kasar tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu karena itu
maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan
bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu kemudian apabila
engkau membulatkan tekad, maka bertawakkalah kepada Allah.Sungguh
Allah mencintai orang yang bertawakkal”

Ayat di atas menjelaskan bahwa dalam konteks kepuasan

pelanggan, interaksi antara penjual dan pembeli (hubungan manusia

yang baik) telah memberikan pedoman bagi umat Islam dan Muslimat

(pelaku usaha) untuk bersikap lemah lembut (memuaskan objek

dakwah/pelanggan/ pelanggan).Pelayanan diberikan sebagai tindakan

tindakan seseorang atau organisasi untuk memberikan kepuasan

kepada setiap pelanggan atau pelanggan dalam rangka memenuhi


keinginan pelanggan akan suatu produk atau jasa yang mereka

butuhkan.Dalam sebuah perusahaan diperlukan sebuah pelayananprima

yang diberikan BPJS Ketenagakerjaan.Kemampuan tersebut ditunjukkan

oleh sumber daya manusia dan sarana serta prasarana yang dimiliki.

Rasulullah bersabda dalam hadits:

:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َقا َل‬ ِ ‫َعنْ َأ ِبي ه َُري َْر َة َرضِ َي هللاُ َت َعالَى َع ْن ُه َأنَّ َرس ُْو َل‬
َ ‫هللا‬
‫هلل َوال َي ْو ِ^م‬
ِ ‫ان يُْؤ مِنُ ِبا‬ َ ‫ َو َمنْ َك‬،‫ُت‬ ْ ‫هلل َوال َي ْو ِم اآلخ ِِر َف ْل َيقُ ْل َخيْراً َأ ْو لِ َيصْ م‬
ِ ‫ان يُْؤ مِنُ ِبا‬ َ ‫َمنْ َك‬
َ ‫هلل َوال َي ْو ِ^م اآلخ ِِر َف ْلي ُْك ِر ْ^م‬
.‫ض ْي َف ُه‬ ِ ‫ان يُْؤ مِنُ ِبا‬ َ ‫ َو َمنْ َك‬،ُ‫اره‬ َ ‫اآلخ ِِر َف ْلي ُْك ِر ْم َج‬
.‫اريُّ َومُسْ لِ ٌم‬ِ ‫َر َواهُ الب َُخ‬
Artinya :

”Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu Rasulullah ’Alaihi Wa


Sallam bersabda, “Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir,
hendaklah ia berkata baik atau diam. Siapa saja yang beriman kepada
Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya. Siapa saja
yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia memuliakan
tamunya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari hadits di atas dijelaskan bahwa ketika kita memberikan

pelayanan yang baik kepada masyarakat maka kebutuhan kepuasan

pelanggan akan sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan karena

kemampuan yang mereka miliki dalam meyakinkan peserta BPJS

Ketenagakerjaan karena kita tidak bisa hidup sendiri, kita harus

bersosialisasi dengan orang lain.Olehnya itu sebuah harapan yang

diberikan secara maksimal dengan usaha yang sesuai maka itu akan

menjadi tolak ukur para pengguna aplikasijamsostekmobile JMO yang

sudah diterapkan pada Kantor Cabang BPJS KetenagakerjaanSulawesi

Barat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kepuasan pengguna

pada aplikasi JMO terhadap berbagai fitur dan kemudahan penggunaan

pengguna dalam menerapkan Jamsostekmobile dalam kehidupan

sehari-hari.Aplikasi ini telah diimplementasikan dalam aplikasi pelayanan

di kantor BPJS Ketenagakerjaan. Penerapan JMO lebih ke arah

penerapan jaminan hari tua dimana besaran manfaat yang diberikan

sama dengan nilai akumulasi seluruh iuran.

Menurut Wahyu Prastiwi (2020:114) “Kelengkapan fitur

merupakan komponen yang mampu menambah fungsi suatu produk.

Karena fitur dapat menjadi alasan konsumen memilih suatu produk,

maka bagi pemasar fitur menjadi dasar untuk mendefinisikan

produknya dengan produk-produk lain”.Namun faktanya yang terjadi di

lapangan setelah dilakukan perubahan aplikasi dari BJSTKU menjadi

JMO ketika melakukan pengkinian data banyak peserta yang

mengeluhkan karena kesulitan dalam mengambil foto selfie untuk

kelengkapan data. Pada aplikasi JMO diharuskan mengapload foto

maksimal 2 MB sedangkan pada kamera handphone rata-rata resolusi

kamera melebih dari 3 MB keatas, sementara pada aplikasi JMO tidak

ada pilihan dalam mengunggah foto yang ukuran memorinya lebih

kecil misalnya pilihan pada galeri foto, juga tidak bisa menentukan

kualitas gambar dalam kamera yang digunakan sehingga peserta

kesulitan dalam melakukan pengkinian data dengan begitu para


kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan tidak bisa secara maksimal

menikmati kelengkapan fitur yang ada pada aplikasi jamsostekmobile.

Selain kelengkapan fitur, kemudahan pengguna juga

menjadi pertimbangan peserta dalam menggunakan aplikasi JMO

karena berimplikasi pada ketertarikan pengguna dalam meningkatkan

kebutuhan yang diberikan oleh BPJS Ketenagakerjaan.Menurut

Jogiyanto (dalam Maulidiyah: 2017:4) “kenyamanan adalah sejauh

mana seseorang meyakini penggunaan teknologi informasi sehingga

mudah digunakan”.Sebelum adanya aplikasi JMO dalam melakukan

pencairan JHT, peserta harus menunggu selama 5 haridalam

menyiapkan berkasasli bukan fotokopian baik itu KK, KTP, buku

rekening asli dan sebagainya. sehingga masyarakat banyak yang

kesulitan dalam melakukan pencairan tapi setelah adanya aplikasi

JMO dengan pembaharuan fitur yang terbaru,akan lebih memudahkan

para peserta dalam melakukan pencairan tidak butuh waktu berhari

hari tapi hanya butuh 10 menit klaim JHT langsung cair dan bisa

mencairkan dibawa 10 juta pada aplikasi. Namun kendala yang terjadi

pada aplikasi setelah diupdate ke JMO versi sekarang adalah peserta

kesulitan untuk mengakses akun karena akun dan sandi yang sudah

terdaftar sebelumnya dan yang terverifikasi tahunan tidak valid

kemudian ketika kita melalukan update data ada batasan kegagalan

sedangkan pada aplikasi tidak muncul pemberitahuan bahwa ada

batas kegagalan sampai 3x percobaan. Adanya kendala pada


permasalahan teknis membuat para peserta kurang paham dalam

menggunakan aplikasi jamsostekmobile (JMO).

Melihat dari uraian latar belakang diatas maka penulis menarik

judul dalam penelitian ini yaitu :“Pengaruh Kelengkapan Fitur Dan

Kemudahan Pengguna Aplikasi Jamsostek Mobile (JMO)

TehadapKepuasaan Peserta (studi kasus pada kantor cabang

BPJS Ketenagakerjaan Sulawesi Barat)”.

1.2 Rumusan Masalah

Melihat dari latarbelakangmasalah yang terjadi diatas,

makadapatdisimpulkan perumusan masalah dalampenelitian iniadalah

yaitu:

1. Apakah kelengkapan fitur berpengaruh secara parsial terhadap

kepuasan peserta BPJS Ketenagakerjaan di Sulawesi Barat?

2. Apakah kenyamanan pengguna secara parsial berpengaruh

terhadap kepuasan peserta BPJS Ketenagakerjaan di Sulawesi

Barat?

3. Apakah kelengkapan fitur dan kenyamanan pengguna secara

simultan berpengaruh terhadap kepuasan peserta BPJS

Ketenagakerjaan di Sulawesi Barat?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini antara lain:

1. Untuk mengetahui secara parsialkelengkapan fitur berpengaruh

terhadap kepuasan peserta BPJS KetenagakerjaanSulawesi Bara


2. Untuk mengetahui secara parsial tentang kemudahan pengguna

berpengaruh terhadap kepuasan peserta BPJS Ketenagakerjaan

Sulawesi Barat.

3. Untukmengetahuisecara simultan pengaruh kelengkapan fitur dan

kemudahan pengguna terhadap kepuasan peserta BPJS

Ketenagakerjaan Sulawesi Barat.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang akan dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan

informasi mengenai pengaruh kelengkapan fitur dan kemudahan

penggunaan aplikasi JMO Mobile Jamsostek terhadap kepuasan

peserta BPJS Ketenagakerjaan dan juga dapat menjadi sarana

pengembangan ilmu pengetahuan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti diharapkan dapat memperluas wawasan dan

menambah pengetahuan tentang kejadian nyata yang terjadi di

lapangan.

b. Bagi BPJS Ketenagakerjaan dapat memberikan gambaran dan

informasi yang bermanfaat bagi setiap pengambilan keputusan

dalam rangka meningkatkan keandalan aplikasi guna menjaga

efektivitas kesinambungan pelayanan yang diberikan sehingga

semakin meningkatkan kinerja kepuasan peserta.


c. Bagi mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

referensi untuk penelitian selanjutnya yang relevan dengan

judul penelitian ini.

d. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah

wawasan, pengetahuan dan informasi terkait kasus nyata yang

terjadi di lapangan.
II. TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Aplikasi Jamsostek Mobile (JMO)

1. Manajemen Pemasaran

a. Pengertian Manajemen Pemasaran

Menurut Kotler dan Keller (dalam Finky, dkk 2016:27)

“manajemen pemasaran adalah seni dan ilmu memilih pasar

sasaran dan mendapatkan konsumen melalui nilai konsumen

yang unggul”.

Menurut Mutiara (dalam Hartono, 2012:184) “konsep

pemasaran merupakan filosofi bisnis yang menyatakan bahwa

pemuasan kebutuhan konsumen merupakan kebutuhan

ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan”

Melihat dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

manajemen pemasaran adalah suatu proses yang dapat

diterapkan oleh perusahaan untuk menganalisis,

merencanakan, mengkoordinasikan program-program yang

menguntungkan bagi perusahaan, dan dapat juga diartikan

sebagai ilmu memilih pangsa pasar dalam rangka untuk

menciptakan nilai pelanggan yang menguntungkan. unggul, dan

mencapai target penjualan yang telah direncanakan dalam

menjalankan operasional perusahaan. Konsep dalam

pemasaran mensyaratkan bahwa kegiatan perusahaan harus


diarahkan pada tujuan memuaskan kebutuhan dan keinginan

konsumen.

b. Strategi Pemasaran

Menurut Swastha dalam (Hartibun 2011:13) “Strategi

pemasaran adalah serangkaian grand design yang akan

menggambarkan bagaimana suatu perusahaan harus

beroperasi untuk mencapai tujuan”

Menurut Sa'adah Ummi (dalam Asauri 2017:168)

“strategi pemasaran adalah suatu rencana yang menyeluruh,

terpadu dan terpadu di bidang pemasaran, yang memberikan

pedoman kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan

perusahaan”

Menurut Kasali (2018: 19) “strategi pemasaran adalah

seperangkat tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang

memberikan arah pada upaya pemasaran perusahaan, dari

waktu ke waktu, pada setiap tingkat, acuan dan alokasi”.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan

bahwa strategi pemasaran merupakan suatu rumusan yang

telah direncanakan oleh perusahaan dalam memenuhi

kebutuhan pasar dan juga mencapai tujuan yang telah

ditentukan. Dimana banyak strategi pemasaran yang saat ini

digunakan dalam sebuah perusahaan yaitu mobile

marketing.Mobile marketing adalah strategi pemasaran digital


multi-saluran yang ditujukan untuk mencapai target konsumen

di smartphone, tablet dan perangkat seluler lainnya, melalui

situs web, email, SMS dam MMS, media sosial, dan

aplikasi.Strategi bisnis ini dapat memadukan proses antara

manusia dan teknologi, sehingga akan memudahkan dalam

pengaplikasiannya. Mobile marketing memiliki 3 karakteristik

yaitu:

1. Tepat waktu yaitu komunikasi seluler bisa sangat sensitif

terhadap waktu karena meningkatkan sumber daya secara

signifikan ke arah yang lebih baik juga mencerminkan kapan

dan di mana konsumen berada.

2. Berpengaruh yaitu informasi yang diterima atau diperoleh

melalui telepon pintar dapat menjangkau dan mempengaruhi

konsumen dalam mengambil keputusan pembelian.

