MODUL PRAKTIKUM
PERANCANGAN TATA LETAK
FASILITAS
TIM PENYUSUN
MODUL PRAKTIKUM
PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
DR
. Didit Damur Rochman S.T., M.T.
Tiaradia Ihsan, S.T.
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga Modul
Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas untuk mahasiswa/i Program Studi Teknik Industri Fakultas
Teknik Universitas Widyatama ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Modul praktikum ini dibuat sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan Praktikum Perancangan Tata
Letak Fasilitas yang merupakan kegiatan penunjang mata kuliah Perancangan Tata Letak Fasilitas pada
Program Studi Teknik Industri Universitas Widyatama. Modul praktikum ini diharapkan dapat
membantu mahasiswa/i dalam mempersiapkan dan melaksanakan praktikum dengan lebih baik, terarah,
dan terencana. Pada setiap topik telah ditetapkan tujuan pelaksanaan praktikum dan semua kegiatan
yang harus dilakukan oleh mahasiswa/i serta teori singkat untuk memperdalam pemahaman
mahasiswa/i mengenai materi yang dibahas.
Penyusun menyakini bahwa dalam pembuatan Modul Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas ini
masih jauh dari sempurna. Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
penyempurnaan modul praktikum ini dimasa yang akan datang.
Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penyusun
PERATURAN PRAKTIKUM
1. Praktikan wajib 100% kehadiran mengikuti seluruh kegiatan praktikum dan asistensi.
Dispensasi ketidakhadiran diberikan jika Praktikan:
a. Sakit yang mengharuskan praktikan dirawat inap (opname).
b. Sakit menular yang membutuhkan karantina.
c. Musibah yang dialami keluarga inti.
d. Ijin ketidakhadiran minimal dari Instruktur.
2. Praktikan yang melakukan tindak kecurangan dalam bentuk apapun untuk Tugas Awal, Tugas
Pendahuluan, Laporan, dan/atau Tugas Tambahan akan mendapatkan sanksi maksimum gugur
praktikum.
3. Pengumpulan Tugas Pendahuluan dilakukan pada saat praktikum modul yang bersangkutan
dan menjadi syarat untuk mengikuti kegiatan praktikum. Pengumpulan Tugas Pendahuluan
dilakukan perorangan.
4. Asistensi dilakukan pada pertemuan selanjutnya setelah kegiatan praktikum dilakukan.
Asistensi dilakukan secara perorangan dan langsung berhadapan dengan Asisten.
5. Pengumpulan Laporan Asistensi WAJIB dikerjakan 100% dari tugas yang diberikan oleh
Instruktur Laboratorium
6. Laporan setiap modul WAJIB di ACC oleh Instruktur Laboratorium, apabila tidak mendapat
ACC Instruktur Laboratorium, maka Praktikan tidak bisa mendapatkan ACC laporan untuk
modul berikutnya.
7. Laporan setiap modul dapat di ACC oleh Instruktur Laboratorium setelah mendapat persetujuan
dari Asisten praktikum.
8. Susunan Laporan Akhir Praktikum harus sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:
Cover
Lembar asistensi
Lembar pengesahan
Kata pengantar.
Daftar isi.
Daftar tabel.
Daftar gambar.
BAB I s/d BAB VI.
Daftar Pustaka.
Lampiran.
9. Praktikan WAJIB datang tepat waktu. Keterlambatan akan menyebabkan Praktikan yang
bersangkutan mendapatkan sanksi sebagai berikut:
DAFTAR ISI
Landasan Teori
1. Agregasi
Perencanaan agregat secara organisasi merupakan tanggung jawab manajer operasi dalam kegiatannya
menentukan strategi untuk memenuhi perubahan permintaan, sehingga dapat meminimasi ongkos dan
tujuan perusahaan dapat terpenuhi.Metode Perencanaan agregat secara umum dapat dikelompokkan
menjadi dua strategi, yaitu:
a. Strategi tradisional Top Down, yang menggunakan konsep rata-rata atau komposit dari produk untuk
memformulasikan rencana keseluruhan. Produk komposit kemudian didisagregasi untuk
memperoleh perencanaan yang lebih rinci.
b. Strategi pendekatan Bottom Up atau disebut dengan Capacity Requirement Planning dimana
perencanaan agregat secara keseluruhan dievaluasi dengan memperhatikan ketersediaan kapasitas.
Proses agregasi (aggregation) ialah pengelompokan beberapa jenis item menjadi product family.
2. Peramalan (Forecasting)
Peramalan adalah proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan di masa akan datang yang meliputi
kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu, dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka
memenuhi permintaan barang atau jasa. Peramalan tidak terlalu dibutuhkan dalam kondisi permintaan
pasar yang stabil, karena perubahan permintaannya relative kecil. Tetapi peramalan akan sangat
dibutuhkan bila kondisi permintaan pasar bersifat komplek dan dimanis.
Dalam kondisi pasar bebas, permintaan pasar lebih banyak bersifat komplek dan dinamis karena
permintaan tersebut akan tergantung dari keadaan sosial, ekonomi, politik, aspek teknologi, produk
pesaing, dan produk substitusi. Oleh karena itu, peramalan yang akurat merupakan informasi yang
sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan manajemen. Ditinjau dari segi proyeksi, peramalan
secara teknis dikualifikasikan dalam dua cara yaitu peramalan kualitatif dan kuantitatif.
A. Teknik Peramalan dengan Metode Kuantitatif
1. Metode kuantitatif dapat digunakan jika tersedia data kuantitatif masa lalu
2. Dari data tersebut dicari pola hubungan yang ada
3. Berangkat dari asumsi bahwa pola hubungan berlanjut terus pada masa yang akan dating
4. Metode kuantitatif ini cocok dipakai pada kondisi yang stastis, jelas dan tidak memerlukan human
mind
5. Dengan metode kuantitatif ini, ketelitian ramalan dapat diprediksi sejak awal sebagai bahan
pengambilan keputusan
6. Atas dasar hal tersebut diatas, metode kuantitatif ini lebih disukai
2. Metode Averaging
a. Dipakai untuk kondisi dimana setiap data pada waktu yang berbeda mempunyai bobot yang sama
sehingga fluktuasi random data dapat diredam dengan rata-ratanya.
b. Apabila tidak semua data masa lalu dapat mewakili asumsi pada data berlanjut terus dimasa yang
akan dating maka dapat dipilih sejumlah periode tertentu saja (misalnya 6 periode).
c. Apabila ternyata periode yang relevan adalah N periode terakhir maka rata-rata dapat dihitung
dengan N periode yang berbeda hasil perataan ini disebut Moving Average.
d. Apabila datanya stasioner, Single Moving Average cukup baik untuk meramalkan keadaan.
e. Jika ternyata data tidak stasioner, mengandung pola trend maka dilakukan moving average pada
hasil single moving average hasil perataan ini disebut Double Moving Average.
f. Biasa dipakai untuk peramalan jangka pendek.
Adapun metode-metode yang termasuk dalam metode averaging ini, antara lain:
a. Single Moving Average
b. Double Moving Average
3. Metode Smoothing
a. Dipakai pada kondisi dimana bobot datapada periode yang satu berbeda dengan data periode
sebelumnya dan membentuk fungsi exponensial sehingga disebut exponensial smoothing.
b. Apabila pola datanya stasioner, single exponential cukup baik untuk meramalkan keadaan.
c. Apabila data tidak stasioner, mengandung pola trend, maka dilakukan smoothing pada hasil single
exponential smoothing. Hasil smoothing ini disebut Double exponential smoothing.
d. Apabila selain pola trend juga mengandung pola siklik, perlu dilakukan smoothing pada hasil double
exponential. Hasil perataan ini disebut Triple Exponential Smoothing.
Baik untuk peramalan jangka pendek dan banyak item yang harus diramalakan (karena mudahnya).
Adapun metode-metode yang termasuk dalam metode smoothing ini, antara lain:
a. Single Exponensial Smoothing
b. Double Exponensial Smoothing
c. Satu Parameter Brown
d. Dua Parameter Holt
e. Triple Exponensial Smoothing
f. Winter
g. Quadratik
3. Disagregasi
Proses disagregasi adalah proses merubah hasil rencana produksi agregat menjadi jumlah yang harus
diproduksi untuk setiap produk atau item. Karakteristik dari perencanaan produksi biasanya tidak rinci,
rencana dibuat untuk famili atau kelompok produk. Dan satuan yang digunakan dapat berbeda antara
satu perusahaan dengan perusahaan yang lainnya, seperti ton, galon, waktu produksi standar, satuan
uang, dan lain-lain. Horizon perencanaan bisa sama panjang dengan rencana bisnis biasanya 5 tahun.
Periode perencanaan biasanya bulanan. Kemudian tidak standar, tergantung pada tipe bisnis apakah
make to order atau make to stock. Hasil yang diperoleh dari proses disagregasi adalah:
a. Demand tiap end item
b. On hand tiap end item
c. Master Production Schedule (MPS)
4. Pemasaran
Pemasaran (Inggris: Marketing) adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk
memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan
keinginan manusia. Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian
bertumbuh menjadi keinginan manusia. Contohnya, seorang manusia membutuhkan air dalam
memenuhi kebutuhan dahaganya. Jika ada segelas air maka kebutuhan dahaganya akan terpenuhi.
Namun manusia tidak hanya ingin memenuhi kebutuhannya namun juga ingin memenuhi keinginannya
yaitu misalnya segelas air merek Aqua yang bersih dan mudah dibawa. Maka manusia ini memilih Aqua
botol yang sesuai dengan kebutuhan dalam dahaga dan sesuai dengan keinginannya yang juga mudah
dibawa.
Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran.
Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan harga (price), pengiriman barang (place), dan
mempromosikan barang (promotion). Seseorang yang bekerja dibidang pemasaran disebut pemasar.
Pemasar ini sebaiknya memiliki pengetahuan dalam konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan
pemasaran dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak konsumen
yang dituju.
Pada umumnya kegiatan pemasaran berkaitan dengan koordinasi beberapa kegiatan bisnis. Strategi
pemasaran ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1. Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat
2. Faktor makro, yaitu demografi atau ekonomi, politik/hukum, teknologi atau fisik dan sosial/budaya.
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemasaran dari sudut pandang penjual:
1. Tempat yang strategis (place)
2. Produk yang bermutu (product)
3. Harga yang kompetitif (price)
4. Promosi yang gencar (promotion)
Untuk memperoleh peta proses operasi yang baik, produk yang biasanya paling banyak memrlukan
operasi, harus dipetakan terlebih dahulu. Dipetakan dengan garis vertikal sebelah kanan halaman atas.
Komponen
Utama
No. & Nama Part (jumlah)
Nama & ukuran bahan
Proses pp
waktu
NO
Operasi
Mesin/alat
bantu
%scrap
No.
Operasi
Assembling XXX
No.
Operasi
No.
Inspeksi
Storage
7. Routing Sheet
Untuk membuat peta proses operasi membutuhkan sutau dokumen utama yang dikenal dengan nama
Master Route Sheet atau Routing Sheet. Tahap awal yang harus dilakukan sebelum kegiatan produksi
dimulai adalah mengidentifikasi ataupun menentukan urut-urutan mesin/peralatan, proses dan operasi
yang sesuai dengan kebutuhan dan efisiensi.
Routing Sheet ini merupakan hal yang sangat penting bagi pengawasan produksi, karena merupakan
penentuan mutu produk yang akan dibuat, dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk rrrengerjakan
setiap kegiatan produk tersebut.
Pada umumnya, selain menyajikan urut-urutan mesin atau peralatan, proses dan operasi, routing sheet
ini juga memuat antara lain kapasitas mesin atau perakitan, % scrap, serta jumlah kebutuhan
bahan/mesin/peralatan. Sehingga untuk keperluan perhitungan kebutuhan bahan, mesin ataupun
peralatan, routing sheet ini dapat dipergunakan.
Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum membuat Routing sheet adalah sebagal berikut:
1. Bahan/material yang digunakan untuk memproduksi suatu produk.
2. Banyaknya satuan unit produk yang akan dibuat.
3. Urut-urutan kegiatan yang sifatnya tetap.
4. Peralatan yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan.
5. Komponen-komponen untuk assembling setelah diproduksi.
Keterangan:
1. Nama mesin diisi sesuai dengan OPC
2. Kode komponen diisi sesuai dengan OPC
3. Nama komponen diisi sesuai dengan OPC
4. Poduksi diisi berdasarkan waktu proses satu jam dibagi waktu proses operasi
5. % scrap diisi sesuai dengan OPC
6. Bahan yang diminta diambil berdasarkan rat-rata KPT
bahan yang diminta
7. Bahan yang disiapkan diisi dengan rumus
1 % Scrap
bahan yang diharapkan
8. Eff. Mesin diisi dengan rumus
%Eff. Mesin
Eff. Mesin
9. Kebutuhan mesin teoritis diisi dengan rumus
Produksi
10. Kebutuhan mesin aktual di peroleh dari pembulatan kebutuhan mesin teorotis
Untuk menggambarkan peta ini dengan baik, berikut petunjuk-petunjuk pembuatan peta MPPC:
1. Menuruni sisi kertas, tulis daftar departemen atau bagian, kegiatan, proses dan mesin yang harus
dilalui komponen. Pengurutan dilakukan dari atas kebawah.
2. Sepanjang baris atas dituliskan komponen yang sedang dikaji.
3. Pencatatan operasi pada tiap komponen atau produk berhadapan dengan nama departemen atau
proses atau mesin yang sesuai dengan lingkaran yang berisikan nomor operasi dari peta proses
operasi.
4. Hubungan lingkaran menurut urutannya, walaupun mungkin saja terjadi garis balik.
5. Menjumlahkan nilai jumlah teoritis untuk setiap proses dan dicatat pada kotak paling kanan untuk
setiap baris.