3. Pervasive, yaitu konsumen biasanya membawa ponsel

pintarnya kemana-mana, sehingga komunikasi seluler ada di

tangan mereka.

c. Pengertian AplikasiJamsostek Mobile (JMO)

Menurut Irwansyah & Moniaga (2014:61) “Aplikasi Mobile

adalah aplikasi perangkat lunak yang dibuat khusus untuk

dijalankan pada tablet dan smartphone”.

Menurut Ratna (2018:28) “mendefinisikan bahwa aplikasi

mobile adalah aplikasi yang memungkinkan seseorang untuk


melakukan mobilitas dengan menggunakan PDA (Personal,Digital,

Asisten), telepon seluler atau handphone.”

“Jamsostek Mobile JMO adalah sebuah layanan digital

dimana nasabah BPJamsostek dapat melakukan layanan - layanan

melalui handphone masing-masing (Lilis, 2019).”

“Jamsotek Mobile (JMO) merupakan bentuk penerapan

teknologi informasi dalam bentuk layanan perangkat lunak yang

dirancang untuk memberikan cara yang efektif bagi peserta BPJS

dalam memperoleh informasi program (BPJS, 2017).”

Ada banyak layanan yang bisa digunakan peserta BPJS

Ketenagakerjaan di Aplikasi JMO Mobile Jamsostek seperti update

data atau update data khususnya bagi pekerja yang belum update

data diri, pengajuan dan tracking klaim JHT, cek saldo,

pembayaran iuran, pembuatan digital kartu, informasi tentang

lokasi layanan. , pengaduan, berita terkait Jamsostek, laporan

layanan yang diberikan dan layanan lain yang tersedia di kantor

BPJS Ketenagakerjaan.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

aplikasijamsostekmobile merupakan aplikasi pengganti BPJSTKU

yang akan mempermudah dalam hal pelayanan dalam satu

genggam sehingga para peserta BPJS Ketenagakerjaan dapat

menikmati layanan dengan cepat kapanpun dan dimana saja tanpa

ada batasan waktu (Self Service) dalam penggunaan aplikasinya.


Dengan begitu aplikasi mobile jamsostek akan lebih memudahkan

seseorang melakukan berbagai macam aktifitas sehari hari.

d. Indikator Penggunaan Aplikasi

Pendapat Davis dalam Tirtana dan Sari (2014:674) indikator dalam

penggunaan aplikasi adalah sebagai berikut:

sebuah.

a. layanan dapat dijangkau dari mana saja

b. Aman

c. Handal (dapat diandalkan)

d. Aplikasi yang mudah digunakan

e. Murah

2.2 Kepuasaan Peserta

1. Kepuasan pelanggan

Menurut Kotler dan Keller (2009:138) “kepuasan adalah

perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul dari

membandingkan kinerja yang dirasakan dari produk (atau hasil)

dengan harapan mereka. Jika kinerja gagal memenuhi harapan,

pelanggan akan tidak puas. Jika kinerja sesuai harapan, pelanggan

akan puas. Jika kinerja melebihi harapan, pelanggan akan sangat

puas atau senang.”

Menurut Olson dan Dover (2011), “harapan pelanggan

didefinisikan sebagai keyakinan pelanggan sebelum mencobaatau

membeli suatu produk jasa yang akan dijadikan standard acuan


dalam menilai kinerja produk atau jasa tersebut.”

Pendapat Tjiptono dan Chandra (2012:57) bahwa “kepuasan

pelanggan memberikan dua manfaat utama bagi perusahaan, yaitu

berupa loyalitas pelanggan dan iklan dari mulut ke mulut atau yang

biasa disebut dengan word of mouth positif”. nyaman dan aman

yang dibutuhkan pelanggan dalam menggunakan produk, dalam

hal ini dapat menjadi acuan untuk memberikan penilaian dan

masukan terhadap kemampuan kerja perusahaan.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

kepuasan pelanggan dapat ditinjau dengan membandingkan dari

beberapa sudut pandang yang berbeda, yaitu terkait dengan

perasaan pelanggan terhadap aplikasi layanan Jamsostek keliling

yang digunakan oleh peserta BPJS Ketenagakerjaan dibandingkan

dengan harapan awal mereka.Komentar dan saran pelanggan

sangatlah dibutuhkan, maka dengan ini kita bisa melihat tingkat

harapan danpersepsi yang ada. Yang dimaksud disini kepuasan

pelanggan adalah kepuasan para kepesertaan yang mendaftar

jaminan sosial di Kantor BPJS Ketenagakerjaan.

2. Indikator Kepuasan Peserta

Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kepuasan

pengguna menurut Siti Ning Farida (2014: 100) adalah:

a. Harapan pengguna, yaitu kesesuaian antara harapan pengguna

dengan kinerja aplikasi yang sebenarnya.


b. Requirement, yaitu kesesuaian antara kebutuhan atau

requirement dengan aplikasi yang tersedia. Jika semua

terpenuhi makakepuasan akan muncul.

c. Pengalaman, yaitu suatu kegiatan yang telah dilakukan

ataudialami sehingga dapat menimbulkan kepuasan.

1.3 Kelengkapan Fitur

1. Pengertian Kelengkapan Fitur

Dalam pembahasan materi pemasaran fitur ialah

bentukpendapatdari kelengkapan produk. Elemen Fitur ini dapat

disebutkansebagai bentuk individu sekunder dari beberapa produk.

Dari teori Kotlerdan Amstrong (2008) “menjelaskan bahwa Fitur

identik dengan sesuatu yang unik, khas dan istimewa yang tidak

dimiliki oleh produk lainnya.”

Menurut Dewi dan Jatra (2013) “mendefinisikan bahwa fitur

merupakan karakteristik tambahan yang di rancang untuk dapat

menambah ketertarikan konsumen terhadap produk atau

menyempurnakan fungsi produk.”

Menurut Wahyu Prastiwi(2020:114) “Kelengkapan Fitur

merupakan komponen yang mampu menambah fungsi suatu

produk. Karena fitur dapat menjadi alasan konsumen dalam

memilih suatu produk.

Menurut Pranidana (2011:21) menjelaskan “kelengkapan

fitur layanan adalah persepsi pengguna aplikasi yang memiliki


disediakan dan digunakan secara maksimal.”

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelengkapan

fitur merupakan alat yang dapat membantu ketersediaan berbagai

jenis layanan yang ditawarkan untuk dinikmati sebagai daya tarik

pelanggan yang dihadirkan agar peserta BPJS merasa lebih praktis

dan mudah digunakan setiap hari. Sehingga kelengkapan fitur akan

mempengaruhi tingkat kepuasan dalam melayani kebutuhan

peserta BPJS Ketenagakerjaan dalam melakukan transaksi dengan

baik.

2. Indikator Kelengkapan FItur

Menurut Thom W.A Isliko (2008) fitur produk diukur melalui tiga

indikator yaitu

a. Fitur sesuai dengan harapan

b. Fitur memiliki keunggulan

c. Keragaman Fitur

2.4 Kemudahan Pengguna

1. Pengertian Kemudahan

Menurut Jogiyanto (dalam Maulidiyah:2017:4) “kemudahan

adalah sejauh mana seseorang percaya terhadap penggunaan

teknologi informasi tersebut sehingga mudah untuk digunakan.”

Jika seseorang percaya terhadap teknologi yang digunakan maka

dia akan menggunakannya sehingga persepsi kemudahan ini juga

merupakan kepercayaan tentang proses pengambilan keputusan


Davis dkk. (1989) mendefinisikan "kemudahan penggunaan

yang dirasakan sebagai keyakinan dalam kemudahan penggunaan,

yaitu sejauh mana pengguna percaya bahwa teknologi atau sistem

dapat digunakan dengan mudah dan bebas masalah.”Keramahan

pengguna merupakan aspek teknologi yang digabungkan dengan

aspek lain yang membentuk teknologi tersebut. Dalam dunia

rekayasa perangkat lunak istilah usability banyak digunakan dalam

pengembangan suatu aplikasi. Usability adalah ukuran bagaimana

suatu produk dapat digunakan oleh pengguna untuk mencapai

tujuan tertentu dengan efektif, efisien, dan memuaskan (ISO 9241-

11).

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

kemudahan pengguna tidak hanya melihat dari intensitas interaksi

antara pengguna dengan sistem tetapipersepsi kemudahan juga

merupakan kepercayaan tentang proses pengambilan

keputusan.Misalnya keputusan bergabung ke dalam program JMO

atau jamsostek mobile secara online ini merupakan

komitmenBPJamsostek untuk memudahkan seluruh pekerja.

2. Indikator Kemudahan

Indikator kemudahan menurut davis dalam sujarweni, V.W

2019 adalah:

a. Kemudahan pengguna

b. Kemudahan tranksaksi
c. Mudah digunakan

d. Kepercayaan tranksaksi

e. Tidak memerlukan waktu yang lama

f. Jelas dan mudah dimengerti

g. Mudah dioperasikan

h. Kemudahan, kekuasaan, keamanan, dan kepercayaan transaksi

i. Tidak memerlukan usaha keras

2.5 Penelitian Terdahulu

Dalam melakukan sebuah penelitian harus membutuhkan

berbagai bentuk bahan materi yang akan diteliti karena peneliti juga

harus memperbanyak referensi yang dimiliki demi tercapainya sebuah

penelitian yang berhubungan dengan judul penelitian sebelumnya.

Dengan begitu, penelitian ini akan menjadi topik acuan melihat dari

berbagai sumber penelitian terdahulu sebagai sumber inspirasi yang

akan membantu lancarnya penelitian yaitu:

1. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dahlia (2018) dalam

penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengaruh Kelengkapan Fitur,

Persepsi Kemudahan Penggunaan, Kualitas Informasi, Kualitas

Sistem, Persepsi Manfaat Terhadap Kepuasan Pengguna dan

Dampaknya Terhadap Loyalitas Pengguna VIU Aplikasi"

menggunakan metode analisis jalur. Hasil dari penelitian ini

dimana pengujian parsial menunjukkan pengaruh positif pada

kelengkapan fitur, kemudahan penggunaan, kualitas informasi,


kualitas sistem, dan manfaat terhadap kepuasan pengguna.

Demikian juga, secara bersamaan memiliki efek positif. pada

penelitian sebelumnya metode menggunakan metode analisis jalur

sedangkan pada penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif

dengan metode analisis regresi linier berganda.

2. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rafelito Octa Putra

Utama (2020) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh

Kelengkapan Fitur, Kemudahan Penggunaan dan Biaya Transaksi

Terhadap Kepuasan Pelanggan Dengan Aplikasi Online Trading Di

PT FAC Sekuritas Indonesia” dengan menggunakan analisis

regresi linier berganda metode. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh positif kelengkapan fitur, kemudahan

penggunaan, terhadap kepuasan pelanggan sedangkan biaya

transaksi berpengaruh negatif terhadap kepuasan pelanggan.

Perbedaan fokus pada penelitian sebelumnya adalah pada aplikasi

online trading di PT FAC Sekuritas, sedangkan fokus pada

penelitian ini adalah pada aplikasi Jamsostek Mobile JMO yang

dimiliki oleh kantor BPJS Ketenagakerjaan.

3. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Bagus Satrio

Arisoemaryo (2022) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis

Tingkat Kepuasan Pengguna Aplikasi Mobile Jamsostek

Menggunakan Metode End User Computing Satisfaction”

merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan metode


kualitatif dengan menggunakan End User Computing Satisfaction .

Hasil penelitian ini adalah variabel kenyamanan pengguna secara

parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna.

Kesamaan dari segi objek yang diteliti adalah pengguna Aplikasi

JMO Mobile Jamsostek, sedangkan perbedaan pada penelitian

sebelumnya menggunakan metode kualitatif, sedangkan penelitian

ini menggunakan metode kuantitatif dengan analisis regresi linier

berganda.

Berdasarkan hasil pencarian yang berkaitan dengan penelitian

sebelumnya sebagai pembanding antara penelitian sebelumnya

sehingga dalam penelitian ini penulis tidak menemukan penelitian

yang sama dengan penelitian yang penulis teliti dengan judul

“Pengaruh Kelengkapan Fitur dan Kemudahan Penggunaan

Pengguna Aplikasi Jamsostek Mobile (JMO) Terhadap Kepuasan

Peserta BPJS Ketenagakerjaan di Sulawesi Barat” sehingga judul

penelitian ini benar-benar ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan.