Merupakan pengkajian peta yang bertujuan untuk penyusunan ulang yang disebabkan oleh langkah
balik., kesamaan pola aliran yang menunjukkan kebutuhan akan proses yang sama pada wilayah yang
sama, waktu yang sama dan sebagainya. Penyusunan ulang akan menghasilkan pola aliran yang efisien.
Pembuatan MPPC sangat bergantung oleh Routing Sheet.
Prosedur Praktikum
Langkah 1
1. Instruktur akan memberikan data Demand perusahaan dan pesaing dari 2 produk, harga masing-
masing produk, serta persen proporsi.
2. Anda diminta untuk melakukan agregasi dari demand dan harga barang.
3. Anda diminta melakukan peramalan (forecasting) terhadap data yang telah diberikan oleh Intruktur
dengan menggunakan metode:
a. Double Moving Average
b. Double Exponential Smoothing 1 parameter (Brown)
c. Double Exponential Smoothing 2 parameter (Holt)
d. Regresi Linier
4. Setelah mendapatkan nilai MSE (Mean Square Error), bandingkan nilai MSE dari masing-masing
metode untuk mendapatkan peramalan terbaik.
Langkah 2
1. Anda diminta melakukan perhitungan disagregasi dengan menggunakan data peramalan yang telah
didapatkan pada proses peramalan (forecasting).
2. Anda diminta untuk menghitung kapasitas produksi terpasang (KPT) pada perusahaan anda.
Langkah 3
1. Anda diminta untuk membuat OPC (Operation Process Chart) dari produk yang akan ditentukan
oleh Instruktur Praktikum.
Langkah 4
1. Anda dimnta untuk menghitung dan menentukan jumlah mesin untuk perusahaan anda dengan
menggunakan tabel routing sheet.
Langkah 5
1. Anda diminta untuk membuat MPPC untuk produk yang anda buat. Contoh tabel MPPC akan
diberikan pada saat praktikum di laboratorium.
Landasan Teori
1. Desain Fasiltas
Fasilitas adalah sesuatu yang dibuat untuk melayani suatu tujuan. Manajemen fasilitas adalah keputusan
mengenai lokasi dan komposisi/tata letak internal dari fasilitas tersebut. Hampir semua studi tata letak
fasilitas bertujuan meminimalisasi total biaya, tapi total biaya adalah sesuatu yang sangat sulit yang
sangat didapatkan. Banyak elemen yang termasuk dalam total biaya sangat kompleks dan tidak jelas.
Tata letak mencakup desain dari bagian-bagian, pusat kerja dan peralatan yang membentuk proses
perubahan dari bahan mentah menjadi bahan jadi. Perencanaan tata letak merupakan satu tahap dalam
perencanaan fasilitas yang bertujuan untuk mengembangkan suatu sistem produksi yang efisien dan
efektif sehingga dapat tercapainya suatu proses produksi dengan biaya yang paling ekonomis.
Bangunan juga dapat dirancang untuk menarik para karyawan, agar motivasi dan produktifitas mereka
lebih tinggi dalam pencapaian tujuan,ini ditandai semakin meluasnya pengguna karpet, dinding kayu,
dan tata warna yang di koordinasi secara baik dalam bangunan-bangunan kantor. Bangunan adalah salah
satu satu fasilitas yang paling produktif.
Sehingga jika dijumlahkan, material yang tergambar sesuai dengan material per satu periode yang akan
disimpan. Demikian juga untuk model rak, luas lantai yang dibutuhkan adalah lahan yang diperlukan
berdasarkan kebutuhan hasil perhitungan setelah disimpan dalam rak sesuai dengan tinggi dan lebar
maksimum dari rak serta cara penyimpanan di dalam rak.
Prosedur Praktikum
1. Anda diminta untuk menghitung luas lantai produksi, yang terbagi ke dalam 4 bagian, yaitu:
a. Luas lantai receiving
b. Luas lantai fabrikasi
c. Luas lantai assembling
d. Luas lantai shipping
Buatlah tabel perhitungan luas lantai untuk masing-masing bagian. Berikut contoh tabel untuk
menghitung luas lantai.
16
lOMoARcPSD|7721338
Landasan Teori
1. Bentuk Perusahaan
b. Firma
1) Suatu Perseroan yang didirikan untuk melakukan suatu usaha di bawah nama bersama;
2) Para anggota memiliki tanggung jawab renteng terhadap Firma.
c. Persekutuan Komanditer (“CV”)
1) Terdiri dari Pesero Aktif dan Pesero Pasif/komanditer.
Pesero Aktif bertanggung jawab sampai dengan harta pribadi, sedangkan pesero pasif hanya
bertanggung jawab sebesar modal yang telah disetorkan ke dalam CV.
2. Bentuk Organisasi
Struktur Oganisasi Fungsional
Struktur Organisasi Fungsional (Functional Structure Organization) merupakan Struktur Organisasi
yang paling umum digunakan oleh suatu organisasi. Pembagian kerja dalam bentuk Struktur Organisasi
Fungsional ini dilakukan berdasarkan fungsi manajemennya seperti Keuangan, Produksi, Pemasaran
dan Sumber daya Manusia. Karyawan-karyawan yang memiliki keterampilan (skill) dan tugas yang
sama akan dikelompokan bersama kedalam satu unit kerja. Struktur Organisasi ini tepat untuk
diterapkan pada Organisasi atau Perusahaan yang hanya menghasilkan beberapa jenis produk maupun
layanan. Struktur organisasi bentuk ini dapat menekan biaya operasional namun mengalami kesulitan
dalam berkomunikasi antar unit kerja.
usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun – 64 tahun. Menurut
pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat
mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun ada pula yang
menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas 7 tahun karena anak-anak jalanan
sudah termasuk tenaga kerja.
Prosedur Praktikum
1. Anda diminta untuk menentukan nama perusahaan, serta bentuk dari perusahaan yang akan anda
buat.
2. Anda diminta menentukan lokasi tempat didirakannya perusahaan, penentuan lokasi perusahaan
berdasarkan dari lokasi tanah yang tersedia untuk mendirikan perusahaan anda (cari di Internet).
3. Anda diminta membuat struktur organisasi yang diperlukan di dalam perusahaan yang anda dirikan.
Struktur organisasi yang di buat harus dapat mencakup keseluruhan aspek di dalam perusahaan
termasuk juga pabrik.
4. Anda diminta membuat job specification dan job description untuk setiap posisi di struktur
organisasi perusahaan anda.
5. Anda diminta untuk menetukan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan anda yang
terdiri dari:
a. Jumlah Tenaga Kerja Langsung Perkantoran
b. Jumlah Tenaga Kerja Tidak Langsung
c. Jumlah Tenaga Kerja Langsung Proses Produksi Fabrikasi dan Assembling
6. Anda diminta untuk menghitung upah tenaga kerja sesuai dengan jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan oleh perusahaan anda yang terdiri dari:
a. Upah Tenaga Kerja Langsung Perkantoran
d. Upah Tenaga Kerja Tidak Langsung
e. Upah Tenaga Kerja Langsung Proses Produksi Fabrikasi dan Assembling
Format tabel yang digunakan sebagai berikut:
7. Anda diminta untuk menghitung luas lantai yang dibutuhkan menggunakan ukuran referensi dari
buku data arsitek untuk fasilitas penunjang perusahaan anda yang meliputi:
a. Luas Lantai Perkantoran
b. Luas Lantai Fasilitas Kantor
c. Luas Lantai Fasilitas Pabrik
d. Luas Lantai Fasilitas Luar Kantor dan Pabrik
Format tabel yang digunakan sebagai berikut:
Landasan Teori
1. Ongkos Material Handling
Di dalam merancang tata letak pabrik, maka aktivitas pemindahan bahan merupakan salah satu faktor
yang cukup penting untuk diperhatikan dan diperhitungkan. Aktivitas pemindahan tersebut dapat
ditentukan dengan terlebih dahulu memperhatikan aliran bahan yang terjadi dalam suatu operasi.
Selanjutnya hal yang harus diperhatikan adalah tipe layout yang akan digunakan. Beberapa aktivitas
pemindahan bahan yang perlu diperhitungkan adalah sebagai berikut:
a. Pemindahan bahan dari gudang bahan baku menuju departemen fabrikasi maupun departemen
assembling.
b. Pemindahan bahan yang terjadi di proses satu jenis mesin menuju satu jenis mesin yang lainnya.
c. Pemindahan bahan dari departemen assembling menuju gudang barang jadi.
Setelah diketahui aktivitas-aktivitas pemindahan yang terjadi, maka selanjutnya dapat dihitung ongkos
material handling yang terjadi akibat aktivitas-aktivitas yang ada tersebut. Beberapa faktor yang
mempengaruhi perhitungan ongkos material handling adalah sebagai berikut:
A. Alat yang digunakan
Dalam menentukan alat angkut perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Berat material disesuaikan dengan daya angkut maksimal alat tersebut.
2) Bentuk dan jenis material serta ukuran luasnya disesuaikan dengan daya tampung alat angkut.
3) Sifat material, dimana harus diperhatikan kemungkinan menggunakan alat angkut khusus.
B. Jarak pengankutan
Perhitungan OMH ini merupakan perhitungan tahap pertama, karena akan dilakukan perhitungan OMH
yang merupakan revisi dari perhitungan tahap pertama. Pada perhitungan tahap pertama ini, jarak antara
kelompok mesin atau departemen yang mengalami aktivitas pengangkutan diasumsikan berdampingan.
Selain itu untuk mengoptimalkan jarak antar aktivitas tersebut, maka kelompok mesin departemen
untuk sementara diasumsikan berbentuk bujursangkar.
C. Cara Pengangkutan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan cara pengangkutan adalah sebagai berikut:
1) Telusuri OPC sejak proses yang paling awal, kemudian dapat ditentukan urutan proses
pengangkutan dari …… ke ……
2) Isi kolom dari, maka sebelum mengisi yang berikutnya terlebih dahulu diisi kolom ke yang
merupakan kelompok tujuan, sesuai aliran yang terjadi.
3) Dalam mengisi kolom ke yang merupakan daerah tujuan pengangkutan sebelum mencantumkan
aktivitas lainnya, maka aktivitas pertama harus sudah selesai mencantumkan semua material yang
akan diterima dari sumber (kolom dari) yang diuraikan dalam kolom (3) untuk nama komponen serta
kolom (4) untuk bentuk materialnya. Dari hal-hal tersebut di atas, maka dapat digambarkan
mengenai cara pengangkutan tersebut, yaitu: setiap pengangkutan dilakukan dari sumber yang sama
mengangkut beberapa bahan menuju tujuan yang sama, kemudian dari sumber yang sama menuju
tujuan lainnya. Demikian selanjutnya untuk sumber-sumber pengangkutan berikutnya.
2. From to Chart
From to Chart merupakan penggambaran tentang berapa total Ongkos Material Handling dari suatu
bagian aktivitas dalam pabrik menuju aktivitas pabrik lainnya. Sehingga dari peta ini dapat dilihat total
Ongkos Material Handling secara keseluruhan, mulai dari gudang bahan baku menuju fabrikasi,
assembling, sampai terakhir menuju gudang barang jadi.
Cara pengisian From to Chart adalah sebagai berikut:
a. Perhatikan total ongkos dari tabel Ongkos Material Handling, kemudian masukkan nilai total
ongkos tersebut disesuaikan dengan pengangkutan bahan dari satu tempat ke tempat lainnya.
b. Jumlah total ongkos setiap baris dan setiap kolom juga total ongkos secara keseluruhan.
From to chart merupakan penggambaran tentang berapa total ongkos material handling, OMH, dari
suatu bagian aktivitas menuju aktivitas yang lainnya dalam suatu pabrik. FTC diisi berdasarkan data
dari OMH. Berikut contoh tabel from to chart:
3. Inflow dan Outflow
Inflow digunakan untuk mencari koefisien ongkos yang masuk ke suatu departemen dari departemen
lainnya. Inflow ialah untuk melihat koefisien ongkos yang masuk dari ke mesin. Outflow digunakan
untuk mencari koefisien ongkos yang keluar dari suatu departemen ke departemen lainnya. Outflow
Ialah untuk melihat koefisien ongkos yang keluar dari suatu mesin.
6. Tabel Segmentasi
Segmentasi adalah proses yang dilakukan untuk mendapatkan nilai jarak sebenarnya dari masing-
masing departemen yang terbentuk dari ARD. Segmentasi ditujukan untuk mencari jarak perpindahan
antar departemen berdasarkan Ongkos Material Handling (OMH) agar perhitungan ongkos material
handling sebenarnya dapat diketahui. Segmentasi juga ditujukan untuk mencari rute terpendek dari
layout awal atau dari Activity relationship diagram (ARD), sehingga dapat dibuat layout usulan dengan
jarak material handling terkecil.
Prosedur Praktikum
1. Anda diminta untuk menghitung Ongkos Material Handling awal yang dari perpindahan barang
pada setiap stasiun kerja atau departemen di bagian fabrikasi hingga assembling produk, berikut
contoh tabel perhitungan OMH:
Tabel 8 Ongkos Material Handling (OMH)
Nama Produk/ Berat Berat Alat OMH Sub- Total
Dari Ke Jarak
Komponen Jam Bentuk Total Angkut (Rp/mg) Total Ongkos
Keterangan:
Berat bentuk : (dimensi (pxlxt) x masa jenis) / 1.000.000
Berat total : Produk / jam x berat bentuk
1 1
Jarak : √𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑒𝑝𝑎𝑟𝑡𝑒𝑚𝑒𝑛 (𝑑𝑎𝑟𝑖) + 2 √𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑒𝑝𝑎𝑟𝑡𝑒𝑚𝑒𝑛 (𝑘𝑒)
2
2. Anda diminta untuk membuat tabel from to chart berdasarkan total ongkos setiap departemen pada
Ongkos Material Handling awal, berikut contoh tabel FTC:
3. Anda diminta untuk membuat from to chart inflow dan outflow berdasarkan dari FTC yang telah
anda buat, format tabel sama seperti from to chart hanya berbeda pada rumus perhitungan nya.