2.6 Kerangka Berfikir

Menurut Sugiyono (2014), “kerangka adalah suatu bentuk

strategi konseptual yang menghubungkan teori dengan berbagai faktor

masalah yang dianggap penting untuk diselesaikan, sehingga lebih

mengacu pada tujuan penelitian yang dilakukan”. Secara teoritis perlu

untuk menjelaskan hubungan independen dan dependen. Variabel


bebas atau variabel bebas adalah variabel yang akan mempengaruhi

variabel lain, termasuk variabel bebas dalam penelitian ini adalah

kelengkapan fitur (X1) dan kemudahan penggunaan (X2). Sedangkan

variabel dependen atau variabel dependen adalah variabel yang

disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel independen, yang termasuk

variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepuasan partisipan (Y).

Dengan demikia kerangka pemikiran dalam penelitian inisebagai

berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Penelitian

Kelengkapan Fitur (X1)


X1

Kepuasan Pelanggan
Y
Kemudahan Pengguna (X2)
X2

Berdasarkan Gambar 2.1 di atas, kerangka penelitian yang

dibentuk oleh variabel terikat dan variabel bebas dalam penelitian ini

digunakan untuk mempermudah cara berpikir tentang masalah yang

akan dibahas dalam penelitian ini.


2.7 Hipotesis Dalam Penelitian

Menurut Sugiyono (2009) “hipotesis adalah jawaban yang

masihsifat sementara dari rumusan masalah penelitian, yang

Rumusan masalah penelitian dituangkan dalam bentuk pertanyaan.

“Hipotesis dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan hanya

berdasarkan teori.Sehingga dapat menjadi acuan peneliti dalam

mencegah pengumpulan data yang tidak relevan yang akan terjadi

pada setiap permasalahan dalam penelitian. Hipotesis juga harus

didasarkan pada fakta-fakta empiris bukan hanya pada berbagai teori

yang dikemukakan.

Berdasarkan rumusan masalah diduga hipotesis pada penelitian

ini yaitu:

1. Terdapat pengaruh secara parsial terhadap kelengkapan fitur dan

kemudahan pengguna terhadap kepuasaan peserta BPJS

Ketenagakerjaan.

2. Terdapat pengaruh secara parsial terhadap kelengkapan fitur dan

kemudahan pengguna terhadap kepuasaan peserta BPJS

Ketenagakerjaan.

3. Terdapat pengaruh simultan terhadap kelengkapan fitur dan

kemudahan pengguna terhadap kepuasaan peserta BPJS

Ketenagakerjaan.
III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Kantor Cabang BPJS

Ketenagakerjaan Sulawesi Barat, yang berada di Jln. Andi Makassau

No. 19, Kel. Karema, Kec. Mamujusebagai salah satu kantor layanan

Yang bergerak pada asuransi jaminan sosial yang ada di Kabupaten

Mamuju.Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juli 2022 hingga

September 2022.

3.2 Jenis- Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data dapat dibedakan menjadi dua. Sugiyono (2015:17)

yakni:

a. Data kualitatif, penjelasan atau data uraian yang kata, skema,

angka dan gambar diperoleh dalam bentuk wawancara

langsung dengan responden.

b. Data kuantitatif, diperoleh dari tanggapan responden berupa

angka atau angka yang berkaitan dengan pernyataan dalam

kuesioner. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data

kuantitatif yang diperoleh dari penyebaran kuisioner atau

kuisioner yang dilakukan oleh pengguna aplikasi BPJS

Ketenagakerjaan Jamsostek Mobile (JMO).


2. Sumber Data

a. Data primer adalah kelengkapan dokumen atau informasi yang

diperoleh langsung dari pengelolaan data pertama oleh

responden, meskipun dari wawancara dan perluasan daftar

kuisioner atau kuisioner dalam menghasilkan informasi

pelanggan yang jika ada akan diolah menjadi bahan penelitian.

b. Data tambahan atau data sekunder adalah informasi atau data

yang diperoleh dari sumber data kedua atau yang diperoleh dari

sumber pendukung lainnya seperti dengan tujuan untuk

melengkapi data primer seperti riwayat singkat, struktur

organisasi dan kegiatan lainnya.

3.3 Populasi Penelitian dan Sampel

1. Populasi

Sugiyono (2013:115)mendefenisikan “Populasi merupakan

wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang

mempunyai kualitas dan karateristik yang ditetapkan peneliti dalam

mempelajari dan untuk menarik kesimpulan ”Populasi pada

penelitian ini adalah seluruh peserta BPJS Ketenagakerjaan

Cabang Mamujusebanyak 63.252 yang terdaftar aktif dalam

kepesertaan pada tahun 2022.


2. Sampel

Menurut Sugiyono (2005:90) “Sampel adalah suatu sifat dan

bagian dari jumlah yang dimiliki oleh populasi, sampel adalah hasil

dari suatu populasi yang ingindipelajari dan dianggap mewakili

seluruh populasi yang ada.”

Dari teknik pengelolaan, sampel data yang akan digunakan

dalam hal ini adalah (non-probability sampling). Teori Menurut

Sugiyono (2013: 120) “non-probability sampling adalah

pengelolaan sampel yang tidak mempunyai kesempatan yang

besar dan kesempatan yang sama bagi semua anggota populasi

untuk dijadikan sampel penelitian”. yaitu manajemen dalam

menyeleksi dilakukan dengan menentukan aspek seleksi.

Kemudian aspek-aspek yang diperoleh dalam penetapan ini

adalah: peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan, yang merupakan

peserta PU (Penerima Upah) dan memiliki aplikasi mobile JMO.

Untuk menentukan sampel dalam penelitian ini berdasarkan

AndhitaHatwawan (2020:12-13) “populasi tersebut akan peneliti

olah menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan”. 10%

=. 0,1” dari jumlah populasi sebanyak 63.252.


n= N

1+ N(e)2

n =63.252

1 + 63.252 (0,1)2

n=63.252

633,52

n = 99,842 (dibulatkan menjadi 100)

3.4 Metode Pengumpulan Data

Untuk mempermudah dalam pengumpulan data peneliti dapat

menggunakan 3 metode yaitu:

1. Observasi

Menurut Widoyoko (2014:46) mendefinisikan “Observasi

merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis

terhadap unsur-unsur yang nampak dalam suatu gejala pada objek

penelitian”. Observasidapat dilakukan dengan caramendatangi

langsung ke lokasi penelitian dengan memberi pertanyaan

terhadap pimpinan atau kepala bidang pelayanan yang mengetahui

secara mendetail tentang Aplikasi JMO Pada Kantor Bpjs

Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat.

2. Pernyataan Kuesioner Angket

Menurut Sugiyono(2005:162) mendefinisikan“Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan secara tertulis


kepada responden untuk dijawabnya.”Kuesioner juga merupakan

salah satu cara untuk mendapatkan jawaban dari responden, yang

dilakukan dengan memberikan sejumlah pertanyaan secara tertulis

kepada responden atau pengguna aplikasi JMO mobile Jamsostek

di Kabupaten Mamuju.Penelitian inimenggunakan kuesioner secara

offline kepada para peserta dan juga melalui google form secara

online. Dalam penelitian ini kuesioner dibuat dalam pernyataan

mengenai kelengkapan fitur, kemudahan pengguna aplikasi JMO

dan kepuasaan peserta BPJS Ketenagakerjaan.

3. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan

cara meninjau, membaca, dan mempelajari berbagai macam buku,

jurnal, majalah, dan informasi dari internet yang berhubungan

dengan penelitian.Data instansi yang langsung diambil dari lokasi

penelitian dalam hal untuk mengumpulkan data instansi yang

berupa latar belakang instansi, sejarah berdirinya, visi, misi,

kegiatan keseharian, struktur organisasi dan data-data lainnya.

4. Pertemuan Mengenai Wawancara Responden

“Wawancara adalah suatu metode memperoleh data untuk

memperoleh informasi dari para informan yang ditanyai tentang

masalah-masalah yang berkaitan dengan variabel-variabel dalam

penelitian ini.”Model wawancara dilakukan dengan memberikan

pertanyaan secara langsung kepada narasumber.Narasumber yang


dimaksud adalah peserta BPJS Ketenagakerjaan yang

menggunakan aplikasijamsostekmobile.

3.5 Cara Analisis Kuantitatif

Beberapamotede analisis yang dapat digunakan dalam penelitian ini

yaitu:

1. Uji Validitas

Menurut Kuncoro (2013:172) mendefinisikan “Uji validitas

digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner”.

Dengan demikian, uji validitas dapat digunakan untuk mengetahui

valid atau tidaknya suatu angket. dalam penelitian untuk melihat

sejauh mana ketetapan setiap butir pernyataan dalam

mengumpulkan data. Item pernyataan dalam uji validitas

dinyatakan valid jika nilai r hitung >r tabel pada taraf signifikan 5% (0,05).

Adapun cara untuk mendapatkan nilai r tabel diketahui dari hasil

penggunaan aplikasi SPPS Versi 23, sedangkan r hitung diketahui dari

tabel r. Dengan menggunakan rumus tabel product moment atau

tabel distribusi seperti dibawah ini.

Rumus :

Df = n - 2

Dimana:

Df = derajat kebebasan

N = jumlah sampel
2. Uji Realibilitas

Reliabilitas adalah suatu pengukuran yang dapat digunakan

untuk membuktikan sejauh mana penggunaan alat ukur yang

digunakan dalam proses pengujian dapat dipercaya jika alat ukur

tersebut digunakan berulang kali dengan objek yang sama. Jika

jawaban penerima angket atau responden makan akan

menghasilkan nilai dari uji Cronbach Alpha > 0,6 maka item

pernyataan variabel tersebut dapat dikatakan reliabel.Metode

instrument ini juga menggunakan metode cronbachalpha.Semakin

tinggi alpha berarti skala pengukurannya semakin baik dan begitu

sebaliknya.Rumus Alpha yang digunakan yaitu:

r 11= ( )(
k
k−1
1−
∑ σb2
σ 2t )
Keterangan :

r 11 = realibilitas instrument

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ σb 2 = jumlah varians butir

σ 2t = varians total

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut Sugiyono (2013:270-277) “regresi linier berganda adalah

analisis yang digunakan jika kita ingin mengetahui bagaimana

variabel/kriteria terikat dapat diprediksi melalui variabel bebas

secara individual”. Untuk dapat melakukan prediksi melalui regresi,

data dari masing-masing variabel (kelengkapan fitur, kenyamanan,


dan kepuasan peserta) harus tersedia. Selanjutnya berdasarkan

data tersebut, peneliti harus dapat menemukan persamaan melalui

perhitungan. Regresi linier berganda memiliki persamaan sebagai

berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2+ e

Keterangan:

Y:Kepuasan Peserta

X1 :Kelengkapan Fitur

X2 :Kemudahan pengguna

a: Konstanta

b: koefisien korelasi

e: error

3. Uji Hipotesis

a. Uji Parsial

Sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2013:250)

“menyatakan bahwa hasil uji parsial ternyata dapat mengetahui

pengaruh faktor otonom secara terpisah terhadap variabel terikat

yang konsisten untuk menerima faktor bebas lainnya”.

1. Dalam hal peningkatan taraf signifikan yang digunakan dalam

pengujian ini adalah 0,05 dimana jika thitung > ttabel maka H1

diterima dan Ho ditolak. Artinya terdapat pengaruh jenis

variabel bebas atau uji t secara terpisah pada masing-masing


variabel terikat yang mempunyai pengaruh yang signifikan

antara satu variabel dengan variabel lainnya.

2. Jika thitung < ttabel pada taraf kepentingan 0,05 maka H1

diterima dan Ho ditolak. Artinya tidak terdapat pengaruh jenis

variabel bebas atau uji t secara terpisah terhadap masing-

masing variabel terikat yang signifikan.

b. Uji Simultan

Menurut Sugiyono (2013:257) “hasil pengujian diduga

untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel

terikat secara bersama-sama”. Kriteria yang digunakan dalam

menentukan hasil pengujian simultan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Jika pada uji simultan dimana Fhitung < Ftabel dan taraf

signifikan dengan tingkat kepentingan < = 0,05 maka H1

diterima dan H0 ditolak. Artinya variabel kelengkapan fitur

dan kenyamanan pengguna secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap kepuasan peserta BPJS

Ketenagakerjaan di Kabupaten Mamuju.