Tabel 10 Inflow
KE
A B C D JUMLAH
DARI
A XXX 10 20 30 60
B - XXX - 40 40
C - 20 XXX 10 10
D 20 - - XXX 20
JUMLAH 20 30 20 80 150
Keterangan :
- Diambil dari From To Chart
- Ongkos Departemen dibagi Jumlah yang berada di bawah.
Tabel 11 Outflow
KE
A B C D
DARI
A XXX 0.25 0.6 1.5
B - XXX - 2
C - 0.5 XXX 0.5
D 0.3 - - XXX
Keterangan :
- Diambil dari From To Char
- Ongkos Departemen dibagi Jumlah yang berada di samping (mesin yang sama).
4. Anda diminta untuk membuat tabel prioritas berdasarkan dari outflow chart yang telah anda buat,
berikut ini contoh tabel skala prioritas:
5. Anda diminta untuk membuat Activity Relationship Diagram (ARD) berdasarkan tabel skala
prioritas yang telah anda buat sebelumnya. Departemen dengan prioritas pertama harus diletakkan
berdekatan (bersebelahan), berikut ini contoh ARD:
A D
C E
B F
Gambar 5 Activity Relationship Diagram (ARD)
6. Anda diminta untuk membuat tabel segmentasi, kemudian anda mencari dan menghitung jarak
terpendek yang harus dilewati material. Untuk melihat departemen mana saja yang harus dilewati
anda dapat melihat pada Activity relationship diagram (ARD) awal. Berikut format tabel yang
digunakan:
Tabel 13 Segmentasi
Dari Ke A B C Jarak
Rute Jarak
Kode Komponen Kode Komponen Optimal
B
A
C
7. Anda diminta untuk membuat perbaikan berdasarkan tabel segmentasi, mulai dari Ongkos Materal
Handling sampai Activity Relationship Diagram (ARD).
Landasan Teori
1. Activity Relationship Chart
Activity Relationship Chart atau Peta Hubungan Kerja kegiatan adalah aktivitas atau kegiatan antara
masing-masing bagian yang menggambarkan penting tidaknya kedekatan ruangan. Dalam suatu
organisasi pabrik harus ada hubungan yang terikat antara suatu kegiatan dengan kegiatan lainnya yang
dianggap penting dan selalu berdekatan demi kelancaran aktifitasnya. Oleh karena itu dibuatlah suatu
peta hubungan aktifitas, dimana akan dapat diketahui bagaimana hunbungan yang terjadi dan harus
dipenuhi sesuai dengan tugas-tugas dan hubungan yang mendukung.
Fungsi dan kegunaan Activity Relationship Chart adalah:
a. Penyusunan urutan dari pusat kerja atau departemen dalam suatu kantor.
b. Lokasi kegiatan dalam suatu usaha pelayanan.
c. Lokasi Pusat kerja dalam operasi perawatan atau dalam perbaikan.
d. Menunjukan hubungan suatu kegiatan yang lainnya, serta alasannya.
e. Memeperoleh suatu landasan bagi penyusunan daerah selanjunya.
Untuk setiap tingkat kepentingan, harus dijabarkan alasan-alasan yang melatar belakangi alasan
penentuan tingkat kepentingan tersebut, yang dicantumkan dalam ARC dalam bentuk kode 1,2,3, dan
seterusnya. Misalkan, kode alasan yang digunakan adalah seperti Tabel dibawah ini:
Setelah melakukan pengisian pada diagram ARC, selanjutnya adalah melakukan rekapitulasi hasil
penilaian ke dalam TCR atau Total Closeness Rank. Perhitungan di TCR akan berpengaruh terhadap
penentuan Corelap antar departemen atau ruangan.
CORELAP dikembangkan oleh Lee dan More, dengan menggunakan Total Closeness Rating (TCR)
dari tiap-tiap fasilitas dalam menemukan tata letak. TCR adalah jumlah dari nilai hubungan kedekatan
antara satu bagian dengan bagian yang lainnya (Purnomo, 2004). Data masukan dalam algoritma ini
yaitu:
a. Peta hubungan (relationship chart)
b. Area tiap departemen
c. Jumlah departemen
d. Nilai kedekatan hubungan (closeness rating)
4. Template
Template merupakan suatu gambaran yang telah jelas dari tata letak pabrik yang akan dibuat dan
merupakan gambaran detail dari AAD yang telah dibuat. Informasi yang dapat dilihat pada Template:
a. Tata letak kantor dan peralatannya
b. Tata letak fasilitas yang ada di pabrik, misalnya jalan, kantin, sarana olah raga, dan lain-lain.
c. Tata letak bagian produksi, misalnya receiving, pabrikasi, assembling, shipping.
d. Aliran setiap material, mulai dari receiving sampai dengan shipping.
Prosedur Praktikum
Langkah 1.
1. Anda diminta untuk membuat Peta Hubungan Kerja (Activity Relationship Chart) pabrik atau
perusahaan anda. Buatlah sesuai dengan departemen-departemen atau fasilitas apa saja yang sudah
anda tentukan. Penentuan kode, alasan pada masing-masing hubungan harus dengan alasan yang
masuk akal.
2. Setelah membuat ARC, anda diminta untuk menghitung Total Closeness Rank (TCR) berdasarkan
nilai yang anda berikan pada ARC.
Tabel 16 Total Closeness Rank (TCR)
Nama Fasilitas Closeness Value
No Score Rank
Fasilitas 1 2 3 A E I O U X
1
2
3
3. Setelah mengetahi total nilai TCR dan rank masing-masing depatemen, selanjutnya anda diminta
membuat Algoritma CORELAP.
Adapun cara pengalokasian stasiun kerja adalah dengan menggunakan metode sisi barat (western-
edge). Departemen yang terpilih pertama kali (urutan pertama) dialokasikan di pusat dari diagram
kotak pada Gambar 2.17.
8 7 6
1 N 5
2 3 4
Gambar 8 Diagram Penempatan Stasiun Kerja
b. Nomor 2 dalam kotak merupakan lokasi yang disediakan.
c. Nomor 1 : selalu untuk lokasi (kotak) pada sisi terbarat dari departemen –departemen yang telah
dialokasikan. Kotak tepat bersebelahan dengan departemen yang telah dialokasikan dalam arah
vertikal/horisontal mempunyai bobot 1. Kotak yang tepat bersebelahan dengan departemen yang
telah dialokasikan dalam arah diagonal mempunyai bobot 0,5. Bobot x Nilai hubungan dari
departemen yang telah dialokasikan terhadap departemen yang akan dialokasikan. Contoh dapat
dilihat pada Tabel 2.7.
8 7 6
1 I 5
2 3 4
Gambar 9 Diagram Penempatan Stasiun Kerja I
Lokasi 1 adalah lokasi terbaik untuk stasiun kerja II karena mempunyai nilai penempatan terbesar
(jika dibandingkan lokasi 2, 4, 6, 8) dan nomor lokasi terkecil diantara nilai-nilai penempatan
yang sama (jika dibandingkan dengan lokasi 3,5,7).
10 9 8 7
1 II I 6
2 3 4 5
Gambar 10 Diagram Penempatan Stasiun Kerja II
12 11 10 9
1 II I 8
2 IV 6 7
3 4 5
Gambar 11 Diagram Penempatan Stasiun Kerja IV
Langkah 2
1. Anda diminta untuk membuat AAD berdasarkan tugas-tugas yang telah anda buat sebelumnya, AAD
merupakan layout perusahaan dengan tampilan 2 dimensi. Yang perlu anda perhatikan dalam
membuat AAD ini adalah hubungan kedekatan pada ARD untuk area pabrik dan CORELAP untuk
area kantor.
Ketentuan Pembuatan:
a. Dibuat dengan ukuran 1:100 (ditentukan oleh instruktur) dari ukuran sebenarnya. Perhatikan
ukuran mesin dan kebutuhan khusus setiap ruang, sesuaikan spesifikasi pada perhitungan luas
lantai dan ketentuan khusus (sisi terbuka, lebar gang, dsb).
b. Ruang-ruang yang pada ARD disatukan (misalnya Produksi, Gudang, dll.), dipisahkan kembali
sesuai kebutuhan ruangan pada perhitungan Luas Lantai.
c. Pada AAD Gabungan, lokasi Kantor dan Pabrik sedapat mungkin dipisahkan, namun masih dalam
satu diagram.
d. Usahakan keseluruhan kompleks telah berbentuk persegi dengan batas-batas luar pabrik yang
jelas, termasuk di dalamnya penempatan pintu, tembok serta jendela.
e. AAD yang dibuat bukan hanya menggambarkan letak dan luas ruang yang diperlukan, tetapi harus
sudah ada isinya (misal untuk kantor sudah ada meja kursi).
f. Warna yang ditetapkan sebagai berikut:
Fabrikasi : Merah
Assembling : Biru
Perkantoran : Hijau
2. Kemudian anda diminta untuk membuat Template perusahaan anda menggunakan data yang telah
anda dapatkan mulai dari luas lantai pabrik hingga AAD. Yang terpenting pada template adalah aliran
material pada pabrik dari mulai raw material sampai produk jadi.
Depresiasi adalah penurunan dalam nilai fisik properti seiring dengan waktu dan penggunaannya.
Dalam konsep akuntansi, depresiasi adalah pemotongan tahunan terhadap pendapatan sebelum pajak
sehingga pengaruh waktu dan penggunaan atas nilai aset dapat terwakili dalam laporan keuangan suatu
perusahaan. Depresiasi adalah biaya non-kas yang berpengaruh terhadap pajak pendapatan.
Pemodalan
Permodalan adalah usaha untuk memperoleh dana yang dibutuhkan oleh badan usaha secara efisiensi
serta bagaimana menggunakan dana tersebut. Permodalan berhubungan dengan masalah pembelian,
produksi, penjualan, operational lain, accounting hukum, dll.
Jenis- jenis modal:
a. Permodalan pasif, yaitu usaha untuk memperoleh dana yang efisien.
b. Permodalan aktif, yaitu usaha untuk memperoleh dana dengan efisien serta menggunakan dana
tersebut.
c. Permodalan kuantitatif, yaitu menyangkut beberapa jumlah modal yang dibutuhkan.
Permodalan kualitatif, yaitu berkaitan dengan jenis modal apa yang akan ditarik dengan adanya
pertimbangan.
Bunga
Bunga adalah imbal jasa atas pinjaman uang. Imbal jasa ini merupakan suatu kompensasi kepada
pemberi pinjaman atas manfaat kedepan dari uang pinjaman tersebut apabila diinvestasikan. Jumlah
pinjaman tersbut disebut "pokok utang" (principal). Persentase dari pokok utang yang dibayarkan
sebagai imbal jasa (bunga) dalam suatu periode tertentu disebut "suku bunga". Nilai bunga biasanya
disesuaikan dengan kesepakatan antar dua pihak atau disesuaikan dengan tingkat suku bunga bank.
Pada persoalan ini suku bungan sebesar 10%.
Harga pokok bahan baku terdiri dari harga beli, biaya angkutan, dan biaya-biaya lainnya yang
dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku tersebut siap dipakai. Jadi harga pokok bahan baku bukan
hanya harga yang tercantum pada faktur pembelian (harga beli).
Biaya-biaya lainnya yang biasanya ikut diperhitungkan sebagai biaya bahan baku selain harga beli dan
biaya angkutan, antara lain; biaya pesan (order cost), biaya penerimaan, biaya pembongkaran, biaya
pemeriksaan, biaya asuransi, dan biaya pergudangan. Pada umumnya, biaya bahan baku dicatat hanya
sebesar harga beli menurut faktur pembelian karena biaya-biaya lain yang terjadi selain harga beli sulit
diperhitungkan kepada harga pokok bahan baku yang dibeli. Biaya-biaya lain tersebut biasanya
diperhitungkan sebagai biaya overhead pabrik.
Dalam hal tenaga kerja dibayar dengan upah satuan, tentu dengan jelas bisa kita lihat bahwa upah tenaga
kerja tersebut dapat dibebankan langsung pada product yang dihasilkan. Jika upah yang dibayarkan
berdasarkan jumlah jam kerja, maka biasanya perusahaan telah menentukan jumlah (satuan) yang harus
dihasilkan untuk tengang waktu tertentu (per jam atau perhari). Sehingga pada akhir perhitungan, dapat
diketahui berapa direct labor cost yang akan di bebankan untuk satu unit product, dan total direct labor
cost untuk akumulasi product yang dihasilkan.
Biaya overhead adalah pabrik adalah biaya-biaya bahan tak langsung, buruh tak langsung dan biaya-
biaya pabrik lainnya yang tidak secara mudah diidentifikasikan atau dibebankan langsung pada suatu
pekerjaan, hasil produksi/tujuan biaya akhir.
Dalam membuat laporan laba atau rugi, hal – hal yang harus diperhatikan sebagai berikut:
a. Judul laporan
b. Laporan dimulai dari ikhtisar pendapatan usaha yang diikuti dengan beban usaha diakhiri dengan
penghasilan serta beban lain-lain.
c. Penyusunan beban sebaiknya dimulai dari terbesar jumlahnya hingga yang terkecil, kecuali macam-
macam biaya (beban rupa-rupa). Beban rupa-rupa diletakkan pada urutan paling bawah dalam
kelompok beban walaupun dalam jumlah yang besar.
d. Apabila penghasilan lebih besar dari beban, artinya dalam periode tersebut perusahaan berlaba atau
penghasilan lebih kecil dari beban, sehingga terjadi kerugian yang dialami perusahaan.
Cash Flow
Arus kas (cash flow) adalah suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dari kegiatan operasi,
kegiatan transaksi investasi dan kegiatan transaksi pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau
penurunan bersih dalam kas suatu perusahaan selama satu periode.