2. Jika Fhitung < Ftabel dan tingkat kepentingan dengan tingkat

signifikan < = 0,05 maka H1 diterima dan H0 ditolak. Artinya

variabel kelengkapan fitur dan kenyamanan pengguna secara

bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap


kepuasan peserta BPJS Ketenagakerjaan di Kabupaten

Mamuju.

3.6 Definisi operasional

Definisi operasional adalah penjelasan atau pemberitahuan

tentang variabel operasional yang akan diukur dalam penelitian.

Penelitian ini menggunakan 2 model variabel yang berbeda yaitu

variabel bebas (bebas), bentuk variabel bebas dimana kelengkapan

fitur (X) dan variabel terikat (terikat) dalam penelitian ini adalah

kepuasan pengguna BPJS Ketenagakerjaan dalam wilayah kerja

Kabupaten Mamuju.

1. Kelengkapan fitur adalah alat yang membantu tersedianya berbagai

jenis layanan yang ditawarkan untuk dinikmati dan dijadikan daya

tarik pelanggan yang dihadirkan agar pelanggan merasa lebih

praktis dan mudah digunakan setiap hari.

2. User-friendliness merupakan aspek teknologi yang berpadu dengan

aspek lain yang membentuk teknologi tersebut. Dalam dunia

rekayasa perangkat lunak istilah usability banyak digunakan dalam

pengembangan aplikasi. Kegunaan adalah ukuran bahwa suatu

produk dapat digunakan oleh pengguna untuk mencapai tujuan

tertentu dengan efektif, efisien, dan memuaskan. (ISO 9241-11)

3. Kepuasan pelanggan (peserta) adalah rasa nyaman dan aman

yang dibutuhkan pelanggan dalam menggunakan produk, dalam


hal ini dapat menjadi acuan untuk memberikan penilaian dan

masukan terhadap kinerja perusahaan.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

4.1.1 Sejarah Berdirinya BPJS Ketenagakerjaan Sulawesi Barat

Program perlindungan tenaga kerja telah dimulai sejak lama,

dimana lembaga pertama yang terbentuk adalah YDJS (Yayasan

Dana Jaminan Sosial), yang terbentuk sesuai dengan PMP No.

48/1952 dan PMP No.8/1952 tentang pengaturan bantuan untuk

usaha penyelenggaraan kesehatan buruh.Jamsostek (Jaminan

Sosial Tenaga Kerja) adalah suatu lembaga yang diselenggarakan

oleh pemerintah yang melindungi pekerja agar kebutuhan minimal

mereka serta keluarga dapat terpenuhi.

Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik

menyangkut landasan hukum, bentuk perlindungan maupun cara

penyelenggaraan, pada tahun 1977 diperoleh suatu tonggak

sejarah penting dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah

(PP) No.33 tahun 1977 tentang pelaksanaan program asuransi

sosial tenaga kerja (ASTEK), yang mewajibkan setiap pemberi

kerja/pengusaha swasta dan BUMN untuk mengikuti program

ASTEK. Terbit pula PP No.34/1977 tentang pembentukan wadah

penyelenggara ASTEK yaitu Perum Astek.

Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya UU No.3 tahun

1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga


Kerja (JAMSOSTEK).Danmelalui PP No.36/1995 ditetapkannya

PT Jamsostek sebagai badan penyelenggara Jaminan Sosial

Tenaga Kerja. Program Jamsostek memberikan perlindungan

dasar untuk memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan

keluarganya, dengan memberikan kepastian berlangsungnya arus

penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian

atau seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat risiko sosial.

Selanjutnya pada akhir tahun 2004, Pemerintah juga

menerbitkan UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan

Sosial Nasional. Undang-undang itu berhubungan dengan

Amendemen UUD 1945 tentang perubahan pasal 34 ayat 2,yang

kini berbunyi: "Negara mengembangkan sistem jaminan sosial

bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah

dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan". Manfaat

perlindungan tersebut dapat memberikan rasa aman kepada

pekerja sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam meningkatkan

motivasi maupun produktivitas kerja.

Kiprah Perusahaan yang mengedepankan kepentingan dan

hak normatif Tenaga Kerja di Indonesia terus berlanjut. Sampai

saat ini, PT Jamsostek (Persero) memberikan perlindungan 4

(empat) program, yang mencakup Program Jaminan Kecelakaan

Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT)

dan Jaminan Pensiun (JP) bagi seluruh tenaga kerja dan


keluarganya.Tahun 2011, ditetapkanlah UU No 24 Tahun 2011

tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Sesuai dengan

amanat undang-undang, tanggal 1 Januri 2014 PT Jamsostek

akan berubah menjadi Badan Hukum Publik. PT Jamsostek tetap

dipercaya untuk menyelenggarakan program jaminan sosial

tenaga kerja, yang meliputi JKK, JKM, JHT dengan penambahan

Jaminan Pensiun mulai 1 Juli 2015. Jamsostek berdiri pada tahun

1995, kemudian pada tahun 2014, PT Jamsostek berubah nama

menjadi BPJS Ketenagakerjaan.

4.1.2 Visi BPJS Ketenagakerjaan Sulawesi Barat

Visi
Mewujudkanpengaruh jaminan social ketenagakerjaan yang
terpercaya, berkelanjutan dan menyejahterakan seluruh pekerja
Indonesia
4.1.3 Misi BPJS Ketenagakerjaan Sulawesi Barat

Misi

a. Melindungi, melayani danmensejahterakan pekerja dan


keluarga
b. Memberikan rasa aman, mudah,dan nyaman untuk dapat
meningkatkan produktivitas dan daya saing peserta
c. Memberikan konstribusi dalam pembangunan dan
perekonomian bangsa dengan tata kelola yang baik

4.1.3 Struktur Pada Organisasi BPJS Ketenagakerjaan Kabupaten


Mamuju

Dalam sebuah perusahaan atau organisasi, jika ingin

berjalan lancar sesuai yang diharapkan, maka harus jelas


pembagian tugas dan fungsi sesuai job yang diberikan.

semisalnya tugas dan wewenang maupun tanggung jawab harus

disampaikan dan dijelaskan dengan benar. Juga perlu adanya

dorongan untuk meningkatkan kinerja dalam perusahaan, baik

antar karyawan, antara pimpinan dan karyawan maupun

perusahaan dengan relasi yang ada. Dalam hal ini diperlukan

yang namanya struktur organisasi untuk setiap orang memahami

tugasnya dalam bekerja. Berikut dapat dilihat struktur organisasi

pada BPJS Ketenagakerjaan Sulawesi Barat.

4.1.4 Uraian Tugas

Berdasarkan struktur oraganisasi di atas maka uraian tugas

karyawan Kantor BPJS Ketenagakerjaan Sulawesi Barat yaitu :

1. Kepala Cabang Pratama

a. Membimbing, dan mengendalikan serta memperhatikan

seluruh aspek kegiatan baik itu operasional internal

kantor, sesuai dengan ketentuandan konsep yang

disetujui kantor wilayah cabang.

b. Mendorong ketertiban dan perkembangan kepesertaan

Program Jaminan Sosial, yang telah menjadi standar

norma yang ada di komunitas tersebut.

c. Merangkai berkas laporan danmengarahkan sanksi

administratif seperti berkas sanksi,, denda dan

mempertimbangkan penghentian bentuk pendapat publik


berkomunikasi dengan komunitas. Untuk melihat

pencapaian target-target cabang dan eksternal

secarakeseluruhan.

d. Merangkai dan merancang rencana tugas pengawasan

dan kelangsungan kepada atasan.

2. Kepala Cabang

a. Melaksanakan keadilan penempatan dokumen keuangan ri

lingkungan area internal sesuai dengan norma

tanggungjawab.

b. Memberikan kesempatan Kantor tersebut.

c. Mengarahkan rencana KP yang tertera dengan kondisi

maksimal Cabang kantor

d. Memberikan arahan promosi jabatan dan mutasi terhadap

kantor pengurus cabang untuk dapat merekomendasikan

ke Kantor tersebut.

e. Membuat pencapaian pengadaan jasa dan barang-barang

untuk Kantor Cabang tersebut sesuai norma dan

kewenangan kantor.

f. Membuat keputusan fasilitas infrastruktur IPTEK kantor

cabang.

g. Membantu untuk menjadikan perwakilan suatu badan atau

institusi di cabang kantor.


h. Mengarahkan pembagian tugas dalam kelancaran proses

anggaran bagi seluruh pegawai dengan tepat.

3. Kepala bidang kepesertaan

Melihat dan membimbing kinerja PAP,AR,ARK, dan

PAPK serta memperhatikan pelayanan administrasi komunitas,

untuk melihat pencapaian kepesertaan dan iuran di kantor

tercapai dengan maksimal dan tepat. Mengordinasikan,

mengarahkan dan MerencanakanprogramKepesertaan

Pemberi Kerja/Badan Usaha (PK/BU) segmen Penerima

Upah(PU), Bukan Penerima Upah (BPU), Keagenan dan

Pekerja Migran Indonesia(PMI) serta program Jasa Konstruksi

(Jakon) untuk perluasan danpengelolaan kepesertaan melalui

program Customer RelationshipManagement di Cabang yang

sama dengan strategi kepesertaan Wilayah.

Bagian bagiankepesertaanyaitu :

a. Account Representative Khusus

Untuk seluruh konsep proses peserta terbilang muda

dan mengakuisisi kembali calon pegawai yang hampir

keluar, memperhatikan atau memperhatikan seluruh

kegiatan bimbingan dalam program hubungan peserta dan

humoris terhadap seluruh individu atau mitra kerjasama

untuk membuat pencapaian target individual atau peserta.


Memberikan aspek-aspek kegiatan yang telah di

setujui untuk Badan Usaha dan Pemberian Kerja atau

BU/PK). Hitungan minim dan mikro tersebut, tidak dapat

Upah(BPU), Pekerja Migran Indonesia atau disebut (PMI)

dan Keagenan. Dan membuat berupa pelayanan serta

mengatasi permasalahan individu dengan cepat, agar lebih

akur dan memiliki hubungan yang erat dengan satu sama

lain atau kerjasama antara individu. dalam seluruh rangkaian

proses akuisisi kepesertaan baru danatau mengakuisisi

kembali peserta yang telah keluar, memantau danatau

memperhatikan bentuk kegiatan pembinaan dari program

komunikasi dan relationshipkepada seluruh peserta atau

mitra kerjasama guna mempersiapkan tercapainya aspek-

aspek kepesertaan dan iuran yang telah ditetapkan.

b. Petugas Administrasi Peserta limited edition.

Memperhatikan, mengontrol, dan mengevaluasi data

yang mengenai dengan segala sesuatu kepesertaan,

memberikan pembagian data-data administrasi anggota untuk

melengkapi berkas yang rinci dan maksimal untuk mendorong

atau mencapai kelancaransuatu bentuk kegiatan semacam

Account RepresentativeARpribadi dalam komunitas yang

menjadi Pemberi kerja usaha Badan/kerja Usaha atau

BU/PBaspekpemberian Upah (PU) skala minim Mikro,


menolak PemberianUpah (BPU) dan Pekerja Migran

Indonesiadan PMIdalam wawasan dan tertera pimpinan

c.Account Representative

Mengoordinasikan atau melaksanakan berbagai

perencanaan kegiatan anggota yang hadir disetujui dalam

memilih akuisisi anggota baru atau mendapatkan persetujuan

peserta yang menjadi point. Mengoordinasikanataumembantu

segala kegiatan pengarahan terhadap anggota (dalam bagian

dariakunhubungan dan relationship anggota) dan rinci

(fisik/non-fisik),untuk membantu perencanaan target

keanggotaan dan dana yang telahdisediakanserta

mengaturpelayanan dan mengatasi masalah anggota dengan

akurat dan tepat, untuk tercapainya arah administrasi,

cukupMenengahdalamjasaKonstruksi(Jakson), dan juga

membangun hubungan lancar dengan anggota dengan

Kerja/Badan Usaha (PK/BU)tahapPenerima Upah skala tinggi.

d.Petugas Administrasi Peserta

Mencari, menilai dan mengetahui berkas-berkas yang

berkaitan dengan poin-poin kepesertaan, merancang

pelayanan data administrasi individual untuk tercapainya data

yang ringkas dan relevan untuk mendukung bentuk segala

kegiatan komunitas peserta oleh akun Representative AR


adapun anggota yang dari instansi Badan/kerja usaha dan

PK/BU aspek PembagianUpah normalisasi (PU) normal

yangtinggi dan di tengah juga jasa pembuatan konstruksi

dalam lingkup tanggung jawab.