Laporan arus kas (cash flow) mengandung dua macam aliran atau arus kas yaitu:
1. Cash inflow
Cash inflow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang melahirkan keuntungan kas
(penerimaan kas). Arus kas masuk (cash inflow) terdiri dari:
a) Hasil penjualan produk atau jasa perusahaan.
b) Penagihan piutang dari penjualan kredit.
c) Penjualan aktiva tetap yang ada.
d) Penerimaan investasi dari pemilik atau saham bila perseroan terbatas.
e) Pinjaman atau hutang dari pihak lain.
f) Penerimaan sewa dan pendapatan lain.
2. Cash out flow
Cash out flow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang mengakibatkan beban
pengeluaran kas. Arus kas keluar (cash out flow) terdiri dari:
a) Pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya pabrik lain-lain.
b) Pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan.
c) Pembelian aktiva tetap.
d) Pembayaran hutang-hutang perusahaan.
e) Pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan.
f) Pembayaran sewa, pajak, deviden, bunga dan pengeluaran lain-lain.
Laporan arus kas ini memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari
perusahaan dari suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada kegiatan
operasi, investasi dan pendanaan.
Balance Sheet
Neraca Keuangan (Balance sheet) merupakan laporan keuangan yang mencakup asset, kewajiban
(liability), dan modal (Equity/Ekuitas). Neraca Keuangan membantu pihak manajemen maupun
shareholder dalam melihat posisi struktur keuangan baik dari segi permodalan, kewajiban-kewajiban
perusahaan, ataupun asset yang dimiliki.
Neraca keuangan terdiri dari 2 kolom, di sebelah kiri merupakan kolom asset, dan di sebelah kanan
adalah kewajiban (liability) dan Modal (equity).
Asset (Aktiva) = Liability + Equity (Passiva)
Untuk menganalisis titik impas ini ada 2 (dua) cara yang biasa digunakan, yakni:
1. Analisis Grafis.
2. Analisis Matematis dengan rumus.
Analisis Grafis
Untuk melakukan analisis grafis prasyarat utama harus mempunyai data yang lengkap dalam sebuah
tabel. Barulah setelah ada data-data tersebut dapat dilakukan pembuatan grafik.
Payback Period
Analisis payback period menghitung waktu yang diperlukan arus kas masuk sama dengan arus kas
keluar. Analisis itu biasanya digunakan untuk mengukur tingkat resiko alternatif, berkaitan dengan
seberapa cepat nilai investasi dapat dikembalikan. Alteranatif dengan periode pengembalian yang lebih
singkat merupakan pilihan yang lebih menarik.
Analisis tersebut dapat dilakukan dengan memperhitungkan time value of money (disebut discounted
pay back analysis) atau mengabaikannya i = 0%. Dengan memperhitungkan time value of money,
lamanya periode pengembalian, np, dihitung menggunakan persamaan:
𝑡=𝑛𝑝
𝑃
𝑃 ∑ 𝑁𝐶𝐹𝑡 ( , 𝑖, 𝑡) . . . . . . . (6.1)
𝐹
𝑡=1
Jika analisis dilakukan dengan mengabaikan time value of money, maka lamanya periode pengembalian
dapat dihitung dengan persamaan:
𝑡=𝑛𝑝
𝑃 ∑ 𝑁𝐶𝐹𝑡 . . . . . . . (6.2)
𝑡=1
Untuk deretan rus kas yang besarnya sama, persamaan dapat langsung digunakan untuk memperoleh
nilai np secara langsung dengan:
𝑃
𝑛𝑝 = . . . . . . . (6.3)
𝑁𝐶𝐹
Keterangan:
P : Investasi awal
NCF : Net cash flow (pendapatan-pengeluaran dengan memperhitungkan atau
mengabaikan time value of monet)
Ratio Perusahaan
Analisa ini dilakukan dengan melihat terhadap perbandingan-perbandingan antara nilai-nilai keuangan
yang dimiliki oleh perusahaan. Perbandingan-perbandingan yang dilakukan adalah dengan melakukan
perbandingan-perbandingan berikut ini.
1. Ratio Likuiditas
Adalah ratio-ratio yang dimaksudkan untuk mengukur likuiditas perusahaan, yaitu untuk menguji
kesesuaian dana, dan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang terdiri dari:
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 =
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
Untuk tiap tahunnya nilainya tidak dapat terdefinisikan karena hutang lancarnya bernilai nol, sehingga
tidak dapat dibandingkan dengan rata-rata industrinya.
Acid Test (Quick) Ratio menyatakan kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi
dengan aktiva lancer yang lebih likuid. Pada tahun pertama sampai tahun kelima nilai Quick Ratio sama
dengan Current Raio karena tidak terdapat hutang lancer yang dianggap nol, hal ini disebabkan oleh
perusahaan yang tidak memiliki hutang lancar.
2. Hutang Ratio
Adalah ratio-ratio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai
dengan hutang. Terdiri dari:
Debt Ratio menyatakan rasio yang menunjukkan perbandingan antara total hutang dengan total harta.
Rasio ini digunakan untuk mengukur persentase sejumlah dana (hutang) yang berasal dari kreditor.
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐻𝑎𝑟𝑡𝑎
Dari hasil perhitungan didapat Debt Ratio perusahaan sebesar 22%, dibandingkan dengan rata-rata
industri yang 40% debt ratio perusahaan dianggap baik, karena dengan demikian semakin rendah rasio
ini semakin besar pula tingkat keamanan yang diperoleh para kreditor apabila perusahaan mengalami
kebangkrutan. Apabila Debt Ratio tinggi, maka perusahaan mempunyai hutang yang banyak.
Times Interest Earned mengukur sejauh mana hasil operasi perusahaan (laba usaha) dapat menutup
biaya bunga yang ada. Rasio ini mengukur seberapa jauh laba bias berkurang tanpa menyulitkan
perusahaan karena perusahaan tidak mampu membayar beban bunga tahunan.
Dari hasil perhitungan didapat nilai Times Interest Earned sebesar 1.92 kali, hal ini menunjukkan bahwa
kemungkinan perusahaan tidak akan mengalami kesulitan apabila menambah hutangnya.
3. Ratio Aktivitas
Adalah ratio-ratio yang dimaksukan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan
dalam mengerjakan sumber-sumber dananya.
Perputaran Persediaan menunjukkan perbandingan antara penjualan dengan persediaan
Dari hasil perhitungan didapat hasil yang tidak dapat didefinisikan karena tidak adanya persediaan
perusahaan, apabila dibandingkan dengan rata-rata perusahaan yang di bawah rata-rata tersebut
menunjukkan bahwa perusahaan tidak efisien dalam menggunakan dananya yang tertanam dalam
persedaan. Apabila persediaan terlalu rendah, maka ada kemungkinan perusahaan akan mengalami
kesulitan dalam memenuhi permintaan dari para penyalur.
Perputaran Aktiva Tetap menunjukkan perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap.