4. Kepala Bidang Pelayanan

Membangun, memperhatikan, mengontroldan

mengevaluasi kegiatan dan pelayanan konsep JHT,JP, JKK

atau JK untuk membantu aktivitas pelayanan memuaskan

lancar dan sesuai standard penilaian yang diinginkan tersebut.

Bagian – bagian dari Bidang Pelayananyaitu :

a. Penata Madya Pelayanan

Melakukan verifikasi terhadap dokumen pendukung

proses klaim programJHT & JP, menentukan besar klaim

dan memproses klaim sesuai ketentuanyang berlaku, guna

memenuhi kewajibanpembayaran klaim kepada

pesertadengan tepat jumlah dan tepat

waktu.Melakukanverifikasi dokumen pendukung dan

perhitungan biaya sesuaiketentuan dalam proses klaim

program JKK & JK, menentukan besar klaimdan memproses

klaim, guna memenuhi kewajiban proses klaim

kepadapeserta dengan tepat sasaran, tepat mutu dan tepat

waktu.

b. Customer Service
Memberikan pelayanan kepada peserta maupun

calon peserta sesuai kebutuhan (seperti pelayanan

kepesertaan, iuran, pengajuan jaminan, permintaan

informasi, dll), menangani keluhan peserta sesuai

ketentuan,guna memenuhi kebutuhan dengan tepat sasaran

dan tepat waktu, danuntuk menjaga kepuasan pelanggan

sesuai standar yang ditetapkan.

5. Kepala Bidang Umum dan SDM

Menganalisis,mengarahkan, memantau, dan kegiatan

mengendalikan yang terkait dengan perencanaan dan

keseluruhan proses pengelolaan SumberDaya Manusia di

Kantor Cabang.Menganalisis, mengarahkan, memantau dan

mengendalikan kegiatan yangterkait dengan pengadaan barang

dan jasa, pemeliharaan arsip, aset danpelayanan umum bagi

karyawanbadan(seperti kerumahtanggaan,kebersihan,

keamanan, kearsipan,dll) serta hubungan komunikasi

denganpihak internal dan eksternal, gunamemberikan

dukungan bagi kelancaranseluruh kegiatan pengelolaan bisnis

di Kantor Cabang.

Bagian – bagian dari Bidang Umum dan SDM

1. Penata MadyaSumber Daya Manusia

Menghimpun, melaksanakan, memperhatikandan

memantau kegiatan-kegiatan yang berterkait dengan


rencana dan seluruh tahapan pengelolaan SDM di Kantor

Cabang, dan juga melihat koordinasi untuk pengelolaan

SDM di KCP yang terletak di bawah Kantor Cabang pusat,

untuk mendorongterlaksananya kegiatan pengelolaan SDM

ataumelengkapi administrasi pegawai-pegawai.

2. Penata Kearsipan Cabang

 Melakukankegiatan pengelolaan arsip dan pembinaan

kearsipan yang bersumber ketatalaksanaan pembinaan

dan pengawasan kearsipan, publikasi kearsipan,

kearsipan, konservasi

arsip,pembuatanpetunjukkearsipan,pengolahan arsip,

penyimpanan arsip,layanankearsipan,pengkajian

 Melakukandan memperluas hubungan mitra komunikasi

dan korespondensidari Unit Kearsipan baik eksternal dan

internal BPJS Ketenagakerjaan,danmalaksanakan

kontrol dalam melaksanakankearsipan bagi seluruhaspek

kerja sesuai dengan aturan dan prosedur yang telah

diberikan. Menganalisis penyediaan fasilitas dan

prasarana tata kelolaankearsipanuntuk mendorong

seluruh tahapan kegiatan kearsipan publikasi.

6. Kepala Bidang Keuangan

Memantau, mengkoordinasikan, menganalisis dan

mengevaluasi kegiatanyang terkait dengan pengelolaan


keuangan dan administrasi jurnal transaksidan piutang iuran

peserta di kantor cabang, menyusun laporan keuanganKantor

Cabang, dan mengelola resiko yang ada di Kantor Cabang dan

Jajarannya, melakukan pengelolaan piutang dana Sarana

Kesejahteraan Peserta serta melakukan pembinaan kepada

jajarannya, guna memberikan dukungan pada aspek keuangan

bagi kegiatan operasional yang efektif dan efisien, serta

membuat ringkasan operasional Kantor Cabang dalam laporan

akuntansi manajemen.

Bagian – bagian dari Bidang Keuangan Yaitu:

1. Penata Madya Keuangan

Mengkoordinasikan dan menganalisa berbagai usulan

anggaran dari setiap bidangdiKantor Cabang, melakukan

pengendalian penggunaan anggaran, sertamemenuhi

kewajiban perpajakan dari BPJS dan DJS, guna dapat

melaksanakanpengelolaan anggaran yang efektif dan efisien

serta dipenuhinya kewajibanyangterkait dengan pengelolaan

piutang dana Sarana KesejahteraanPeserta(SKP) dan juga

mampu mengelola resiko yang ada dibidangnya.

7. Petugas Pemeriksa Cabang

Melaksanakan program kerja pengawasan dan

pemeriksaankepatuhanterhadap perusahaan, tenaga kerja,

badan dan individu secara berkala diUnit Kerjanya,


menindaklanjuti ketidakpatuhan kepesertaanbaik pengaduan

yang diperoleh dari masyarakat atau pekerja, dari Account

Representative(AR) atau Account Representative Khusus

(ARK) maupun laporan instansi terkait; serta bekerjasama

dengan Instansi pemerintah atau pemerintah Daerah, Penegak

Hukum atau Instansi public lainnya dalam melakukan

penindakan ketidakpatuhan yang dilakukan; guna mendukung

kelancaran dari kegiatan pengawasan dan pemeriksaan dan

memastikan kepatuhan terhadap kepesertaan program jaminan

sosial ketenagakerjaan secara optimal.

4.2 Deskripsi Indentitas Responden

Responden yang menjadi objek penelitian ini adalah peserta

BPJS Ketenagakerjaan di Sulawesi Barat tahun 2021-2022. Jumlah

responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 100

responden. Pemberian kuesioner secara langsung kepada responden

dimulai dari identitas responden meliputi jenis kelamin, usia, dan

pekerjaan responden. Identitas ini kemudian menjadi hasil pengolahan

data primer dan sekunder dalam penelitian di kantor BPJS. Lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel yang disajikan di bawah ini:

1. Indentitas Responden Penelitian Menurut Jenis Kelamin

Identitasrespondenpenelitianberdasarkanjeniskelamindapatd

ilihat pada tabel berikut:


Tabel 2
IdentitasRespondenPenelitianBerdasarkanJenisKelamin

NO Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1 Perempuan 31 31%

2 Laki-laki 69 69%

Total 100 100%

Sumber:Data Primer Diolah, 2022

Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa indentitas responden

yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 31 Responden dengan

persentase (31%) sedangkan responden yang berjenis kelamin

laki-laki sebanyak 69 Responden dengan persentase (69%).

Sehingga total

respondensecarakeseluruhanadalahsebanyak100responden. Dari

tabel diatas menunjukkan bahwa Responden yang berjenis kelamin

laki-laki paling dominan melakukan pengisian kuesioner dalam

penelitian di BPJS Ketenagakerjaan Sulawesi Barat

2. Indentitas Respon den Penelitian Berdasarkan Usia

Identitasrespondenpenelitianberdasarkan Usia dapat dilihat

Dapatdilihat pada table berikut:


Tabel 3
IdentitasRespondenPenelitianBerdasarkan Usia

No. Usia (Tahun) Jumlah Persentase (%)

1 18 – 30 54 54%

2 31 – 43 37 37%

3 44 – 56 9 9%

Total 125 100%

Sumber:Data Primer Diolah, 2022

Berdasarkan tabel 4.3terlihat bahwa indentitas responden

menurut usia 18 – 30 Tahun sebanyak 54 Responden dengan

persentase (54%), pada usia 31 – 43 Tahun sebanyak 37

Responden dengan persentase (37%), dan pada usia 44 – 56

Tahun sebanyak 9 Responden dengan persentase ( 9% ). Dari

tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang berusia 18-30

tahun paling dominan melakukan pengisian kuesioner dalam

penelitian ini.

3. Indentitas Responden Penelitian Berdasarkan Pekerjaan

Identitasrespondenpenelitianberdasarkanpekerjaanbisa

dilihat pada tabel di bawahini.


Tabel 4
IdentitasRespondenPenelitianBerdasarkan Pekerjaan

No. Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

1 ASN 23 23%

2 Pengawai Swasta 33 33%

3 Wiraswasta 44 44%

Total 100 100%

Sumber:Data Primer Diolah, 2022

Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa indentitas responden

yang bekerja sebagai ASN sebanyak 23 responden dengan tingkat

persentase sebesar (23%), responden yang bekerja sebagai

pengawai swasta sebanyak 33 Responden dengan tingkat

persentase sebesar (33%), responden yang bekerja sebagai

wiraswasta sebanyak 44 responden dengan tingkat persentase

sebanyak (44%). Dari tabel diatas menunjukkan pekerjaan

wiraswasta paling dominan dalam melakukan pengisisan kuesioner.

4.3 Deskripsi Variabel Penelitian

Deskripsi variabel penelitian merupakan hasil penelitian yang

didasarkan pada tanggapan respondendari setiap variabel penelitian

terkait dengan variabel kelengkapan fitur, dan kemudahan pengguna

sebagai variabel independen dan kepuasan peserta sebagai variabel

dependen dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

1. Tanggapan Responden Mengenai Kelengkapan Fitur


Tabel 5
Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kelengkapan Fitur

Pernyataan Pertama

Skal
Kategori Frekuensi Skor Persentase%
a

Sangat Setuju 5 61 305 61


Setuju 4 30 120 30
Netral 3 7 21 7
Tidak Setuju 2 2 4 2
Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0

Jumlah 100 450 100

Rata-rata 4,50
Sumber:Data Primer Diolah, 2022

Berdasarkan tabel 5 di atas menunjukkan bahwa terkait

responden variabel kelengkapan fitur pada pernyataan pertama dari

100 responden yang telah memberikan pernyataan menyatakan

bahwa Aplikasi Mobile jmo memiliki keberagaman fitur yang

lengkap.Terlihat bahwa ada 61 orang menjawab kategori sangat

setuju yang memiliki bobot 305 dan persentase 61%. 30 orang

menjawab kategori setuju yang memiliki bobot 120 dan persentase

30%. 7 orang menjawab kategori netral yang memiliki bobot21 dan

persentase 7%. 2 orang menjawab kategori tidak setuju yang

memiliki bobot 4 dan persentase 2%. Kategorisangat tidak setuju

tidak memiliki tanggapan apapun.


Tabel 6
Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kelengkapan Fitur

Pernyataan Kedua

Skal
Kategori Frekuensi Skor Persentase%
a

Sangat Setuju 5 57 285 57


Setuju 4 29 116 39
Netral 3 14 42 14
Tidak Setuju 2 0 0 2
Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0

Jumlah 100 443 100

Rata-rata 4,43
Sumber:Data Primer Diolah, 2022

Berdasarkan tabel 6 di atas menunjukkan bahwa terkait

responden variabel kelengkapan fitur pada pernyataan kedua dari

100 responden yang telah memberikan pernyataan menyatakan

bahwa fitur dalam aplikasi mobilejmo sesuai dengan harapan yang

diingikan peserta.Terlihat bahwa ada 57 orangmenjawab kategori

sangat setuju yang memiliki bobot 285 dan persentase 57%.

29orangmenjawab kategori setuju yang memiliki bobot 116 dan

persentase 29%. 14 orang menjawab kategori netral yang memiliki

bobot21 dan persentase 14%. Kategori tidak setuju dan sangat

tidak setuju tidak memiliki tanggapan apapun.


Tabel 7
Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kelengkapan Fitur

Pernyataan Ketiga

Skal
Kategori Frekuensi Skor Persentase%
a

Sangat Setuju 5 56 280 56


Setuju 4 30 120 30
Netral 3 13 39 13
Tidak Setuju 2 1 2 1
Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0

Jumlah 100 441 100

Rata-rata 4,41
Sumber:Data Primer Diolah, 2022

Berdasarkan tabel 7 di atas menunjukkan bahwa terkait

responden variabel kelengkapan fitur pada pernyataan ketiga dari

100 responden yang telah memberikan pernyataan menyatakan

bahwa aplikasi mobilejmo memiliki fitur klaim JHT lebih mudah.

Terlihat bahwa ada 56 orang menjawab kategori sangat setuju yang

memiliki bobot 280 dan persentase 56%. 30orangmenjawab

kategori setuju yang memiliki bobot 120 dan persentase 30%. 13

orang menjawab kategori netral yang memiliki bobot 39 dan

persentase 13%. 1 orang menjawab kategori tidak setuju yang

memiliki bobot 2 dan persentase 1%. Kategori sangat tidak setuju

tidak memiliki tanggapan apapun.


Tabel 8
Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kelengkapan Fitur

Pernyataan Keempat

Skal
Kategori Frekuensi Skor Persentase%
a

Sangat Setuju 5 56 280 56


Setuju 4 33 132 33
Kurang Setuju 3 8 24 8
Tidak Setuju 2 3 6 3
Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0

Jumlah 100 442 100

Rata-rata 4,42
Sumber:Data Primer Diolah, 2022

Berdasarkan table 8 di atas menunjukkan bahwa terkait

responden variabel kelengkapan fitur pada pernyataan keempat

dari 100 responden yang telah memberikan pernyataan

menyatakan bahwa semua informasi tersedia dengan lengkap dan

dapat diakses pada mobilejmo. Terlihat bahwa ada 56 orang

menjawab kategori sangat setuju yang memiliki bobot 280 dan

persentase 56%. 33 orangmenjawab kategori setuju yang memiliki

bobot 132 dan persentase 33%. 8 orang menjawab kategori netral

yang memiliki bobot 24 dan persentase %. 3 orang menjawab

kategori tidak setuju yang memiliki bobot 6 dan persentase 3%.

Kategori sangat tidak setuju tidak memiliki tanggapan apapun.


Tabel 9
Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kelengkapan Fitur

Pernyataan Kelima

Skal
Kategori Frekuensi Skor Persentase%
a

Sangat Setuju 5 60 300 60


Setuju 4 31 124 31
Kurang Setuju 3 8 24 8
Tidak Setuju 2 1 2 1
Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0

Jumlah 100 450 100

Rata-rata 4,50
Sumber:Data Primer Diolah, 2022

Berdasarkan tabel 9 di atas menunjukkan bahwa terkait

responden variabel kelengkapan fitur pada pernyataan kelima dari

100 responden yang telah memberikan pernyataan menyatakan

bahwa penggunaan aplikasi mobilejmo memudahkan dalam

pembuatan kartu digital. Terlihat bahwa ada 60 orang menjawab

kategori sangat setuju yang memiliki bobot 300 dan persentase

60%. 31 orangmenjawab kategori setuju yang memiliki bobot 124

dan persentase 31%. 8 orang menjawab kategori netral yang

memiliki bobot 24 dan persentase 8%. 1 orang menjawab kategori

tidak setuju yang memiliki bobot 2 dan persentase 1%. Kategori

sangat tidak setuju tidak memiliki tanggapan apapun.


2. Tanggapan Setiap Responden Mengenai Kemudahan

Tabel 10
Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kemudahan Pernyataan

Pertama

Skal
Kategori Frekuensi Skor Persentase%
a

Sangat Setuju 5 52 260 52


Setuju 4 34 136 34
Netral 3 9 27 9
Tidak Setuju 2 2 4 2
Sangat Tidak Setuju 1 3 3 3

Jumlah 100 430 100

Rata-rata 4,3
Sumber:Data Primer Diolah, 2022

Berdasarkan tabel 10 di atas menunjukkan bahwa terkait

responden variabel kelengkapan fitur pada pernyataan pertama dari

100 responden yang telah memberikan pernyataan menyatakan

bahwa aplikasi mobilejmo sangat mudah digunakan. Terlihat bahwa

ada 52 orang menjawab kategori sangat setuju yang memiliki bobot

260 dan persentase 52%. 34orangmenjawab kategori setuju yang


memiliki bobot 136 dan persentase 34%. 9 orang menjawab

kategori netral yang memiliki bobot 27 dan persentase 9%. 2 orang

menjawab kategori tidak setuju yang memiliki bobot 4 dan

persentase 2%. 3 orang menjawab kategori sangat tidak setuju

yang memili bobot 3 dan persentase 3%.

Tabel 11
Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kemudahan Pernyataan

Kedua

Skal
Kategori Frekuensi Skor Persentase%
a

Sangat Setuju 5 52 260 52


Setuju 4 37 148 37
Netral 3 10 30 10
Tidak Setuju 2 1 2 1
Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0

Jumlah 100 440 100

Rata-rata 4,4
Sumber:Data Primer Diolah, 2022

Berdasarkan tabel 11 di atas menunjukkan bahwa terkait

responden variabel kelengkapan fitur pada pernyataan kedua dari

100 responden yang telah memberikan pernyataan menyatakan

bahwa aplikasi mobilejmo memberikan informasi yang dapat

dipercaya kebenarannya. Terlihat bahwa ada 52 orang menjawab

kategori sangat setuju yang memiliki bobot 260 dan persentase

52%. 37orangmenjawab kategori setuju yang memiliki bobot 148


dan persentase 37%. 10 orang menjawab kategori netral yang

memiliki bobot 30 dan persentase 10%. 1 orang menjawab kategori

tidak setuju yang memiliki bobot 2 dan persentase 1%. Kategori

sangat tidak setuju tidak memiliki tanggapan apapun.

Tabel 12
Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kemudahan Pernyataan

Ketiga

Skal
Kategori Frekuensi Skor Persentase%
a

Sangat Setuju 5 52 260 52


Setuju 4 27 84 27
Netral 3 19 57 19
Tidak Setuju 2 2 4 2
Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0

Jumlah 100 405 100

Rata-rata 4,05
Sumber:Data Primer Diolah, 2022

Berdasarkan tabel 12 di atas menunjukkan bahwa terkait

responden variabel kelengkapan fitur pada pernyataan ketiga dari

100 responden yang telah memberikan pernyataan menyatakan

bahwa keluhan konsumen pada aplikasi mobilejmo langsung

diproses dengan cepat. Terlihat bahwa ada 52 orang menjawab

kategori sangat setuju yang memiliki bobot 260 dan persentase

52%. 27orang menjawab kategori setuju yang memiliki bobot 84

dan persentase 27%. 19 orang menjawab kategori netral yang


memiliki bobot 57 dan persentase 19%. 2 orang menjawab kategori

tidak setuju yang memiliki bobot 4 dan persentase 2%. Kategori

sangat tidak setuju tidak memiliki tanggapan apapun.

Tabel 13
Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kemudahan Pernyataan

Keempat

Skal
Kategori Frekuensi Skor Persentase%
a

Sangat Setuju 5 51 255 51


Setuju 4 35 140 35
Netral 3 8 24 8
Tidak Setuju 2 5 10 5
Sangat Tidak Setuju 1 1 1 1

Jumlah 100 430 100

Rata-rata 4,3
Sumber:Data Primer Diolah, 2022

Berdasarkan tabel 13 di atas menunjukkan bahwa terkait

responden variabel kelengkapan fitur pada pernyataan keempat

dari 100 responden yang telah memberikan pernyataan

menyatakan bahwa penggunaan aplikasi mobilejmo mudah

dimengerti. Terlihat bahwa ada 51 orang menjawab kategori sangat

setuju yang memiliki bobot 255 dan persentase 51%.

35orangmenjawab kategori setuju yang memiliki bobot 140 dan

persentase 35%. 8 orang menjawab kategori netral yang memiliki

bobot 24 dan persentase 8%. 5 orang menjawab kategori tidak


setuju yang memiliki bobot 10 dan persentase 5%. 1 orang

menjawab kategori sangat tidak setuju yang memiliki bobot 1 dan

persentase 1%.

3. Tanggapan Setiap Responden Mengenai Kepuasan

Tabel 14
Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kepuasan Pernyataan

Pertama

Skal
Kategori Frekuensi Skor Persentase%
a

Sangat Setuju 5 56 280 56


Setuju 4 33 132 33
Netral 3 7 21 7
Tidak Setuju 2 1 2 1
Sangat Tidak Setuju 1 3 3 3

Jumlah 100 438 100

Rata-rata 4,38
Sumber:Data Primer Diolah, 2022

Berdasarkan tabel 14 di atas menunjukkan bahwa terkait

responden variabel kelengkapan fitur pada pernyataan pertama dari

100 responden yang telah memberikan pernyataan menyatakan

bahwa saya merasa aplikasi mobilejmo akan sangat membantu

kegiatan administrasi tanpa perlu datang langsung ke kantor

cabang. Terlihat bahwa ada 56 orang menjawab kategori sangat

setuju yang memiliki bobot 280 dan persentase 56%.


33orangmenjawab kategori setuju yang memiliki bobot 132 dan

persentase 33%. 7 orang menjawab kategori netral yang memiliki

bobot 21 dan persentase 7%. 1 orang menjawab kategori tidak

setuju yang memiliki bobot 2 dan persentase 1%. 3 orang

menjawab kategori sangat tidak setuju yang memiliki bobot 3 dan

persentase 3%.

Tabel 15
Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kepuasan Pernyataan

Kedua

Skal
Kategori Frekuensi Skor Persentase%
a

Sangat Setuju 5 54 270 54


Setuju 4 33 165 33
Netral 3 13 39 13
Tidak Setuju 2 1 2 1
Sangat Tidak Setuju 1 6 6 6

Jumlah 100 482 100

Rata-rata 4,82
Sumber:Data Primer Diolah, 2022

Berdasarkan tabel 15 di atas menunjukkan bahwa terkait

responden variabel kelengkapan fitur pada pernyataan kedua dari

100 responden yang telah memberikan pernyataan menyatakan

bahwa saya merasa bahwa aplikasi mobilejmo dapat berfungsi

dengan baik. Terlihat bahwa ada 54 orang menjawab kategori

sangat setuju yang memiliki bobot 270 dan persentase 54%. 33


orangmenjawab kategori setuju yang memiliki bobot 165 dan

persentase 33%. 13 orang menjawab kategori netral yang memiliki

bobot 39 dan persentase 13%. 1 orang menjawab kategori tidak

setuju yang memiliki bobot 2 dan persentase 1%. 6 orang

menjawab kategori sangat tidak setuju yang memiliki bobot 6 dan

persentase 6%.

Tabel 16
Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kepuasan Pernyataan

Ketiga

Skal
Kategori Frekuensi Skor Persentase%
a

Sangat Setuju 5 55 275 55


Setuju 4 27 108 27
Netral 3 17 51 17
Tidak Setuju 2 1 2 1
Sangat Tidak Setuju 1 0 0 0

Jumlah 100 436 100

Rata-rata 4,36
Sumber:Data Primer Diolah, 2022

Berdasarkan tabel 16 di atas menunjukkan bahwa terkait

responden variabel kelengkapan fitur pada pernyataan ketiga dari

100 responden yang telah memberikan pernyataan menyatakan

bahwa saya merasa tidak ada masalah dalam penggunaan aplikasi

mobilejmo. Terlihat bahwa ada 55 orang menjawab kategori sangat

setuju yang memiliki bobot 275 dan persentase 55%. 27


orangmenjawab kategori setuju yang memiliki bobot 108 dan

persentase 27%. 17 orang menjawab kategori netral yang memiliki

bobot 51 dan persentase 17%. 1 orang menjawab kategori tidak

setuju yang memiliki bobot 2 dan persentase 1%. kategori sangat

tidak setuju tidak memiliki tanggapan apapun.

Tabel 17
Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kepuasan Pernyataan

Keempat

Skal
Kategori Frekuensi Skor Persentase%
a

Sangat Setuju 5 53 265 53


Setuju 4 31 124 31
Netral 3 13 39 13
Tidak Setuju 2 2 2 2
Sangat Tidak Setuju 1 1 1 1

Jumlah 100 431 100

Rata-rata 4,31
Sumber:Data Primer Diolah, 2022

Berdasarkan tabel 17 di atas menunjukkan bahwa terkait

responden variabel kelengkapan fitur pada pernyataan keempat

dari 100 responden yang telah memberikan pernyataan

menyatakan bahwa saya merasa bahwa aplikasi mobilejmo

memahami setiap kebutuhan peserta. Terlihat bahwa ada 53 orang

menjawab kategori sangat setuju yang memiliki bobot 265 dan

persentase 53%. 31orang menjawab kategori setuju yang memiliki


bobot 124 dan persentase 31%. 13 orang menjawab kategori netral

yang memiliki bobot 39 dan persentase 13%. 2 orang menjawab

kategori tidak setuju yang memiliki bobot 2 dan persentase 2%. 1

orang menjawab kategori sangat tidak setuju yang memiliki bobot 1

dan persentase 1%.