Dari hasil perhitungan didapat rata-rata sebesar 0.18 kali apabila dikalikan dengan rata-rata industry
nilai ini di bawah rata-rata industri, maka perputaran aktiva tetap perusahaan dianggap jelek. Perputaran
Total Aktiva menunjukkan perbandingan antara penjualan dengan Total Aktiva, dimana hasil
perhitungan menunjukkan bahwa perputaran Total Aktiva berada di bawah rata-rata industri, hal ini
menunjukkan Perputaran Aktiva Tetap perusahaan buruk.
4. Ratio Profitabilitas
Adalah ratio-ratio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-
keputusan. Keuntungan dikaitkan terhadap penjualan, kemampuan perusahaan yang dihasilkan
keuntungan dalam setiap unit penjualan produknya.
Netto Profit Margin (Margin Laba Terhadap Penjualan) menyatakan laba bersih per-rupiah penjualan.
Untuk setiap tahun terlihat bahwa Net profit margin perusahaan bertambah berada di atas rata-rata
industry (9%), hal ini menunjukkan bahwa harga jual dan biaya produksi perusahaan di bawah rata-rata
industry, keadaan ini dianggap Jelek. Rata-rata profit margin perusahaan = 4%.
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔
𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
Hasil pengembalian terhadap modal, menunjukkan perbandingan antara laba bersih dengan modal
perusahaan. Dari hasi perhitungan menunjukkan bahwa pengembalian terhadap modal tiap tahunnya
menurun tetapi masih berada di atas rata-rata industri yang besarnya 15%. Untuk rata-rata perusahaan
diperoleh sebesar 1% ini dianggap pengembalian terhadap modal jelek.
Prosedur Praktikum
Langkah 1
1. Anda diminta untuk menghitung Investasi dan Depresiasi pabrik/perusahaan anda dari mulai tanah
yang dibeli sampai ke furniture serta peralan-peralatan yang anda butuhkan untuk membangun
sebuah pabrik/perusahaan. Berikut contoh tabel:
Tabel 18 Investasi dan Depresiasi
Nilai
Jenis Umur Total Total
No Jumlah Satuan Harga Sisa Depresiasi
Aktiva (th) Harga Nilai Sisa
(10%)
Keterangan :
Nilai Sisa (10%) = Harga x 10%
Total Harga = Jumlah x Harga
Total Nilai Sisa (10%) = Total Harga x 10%
Depresiasi = (Total Harga – Total Nilai Sisa) / Umur
2. Anda diminta untuk menghitung modal anda serta berapa persen modal yang anda pinjam dan cicilan
yang harus anda bayar tiap tahunnya (ditentukan persentasenya oleh instruktur).
Tabel 19 Pemodalan
No Sumber Nilai
1 Modal Sendiri (30%)
2 Modal Pinjaman (70%)
Jumlah
Pinjaman/th
3. Anda diminta untuk menghitung pola pengembalian modal (uang) yang telah anda pinjam.
Tabel 20 Perhitungan Pola Pengembalian Pinjaman
Tahun
No Pinjaman Bunga Kredit Angsuran Pokok Pembayaran
ke
1 0
2 1
3 2
Contoh Perhitungan:
Pinjaman tahun ke-4 : Total pinjaman
Bunga kredit : 10% x Pinjaman tahun ke-0
Angsuran pokok : Total pinjaman / 3
Pembayaran : Bunga kredit + Angsuran Pokok
4. Anda diminta untuk menghitung harga bahan baku untuk produk yang akan anda produksi.
5. Anda diminta untuk menghitung total biaya tenaga kerja, dari tenaga kerja langsung dan tenaga
kerja tidak langsung.
Tabel 22 Biaya Tenaga Kerja
Total Total Gaji
No Kedudukan Jumlah Personil
Gaji/Personil Gaji Pertahun
6. Anda diminta untuk menghitung Cost of Goods Sold, sehingga didapat harga jual/unit dari masing-
masing produk pada perusahaan anda.
Tabel 23 COGS
Tahun
COGS
1 2 3
Produksi
Biaya bahan baku
Tenaga kerja langsung
Biaya over head pabrik
Biaya bahan pelengkap
Suku cadang
dll
Total biaya overhead
Total biaya fabrikasi
HPP
HPP/unit
PPN (10%)
Profit (50%)
Harga Jual
Harga jual/unit
Contoh Perhitungan:
Produksi : Kpt x 7 x 5 x 4 x 12
Total biaya fabrikasi : biaya bahan baku+biaya overhead+tenaga kerja langsung
HPP/unit : HPP / produksi
PPN : 10% x HPP
7. Anda diminta untuk menghitung laba rugi dari perusahaan anda, sehingga perusahaan tau berapa
keuntungan yang akan diperoleh.
Contoh perhitungan :
Penjualan : Harga Jual COGS Jetrike + Harga Jual COGS Kick Cycle
COGS laba kotor : HPP COGS Jetrike + HPP COGS KickCycle
Laba kotor : Penjualan – COGS laba kotor
Beban Bunga : Pengembalian Pinjaman
Total Komersil : Beban administrasi + Beban pemasaran + Beban Bunga
Laba operasi : Laba kotor – Total komersial
Pajak penghasilan : 15% x Laba operasi
PPN : PPN COGS Jetrike + PPN COGS Kick Cycle
Contoh Perhitungan:
Aktiva Tetap
Tanah : Harga tanah
Bangunan : Bangunan Tertutup + Bangunan Terbuka + Taman dan Jalan
Mesin dan Peralatan : Mesin dan alat + Kendaraan + Furniture
Total Aktiva Tetap : (Tanah + Bangunan + Mesin dan Peralatan) – Depresiasi
9. Anda diminta untuk membuat Break Event Point (Analisis Titik Impas).
Contoh Perhitungan:
Variabel Cost/unit : Jumlah + Produksi
BEP : Jumlah – (sales price – Variable cost)
BEP (Rp) : Jumlah / (1- variable cost)
10. Anda diminta untuk menghitung tingkat resiko alternatif, berkaitan dengan seberapa cepat nilai
investasi dapat dikembalikan (Pay Back Period).
Lagkah 2
1. Anda diminta untuk menghitung Internal Rate of Return (IRR) perusahaan anda.
Rasio Aktivitas
Perputaran
COGS/Persediaan
Persediaan
Perputaran Aktiva
Penjualan/Aktiva Tetap
Tetap
Perputaran Total
Penjualan/Total Aktiva
Aktiva
Rasio Hutang
Jumlah Hutang/Jumlah
Debt Ratio
Harta
Times Interest Laba Sebelum
Ernest Pajak/Bunga
Rasio Profitabilitas
Margin Laba
Terhadap Laba Bersih/Penjualan
Penjualan
Hasil
Pengembalian Laba Bersih/Modal
Terhadap Modal
DAFTAR PUSTAKA
1. Apple, James M 1990. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi ke 3. Penerbit
Institut Teknologi Bandung.
2. Stritomo Wignjosoebroto, 2009. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan Edisi Ketiga.
Penerbit Guna Widya.
LEMBAR ASISTENSI
LEMBAR ASISTENSI
Nama Praktikan : Kelas :
NPM : Nama Instruktur :
Nama Laboratorium : Nama Asisten 1 :
Nama Praktikum : Nama Asisten 2 :
Tanggal Uraian Paraf