4.4 Pengujian Terhadap Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

uji validitas dalam penelitian ini diukur dengan

membandingkanrhitungdengan rtabel. Dengan tujuan mengukur layak

(valid) tidaknya suatu kuesioner penelitian dengan tingkat Sig =

0,05.Nilairhitungdidapatkandarihasilolah data SPSS versi 23,

sedangkannilairtabeldidapatkandenganmelihattabel r atautabel

product moment atau tabeldistribusi seperti dibawah ini.

(df) = n – 2

Dimanabanyaknya n (sampel) adalah 100

sehingga 100 – 2 = 98, makadiperolehnilairtablesebesar 0,312.

a. Uji Validitas Terhadap Variabel Kelengkapan Fitur (X1)

Tabel 18

Hasil Uji Validitas Variabel Kelengkapan Fitur

Pernyataan Nilai rhitung Nilai rtabel Keterangan

P1_X1 0,869 Valid


P2_X1 0,921 Valid
P3_X1 0,917 Valid
P4_X1 0,891 Valid
P5_X1 0,801 Valid
Sumber data: Hasil olah data SPSS 23, 2022.

Berdasarkan tabel 18 diatas dapat dilihat hasil uji validitas

pada pernyataan pertama variabel P1_X 1 memiliki nilai rhitungyaitu

0,869, pada pernyataan kedua variabel P2_X 1 memiliki nilai

rhitungyaitu 0,921, pada pernyataan ketiga P3_X 1 memiliki nilai

rhitungyaitu 0,917, pada pernyataan keempat variabel P4_X 1 memiliki

nilai rhitungyaitu 0,891, pada pernyataan kelima variabel P5_X1

memiliki nilai rhitungyaitu 0,801Sehingga variabel kelengkapan fitur

dinyatakan valid sebab nilai rhitung>rtabel.

b. Uji Validitas Terhadap Variabel Kemudahan (X2)

Tabel 19

Hasil Uji Validitas Variabel Kemudahan

Pernyataan Nilai rhitung Nilai rtabel Keterangan

P1_ X2 0,889 0,196 Valid


P2_X2 0,842 Valid
P3_ X2 0,901 Valid
P4_ X2 0,899 Valid
Sumber data: Hasil olah data SPSS 23, 2022.

Berdasarkan tabel 19 diatas dapat dilihat hasil uji validitas

pada pernyataan pertama variabel P1_X2 memiliki nilai rhitungyaitu

0,889, pada pernyataan kedua variabel P2_X2 memiliki nilai

rhitungyaitu 0,842, pada pernyataan ketiga P3_X2 memiliki nilai


rhitungyaitu 0,901, pada pernyataan keempat variabel P4_X2 memiliki

nilai rhitungyaitu 0,899. Sehingga variabel kemudahan dinyatakan

valid sebab nilai rhitung>rtabel.

c. Uji Validitas Terhadap Variabel Kepuasan

Tabel 20

Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan

Pernyataan Nilai rhitung Nilai rtabel Keterangan

Y1_ X3 0,844 Valid


Y2_X3 0,820 Valid
Y3_ X3 0,894 Valid
Y4_ X3 0,905 Valid
Sumber data: Hasil olah data SPSS 23, 2022.

Berdasarkan tabel 20 diatas dapat dilihat hasil uji validitas

pada pernyataan pertama variabel Y1_ X3memiliki nilai rhitungyaitu

0,844, pada pernyataan kedua variabel Y2_X3 memiliki nilai

rhitungyaitu 0,820, pada pernyataan ketiga Y3_X3 memiliki nilai

rhitungyaitu 0,894, pada pernyataan keempat variabel Y4_X3 memiliki

nilai rhitungyaitu 0,905. Sehingga variabel kepuasan dinyatakan valid

sebab nilai rhitung>rtabel.

2. Uji Reliabilitas
Uji realibilitasdigunakanuntukmelihatapakahinstrumen

yang

digunakandalampenelitiandapatdiandalkansebagaialatpengumpul

data. Uji

realibilitasdigunakandengancaramelihatperbandinganCronbach’sA

lpha sama dengan 60apabilanilaiCronbach’s Alpha

>0,60makavariabel tersebutbisa dikatakanreliabel. Hasil realibilitas

instrument penelitiandapatdisajikanpadatabel sebagaiberikut.

Tabel 21

Hasil Uji Reliabilitas.


Cronbach’
Variabel Batas Keterangan
s Alpha

Kelengkapan Fitur (X1) 0,927 0,60 Reliabel


Kemudahan (X2) 0,903 0,60 Reliabel
Keputusan (Y) 0,887 0,60 Reliabel
Sumber data: Hasil olah data SPSS 23, 2022.

Berdasarkan tabel 21 diatas dapat

dilihatnilaiCronbach’sAlphadari masing-masing variabel lebih besar

dari 0,60 sehingga dapat dikatakan bahwa semua butir pernyataan

dari semua variabel pada penelitian ini adalah reliabel. Artinya

instrumen dalam penelitian ini bisa diandalkan dan dapat digunakan

sebagai alat ukur penelitian

3. Uji Analisis Regresi Linear Berganda


Analisisregresi linier

bergandapadapenelitianinibertujuanuntukmengetahuipengaruh

yang ditimbulkan oleh semua variabel bebas terhadap variabel

terikat. Antara hubunganpengaruh kelengkapan fitur dan

kemudahan pengguna terhadap kepuasan peserta

dalammenggunakan aplikasi jamsostekmobileJmo.Hasil

perhitunganuntukanalisisregresi linier bergandabisadilihat pada

tabelsebagaiberikut.

Tabel 21

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Standardize
Variabel Unstandardized
d
bebas Coefficients
Coefficients
Beta Std. Error Beta T Sig.

(constant) .956 .991 964 .337


Kelengkapan
.398 .070 .453 5.717 .000
Fitur (X1)
Kemudahan
.444 .075 .470 5.927 .000
(X2)
Sumber data:

Pada tabel 21 di atas diketahu dimana inilai alfa = 0,956 nilai b1

= 0,398nilai dan nilai b2 = 0,444. Maka bentuk persamaan analisis

regresi linear berganda dapat diperoleh sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2+ e

Y = 0,956 + 0,398 + 0,444 + e


Melihat persamaan dari analisis regresi linear berganda diatas

maka dapat ditarik sebuah kesimpulan yaitu:

1) Nilai konstanta pada persamaan linear berganda (a = 0,956), hal ini

berarti bahwa apabila tidak terjadi perubahan nilai atau sama

dengan nol (0) pada pengaruh kelengkapan fitur dan kemudahan

pengguna maka kepuasan peserta BPJS Ketenagakerjaan juga

tidak mengalami perubahan atau tetap dimana nilainya constant,

yakni sebesar 0,956.

2) Nilai koefisien regresi linear untuk variabel kelengkapan fitur (b1=

0,398),

hal ini berarti bahwa pengaruh kelengkapan fitur berpengaruh

positif terhadap kepuasan peserta BPJS Ketenagakerjaan dan

apabila terjadi perubahan terhadap variabel kelengkapan fitur

ditingkatkan sebesar satu satuan maka kepuasan peserta dalam

menggunakan aplikasi jamsostekmobilejmo akan meningkat

sebesar 0,398.

3) Nilai koefisien regresi linear untuk variabel kelengkapan fitur (b2 =

0,444),hal ini berarti bahwa kemudahan berpengaruh positif

terhadap kepuasan peserta BPJS Ketenagakerjaan dan apabila

terjadi perubahan terhadap variabel kemudahan ditingkatkan

sebesar satu satuan maka kepuasan peserta dalam menggunakan

aplikasi jamsostekmobilejmo akan meningkat sebesar 0,444.

4. Uji Parsial atau (Uji t)


Uji t pada dasarnyauntukmengetahui adanya pengaruh

masing-masing variabel yaitu kelengkapan fitur dan kemudahan

terhadapkepuasan peserta BPJS Ketenagakerjaan

dalammenggunakanaplikasi jamsostekmobile.

Jikanilaisignifikan<0,05 atauthitung>ttabelmaka H1diterima. Dan

sebaliknyaapabilanilaisignifikan> 0,05 ataut hitung<ttabelmaka

H0diterima. Adapun hasil dari uji parsial yaitu:

Tabel 22

Hasil Uji Parsial (Uji t)

Standardize
Variabel Unstandardized
d
bebas Coefficients
Coefficients
Beta Std. Error Beta T Sig.

(constant) .956 .991 964 .337


/
Kelengkapan .398 .070 .453 5.717 .000
Fitur (X1)
Kemudahan
.444 .075 .470 5.927 .000
(X2)
Sumber data: Hasil olah data SPSS 23, 2022.

Nilai thitungdidapatkandarihasilolah data SPSS versi 23,

sedangkannilaittabeldidapatkandenganmelihattabel untukdegree of

freedom (df) = n – 2, dimanajumlah n adalahjumlahresponden/sampel,

sehingga 100 – 2 = 98, sehinggadiperolehnilaittabelsebesar 1,984.

Berdasarkan tabel 22 diatas maka hasil uji parsial untuk

masing-masing variabel dalam penelitian ini dapat disimpulkan:


1) Hasil uji t untukvariabelkelengkapan fitur (X1),

diperolehnilaithitungsebesar 5,717 dan nilaisignifikansebesar 0,000

denganmenggunakanbatassignifikan a sebesar 0,05 atau 5%.

Maka dapatdiketahuibahwanilaithitung5,717>ttabel1,984.Sehingga

dinyatakan bahwa kelengkapan fiturberpengaruhsecara

signifikanterhadapkepuasanpeserta BPJS

Ketenagakerjaandalammenggunakanaplikasi

jamsostekmobileJmodi KabupatenMamuju.

2) Hasil uji t untukvariabelkemudahan pengguna (X2),

diperolehnilaithitungsebesar 5,927 dan nilaisignifikansebesar 0,000

denganmenggunakanbatassignifikan a sebesar 0,05 atau 5%.

Maka dapatdiketahuibahwanilaithitung5,927>ttabel1,984.Sehingga

dinyatakan bahwa kemudahan penggunaberpengaruhsecara

signifikanterhadapkepuasanpeserta BPJS jamsostekmobileJmodi

KabupatenMamuju.

2) Uji Simultan (Uji f)

Uji f digunakanuntukmencaritahupengaruhkelengkapan fitur

dan kemudahan penggunasecarabersama-

samaterhadapkepuasanpeserta BPJS

Ketenagakerjaandalammenggunakanaplikasi

jamsostekmobileJmodi

KabupatenMamuju.Untukmengetahuipengaruhvariabeltersebutmak

adigunakanalat uji f untukmengujivariabel secarasimultandengan


membandingkannilaifhitungdanftabel. Adapun hasil uji f yang

didapatkanmelaluiolah data SPSS yaitu:

Tabel 23

Hasil Uji Simultan (Uji f)


ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 599.028 2 299.514 151.370 .000b

Residual 191.932 97 1.979

Total 790.960 99
Sumber data: Hasil olah data SPSS 23, 2022

Nilai fhitungdidapatkandarihasilolah data SPSS,

sedangkannilaiftabledidapatkandenganmelihattabel f. Cara

mencariftabelyaitu df1 = 1 – K dan df2 = N – K, di mana n

adalahjumlahsampel dan k adalahjumlahvariabel. Maka df1 = 3 – 1

= 2, dandf2 = 100 – 3 = 97.

Sehinggadiperolehnilaiftabelsebesar3,099.

Berdasarkan tabel 23 diatas maka hasil uji f yang diperoleh

adalah 151,370 sedangkannilaiftabelsebesar 3,099.

Makadapatdiketahuibahwanilaifhitung151,370>ftabel3,099

dengantingkatsignifikan 0,000 < 0,05, sehinggavariabel

kelengkapan fitur dan kemudahan penggunasecarabersama-

samaberpengaruhsignifikanterhadapkepuasanpeserta BPJS
Ketenagakerjaandalammenggunakanaplikasi

jamsostekmobileJmodi KabupatenMamuju.

4.5 Pembahasan

Aplikasi JMO Mobile Jamsostek yang dirancang oleh BPJS

Ketenagakerjaan merupakan bentuk penerapan teknologi informasi

berupa layanan perangkat lunak yang dirancang untuk memberikan

cara yang efektif bagi peserta BPJS dalam memperoleh informasi

program (BPJS, 2017). Penerapan teknologi informasi telah menjadi

modal utama dalam pengelolaan transaksi, pengolahan informasi,

pengumpulan dan penyebaran informasi. Teknologi informasi telah

menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam mendukung,

memelihara, mentransformasi dan mengembangkan perusahaan.

Kemajuan teknologi khususnya penggunaan smartphone

semakin meningkat sehingga semakin mendukung penggunaan

aplikasi jamsostek mobile di kalangan masyarakat umum. BPJS

Ketenagakerjaan di Sulawesi Barat harus mulai beradaptasi dengan

pola pelayanan baru tanpa mengurangi berbagai kualitas pelayanan

yang selama ini berjalan optimal. Begitu aplikasi Jmo diluncurkan

akan memudahkan pengguna dalam melakukan segala aktivitas

keanggotaan, tidak perlu lagi datang langsung ke kantor cabang, antri

berjam-jam, harus menyiapkan semua berkas asli dan lain

sebagainya.
Padahal aplikasi mobile Jamsostek (JMO) merupakan salah

satu kemudahan aplikasi paling efektif yang saat ini dijalankan oleh

BPJS Ketenagakerjaan. Namun tidak semua layanan dalam aplikasi

sesuai dengan yang diinginkan pengguna, karena masih ada peserta

yang belum memahami cara penggunaan aplikasi ini, sehingga

peneliti ingin mengetahui seberapa puas peserta dalam menggunakan

aplikasi Jmo mobile Jamsostek khususnya di Kabupaten Mamuju

terkait dengan kelengkapan fitur dan kenyamanan pengguna, oleh

karena itu perlu dilakukan penelitian terhadap aplikasi JMO.

Dari berbagai hasil analisis data kuantitatif yang dilakukan

pada penelitian ini menunjukkan bahwa:

1. Kelengkapan fitur berpengaruh secara positif terhadap kepuasan

peserta BPJS Ketenagakerjaan Sulawesi Barat

Dengan begitu hasil analisis data yang dilakukan pada

penelitian ini, maka diperoleh nilai thitungsebesar 5,717 lebih besar

dari nilai ttabel sebesar 1,984. dan nilai signifikan 0,005 lebih kecil

dari 0,05. Artinya Ha di terima dan Ho di tolak. Hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Dahlia (2018), dengan hasil

penelitian menunjukkan bahwakelengkapan fituradalah salah satu

faktor yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

para peserta BPJS Ketenagakerjaan dalam menggunakan aplikasi

jamsostekmobileJmo di kabupaten Mamuju.


Dengan begitu kelengkapan fitur juga menjadi

pertimbangan para peserta BPJS Ketenagakerjaan dalam

menggunakan aplikasi jamsostekmobileJmo. Dengan

terupdatenya kembali fitur pada aplikasi Jmo yang semakin

lengkap dan dapat diandalkansehingga ini yang menarik perhatian

para pengguna. Fitur yang lengkap akanmempengaruhi

keputusan para pengguna untuk memilih aplikasi tanpa ribet dan

sangat praktis walaupun kita dimana saja.

2. Kemudahan pengguna berpengaruh secara positif terhadap

kepuasan peserta BPJS Ketenagakerjaan Sulawesi Barat

Dengan begitu hasil olah analisis data yang dilakukan

pada penelitian ini, maka diperoleh nilai thitungsebesar 5,927 lebih

besar dari nilai ttabel sebesar 1,984 dengan nilai signifikan 0,005

lebih kecil dari 0,05. Artinya H a di terima dan Ho di tolak. Hal ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rafelito Octa Putra

Utama (2020), dengan hasil penelitian menunjukkan

bahwakemudahan pengguna merupakan salah satu factor

pendukung yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan para peserta BPJS Ketenagakerjaan dalam

menggunakan aplikasi jamsostekmobileJmo di kabupaten

Mamuju.

Dengan

adanyakemudahanpenggunaandipercayadapatmembuatpeserta
BPJS Ketenagakerjaanmerasasenang dalam menggunakan

aplikasi jamsostekmobileJmosehingga

akanadakeinginanuntukmenggunakannyasecaraberulang, dan

penggunaan yang

berulangakanmenimbulkankepuasantersendirikarenadianggapdap

atmembantukebutuhanmasyarakat

terutamadalammelakukankegiatan administrasi.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dengan


menggunakan teknik regresi linier berganda, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut.

1. Secara parsial, kelengkapan fitur berpengaruh signifikan terhadap

kepuasan peserta BPJS Ketenagakerjaan di Sulawesi Barat dalam

menggunakan aplikasi Jmo mobile Jamsostek dengan nilai

signifikan yang diperoleh 0,000 < 0,05 dan nilai thitung sebesar

5,717 > tabel1,984. Dengan demikian hipotesis dalam penelitian

ini H1 diterima dan H0 ditolak.


2. Secara parsial, kenyamanan pengguna berpengaruh signifikan

terhadap kepuasan peserta BPJS Ketenagakerjaan di Sulawesi

Barat dalam menggunakan aplikasi JamsostekmobileJmo dengan

nilai signifikansi yang diperoleh 0,000 < 0,05 dan nilai thitung 5,917

> t tabel 1,984. Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini H1

diterima dan H0 ditolak.

3. Secara simultan kelengkapan fitur dan kenyamanan pengguna

berpengaruh signifikan terhadap kepuasan peserta BPJS

Ketenagakerjaan Sulawesi Barat dalam menggunakan aplikasi

JamsostekmobileJmo dengan nilai signifikan yang diperoleh 0,000

< 0,05 dan nilai fhitung sebesar 151,370 > ftable 3,099. Dengan

demikian hipotesis dalam penelitian ini Ha diterima dan H0 ditolak

secara periodik.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini.

Penulis ingin memberikan saran untuk dijadikan masukan atau

pertimbangan bagi BPJS Ketenagakerjaan Sulawesi Barat guna

meningkatkan kepuasan peserta yang akan berdampak pada

peningkatan kepesertaan. Adapun saran yang diberikan penulis dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagi BPJS Ketenagakerjaan Sulawesi Barat diharapkan dapat

memaksimalkan dan memperhatikan peningkatan pelayanan yang


ada pada aplikasi Jamsostekmobile yang mudah dipahami oleh

peserta dari berbagai usia. Dan juga berbagai fitur yang tersedia

dalam aplikasi tersebut membutuhkan update secara berkala

secara sistematis.

2. Peneliti diharapkan dapat mempertimbangkan variabel lain yang

akan diteliti yang relevan di masa yang akan datang dan terus

mengembangkan potensinya pada penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Amijaya, Gilang Rizky. 2010. Pengaruh Persepsi Teknologi Informasi,


Kemudahan, Resiko dan Fitur Layanan Terhadap Loyalitas
Nasabah Bank Dalam Menggunakan Internet Banking. Semarang

Andria,FredidanKusnadi,Nandang.(2017). Dampak Kepesertaan BPJS


Bagi Pekerja Informal diBogor. Jurnal IlmiahManajemen Fakultas
Ekonomi,Volume3No1.

Andhita Hatwawan2020.Riset Penelitian Kuantitatif Penelitian di Bidang


Manajemen, teknik, pendidikan dan eksperimen. Sleman:
Deepublish.

Asep M, MM Puji Isyanto, dan Eli Irma. 2012. Analisis Kepuasan


Pelanggan Terhadap Loyalitas Konsumen Rental DVD Club
Cabang Tuparev-Karawang.

Auraningtyas. 2012. Pengaruh Computer Self Efficacy, Persepsi Manfaat,


dan Kemudahaan Penggunaan Terhadap Kepuasan Penggunaan
Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Bagus Satrio Arisoemaryo1 , Rizki Tri Prasetio Analisis Tingkat Kepuasan
Pengguna Aplikasi Jamsostek Mobile Menggunakan Metode End
User Computing Satisfaction Jurnal Responsif, Vol. 4 No.1
Februari 2022, pp. 110~117 E-ISSN: 2685-6964
Fendini, Dian Septiayu, et al 2013. Pengaruh Kualitas Sistem dan Kualitas
Informasi Terhadap Kepuasan Pengguna (Survei Pada Karyawan
Pengguna Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T) di PT.
PLN (Persero) Area Malang.Jurnal.UniversitasBrawijaya Malang.
Hamida Siti. (2013). Analisis persepsi citra merek, desain, fitur, dan
pengaruhnya terhadap keputusan pembelian produk handphone
samsung berbasis android (studi kasus STIE Pelita Indonesia).
Jurnal ekonomi STIE Pelita Indonesia. Pekanbaru: STIE Pelita
Indonesia vol: 21
Hanuraga, Risang. (2011). Pengaruh Kebermanfaatan dan Kemudahan E-
Learning Be Smart Terhadap Penerimaan Pengguna Pada
Mahasiswa Akuntansi UNY.

Hasibuan MSP, 2011 . Manajemen Sumber Daya Manusia. Ed Revisi


Jakarta Bumi Aksara.

Jenny Natalia Dahlia Br Gintin, (2018). Analisis Pengaruh Kelengkapan


Fitur, Persepsi Kemudahan Penggunaan, Kualitas Informasi,
Kualitas Sistem, Persepsi Manfaat Terhadap Kepuasan
Penggunaan Serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Pengguna
Aplikasi Viu
KasaliRenald, 2018. Dinamika Pemasaran, Cetakan Kedua. Jakarta.
Penerbit Erlangga.
Kotler dan Amstrong. (2008). manajemen pemasaran. In edisi 12 jilid 2.
Jakarta : indeks.
Kotler dan keller (dalam Fingky, dkk 2016. Prinsip-prinsip pemasaran,
Jakarta: Erlangga.

Luthfiana U. 2018. Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja/Buruh


Penerima Upah Dalam Suatu Perusahaan Yang Tidak
Diikutsertakan Dalam Keanggotaan Bpjs Ketenagakerjaan Ditinjau
Dari Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Bpjs.
PROGRESIF J Huk;10(1):1658–70.

Maulidiyah, Sakinah.Pengaruh persepsi manfaat, kemudahan, resiko fitur


layanan dalam menggunakan mobilebanking pada mahasiswa
Fakultas Ekonomi UIN Malang. Diss. Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim, 2020.
Mengenal Apa Itu JMO (Jamsostek Mobile), Aplikasi Baru Pengganti
BPJSTKU.Retrievedfromhttps://www.kompas.com/tren/read/2021/0
9/14/083100565/mengenal-apa-itujmo-jamsostek-mobile-aplikasi-
barupengganti bpjstku?page=al

Mulyanto, Agus. 2009. Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Mutiara dalam Hartono, 2012. Manajemen Pemasaran Edisi Pertama.


Yogyakarta. Penerbit Andi Offcet

Noviansyah A, 2019;.Pelaksanaan Prinsip Kepesertaan Bersifat Wajib


Pada Sistem Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.Solusi. 17(3):203–
22.

Perdanawati,L.,Rasmini,N.,Wirama,D, (2014). Pengaruh Unsur-Unsur


Kepuasan Pengguna Pada Efisiensi Dan Efektivitas Kerja
Pengguna Aplikasi Sistem Akuntansi Instansi diSatuan Kerja
Pendidikan Tinggi di Provinsi Bali. E-Journal Ekonomi dan Bisnis
Universitas UdayanaVolume3(8),p. 481.

Retnaningsih H,2016. Strategi Sistem Jaminan Sosial Nasional Bidang


Ketenagakerjaan Dalam Upaya Perlindungan Pekerja di Kota
Surabaya dan Kota Pekanbaru. Aspir J Masal Sos. 7(2):157–72.

Sa’adahUmmidalamAsauri 2017.Strategi Pemasaran, Edisi Kedua,


Cetakan Kedua, JogyakartaPenerbit AndiOffcet.

Sugiyono., 2013, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung.

Swastha Basu dalam Hartibun 2011.Strategi Pemasaran, Cetakan


Pertama, JakartaPenerbit Bumi Aksara

UU RI NO. 24 TAHUN 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan


Sosial

https://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/

(diakses pada tanggal 18 juni 2022)

(https://m.republika.co.id/berita/apa-itu-mobile-marketing

diakses pada 28 Juli 2022).

Anda mungkin juga menyukai